Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Sebuah Kisah Singkat

Status
Please reply by conversation.
Akhirnya bisa baca juga ceritanya gan , di tunggu next ny, semoga sampai tamat gan ceritanya..
 
edd vd arda ?
Mungkin......
Waduh ada saingan baru lg nih arda,tokoh favoritnya kpn keluar hu
Hahaha... ane ralat omongan ane sebelumnya ,ane ga ada tokoh favorit .. mudah mudahaan ane gak bingung karena kebanyakan tokoh..
mash bnyak yg ngambang. mudah2 cair apdet secepatnya.
Konfliknya ringan-ringan aja sih ,ane belum bisa bikin konflik berat,...
makasih suhu updetnya...
kereenn puoolll ceritanyaaa
sangat menghibur...
Makasih updatenya hu
Akhirnya bisa baca juga ceritanya gan , di tunggu next ny, semoga sampai tamat gan ceritanya..
:mantap: updatenya hu.....
Makasi...
Baru tahu ada cerita bagus disini. Bookmark dulu ah
Silakan gan .. hanya cerita biasa.. mudah mudahan bisa dinikmati
Wajar Rina marah sama Risa, cewek perek & iseng kyak gitu emg wajib dpt pelajaran
Cepet banget bikin akun baru...makasi dah meramaikan lagi...
 
Dosa

"Apa kamu bilang Da ?Dosa ? "

Gadis dengan mata indah itu pura-pura kaget kemudian tertawa seolah tidak percaya dengan yang didengarnya. Pandangan matanya penuh selidik menatap wajah Arda .Mata yang dulu penuh rasa percaya diri,keangkuhan ,keberanian dan ketegasan sehingga membuat Cintya terpesona ,kini berubah menjadi mata yang sayu dan penuh keputus-asaan . Apa yang membuat Arda seperti ini ? Pikir Cintya .

Cintya masih ingat pertengkaran Arda dengan Susan ,kemudian Arda datang kepada Cintya menjelek-jelekan Susan,Cintya berusaha menasehati Arda untuk menerima dan mengikhlaskan semuanya tetapi Arda marah-marah dan menetangnya dengan mata menantang yang menakutkan ,mematahkan semua opini Cintya yang membuat gadis itu kehilangan kata-kata dan meninggalkan Arda . Cintya sempat menangis pedih ketika itu sebelum memutuskan untuk tidak menemui lelaki ini lagi .

"Apa yang kamu tertawakan ?"

Arda menatap Cintya tidak senang ,tawa manis dan menyakitkan yang ditunjukan gadis itu membuatnya tidak mampu melanjutkan kata-kata ,padahal dia belum mulai inti cerita.Ini pertama kalinya Cintya berani menertawakanya ketika dia berbicara serius ,selama 8 tahun mereka saling kenal.Apakah Cintya sudah berubah ? Pikir Arda ,setahun lebih dia tidak bertemu gadis ini .

"Tumben kamu merasa berdosa ,trus perbuatanmu dulu kamu anggap apa ? Hiburan ?"

Arda menatap gadis itu dengan bingung . Gadis yang dulu selalu penurut dengannya ,tidak berani membantah, kini berani beradu argumen dan menatapnya dengan pandangan menentang,pernah sekali saja dia menentangnya ketika bercerita tentang keburukan Susan.Cintya benar-benar berubah ,Pikir Arda.

"Kenapa semua orang menyalahkanku tentang itu ?" Arda menarik nafas dalam mencoba menghindari bentrokan mata dengan Cintya.

"Apakah kamu benar-benar tidak merasa berdosa karena perbuatanmu dulu?"

Arda menggeleng .

"Trus apa yang pantas kamu sebut dosa Da ? "

"Kalau aku melakukan perbuatan dan merasa bersalah setelahnya, itu aku anggap dosa ! " Ucapnya penuh percaya diri.

"Kamu tidak merasa bersalah atau menyesal sekarang ?"

"Tidak ,sampai sekarang tidak " Arda menjawab mantap,matanya berubah menjadi dingin mengingat kenangan yang dianggapnya menyakitkan .

"Hanya segitu saja ?bagaimana kalau kamu tidak merasa salah tapi orang lain menderita dan tersakiti ? bukankah itu dosa?"

"Itu salah mereka ,mereka menempatkan dirinya ke penderitaan, bukan aku "

"Hihihi... jalan pikiranmu aneh ,ternyata kamu belum berubah "

"Dan kamu banyak berubah Tya.. "

"Perubahan ke arah yang lebih baik bukankah perlu ?" Cintya menatap mata Arda mencoba melihat rekasi lelaki itu tapi Arda hanya terdiam menunduk.

"Kamu masih membenci si unyil ?"

"Aku tidak pernah membencinya! "

"Bagaimana kabarnya sekarang ? "

"Aku tidak ingin menemuainya dan tidak tertarik mengetahui kabarnya " Arda tidak senang dengan pertanyaan itu .
Cintya tertawa lagi ,tawa yang kembali menyakitkan hati Arda .

"Kenapa ?" Kata Arda ,menatap tubuh cantik dan indah gadis itu yang seoalah baru disadarinya ,lebih tepatnya baru dirindukannya .Dari dulu Arda tahu betapa cantik dan seksinya Cintya ,tapi gadis ini paling sering menempel padanya ,hatinya mudah di tebak ,membuatnya tidak tertarik menjadikan pacar lagi ,meskipun Arda mendapat ciuman pertama dari Cintya sebelum berpacaran dengan Dewi. Ketika itu dia menggangap Cintya yang menjadi primadona sekolah susah di taklukan ,tapi ternyata sangat mudah .

"Kamu bilang tidak membencinya tapi kenapa dari nada bicaramu dan reaksimu menunjukan kebencian yang tinggi? "

Pertanyaan Cintya tepat menghujam ulu hati Arda ,pedas sekali ,wajah Arda panas .Ekspresi lelaki itu berubah menjadi tambah dingin, sedingin udara Yabu,alisnya terpecuk kebawah dan matanya semakin menyipit .Menandakan perasaan tidak senang.Arda ingin bercerita dengan Cintya ,mencurahkan kepedihanya tapi gadis itu malah membuatnya semakin marah dan jengkel.

"Bagaima kabar orang tuamu ?" Cintya memperlembut ucapanya setelah melihat reaksi tidak senang Arda.

Arda langsung berdiri menjauh ,raut wajahnya semakin masam ,Cintya menyadari sesuatu ,dia telah melontarkan pertanyaan yang salah . Dengan cepat dia menggengam tangan Arda .

"Jangan pergi dulu ,bukankah kamu belum selesai bercerita "
Pandangan lembut Cintya membuat Arda duduk kembali meskipun terlihat ragu dan enggan .

Cintya ingat ekspresi wajah itu ,ekspresi yang tidak berubah ,mata yang dingin ketika Cintya bertanya tentang orang tua Arda . Arda yang membenci ibunya ,menyalahkan ibunya yang membuat ayahnya sakit-sakitan .Itulah yang beberapa kali Cintya dengar dari Arda dulu. Tapi dari caranya bercerita Cintya tahu Arda sangat menyayangi ibunya.

Cintya tersenyum teringat bagaimana Arda begitu akrab dengan orang tua Cintya,Arda anak orang kaya dan Cintya berasal dari keluarga biasa ,tapi menurut Arda ,orang tua Cintya adalah yang terbaik ,ramah ,perhatian ,romantis dan sayang kepada keluarga .Tidak seperti orang tua Arda ,egois .Itulah yang selalu diucapkan Arda.Cintya masih ingat bagaimana dia harus mati-matian menjelaskan kepada ortu dan tetangganya kalau Arda bukanlah pacarnya meskipun Cintya sangat berharap menjadi pacar lelaki itu .

"Ceritakanlah "

Cintya berkata lembut, Arda menatap gadis itu ,Inilah Cintya yang dulu. Cintya yang selalu mendengarnya berkeluh kesah ,selalu membelanya .

"Aku sangat penasaran dengan hal yang kamu sebut dosa ! "

Arda menatap keatas ,kearah rimbun daun pohon yang tinggi seolah menjadi monster yang menakutkan ,Itu imajinasinya ketika masih anak-anak.

Dia mulai bercerita tentang kejadianya dengan si kembar .Cintya mendengarkanya dengan baik, sesekali menghela nafas .Arda terlihat sedikit lebih tenang ketika selesai bercerita .

"Bukankah itu gila ? " Kata Arda di akhir cerita ,dia berkata dengan keras sambil menatap Cintya ,menunggu respon gadis itu ,hal yang sama seperti dilakukannya dulu ketika putus dengan pacar-pacarnya.

"Hampir sama gilanya dengan kamu dulu Da .. " Kata Cintya .

"Aku ? Gila ? " Arda heran mendengar jawaban Cintya .

"Iya .." Cintya berusaha menjawab lembut dan setenang mungkin ,takut lelaki itu tersinggung lagi.Arda masih seperti dulu ,kadang begitu tenang tapi kadang begitu mudah tersulut emosinya kalau menyinggung kelemahan hatinya .

"Aku melakukan semua itu karena ada alasannya Tya,kamu sudah tau itu " Arda membela diri tapi dia tidak marah lagi.

"Apakah dia juga tidak punya alasan melakukan itu ?"

Arda terdiam kemudian menjawab singkat

"Entahlah "

"Kenapa kamu tidak mecari tau Da ? Jangan lari terus dari masalah "

Arda menatap Cintya ,gadis ini tidak terlalu banyak berubah selain tubuhnya yang semakin berisi mengoda .

"Iya ,mungkin aku harus mencari tau "

Arda membenarkan perkataan Cintya ,dia harus mencari tahu kenapa Ferin tega dan kejam melakukan itu kepada saudara kembar dan dirinya. Dia harus siap menerima semua yang sudah dan akan terjadi .

"Begitu dong Da ,jangan lemah dan kehilangan semangat " Cintya tersenyum hangat .

"Yups.. "

"Mungkin ini sudah menjadi jalan hidupmu " Kata Cintya.

"Hmmm... " Arda menatap lurus ke depan ,bentangan luas danau Yabu terlihat lagi di matanya ,pemandangan yang begitu di sukainya .

"Sudah jam 9 malam ,kamu tidak jadi pulang ke kota ? "
Tadi Arda sempat makan bersama Cintya ,sekedar ngobrol saja sehingga menunda kepulangannya dan tidak terasa sudah malam.

"Entahlah aku jadi ragu pulang ,disini aku sekarang merasa lebih tenang "

"Apa karena ada aku ? hihi ..." gadis itu tertawa lagi.

"Bukan karena kamu,tapi karena Yabu ,aku suka udara dan pemandangan disini "

"Owh ya ?meskipun tanpa ada aku disini ? " Gadis itu menatapnya ,menggoda .

"Karena ada kamu juga dan kamu mau mendengar ceritaku seperti dulu " Arda menyerah dan akhirnya tertawa .

Hening sejenak ,hanya terdengar deru nafas mereka yang halus ,3 tahun berteman SMP dan SMA berpisah ,tapi masih tetap berteman baik .

Cintya teman baik Dewi yang merupakan pacar pertama Arda , merelakan Arda berpacaran dengan temannya itu ,alasanya sangat klasik ,Arda dan Dewi sama sama berasal dari keluarga mampu dan Cintya hanya keluarga sederhana dan biasa ,sehingga dia mengalah meskipun tahu Arda pernah menginginkanya .

"Tak kusangka kamu cepat sekali menikah ? " Arda mulai membuka pembicaraan lagi .

"Belum resmi ,baru lamaran ,upacara adatnya belum,tapi aku sudah tinggal di rumah mertua"

"Owh ya .. baguslah ,akhirnya ada yang mau sama kamu "
Cintya tersenyum getir mendengarnya kemudian menatap Arda.

"Dari dulu juga banyak yang mau .."

"Buktinya kamu gak laku dan tidak punya pacar ?"

"Itu karena aku terlalu dekat denganmu dulu " Arda tertawa mendengarnya.

"Kenapa kamu memutuskan cepat menikah ?"

"Aku hanya lulus SMA dan ibuku mendorongku menikah dengannya ,dia kerja di kapal pesiar ,dianggap punya masa depan yang bagus" Kata Cintya datar .

"Dijodohkan ?"

"Tidak ,kami pacaran dua bulan ,tapi orangtua kami ingin mengikatku dengan pernikahan sebelum dia meninggalkanku selama setahun,aku tidak bisa menolak "
Cintya menatap kosong kedepan .

"Kamu tidak mencintainya ?"

"Aku tidak tahu ,tapi cinta tidaklah begitu penting bagiku sekarang "

"Maksudmu ? "

"Pernikahan bukan hanya soal cinta Da ,banyak hal yang terjadi , aku merasa cukup berat untuk tinggal bersama keluarganya ketika dia tidak disampingku " Cintya kelihatan sedih

"Kamu kan bisa tinggal di rumahmu sendiri? "

"Katanya adat melarang kalau sudah di minta ,aku harus tinggal sama mertua "

Arda memakluminya ,memang susah kalau menatu tinggal dirumah mertua sementara suami tidak disampingnya.

"Aku kemping bersama teman kerjaku semata untuk menghibur diri ,setidaknya mampu melepaskan kepenatanku "

"Kamu kerja ? "

"Di hotel ,bukan hotel bagus " Cintya mempertegas ucapanya.

"Apa kamu menyesal menikah dengannya ?" Cintya menoleh kearah Arda setelah mendengar pertanyaan itu .

"Haruskah aku menyesal dengan keputusanku sendiri ? " Gadis itu menatapnya.

"Entahlah ,... " Hanya itu yang keluar dari mulutnya ,dia dapat membaca kepedihan Cintya ,Arda dapat melupakan sejenak kegalauan hatinya karena masalahnya dengan si kembar .

"Aku tidak akan berlari Da ,aku akan berusaha menjalani ini,apapun itu aku harus tegar karena semua orang didunia ini memiliki masalahnya masing-masing "

Arda termenung sejenak mendengar perkataan Cintya ,dia tidak menyangka gadis itu sudah cukup dewasa meskipun Arda dapat melihat kelopak mata bawahnya seperti menahan air mata yang mau menetes ketika mengucapkan itu .

Arda teringat masalahnya dengan Liska , seminggu ini dia hanya menyesali kebodohannya karena menerima ajakan Ferin .Tapi apakah penyesalan itu berguna ? Bukankah semuanya sudah terjadi ,seperti ucapan Cintya ,dia harus berani menanggung resiko akan keputusannya tersebut .

Yari ,bayangan perempuan yang paling sering muncul di benaknya ,perempuan yang selalu memperhatikanya meskipun itu hanya mengenai hal-hal kecil .Perempuan yang banyak menghiburnya akhir-akhir ini .

Kemudian Liska yang penuh tatapan benci kepadanya ,Ferin yang sudah tidak pernah mengabarinya ,meninggalkan dengan pandangan penuh kemenangan dan keangkuhan dan Nia gadis judes dan dingin tapi menarik .

Seperti kata Cintya ,dia harus menghadapi semuanya . Arda bertekad untuk balik ke Penda keesokan harinya dan membatalkan rencana ke Lebule,toh orang tuanya juga tidak peduli . Apapun yang terjadi harus di terimanya . Dia tidak ingin berlari dari kenyataan seperti dulu ,pelarian yang membuatnya menjadi lelaki aneh dan pendiam serta tanpa ekspresi .

Aku harus menghadapi semuanya seburuk apapun itu ,batin Arda.

Dia menatap Cintya yang masih duduk di sampingnya di depan api unggun yang sudah hampir mati apinya. Rumput di bawahnya terasa basah .Mereka cukup lama terdiam .

"Kamu tidak membawa mobil Da ?"

"Aku masih seperti dulu "

Cintya tersenyum ,Arda memang dari dulu agak aneh ,tidak suka merawat diri ,tidak suka membeli pakaian bagus ,tidak suka membawa mobil padahal dia mendapat hadiah mobil dari ayahnya ketika ulang tahun .Hanya senang membeli atau menyewa buku ,Cintya teringat ketika harus mengikuti Arda berlari-lari kecil karena Arda dengan gembira dan antusias menunggu komik berserinya terbit atau Cintya juga ikut mengantre di toko buku berdesak desakan dengan Arda hanya demi mencari buku favorit lelaki itu.

"Berarti kamu masih tidak merokok ? "

"Iya ... "

"Aku tidak punya minuman keras favoritmu sekarang ,tapi ada kopi kalau kamu mau ? Kebetulan temanku bawa pemanas air "

"Boleh... , tidak kusangka kamu masih perhatian kepadaku... hahaha " Arda tertawa ,Cintya semakin terlihat murung .

"Kenapa kamu tidak mengabari ketika kamu akan menikah ? "

"Aku menyuruh ibu mengabarimu ,bukankah dia yang memberitahumu ? "

"Iya... "

"Tunggu sebentar ,aku ambilkan kamu kopi " Cintya tidak ingin membahas hal itu lagi.

Arda memandang perginya gadis itu kearah tenda .Kemudian kembali dengan wajah ceria duduk di samping Arda dan menyerahkan segelas kopi .

"Apakah kamu pernah benar-benar jatuh cinta Da ? " Cintya mencoba memecahkan keheningan ,tidak berani menatap mata Arda .

"Bukankah kamu tahu semua pacarku dulu ? "

"Apakah kamu benar-benar mencintai mereka ? "

"Kenapa kamu bertanya seperti itu sekarang ? " Arda menatap Cintya,bingung dengan pertanyaan gadis itu .

"Aku tidak yakin kamu mencintai mereka ,perlakuanmu kepada mereka membuatku berpikir seperti itu "

"Maksudmu ? Mana mungkin aku berpacaran kalau aku tidak mencintai mereka ? "

"Kamu hanya terobsesi ! "

"Perkataanmu mirip si unyil " Arda berkata jengkel .

"Apakah kamu pernah merasa sakit hati setelah putus dengan mereka ? "

"Iya ,aku selalu sakit hati ,kamu semakin aneh sekarang ya ?"

Cintya terdiam ,sesuatu yang berat diungkapkan mengganjal pikirannya .

"Aku hanya ingin tau perasaanmu sekarang , ketika aku bersamamu dulu ,aku tidak pernah punya keberanian menanyakan itu kepadamu "

"Aku semakin bingung " Arda mencabut rumput yang ada di sela kakinya dan kemudian melemparkan kearah api unggun .

"Aku tidak pernah melihat kamu merindukan mantan pacarmu ! "

"Iya ,itu karena aku sakit hati dan benci dengan mereka "

"Atau karena kamu kecewa mereka tidak seperti yang kamu inginkan ?"

"Iya seperti itulah !"

"Kamu mencintai mereka ? Atau kamu hanya hendak menjadikan mereka seperti yang kamu inginkan ? memenuhi keinginan ayahmu ?"

Arda tidak menyahut ,dalam hatinya menyangkal,tapi juga membenarkan .Perkataan Cintya ada benarnya juga ,dia cepat sekali move on setelah putus dan tidak pernah ada kerinduan dengan pacarnya .Sebelum putusnya yang terakhir dengan Susan ,hanya yang ini sajalah yang meremukan hatinya dan mengubah dirinya menjadi orang yang sedikit berbeda.

"Mungkin Susan yang paling aku cintai , setelah putus denganya sangat mengubah hidupku sehingga aku menjadi sangat lemah "

Arda menghela nafas ,berkata lemah ,sambil meneguk kopi hitam yang baru di buat ,sensasi yang menghangatkan tenggorokan dan memberi otak sensasi yang tenang sangat disukai Arda.

"Apakah kamu yakin kamu banyak berubah karena Susan ? karena aku hanya mendengar info yang menyedihkan setelah kamu putus denganya tanpa berani menemuimu setelah pertengkaran kita "
Cintya terlihat sedih .

"Tapi aku bersyukur bisa menanyakan langsung kepadamu sekarang ? " Cintya melanjutkan .

"Iya ,setelah putus denganya kehidupanku kacau !" Arda membenarkan .

"Kamu pernah merindukanya ?" Cintya menatapnya .

"Kadang kadang saja ! " Arda membalas tatapan Cintya penuh selidik
"Kenapa ? " Dia melanjutkan .

"Apakah rasa rindumu lebih besar kepada Susan ,ketimbang kepada unyil... atau kepada ... " Cintya diam sejenak seperti terlalu berat mengatakan itu .

"Kepadaku ,.. setelah kejadian itu apakah kamu pernah merindukanku ,setelah pertengkaran kita ? " Wajah Cintya terasa panas dengan ragu dia mengucapkan itu.

Arda terdiam ,gelas yang berisi kopi yang hendak di teguknya hanya berhenti di depan bibirnya ,dia mengurungkan niatnya dan menatap wajah gadis cantik disampingnya .

"Merindukamu ? " Arda berpikir ,dia kehilangan pegangan ketika putus dengan Susan .Cintya yang seharuanya menghibur malah bertengkar dan mendadak kabur dari hidupnya .Itu semakin menambah kepedihanya.

"Iya ,aku ingin tau apakah kamu kacau karena Susan atau karena kami meninggalkanmu.. ?"

Arda tidak menyahut dan memutuskan meneguk kopinya .Dia memikirkan kata-kata Cintya, apakah itu benar ? Arda bingung .Biasanya ketika dia putus ,selalu ada yang menghiburnya ,Cintya ,ya gadis ini ,tidak sampai seminggu dia sudah move on .Tapi ketika putus dengan Susan ,semua meninggalkannya ,tidak ada yang menghiburnya sehingga dia sendirian dan benar-benar merasa kesepian.Arda baru menyadari itu sekarang .

"Aku tidak tau Tya " Arda menjawab pasrah .

"Mungkin waktu akan memberi jawaban Da " Kata Cintya sambil tersenyum kecut .

"Mudah-mudahan " Arda menjawab ragu .
"Pasti.. " Cintya menegaskan jawabanya

Arda menatap Cintya ,dia merasa sangat tenang sekarang ,kegalauan hatinya karena si kembar sepertinya sudah hilang dia merasa mantap menjalani harinya . Apakah aku dulu kacau karena di tinggalkan Cintya ,bukan di tingalkan Susan .

"Kamu tau Da ,apa yang paling aku sesali sebelum aku bertengkar hebat denganmu ? "
Arda menggeleng .

"Aku sangat menyesal kenapa kamu tidak pernah menjadikanku pacarmu ,padahal aku punya segala yang kamu inginkan " Air mata Cintya hampir menetes mengatakan itu ,Arda malam terdiam .

"Apakah kamu pernah ingin menjadi pacarku ?" Kata Arda .

"Selalu... itu dulu "

"Aku tidak pernah ingin menjadikanmu pacar ,tidak pernah "

"Kenapa kamu menciumku waktu SMP? "

"Karena kata teman-teman kamu susah di taklukan "

"Itu saja ? "

"Kamu ingin mendengar kata ' karena aku cinta kamu ' iya kan Tya ? "
Cintya terdiam .

"Aku tidak pernah ingin menjadikanmu pacar setelah itu ,tapi kita tetap sahabat kan ? "

"Aku senang mendengarnya .... " Cintya menutup mata dengan kedua tanganya, air matanya membasahi pipinya .

"Dulu.... aku sangat mencintaimu ,sangat mengharapkanmu Da ,bukankah kamu tau itu ? "
Giliran Arda yang terdiam .

"Aku tau kamu sangat peka terhadap perasaan wanita ,jangan bohong !"

Tangan Arda bergerak menggenggam jemari Cintya . Meremasnya penuh kerinduan ,Cintya merebahkan kepalanya di pundak Arda.Reaksi Arda sudah jawaban semua pertanyaannya.

"Iya ,aku tau kamu menyukaiku ,sangat menginginkanku ... " Arda menjawab pelan penuh emosi .

"Kenapa kamu tidak pernah ingin menjadi pacarku ? "

"Karena kamu mudah di taklukan dan aku mudah membaca isi hatimu "

Cintya dengan pelan mengangkat kepala dari bahu Arda,menatap pemuda itu dengan tajam .

"Apakah kamu yakin dengan jawabanmu Da ? "
Arda menjadi ragu .

"Sekarang aku mengerti dan bersyukur tidak pernah menjadi pacarmu .... "

"Aku dulu terobsesi denganmu ,setengah hatiku membenci sifatmu tapi setengah hatiku menginginkanmu "

Arda membiarkan bibir seksi Cintya mengeluarkan suara dia menunggu kata demi kata terlontar dari bibir itu.

"Aku mengerti sekarang ,kamu takut menjadikanku pacar bukan karena aku mudah di tebak... "

"Karena kamu menginginkanku disampingmu ,.. kamu takut aku terluka ide gilamu ,sama seperti pacar-pacarmu ,iya kan ?.... "

Arda tidak menyahut ,hanya menatap wajah penuh air mata di depannya itu ,wajah yang dirindukanya.

"Kamu takut aku meninggalkanmu, kamu tidak mau aku pergi darimu ,seperti kamu takut kehilangan sosok ibumu yang kamu sayangi,kamu takut aku berubah seperti dia "

"Aku bersyukur bisa jauh darimu, karena aku sadar ,kalau aku selamanya ada disampingmu kamu tidak akan berubah menjadi lebih baik., tidak akan pernah... "

Detak jantung Arda meningkat,kata-kata Cintya seperti sebuah tangan halusn yang dapat menembus tubuhnya ,kemudian mengengam hatinya mengelus dengan lembut dan penuh cinta sebelum meremas dengan pelan semakin lama semakin keras . Perasaan Arda campur aduk ,kepalanya pusing mendengar itu semua ,sebelum semuanya semakin buruk tangan Arda langsung bergerak cepat.

Cintya kaget ketika tangan Arda menempel dipipinya, bibirnya sudah disentuh bibir Arda , terasa begitu lembut .Cintya membiarkan saja ketika tubuhnya direngkuh Arda penuh kerinduan yang tercurah dari bibirnya . Mereka kembali berciuman seperti 6 tahun lalu ,tapi sekarang berbeda ,dulu ciuman anak-anak ,sekarang ciuman orang dewasa .

Sejenak mereka melupakan kata-kata mereka tadi ,melupakan semua kenangan dan kepedihan yang sempat menghampiri .Lidah mereka sudah saling membelit saling menyusuri rongga mulut mereka ,bukan ciuman penuh nafsu belaka ,tapi juga penuh kepedihan dan menumpahkan kerinduan .

Hingga akhirnya Cintya lebih dulu kembali ke alam sadar dan bergerak menjauh.

"Sekarang aku sudah menikah Da ! " Mengusap bibirnya yang msih berasa hangat dan basah karena bibir Arda tadi . Cintya tahu dirinya tidak bisa mengontrol diri ketika dekat dengan lelaki itu .

"Aku tau... maaf " Arda tidak bergerak .

"Katakan kalau kamu juga merindukanku ,aku janji akan memelukmu malam ini" Cintya berkata tapi tidak mau beradu pandang dengan Arda .

"Iya.. aku merindukanmu ..! "

"Aku ..sangat ... sangat merindukanmu Da "
Cintya langsung memeluknya ,mendekap dengan erat kemudian berciuman lagi ,dia dapat merasakan tangan Arda bermain di payudara dari luar baju tebalnya.

"Apakah kita perlu mencari tempat bermalam atau hotel ? "
Cintya menatap Arda ,dia sepertinya tidak nyaman dengan orang yang lalu lalang di dekatnya ,malam minggu memang penuh dengan orang kemping .

"Bagaimana dengan temanmu ? "

"Itu tidak apa-apa ,mereka mengerti "

"Apakah kamu tidak merasa berdosa sekarang ?kamu sudah menikah "

" Selama aku tidak merasa bersalah dan menyukainya ? " Cintya menatap Arda . Lelaki itu tersenyum ketika Cintya mengunakan kata-kata Arda sendiri untuk menjawabnya .

"Hanya untuk malam ini ,setelah ini kamu harus berjanji menjalani hidup kita masing-masing "

Arda menganguk dan berpikir .

"Daripada ke hotel ,aku punya tempat yang lebih bagus "

"Dimana ? "

"Apakah kamu perlu minta ijin temanmu ? "

"Sepertinya tidak "

"Ayo,kita buat dosa yang indah dan tak terlupakan.. "

Arda langsung menggengam tangan Cintya , mengajak kepinggiran danau dan berhenti di depan sebuah sampan kayu kecil milik orang sana .

"Ayo naik .. kita pinjam ini untuk satu malam "

Cintya bengong dan ragu .

"Bukankah kita pernah menaikinya dulu waktu SMP ? "

"Iya tapi itu beda ,dulu kita memancing .. tapi sekarang .. kita tidak memancing.. Apapun bisa terjadi kalau kita berduaan sekarang "

Arda tersenyum , dia mengengam tangan Cintya ,gadis itu ragu menaikinya ,baru saja dia menginjakan kakinya sampan itu sudah bergoyang dan membuatnya agak panik .

"Kamu yakin kita bisa melakukan sesuatu di sini ?"

"Bukan disini ,tapi disana "

Tangan Arda menunjuk ke tengah danau yang tenang ,Cintya kaget dan duduk ketakutan,tali yang mengikat sampan sudah di lepas ,Arda mendayung perlahan ke tengah Danau ,sampan bergerak pelan menyisakan riak air danau .

Cintya memandang wajah lelaki yang diterpa cahaya bulan itu ,lelaki yang dirindukanya,lelaki yang diangapnya gila,tapi sangat disukainya.

Part I selsai ,part dua akan lanjut di bawah.....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd