Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Secret Love Story

Sel_Jantan

Guru Semprot
Daftar
5 Dec 2018
Post
606
Like diterima
998
Lokasi
Earth
Bimabet
PROLOG

Di sudut ruang tamu yang tak terlalu luas. Sumber cahaya hanya berasal dari layar laptop yang terbuka di atas meja kerja sederhana. Asap roko mengepul berbelok arah ke luar jendela yang terbuka. Udara malam keluar masuk ruangan menghembuskan hawa dingin yang menerpa.

Sudah sejam lamanya, 3 batang roko habis terbakar tapi tak satupun kata yang diketik. Hanya kursor mouse yang berkelip di ujung kiri lembar kerja.

Gue bukan seorang penulis, hanya mencintai bidang ini layaknya hobi. Tapi apa yang gue alami harus lah segera gue tuang menjadi sebuah cerita. Karena ini pengalaman berharga, tidak mungkin akan terlupa.

Sementara sebuah pesan masih terpampang jelas dilayar hp yang tergeletak disamping laptop,
"Terimakasih ya untuk semuanya"



Secret Love Story

♧​

Cerita hidup itu pasti selalu beragam, berliku, berwarna, dan kadang tak terduga. Sebuah cerita layaknya rumah, dibangun dari berbagai macam material/bahan bangunan. Kualitas rumah ditentukan oleh kualitas materialnya. Semakin bagus rumah itu menandakan bahwa bahan-bahan yang digunakan juga berkualitas tinggi.

Cerita hidupnya bagai sebuah rumah megah yang runtuh akibat satu material bangunan yang berkualitas buruk. Lebih tepatnya baru kelihatan buruknya setelah rumah itu hancur.

Laila Paramadina. Istri dan ibu yang baik. Cantik dan rupawan. Ramah dan murah senyum. Meskipun berkarakter introvert, tapi tak menutup pintu perkenalan bagi orang baru, hanya saja cara orang masuk kedunianya yang akan menentukan layak atau tidak untuk dapat kenal lebih dekat.

Gue termasuk yang beruntung bisa mengenalnya. Lebih tepatnya sangat beruntung, karena bukan cuma saling kenal tapi kami saling membuka diri. Membuka dalam arti kiasan dan arti sebenernya. Dari hal kecil sampai besar, dari yang umum sampai hal tabu.

Padahal terpaut usia 10 tahun kurang lebih, tapi ga menjadi halangan kami berkomunikasi dan menjalin hubungan. Setelah mengenalnya, Teh Dina, panggilan akrabnya, menjadi orang yang supel. Asik diajak diskusi karena kedewasaanya dan bisa chat berjam-jam karena pengetahuannya yang luas.

Awal perkenalan kami adalah ketika Teh Dina mengomentari karya tulis yang gue buat, buah tangan karena kecintaan terhadap tulis-menulis. Karya tulis sederhana bermodal imajinasi dan fantasi. Berkonten dewasa dengan unsur seks didalamnya. Sejak saat itu kami saling berbalas komentar, terus berlanjut chit-chat via direct masage.

Sekian lama kami menjalin komunikasi semakin nampak juga sifat asli masing-masing. Mungkin tak banyak atau bahkan mungkin ga ada yang tahu, perempuan seperti Teh Dina yang tertutup , keseharian berkerudung, mempunyai sisi liar. Menurutnya, seorang Libra memang begitu.

Libra yang suka dipuji
Libra si penggoda
Libra yang nakal

Dan banyak lagi yang memang sudah nampak dari awal kami menjalin komunikasi.

Sisi "bitchy"nya itu, menurut penuturannya, memang tidak serta merta keluar begitu saja. Gue pun merasa demikian, menurut gue nakalnya Teh Dina tuh elegan. Gue beruntung karena jadi orang yang dipercaya Teh Dina untuk mengekspresikan kenakalannya. Bagaimana tidak, semua fetish gue terhadap perempuan, Teh Dina tunjukkan tanpa gue minta. Pun tanpa dia sadari itu pada awalnya.

Ya, Teh Dina ini seorang eksibionist. Dia suka memamerkan lekuk tubuhnya, bagian-bagian yang tertutup dikesehariannya, bahkan titik vital dari tubuh seorang perempuan. Atas bawah, depan belakang, samping kiri dan kanan, berdiri, duduk, dan tiduran. Hampir semua sudah diperlihatkannya. Satu yang pasti, setiap Teh Dina memamerkan keseksiannya itu, ia selalu menutup bagian wajahnya. Hanya bibirnya yang aduhai menjadi sudut fokus setiap kali gue terima kiriman fotonya. Satu lagi, foto-foto nakalnya itu selalu dalam format hitam putih untuk menambah kesan artistik.

Sampai sini kalian bisa bayangkan betapa beruntungnya gue kan? Apa yang akan kalian lakukan jika diposisi gue? Minta dikirim foto fullcolor? Atau fullbody? Atau bahkan minta ketemuan lalu berakhir dengan percintaan?

Big No, gue merasa "cukup" dengan apa yang gue dapat, dengan apa yang kami jalani sejauh ini. Gue rasa lebih baik semua ini mengalir begitu saja, tak ada permintaan apa-apa, apalagi paksaan. Tapi bukannya gak pernah, awal-awal kenal gue juga sempat minta tukeran kontak sama ngajak buat ketemuan, tapi gue pengertian, sekali dibilang "engga" yaudah gausah maksa. Bisa-bisa malah merusak kesenangan. Begitupun Teh Dina, sekali mendapat kecocokan dan kenyamanan maka dia tidak akan sungkan memberikan kepercayaannya.
Sampai sebuah peristiwa yang tak terbayang sebelumnya, terjadi didepan mata gue sendiri. Hal yang tak seharusnya gue ungkap karena menyangkut urusan rumahtangga orang lain. Saat itu gue ga banyak pikir. Akibatnya air tenang menjadi jeram dan banjir. Menghancurkan kepercayaan dan kesetiaan. Meruntuhkan keharmonisan, berunjung pada perselingkuhan.

♧​

"Teh emang suami ga tau Teteh suka baca cerita dewasa gitu?"

"Ya engga A, kita tuh ga pernah ngecek hp masing-masing"

"Ohh enak atuh ya, Teteh ga curiga?"

"Engga tuh males ngurusin begituan, lagian kalau suami teteh nakal diluar sana, selama Teteh gatau mah bodo amat. Tapi ya jangan sampe kejadian, amit-amit a"

"Iyaa, jangan sampe kejadian juga teteh ketauan suka nongkrongin website 18+, chating sama cowo lain"

"Hahahaha iya jangan sampe laahh"
Belum sempet gue bales chat itu, chat lainnya datang,
"Lagian ngapain mikirin yang begituan, udah capek duluan ngurusin anak-anak dan layanin suami, yang penting suami penuhin kewajibannya untuk Teteh dan anak-anak, itu udah cukup"

"Oiya atuh Teh, semoga keluarga Teteh harmonis selalu" Do'a itu tulus dari hati.

"Iya Aamin, makasih ya" balasnya kemudian

Obrolan diawal-awal kami kenal itu meyakinkan gue kalau Teh Dina dan suaminya memang sudah saling percaya. Rasa percaya yang gabisa diragukan lagi tingkatannya. Itu juga menyakinkan gue kalau hubungan kami ga akan kemana-mana selain berkomunikasi di dunia maya.

Sejak saat itu lah gue mendeklarasikan diri sebagai objek pelampiasan eksibnya Teh Dina. Kadang suka meminta pendapat tentang foto-fotonya itu, kadang hal-hal tak terduga malah yang gue dapat. Gue inget banget ketika Teh Dina eksib pertama kalinya. Sebelumnya beberapa foto emang suka dia kirim. Foto lama di tempat kerja, foto bersama teman dan keluarga, dengan anak dan suaminya. Foto biasa saja, foto yang pada awalnya gue pun ga nyangka kalau Teh Dina seorang eksibhionist.

Eksib pertamanya adalah ketika itu dia cerita kalau ART di rumahnya sedang pulang kampung dan dia harus menyetrika pakaian yang udah jarang sekali dia lakukan. Gue yang saat itu masih punya banyak waktu senggang meski kerja office hour sering chatting di waktu kerja.

Setelah asik chat membicarakan hal-hal seputar kesehariannya, ada jeda beberapa lama, lalu kemudian notif chat masuk di layar hp. Setelah dibuka,
"Capek juga nyetrika ga abis-abis, mau mandi dulu ah, mau ikut?”

Disertai foto hitam putih si pengirim pesan dengan hanya menggunakan tangtop dan cd. Sudut pengambIlan foto dari sisi kanan atas memperlihatkan rambut tergerai. Leher jenjang, tulang belikat, dada yang membusung, garis celana dalam, paha dan kaki telanjang. Kata pertama yang terungkap dari gue adalah "seksi", tapi justru bukan itu yang gue ketik untuk membalas pesannya.

"Nelen ludah dikasih liat foto Teteh itu, cd nya berenda ya? Gamau ikut mandi Ahh, takut basah, Aa ikut masuk kamar aja sebentar"

"Ya mandi mah basah atuh A, basah sebadan-badan. Ngapain ke kamar, akunya juga di kamar mandi haha. Btw, iya Teteh lagi pake cd berenda, kebanyakan perempuan cdnya berenda kok, nih aku kasih yang lebih jelas"

Chat berikutnya yang muncul adalah foto original dri foto pertama, hanya saja foto jadi fullcolor. Tangtop berwarna putih kontras dengan kulit eksotisnya, sawo matang. Cd berenda berwarna biru dongker menempel ketat menampakan keseksian.

Saat ini gue belum berani menggodanya, entah mengapa. Tapi rasa kagum atas keberaniannya membuat gue kehilangan kata-kata untuk membalasnya. Sekian menit hanya terpaku memandangi foto dirinya, bayangan gue sudah entah kemana. Reaksi yang terjadi hanyalah ereksi.

"Aku baru beres mandi, mau istirahat dulu. Daah Aa, nanti sambung lagi"

Belum sempet bales chat sebelumnya, chat itu datang bersama kerjaan yang harus segera diselesaikan.

"Ok Teh, selamat istirahat yaa. Makasih banget lohh kiriman fotonya, bikin tegang Teh haha, Aa juga mau lanjut kerja, baru dateng nih kerjaan"

Habis sudah percakapan siang itu, gue pun siap-siap membuka lembar kerja. Sambil menunggu loading dokumen terbuka, gue iseng buka chat lagi. Ternyata ada chat masuk.

"Ohh udah ada kerjaan ya, kirain lagi santai. Padahal Teteh mau kasih foto yang lebih ekstrim, biar makin tegang hahaha"

Sial, pikir gue. Kirain beneran mau istirahat, malah ngegodain lagi. Kalau aja ga ada kerjaan, gue layanin tuh godaannya. Akhirnya gue ga bales godaannya, dengan maksud supaya Teh Dina benar-benar istirahat dan gue bias fokus kelarin kerjaan juga.

"Duuhh masih bales, katanya mau istirahat? Malah ngegodaiin, yang ekstrim kayak gimana sihh Teh?"

Gue coba chat 2 jam setelahnya, lalu ga ada balesan sampai siang habis berganti malam. Jam kerja pun habis dan gue pulang dengan rasa penasaran. Beberapa kali gue cek memang ga ada chat masuk dari Teh Dina, emang bisa banget caranya menggoda pikir gue. Gue pun tidur dengan harapan bisa memimpikannya.

Keesokan harinya gue berangkat kerja lebih pagi dari biasanya. Malam tadi pun Teh Dina tak kunjung datang di alam mimpi. Hari ini semoga ada sesuatu yang lebih pasti.

Sayang sungguh sayang, hari ini ga ada chat masuk. Bahkan chat kemarin pun ga dibalesnya. Hari terasa lama berlalu, padahal kerjaan lagi ga banyak. Penasaran makin tinggi, tapi timbul juga pertanyaan, jangan-jangan Teh Dina menyesal? Karena jujur aja, saat itu gue masih belum tau kalo Teh Dina seorang eksibionist.

♧​

Rasanya jadi ga nyaman membawa sebuah penasaran dan pertanyaan. Sesampainya di kamar kontrakan langsung gue hempaskan badan di atas kasur. Malam belum menjelang, lalu gue coba menghilangkan ketidaknyamanan itu dengan menonton film, sesuatu yang sangat jarang gue lakukan.

Film berjalan, pikiran melayang, kantuk datang, mimpi menjelang.
"Sial gue ketiduran !", tidur di sore hari memang ga baik, kepala pusing bukan main pas bangun. Ini sore atau pagi?

Badan kembali segar setelah mandi, kopi siap dinikmati. Nongkrong di teras sambil menikmati angin semilir emang rutin gue lakuin sebagai penghilang jenuh di lingkungan monoton. Gue buka chat dengan Teh Dina, masih belum ada balasan. Gue ragu buat bertanya lebih dulu, tapi kesel juga kalau cuma nunggu. Akhirnya gue beranikan buat minta maaf takut ada kekeliruan atau salahpaham, tapi sebelum gue pencet tombol "kirim", satu pesan masuk.

"Besok ada suprise dari Teteh buat kamu"

Aiiihh sumringah rasanya, tapi bukan suprise yang bikin gue seneng, melainkan dapet chat yang menandakan semuanya baik-baik aja. Beberapa kata yang udah gue susun sebelumnya gue block langsung hapus hehehe dan gue cuma bales.

"Ditunggu (banget) haha" Bales gue singkat

"Kenapa banget, kesenengan ya kamuu"

"Iyalaahh seneng banget, kemaren aja sampe onani Teh"

"Onani di kantor? Jorok ih!”

"Yaa di kamar mandinyaa atuh Teh, abisnyaa Teteh bikin horny pisan"

"Apaan, orang foto gitu doang"

"Yaa selain foto, kan obrolan setelah itu juga bikin makin tegang Teh"

"Apanya yang Tegang A? Hihihi"

"Kontol"

"Hahahaha kamu mah, horny ya? Kata kamu kalau bahasanya udah vulgar gitu berarti lagi naik"

"Emmh sedikit sih Teh"

"Mau makin Tegang A? Lagian kok bisa horny sih, kita kan ga ngapa-ngapain"

"Iya cuma ngobrol aja sih, tapi kebayang aja besok Aa di-suprisin apaan"

"Ohhh baru dibIlang gitu doang udah horny, Aa ngacengan iihh, inget ga Teteh sempet bilang foto ekstrim?"

"Hahaha iyaa ngacengan dan horny-an Teh, iya inget, kenapa gitu?"

"Itu tadinya mau Teteh kirim foto memek. Nahh seneng kan aku bilang vulgar kayak gitu, biar kontol kamu makin tegang hahaha"

"Duuhhhh, makin tegang aja nih kontol. Masih ada fotonya?"

"Rahasiaaaaa hahaha, udah malem ah A, ngantuk. nih Teteh kasih foto siapa tau Aa mau bayangin kontolnya aku emut, mulutku lebar soalnya hehe"

Sebuah foto dirinya yang sedang tertawa dengan mulut terbuka. Jilbab hijau muda dengan corak bunga menambah parasnya yang cantk. Imajinasi gue makin liar. Blowjob dari seseorang yang dikagumi, ahh gimana ya rasanyaa. Ditambah dengan kata-kata vulgarnya, padahal dia pernah bilang kurang suka bahasa seperti itu. Tapi demi menggoda ku, Teh Dina mau ngelakuinnya.

Ga sabar jadinya, hari esok cepatlah datang!

...bersambung​
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd