Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA SECRETUM TENEBRIS (UPDATE PAGE 103)

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
mohon beribu maaf karen akerjaan RL yang tidak mungkinsaya tinggalkan saya belum bisa updat esabtu ini
jika dimungkinkanrabu saya akan update
Siap pak dokter,asal jgn lupakan thread ini..SmangAt RL nya semoga cepat selesai
 
Saya gapernah main ke cerbung tapi iseng2 buka ini langsung suka, jalan ceritanya apik
 
Waktu berjalan

Tahun berganti

Tapi tidak cintaku

Dia akan terus menunggu



Apakah Ini Cinta?​



Seiring berjalannya waktu, aku dan Luna semakin dekat. Kami banyak bercerita tentang pekerjaan, tentang hobby, tentang banyak hal yang ada di luar sana. Tetapi Luna tidak pernah menyinggung tentang keluarganya, demikian juga aku. Kami mencoba menjaga privasi yang memang melukai kami. Yang pasti Luna terluka demikian juga aku. Dan kami saling mengobati. Well versi Luna adalah Office Couple yah itu kata Luna…dan aturan pertamanya adalah kami tidak boleh saling cemburu kepada pasangan resmi masing2.

Lucu juga menjalani ini. Hal baru buatku, aku memang suka meniduri wanita, tapi aku tidak pernah menggunakan perasaan. Hanya nafsu semata untuk mengeluarkan sperma ku dalam liang vagina mereka.

Tapi entah kenapa saat bersama Luna tidak terbersit sedikitpun daam pikiranku unutk bergegas menidurinya, bermain dengan payudaranya yang besar. Bersamanya aku merasa nyaman dan aku tidak ingin kehilangan ini semua hanya karena nafsu sesaat. Dia terlalu berharga untuk dilukai…di tercipta untuk dicinta bukan untuk di sakiti.

Luna banyak memberikan dukungan padaku, terutama dalam aku mengendalikan emosiku. Emosi yang kuumbar hanya membuat celah untuk ku dijatuhkan. Luna selalu menjaga agar aku tidak bertindak ceroboh dan mengambil keputusan terburu buru.



PAGI HARI



Seperti pagi biasanya aku menjalani hariku dengan datar, tapi entah semenjak ada Luna aku bisa lebih semangat untuk berangkat ke kantor. Pagi hari menyempatkan diri beberapa saat duduk dan bercengkarama dengan Luna, sebuah kebiasaan baru untukku. Entah cerita tentang Emma atau Phoebe, hal hal sederhana dan mungkin receh yang bisa membuat kami tertawa….melupakan sejenak nyeri yang kami jalani.



Aku bergegas menuju kantorku. Banyak laporan dan lembar pengadaan yang perlu kuperiksa sebelum ku release ke bagian pembelian. Aku selalu curiga ada permainan di balik semua ini. Manajemen yang busuk yang terkesan sangat kuat di luaran sana.



Tok tok tok….”dok maaf….”

“masuk”

“dok maaf ini ada surat disposisi dari CEO untuk dokter alvaro” tika masuk ke dalam kantorku dan menyerahkan berkas.

“oke taruh saja nanti saya baca sebentar”

“kata dokter tantric ini harus segera di laksanakan” Tika Nampak sangat ketakutan menentangku sepert itu. Tapi aku paham posisinya sangat serba salah. Jika tidak dilaksanakan dia akan di telan bulat bulat oleh tantri.

“oke oke aku kerjakan sekarang” aku menghela nafas dan mengambil berkas itu. Dan memberikan kode kepada Tika untuk keluar dari kantorku.

Aku mengambil gelas dan menuangkan Single Malt ku, aku butuh ini klo urusannya dengan Tua Bangka itu. Hmmm……CEPRUUTTTTTT!!!!! Aku menyemburkan minumanku karena kaget saat membaca surat ini.

Surat Peringatan ke DUA dari Badan Pengendali Jasa Sehat. Gila! SP 2….sekali lagi kena SP bisa diputus kerja sama dan aku bersama tim marketing ku harus membereskan ini? Orang Gila…kasusnya saja urusan medis.

Klek..pintu di buka dan masuklah Luna ke ruanganku.

“ini laporan yang kamu butuhkan buat rapat besar bulan besok, semua analisa sudah kulakukan” Luna menyerahkan setumpuk berkas “eh kok basah mejamu dan bau alcohol??” tanyanya gusar.

Damn it….kenapa juga dia masuk saat aku sedang minum.

Luna meletakkan berkas di Sofa. Dan mengambil Tissue kemudian membersihkan mejaku. “kamu ini al, sudah kubilang berapa kali hentikan kebiasaan minum mu. Apa ga bisa si kerja daam keadaan sadar penuh? Mana meja selalu berantakan, emg bisa nemuin dengan cepat berkas yang kamu cari”

Dengan nyerocos tanpa henti Luna membersihkan dan merapikan mejaku.

Aku? Ya aku Cuma diam bengong melongo sambil memegang gelasku.

“sudah sini…mana gelas nya….” Luna merampas gelas dari tanganku, dan membuang isinya ke tempat sampah. Dan kemudian menutup Botol Single Maltku…meletakkan kembali di lemari penyimpanan ku. Kemudian merapikan mejaku. “nah gini kan enak di lihat ga berantakan kaya kapal pecah”

Dalam hati dongkol juga aku diperlakukan macam anak kecil, klo aku ga sayang sama kamu Luna, udah ku telanjangin dan ku bikin “berantakan” kamu di sini.



Aku memilih diam dan bengong.

“and here is the report, read it. Aku perlu nambah apa lagi ga dalam laporan itu?”

Baru aku mau membaca laporan itu…

CEGREEEEK….

“boss….bos gawat kita kena SP” tanpa Ba BI BU….Niko Setiawan kepala marketingku menyeruak masuk kantorku…



‘eh…maap dok …ada dokter Luna…maap dok saya ga tau..tapi ini penting sekali” jawab pak niko

“aku sudah tau” jawabku santai. Menutupi amarahku, dan mencoba tetap tenang.

“terus gimana ini bos? Kok jadi kita yang disuruh ke kantor pelayanan negara membereskan?” Niko Nampak gusar dengan perintah ini.



“hmm aku tau, kita haru berangkat, paling ga kita tahu apa masalahnya?” jawbaku

“bos masalahnya sudah jelas ini kan ditulis, kita kena tegur karena ada peresepan obat tidak sesuai dengan koridor batasan formularium nasional, pasien diminta beli sendiri terpisah dari berkas yang kita tagihkan pada negara” jelas Niko

“masalah klasik yang ga pernah dibereskan, itu baru satu masalah nik, masih ada juga yang UP CODING itu masih jadi bahan teguran juga”

“ini ranah medis” jawab Luna singkat “medis memang keterlaluan, sudah banyak kebodohan yang mereka lakukan di lapangan. Meresepkan obat di luar Formularium, sudah aku laporkan ke dokter Padma waktu itu, tapi aku ditekan untuk bungkam” Luna pun Nampak geram.



“Tantri keparat….masalah kaya gini aja aku harus hadapi” ujarku dengan emosional. Luna langsung melotot melihatku.

“oke nik bikinkan janji siang ini stlh makan siang untuk bertemu dengan bu Mayang dari Badan Jaminan” perintahku pada Niko



“bisa aku ikut?” Tanya Luna

“mmm..baiklah aku kira anda bisa memberikan masukan nanti di pertemuan saya” jawabku datar

“baik bos segera aku bikin janjian dnegan bu Mayang, Mobil juga langsung aku siapakan bos” kata niko dan langsung undur diri dari kantorku.



“sooo….anda?” Tanya Luna sambil mengambil susu coklat dari kulkas ku

“well…..sori aku manggil kamu anda” aku memebtulkan letak dudukku, salah bicara pada Luna bisa kandas semua penantianku selama ini.”aku harus tetap terlihat professional, dan ada jarak denganmu, aku tidak ingin orang tau aku….bisa …… lemah”



“aku yang bikin kamu lemah? Macam aku kryptonite gt? Jadi aku harus menjauh?” cecar Luna sambil menyandarkan diri di mejaku.

“eh..bu..bukan gitu maksdku, aku Cuma ingin tetap terlihat kejam….” Kataku, duh salah ngomong kan jadi mati langkah gini gue.

“kenapa si harus terlihat kejam? Ga bisa kah kamu kelihatan apa ya ….. tegas saja, cukup itu, tidak sampai tahap kejam” ujar Luna

Aku semakin salah tingkah, aku sulit menjawab pertanyaan ini. “aku memilih jalan ini karena memang karena apa yang sudah aku lewati mengajarkanku untuk menjadi kejam…”



“al….aku Cuma bercanda…maaf…aku ga bermaksud bikin kamu ga nyaman. Aku tau kamu orang baik al” Luna dengan lembut dan tersenyum mengatakan hal ini, melelehkan hatiku, melemaskan lututku…



Aku membuka WA ku, dan mendapat laporan mobil sudah siap untuk mengantar kami ke Kantor B*J*.

“yuk kita berangkat” ajaku pada Luna untuk menutupi rasa malu ku.

“oke”



Sepanjang perjalanan menuju kantor lembaga pemerintahan, kami membicarakan banyak hal. Kami semakin akrab dan tenggelam dalam alunan melodi cinta ….genggaman tangan Luna seakan membuatku ingin menghentikan waktu. Biarlah waktu berhenti di sini saat kami saling menggenggam tangan, dang janganlah waktu beranjak karena….kami tahu jika waktu berjalan maka genggaman ini harus terlepas.

Entah kenapa kehadiran Luna membawa nafas baru dalam hidupku yang stagnan. Melihanya tersenyum, melihatnya bahagia saat berada bersamaku, membuatku merasa aku menjadi manusia seutuhnya.

Luna Nampak sangat bahagia, gurat kesedihan di wajahnya mulai terkikis, berganti dengan semburat bahagia dalam setiap kerling matanya…





KANTOR B*J*



“selamat pagi pak, ada yang bisa kami bantu?” sambut satpam kantor itu dengan ramah.

“iya pak kami mohon ijin untuk bertemu dengan Bu Mayang”jawabku

“dari mana ya pak, dan apakah sudah ada janji sebelumnya pak?”

“dari dokter alvaro kalingga RS Tri Karya Husada, dan betul saya sudah membuat janji dengan bu Mayang”

“baik pak mohon tunggu sebentar”



Tidak berapa lama kami diantar ke lantai 2 gedung tersebut.



“selamat siang, selamat datang dokter alvaro” sambut bu Mayang dengan tersenyum. Aku kagum dan terkaget, aku berpikir bahwa bu mayang ini sudah tua.

Tapi tidak, kisaran usia nya masih 27 tahun, dengan hijab, dan baju seragam yang cukup ketat membalut tubuhnya. Dada yang membusung, pinggul yang ramping, pantat yang nungging. Pasti membuat lelaki akan menelan ludah melihatnya.

“selamat siang bu mayang, perkenalkan ini dokter Luna, kepala gudang logistic famasi kami yang baru” akun mencoba sok akrab dengan bu mayang dan mencairkan suasana.

“ah…baik baik dokter luna” sambut bu mayang seraya menyalami Luna “silakan duduk dok, apa yang bisa saya bantu?” Tanya bu mayang.



Aku orang yang tidak perah suka basa basi terkait pekerjaan. So aku langsung to the point kepada bu mayang

“kunjungan kami kali ini terkait dengan SP yang diberikan kepada RS kami bu” aku memulai pembicaraan serius ini.

“betul dok, kami melayangkan SP yang ke 2 kepada RS dokter terkait ketidak patuhan kinerja yang dilakukan RS dokter, iur biaya tambahan dan mark up coding diagnosis adalah 2 buah pelanggaran yang sudah di berikan SP sebelumnya” jawabnya tegas.



“saya paham bu, mungkin memang kesalahan dari RS kami, dan sedang kami benahi bu. Untuk itulah pengawasan obat saya serahkan kepada dokter Luna” aku mencoba meyakinkan kepala kantor cabang ini agar bisa menarik keputusannya “saya sendiri yang akan turun mengawasi untuk kinerja klaim nya bu mayang, saya mohon untuk kelonggarannya”



“maaf dokter alvaro, keputusan ini berdasar pada review rutin yang dilaksanakan tiap 1 tahun, dan semua laporan ini kami serahkan kepada kantor pusat, semua keputusan di tentukan oleh direktur pusat dok. Saya tidak memiliki wewenang untuk merubah ini”



Melalui diskusi yang a lot memang tidak bisa SP yang telah keluar dicabut kembali.

“baiklah bu mayang, kami menerima keputusan ini, tapi pakah saya bisa memohon bantuan ibu untuk ke depannya?” tanyaku pada bu mayang

“baik dok, bantuan apa ya?”

“jika ke depan ada masalah seperti ini terulang, atau mingkin hal baru, apakah ibu bisa mengabari saya terlebih dahulu agar saya bisa perbaiki dan tangani. Apakah hal itu memungkinkan bu?”

Bu mayang tersenyum dengan manisnya. “dokter sangat berjuang ya untuk RS dokter, hingga mau serepot ini, saya melihat komitmen dokter alvaro. Saya mau membantu anda dok, baiklah saya akan memenuhi permintaan dokter”



Dan kami undur diri dari kantor setelah saling bertukar nomor telepon



“cantik ya bu mayang….” Tiba tiba Luna memecah keheningan

Aku memilih diam karean aku tau ini bukan pertanyaan biasa. Sekali salah jawab bisa parah ini.

“ga terlalu perhatikan aku, aku malah lagi pusing mikir bagaimana aku melapor ke dewan komisaris tentang masalah ini. Jelas bagian humas dan marketing dianggap tidak bs membereskan masalah ini”



Untunglah aku bisa mengalihkan pembicaraan ini sehingga Luna ikut membantuku dan berdiskusi tentang masalah ini. Dan memang bukan kesalahan humas, tapi jelas kesalahan divisi medis. Dan sudah ada peringatan sebelumnya.



Aku mengajak luna untuk makan siang di kantorku setelah tadi turun membeli makanan di salah satu warung makan yang kami lewati.

Selesai makan

“so….bu mayang cantik ya?”

“aku ga perhatian lun.”

“ga perhatian sebelah mana…mata jelalatan gitu…liat lekukan badanya yang aduhaaaaiiiii….gitar spanyol jug akalah kali ama lekukan dia…beda sama aku yang gendut ini”

“ehh…engga yaa aku ga ada liat lekukan dia, dan kamu kurus kok”aku mencoba mengelak.

“huh…”



“luna, aku sudah berubah sejak aku menyatakan perasaan mu padaku. Memang sebelumnya aku lalaki bajingan yang sangat suka dengan sex. Dan aku menyayangimu dan tidak mau merusakmu” aku menjelaskan kepada Luna

Luna terdiam dan menunduk..

“huh..” tawa sinisnya keluar lagi.” Seorang lelaki klo berhubungan dengan wanita jelas ada mau nya, dan ga jauh dari selakangan…..”

“hmm….ya kamu ga salah. Semua pria seperti itu, sampai mereka menemukan cinta sejatinya.” Jawabku “manusia bisa berubah jika mimpi terdalamnya yang menyentuh kalbu nya bisa terwujud”





“terus apa arti seorang wanita jika hadirnya tidak bisa memuaskan pria nya?” Tanya Luna

Aku mengernyitkan dahiku. Bertanya Tanya apa maksudnya.



“hanya sekedar ditaklukan? Kemudian di jadikan pajangan? Dimainkan saat diperlukan? Setelah itu dikembalikan ke lemari dan dilupakan?” sambungnya.



Aku makin berusaha menangkap apa mau Luna…..apakah dia merasa aku tidak serius dengan kata kataku?

“ga semua seperti itu…lun…manusia bisa berubah…”aku benar bingung mau menjawab apa dengan luna.



“kamu bilang sayang aku…bilang care ke aku..but see…aku ge lebih dari sekedar rekan kerjamu kan?” Luna mulai berkaca kaca dan memakai masker nya. “apalah arti eksistensi seorang wanita jika tidak bisa memberikan kepuasan pada pasangannya? Kamu yang bilang sendiri ada yang namanya Office Couple…but well mgkn aku ga memenuhi kriteriamu yah?”



“lun…kamu wanita bukan barang….bukan sekedar alat pemuas nafsu” jawbaku mulai meninggi

“terus apa yang membedakan aku dari semua wanita yang sudah kamu tiduri, bahkan bu mayang pun kamu jelalatan…apakah aku tidak semenarik itu?!!” saaat ini luna Nampak sangat emosional. Dia menunduk.



Dan aku memilih berbuat nekad. Aku mengangkat dagu Luna. Dan…aku… MENCIUMNYA! Dari balik maskernya, aku mencium lembut bibirnya. Aku merasakan yidak ada penolakan dari Luna…..bahkan bibirnya bergerak merespon ciumanku…..

Aku membuka masker nya….

Aku mencium bibir merah muda nya yang lembab. Perlahan aku mencium…tidak dengan nafsu tapi dengan seluruh rasa cintaku…bibirku menyentuh lembut bibirnya…kami saling berpagut..dengan lembut tidak terburu buru…kami menikmati ini….kehangatan yang selama ini kucari. Sebuah ciuman dengan cinta bukan dengan nafsu.

Kehangatan bibir kami saling beradu, berpagut, dan bertukar liur. Tanpa sadar aku memeluk pinggang Luna dan merengkuh badannya ke badanku. Dia mungkin merasakan penisku yang mulai ereksi menempel pada perutnya….Luna meneruskan ciuman kami, dan tangannya merangkul leherku….ciuman yang sangat hangat penuh dengan harapan dan cinta….



“aku menyayangimu…menjagamu bukan merusakmu Luna” aku memegang wajahnya menatap matanya dalam dalam “kamu bukan tidak menarik, aku ingin menunjukkan padamu aku berubah, dam kamu bukan objek sex ku…..aku ingin menjalani ini tidak dengan nafsu belaka tapi dengan cinta…..”



Wajah Luna memerah….dia tersenyum dengan indahnya dan kemudian memelukku menyandarkan kepalanya di bahuku…..kubelai rambut hitamnya…

“semoga waktu berpihak pada kita al”……..
cerita tentang kehidupan rumah sakit, membuat kasanah cerita foruum 46 jadi banyak pilihan membaca.
Terima kasih om, atas karyanya
 
d588be1330323692.jpg

Sambil nunggu update nya makan dulu.. ,🤪👍
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd