Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA SECRETUM TENEBRIS (UPDATE PAGE 103)

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Dengarkanlah permintaan hati yang teraniaya sunyi..

Dan berikanlah arti pada hidupku..

Yang terhempas yang terlepas..





Luna’s Diary



Prologue


Eclissi di Luna​



“ma..ma…ya.. tada..”

Terdengar suara riang anak mungil yang berusia 1 tahun membangunkanku dari tidur. Ya, semenjak aku memiliki seorang putri, aku tak memerlukan adanya morning call ataupun alarm HP. Karena putri kecilku tak pernah gagal membangunkanku setiap pagi untuk mengawali hariku.



Phoebe kecilku ternyata sudah bersama babysitter nya… tentu saja suamiku sudah mengajaknya keluar kamar sejak dia terbangun karena Phoebe menendanginya sampai bangun..

Memang putri kecilku itu sangat aktif di pagi hari…



Jam menunjukkan pukul 05.15 pagi.. terpaut 15 menit lebih awal dari biasanya.. masih cukup banyak waktu sebelum ku harus berangkat bekerja ke Rumah Sakit. Ya, saya seorang dokter, dokter umum di RS Trikarya Husada, sebuah rumah sakit swasta di kota ini. Setelah mengumpulkan niat dan meregangkan otot yang kaku semalam, aku segera bersiap untuk sarapan dan mandi sebelum berangkat bekerja.



Suami saya adalah seorang pengusaha generasi kedua dalam keluarganya. Umumnya kami berdua bekerja di pagi hari (kadang malam hari untukku karena, well, dokter jaga pasti kebagian jatah shift malam ya..) Hal inilah yang kadang membuat suami risih. Meski dia juga paham betul bahwa untuk seorang dokter, jiwa menolong pasien sudah menjadi suatu kodrat. Tapi, yah, namanya juga pasutri muda, hasrat dan gairah pasti selalu ada.

Terlebih akhir2 ini, suamiku uring2an terus karena sudah sekian hari aku tak menghangatkan ranjangnya. Ya apa boleh buat, setelah periode ASI ekslusif anakku sudah lewat, alokasi keringanan shift jaga malam pun sirna.



Kebayang kan, sama2 pulang kerja, sama2 capek, sama2 stress..

Otaknya sih langsung ya,, stress-relief = SEX (ya aku ga menyangkal ini sih, teori yang menyokong baik dari segi medis pun banyak)..

Tapiiii,… tolong lah, aku masih harus perhatiin keperluan Phoebe, mastiin Phoebe udah makan, menu makannya bener apa tidak, minum ASI nya cukup apa tidak, stok ASI beku nya cukup apa tidak, belum kalau Phoebe lagi masa rewel dan maunya nempel sama aku terus..

masa ya langsung mau hajar aja?..



Andai saja Ravi tau, kadang akupun frustasi dibuatnya…. Saat dia mengajak, adaaaa aja halangannya.. memang tak bisa dipungkiri, kehidupan seks setelah memiliki buah hati pasti berubah secara drastis. Baik dari frekuensi ataupun dari kualitas.

Disela2 waktuku membasuh rambut dan badanku… jemariku mulai membelai lembut tubuhku sendiri.. memberikan pijatan, belaian, sentuhan yang sudah lama tak kurasakan memanjakan diriku..



15 menit lebih awal kan?

Sangat cukup waktu untuk menyelipkan sebuah mini-orgasme sewaktu ku mandi..



Tidak ada orang yang tahu, awalnya Ravi pun tak tahu… bahwa sebetulnya aku memiliki nafsu seksual yang tinggi. Well, aku yang seorang pendiam, tampak alim dari sejak aku masih kanak-kanak, apalagi sekarang berprofesi menjadi dokter. Mana ada yang mengira bahwa handphone ku penuh dengan novel dan cerita kategori dewasa. Yang senantiasa menemani dan menjadi bahan untukku memuaskan birahi.



Ironisnya hanya itulah yang bisa memuaskan hasratku. Hanya aku sajalah yang dapat membuat tubuhku merasakan orgasme. Bisa dibilang aku tak pernah terpuaskan dalam hubungan seks bersama dengan Ravi. Dia terpuaskan, iya jelas, I’m that good. Ha. ha. ha.. tpi well, seks dengannya pasti usai setelah 1 ronde dia ejakulasi… Sedangkan aku, hanya bisa pasrah pada nasib dan bergantung pada diri sendiri.



Berkali-kali dia menanyakan apakah aku sudah meraih orgasme ku.. Seolah itu adalah semacam balapan.

Hello… itu malah melakukan hal yang sebaliknya.. It’s a complete turn-off. Gairahku langsung mati dibuatnya…



Awalnya ku mengira, akulah yang salah… akulah yang aneh… knapa urusan ranjang sesulit itu… Ravi aja bisa sangat menikmatinya, sangat haus akanku, dan selalu meminta lagi dan lagi…

Kenapa aku tidak bisa?... kenapa cuma cerita2 erotis fiktif belaka yang bisa menaikkan gairahku, tinggi dan lebih tinggi hingga aku mencapai puncak kenikmatan.. kenapa tidak saat bersama dengan Ravi?....



Momok itu begitu menghantui… apakah ku sebegitu cacat dan tak sempurna? Sehingga bahkan urusan paling dasar, paling primitif pun aku gagal?

Aku yang diluaran mungkin menjadi bahan sanjungan orang2.. Seorang dokter masih muda, berparas cantik, sudah memiliki anak, dari keluarga baik2 dan menjadi istri dari seorang pengusaha sukses. Kurang apa lagi dalam hidup?



Waktu berlalu, semua pemikiran2 itu kusimpan dalam2 disudut pikiran dan sudut hati terdalam. Ku berpikir, kenapa harus berlarut2 pada kesengsaraan yang kubuat sendiri. Aku masih punya diriku sendiri untuk memuaskan hasrat…



Kulanjutkan memanjakan tubuhku… kuraba pelan leherku turun ke celah payudaraku, tangan ku meraba pelan payudaraku. “mmmmhhh” desahku diantara nafasku yang mulai memburu. Memori fantasi dari novel dewasa yang kubaca mulai bermain dalam imajiku. Air hangat yang mengguyur tubuhku menambahkan sensasi yang lain bersama deru gairahku….

Tanganku meremas kedua payudaraku… 34D dengan puting pink kecoklatan…kenyal dan sangat mengkal, asset yang sangat kubanggakan…terasa begitu nyaman setiap kali aku meremasnya…jemariku mulai menjelajah ke putingku…kucubit pelan putingku “mmhhh akhhh..mhh” pekik ku tertahan….rangsanganku pada diriku membuatku semakin menginginkan meraih puncakku…

Vagina ku mulai terasa berdenyut….terasa mengalirkan impuls elektrik dan cairan kenikmatan. Tangan kiriku mulai bergerak mengelus perutku dan menuju ke belahan vagina ku……”ahhhhh shhhh mmhhhh” aku tak mampu menahan desahku….aku mulai meraba vagina ku, tak banyak waktu yang kupunya…….aku menyentuh bibir vaginaku…dammn……fuckkkk…this is so good….sentuhan yang tepat dariiku sendiri untuk menggapai orgasme ku.

Aku memasukkan jariku ke dalam vagina ku dan mulai mengocok vaginaku…..aku bs merasakan lendir nafsuku makiin banyak mengalir…semakin cepat aku mengocoknya….dan sedikit aku menyentuh area sekitar anusku untuk menambah sensasi nya

“mm….akhh..ushhhh..ahhhhhh yesss….fuck fuck fuck…..fuckkkkk..akkkh….” tubuhku mengejang dan aku meremas keras payudara ku saat aku mencapai orgasme ku….”hhh..hghh.hhh…hhh this so fuckiin good” nafasku memburu



Tok.. tok.. tok..



“Luna,, kamu mandi lama banget… Ayo buru, terlambat semua kita nanti”, kudengar suara Ravi memanggilku.

“Oke, pa.. ini sebentar aku cuma tinggal pakai baju kok.. tunggu ya”



Bergegas ku bersihkan dan bilas ulang tubuhku.. memastikan tidak ada yang terlewat dan aku segera berpakaian kerja.

Hari ini aku mood ku sedang down, sehingga pilihan bajuku pun mencerminkan itu.

Dress ketat hitam panjang selutut yang memeluk tubuhku erat, memamerkan semua lekuk tubuh indahku (1 tahun post-partum dan body ku masih seperti gadis,, hmm). Dress ini tak berlengan, harusnya dilarang di Rumah Sakit memakai baju tak berlengan seperti itu.. tapi, karena aku selalu menutupinya dengan jas putihku,, tak pernah ada yang mempermasalahkan itu…

Hah,,, bahkan ku yakin kalaupun ada yang tau, tak akan ada satupun yang protes karena semua mengagumi bahkan coba meniru fashion style ku.. Perawat, staff, bahkan jajaran manajemen tidak ada yang tidak mengenalku. Bahkan tak sedikit yang mengagumi kinerjaku… itulah mengapa aku sangat mencintai waktu ku bekerja. Aku dapat lepas dari tekanan yang kurasakan dalam rumahku sendiri.



Keluar dari kamar, kulihat Ravi pun sudah bersiap berangkat untuk bekerja.



“Luna, nanti jam pulang kerja langsung pulang ya… kerja tu sesuai aturan jam aja, ngapain juga pake molor2 lembur,,, toh ga ada bayarannya” Ravi sinis mengatakannya. Ini bukan kali pertama dia begini.

Ravi selalu menyindir kalau aku terpaksa pulang agak terlambat karena urusan pasien dan tuntutan RS terkadang tak menentu. Dan selalu,,, selalu,,, dia menyangkutpautkannya dengan uang.



Seluruh prestasiku, jerih lelah kerjaku, perjuanganku bekerja, berjibaku dengan pasien dan terkadang manajemen Rumah Sakit yang menguras emosi dan energiku… ya semua itu tak berarti dimata Ravi. Saat ku bercerita tentang andilku dalam unit kerja, dalam menyusun laporan kerja dll. Tanggapan Ravi selalu singkat dan menusuk..

“Terus kamu kerja capek2 sendiri gtu, ada tambahan duit nya ngga? Kalo ngga, ya ga usah kerjain.. kok mau2nya kerja gratisan.”

Tak pernah sekalipun ada apresiasi atau pujian…

Terlebih akhir2 ini dia makin gencar menyindirku yang kembali dijadwalkan dinas di malam hari…

“Gitu ya kamu, Lun… sudah punya anak, masih ada suamimu yang butuh kamu,,, tetep aja pasien-pasienmu itu yang kamu utamakan… Sana minta supaya ga jaga malam lagi, kalo ga bisa, mending kamu mengundurkan diri saja”, ancam Ravi padaku beberapa waktu yang lalu.





Jika kalian berpikir itu sudah semua penderitaanku,, belum lagi saat jika aku memberikan saran dan masukan terkait masalah dalam pekerjaannya. Setelah dia menerima masukanku dan dapat menyelesaikan masalahnya, dia mengaku itu semata adalah hasil kerja kerasnya sendiri. Aku hanyalah sebagai bayangan saja. Tak pernah disanjung, bahkan tak ada ucapan terimakasih.



Aku tertutup dalam bayangannya. Seluruhnya.



Hanya dialah yang boleh bersinar. Aku tidak.

Hanya dialah yang boleh nampak sukses, aku harus berpuas dalam kegelapan.

Seperti gerhana..



Rembulan yang sejatinya hanya bisa memantulkan sinar yang terpancar dari matahari.

Tapi justru seolah sang Matahari enggan menyinarinya.

Malah membayangi dan menutup erat cahayanya, sehingga rembulan hanyalah sebuah bayang gelap, dalam dinginnya malam…..







Luna : Bulan [italia]

Ravi : Matahari [sansekerta]

Eclissi di Luna : Gerhana Bulan [italia]
 
kepada para suhu sekalian
hamba memohon maaf jika lama absen
ada masalah yang mungkin sangat berat buat hamba sehingga menghambat hamba unutk menulis.
mungkin bbrp chapter ke depan hampa memberikan POV dr dokter Luna.
aga berbeda gaya penulisan tapi semoga bisa menebus kesalahan hamba

hati ini terbalut sunyi
bercengekrama dengan rindu
yang hanya terdiam membisu
saat dirimu melangkah pergi

_alvaro Kalingga_
 
Mantap
kepada para suhu sekalian
hamba memohon maaf jika lama absen
ada masalah yang mungkin sangat berat buat hamba sehingga menghambat hamba unutk menulis.
mungkin bbrp chapter ke depan hampa memberikan POV dr dokter Luna.
aga berbeda gaya penulisan tapi semoga bisa menebus kesalahan hamba

hati ini terbalut sunyi
bercengekrama dengan rindu
yang hanya terdiam membisu
saat dirimu melangkah pergi

_alvaro Kalingga_
.. up date pagi...

Eits .... Tapi itu belum ada penjelasan lebam lebam dan luka luka di tubuh Dr Luna ,. Apakah Ravi penganut BSDM ... Pasti nya iya kan
 
Terakhir diubah:
Pertamax kah😁
Makasih updatenya suhu, anyway busway tetap semangat menulis dan pastinya Kehidupan RL harus diutamakan.
Semangatt teruss
 
Mantul jadi tahu latar belakang dr. Luna .... Lancrot keun Bos
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd