Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA SECRETUM TENEBRIS (UPDATE PAGE 103)

Status
Please reply by conversation.
SERIGALA MERAH JAMBU​

Sore ini aku agak malas pulang seperti biasa. Aku menikmati kesendirianku di kantorku dengan vaporku. Dan juga gelas minuman jahatku. Vapor rasa baru Regal Pudding, cukup mengobati dahagaku. Aku berpikir panjang, ada apa aku dengan Luna. Rasa yang lucu, aneh, tak dapat kujelaskan.
Sejak aku mulai berkomunikasi dengen Luna, aku kehilangan hasratku untuk bermain wanita. Aku jadi malu sendiri jika memandang Luna. Seakan aku lelaki yang kotor yang tidak pantas untuk bertatap dengannya.
Senyumnya membuatku ingin meninggalkan semua jaan hitamku…..ingin layak untuk dipandangnya….dipeluknya..diciumnya…..AHHHHHH gila kau AL……dia sudah ada yang punya, dan kau masih punya Emma….meski sebentar lagi kau menduda….tapi bukan berarti kau bisa bersamanya.
Dan sudah 2 hari ini Luna tidak bisa kutemui, ataupun kuhubungi di kantornya karena tidak ada d tempat. Haruskah aku memberanikan diriku WA? Atau Call her?

“halooo….dokter ganteeeeng” Suara Dilla mengagetkanku….tanpa permisi asal masuk saja. Bodohku yang lupa mengunci pintu kantor.
“hmmm…..kenapa dil?” tanyaku dingin dengan masih menghisap vaporku, dan kemudian meneguk Single Malt ku. Kenikmatan yang hakiki dari segelas Single Malt, smooth and nice.
“mau….digituiiinn…..” dilla menggeliat manja sambil membuka kancing kemejanya.
“not today dil.. tapi duduklah aku ingin bicara serius dengan mu” kataku
“okeee….jadi gimana pak dok? Ada yang bisa dilla bantu? Nampak galau gt”
“pertama aku minta maaf atas semua apa yang udah kulakukan” untung ada pengaruh alcohol yang menebalkan mukaku ini. Meminta maaf ke seorang wanita karena telah menidurinya berulang kali.
“maaf kenapa si dok…kaya ke siapa aja”
“ya karena jebak kamu kaya kemaren dengan Toni” ujarku lugas.
“hahahhaha….ih ngomong kok sambil mabok. Gini dok ga usah merasa bersalah. Satu sisi itu membangkitkan kinky side ku yang aku sendiri ga pernah tau” dilla dengan santai nya mengambil gelasku dan meneguk isinya. “hmm minuman mahal emang beda…enak…ga kaya cap Bapak Tua”
“so…..maybe no more sex after this…..” aku berbicara lirih dan tertunduk.
Dilla tersenyum dengan manis.”aku paham kok dok…..ada orang lain kan yang memikat hatimu…dan aku kalah taruhan”
“hah taruhan?” tanyaku heran
“yup…dilla so kamu jadi budak sex ku selama seminggu dan harus pindah ke apartemenku selama seminggu” Toni masuk ke dalam kantorku “aku menang taruhan, begundal lendir ini sedang jatuh cinta….dan pasti dia akan melepaskan semua kenikmatan itu hanya untuk wanita yang dia cintai”

“iyaaa…aku kalah taruhan….aku turutin deh jd budak…tapi pastiin enak yaaa”dilla lgsg menggelayut di lengan Toni. Dan Toni tersenyum penuh kemenangan.
“kalian memang keparat….” Jawabku singkat speechless
“al..siapa si wanita yang bisa merubah hatimu? Jangan bilang Claire berubah…” Toni masih penasaran
“bukan Claire, dia masih sama saja”
“atau jangan jangan dokter……”
“diam TONI!” aku melempar box tissue ke arahnya
“hahahahaha…” dia tertawa tergelak “ benar dugaanku”

“ih siapa si yang bisa meluluhkan serigala nafsuan ini, dilla kan jadi penasaran”
“hmmm sudah kalian ga perlu tau….nikmati aja jalan kalian” ujarku
“jadi rela nih Dilla ama dokter toni aja? Ga nyesel” Tanya dilla menggoda.

“maaf jika aku sudah berlaku tak sepantasnya ke kamu, well sekarang ada toni yang mungkin bisa bantu kamu” ujarku lirih.

“dokter ganteeeng….nih yah dilla ga marah kok, dilla malah terima kasih udah dibantu selama ini dijagain selama ini, aku ga pernah nyesel kok dok…hihihihihi” Dilla malah dengan santai bicara. “aku tau kamu deep down there tuh serigala mellow…ga seganas yang nampak di luar”

Aku Cuma terdiam dan tidak menjawab apapun. Dilla dengan Toni sekarang so mungkin lebih baik seperti itu.
Dan aku dengan kesendirianku…..




PAGI HARI RAPAT BESAR BULANAN

“selamat pagi ya rekan semua, kita mulai rapat rutin kita pagi ini” suara melengking Dr Tantri membuka rapat rutin besar bulanan kali ini. “selamat dating bagi rekan direktorat medis dan direktorat umum” nadanya Nampak sinis saat menyebut direktorat umum. Sudah biasa direktorat kami diperlakukan seperti ini.
“rapat kita mulai dengan laporan dari bagian medis, silakan dokter agus” dr Tantri mempersilakan dr agus.
“mm..terima kasih dok..nganu..ya sperti bulan lal..laporan kami tidak banyak perubahan..mm..ya sepertinya pasien naik ya kunjungan…ya…begitu…lengkapnya ada di dokter Padma ya.. monggo” kata dr agus yang memang tidak pernah menguasasi laporan apa yang akan dia ajukan.

Dokter Padma menampilkan laporan laporannya dengan sangat manis dan rapi. Padahal aku tau itu semua hanya di poles dengan indah.

“maaf saya potong dokter Padma, mengenai laporan penggunaan obat anda. Saya rasa laporan anda belum lengkap. Hanya menampilkan laporan penjualan saja. Saya harap bisa disandingkan, laporan permintaan, laporan mutasi masuk, dan laporan penjualan. Tidak perlu nilai rupiahnya tp jumlah itemnya” kataku datar kepada dr Padma. Laporan yang dia tampilkan hanya laporan penjualan yang memang naik disbanding bulan sebelumnya. Nampak indah tapi omong kosong karena laporan pengadaan lebih berlipat dari bulan sebelumnya, dan dead stock meningkat.
“anu dok itu kan ada di bagian pembelian? Bukan saya” sanggah dr Padma
“betul jika pembelian, tapi laporan permintaan dan laporan mutasi penerimaan harusnya ada di kepala farmasi anda kan dok?” tanyaku mengejarnya.
“mmm…nganu dok alvaro…anu ya nanti kita bahas di forum lebih kecil ya…tidak perlu dibahas di sini” Agus taksaka mencoba melindungi anak buahnya.

“apakah perlu forum lagi dok untuk membahas ini? Saya rasa disini sudah hadir semua, bisa kita selesaikan tanpa menunda waktu” ujarku mulai geram dengan pola kerja mereka ini.
“nanti dibahas saja setelah semua laporan disampaikan” kata dr tantri memecah ketegangan ini. “nanti dikirim saja ke email saya laporan dari logistic dan laporan farmasi akan saya bandingkan”

Hmmm….sudah jelas ini sudah pernah ku bawa ke mejamu dan kau memintakuuntuk diam. Namun hari ini kau berdrama seakan tidak tahu jika ada masalah ini. Lucu sekali dr Tantri anda ini. Aku Cuma bisa tersenyum kecut dengan kelakuan mereka. Tanpa bisa berbuat banyak karena aku masih kalah jabatan dengan dokter tantri ini. Mau gam au aku hanya bisa menahan emosi dan amarahku.

“bagian marketing ada di bawah dokter alvaro juga kan, bagaimana ini kok target tidak tercapai, peningkatan pasien hanya 13,2% saja padahal target peninggkatan angka kunjungan kakn sampe 20 %” tanta dokter tantri menyerangku.

Aku mengkode kepala marketing ku untuk menaiikan Slide laporannya. Dan dia mulai menjelaskan laporannya. Hambatan apa saja yang dihadapi. “kami menghadapi hambatan dari kinerja beberapa kawan di medis, beberapa oknum perawat dan tenaga kesehatan yang lain tidak ramah kepada pasien. Dan ini sangat menjadi sorotan masyarakat. Dari tim tenaga dokter juga mendapatkan masukan terkait kesalahan diagnosis, dan ketidak tepatan pemberian terapi maupun informasi kepada pasien” jawab dari kepala marketing ku.

“kalian jangan melemparkan kesalahan donk. Kalian tau tenaga kami terbatas, kami juga manusia bukan robot yang bisa diperas seperti itu. Kami juga punya emosi dan bisa lelah” jawab dr Padma kepala bagian medis.
“semua juga lelah, semua juga cape, namanya juga kerja dok. Tanggung jawab atas kerjaan masing masing saya rasa hal lumrah. Divisi anda menerima salary yang lebih tinggi dari kami direktorat umum, mendapat segala kemudahan dalam penyediaan SDM dan alat. Karena anda di anggap core business, dan menghasilkan uang. Sedangkan kami hanya penunjang yang lebih ke arah costing” nada ku sudah mulai meninggi
Direktorat medis terdiam dengan jawaban ku. Aku belum puas menghajar mereka dalam rapat ini.
“sekarang mari kita berpikir bersama, jika kami marketing tidak maksimal bagaimana dengan bagian anda. Kami di minta memasarkan produk yang belum jelas”

“produk mana yang tidak jelas?” potong Agus dalam kalimatku belum selesai.
“oh..baik dok. Bagaimana dengan Produk Layanan Paliative? Untuk pasien kanker end stage. Apakah sudah ada detail layanan? Tarif? Dan juga para spesialis apakh sudah sepakat? Detail layanan yang diberikan?” tanyaku membabi buta.
“kami marketing menjual produk jadi, bukan menjual bahan mentah yang nantinya diracik jadi prosuk. Mau jualan kue….eh masih bentuk telur ama terigu, lha udah telur ama terigu aja. Ya ga mungkin saya bilang ke orang ini kue padahal ujud masih telur sama terigu” lanjutku geram

“cukup! Kau juga tidak lebih baik dari kami. Aksi koboi mu di IGD! Itu jelas membahyakan Rumah Sakit!” teriak dokter Agus.
“aksi koboi yang mana? Ada buktinya? Lagipula jika doktermu yang satu itu cukup kompeten…ga perlu ada yang take over kerjaan dia” jawabku tak kalah geram.

“semua diam!” dokter Tantri angkat bicara. Mukanya merahpadam menahan malu saat dua wakil nya beradu debat sendiri tanpa peduli posisinya. “kita focus pada rapat ini, jangan melebarkan masalah kemana mana” kata dokter Tantri.

Rapat kembali track pembahasan, tapi tetap saja timpang. Jika direktorat umum yang kena masalah langsung cercaan dan penghakiman datang bertubi tubi. Hal ini membuatku makin murka. Namun aku harus menahan untuk tidak meledak di rapat ini, aku agak ragu apakaah Luna ikut rapat kali ini. Sekilas aku melihat dia duduk di jajaran manajer ku. Aku memilih untuk menekan amarahku.

“ya saya anggap rapat kali ini selesai, sudah banyak solusi yang kita hadirkan. Saya harapapara direksi dan jajaran manajer serta spv bisa melaksanakan tugas lebih baik lagi. Dengan ini rapat saya tutup” ujar dr Tantri.
Solusi?? Solusi macam apa yang ada? Ga ada. Semua cm basa basi busuk yang ga berguna dan tujuannya mempersulit langkah team ku.
Dengan amarah aku langsung berdiri dan keluar meninggalkan ruang rapat ini. Ingin rasanya aku membantai semua keparat Tua ini, mereka Cuma mikir perut mereka sendiri. Seluruh jajaran manajer dan SPV yang ada di bawahku mereka melakukan hal yang sama serentak berdiri dan tanpa banyak bicara berduyun duyun keluar dari ruangan.
Aku langsung menuju kantorku menenangkan diriku. Mencari vapor dan alkoholku.


Tok tok tok…cekrekk….
Aku menoleh dengan amarah, siapa asal masuk kantorku.
“Selamat pagi dokter Alvaro, permisi saya ingin minta waktu bertemu sejenak dok…” suara Luna dan tanpa banyak bicara langsung masuk saja.
Seketika aku menghilangkan amarahku, meredam dan memendam nya dalam.
“Dokter Luna, selamat pagi. Silakan duduk dok.” Aku mempersilakannya duduk. “Pertemuan manajemen pertama untukmu pagi ini, benar kan? Any comments?” aku mengatupkan kedua tanganku di depan wajahku utnuk menutupi merah mataku karena naiknya adrenalin.

“Ah itu… well cukup menarik. Banyak hal yang bisa saya pelajari… kembali saya berterimakasih atas kesempatan yang sudah RS ini berikan pada saya untuk memperkaya ilmu saya.” Jawab Luna. “Tapi benarkah ada pasien trauma tajam yang dilayani di IGD kita kemarin, dan pada akhirnya dokter Alvaro lah yang melakukan tindakan amputasi?” sambungnya.

Well, tadi sudah dibahas kan di forum…” jawabku

“Ini kali kedua, dalam sepengetahuan saya, dokter Alvaro dengan gegabah melakukan tindakan medis di RS ini meski dokter tak memiliki SIP sebagai dokter fungsional…” Luna menaikkan nada bicaranya.

“Pasien itu butuh bantuan, dan andai saja dokter jaga IGD kita kompeten, aku pasti tak harus sampai turun tangan.”aku membela diri atas penghakiman Luna.

“Iya pasien itu memang butuh bantuan. Aku tak menyangkali itu. Tapi ingatlah, yang membutuhkanmu di RS ini tak sebatas cuma pasien. Seluruh karyawan di RS ini, terlebih kami yang di divisi umum sangat membutuhkanmu. Pernahkah kau berpikir begitu?” matanya berkaca kaca saat mengatakan ini.

“bisakah kamu sedikit menurunkan ego mu dan tindakan gilamu? Bukan buatmu sendiri tapi buat kepentingan yang lebih besar. Jika kamu sampai “jatuh” , maka siapa lagi yang akan menjaga RS ini? Siapa yang memimpin direktorat ini?” Luna semakin emosional. Dan kemudian menunduk.

Hening….

“Kertas apa itu yang kamu bawa-bawa? Laporan pengadaan lagi?” tanyaku memecah keheningan.

“Mohon maaf dokter Alvaro, ini bukanlah laporan logistik seperti yang dokter harapkan. Pagi ini saya menghadap karena saya membutuhkan tandatangan dokter.”

“Apa ini? Surat ijin cuti? 2 hari pula… kamu baru awal-awal kerja dibawah saya aja langsung cuti?” tanyaku heran.

“Iya dok. Mohon maaf, saya mohon ijin dan pengertiannya, tapi anak saya mendadak sakit dan demam 2 hari yang lalu. Selama 2 hari saya tidak masuk kerja karena dia membutuhkan saya. Sejatinya kemarin panasnya sudah reda, tapi anak saya sekali dan tidak mau berpisah dari saya. Saya khawatir kalau saya paksakan untuk tinggal bekerja, dia akan demam lagi…” Luna menunduk makin dalam. “… waktu itu saya langsung minta ijin ke bu Vera dan beliau sudah memberi ijin. Kemarin pun saya sudah hubungi pak Roy…”

“Dan tak sekalipun kamu meminta ijin padaku? Berapakali harus kubilang padamu, atasanmu di RS ini adalah aku. Bukan bu Vera, bukan juga pak Roy.” Jawabku kepadanya.

“aku tidak mau dianggap memanfaatkanmu” jawabnya.


Entah apa yang merasukiku….(pasti lgsg pada nyayi kan? Udah focus ke cerita aja)
Aku memegang tangannya “aku tidak pernah berpikir seperti itu….aku sudah bilang akan menjagamu”


Luna tidak melepaskan genggaman tanganku. Matanya basah dan air mata mengalir….
" dan bagaimana keada phoebe sekarang? masih demamkah atau sudah lebih baik" aku bertanya padanya. dan Luna nampak kaget aku tahu nama anaknya. spertinya dia lupa pernah bercerita tentang anaknya padaku.

Dan tiba tiba dia berdiri melepaskan tanganku dan berjalan ke arah pintu.

Aku dengan cepat menahan pintu agar tidak bisa dibukanya. Luna membalikkan badan dan menatapaku tajam dengan mata yang basah.
Wajah kami sangat dekat. Aku bisa merasakan hembusaan nafas hangat nya, harum wangi tubuhnya yang menghipnotisku…..yang membuatku bertindak gila bertindak bodoh dan enah apa lagi terserah kalian menilai ku….bucin? serigala bodoh? Berhati domba? Bebas …kalian bebas mengataiku apa…

“aku ingin tau aa arti pelukan itu …. Dan kenapa kamu tidak melepaskan tanganku saat aku menggenggam mu?” tatap ku tajam ke Luna… aku butuh jawaban….aku butuh kejelasan.




Genggam tanganku agar kau tau rasaku
Peluk tubuhku agar kau rasa detak jantungku
Cium bibirku agar kau rasa hembusan nafasku
Dan biarlah nadi hati kita berjalan beriring……
Thq update nya pak dokter
 
Aahhhh.. Mantaapp.. Updatenya ada dokterLuna..
Duuhh.. Jd ga sabar menunggu sambungan berikutnya deh
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd