Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Senyum Manis Widya

Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Senyum Widya Babak 10

Sewaktu melahap makanan, Widya curi-curi pandang ke aku dan sering melemparkan senyum. aku canggung untuk membalas senyumannya karena disitu ada Bu Retno. aku hanya takut tiba-tiba mas Nanang muncul dan membuat semuanya runyam. aku tidak takut secara fisik, tapi hanya aku sungkan dengan apa yang terjadi di antara aku dan istrinya. walaupun dia juga sudah melakukan hal yang buruk, tapi bukan hakku untuk menghakimi dan melakukan ini semua.

setelah selesai makan Bu Retno tiba-tiba bilang “ayo wid siap-siap”
“iya bu” tiba-tiba Widya beranjak dan menyusul bu Retno ke kamar mandi. dia sempat menoleh dan tersenyum. senyum yang mungkin aku tidak akan lihat lagi.
aku pun menyiapkan barangku dan bersiap untuk pulang, aku pikir aku bakalan pulang sendiri saja agar semuanya lebih aman. Aku menunggu hampir 10 menit tapi mereka belum keluar dari kamar mandi.
aku beranjak dan aku mengetuk pintu kamar mandi. aku bersuara agak keras untuk berpamitan “Bu Retno, mbak Widya saya pulang duluan saja ya”
tidak ada jawaban dari mereka.
aku melihat ke arah pintu hotel dan chain locknya terpasang, aku buka dulu saja pikirku.
“cekrek”
tapi tiba-tiba dari kamar mandi muncul seseorang yang memegang tangan kananku, menghalangiku membuka chain lock tangannya lembut tapi memegangku dengan keras, tangan satunya menutup mataku. aku sempat tersentak, “eh” tapi aku segera sadar hanya ada Widya dan Bu Retno jadi aku menurut saja. tanganku ditarik ke belakang. dan ada lagi yang menutup mataku dengan semacam penutup mata dengan karet di belakangnya. tangan kiriku ditarik dengan agak kasar dan kemudian di ikat di belakang memakai sebuah tali dengan erat.
“eh apa ini”
“maaf mas” suara Widya terdengar di telingaku lembut “nurut yah”
aku menuruti suara itu dan mereka mendorongku. satu orang mendorong dari belakang dan satu orang memegang kepalaku dan sedikit menjambak rambutku.
“berhenti” suara bu Retno tegas aku menurut dan berhenti. hanya berdiri. gelap. tidak tahu apa yang terjadi di sekelilingku.
kemudian terdengar suara besi bersentuhan. dan setelah itu aku terasa kaitan celanaku dilepaskan, celanaku dipelorotkan pelan.
“bukan gitu caranya” suara bu Retno agak menghardik. kemudian dia mendorongku jatuh kebelakang, aku agak panik tapi ternyata pantatku jatuh di ranjang dan ada yang menarik celanaku dengan kasar setelah itu boxerku juga. Diperlakukan begitu kontolku mulai mengembang tapi belum sempurna. Aku terduduk di tempat tidur sudah tanpa celana.
“turun dari situ Yud, simpuh dibawah” aku menuruti suara bu Retno
“buk!” suara Widya terdengar protes
“tidak apa-apa, ikutin aja perintahku” suara bu Retno lagi
aku kemudian simpuh dilantai karpet bulu, dengan lututku menjadi tumpuannya. kontol dan pelerku menggantung dengan bebas.
tiba-tiba “kres-kres” ada suara kain dipotong dari belakang, ternyata kaosku dipotong sampai ke kerah dan dilepas dengan kasar oleh bu Retno.
aku hanya diam dan mengikuti permainan mereka. aku sekarang sudah telanjang bulat bersimpuh dengan tangan terikat dibelakang dan mata tertutup rapat.
kemudian ada tangan yang menjambak rambutku dari belakang dan mengarahkan ku untuk berbalik badan. kepalaku di dorong dan kemudian bibir ku menyentuh sesuatu yang basah, hidungku mencium bau yang tidak asing. bau memek.
“jilatin itu” perintah bu Retno
segera aku menuruti apa kata Bu Retno, lidahku menyeruak diantara bibir memek itu, dan mencari lubang memek. lidahku berputar-putar dilubang kenikmatan itu
“ehhk” suara Widya terdengar melenguh keenakan. aku posisikan mulutku agak keatas, aku mencari itil Widya, sambil lidahku terus menelusuri memeknya. kemudian aku hisap dan kulum itil Widya tanpa ampun. “ahhk” Widya mengerang. diantara selangkanganku kontolku mulai mengeras secara bertahap.
“wid pegang ini suara bu Retno memerintah. jambakan tangan bu Retno berganti dengan tangan Widya. tidak kalah keras Widya menjambak rambut belakang kepalaku dan menyorongkan kepalaku ke arah memeknya. pinggang Widya mulai bergoyang-goyang menikmati jilatanku ke itilnya. sembari tetap menjilati, aku mengumpulkan ludahku didalam mulut dan meludahkan nya di itil Widya. “Juhh” dan kembali menjilatinya. rasa ludah dan lendir memek Widya bercampur di mulutku. “ahhkk” Widya mengerang dan goyangan pinggulnya semakin tidak beraturan.
sekarang dua tangannya mencengkeram kepalaku dan memeknya di gesekkan ke mulutku dengan kasar.
tiba-tiba terasa perih di punggungku berikut suara “ctarr” badanku meliuk merasakan perih dipunggungku “terusin, jilatin memek itu” suara bu Retno memerintah dengan kasar. tangan Widya juga tidak melepaskan kepalaku, mempererat pegangannya. dan terus menggesekkan memeknya tanpa memperdulikan apa yang dilakukan bu Retno kepadaku.
aku menuruti dan melanjutkan menjilati memek itu. anehnya kontolku semakin mengembang. kulit pelerku juga menegang, mungkin karena dinginnya ac kamar hotel itu. “ctarr” sekarang pantatku yang dicambuk oleh bu Retno. Widya menggelinjang dan terpekik “ahhkkk” cairan memeknya membasahi mulutku, dia mengejang dan semakin memeluk kepalaku dengan erat. susunya mengenai rambutku memeknya membanjir. mulut dan hidung ku basah sekali oleh lendir Widya. pinggulnya berkedut ketika lendir Widya menyembur di mulut dan hidung ku. “telan semua Yud” hardik Bu Retno.
“ayo cepat” kemudian terasa tangan bu Retno dari antara bawah pantatku, meremas dari belakang kontolku dengan keras dan menariknya ke belakang. sakit. tapi nikmat.
aku segera menjilati memek Widya, menghisap semua cairan orgasme Widya. asin. amis.nikmat. Widya menggelinjang ketika lidahku menyapu memeknya. lidahku mencolok-colok lubangnya mencari cairan yang masih tersisa.
Bu Retno menggenggam keras kontolku dari belakang, mengocoknya dengan kasar. “mmh” kemudian dia memerintahkan aku untuk berdiri. dengan tetap menggenggam kontolku jadi kontolku tertekuk ke belakang. untuk belum mengeras sempurna, pasti sakit sekali kalo kontolku sudah keras ditarik begitu. kemudian bu Retno mendorongku ke tempat tidur, untung saja kontolku dilepaskan. aku terjatuh tengkurap di tempat tidur dengan tangan terikat. “ctarr” cambukan bu Retno mengenai pinggang dan pantatku mekemudian Bu Retno membuka pahaku, tangannya meraba kontolku dari belakang dia menggenggam pelerku dan meremas-remas dengan keras.
“balik badan”
aku menurutinya, tapi aku kesulitan karena tanganku diikat ke belakang, terasa pahaku ditarik oleh tangan lain, sepertinya tangan Widya. Karena tangan bu Retno tetap tidak melepaskan pelerku. aku menggeliat untuk membalikkan badan tapi tangan ku menyangkut karena masih terikat dibelakang, Widya menarik badanku sampai terlentang.
“ini kontol nakal” kemudian “plakk plakk” kepala kontolku ditampar. panas dan nyeri terasa tapi nikmatnya tak terkira. tidak hanya kontolku pelerku juga di pukul oleh Bu Retno. badanku sampai agak tertekuk karena ngilu. tapi setelah itu terasa pelerku ada yang menijilat dan mengulum. geli panas ngilu bercampur jadi satu. gantian kepala kontolku yang disiksa, ditampar keras sekali, tapi kemudian setelah itu terasa basah dan nikmatnya kuluman mulut. gila. mimpi apa aku bisa dibeginikan oleh dua orang ini. tapi kontolku menyambutnya dengan mengeras sejadinya. aku tidak bisa berkutik karena sekarang ada pantat yang menduduki dadaku. sedangkan kontolku masih di mainkan oleh mereka, selayaknya kepunyaan mereka. dadaku terasa geli oleh gesekan jembut tipis. “juhh” terdengar suara ludah dikeluarkan dari mulut dan kontolku dikocok dengan keras, diselingi tamparan-tamparan kecil. ingin sekali aku berdiri dan mengentot satu persatu orang yang menyiksaku ini. karena aku udah sange sampai di ubun-ubun. kemudian terasa bau yang agak tidak sedap. ini kemudian bau itu semakin jelas tercium di hidungku. ternyata ada lubang pantat yang disodorkan di mukaku. reflek aku langsung menjilatinya. “mmhhh” suara Widya menjawab penasaranku pantat siapa ini. bau khas pantat menyeruak dihidungku, tapi aku tidak memperdulikannya ku jilati lubang pantat Widya, dan kucolok-colok dengan lidahku. setelah beberapa waktu, Widya mengangkat pantatnya dan menyodorkan memeknya di mulutku. segera kusambut dengan jilatan dan kuluman, aku anggap itu mulut dan kucium dengan semangat. bau memek membuat gairahku memuncak. aku menjilati dari itil sampai ke lubang memek. kukulum bibir memek Widya satu persatu. lidahku kucolokkan ke lubang pipis Widya. dan dia merespon dengan menggoyang pantatnya naik turun, tapi kali ini dia menggoyangnya pelan, menikmati setiap jilatan lidahku. sampai badannya mulai menegang, dan seperti tersetrum listrik kecil, dengan mulut penuh kontolku dia melenguh. “ehkp” tapi dia tidak menghentikan kulumannya ke kontol ku “ehhkp” badannya menegang dan mulutnya agak menganga ludah Widya meleleh di batang kontolku dan lendir Widya meleleh di mulutku. Widya mengangkat pantatnya dan membuka tutup mataku. “hai mas” mataku beradaptasi dengan cahaya yang masuk pelan-pelan terlihat senyumnya terlihat mengembang di wajah memerah setelah orgasme. matanya sayu semakin terlihat menggemaskan. dia mengenakan dress tidur satin ungu muda dengan renda hitam sepaha dengan hanya tali yang menahannya. putingnya menyembul di balik baju itu. Bu Retno berdiri dan mengambil sesuatu dari tasnya seperti tabung, sebesar termos. bu Retno yang terlihat sangat wow. dia mengenakan stoking hitam yang dikaitkan dengan garter ke korset hitam yang hanya menutupi bagian perut sampai bawah susu, sedangnya susunya yang besar dibiarkan bebas menyembul keluar. rambutnya dikuncir rapi ke belakang. gila seperti hero wanita di film atau MOBA.
“Wid angkat badannya”
“iya buk”
aku beranjak membantu Widya yang kesusahan mengangkat badanku. Widya menopangku dibelakang sambil memegang pundakku. dia memelukku dari belakang sambil kakinya terbuka di samping badanku. kenyal susunya menyentuh punggungku, pelukannya terasa hangat dan nyaman. putingnya yang mengeras terasa di punggungku.
Bu Retno membuka tutup alat seperti termos itu dan sekilas terlihat tulisan Fleshlight di badan alat itu. apa itu pikirku. ketika dibuka nampak menyembul karet warna pink muda, berbentuk lubang memek. njir. apa lagi ini pikirku.
kontolku nampak mengkilap terkena ludah Widya dan memerah karena beberapa kali kena tamparan. tampak bergerak-gerak karena darah terpompa dengan penuh ke setiap pembuluh darah penis. Bu Retno meludahi kontolku, “juhh” dan menjilatnya sebelum mulai memasukkan alat itu. pelan-pelan alat itu dimasukkan ke mulai dari ujung kontolku. “mmhh” aku tidak menyangkanya ternyata nikmat juga. melihat responku tiba-tiba bu Retno langsung mempercepat kocokannya dengan alat itu, aku sempat tersengal dan kaget karena gerakan bu Retno. aku hampir aja lepas kendali dan pejuku sudah terasa mengumpul dan siap menyemprot. aku segera mengambil nafas melalui perutku. untung aja bu Retno tiba-tiba mencabutnya dan langsung menampar kontolku. “ahhk” panas dan nikmat sekali. nafas Widya terdengar di samping telinga ku. pasti baru kali ini dia melihat pertunjukkan seperti ini. tangannya sudah tidak lagi di pundakku, satu tangannya meremas-remas susunya dan satunya sudah memainkan memeknya sendiri. tapi kepalanya tetap berada di samping kepalaku. aku menoleh dan mencium pipinya. dia membalas dengan ciuman yang hangat. dia mengocok memeknya sendiri dengan cepat, sambil tetap menciumku. lidah kami saling beradu dalam ciuman itu. kemudian mulutnya menganga menikmati kocokan memeknya sendiri, aku kemudian mengumpulkan ludah dan meludahkan ke mulutnya “juhh” Widya melenguh dengan mulut tetap menganga. Bu Retno kembali mengarahkan alat itu ke kontolku. dia mengocok kontolku dengan alat itu, rasanya seperti memek memang jadi didalam alat itu kontolku serasa di pijat-pijat dengan gerigi kenyal. kali ini pelerku di pukul-pukul oleh bu Retno. sambil dia terus mengocok kontolku dengan alat itu.
dia sepertinya akan mencapai orgasmenya, aku meludahinya mulutnya lagi “juhh”
“ahhk” “ahhk’ ludahku bercampur dengan ludahnya meleleh dari mulutnya. dan dia mempercepat kocokan jarinya ke memeknya. “ahhk” dia mengejang menggelinjang karena orgasme yang tiga kali.
Bu Retno kemudian melihat ke arah Widya yang sudah lemas.
“sini wid” sambil mata bu Retno mengarah ke kontolku
Widya beranjak lunglai ke arah bu Retno, sambil berdiri dia melepas bajunya. peluh terlihat di tubuh Widya dan mengkilap terkena cahaya lampu kamar. “mmh seksi sekali” pikirku.
Bu Retno melepas alat itu dari kontolku, terasa berdenyut-denyut batang kontolku di siksa dengan kenikmatan oleh bu Retno. Widya segera memposisikan diri di atasku, dia mengangkang dan membuka lebar-lebar memeknya dengan jemari kanan dan kirinya. bu Retno memegang kontolku dan mengarahkannya agar masuk di memek Widya. Widya sedikit meringis ketika kepala kontolku menyeruak ke memeknya. Widya tertahan dan mengambil nafas panjang sebelum meneruskan memasukkan lebih dalam. Widya meneruskan dengan pelan walaupun memeknya sudah beberapa kali banjir lendir orgasme. kontolku serasa di pijit karena memek Widya seperti berkedut, dan otot memeknya mencengkeram batang kontolku, tiap inchi masuk dia meringis seperti menahan sakit memeknya melar dipaksa untuk menyesuaikan ukuran kontolku.
Bu Retno berkata “nafas panjang wid”.
dan sampai akhirnya bless masuk semua. Widya menggoyang pelan beradaptasi dengan kontolku, tapi dia tidak bisa menahan orgasmenya, mungkin karena dia sudah beberapa kali orgasme jadi memeknya sensitif sekali. dia menggoyang-goyang dan memposisikan memeknya agar tersentuh titik-titik sensitifnya. aku membantunya dengan mengulum putingnya dan memainkan dengan lidahku. sedikit ku gigit dan kulepaskan lagi. tidak lama dia mempercepat goyangannya tangannya mencengkeram pundakku, aku juga mengimbangi dengan goyangan pantat agar dia cepat mendapatkannya. kemudian dia memelukku erat, sambil dia menggoyang pantatnya. keringatnya dan keringatku bercampur badan kami bergesek licin, dua tangannya kemudian memegang pipiku dan wajahnya didekatkan kepadaku
“Mas sayang makasih buat semuanya” dia berkata lirih sambil terguncang-guncang karena goyangannya sendiri. “sama sama sayangnya mas”
dia tersenyum dan kemudian mengerang “ahhk aku keluar mas” teriaknya. badannya mengejang hebat. nafasnya menyengal dan kemudian dia ambruk ke badanku.
ternyata bu Retno menonton kami dari kursi, dan kakinya naik satu ke pegangan kursi, memainkan dildo di dalam memeknya, sambil jari tangan satunya memutar-mutar itilnya sendiri. “mmh” “mmh” dia menikmati pertunjukan birahi itu sambil memacu birahinya sendiri. dia mencolok-colokkan dildo ke memeknya yang tebal. dildo itu terlihat keluar masuk dengan cepat. dia menepuk nepuk itilnya dengan kencang “ahhk”
kemudian dia berkata “wid lepaskan ikatannya”
“kamu jangan gerak tetap disitu” perintahnya kepadaku. kemudian dia beranjak dan bergerak menuju ke tempatku
Widya mencabut memeknya sambil melenguh “mmmh” setelah itu dia melihat ke arah
kontolku seakan-akan baru saja menikmati sebuah hal yang sangat nikmat. dia melepas ikatanku dengan hati-hati.
aku memijat pergelangan tanganku karena ikatan itu meninggalkan bekas merah, Widya segera melihatnya dan mukanya seperti khawatir, namun aku memberi kode ke Widya bahwa aku tidak apa-apa.
Bu Retno kemudian berkata ayo simpuh dilantai lagi. kemudian aku menurutinya. aku turun ke lantai karpet di sebelah ranjang. Bu Retno mendekatiku mengangkat satu kakinya ke ranjang dan terpampang lah memek bu Retno didepanku. memek itu basah dan menganga sedikit karena sodokan dildo, tiba-tiba dia memasukkan dildo yang dia bawa lagi kememeknya, dan tepat sekali di depan mukaku, spontan aku mengocok kontolku pelan melihat pemandangan itu. aku tidak tahu harus berlaku seperti apa, kemudian bu Retno memerintahkan “buka mulutmu” tidak lama bu kepala Bu Retno menengadah ke atas dan dia terpekik, “haahh” nafasnya menyengal dan colokan dildonya semakin kencang di memeknya. “crritt” cairan memeknya menyemprot ke arahku dan sebagian masuk ke mulutku, “criit” “ahhhk” cairan lendirnya menyemprot disela sodokan dildo ke memeknya.
sebagian turun stocking bu Retno.
“Wid?” bu Retno tiba-tiba memanggil Widya dengan nada bertanya, Widya yang sedari tadi lemas terkulai ditempat tidur sambil memilin-milin putingnya menjawab, “iya buk gapapa”
bu Retno kemudian menjambak rambutku dan mengarahkan kepalaku ke memeknya. aku segera paham, dan menjilati habit cairan memek Bu Retno. Bu Retno kemudian membungkuk dan membisiki ku “entot aku semaumu”
tidak menunggu lama, aku berdiri, dan tangan kiriku memegang kaki bu Retno yang ditaruh diatas ranjang, kemudian tangan kananku ku pakai untuk mengarahkan kontolku ke memek bu Retno. begitu pas lubang, langsung saja aku hentakkan masuk semua sampai ke pangkal kontolku ”Ahhk” teriak bu Retno. tapi tangan kananku memeluk pinggangnya dan mencengkeram pantatnya agar dia tidak terhuyung jatuh. aku segera menggoyang pinggulku, menyodok-nyodokkan kontolku di memek bu Retno dengan kasar. “Siaalll” racau bu Retno menghadapi seranganku. aku mengentot bu Retno sambil berdiri, dengan rpm tinggi ku hajar memeknya. Bu Retno memelukku dengan erat, badannya sampai terangkat-angkat menahan genjotanku. “ahhk” “mmhh” dia meracau tak tentu menikmati gesekan kontolku di memeknya. “abisin Yud, abisin” pintanya. kemudian aku balik memeluknya dan mengangkat badan Bu Retno kemudian ku jatuhkan ke ranjang. dengan posisi bu Retno di ranjang aku bisa memompa memeknya dengan maksimal. “clop-clop-clop” bunyi memek basah bu Retno kusodok dengan kontolku. “ahhhkk Yuud” “aku keluarrrrr” Bu Retno mengejang mendorong badanku untuk meredakan sodokanku karena dia sedang orgasme. tapi aku tidak memberinya kesempatan, aku sedang menikmati memeknya. kontolku sedari tadi disiksa dia. sampai berakhir orgasmenya aku tetap menyodok memeknya. rasanya licin dan basah sekali, lendirnya meleleh ke sela pantat dan membasahi bed cover ranjang. aku lepas kontolku dengan kasar dan aku berjongkok menjilati lendir di memeknya. Bu Retno menggelinjang pahanya menjepit kepalaku, menahan sapuan lidahku. itil bu Retno terlihat mengacung, ku tepuk dengan tanganku, dia melenguh “mmmh” aku ingin membalas perlakuannya ke kontolku. kemudian aku menepuknya lebih keras “plok”
“ahhk” bu Retno terkejut, namun dia terlihat menikmatinya. aku punya ide, aku melihat kebelakang dan mencari barang yang tadi dipakai mencambuk ku. ternyata itu memang sebuah cambuk kemudian aku ambil, aku memegangnya dekat, kira kira 15 cm dari ujungnya yang seperti kemoceng. aku cambukkan ke itil dan memek bu Retno. “cplak”
“AHHK” “ampun yud”
aku cambukkan berkali-kali rasa perih di punggungku terkena keringatku membuatku lebih bersemangat untuk menyiksa bu Retno.
bu Retno terpekik tiap kalo ujung kemoceng itu mengenai memeknya, namun memeknya terlihat semakin basah. lendirnya merembes melalui lubang memeknya. membasahi kasur dibawah nya.
aku kemudian mengangkat kaki bu Retno dan mengarahkannya badannya untuk berposisi menungging. aku ingin menyodok bu Retno dari belakang karena pantat bu Retno sangat menggoda untuk di remas. Bu Retno menurut dan memposisikan badannya untuk posisi doggy. kakinya membentuk posisi V, jadi memeknya merekah menunggu kontolku. aku tidak lama kemudian memegang pinggang bu Retno dari belakang dan menyodokkan kontolku dengan kasar “sleepppp” kontolku kumasukkan sampe ke pangkalnya. mmmh rasanya hangat, licin dan terasa sangat nikmat di kontolku. aku mendiamkan kontolku didalam memek bu Retno. terasa memeknya berkedut memijit kontolku. Bu Retno mulai menggoyang pantatnya pelan tapi aku langsung melepas kontolku. aku ingin menghukumnya dulu kali ini. aku mencambuk pantatnya dengan cambuknya sendiri “ctarr” pantat putih bu Retno memerah. “Ahhk” kemudian aku memasukkan kontolku lagi. aku genjot sebentar kontolku kukeluarkan lagi dan ku cambuk lagi pantatnya. Bu Retno mengerang nafasnya tersengal. “ahhk” “
“iya yud ampun, pake aku yud please”
kemudian aku memasukkan kontolku dengan kasar dan menggenjot memek bu Retno dengan kasar. “cplok-cplok” bunyi pahaku beradu dengan pantat bu Retno.
Widya terlihat menggigit-gigit bibirnya lembut melihat permainanku dengan Bu Retno, sepertinya dia tidak kuasa menahan aroma birahi dan suguhan panas di depannya. dia mengambil dildo bu Retno dan mulai memainkan di memeknya. dia menggeser-geser kepala dildo itu di bibir memeknya sendiri sambil melihat permainan kami. Wajah Widya tetap semanis biasanya, tidak nampak beringas seperti bu Retno yang sudah kelojotan, wajahnya memerah keringatnya menetes dari dagunya. nafasnya tersengal-sengal karena menahan sodokan kontolku di memeknya. aku mempercepat sodokan ku. “ahhk” “ahhk” suara bu Retno menikmati sodokan kontolku. kemudian tangan kiriku meremas pantat Bu Retno. aku melihat lubang pantat bu Retno membuka dan menutup. kemudian jempolku ku mainkan di lubang itu “mmmh” bu Retno terlihat menikmatinya.kemudian kuludahi lubang pantat bu Retno dan ku masukki dengan jempol kiriku.
“uughhh” bu Retno melenguh panjang. aku memompa memek Bu Retno dengan kontolku dan mengocok lubang pantatnya dengan jempolku. Bu Retno mengejang, tangannya meremas sprei ranjang itu, kepalanya menunduk dan dia teriak “ahhhkkk”
cairan lendir bu Retno memuncrat-muncrat disela kontolku yang memompa memeknya. aku kemudian mencabut kontolku setelah goyangan bu Retno lebih pelan dan tubuhnya tersungkur di ranjang. Memek bu Retno menganga karena dia tidak memindah posisi menunggingnya. lendirnya menetes dari ujung memeknya, bibir memeknya memerah, sungguh menggairahkan. dan libang pantatnya menganga kecil akibat dari jempolku.
aku mengambil nafas sebentar, dan mengelus kontolku yang berbalur lendir bu Retno, gila banyak sekali sampai kontolku terasa licin sekali. kontolku serasa tebal dan membengkak sekali. kepalanya memerah karena seringnya tergesek.
“Maas” Widya memanggilku, dia berhenti memainkan dildo di memeknya dan dia merangkak menuju ke arahku dan sambil matanya tidak lepas melihatku. gerakannya seperti kucing yang sedang mengintai makanan. Dia kemudian menuju ke kontolku dan langsung mengulum kontolku dengan mulutnya. “mmmh” entah kenapa kuluman Widya selalu lebih nikmat, tangannya memainkan pelerku dengan lembut, sembari bibirnya mengulum kepala kontolku sambil matanya mendongak keatas melihatku. sungguh pemandangan yang sangat indah. dia mengocok pelan kontolku, dan meludahinya “juhh” “juuh” kemudian mengocok dengan pelan tapi pasti. kepala kontolku di remasnya lembut, dan bagian bawah kepala kontolku dimainkan dengan lidah. aku kemudian menunduk tanganku meraih dagunya, kucium mulutnya dengan lembut lidah kami saling berpagutan. kami saling bertukar ludah.
kemudian dia memutar badannya dan menungging, memeknya diarahkan ke padaku, pahanya membuka pelan, dan dia menungging. pemandangan yang sangat indah. Aku mendekatinya dan dia meraih kontolku, tangannya dari antara pahanya meraih kontolku dan mengarahkan ke memeknya. aku memasukkannya pelan, mulai dari kepala kontolku, dia melenguh “mmh” kepalanya mendongak kemudian aku memasukkan lebih dalam lagi. sampai akhirnya habis pangkal kontolku. “ahhhk’ Widya menoleh kearahku dan tersenyum. aku kemudian menggoyang pantatku pelan, kontolku menggesek-gesek bagian dalam memeknya yang hangat dan licin. terasa lebih nikmat, Widya pun mengimbanginya dengan menggoyang pantatnya pelan mengikuti goyanganku. tubuhnya yang mulus mengkilap karena keringat. “Ahhk” kali ini aku yang mengerang pelan. goyangan kami pelan tapi penuh perasaan, goyangan kami seirama, dan lenguhan kami saling bersautan. Tubuh ku dan Widya sama-sama saling menikmati proses persetubuhan ini. “mmmh” “aahk” beberapa kali Widya menoleh kebelakang dan tersenyum ke arahku. dan bibirnya mengatakan “aku sayang sama mas” nampak manis. kemudian akhirnya kontolku yang terasa geli, menjalar dari pangkal kontolku dan kemudian menuju ke batang kontolku. aku tetap menggoyang pelan, dan Widya tetap mengimbanginya dengan pelan namun pasti. aku mencabut separuh kontolku dan membenamkannya di memek Widya. “ahhk” rasanya nikmat sekali. ini mungkin persetubuhan dengan rasa. Widya kemudian terlihat menggigit bibirnya, tangannya kirinya memainkan putingnya sendiri. aku melanjutkan goyanganku, kali ini aku coba mencari kenikmatan sendiri, karena aku ingin keluar bersamaan dengan Widya. aku tarik kontolku dan kumasukkan lagi “ahhk” Widya melenguh dia mulai meremas-remas putingnya dan susunya bergantian. aku kemudian merasakan memek Widya mulai berkedut dan aku agak mempercepat goyanganku. tidak lama kemudian “ahhk, Widya keluar massss” dia mendongak dan matanya terlihat hanya putihnya saja. “sleep-sleep” kontolku menyeruak ke memek Widya yang membanjir. rasa geli bercampur nikmat mulai memenuhi setiap syaraf kontolku. “ pejuku juga mendesak keluar dan menyemprot kedinding memek Widya. badannku tersentak-sentak seirama dengan semprotan pejuku ke memek Widya “aahhhk” kami mengerang berbarengan. aku membiarkan kontolku tetap didalam memek Widya, menikmati setiap kedutan memek Widya sampai pejuhku habis menyemprot. kemudian Widya menarik pantatnya pelan seperti merasakan gesekan kontolku pelan-pelan keluar dari memeknya. Ketika kontolku lepas dari memeknya dia melenguh “mmmh” pejuhku meleleh dari memeknya. dia membalik badannya, dia menatapku dan dua tangannya mengarah ke aku. aku kemudian membungkuk dan menaruh kepalaku di antara dua telapak tangannya dan dia mengelus pipiku. Matanya yang sayu melihat dalam ke mataku dan bibirnya tersenyum. Manis.

Pemandangan terakhir yang tidak pernah kulupa. Senyum Widya untukku.





-TAMAT-
 
Wow sore2 tamat hu...selamat ya...semoga lancar semuanya...ditunggu cerita berikutny...
 
puaskah aku, kagak Blum puas
kawinin tuh widya jangan end bulu bulu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd