Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SERI PETUALANGAN SURADI

Makasih suhu updatenya... lanjutkan petualangan suradi dan ugi selang seling suhu...
 
19

Minggu Pagi.

Ugi membereskan sampah-sampah yang ada di halaman belakang, ketika seseorang tiba-tiba saja muncul di gang kecil di belakang rumahnya.
"Gi. Ssstttt..." Kata orang tersebut. Badannya sangat kotor dan bau.
"Kamu siapa?" Tanya Ugi dalam bahasa sunda yang kasar.
"Umang." Katanya. "Aku lagi dikejar-kejar polisi, dari kemarin belum makan." Katanya dalam bahasa sunda. "Tapi jangan beritahu siapa-siapa aku ada di sini."
"Kamu Umang? Eta beungeut siga naon (Itu muka kayak apa)?"
"Cepet. Aku gemetaran."
"Tunggu sebentar."

Ugi melangkah memasuki halaman belakang rumah Bi Popong. Masuk ke dapur dan melihat Cici hendak mencuci baju.
"Ci, minta nasi sama kecap dan kerupuk."
"Akang kan baru saja makan, masa mau makan lagi?" Cici keheranan.
"Cepet, yang. Entar dikasih cium."

Cici mengambil piring plastik dan menyendok nasi dari bakul kayu. Mengucurinya dengan kecap manis dan menumpukinya dengan 2 lembar kerupuk.
"Sekalian sama minumnya."

Umang usianya lebih tua 2 atau 3 tahun dari Ugi. Dia tinggal bersama neneknya di RT 06. Mereka berteman akrab sejak kecil.
"Ni, Mang."
"Nuhun (Trims) Gi."
"Bener kamu ngebongkar (merampok) rumah haji Komar?"
"Bohong. Jangan percaya." Katanya sambil menyantap nasi yang masih hangat itu dengan lahap.
"Tapi kenapa polisi-polisi itu ngejar kamu terus-terusan? Semalem aku lihat beberapa intel ada yang lewat. Kamu pasti melakukan kejahatan berat."
"Sumpah, Gi. Aku cuma ngambil 2 koper warna merah di bagasi mobilnya." Katanya.
"Terus kenapa si Ojon dan Si Kinong ditangkap juga?"
"Kalau mereka mah bener masuk ke dalam rumah dan mencuri HP dan Laptop. Ketahuan dari CCTV. Aku mah di luar. Ketika si haji lagi ngangkutin bubuk putih dari dalam bagasi ke dalam rumahnya, pas bongoh (tepat lengah) aku mengambil dua koper merah itu dan langsung kabur." Katanya.
"Kamu tahu apa isi koper merah itu?" Tanya Ugi.
"Teuing (Enggak tahu)." Katanya.
"Kenapa kamu ambil kalau tidak tahu isinya?" Kata Ugi.
"Memangnya waktu kamu ngejambret tas perempuan itu, kamu tahu apa isinya?"
"Enggak." Jawab Ugi.
"Aku juga sama. Cuma untung-untungan. Tapi mungkin isinya cuma baju-baju doang."
"Terus sekarang kamu sudah buka isinya?"
"Belum. Soalnya ada beberapa warga yang tahu. Aku dikejar mereka. Aku lemparin aja 2 koper itu ke sumur kering yang suka dipake buang sampah dekat rumah Pak Mamay."
"Oh, yang di kebon singkong itu?"
"I ya. Terus aku kabur ke rumah mang Aming, sembunyi di atas pohon rambutan semalaman." Katanya sambil bersendawa, dia menghabiskan nasi itu sampai bersih tanpa sisa. "Gi, punya duit engga? Pinjam dululah Gocap (50 ribu) mah."
"Ah, kayak ke siapa aja. Nih aku kasih aja." Kata Ugi. "Emang kamu mau ke mana?"
"Aku mau ngumpet ke rumah Mang Kohar di Garut."
"Ya, sudah. Sana pergi. Nanti keburu ketahuan orang."
"Terimakasih ya sobat!" Kata Umang sambil terus ngeloyor pergi.

Setelah Umang pergi, Cici datang membawa jemuran.
"Aduuh, akang, halaman jadi bersih begini." Katanya sambil sekonyong-konyong mencium pipi Ugi. "Sekalian atuh sama halaman belakang Cici."
"Siap, Bos." Jawab Ugi. "Ci, cariin karung besar 2 ya buat tempat sampahnya."
"Siap, Bos." Jawab Cici menirukan Ugi.
 
ugi ugii .... jangan bandingkan Cici dan Mami, masing masing punya kelebihan dan kekurangan .... hadeeew !!!!

tankiyu up na
sehat selalu
to be conticroot

Itu tak terhindarkan. Dua jenis meki yang berbeda dengan perasaan yang berbeda
 
20

Minggu Siang.

Ugi meletakkan 2 karung sampah itu di halaman depan rumahnya dan berniat membuangnya ke tempat pembuangan sampah khusus RW 08 di RT 02.
"Nah, gitu dong Gi." Tiba-tiba sebuah suara terdengar dari arah gang.
"Eh, Siap, Pak RW." Kata Ugi.
"Kemarin Surat Keterangannya sudah saya teken. Kapan mau ke kelurahan?"
"Besok, Pak. Ngomong-ngomong, Pak RW sama bapak-bapak yang lain ini mau kemana? Koq kelihatannya resmi." Kata Ugi.
"Mau ke rumahnya Nenek Ijah, neneknya si Umang."
"ADa urusan apa, Pak? Koq rombongan?"
"Si Umang tadi pagi ketabrak mobil waktu kabur dari kejaran warga... kamu tahu kan si Umang? Dia ketakutan karena ketahuan sudah mencuri di rumah Haji Komar."
"Terus sekarang gimana, Pak?"
"Dia mengalami kecelakaan parah. Sama pemilik mobil dibawa ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak tertolong."
"Innalillahi." Kata Ugi terkejut.
"Udah, ya, Gi. Terusin bersih-bersihnya. Bapak dan teman-teman mau ke sana."
"Siap, Pak."

Ugi tercenung.
"Aku akan mengambil barang curiannya dan mengembalikannya ke Pak Haji Komar." Kata Ugi dalam hatinya. Dia merasa sangat sedih atas kehilangan sahabatnya itu.
 
21

Minggu Sore.

Ugi tidak jadi membuang sampah ke RT 02, tapi dia pergi ke sumur kering itu dan menemukan 2 koper merah itu sudah tertumpuk sampah. Dia memasukkan koper merah ke dalam karung yang isinya sudah dia kosongkan. Kemudian Ugi menyimpannya di bawah kandang ayam yang sudah tidak terpakai lagi.

Tapi sore itu dia mendapat kabar yang sangat mengejutkan, sehingga dia lupa pada kedua koper itu dan niatnya ke rumah Haji Komar yang memang letaknya cukup jauh.

Ugi melihat Mang Otong, Bi Popong, Cucu, Cici dan Emak sedang duduk serius di ruang tamu. Ugi masuk ke situ dan merasa mereka semua menatapnya.
"Wah, ada apa ini?" Tanya Ugi.

Tapi semua diam tak menjawab.

"Ehem." Mang Otong berdehem. "Duduk Gi kalau mau ikut mendengarkan. Begini, karena Cici sudah besar, sudah 16 tahun sekarang, dan sudah bisa berpikir secara dewasa. Maka, hari ini bapak akan menceritakan rahasia yang sudah tersimpan selama 16 tahun ini." Kata Mang Otong dengan nada bergetar. "Selama ini Cici selalu bertanya-tanya, mengapa kulitnya lebih putih, hidungnya lebih mancung dan badannya lebih tinggi dari kami, mengapa dia berbeda dengan Cucu, mamah dan saya itu karena... karena Cici sebenarnya bukan anak kandung Bapak dan mamah."

Mata Cici membelalak.
"Cici bukan anak kandung bapak?"
"Ya. Tapi kamu adalah anak Ating, adik tiri bapak. Ibumu melakukan suatu kesalahan dengan menjadi seorang kurir narkoba dengan jumlah yang sangat besar. Dia tertangkap dalam keadaan hamil besar dan akhirnya melahirkan di penjara. Bapak sebagai satu-satunya keluarga terdekat, akhirnya mendapat kewajiban untuk mengurus anak yang baru lahir tersebut. Anak itu adalah kamu. Bapak kandungmu bernama Doni, orang Jakarta. Dia sudah meninggal."

Ugi berteriak-teriak gembira dalam hatinya.
 
22

Minggu Malam.

Mereka janjian di halaman belakang rumah jam 10. Berdiri di pojokan yang paling gelap, mereka tak henti-hentinya berciuman sambil berpelukan. Mereka bahagia mengetahui bahwa mereka sebenarnya bukan saudara sepupu.

Cici mengenakan daster rok pendek dan Ugi celana pendek yang terbuat dari bahan parasut.
"Ci..."
"I ya, Kang."
"Kamu gak pake BH ya?"
"Biarin, biar enak."
"Kamu juga ga pake celana dalam."
"Emang."
"Ci... memek kamu basah."
"Kontol akang juga udah ngaceng. Masukin, ya kang."
"Kamu suka ya?"
"I ya."
"Biarin sambil berdiri?"
"Biarin, Kang. Duuh... enaak."

Pasangan yang sedang dimabuk asmara itu tidak tahu, secara diam-diam di gang belakang rumah itu ada yang mengintip, sambil mengobel-obel memeknya sendiri.
 
kyk gni ane deman...sering updet..lanjut trus huu..thank huuu...:mantap::dance::thumbup:tepuktangan::baris: jgn macet...
 
23

Senin Pagi.

"Kang, ikut." Cici merajuk.
"Akang mau ke kelurahan, masa mau ikut?" Kata Ugi.
"Biarin atuh, Kang."
"Di sana ngantri, entar bosen."
"Cici belum pernah ke kelurahan. Ikuuutttt."
"Ya, udah sana ganti baju."

Senin Siang.

Ke Polsek membuat Surat Keterangan Kelakuan Baik, makan siang di Warung Padang.

Senin Sore.

Rumah sepi karena emaknya belum pulang.
"Emak sama Bi Popong sebenarnya kerja di mana sih, Ci." Tanya Ugi.
"Di gudang KUD, Kang. Kerja paruh waktu, masuk sore. Pulangnya agak malem."
"Oh."
"Kang lagi ngapain?"
"Beres-beres dapur. Mau bantuin?"
"Mau."
"Nih, sapu."
"Mau ini." Cici mengusap kemaluan Ugi dari luar celana pendek.
"Kamu ini gimana, akang kan lagi sibuk. Bantuin kenapa kek." Kata Ugi.

Cici memeluk Ugi dari belakang, tangannya masuk ke dalam celana pendek Ugi.
"Akang ngaceng... ha ha ha."
"Nakal kamu."

Dari luar terdengar suara Cucu.
"Ada apa ceu Lilis?"
"Eh, enggak. Ini, eu..., mak Pupung belum pulang ya?"
"Baru aja tadi berangkat." Kata Cucu.
"Oh i ya. Lupa."

Mendengar percakapan itu Cici melepaskan pegangannya pada penis Ugi.
"Mana, Kang sapunya? Sini, biar Cici bantu beres-beres." Kata Cici dengan suara keras.
"Dasar kamu!" Kata Ugi dengan suara setengah berbisik sambil mencubit mesra hidung Cici.

Senin Malam.

"Cepet atuh Kang keburu uwak pulang."
"Kenapa sih enggak sabaran?"
"Udah gatel dari tadi... cepet, nenen dulu..."
"Entar dulu, kayak ada orang di dapur."

Ugi ke luar kamar dan pergi ke dapur. Pintunya terbuka.
"Tadi lupa enggak dikunci ya, Ci."
"Enggak, biasanya juga enggak dikunci."
"Eh, emak sudah pulang."
"Tuuhh, kan." Cici menggerutu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd