Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Sex Story Guru-Office Girl

***

Aku tetap tak peduli. Aku makin liar menjilat lubang surgawi Juju. Sebelumnya aku hanya berani menyentuh dengan jariku, kali ini lidahku berdansa dengan klitorisnya. Juju menjambak rambutku, bukan untuk menjauhkan kepalaku dari selangkangannya, justru agar kepalaku makin masuk.


“Pak Daaaaaniihhh..aahhkk..” aku merasakan seperti semburan kecil keluar dari memek Juju.


Aku mundur dari posisiku semula. Aku mendongak dan melihat wajah juju memerah. Juju mengatupkan kedua tangannya yang masih memegang lingerie dariku di depan tetenya yang mungil. “Pakai Ju,” ujarku sekali lagi. Juju hanya mengangguk perlahan sambil langsung mencoba memakai lingerienya. Ia tampak kesulitan. Mungkin ini pertama kalinya ia memakai lingerie.



Juju kelihatan anggun memakai lingerie hitam yang aku berikan. Yah, memang kalah kalau dibandingkan model-model majalah porno. Tete yang kecil dan putting kecoklatan yang membuat poin minus. Tapi buatku bukan masalah besar.



Kembali aku cium bibir Juju yang kenyal. Kali ini Juju aktif mencoba melepas celanaku. Aku membantunya agar ia tidak kesulitan. Aku sengaja memakan kemeja agar Juju mudah melepasnya. Saat semua pakaianku terlepas, aku dorong Juju ke ranjang sampai kami berdua terbaring. Ciumanku ke Juju kembali aku lepaskan. Perlahan aku belai wajahnya, manis.



“Perawan?” tanyaku singkat. Juju menggeleng.



“Boleh?” tanyaku lagi. Juju hanya menunduk.



Aku tak piker panjang lagi, aku tindih badan Juju dan memposisikan kontolku tepat di pintu lubang surgawi Juju. Aku bisa merasakan beceknya memek juju di ujung kontolku. Aku dan Juju saling berpandangan. Sepertinya ada keraguan di mata Juju. Aku cium lagi bibirnya yang lembut untuk menenangkannya. Tanganku tak lupa bermain di atas putingnya. Dengan cukup cepat aku hentakkan pinggulku, dan..blessss..memek Juju menelan kontolku tanpa ragu.



“emmhhggg..” Juju mendesah namun tertahan oleh bibirku. Aku kemudian lepaskan ciumanku. “Sakit?” tanyaku lagi sambil menghentikan tusukanku. Aku dapat merasakan memek Juju berkedut.



“Sssee..sse,,dikit, Pak”, jawab Juju sambil menatapku.



Aku gerakkan lagi pinggulku maju mundur, perlahan. Juju memejamkan matanya namun bibirnya terbuka sambil agak mendongakkan kepalanya. Aku kecup perlahan lehernya. “Ahh..aaahh, saayy…aahh,,Paakkk,” Desah Juju.



“Ga papa, km boleh panggil aku sayang,” kataku.



“Ahhh,,ssa..saaa..sayaangg.. Ahhh” Juju makin berani. Aku pun mempercepat gerakanku.



“Ehmm..aahh..aahh..AAAAAHHH” desahan Juju makin keras. Juju sepertinya makin mengekpresikan kenikmatannya. Pinggulnya ikut bergoyang mengimbangi gerakanku. Tangannya menjambak rambutku. “AAAHHH,,HHMMMHHH..AAAAAAHHH”. Juju makin hilang kendali.



Aku coba kedurkan serangan, aku sedikit melambat. Juju membuka matanya perlahan, kali ini dia yang bertanya “udah pak?” Aku menggeleng. “Ga enak?” tanyanya lagi. Aku kembali menggeleng, “Enak kok, banget malah, legit. Terus kayaknya kamu cukup pengalaman,” Juju menanggapi kata-kataku dengan tersenyum kecil.



“Ganti posisi yuk,” ajakku manja ke Juju.



Tanpa diduga Juju menjawab dengan cukup nakal, “Pak Dani haris bikin saya pipis sekali dulu di posisi ini, nanti baru ganti,”



Wah jiwaku berkobar, baru kali ini seorang suster berani menantang aku (ya karena memang baru dia yang aku garap, hehehe, tapi sebelumnya dia malu-malu). Tanpa ba-bi-bu, langsung aku genjot Juju, kali ini aku sambil memandang wajahnya. Juju pun melihat ke arahku. Juju tampaknya tidak mau begitu saja kalah. Dia menutup rapat mulutnya seolah menahan birahinya supaya tidak keluar dengan mudah “Hhhh..HHHMMHHH..HHHHHHHHH”, desahannya terdengar tertahan. Selangkangan kami beradu. Plak..plak..plak..Suara genjotan kami makin terasa cepat.



“AAAAAHHHHHHKKKKK…”akhirnya setelah sekitar 3 menit bertempur, sampailah Juju pada kenikmatannya. Juju berteriak cukup keras sampai aku pikir mungkin kamar sebelah mendengarnya. Kaki Juju gemetaran. Aku hentikan gerakanku untuk menikmati aliran surgawinya yang hangat di kontolku. Jangan berpikir seperti di film porno yang nyembur kesana-kemari. Hanya mengalir saya lembut dan hangat. Aku biarkan Juju juga menikmati orgasmenya kali ini.



Sesaat kemudian, ia membuka matanya yang tadi sempat terpejam. “Pak, Juju baru ini ngrasain yang kayak gini,” “Memang sebelumnya ga pernah?” “Ah dia mah pelcrot, Juju ga pernah puas,” “Dia siapa?” “Udah ga usah bahas dia, sekarang Juju yang gentian menuhin nafsu Pak Dani, Pak Dani mau Juju gimana?”

Pikiranku melambung liar. “Yang pertama, saya pengen kita ngentot di atas meja sambil direkam,” Juju tampak ragu, tapi kemudian Juju mengiyakan dengan syarat rambutnya akan menutupi wajahnya. Aku menyanggupinya. Dan karena penulis capek ngetik, pake video aja ya. Memeknya agak kering mungkin karena Juju ga nyaman direkam.


https://dood.la/d/sye53lem6qyb

BERSAMBUNG
 
yg sama anak didik diceritain dong suhu asal disamarkan saja umurnya dan gak usah kasih foto
btw saya juga guru bisa belajar ini sama suhu hehe
 
***

Aku tetap tak peduli. Aku makin liar menjilat lubang surgawi Juju. Sebelumnya aku hanya berani menyentuh dengan jariku, kali ini lidahku berdansa dengan klitorisnya. Juju menjambak rambutku, bukan untuk menjauhkan kepalaku dari selangkangannya, justru agar kepalaku makin masuk.


“Pak Daaaaaniihhh..aahhkk..” aku merasakan seperti semburan kecil keluar dari memek Juju.


Aku mundur dari posisiku semula. Aku mendongak dan melihat wajah juju memerah. Juju mengatupkan kedua tangannya yang masih memegang lingerie dariku di depan tetenya yang mungil. “Pakai Ju,” ujarku sekali lagi. Juju hanya mengangguk perlahan sambil langsung mencoba memakai lingerienya. Ia tampak kesulitan. Mungkin ini pertama kalinya ia memakai lingerie.



Juju kelihatan anggun memakai lingerie hitam yang aku berikan. Yah, memang kalah kalau dibandingkan model-model majalah porno. Tete yang kecil dan putting kecoklatan yang membuat poin minus. Tapi buatku bukan masalah besar.



Kembali aku cium bibir Juju yang kenyal. Kali ini Juju aktif mencoba melepas celanaku. Aku membantunya agar ia tidak kesulitan. Aku sengaja memakan kemeja agar Juju mudah melepasnya. Saat semua pakaianku terlepas, aku dorong Juju ke ranjang sampai kami berdua terbaring. Ciumanku ke Juju kembali aku lepaskan. Perlahan aku belai wajahnya, manis.



“Perawan?” tanyaku singkat. Juju menggeleng.



“Boleh?” tanyaku lagi. Juju hanya menunduk.



Aku tak piker panjang lagi, aku tindih badan Juju dan memposisikan kontolku tepat di pintu lubang surgawi Juju. Aku bisa merasakan beceknya memek juju di ujung kontolku. Aku dan Juju saling berpandangan. Sepertinya ada keraguan di mata Juju. Aku cium lagi bibirnya yang lembut untuk menenangkannya. Tanganku tak lupa bermain di atas putingnya. Dengan cukup cepat aku hentakkan pinggulku, dan..blessss..memek Juju menelan kontolku tanpa ragu.



“emmhhggg..” Juju mendesah namun tertahan oleh bibirku. Aku kemudian lepaskan ciumanku. “Sakit?” tanyaku lagi sambil menghentikan tusukanku. Aku dapat merasakan memek Juju berkedut.



“Sssee..sse,,dikit, Pak”, jawab Juju sambil menatapku.



Aku gerakkan lagi pinggulku maju mundur, perlahan. Juju memejamkan matanya namun bibirnya terbuka sambil agak mendongakkan kepalanya. Aku kecup perlahan lehernya. “Ahh..aaahh, saayy…aahh,,Paakkk,” Desah Juju.



“Ga papa, km boleh panggil aku sayang,” kataku.



“Ahhh,,ssa..saaa..sayaangg.. Ahhh” Juju makin berani. Aku pun mempercepat gerakanku.



“Ehmm..aahh..aahh..AAAAAHHH” desahan Juju makin keras. Juju sepertinya makin mengekpresikan kenikmatannya. Pinggulnya ikut bergoyang mengimbangi gerakanku. Tangannya menjambak rambutku. “AAAHHH,,HHMMMHHH..AAAAAAHHH”. Juju makin hilang kendali.



Aku coba kedurkan serangan, aku sedikit melambat. Juju membuka matanya perlahan, kali ini dia yang bertanya “udah pak?” Aku menggeleng. “Ga enak?” tanyanya lagi. Aku kembali menggeleng, “Enak kok, banget malah, legit. Terus kayaknya kamu cukup pengalaman,” Juju menanggapi kata-kataku dengan tersenyum kecil.



“Ganti posisi yuk,” ajakku manja ke Juju.



Tanpa diduga Juju menjawab dengan cukup nakal, “Pak Dani haris bikin saya pipis sekali dulu di posisi ini, nanti baru ganti,”



Wah jiwaku berkobar, baru kali ini seorang suster berani menantang aku (ya karena memang baru dia yang aku garap, hehehe, tapi sebelumnya dia malu-malu). Tanpa ba-bi-bu, langsung aku genjot Juju, kali ini aku sambil memandang wajahnya. Juju pun melihat ke arahku. Juju tampaknya tidak mau begitu saja kalah. Dia menutup rapat mulutnya seolah menahan birahinya supaya tidak keluar dengan mudah “Hhhh..HHHMMHHH..HHHHHHHHH”, desahannya terdengar tertahan. Selangkangan kami beradu. Plak..plak..plak..Suara genjotan kami makin terasa cepat.



“AAAAAHHHHHHKKKKK…”akhirnya setelah sekitar 3 menit bertempur, sampailah Juju pada kenikmatannya. Juju berteriak cukup keras sampai aku pikir mungkin kamar sebelah mendengarnya. Kaki Juju gemetaran. Aku hentikan gerakanku untuk menikmati aliran surgawinya yang hangat di kontolku. Jangan berpikir seperti di film porno yang nyembur kesana-kemari. Hanya mengalir saya lembut dan hangat. Aku biarkan Juju juga menikmati orgasmenya kali ini.



Sesaat kemudian, ia membuka matanya yang tadi sempat terpejam. “Pak, Juju baru ini ngrasain yang kayak gini,” “Memang sebelumnya ga pernah?” “Ah dia mah pelcrot, Juju ga pernah puas,” “Dia siapa?” “Udah ga usah bahas dia, sekarang Juju yang gentian menuhin nafsu Pak Dani, Pak Dani mau Juju gimana?”

Pikiranku melambung liar. “Yang pertama, saya pengen kita ngentot di atas meja sambil direkam,” Juju tampak ragu, tapi kemudian Juju mengiyakan dengan syarat rambutnya akan menutupi wajahnya. Aku menyanggupinya. Dan karena penulis capek ngetik, pake video aja ya. Memeknya agak kering mungkin karena Juju ga nyaman direkam.


https://dood.la/d/sye53lem6qyb

BERSAMBUNG
Mantchaap..👍👍👍
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd