Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Shinta Nadya, Si Penggoda Yang Doyan Eksib

Part 5

________________________________

Semenjak aku dientot almarhum pak bopal sampe aku squirt berkali-kali, aku merasakan perubahan pada diri ku. Tubuhku jadi lebih sensitif gitu, hanya dengan ada pria di dekat ku saja udah cukup untuk bikin tubuh ku bereaksi, belum lagi kalau mereka menatap tubuh ku, aku akan semakin terangsang. Dan tanpa sadar bila bertemu atau berpapasan dengan pria, tanpa sadar aku selalu memandang area selangkangan mereka… mencoba menerka-nerka sebesar apa burung mereka, apakah sebanding dengan milik pak Bopal.

Sehabis diperkosa di fitting room di mall (meskipun aku menikmatinya, xixixi), tetap ada rasa takut juga sih. Bayangin kalo kena penyakit menular, ishhh seremm. Jadi aku putuskan pingin periksa ke dokter spesialis ajah guna memastikan supaya aku tenang. Kebetulan di delat villa ku ada rumah sakit yg cukup lengkap.

Aku daftar dan duduk di ruang tunggu. Selama duduk di situ banyak sekali tatapan tertuju kepada ku. Mungkin mereka gak pernah liat cewek secantik aku kali yaa. Hahah.

“Mbak Nadya, silahkan masuk” kata seorang pria yg merupakan asisten dokter.

Pas aku masuk agak kaget juga sih, ternyata dokternya cowo, aku taksir usianya 50an lah. Ubanan dan banyak keriput gitu kulitnya. Yahh gimana nihh, kan aku mau periksa vaginaa. Salah aku juga gak cek nama dokternya dulu, malah langsung daftar2 ajaa. Hadehhh nadyaa nadyaa.

Aku cerita bohong ke dokternya. Aku bilang aku maenin vagina aku sendiri dan lalu terasa sakit. Ya iyalahh, masa cerita jujur bahwa aku habis dientot perampok di mall. Si pak dokter kemudian menawarkan check up keseluruhan tubuh saja. Hmmm setelah pikir2 aku iyakan tawarannya.

Aku duduk di kasur apa sih itu namanya, kasur rumah sakit gitu deh. Terus disuruh lepas kancing supaya mempermudah. Padahal aku tau stetoskop bisa nembus kain, tapi ya udahlah yaa udah biasa kok cowo2 modusin aku gini. Jadinya aku lepas seluruh kancing ku dari atas sampe bawah.


Mereka berdua melotot tertegun melihat ku, dibalik pakaian ku ini memang aku ga pake bra, lagian aku mana tauu juga kann bakal ada examination tubuh bagian atas ginii. Aku kira cuman vagina ku aja yg akan diperiksa.

Si pak dokter dengan profesional memeriksa ku. Mulut ku disuruh mangap, tangan ku disuruh angkat ke atas, dan berbagai macam prosedur pemeriksaan lainnya. Waktu mulut ku disuruh mangap dan menjulurkan lidah, entah sengaja atau tidak, jempolnya ia masukkan ke mulutku untuk menahan lidah ku, yg agak anehnnya lagi dia gak pake sarung tangan, ishhh ini mah bakal mesum lagii nihh.

Lanjut ke pemeriksaan vagina, sebelum dilaksanakan si pak dokter nanya ke aku,

“Mba lebih nyaman sendirian aja sama saya, atau disaksikan oleh asisten saya?” Tanya pak dokter

Aku tatap wajah si asisten yg tampaknya berusia 20an itu. Wajahnya seakan memohon untuk tetap di sana menikmati pemandangan tubuh ku, tapi maaf yaaa aku nggak lagi pingin mesumm.. nanti nambah banyak lagi kontol yg masuk ke memek ku malah tambah bikin waswas dehh.

“Saya sendiri aja dok” jawab ku singkat

Si asisten tampak merengut dan langsung keluar menutup pintu. Si dokter kemudian mengunci pintu tersebut dari dalam.

Pak dokter kini menyuruh ku membuka celana. Aku turuti. Bahkan baju ku yg bisa saja aku pake kembali untuk menutupi tubuh bagian atas ku turut aku lepaskan. Aku perhatikan ekspresi pak dokter cukup kaget melihat aksi ku melepaskan pakaian hingga telanjang bulat. Pandangannya melekat di tubuhku cukup lama sampai dia berdehem menutupi ketidakprofesionalannya itu, aku tersenyum saja menanggapinya.

Aku telanjang bulat di hadapannya. Dia menawarkan ku untuk pake baju khusus gitu, yg kayak baju operasi gitu deh. Aku iyakan. Tapi begitu aku pake kok rasanya gak nyaman.

“Aku lepas aja ya dok, risih..” kata ku manja
Si dokter hanya mengangguk. Kini aku kembali telanjang bulat di hadapannya.

Aku disuruh duduk mengangkang oleh pak dokter. Posisi ku ini membuatnya bisa leluasa memeriksa vagina ku. Dia pakai sarung tangan dan kemudian memeriksa vagina ku dengan alat2 khusus, setelah itu dia melepas sarung tangannya, aku kira sudah selesai, eh ternyata belom, dia kembali memeriksa vagina ku, tapi kini dengan jemarinya langsung tanpa mengenakan sarung tangan…


Uhhh. Dia memasukan jarinya ke vagina ku. Pertama satu jari. Lalu dua jari.. pak dokter ini bukan anak kemarin sore, dia pasti tau bahwa aku sudah terangsang dari memek ku yg semakin basah..

“Bapak nggak pake sarung tangan..?” Tanya ku pelan kepadanya yg sedang ngubek2 memek ku dengan jemarinya.

“Memek kamu bersih dan sehat, saya gak perlu sarung tangan” jawabnya

“Ngghh… jadii, pemeriksaannya udah selesai, nghh.. pak?” Tanya ku yg semakin tidak bisa pura2 tidak menikmatinya

“Emang kamu mau selesai aja nih?” Jawabnya dengan semakin terang2an menyodok2 memek ku dengan jemarinya. Ini sudah jelas dia sedang nge-fingering aku…

Tubuh ku jelas tidak ingin menyudahi aksi pak dokter itu. Aku kemudian meraih area selangkangannya dengan tangan ku dan mulai meraba hingga meremas2 kontol pak dokter dari luar.

Ketika aku hendak buka risletingnya, dia menahan tangan ku, “nggak usah, gini aja”, lantas aku lanjut hanya meremas2 kontolnya dari luar. Mungkin dia malu dengan ukurannya, memang terasa kecil sih bahkan untuk genggaman tangan ku yg mungil ini.

Kini posisinya aku duduk sambil di fingering olehnya dan tangan ku meremas2 kontolnya dari luar. Si pak dokter terpejam matanya keenakan, aku lihat wajahnya sudah tua, entah kenapa ada rasa iba yg muncul. Aku dekatkan wajah ku ke wajahnya, dia membuka mata, kami bertatapan beberapa saat sebelum aku cium bibirnya. Ia seperti kaget ketika aku mencium bibirnya. Aku tahan kepalanya dengan tangan ku yg satu lagi. Aku buka mulutnya dengan lidah ku, lidah kami pun bertemu, dia tampak sungkan, sepertinya karena takut melakukan ini di tempat kerjanya. Lagiannn, siapa suruh mancing2, hihihihi.

Sambil cipokan layaknya pasangan kasmaran, padahal aku perempuan usia 22 tahun, sedangkan dia dokter yg mungkin sudah punya cucu, xixixi, aku terus remas2 kontolnya dari luar sampai tidak lama dia melenguh “erghhh” dan terasa cairan hangat di balik celananya… “gak ada 10 menit, itupun cuman diraba2, huft” batin ku sedikit mengeluh karena dia sudah klimaks sedangkan aku lagi panas2nya.

Mungkin dia mau menutupi rasa malu akibat ejakulasi dininya itu dengan semakin beringas mencipok ku. Kini dia mencipok ku dengan kasar dan asal2an sambil terus nge-fingering aku. Huh, pathetic. Aku sudahi cipokannya dan berbisik di samping telinganya,

“Udahan yuk, masih banyak pasien lain” kata ku lembut

Dia tampak tersadar dan menyudahi aksinya. Ketika jarinya ditarik keluar dari memek ku, tampak lendir kewanitaan ku membasahi tangannya. Ketika dia hendak meraih tisu untuk mengelapnya, aku goda si pak dokter tua itu,

“Katanya memek aku bersih dan sehat, buktiin dong” kata ku

Si pak dokter paham maksud ku, dia menjilati lendir kewanitaan ku yg melumuri jemarinya, kemudian menelannya. “Lucu juga nii pak dokter” aku membatin nakal.

Dia kemudian beberes, aku pun beberes.

“Makasih, dok” kata ku

ketika aku keluar dari ruangan dokter, banyak sekali mata pasien lain di ruang tunggu yang memandang ke arah ku, khususnya pasien pria, keadaan rumah sakit saat itu memang sedang ramai. Pikiran mereka pasti menerawang membayangkan apa saja yang terjadi di dalam ruangan dokter antara perempuan muda cantik dan seksi seperti ku dengan dokter pria spesialis kewanitaan, tanpa pendamping pula. hihihi, biarin aja deh mereka mau miikir apa, gak kenal iniii.

kemudian aku bayar di kasir, lalu pulang ke villa.

——————————————————————————

Sesampainya di villa, baru mau rebahan di kasur, papa telepon.

“Nadya, kamu lagi di villa di kota xx kan?”

“Iya, pa. Kenapa?”

“Sekalian mampir ke tante Dina gih, bawain bingkisan jangan lupa. Ga enak kan kamu udah di sana tapi masa gak mampir. Ya sayang ya”

Aku iyakan saja perintahnya itu meski sebenarnya aku magerrr bangett oiii. Btw tante Dina itu adik kandung papa, alias bibi ku… yowes dehh capcus ke rumah tante Dina…
 
Terakhir diubah:
Part 6

—————————————

Berangkat deh aku ke rumah tante dina.

Tante dina ini adik kandung papa ku. Tapi meskipun saudara kandung, nasib mereka cukup berbeda, khususnya dalam hal ekonomi dan rumah tangga. Tante dina ku ini sudah kawin cerai sebanyak 5 kali, yg sekarang adalah suaminya yg ke 5, namanya om Rudi, kerjanya sebagai pemadam kebakaran. Aku baru ketemu sekali sih sama om Rudi pas lebaran di rumah ortu ku tahun lalu.

Aku nyetir sendiri ke rumah tante dina yg jaraknya kurang lebih 40an menit dari villa ku. Begitu sampai aku dijamu oleh mereka berdua. Rumahnya sederhana, bahkan cukup kecil. Di lantai 1 ada ruang tamu, dapur, dan kamar mereka. Di lantai 2 ada kamar kosong satu.

Kami ngobrol2 cukup lama karena itu hari libur. Sepanjang kami mengobrol aku merasakan tatapan om Rudi kepada ku sedikit berbeda, beberapa kali aku menangkap pandangannya tertuju ke arah paha ku, terkadang ke arah dada ku juga. Aku masih memakai pakaian yg sama dengan yg ku kenakan ketika pergi ke dokter.

Aku coba memastikan apa iya si om ini sedang menikmati pemandangan tubuhku di depan istrinya sendiri yg merupakan bibi ku dengan mengangkat sedikit paha ku untuk menyilangkannya tepat ketika dia menenggak cangkir isi kopinya, tentu saja sambil mengalihkan perhatian tante dina dengan terus mengajaknya bicara. Walhasil om rudi sedikit keselek melihat aksi ku yg membuat celana dalam ku sekilas menampakan diri itu, xixixixi. “ berani juga si om mesum di depan istrinya sendiri” aku membatin.

Kami ngobrol2 di teras, karena di dalam panas, ac cuman ada di kamar mereka dan kamar atas. Lagi asik ngobrol tiba2 telepon rumah yg ada di dapur berdering, tante dina inisiatif pergi ngangkat telepon. Tatapan mesum om rudi kepadaku sepanjang kami bertiga berbincang membuat ku ingin menggodanya lagi.

“Om, numpang ke toilet ya” ucap ku
“Monggo, ada di sebelah dapur toiletnya” jawab si om

Ketika beranjak aku tidak langsung berdiri, tapi membungkuk ke depan sambil mendorong bangku duduk ku ke belakang. Dengan baju ku yg longgar seperti ini dan tanpa mengenakan bra, aku jamin payudara ku tampak seutuhnya seandainya om Rudi mengarahkan pandangannya ke arah dada ku, dan sepertinya iya, dia tampak agak salting ketika aku berdiri.

Tidak terasa hari sudah gelap. Pas hendak pamitan tiba2 hujan lebat disertai angin kenceng.. ihh serem kalo mesti nyetir badai2 gini, mana gelap lagi. Tante dina menawarkan ku untuk menginap di rumahnya, om Rudi pun tidak menolak (ya iyaalahh hahha), aku pun menyetujuinya.

Aku menempati kamar kosong di lantai 2, dan karena hujan lebat aku juga ga bisa ngambil baju ganti di mobil, untung di lemari kamar tersebut ada beberapa helai pakaian yg cukuplahh untuk tidur satu malam. Btw kamar ini sederhana banget, pintunya jg cmn dari triplek dan ga ada kuncinya. Huft.

Hujan petir menggelegar, aku gak bisa tidur, mana ac nya gak dingin lagi. Aku keringetan dan kehausan, butuh cairann nihh, ambil minum ahh turun ke dapur tengah malamm, dannn eng ing eng, ada suara suara mencurigakann… oh my god apa ituuu.. aku ikuti suara itu, ternyata dari kamar tante dina… aku ngintip dong dari celah pintunya yg memang gak rapet jd lumayan keliatan.. wahhh mereka lagi ML. Tante dina tampak menggelinjang luar biasa keenakan dientot oleh om Rudi. Gak terlalu kelihatan jelas ukuran penisnya karena gelap dan samar2, tapi tante dina sampe mengerang2 sambil menggigit sprei ketika disodok dari belakang oleh om rudi.. aku yg cuman pake kaos oblong kelonggaran dr lemari dan celana dalam yg belum kuganti sejak pagi ini sedang mengintip bibi ku sendiri ngentot sama suaminyaa.. damn kok aku jd terangsang sihh…


Cukup lama mereka ngentot. Aku yg tidak ingin terbawa suasana memutuskan menyudahi aktivitas ngintip ku dan beranjak ke dapur mengambil air minum dingin di kulkas.

Aku menungging sambil ngubek2 kulkas. Yaa kan anak baru di sini jadi aku gak tau letak persis air dingin di mana. Tiba2 terdengar suara pintu kamar terbuka, dari langkah kakinya sepertinya itu langkah kaki om Rudi. Entah kenapa aku tidak beranjak dan merasa senang, bahkan secara tidak sadar aku memperbaiki posisi nungging ku agar makin seksi dan menantang.


Suara langkah kaki semakin dekat, kemudian berhenti. Aku tau om rudi kini sedang berada di belakang ku, dan pastinya dia sedang menikmati pemandangan aku yg sedang nungging memperlihatkan bokong ku sepenuhnya ini. Aku pura2 tidak menyadari kehadirannya dan terus ngubek2 kulkas.

“Nyari apa nadya?” Dia membuka pembicaraan

Aku pura2 tersentak kaget dengan noleh ke bekakang tiba2, tapi tetap dalam posisi nungging. Aku lihat dia hanya mengenakan kolor. Badannya kekar berisi dan agak berkeringat, nafasnya juga masih terdengar ngos2an. Dari cara dia ngentotin tante dina, wajar sih sampe keringetan dan ngos2an gitu.

“Eh, om rudi.. ini om aku nyari air dingin” jawab ku pura2 gugup

Dia mendekat ke arah ku dan ikut membungkuk hingga badannya menghimpit ku dari belakang untuk ngambilin air dinginnya. Kontolnya terasa nempel di pantat ku. Ihhh, salah ku juga sih bukannya minggir dari kulkas.

Kemudian ia menuangkan air dingin ke gelas dan memberikannya kepada ku yg sedang berdiri menyandar di meja kitchenset.

“Makasih” ucap ku sambil menatap matanya

“Itu kaos cocok di kamu” katanya
“Ini aku ambil dr lemarii atas, punya om ya?” Tanya ku
“Iya, gpp kamu pake aja. Bagus kok, seksi” katanya lagi

Aku hanya menatapnya sambil minum dengan memegang gelas dengan kedua tangan ku.

Tiba2 om rudi melangkah maju ke arah ku, aku reflek meletakan gelas di meja belakang ku. Aku kira dia akan mencium ku, atau memeluk ku, atau apalah yg enak2.. ihhh dasar aku ke ge er an, rupanya dia mau ngambil gelas di lemari kabinet di sebelah atas belakang ku. Namun posisi kami berhadapan sangat berdekatan sekarang, bahkan kalau aku angkat dengkul ku sedikit, aku bisa menyentuh selangkangannya dengan paha ku.

“Sayang, ambiling minum dong” suara tante dina dari kamar memanggil suaminya.

Kami berdua cukup kaget. Untung tante dina hanya teriak dari dalam kamar.

“Om balik kamar dulu ya, tante mu haus tuh” kata om rudi

“He eh, panas banget.. nadya juga haus” jawab ku sambil kembali minum dengan tidak melepaskan tatapan ku dari matanya.

Om rudi kembali ke kamarnya. Aku pun naik ke kamar ku dan tidur.

—————————————————

Pagi harinya, entah jam berapa, aku sudah bangun tapi masih tidur2an memejamkan mata. Terdengar suara langkah kaki naik tangga kemudian mengetuk pintu kamar ku yg tidak ada kuncinya itu.

“Nadia, udah bangun belom?” Om rudi memanggil dr balik pintu.

Oh ternyata itu om rudi. Aku pura2 tidur saja. Penasaran apa yg akan dia lakukan kepada ku.

Kriekk.. suara pintu triplek berderit. Oh my god dia masuk ke kamar ku tanpa seizin ku!! Deg deg an oiii. Kalau dia berani begini pasti tante dina sedang tidak ada di rumah. Wahhh bisa terjadi hal-hal yang emmmm… mengkhawatirkann nihhh xixixixi.

Dia sudah berada di dalam kamar ku. Entah apa yg dilakukannya sekarang, aku ga tauuu, aku kan merem pura2 bobo. Tau2 terasa hembusan nafas di sekujur paha ku, oh my god dia nyiumin paha akuu. Kini kumis dan bibir kasarnya pun terasa sedang menciumi paha mulus ku… bahkan kini nafasnya terasa di area vagina ku… aduu bisa berabe nihh.. entah setan apa yg lewat, secara reflek sambil pura2 tidur aku mengubah posisi dengan agak membuka paha ku.. ujung hidungnya terasa menyentuh2 vagina ku dari luar cd.. ahhh pingin rasanya aku langsung menarik kepalanya untuk menjilati memek ku… tapi gak boleh nadyaaa, itu suami bibi mu sendiriii..

Aku bertekad menyudahi kemesuman ini dengan menunjukan gelagat akan bangun dari tidur. Ngulet lalu ngucek2 mata dan membukanya. Om rudi tampak berdiri dengan pakaian rapih dan lengkap.

“Lho. Om? Kok ada di sini?” Kata ku pura2 bego

“Eh iya anu, nadya mau sarapan apa?” Dia tampak panik dan mengalihkan topik

“Tante dina mana?” Tanya ku

“Lagi yoga sama ibu2 komplek” jawab om rudi

“Ohh.. om udah sarapan?” Tanya ku sambil sedikit peregangan di atas kasur

“Ini lagi sarapan” jawabnya

“Maksudnya?” Aku gak ngerti

“Ngeliatin kamu lebih bikin semangat daripada makan” jawabnya lagi

Ohh ke sana toh arahnya.. hihihi. Dasar cowo yaaa. Dia flirting sama aku malah bikin aku jadi pingin nakal ke dia..

“Om. Kaosnya ada yg laen ngga sih.. yg ini bahannya gerah” kata ku sambil ngipas2.

“Bentar om ambilin” sejenak kemudian dia kembali membawa beberapa baju ganti untuk ku.

Aku bangkit dari tempat tidur, melepas kaos yg ku kenakan di hadapan om ku itu, lalu mengambil kemeja putih yg ia berikan. Dia tampak terkesima oleh pemandangan yg ku sajikan. Keponakan istrinya sendiri yg cantik jelita sedang ganti baju bertelanjang dada di hadapannya.


“Pas om kemejanya, makasih ya” ucap ku tanpa memasang kancingnya terlebih dahulu

Dia hanya terdiam sambil memandangi tubuh ku, tepatnya payudara ku. Lalu ia berjalan mendekat ke arah ku, aku terpaksa mundur sampai mentok dinding. Tanpa bicara apa-apa dia langsung menciumi payudara ku.

“Aahhngg..” aku mendesah terangsang diserang tiba2 seperti itu

Tangannya meremas2 dada ku sambil mulutnya menciumi dan menjilati puting ku. Ohh ini rangsangan yg cukup membuat memek ku basah. Terlebih lagi kesadaran bahwa om rudi ini adalah suami bibi ku sendiri malah bikin aku semakin terangsang..

“Aku bauu om, belom mandi dari kemarin… ahngg” ucap ku sambil pura2 menangkis kecupan2nya di payudara ku

Dia merespon ku dengan malah mengangkat kedua tangan ku ke atas lalu menjilati ketiak ku.. ahhkk geliii, tapi enakk..

Posisi ini kurang nyaman karena dinding sandaran ku dingin, aku menjatuhkan diri ke kasur. Kini posisinya aku tidur terlentang dengan om rudi duduk di atas ku menjilati payudara ku. Jujur aku sangat menikmatinya… sampai tiba2,

“Kringg, kringgg” telepon rumah berdering berkali-kali.. om rudi sepertinya tahu bahwa itu pasti tante dina yg menelepon untuk minta jemput, makanya dia bergegas turun untuk ngangkat telepon. Aku ikut turun, berdiri di tangga, masih dengan kemeja yg belum terkancing mengexpose payudara ku yg kini basah penuh air liur om rudi.

“Nad, om jemput tante dina dulu ya” ucapnya

Aku menyilangkan tangan sambil cemberut “payudara aku sakit tau” ucap ku berharap dia ngga pergi

“Maaf, jangan bilang2 tante dina ya” om rudi memohon pada ku

“Jangan nyiumin memek aku pas aku tidur lagi ya” balas ku ketus sekaligus memberi tahu om rudi bahwa aku tidak keberatan memek ku tadi diciuminya

“Kalo gitu pas kamu bangun aja ya?” Balasnya

Aku tersenyum sinis lalu balik badan naik tangga masuk kamar.

Sepertinya aku ingin nginep di sini lebih lama kalau tante dina mengizinkan. Kalo perlu aku bayar dehh. Xixixi.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd