Part 6
—————————————
Berangkat deh aku ke rumah tante dina.
Tante dina ini adik kandung papa ku. Tapi meskipun saudara kandung, nasib mereka cukup berbeda, khususnya dalam hal ekonomi dan rumah tangga. Tante dina ku ini sudah kawin cerai sebanyak 5 kali, yg sekarang adalah suaminya yg ke 5, namanya om Rudi, kerjanya sebagai pemadam kebakaran. Aku baru ketemu sekali sih sama om Rudi pas lebaran di rumah ortu ku tahun lalu.
Aku nyetir sendiri ke rumah tante dina yg jaraknya kurang lebih 40an menit dari villa ku. Begitu sampai aku dijamu oleh mereka berdua. Rumahnya sederhana, bahkan cukup kecil. Di lantai 1 ada ruang tamu, dapur, dan kamar mereka. Di lantai 2 ada kamar kosong satu.
Kami ngobrol2 cukup lama karena itu hari libur. Sepanjang kami mengobrol aku merasakan tatapan om Rudi kepada ku sedikit berbeda, beberapa kali aku menangkap pandangannya tertuju ke arah paha ku, terkadang ke arah dada ku juga. Aku masih memakai pakaian yg sama dengan yg ku kenakan ketika pergi ke dokter.
Aku coba memastikan apa iya si om ini sedang menikmati pemandangan tubuhku di depan istrinya sendiri yg merupakan bibi ku dengan mengangkat sedikit paha ku untuk menyilangkannya tepat ketika dia menenggak cangkir isi kopinya, tentu saja sambil mengalihkan perhatian tante dina dengan terus mengajaknya bicara. Walhasil om rudi sedikit keselek melihat aksi ku yg membuat celana dalam ku sekilas menampakan diri itu, xixixixi. “ berani juga si om mesum di depan istrinya sendiri” aku membatin.
Kami ngobrol2 di teras, karena di dalam panas, ac cuman ada di kamar mereka dan kamar atas. Lagi asik ngobrol tiba2 telepon rumah yg ada di dapur berdering, tante dina inisiatif pergi ngangkat telepon. Tatapan mesum om rudi kepadaku sepanjang kami bertiga berbincang membuat ku ingin menggodanya lagi.
“Om, numpang ke toilet ya” ucap ku
“Monggo, ada di sebelah dapur toiletnya” jawab si om
Ketika beranjak aku tidak langsung berdiri, tapi membungkuk ke depan sambil mendorong bangku duduk ku ke belakang. Dengan baju ku yg longgar seperti ini dan tanpa mengenakan bra, aku jamin payudara ku tampak seutuhnya seandainya om Rudi mengarahkan pandangannya ke arah dada ku, dan sepertinya iya, dia tampak agak salting ketika aku berdiri.
Tidak terasa hari sudah gelap. Pas hendak pamitan tiba2 hujan lebat disertai angin kenceng.. ihh serem kalo mesti nyetir badai2 gini, mana gelap lagi. Tante dina menawarkan ku untuk menginap di rumahnya, om Rudi pun tidak menolak (ya iyaalahh hahha), aku pun menyetujuinya.
Aku menempati kamar kosong di lantai 2, dan karena hujan lebat aku juga ga bisa ngambil baju ganti di mobil, untung di lemari kamar tersebut ada beberapa helai pakaian yg cukuplahh untuk tidur satu malam. Btw kamar ini sederhana banget, pintunya jg cmn dari triplek dan ga ada kuncinya. Huft.
Hujan petir menggelegar, aku gak bisa tidur, mana ac nya gak dingin lagi. Aku keringetan dan kehausan, butuh cairann nihh, ambil minum ahh turun ke dapur tengah malamm, dannn eng ing eng, ada suara suara mencurigakann… oh my god apa ituuu.. aku ikuti suara itu, ternyata dari kamar tante dina… aku ngintip dong dari celah pintunya yg memang gak rapet jd lumayan keliatan.. wahhh mereka lagi ML. Tante dina tampak menggelinjang luar biasa keenakan dientot oleh om Rudi. Gak terlalu kelihatan jelas ukuran penisnya karena gelap dan samar2, tapi tante dina sampe mengerang2 sambil menggigit sprei ketika disodok dari belakang oleh om rudi.. aku yg cuman pake kaos oblong kelonggaran dr lemari dan celana dalam yg belum kuganti sejak pagi ini sedang mengintip bibi ku sendiri ngentot sama suaminyaa.. damn kok aku jd terangsang sihh…
Cukup lama mereka ngentot. Aku yg tidak ingin terbawa suasana memutuskan menyudahi aktivitas ngintip ku dan beranjak ke dapur mengambil air minum dingin di kulkas.
Aku menungging sambil ngubek2 kulkas. Yaa kan anak baru di sini jadi aku gak tau letak persis air dingin di mana. Tiba2 terdengar suara pintu kamar terbuka, dari langkah kakinya sepertinya itu langkah kaki om Rudi. Entah kenapa aku tidak beranjak dan merasa senang, bahkan secara tidak sadar aku memperbaiki posisi nungging ku agar makin seksi dan menantang.
Suara langkah kaki semakin dekat, kemudian berhenti. Aku tau om rudi kini sedang berada di belakang ku, dan pastinya dia sedang menikmati pemandangan aku yg sedang nungging memperlihatkan bokong ku sepenuhnya ini. Aku pura2 tidak menyadari kehadirannya dan terus ngubek2 kulkas.
“Nyari apa nadya?” Dia membuka pembicaraan
Aku pura2 tersentak kaget dengan noleh ke bekakang tiba2, tapi tetap dalam posisi nungging. Aku lihat dia hanya mengenakan kolor. Badannya kekar berisi dan agak berkeringat, nafasnya juga masih terdengar ngos2an. Dari cara dia ngentotin tante dina, wajar sih sampe keringetan dan ngos2an gitu.
“Eh, om rudi.. ini om aku nyari air dingin” jawab ku pura2 gugup
Dia mendekat ke arah ku dan ikut membungkuk hingga badannya menghimpit ku dari belakang untuk ngambilin air dinginnya. Kontolnya terasa nempel di pantat ku. Ihhh, salah ku juga sih bukannya minggir dari kulkas.
Kemudian ia menuangkan air dingin ke gelas dan memberikannya kepada ku yg sedang berdiri menyandar di meja kitchenset.
“Makasih” ucap ku sambil menatap matanya
“Itu kaos cocok di kamu” katanya
“Ini aku ambil dr lemarii atas, punya om ya?” Tanya ku
“Iya, gpp kamu pake aja. Bagus kok, seksi” katanya lagi
Aku hanya menatapnya sambil minum dengan memegang gelas dengan kedua tangan ku.
Tiba2 om rudi melangkah maju ke arah ku, aku reflek meletakan gelas di meja belakang ku. Aku kira dia akan mencium ku, atau memeluk ku, atau apalah yg enak2.. ihhh dasar aku ke ge er an, rupanya dia mau ngambil gelas di lemari kabinet di sebelah atas belakang ku. Namun posisi kami berhadapan sangat berdekatan sekarang, bahkan kalau aku angkat dengkul ku sedikit, aku bisa menyentuh selangkangannya dengan paha ku.
“Sayang, ambiling minum dong” suara tante dina dari kamar memanggil suaminya.
Kami berdua cukup kaget. Untung tante dina hanya teriak dari dalam kamar.
“Om balik kamar dulu ya, tante mu haus tuh” kata om rudi
“He eh, panas banget.. nadya juga haus” jawab ku sambil kembali minum dengan tidak melepaskan tatapan ku dari matanya.
Om rudi kembali ke kamarnya. Aku pun naik ke kamar ku dan tidur.
—————————————————
Pagi harinya, entah jam berapa, aku sudah bangun tapi masih tidur2an memejamkan mata. Terdengar suara langkah kaki naik tangga kemudian mengetuk pintu kamar ku yg tidak ada kuncinya itu.
“Nadia, udah bangun belom?” Om rudi memanggil dr balik pintu.
Oh ternyata itu om rudi. Aku pura2 tidur saja. Penasaran apa yg akan dia lakukan kepada ku.
Kriekk.. suara pintu triplek berderit. Oh my god dia masuk ke kamar ku tanpa seizin ku!! Deg deg an oiii. Kalau dia berani begini pasti tante dina sedang tidak ada di rumah. Wahhh bisa terjadi hal-hal yang emmmm… mengkhawatirkann nihhh xixixixi.
Dia sudah berada di dalam kamar ku. Entah apa yg dilakukannya sekarang, aku ga tauuu, aku kan merem pura2 bobo. Tau2 terasa hembusan nafas di sekujur paha ku, oh my god dia nyiumin paha akuu. Kini kumis dan bibir kasarnya pun terasa sedang menciumi paha mulus ku… bahkan kini nafasnya terasa di area vagina ku… aduu bisa berabe nihh.. entah setan apa yg lewat, secara reflek sambil pura2 tidur aku mengubah posisi dengan agak membuka paha ku.. ujung hidungnya terasa menyentuh2 vagina ku dari luar cd.. ahhh pingin rasanya aku langsung menarik kepalanya untuk menjilati memek ku… tapi gak boleh nadyaaa, itu suami bibi mu sendiriii..
Aku bertekad menyudahi kemesuman ini dengan menunjukan gelagat akan bangun dari tidur. Ngulet lalu ngucek2 mata dan membukanya. Om rudi tampak berdiri dengan pakaian rapih dan lengkap.
“Lho. Om? Kok ada di sini?” Kata ku pura2 bego
“Eh iya anu, nadya mau sarapan apa?” Dia tampak panik dan mengalihkan topik
“Tante dina mana?” Tanya ku
“Lagi yoga sama ibu2 komplek” jawab om rudi
“Ohh.. om udah sarapan?” Tanya ku sambil sedikit peregangan di atas kasur
“Ini lagi sarapan” jawabnya
“Maksudnya?” Aku gak ngerti
“Ngeliatin kamu lebih bikin semangat daripada makan” jawabnya lagi
Ohh ke sana toh arahnya.. hihihi. Dasar cowo yaaa. Dia flirting sama aku malah bikin aku jadi pingin nakal ke dia..
“Om. Kaosnya ada yg laen ngga sih.. yg ini bahannya gerah” kata ku sambil ngipas2.
“Bentar om ambilin” sejenak kemudian dia kembali membawa beberapa baju ganti untuk ku.
Aku bangkit dari tempat tidur, melepas kaos yg ku kenakan di hadapan om ku itu, lalu mengambil kemeja putih yg ia berikan. Dia tampak terkesima oleh pemandangan yg ku sajikan. Keponakan istrinya sendiri yg cantik jelita sedang ganti baju bertelanjang dada di hadapannya.
“Pas om kemejanya, makasih ya” ucap ku tanpa memasang kancingnya terlebih dahulu
Dia hanya terdiam sambil memandangi tubuh ku, tepatnya payudara ku. Lalu ia berjalan mendekat ke arah ku, aku terpaksa mundur sampai mentok dinding. Tanpa bicara apa-apa dia langsung menciumi payudara ku.
“Aahhngg..” aku mendesah terangsang diserang tiba2 seperti itu
Tangannya meremas2 dada ku sambil mulutnya menciumi dan menjilati puting ku. Ohh ini rangsangan yg cukup membuat memek ku basah. Terlebih lagi kesadaran bahwa om rudi ini adalah suami bibi ku sendiri malah bikin aku semakin terangsang..
“Aku bauu om, belom mandi dari kemarin… ahngg” ucap ku sambil pura2 menangkis kecupan2nya di payudara ku
Dia merespon ku dengan malah mengangkat kedua tangan ku ke atas lalu menjilati ketiak ku.. ahhkk geliii, tapi enakk..
Posisi ini kurang nyaman karena dinding sandaran ku dingin, aku menjatuhkan diri ke kasur. Kini posisinya aku tidur terlentang dengan om rudi duduk di atas ku menjilati payudara ku. Jujur aku sangat menikmatinya… sampai tiba2,
“Kringg, kringgg” telepon rumah berdering berkali-kali.. om rudi sepertinya tahu bahwa itu pasti tante dina yg menelepon untuk minta jemput, makanya dia bergegas turun untuk ngangkat telepon. Aku ikut turun, berdiri di tangga, masih dengan kemeja yg belum terkancing mengexpose payudara ku yg kini basah penuh air liur om rudi.
“Nad, om jemput tante dina dulu ya” ucapnya
Aku menyilangkan tangan sambil cemberut “payudara aku sakit tau” ucap ku berharap dia ngga pergi
“Maaf, jangan bilang2 tante dina ya” om rudi memohon pada ku
“Jangan nyiumin memek aku pas aku tidur lagi ya” balas ku ketus sekaligus memberi tahu om rudi bahwa aku tidak keberatan memek ku tadi diciuminya
“Kalo gitu pas kamu bangun aja ya?” Balasnya
Aku tersenyum sinis lalu balik badan naik tangga masuk kamar.
Sepertinya aku ingin nginep di sini lebih lama kalau tante dina mengizinkan. Kalo perlu aku bayar dehh. Xixixi.