Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Shinta Nadya, Si Penggoda Yang Doyan Eksib

Flashback 4

——————————————
Masih di pantai yg sama, villa yg sama, liburan yg sama.


Pagi yg cerah aku memutuskan untuk berjemur lagi di pantai. Mama ku sudah pergi yoga dengan temen2 sosialitanya. Papa ku masih tidur. Aku berjemur topless lagi karena gak ada siapapun di sini, pembantu2 dan supir dibawa mama ku.


Cukup lama aku berjemur, sampe ngantuk dan ketiduran sebentar. Tapi papa ku kok gk nyusul2? Kirain mau ngajarin berenang lagi kayak kemarin, hihihi.

Setelah merasa cukup berjemurnya, aku melangkah kembali ke villa. Kamar ku berjarak cukup dekat dengan bibir pantai tempat aku berjemur, dan bisa diakses langsung dengan berjalan melewati kolam renang, makanya dari kamar tadi aku sudah topless tanpa bawa apa2, cuman bawa diri aja, hehe.

Jadi dari pantai aku tinggal naik tangga - sampe di kolam renang - lalu masuk kamar langsung, rencananya sih gitu. Nah di area kolam renang itu ada tempat showeran buat bilas, dan di sebelah ruang shower itu ada kursi buat duduk-duduk, posisinya ada di seberang kamar ku, sederet tapi agak ke belakang dari tangga akses ke pantai. Jadi kalo aku nyampe ke area kolam renang setelah naik tangga, ruang shower dan tempat duduk2 itu ada di sebelah kiri belakang ku.

Aku melangkah naik tangga, kulit ku ketempelan banyak pasir, mau gak mau harus bilas dulu sebelom masuk kamar.. eh kok samar2 tercium bau rokok.. aku tiba di area kolam renang setelah naik tangga lalu belok kiri memutar ke arah tempat bilas, DEG!! Ada 3 orang bapak-bapak sedang duduk2 sambil merokok di situ. Badan ku menghadap ke arah mereka sehingga pandangan mereka secara bebas dapat menyaksikan tubuh ku dari depan. Aku setengah terkejut, tidak ada wajah yg ku kenal di antara ketiga pria itu. Aku langsung reflek berusaha menutupi payudara ku dengan kedua tangan ku.

“Lho, bapak-bapak siapa?” Tanya ku dengan curiga

“Eh anu non nadya, saya supirnya pak satrio, tadi ayah non suruh kami duduk2 di sini” jawab salah seorang yg ada di sana

“Saya supirnya pak jono, neng, salam kenal” kata yg satu lagi

“Saya supirnya pak bagus, salam kenal non nadya” jawab yg satunya lagi

Pak satrio, pak jono, dan pak bagus adalah paman-paman ku, sodara dari papa ku. Tadi malem papa udah bilang sih bakal kedatengan sodaranya, tapi gk bilang tepatnya kapan…

Duhh gila nih, masih pagi gini tubuh telanjang ku udah jadi santapan mata 3 supir yg belum pernah aku temui sebelumnya. Mana posisi duduk2 mereka sebelah2an lagi dengan ruang showernya, hmm gimana ya? Lanjut bilas ato langsung masuk kamar aja? Duhh nadya bingungg.. pingin juga sih nge-eksib. Sejak liburan ini belum ada kesempatan untuk itu, baru kemarin doang pas belajar berenang, tapi itu kan sama papa ku sendiri yg memang udah sering liat aku telanjang..

“Mau mandi di sini ya non? Kalo gitu kami permisi dulu, maaf mengganggu non” ucap supir yg terlihat paling senior di antara mereka bertiga

“Maaf ya bapak2..” balas ku setengah terpaksa. Yah gak jadi nge-eksib deh…

Selagi mereka beres2in meja dari asbak, cemilan dan cangkir kopinya, aku berjalan ke arah ruang shower yg berarti berjalan ke arah mereka juga. Aku berjalan secara normal tanpa menutupi payudara ku. Ketika aku berjalan selama beberapa langkah itu, kepala mereka bertiga menoleh ke arah ku, mata mereka tidak berkedip menatap tubuhku. Aku merasa seperti seorang model yg sedang berjalan di catwalk, hanya saja aku bugil tanpa busana, hanya bikini g string saja menutupi kewanitaan ku, sisa tubuh ku semuanya menjadi santapan mata mereka. Satu langkah sebelum aku masuk ruang shower, sempat terjadi kontak mata sepintas antara aku dan si supir paling senior yg sopan tadi itu. Aku lemparkan senyuman manis ku kepadanya, dia pun tampak salah tingkah, hihihi.


Ketika baru masuk dan menutup pintu, aku di kejutkan oleh dua ekor kecoa di sudut ruangan.

“Kyaa!” Aku teriak kaget dan langsung buka pintu ingin lari keluar, eh pas buka pintu 3 orang tersebut sudah berdiri sigap, “ada apa non??” Tanya mereka bersahutan

“Ituu.. kecoaa” jawab ku menunjuk 2 ekor kecoa tersebut.

Bapak supir yg paling senior tadi masuk ke ruang shower yg sempit ini berusaha menangkap kecoanya, sedangkan dua orang lagi berdiri di depan pintu persis sehingga aku gak bisa keluar. Saking sempitnya ruangan shower ini, badan ku mau tidak mau bersentuh2an dengan si bapak di tengah usahanya menangkap kecoa yg lari-larian tersebut. Kalo kecoanya lari ke arah kaki ku, aku bergeser sedikit, begitu seterusnya. Hal ini bikin paha ku dan kepala si bapak yg sedang jongkok beberapa kali bersentuhan.

Sampe2 aku kejebak dong.. di samping ku keran shower, di arah lainnya ada kecoa yg 1, dan si bapak jongkok di hadapan ku, sedangkan kecoa yg satu lagi tepat di kaki ku. Aku terpaksa merentangkan kedua kaki ku supaya ga kesentuh kecoa itu, hiiii jijayy, aku gak bisa ke mana-mana lagi!! Tangkep dong pakk itu kecoanyaa!!

Posisi ku ini bikin aku tampak seolah2 membuka kaki ku untuk si bapak yg sedang jongkok di hadapan ku. Andaikan dia tidak menunduk dan malah menegakkan kepalanya, wajahnya akan bertemu dengan selangkangan ku yg hanya tertutup bikini g string ini.

“Dapet nih non!!” Ucapnya bersemangat sambil menatap ke arah wajah ku. Dia tampak cukup tertegun. Sepertinya dia baru sadar kalau di hadapan wajahnya hanya berjarak beberapa centi saja ada selangkangan ku, dan kalau melihat ke atas dia bisa melihat payudara telanjang ku dari bawah…

“Ehh itu pak satu lagii..” ucap ku menunjuk kecoa yg satunya lagi. Ketika menunjuk kecoa tsb, tangan ku yg satunya tanpa sengaja memegang kepala bapak itu.. mungkin karena tanpa sadar aku terangsang oleh situasi ini, dan nafasnya dari tadi terasa menghembus2 area organ kewanitaan ku…

Kecoa yg satu lagi ternyata bisa terbang dan masuk ke kemeja si bapak. Dia pun ikut panik dan buru2 berusaha melepas kancing kemejanya. Entah kenapa aku pun turut membantu melepaskan kancing kemejanya sampai terbuka semua… kecoanya masih belum kelihatan. Dia pun meraba-raba kaos oblong daleman kemejanya. Aku reflek menarik kaos itu ke atas sebagai isyarat agar dia membukanya. Waktu dia melepas kaosnya, mungkin karena buru2, kaosnya nyangkut di lehernya sehingga kepalanya ketutupan kaos. Dia berusaha menarik2 kaosnya ke atas dengan kedua tangannya terangkat ke atas. Aku yg turut membantunya mau tidak mau ikut mengangkat tangan ku ke atas berusaha menarik kausnya, hal ini bikin badan ku merapat ke badan si bapak dan payudara ku menyentuh tubuhnya. Entah dia menyadarinya atau tidak. Sekarang bapak itu bertelanjang dada di hadapan ku, tapii kecoanyaa ilanggg..

Dia muter-muter panik sambil megang2 badannya sendiri. Gerakannya itu bikin keran shower tanpa sengaja tersentuh dan guyuran air pun membasahi kami berdua. Langsung segera ku matikan, tapi celana bapak itu sudah terlanjur basah kuyup.

“Mana sih kecoanya?” Ucap ku dengan waswas dan agak kesel juga lantaran dua supir lainnya tidak membantu apa2 cuman nonton doang.

Kami melanjutkan pencarian dalam keadaan basah kuyup. Sebenarnya aku bisa saja menyuruh minggir kedua orang yg mejeng ngalangin pintu dan langsung melangkah keluar kamar mandi, tapi entah kenapa aku malah memilih untuk tetap berada dalam bilik sempit ruang shower ini. Agak seru juga sih abisnya, hihihi.

“Duh mana yaa kecoanya, sampe masuk kolam renang bahaya nnti jadi kotorr airnyaa..” ucap ku sambil celingak celinguk, ketiga orang itu pun ikut celingak celinguk mencari kecoa.

Sedang sama2 mencari kecoa, tiba2 si kecoa entah datang dari mana langsung hinggap di payudara ku. Aku kaget lalu bersandar di tembok menyuruh si bapak menangkapnya.

“Ihhh, pak inii tangkep!”

Tangan si bapak pun mendarat di payudara kiri ku untuk menangkap kecoa tersebut dengan kedua tangannya. Tapi si kecoa menghindar dan terbang lagi. Kepala si bapak menoleh mengikuti arah terbang kecoa, tapi tangannya tetap menggenggam payudara ku, dan entah kenapa aku pun hanya tetap senderan di tembok.

Kecoa itu terlihat kabur masuk ke saluran ventilasi udara, kami semua menyaksikannya, tapi tangan si bapak masih menggenggam payudara ku.

“Yahh kecoanya pergii dehh” ucap ku genit
“Hehe iya non” jawabnya malu-malu sambil tangannya tetap memegang payudara ku.

Aku masih berdiri diam senderan ke tembok membiarkan tangan pak supir memegang payudara ku. Lambat laun pegangannya berubah jadi pijatan. Dua tangannya yg tadinya hanya memegang payudara sebelah kiri ku tempat kecoa tsb mendarat, kini berubah posisi. Si bapak itu sekarang memegang dan meremas2 dengan lembut kedua payudara ku dengan kedua tangannya. Aku perhatikan di balik celana panjangnya ada sesuatu yg menggembung… dua supir lainnya yg berdiri di pintu hanya melongo mupeng menyaksikan ku yg hanya berdiam diri digrepe2 oleh rekannya itu.

“Kecoanya udah pergi, pak.. Aku mau mandi..” ucap ku dengan lemah lembut kepada bapak itu setelah aku merasa cukup memberinya imbalan dengan membiarkannya meremas2 payudara ku karena sudah membantu ku mengusir kecoa.

Dengan wajah yg sangat mupeng dan ngiler dia menjawab “e..eh iya non, saya bersihin dulu bekas kecoanya”. Lalu dia menuangkan sabun cair ke tangannya dan kembali mengusap2 payudara ku. Bapak supir yg tadinya sopan ini mulai berani kurang ajar.. hihihi dasar cowok. Aku pun mengambil busanya dan ikut menyabuni tubuh si bapak karena tadi kecoanya sempat masuk ke bajunya. Telapak tangannya yg kasar dan keras itu mengusap2 payudara ku, dan tangan ku yg halus dan lembut ini mengusap2 dari dada hingga perutnya si bapak. Kedua orang supir yg masih berdiri di pintu tampak mulai memegang2 kontol mereka dari luar celananya. Aku cuek saja pura2 tidak tahu.

Samar-samar aku mendengar suara bapak2 mengobrol dan tertawa, dan suaranya semakin mendekat.. eh tunggu, itu suara papa dan sodara2nya!omg gimana ini?? Aku panik, ketiga bapak supir ini lebih panik lagi. Si pak supir yg bertelanjang dada bersama ku kebingungan karena celananya basah kuyup, gak mungkin dia keluar bertemu majikannya dalam keadaan seperti itu, sedangkan dua supir yg lain juga bingung, mereka ragu2 untuk kabur karena enggan meninggalkan temannya itu. Akhirnya aku spontan menarik tangan mereka berdua dan langsung menutup pintu. Sekarang aku bersama 3 orang supir sedang dempet2an di bilik sempit ruang shower ini.

“Stttt” aku memberi isyarat kepada mereka untuk tidak bersuara

Suara papa dan paman2 ku makin dekat, mereka sekarang sedang berada di dekat kolam renang. Mereka terdengar sedang berbincang2 di situ. Aku makin deg-degan, gak kebayang kalo mereka sampe mergokin aku yg lagi desek2an sama supir2 mereka di bilik shower ini dalam keadaan telanjang gini. hadehh..

Bilik shower yg tadinya sudah terasa sempit, makin sempit lagi gara2 sekarang ada 4 orang dempet2an di dalamnya. Saking dempetannya badanku sampe nempel rapet ke badan mereka, ya kurang lebih kayak desek2an di kereta pas mudik gitu deh. Aku gak pernah sih desek2an di kereta, tp pernah liat di berita suasananya, persis kayak gitu.

Situasi ini menguntungkan mereka, karena mereka tahu aku takut ketahuan oleh papa dan paman2 ku, maka mereka memanfaatkan situasi ini. Salah seorang supir yg tadi ku tarik masuk dengan berani mendekatkan wajahnya ke dada ku dan mulai menciumi dan menjilatnya. Aku tidak bisa berbuat apa2 karena tidak ingin mengeluarkan suara, aku hanya memasang wajah marah dan memelototinya, tapi itu tidak menghentikan aksinya, malah dia semakin berani dengan mengenyot2 puting ku.

Mungkin gara2 melihat aku yg tidak bisa melawan digerayangi seperti ini, supir yg satu lagi yg tadi berdiri bersamanya di pintu mulai memberanikan diri juga. Dia mencium pipi ku, aku balas dengan memelototinya juga, eh dia malah nyosor menciumi leher ku, bahkan tangannya meraba2 selangkangan ku dari luar g string, jemarinya mulai nakal mengelus2 vagina ku, aku tahan dengan memegangi tangannya agar tak berpetualang lebih jauh, cukup di situ aja. Meskipun begitu, jarinya tetap bisa mengelus2 vagina ku dari luar. Aku masih senderan di tembok kayak sebelumnya, pak supir sopan yg tadi nangkepin kecoa posisinya ada di belakang mereka berdua, terhalang oleh badan mereka sehingga dia gak kelihatan oleh ku lagi ngapain.

Suara papa masih terdengar jelas sedang mengobrol dengan sodara2nya di area kolam renang. Siapa yg menyangka hanya beberapa meter dari posisi mereka, ada aku yg sedang berusaha menahan diri untuk tidak mendesah lantaran sedang digerayangi oleh supir2 mereka.

Terbawa oleh suasana, tangan ku menjambak rambut bapak supir yg daritadi ngenyotin payudara ku. Aku terpejam menikmati sentuhan2 mereka di tubuhku. Pertahananku mulai goyah. Tangan ku yg tadinya dengan kuat menahan tangan pak supir agar tidak menggerayangi vagina ku, mulai melemas juga pegangannya, sehingga tangan pak supir itu semakin leluasa, jarinya menyelinap masuk lewat celah g string ku.. Dia sukses ngobelin aku.. Mulutnya tau2 nyosor mencium bibir ku.. Uhh bau rokok dan bau2 lainnya... Aku palingkan wajah ku, gengsi ah cipokan sama jongos.. Dia beralih menjilat telinga ku lalu berbisik "memek kamu basah banget ini non"... Aku hanya diam saja dan memejamkan mata, tidak ingin berdebat. Dia lalu meraih tangan ku lalu menuntun ke arah selangkangannya, terasa sesuatu yg keras kayak tongkat satpam, sambil terpejam aku reflek menggenggamnya karena penasaran. Ketika buka mata dan menoleh ke bawah, eh ya ampunn itu kontolnyaa.. Zzzz... Kapan dia buka celanaaa.. Sudah terlanjur ku genggam, ya udah aku pegangin aja tuh kontolnya dia, tapi gak aku kocokin, cuman aku pegang aja..

"kocokin dong non" pintanya.

Gila ini jongos minta aku ngocokin dia. Ga aku ladenin, aku tetep buang muka sambil merem. Eh dia malah maju mundurin pinggulnya dengan kontolnya di genggaman ku.. Karena aku takut muncul suara dari gerakan badannya itu, aku pelototi dia sambil mulai menggerakan tangan ku yg menggenggam kontolnya itu. Dia sukses bikin aku mau ngocokin dia. Tapi aku kocokin dia dengan kasar dan buru2.. Dia berbisik lagi ke aku "uhh sakit non".. Harusnya pake sabun cair, tapi sabunnya dipegang si bapak yg nangkepin kecoa tadi.. Aku pinginnya dia cepet2 keluar aja biar gak berisin, jadinya aku basahi tangan ku dengan ludah ku sendiri, lalu aku kocokin dia. Setiap mulai kering, aku jilat lagi telapak tangan ku sampai basah lalu kembali ngocokin dia.

Giliran bapak supir yg daritadi ngenyotin susu ku bikin suara. Dia gerak2 berusaha meraih puting payudara ku yg satunya lagi dengan maju2in kepalanya. Posisinya yg kayak gitu bikin keseimbangannya terganggu dan hampir kepeleset. Daripada muncul suara, aku inisiatif aja memiringkan tubuh ku agar tepat berhadap2an dengannya supaya dia gampang neteknya, dada ku juga ku busungkan supaya dia gak kesusahan karena badannya yg tinggi itu. Bapak supir yg sedang aku coliin jadi ada di belakang ku sekarang. Dia masih tetap ngobelin aku, tapi sekarang dari belakang.. Perubahan posisi ini bikin pak supir penangkap kecoa jadi kelihatan oleh ku. Kelihatan banget dia pingin ikut menikmati tubuh ku, tangannya sudah berada di dalam celananya sedang coli. Dia mendekat lalu kepalanya maju2 menciumi pipi ku dari samping. Aku lepaskan tangan ku dari kontol supir yg ada di belakang ku dan mulai meremas2 kontol pak supir kecoa dari luar, dia pun inisiatif membuka risleting dan mengeluarkan kontolnya, aku basahi telapak tangan ku dan mulai ngocokin dia. Kontol nganggur pak supir di belakang ku mengambil kesempatan dengan nyempil di kempitan paha ku. Karena orangnya pendek, kontolnya gak nyampe ke memek atau pantatku dalam posisi badan berdiri kayak gini. Dia pun mulai kembali menggoyang2kan pinggulnya maju mundur. Aku menoleh ke belakang, ku pelototi dia,

"gak bersuara kok non, tenang aja" bisiknya. Aku gregetan bngt sm yg satu ini, rasanya pingin ku tampar dia. Dia lanjut gesek2in kontolnya di sela paha ku sambil nyiumin punggung ku.

Ketika noleh ke belakang, pak supir kecoa bibirnya nyosor sehingga bibir kami bertemu. Dia membuka bibirnya dan menjilati bibir ku dengan lidahnya. hmmfhh bauu. Aku hanya memejamkan mata saja tapi tidak memalingkan wajah, aku biarkan dia menjilati bibir ku dan sesekali membukanya sedikit untuk memberi celah lidahnya masuk bersentuhan dengan ujung lidah ku..

"Nadya mana ya?" terdengar suara papa ku

Fokus ku beralih ke suara perbincangan papa dan sodaranya. Dari pembicaraanya, mereka akan beranjak turun ke pantai. Ini kesempatan untuk aku lari keluar dan langsung masuk kamar.

Aku tidak peduli dengan kedua supir yg ada di depan dan di belakang ku. Yg aku peduli cmn pak supir kecoa, aku gak pingin dia nanggung dan kentang pas aku lari masuk kamar nanti. Jadinya aku mulai ngocokin dia dengan penuh perasaan. Bahkan aku balas ciumannya dengan cipokan yang lebih liar lagi.

Suara langkah kaki terdengar menapak turun tangga menuju pantai, suasana di kolam renang terdengar sepi tak ada orang, sepertinya papa dan paman2 ku sudah pergi. Saatnya aku kabur ke kamar, tapi pak supir kecoa belum muncrat... Duh kudu totalitas nihh...

Aku palingkan tubuh ku supaya menghadap ke pak supir kecoa, hal ini bikin kedua supir lainnya jdi nganggur. Lalu aku majukan badanku menghimpitnya hingga ia mentok tembok. G string ku sudah berubah posisi berkat gangguan supir cebol di belakang ku tadi sehingga vagina ku terekspose. Masih sambil cipokan dengannya, aku angkat sebelah kaki ku, ku tuntun tangannya untuk menahan kaki ku itu, lalu ku genggam kontolnya dan ku masukkan ke dalam vagina ku yg sudah basah ini..

"ahngg" aku mendesah pelan ketika kontolnya masuk. Dia mendekap ku erat dan mulai menyodok2 memek ku dengan kontolnya.. Aku tidak peduli lagi dengan kedua supir lainnya.

"arghh, memek non enak banget" ucapnya

"stt, ahngg.. diem aja.." jawab ku. dia manggut-manggut.. kami pun cipokan lagi sambil terus menggoyang2kan pinggul kami..

aku merangkul lehernya erat, ku kalungkan kedua kaki ku di pinggangnya, aku bergelantungan padanya...

"ahng.. entotin nadya pak.. ahngg" ucap ku sambil mendesah lirih di telinganya..

Tidak butuh waktu lama sampai dia menurunkan ku dari gendongannya sebelum dia muncratin spermanya ke arah perut ku dalam posisi kami berdua berdiri berhadapan. Aku lap sisa2 pejunya di tubuhku dengan tangan ku lalu cuci tangan di tempat yg sama. Kedua supir yg lain mencoba membuatku agar mau menolong mereka untuk muncrat juga dengan setengah memaksa, mereka mendekap dan merangkul ku dengan cukup bertenaga.

“Awas ah, nanti ketauan” ucap ku seraya menepis tangan mereka dan langsung setengah berlari keluar kamar mandi untuk menuju kamar ku, masih dalam keadaan hanya memakai bikini g string.

Ketika melangkah menuju kamar dengan membelakangi tangga ke pantai, tiba-tiba ada suara memanggil ku dari arah tangga, “lho, nadya?”

DEG!! Siapa ituuuu… hadehhh…
 
Terakhir diubah:
Nice moga moga makin hardcore gangbang nya lonte suka eksib kayak nadya pantes digangbang dan dijadiin toilet umum
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd