Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Sisil: Pacar Yang Tidak Adil

Lanjut dengan pov Sisil atau tanpa pov Sisil?

  • Pakai

    Votes: 251 78,2%
  • Tidak

    Votes: 70 21,8%

  • Total voters
    321
  • Poll closed .
Knpa ga dibuat, skrng diem2 yanuar mengikuti dan menyelidiki sisil..dan tau smuanya tapi dia tetep diam, dan masih menikmatinya... Dan akhirnya yanuar dpet perawannya eh abis diperawanin... Sisil malah sering maen ma yg laen...
 
SEGMEN DAG DIG DUG 6

“Aaaaaaa”

Teriakan kaget ku karena ulah Farhan. Farhan saat ini sedang meremas dadaku dari depan. Tubuhnya mulai mendekat ke arahku. Posisiku saat ini masih duduk di atas jok motornya. Lalu setelah sudah dekat, aku dipeluk Farhan. Aku merasakan kehangatan yang ditimbulkan dari pelukannya. Ada rasa nyaman yang tidak bisa terkiaskan dengan kalimat.

“Kenapa peluk-peluk, aku nunjukin tempat ini cuma untuk nepatin janjiku, bukan malah kayak gini.” Ucapku sambil mendorong tubuhnya melepas pelukannya.

“Setelah dipikir-pikir, tempatnya asik juga hehe.”

“Asik gimana maksudmu?”

“Asik buat giniiii.” Secepat kilat dirinya mendekat kembali, memelukku dan tangannya sudah kembali meremas salah satu payudaraku.

“Udah Han stop, pulang udah malam ini.”

“Gak mau Sil, tanggung banget kita udah berduaan disini.”

“Ya terus kalo berduaan mau mu apa hah?” Aku sedikit ngegas karena merasa Farhan mengambil kesempatan dalam kesempitan.

“Ngelanjutin hasrat yang tertunda selama seharian ini lah.”

Aku sudah di ujung tanduk. Nasibku sudah bisa dikatakan dalam keadaan tidak baik baik saja. Aku bingung meminta pertolongan kepada siapa. Aku hanya berharap pasrah ada keajaiban yang terjadi. Aku berharap ia sadar dan mengurungkan niatnya. Aku sudah yakin, aku akan diajak mesum melebihi dua kali insiden hari ini. Dan yang paling parah, aku akan disetubuhinya. Aku sungguh takut. Aku akan melawan sebisaku sampai dirinya tidak berbuat lebih.

“Mmhhh Han udah pliss.” Tangannya masih gencar memainkan kedua gundukan di dadaku yang besar.

“Engga Sisil. Aku udah berusaha sampai sejauh ini, masa digagalkan.”

“Sadar, mmhh aku temanmu Haaann. Aku kurang baik apa sama kamu uhh.”

“Kamu sangat baik, sampai aku mulai menaruh perasaan sama kamu”

“Engga gini caranya. Aku udah punya pacar dan kamu tau itu.”

“Kamu udah punya pacar tapi membiarkan tubuhmu dijamah olehku. Cowo yang gak punya status hubungan sama kamu hayoo.”

Seperti dihantam benda tumpul di kepala, ucapan Farhan barusan terlihat seperti skak mat bagi diriku. Aku pun bingung akan menjawab apa.

“Mau mu apa sih Han?” Tangannya sudah mulai menjauh dari payudaraku, kini dia memegang pinggangku dari depan

“Mau kamu hehe.”

“Aku udah bilang aku punya cowo Han.”

“Yauda, gimana kalo kita ngelakuin kayak hari ini?”

“Maksudmu?”

“Ini” Tangannya sambil meremas dadaku. Aku diamkan tangannya memainkan payudaraku.

“Tuh nenenmu aku remas aja kamu diam, aku tau kamu juga mau.”

“Ehh mm anu engga.”

“Sil meskipun aku bukan anak psikologi, tapi dari gelagatmu keliatan kalo kamu juga mau.”

“Yauda cukup sebatas kayak ini aja ya.”

“Iya Sil. Tapi misal pengen lebih gas aja haha”

“Heee ngaco. Yauda, sekarang aku padamu Han malam ini.” Ucapku yang sudah malu setengah mati memberi lampu hijau kepadanya. Tangannya mulai meremas kembali dadaku, kini kedua tangannya sudah aktif menggerayai dadaku di luar bajuku. Sesaat kemudian, tangannya masuk melalui bawah bajuku dan meraih payudaraku yang masih dibentengi dengan BH sebagai pertahanan terakhir ini.

“Ssshhh Farhan geli banget.” desahanku tak tertahankan kali ini, aku mendesah dengan leluasanya.

“Kan, kamu loh aslinya pengen, tapi tadi sok nolak.”

“Ya aku kan malu.”

“Udah gak usah malu, kamu nikmatin malam ini.”

Aku lantas mengangguk saja dengan ucapannya barusan. Aku mencoba untuk tidak terlihat seperti aku yang menginginkan ini terjadi. Tapi tidak, ini terlalu nikmat, aku harus akui itu.

Lalu hal tak terduga terjadi. Baju ku perlahan diangkat ke atas, namun aku masih mampu menahannya.

“Perjanjiannya gak gini Han.”

“Tanggung Sil, percuma aku nyentuh nenenmu kalo aku gak bisa liat bentuknya.”

“Yauda cukup bayangin aja kan bisa.”

“Ngelihat pasti lebih seru lah haha.”

“Sebatas itu aja ya.”

“Iyaaaa.”

Lalu ku longgarkan pertahanan tanganku. Tangannya kembali meraih baju bagian bawahku. Perlahan diangkatnya naik sampai menunjukkan BH ku.

“Wow dada ini akhirnya terlihat kembali setelah kejadian ganti baju waktu itu di basecamp.”

“Han jangan bahas itu, aku maluuu.”

“Hahaha maaf Sil. Oke oke.”

Tangannya mulai meremas payudaraku yang masih terbungkus BH ini dan bedanya kini sudah terlihat jelas di depan matanya. Aku sudah sangat malu karena Farhan hanya ku anggap sebagai teman. Tapi sebagai teman dia beruntung karena tanpa perlu menjadikanku pacar, dia sudah mendapatkan hal sejauh ini. Setelah itu dia melepaskan remasannya pada payudaraku.

“Gimana kamu ngelakuinnya sama pacarmu?” Ya betul sedari tadi dia masih berdiri di samping motor dan aku masih duduk di atas jok motornya.

“Sepedanya distandar tengah, terus dia naik duluan terus aku duduk di pahanya.” Dia tidak merespon dengan ucapan, melainkan tindakan. Dia menstandar tengah motornya tanpa menyuruhku turun, sedangkan dengan Yanuar aku musti disuruh turun. Aku terpesona dengan kekuatannya. Lalu dia naik ke atas motor dan duduk menghadapku.

“Berdiri dulu kamu.” Aku menuruti ucapannya.

“Udah sini duduk di pahaku.” Aku lantas duduk di atas pahanya. Dan bajuku masih dalam keadaan terangkat. Aku sudah lupa dengan rasa maluku. Padahal ada kesempatan untuk menurunkan bajuku, tapi aku malah membiarkannya.

Sesudahnya dia mulai memandangi kedua payudaraku itu sambil sesekali melirik ke wajahku. Malah sekarang aku yang berharap dalam hati “jangan diliatin aja, mainin sekarang.”. Tentu aku terlalu gengsi mengucapkan hal tersebut. Sesudahnya dia meremas dadaku lagi dan masih di luar BH. Tapi tidak lama tangannya menyusup ke dalam BH tanpa mengangkatnya. Aku membiarkan ulah tangannya tersebut. Jarinya mencapai putingku yang mungil itu. Jarinya membentuk seperti capitan yang mencapit putingku dengan lembut. Aku merasakan sensasi geli dan kenikmatan saat kedua putingku dicapit menggunakan jarinya secara bersamaan.

“mmmhhhh geli Farhan sshhhh enak.”

Tanpa aba aba, dengan wajahku yang sayu dan terangsang hebat, bibirnya mencari bibirku. Dan akhirnya kami berciuman. Yap, Farhan akhirnya mencium bibirku. Aku tidak bisa menggambarkan betapa jatuhnya harga diriku, bahwa cowo yang ku anggap sebatas teman ternyata mencium bibirku. Bibirnya yang tipis, dengan aroma tubuh yang maskulin membuatku semakin terangsang.

“aaahhhh.” “mmuhhhh.” “cuppphh.” bunyi desahan dan perpaduan mulut kami yang silih berganti mengisi sunyi nya malam.

Tidak lama BH ku diangkat olehnya. Aku yang sudah terangsang membiarkan ulahnya. Dan akhirnya kedua payudaraku terpampang pertama kalinya secara utuh di hadapannya.

“wowwww ternyata begini nenenmu Sil, gede banget. Kebanyakan nenenin pacarmu ya?”
https://www.imagebam.com/view/MEQPR2Z
“heem.” aku mengangguk manja menjawab pertanyaannya.

“Aku boleh juga?” Tanyanya memastikan.

“Mmmm.” Aku mendesah manja sambil menggelengkan kepala isyarat tidak memperbolehkannya.

“Plisss.”

“Enggakhh Han udah gini aja. Tadi gak ada minta sejauh ini.” Agar tidak berbuat lebih, tanganku mencari tangannya dan menaruh tangannya pada payudaraku. Aku hanya mau dia sebatas memegang dengan tangan bukan dengan mulutnya.

“Udah gini aja tangannya jangan lebih.”

“Kamu udah sange Sil?”

Aku hanya mengangguk pasrah dan manja. Memang betul aku sudah sangat terangsang atas perlakuannya padaku sedari tadi. Lalu tangannya meremas dadaku sambil wajahnya melihat ke arahku. Sepertinya dia mencari celah ketika aku lengah. Dan memang benar dugaanku, ketika aku semakin terlarut dengan perasaan terangsangku, wajahnya sudah mendarat di antara kedua dadaku.

“aaaaaaaaaaaa Han gak boleh.” Tapi dirinya tidak menggubris ucapanku. Dia menciumi kedua payudaraku bergantian. Dia menciumi dadaku dengan sangat rakus seperti orang yang tidak pernah mencium payudara. Lalu aku merasakan ciuman pada dadaku berubah menjadi jilatan.

“Gak Haan mmhhh, kamuuu gak bolehhh kayak ginihh ahhh geli.” ucapku yang melarangnya sambil melawan rangsangannya. Farhan sama sekali tidak menggubris ucapanku. Dia hanya berfokus dengan kegiatan yang dia lakukan untuk terus merangsangku.

“Ahhhhh geliihh Farhan, mmmhhhh pelaannn.” Lalu sampailah dia ke atas putingku. Dan hap masuklah semua putingku ke dalam mulutnya. Farhan telah berbuat sejauh ini kepada tubuhku. Dan aku sangat menikmatinya. Cukup lama dia bermain dengan putingku. Mulai dari jilatan, kenyotan, sampai gigitan.

“Akhirnya nenen yang aku idamkan selama program ini tercapai hahaha.”

“Ssshhh Auhhh.” aku merasakan gigitan Farhan di putingku.

“Enak Sil?”

“Heem jangan banyak omong Han aahhh.”

“Hehe rejeki banget, gak pacaran tapi dapet nenen haha.” Aku sedikit tersinggung dengan ucapannya barusan. Tapi memang kenyataannya seperti itu. Dan di sisi lain rasa terangsangku mengalahkan rasa tersinggungku.

“Sil aku lepas jilbabnya ya.” Tanpa menunggu jawabanku dia pun melepaskan jilbabku. Dan sekarang terurailah rambutku yang lurus itu di hadapannya.

“Mmmm wangi banget rambut kamu.”

“Makasih.”

Terlena dengan pujian barusan, Farhan mengangkat bajuku dan melepaskannya. Aku membantunya dengan mengangkat kedua tanganku ke atas untuk memudahkan dia melepasnya. Tidak lama kaitan BH ku juga dilepasnya tanpa kesulitan. Kini aku telah bertelanjang dada di hadapannya. Aku mengingkari janjiku sendiri. Aku membatasi Farhan hanya sampai memegang payudara, tapi kini aku bertelanjang dada dan dia secara resmi sudah mendaratkan mulutnya di kedua payudaraku. Meskipun di tengah kegelapan, masih ada sinar bulan yang menerangi pergumulan kami.

Farhan lalu turun dari motor dan menghadapkanku ke samping. Lalu dia yang berdiri di samping motor, mendekat ke arahku dan mulai mencium bibirku lagi sambil meremas dadaku. “mmhhh..cuppph…sshhh.” Perlahan ciumannya turun dari bibir menuju ke dadaku lagi sedangkan remasan pada dadaku menuju perutku dengan gerakan membelai. Lalu turun hingga dia mencapai ke selangkanganku.

“Nooo kali ini engga Han.”

“Sssstttt aku ga ngapa ngapain kok.”

“Awas aja kamu.”

Lalu tangannya membelai dan menggosok vaginaku dari luar celana.

“uhhhh geli Farhan.”

“Hehe.”

Tapi aku akui rasanya sangat geli namun nikmat. Aku ingin tangannya masuk ke dalam celanaku tapi aku gengsi. Aku tidak ingin terlihat aku yang mengharapkan semua ini terjadi. Tapi Farhan pandai memainkan psikis ku. Dia terus merangsang dan memancing aku untuk mengeluarkan kalimat yang dia tunggu. Dan benar sekali.

“Han mhhh masukin ke celana.” ucapku dengan nada manja sehingga agak tidak jelas didengar

“Hah ga denger.”

“Tangannya massukin ke celanahh.”

“Katanya ga boleh hahaha.”

“Mmmhh boleh.”

“Bener nih hehe?”

“Duh iyaahh bawel Farhan.” Aku mencubit pinggangnya karena dia mempermainkanku. Lalu kancing celanaku dibuka olehnya. Dan tanpa izin dia langsung masuk menerobos celana dalamku. Dan akhirnya tersentuhlah vaginaku yang ditumbuhi rambut lumayan lebat itu.

“Lebat banget jembutnya haha.”

“Biarin.”

“Aku pernah baca, kalo jembutnya lebat artinya dia sangean hahaha. Tapi kayaknya betul sih hahaha.” Aku menahan malu karena ucapanny barusan. Tangannya masih terus bergerilya di dalam celana ku.

“aaaaihhhh geli.” Tangannya menggosok dari bawah ke atas secara perlahan. Dia ulangi terus hal itu. Tanpa sadar tanganku mencari dan meraba celananya. Aku merasakan penis Farhan sudah sangat tegang. Lalu aku rabai pelan dari luar celana. Farhan mendesah ketika aku mengelus penisnya dari luar.

“Masukin aja tanganmu Sil.”

“Buka celanamu.”

Farhan pun membukan celananya dan memelorotkan celana beserta celana dalamnya. Lalu dia memungutnya dan meletakkan pada setir motornya. Kini tubuh bawah Farhan sudah telanjang. Ku lihat penis Farhan lebih panjang daripada milik Yanuar. Aku menaksir ukurannya 16 cm. Berbeda 2-3 cm dari milik Yanuar. Kepala penisnya sudah berlendir. Aku oleskan pada penisnya agar licin. Pemiliknya mendesah dengan kocokan ku.

“Halus banget tanganmu Sil.”

“Enak banget Sil.”

“Aduhh ga ada lawan ini.”

Begitulah ucapan yang keluar dari mulut Farhan. Kami saling memanjakan lawan seks kami. Dia juga pandai memanjakan vaginaku dan memainkan klitorisku.

“Farhan ga kuat mau keluaaaarr.”

“Keluarin sayang ayok.”

“iiyaaaaaa ahhhhhhh Haaaannn keluaaaarrr”

Crit, crit, crit. Tubuhku mengejang karena orgasme barusan. Cukup banyak cairan orgasme yang aku keluarkan. Hanya dengan tangannya saja aku dibuatnya tidak berdaya. Celana yang masih terpakai akhirnya basah karena cairan orgasmeku sendiri. Aku terengah engah karena orgasme barusan. Tangan Farhan masih tidak beranjak dari vaginaku, masih menggosok dengan gerakan minimalis dan pelan. Begitupun tanganku yang masih menggenggam penis lawan mainku ini.

Farhan lalu menunduk dan memelorotkan celana beserta dengan celana dalamku ini.

“Mau ngapain Haaan aku gamau telanjang.”Tapi sudah terlanjur. Kini aku telah telanjang bulat di hadapannya. Aku mencoba menutupi vaginaku dengan tanganku. Kemudian dia merentangkan kaliku lebar lebar. Dia mengambil posisi menunduk menghadap ke arah vaginaku yang masih ku tutupi dengan tangan. Pegangan pada penisnya juga terlepas. Sepertinya dia akan menjilat vaginaku. Dan benar saja dia menyingkirkan tanganku yang menutupi vaginaku sebagai pertahanan.

“aaaaaaahhhhhhh geli sayang.”

“tahan sayang enak kan.”

“enaakkk sayang uhhhh geli banget ga kuat.”

Dia menjilat bagian dalam vaginaku dan menjilat serta memainkan klitorisku juga menggunakan tangannya. Aku sungguh tidak kuat dirangsang sedemikian rupa.

“Kamu udah pernah gini sama pacarmu Sil?”

“Ahhh belum. Kenapa?” Wajahnya yang sedari tadi menjilati vaginaku, terlepas dan melihat ke wajahku kaget dengan jawabanku.

“Hah pacarmu belum pernah tapi aku pernah. Beruntung banget aku sayang.”

“Udah jangan banyak omong kamu, puasin aku.” Ucapku sambil meraih kepalanya dan mengarahkan pada vaginaku lagi. Aku tekan supaya tidak terlepas dari vaginaku dan tidak banyak bicara. Cukup lama dia memainkan vaginaku menggunakan lidahnya.

“Sil gantian sepong punyaku.” perintahnya.

“Yauda naik ke motor.” suruhku padanya dan dia duduk di motor. Tubuhku yang sudah telanjang turun dari motor dan mengambil posisi seperti orang rukuk. Lalu aku masukkan dengan yakin penis itu ke mulutku.

“Huek asin hihihi.”

“Pacarmu udah pernah kamu sepong?”

“Belum?”

“Aku pertama?”

“Diem deh Han.”

glok glok glok cupphh seperti itu lah bunyi ketika aku mengulum dan mencium kepala penis Farhan. Penis itu hampir masuk seutuhnya ke dalam mulutku. Penisnya tidak dipenuhi rambut kemaluan lebat seperti milik Yanuar.

Lalu Farhan yang semakin nafsu denganku, dengan tega menahan kepalaku sehingga membuatku terbatuk karena penisnya mentok sampai tenggorokan.

“uhuk uhuk hoek.”

“Maaf Sil hehe.”

“Hmm gapapa, mau lagi?”

“Hehe Ayok.”

Lalu sekali lagi dia menahanku. Kini cukup lama.

“Uhuk uhuk uhuk hoeeekkk huaahhh.” Aku terbatuk dan mual karena penisnya mentok menyentuh dinding tenggorokan ku lumayan lama. Napasku tersengal sengal karena ulahnya barusan. Air liurku juga menetes karena ulahnya barusan. Lalu tubuh telanjangku memeluk Farhan karena aku sudah lemas untuk berdiri. Farhan dengan penuh kasih sayang memelukku balik dan mencium keningku. Lalu dia turun dari motor, dia memposisikan dadaku untuk telungkup di jok tapi kakiku masih menapak di tanah. Seperti gerakan rukuk bedanya tanganku bertumpu di jok.

“Sayang aku masukin ya.”

Aku hanya mengangguk. Aku sudah mengingkari perjanjianku sendiri. Padahal awalnya tadi aku menolak, tapi kini dia sudah akan melakukan penetrasi penisnya ke vaginaku. Lumayan sulit dia melakukan penetrasi. Namun tidak lama “bleeeeessss”penisnya yang basah karena liurku dan vaginaku yang basah karena cairan vaginaku menjadi pemulus masuknya penis Farhan ke vaginaku.

“Sempit bangetttt. Gila ngentod guru agama.”

“Mmhhh pelan dulu Han masih lemes.”

Plakkkk. Farhan menampar pantatku.

“Mau dinikmatin malah lemes.”

“Tunggu ya Han.”

Plakkkk. Lagi dia memukul pantatku.

“auhhhh sakit sayang.”

Plaaakkkk.

“Auhhh yauda goyangin dahh ahh ah ah.”

“Nah gitu dong sayang.”

Plok plok plok plok begitu lah bunyi perpaduan antara kedua kulit kami yang bertabrakan. Goyangan yang semula pelan mulai dikencangkan oleh Farhan. Aku sudah pasrah dengan apa yang ia lakukan. Payudaraku yang bergelayut bebas menjadi sasaran tangannya. Diremasnya secara bergantian dari pelan sampai cukup kasar. Pantatku juga tidak lepas dari tamparan tangannya.

“Gila Sil akhirnya aku bisa bersetubuh sama kamu. Gak pernah terbayang ini kejadian.”

“Ahhh Han kamu yang goda aku terus seharian ini. Tanggung jawab puasin aku.”

“Iyaa Sil pasti, cewe telanjang di depan mata gak mungkin gak aku puasin apalagi cantik banget dan ini nenennya duh besar banget.”

Dia meremas nya dengan sangat kuat kali ini.

“Auhhh pelan remesnya.”

Plakkkk ditamparnya pantatku. “Kok bawel kamu Sil.”

“Iya maaf.” Aku mulai menyadari, setiap aku membangkang atau tidak memuaskan kemauan dia, maka aku akan mendapatkan tamparan pada pantatku. Tapi secara jujur lama kelamaan aku menikmati tamparan itu. Jadi kadang aku buat ulah agar pantatku ditamparnya hingga panas sekali rasanya.

Badanku lalu ditegakkan dan masih tetap menggenjot badanku dari belakang. Dalam posisi itu, dadaku membusung dan seolah menantang untuk diremas. Tanpa membuang kesempatan, Farhan meremas dadaku yang membusung dan berguncang tidak karuan akibat hentakan tubuh Farhan padaku.

“ahhh ahhh ahhh ahhhh Han kamu masih kuat?”

“Masih, kenapa emang?”

“Aku mau keluar.”

“Lemah.”

“Goyangan kamu nikmat sayang.”

Plakkk “Lemah”

“Ampun sayang.”

“Lemah.” Plakkkk

“ahhh tampar sayang.

Plak plok plak plok plak plok. Pantatku bergantian dipukuli kiri dan kanan.

“sayanghhh ga kuattt akuhh keluaaarr.”

crit crit crit. Aku keluar dan tubuhku ambruk pada jok sepeda. Penisnya masih menancap kokoh pada vaginaku. Aku merasa sudah 10 menit dia menggenjotku tapi dia belum memperlihatkan tanda-tanda akan orgasme. Farhan adalah lelaki perkasa untuk urusan seksual. Nafasku masih tersengal sengal merasakan gelombang orgasme barusan.

Lalu aku mulai diberdirikannya lagi. Aku dipeluknya dari belakang dengan penis yang masih tertancap pada vaginaku.

“Lagi ga sayang?” tanyanya.

“Terserah kamu Han.”

Lalu benar saja dia mulai menggerakkan badannya menggenjotku dengan tempo yang pelan. Setelahnya ia percepat genjotannya.

“ihh ihhh ihh mmhhh ahhhh terus sayang.” desahku. Ucapanku membuat nafsunya tambah beringas. Tapi tidak lama genjotannya mulai pelan lalu berhenti. Dia mencabut penisnya pada vaginaku dan merubah gaya seks kami. Kini aku direbahkan di jok motornya. Lalu dia naik dari depan dan berdiri disana (motor matic).

Lalu memasukkan kembali penisnya yang masih tegak mengacung menantangku untuk menikmatinya. Lalu dia arahkan penisnya masuk lagi ke dalam vaginaku.

“bleesssss.” Masuklah penis itu ke dalam vaginaku.

“mmhhhh terus Han, kamu ga capek?”

“Engga sayang, ngentod bidadari gini capeknya hilang. Mana sempit banget memeknya.”

“Ahhh kalo dapet enak aja gombal hihi.”

Payudaraku terguncang seirama dengan goyangannya pada tubuhku.

“Ahhh ahh ahhh.” Tangannya meremas dadaku sambil tetap menggoyangkan badannya. Tubuhnya mulai condong mendekat ke arahku. Lalu diciumnya bibirku, pipiku, keningku secara bergantian.

“Silll aku mau keluar.”

“Sama Han.”

“Siillll dikit lagiihhh.”

Daaannnn..

Dia mencabut penisnya dari vaginaku. Sesaat sebelum aku akan mencapai orgasmeku, dirinya melepaskan penisnya dariku.

“Ihhh kenapa dilepas.”

“Aku ga pengen ini cepet berlalu.”

“Ya kan nanti kalo udah keluar kan bisa main lagi Farhaaann.”

“Takut lemes duluan sayang hehe.”

“Ih iya deh, lemah kamu.” Aku menampar penisnya yang masih berdiri tegak.

“Eh berani ya kamu Sil hahaha”

Lalu kedua kaki ku direntangkan secara lebar. Dua jarinya dimasukkan ke dalam vaginaku. Dengan gerakan super cepat dia menyetubuhi vaginaku dengan jarinya tersebut.

“ahhhh ihhh ihhh ihhh ehhhh Haaannnnn mauuhhh kluarrr sshhh ahhhhh Haannnn ga kuat.”

crit crit crit crit crit crit. Kali ini gelombang orgasme ku melebihi dua orgasme ku sebelumnya. Aku makin banyak kehilangan tenaga karena orgasmeku barusan. Aku memejamkan mata karena tubuhku sudah sangat lemas. Aku melihat ada sinar flash mengarah ke tubuhku. Farhan ternyata memfotoku.

“Han buat apa.”

“Aman Sil, habis ini kita kan asing, jadi aku mau buat ini sebagai bacolku.”

“Hmmm asing ya. Setelah dapat enak jadi asing ya?” Ucapku sedih.

“Ya kan kamu harus balik ke pacarmu sayang.”

“Yauda kamu juga kalo udah punya pacar jangan sia siakan dia ya.”

“Iya sayang makasih ya. Aku juga ga akan ngelupain kebaikan mu udah beri tubuhmu buat aku.”

“Sama sama sayang, ayok lagi.”

“Oh iya udah jam 3 Sil lanjut habis itu pulang.”

“Ih habis manis sepah dibuang nih ceritanya?”

“Gak gitu Sisil, emang kamu gak ngantuk?”

“Ya ngantuk sih hehe. Yauda ayo Han, mau gaya apa lagi?”

“Nungging kek awal tadi aja tapi badanmu tegak ke atas ya.”

“Iyaa sayang cium dulu dong akunya.”

“mmmuaahhhh.”

Akhirnya kami memulai kembali kegiatan seksual kami dengan tenaga yang tersisa. Penisnya sudah tertancap lagi di vaginaku. Dengan posisi ini dia sangat leluasa menciumi

rambutku, beserta leherku. Tidak terasa hanya 10 menit dia akan ejakulasi.

“Dikeluarkan dimana?

“Ahhh di luar Han.”

“Gak didalem?”

“Ahh jangan takut.”

“Emang masa subur?”

“Duhh aku juga gak tau.”

Akhirnya genjotannya semakin kencang.

“ihhhh ihhhh ihhhh ihhhh ahhhh aahhhh Han aku juga keluar.”

“Iya bareng sayang.”

“Ahhhhh Haannn keluuarrrr.” Ternyata aku duluan yang keluar.

“Sil aku sekarang.” Genjotannya semakin kuat. Payudaraku juga dicengkram dengan kuat juga. Satu tangannya memegang pinggulku.

“Cabut Haaannn ahh ahh ahhh ahh ahhh.”

“Mmhhhh tanggung sayang.”

Crot crot crot crot crot. Aku merasakan banyak semburan di dalam vaginaku. Aku sudah semakin lemas. Aku pasrah dia mengeluarkan di dalam vaginaku. Tapi aku merasakan hangatnya sperma Farhan di dinding vaginaku.

“Ahhh makasih Sil.”

“Hmmm.”

Lalu aku ambruk telungkup di atas jok motor Farhan. Aku merasakan Farhan memegang pantatku dari belakang. Dia merabanya antara kiri dan kanan. Lalu tangannya meraih payudaraku yang tergencet jok motor. Aku sedikit menaikkan badan agar tangannya bisa meraih payudaraku. Lalu dicium nya punggungku dan dia membisikiku sesuatu.

“Makasih sayang kamu enak banget mainnya.”

“Hmmm.” Aku hanya menggumam.

Akhirnya dengan sisa tenaga, aku berdiri dan memakai pakaianku lagi. Saat aku memakai pakaian ternyata Farhan sudah memakai semua pakaiannya. Lalu sambil aku memakai pakaian, tangannya terus menggerayai tubuhku. Aku diamkan saja toh bisa jadi ini adalah grepean terakhirnya kepadaku.

Sperma di vaginaku yang meluber, diusap dengan kain kotor yang ada di dalam jok motor miliknya. Ada bau bensin di kain itu sehingga vaginaku juga bau bensin. Aku tidak peduli yang penting vagina ini bersih dari sperma.

Lalu saat perjalanan pulang, aku memeluk Farhan dengan sangat erat. Lalu kejadian tak terduga terjadi, yaitu saat subuh aku melihat Yanuar mengendarai motornya entah kemana. Aku tidak berani melihatnya. Aku memalingkan wajahku berlawanan dengan arah laju motornya. Ternyata Yanuar tidak menuju ke arah kami.

Paginya aku bilang kepadanya kalau hari ini aku libur dulu karena aku sakit. Padahal alasan sebenarnya karena aku lelah dan sangat mengantuk karena kejadian dini hari tadi antara aku dan Farhan.

Siang harinya aku diajak keluar Farhan untuk mencari makan siang karena aku belum makan sedari pagi. Aku memakai masker agar tidak diketahui oleh siapapun. Lalu saat aku akan masuk kos, dia menarik ku untuk masuk ke kosnya sebentar. Dia mencium bibirku, lalu menyusu pada payudaraku dan terakhir aku menyepong dia sampai keluar di atas vaginaku. Setelahnya aku diperbolehkan keluar.
https://www.imagebam.com/view/MEQPPCM
“Ini kalo malem udah aku entod kamu Sil. Sayang banget ini siang.”

“wleeee.” aku menjulurkan lidah ke arah Farhan sambil lari dan tertawa.

Bersambung…
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd