Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Sisil: Pacar Yang Tidak Adil

Lanjut dengan pov Sisil atau tanpa pov Sisil?

  • Pakai

    Votes: 251 78,2%
  • Tidak

    Votes: 70 21,8%

  • Total voters
    321
  • Poll closed .
PART 8C

Hari berganti hari. Hubunganku dengan Airin semakin dekat. Dan teman-temanku yang lain semakin menyadari bahwa kedekatan kami itu salah. Lebih tepatnya aku yang salah. Karena aku sudah mempunyai Sisil, yaitu pacarku sedangkan Airin dia tidak salah karena dia jomblo. Dia tentunya bebas memilih untuk dekat dengan siapa saja.

Untuk urusan tidur, aku yang awalnya canggung jika harus tidur bersebelahan dengan Airin, kini sudah tidak canggung lagi. Berbeda dengan tidur bersebelahan dengan Safira. Jika dengannya aku merasakan canggung selama 1 hari saja, dan esoknya aku sudah mulai enjoy dengan keadaan itu. Sebab dia juga sedikit bitchy menjadikan aku tidak memiliki rasa canggung yang terlalu lama. Airin pun memberiku sebuah penguatan untuk tidak mendengarkan omongan teman-teman yang lain. Tapi aku menyadari satu hal, dari ketiga cewe yang ada di circle baruku, terdapat satu orang yang tidak menyukai kedekatan ku dengan Airin apalagi sampai tidur bersebelahan.

"Kamu jangan dengerin yang lain, gapapa dah kamu tidur sini, aku udah nyaman tidur sampingan sama kamu." Ucap Airin ketika akan tidur.

"Awalnya canggung, terus aku nyoba bodo amat ya ga bisa tetep aja ga enak sama yang lain, apalagi kamu anak pondok."

"Mesti dah bawa bawa pondok. Ini udah kemauanku ay."

"Tapi aku baru sadar, si Alfina kayaknya gak suka sama aku semenjak kita tidur sebelahan. Padahal dulu dia yang paling sering ngajakin ngobrol bahkan yang ngajak masuk circle kalian juga dia."

"Perasaanmu aja ay. Emang gitu kok anaknya."

"Iya mungkin."

Sebelum tidur, seperti biasa rutinitas ciuman bibir tidak bisa dilewatkan begitu saja. Aku sangat candu dengan bibirnya. Rasa bibirnya manis sekali. Aku pernah mendengar memang, wanita yang masih belum terjamah rasa bibirnya memang manis.

"cuupphhh cupphhh." Kami saling mengecup dan mengulum lidah. Aku merasakan Airin seperti sudah pro dalam ciuman bibir. Jika harus jujur, ciuman Airin lebih nikmat daripada Sisil. Karena meskipun pemula, Airin tergolong sudah mahir dalam bermain bibir dan memainkan lidah. Gerakan dia menyapu lidahku dan bibirku menggunakan lidahnya lah yang membuatku menilai dirinya sudsh mahir meskipun dia baru merasakan cium bibir. Tapi soal bentuk, bibir Sisil tetaplah pemenangnya bagiku. Sisil si bibir tipis.

"Kamu udah kayak orang pernah ciuman ay, jangan jangan emang pernah?" Ucapku dengan nada interogasi.

"Eh engga kamu yang ambil first kiss ku."

"Maaf ya."

"Maaf apa?"

"Maaf belum bisa ngasih kepastian apapun tapi kamu udah ngasih bibirmu buat aku."

"Duhh gausah minta maaf ay, aku nya juga mau kok."

"Kamu ga nyesel?"

"Ya dikit sih tapi kan udah terlanjur."

"Maaf yaa."

"Mesti mintaa maaf kan dibilang gapapa."

Aku melanjutkan ciuman bibirku dengan Airin. Kami berciuman dengan sangat hangat. Tanganku yang notabene nakal, mulai mengarahkan ke payudaranya yang besar itu di luar bajunya. Pada awalnya memang ada penolakan dari Airin. Dia menyingkirkan tanganku dari dadanya. Tapi setelah disingkirkan, tanganku hinggap kembali di dadanya. Barulah Airin hanya pasrah dengan tanganku yang sudah kembali meremas dadanya. Karena payudaranya yang kenyal itu, aku meremasnya dengan sedikit kasar. Maklum lah baru pertama aku merasakan payudara sekenyal ini. Sudah tentu tidak ada desahan dari Airin karena takut suaranya ataupun suaraku terdengar oleh yang lainnya. Aku meremasnya tiada henti, tidak puas jika hanya sebentar. Selain karena kenyal, besar, dan empuk, ini juga karena rejeki karena Airin adalah bukan sosok siapa siapa di dalam hidupku tapi aku bisa menjamahnya sejauh itu.

Paginya Airin mengeluh kalau payudaranya sakit. Mungkin karena efek meremasku yang terlalu kuat dan kasar. Aku meminta maaf kepadanya dan bilang jangan kapok untuk membiarkan aku menjamah dadanya.

Setelah itu, pagi menjelang siang aku melihatnya mencuci baju dan mandi di kamar mandi. Aku tidak ingin mengikutinya karena untuk apa juga. Saat balik dari kamar mandi, aku dibuat cemburu olehnya. Dia mengenakan kaos lengan pendek lagi tapi bukan kaos yang waktu itu, dengan menggunakan celana kulot dan jilbab. Lengannya yang mulus itu dapat dilihat oleh orang yang melihatnya. Meskipun hanya lengan saja, aku tetaplah iri karena pemandangan itu harusnya dinikmati oleh mataku saja. Tapi di sisi lain aku juga tegang melihatnya seperti itu. Tegang karena pakaiannya, dan tegang karena cemburu. Apalagi ku lihat semua cowo berada di posko karena tidak ada kegiatan sama sekali hari itu. Hanya menghabiskan makanan di posko.

"Kamu ga punya baju lain yang lengannya panjang." Tanyaku agak sinis.

"Dicuci semua ay, kenapa?"

"Aku cemburu."

"Maaaf ayyy, iya aku pake jaket ya sekarang."

"Udah gausah."

"Loh katanya kamu cemburu ay."

"Gapapa dah itu aja."

Aku tidak berani mengutarakan jika aku juga terangsang karena dia menjadi objek penglihatan cowo lain. Secara tubuh, Airin lah memang yang bagiku body goals di antara semua cewe di kelompokku. Tapi dari wajah, Sania lah yang paling cantik baru diikuti oleh Airin.

Malamnya kembali seperti biasanya. Adegan ciuman bibir dan remasan ke araha payudaranya tidak aku lewatkan. Malam itu aku meremas dengan lembut, karena pagi tadi dia sudah mengeluh. Namun ada hal yang berbeda.

"cuphhh cuphhhh cuphhh." ciuman bibirku dengan bibirnya.

"Ay aku mau tanya, kamu sebenernya ada rasa bener apa cuma nafsu sama aku?"

Degghh. Dikejutkan dengan pertanyaan itu membuatku akhirnya memilih diam. Aku juga bingung sebenarnya apa yang aku rasakan padanya. Suka/sayang/cinta atau hanya benar karena nafsu.

"Kok diem ay?"

"Kamu kenapa nanya kayak gitu?"

"Yauda gausa dijawab."

"Loh aku cuma nanya kenapa kamu nanya gitu."

"Ya gapapa aku pengen tau aja."

"Ya aku ngelakuin ini karena emang ada rasa sama kamu bukan sekedar nafsu. Pasti kamu mikir ciuman bibir tanda nafsu kan, padahal ciuman bibir itu menandakan sayang."

Aku merasa jawabanku seperti jawaban penuh kebohongan dan jawaban mencari aman. Aku menyadari betul hal itu. Aku mulai menyadari kalau aku hanya nafsu saja. Tapi perasaan kepadanya juga ada.

"Kamu nyium aku buru buru banget ay, kayak nafsu."

"Oh jadi gara gara itu kamu nanya?"

"Hmm iya sih tapi ga sepenuhnya gara gara itu."

"Aku tuh sayang banget sama kamu kok muahhh." Ku kecup keningnya.

"Lagi."

Muuahhhh, aku mendaratkan ciuman pada keningnya lagi.

"Jujur aku lebih suka dicium kening daripada bibir."

"Yauda gausa cium bibir lagi."

"Bener ya ay?"

"Eh engga jangan jangan aku masih mau hehe."

"Oo dasar."

"Maaf ya udah ngerusak kamu."

"Duhhh ay kamu ini mesti minta maaf terus, aku bilang aku gapapa."

"Ya tapi ngerasa bersalah aja."

"Diem deh ay."

Lalu kami melanjutkan ciuman dan aku dengan meremas dadanya dengan penuh kelembutan. Lalu irama pada ciuman bibirku juga aku bikin serendah mungkin agar tidak disangka hanya nafsu saja. Tapi memang itu lah keadaanya. Sampai saat ini, hanya sebatas cium bibir dan meremas dadanya dari luar. Kadang kalau pakai kaos lengan pendek aku juga mengelusnya.

Rutinitas pagi masih seperti sebelumnya, yaitu Airin mengambilkanku makanan, membawa piring kotor ku bahkan kadang menggantikan peranku mencuci piring saat jadwal piket. Tetapi saat menyapu ataupun mengepel posko, tetaplah menjadi tanggung jawabku.

Malam pun masih sama seperti malam seperti biasanya. Aku masih saja berciuman dengan Airin, meremas dada Airin seperti sebelum sebelumnya. Tidak ada absen semalampun aku berciuman dengannya. Sampai aku berpikir "ternyata aku yang dulu sangat kaget dengan KKN yang terdapat hal tidak senonoh malah aku sendiri yang melakukannya." Aku berpikir demikian memang bertanya tanya bagaimana hal seperti itu dapat terjadi. Dan aku pun sudah mendapatkan jawabannya sendiri. 24 jam bersama ditambah 1 posko dengan lawan jenis dan rasa rindu kepada pasangan yang jauh dari kita, itu lah jawabannya. Mungkin Sisil pun demikian. Tapi aku mencoba tetap berpositive thinking. Semoga saja tidak

Lalu hari demi hari aku lalui. Tibalah waktu KKN tersisa 1 minggu setengah. Kurang lebih 10 hari saja menjelang penarikan mahasiswa KKN. Siang hari saat tidak ada kegiatan, aku duduk bersama Wina di depan teras posko.

Sedikit memberi cerita kepada pembaca. Safira dan Wina terlibat crash dengan ketua kelompok kami yaitu Leon yang mereka anggap terlalu menampakkan kebucinannya dengan Sania sampai Leon pun dianggap pilih kasih dan mengesampingkan anggota lainnya. Leon dan Sania, mereka berdua setiap hari menghabiskan waktu berdua bersama. Dari makan, jalan jalan sampai entah kemana pun mereka juga berdua. Padahal keduanya sama sama memiliki pacar. Wina dan Safira kembali mendekatiku. Aku pun menerima curhatan mereka mengenai keadaan tersebut. Tidur pun mereka sekarang sudah berpisah. Kini Leon tidur mojok bersama Sania. Sedangkan Safira dan Wina kembali ke tempat dulu aku tidur bersamanya, berseberangan dengan Leom dan Sania.

Lanjut, saat aku mengobrol dengan Wina di teras, aku selingi ngobrolku dengan chat Sisil. Begitu hangat chatan kami. Aku juga tetap mendengarkan Wina. Dia juga menasehati ku perkara kedekatanku dengan Airin yang siang ini sedang tidur. Tiba-tiba aku dikejutkan dengan sebuah chat dari Sisil.

S: Aku mau ngomong sesuatu tapi kamu jangan marah.
Y: Wah asik nih cerita baru.
S: Aku serius yang.
Y: Ya aku juga serius yang, pasti bikin aku ngaceng nih hehe.
S: Terserah kamu.
Y: Yauda mau ngomong apa yang?
S: Kamu inget kan aku pernah bilang sebelum aku jadian sama kamu aku pernah main sama Anan ke pantai?
Y: Iya inget, kenapa?

(Flashback.
Sisil kala itu pernah aku tanyain apakah sebelum sama aku pernah keluar sama Anan. Dia menjawab pernah. Aku menanyakan hal itu saat dirinya KKN. Kala itu aku hanya cemburu biasa. Karena aku pun tidak mungkin menyalahkannya karena kejadian tersebut terjadi saat sebelum dia jadian denganku. Sisil mengutarakan kalau dirinya berjalan-jalan ke pantai lalu makan sate saat akan pulang.)

S: Sebenernya itu pas udah sama kamu.

Deghhhh. Dadaku berdegup kencang, lalu seperti disengat listrik. Aku tentu tidak mempercayainya. Mungkin dia kangen dengan penisku sehingga dia mengada ada cerita agar penis ku tegang lalu aku memberikannya pap penisku yang tegang.

Y: Alah ngadi ngadi, orang kamu bilang sebelum.
S: Sesudah yang.
Y: Sebelum kan?
S: Sesudah yang
Y: Sebelum kan?
S: Sesudah yang.
Y: Kamu serius?
S: Iya aku serius ini.

Aku langsung terkejut, sangat terkejut. Wina yang berada di sampingku menanyakan mengapa tiba tiba raut wajahku berubah.

"Kenapa war mukamu tiba tiba berubah."

"Pacarku barusan ngaku, dia pernah ke pantai pas udah jadian sama aku. Yauda aku mau nyelesaikan ini dulu."

Aku lalu bergegas ke kamar mandi sambil membawa HP ku.

"Loh katanya nyelesaikan masalah kok ke kamar mandi." Tanya nya sedikit berteriak karena aku ke kamar mandi yang jaraknya jauh dari posko.

"Mules."

Saat sampai di kamar mandi dan tak lupa mengunci pintu kamar mandi aku sambung lagi chat dengan Sisil. Jujur saat itu penisku sudah sangat tegang. Aku tidak menyangka ada sebuah cerita yang di luar prediksi ku. Aku tidak menyangka ini bisa terjadi. Tapi kapan? Aku pun bingung kapan aku bisa kecolongan kejadian ini.

Y: Kapan kamu keluar sama dia?
S: Kamu inget pas aku pamit ke saudaraku yang ada di kota?
Y: Iya inget yang.
S: Itu aku berangkat sama dia sebenernya, maaf yang. Bentar aku reply chatnya.
S: Ini.

Aku tunggu 1 menitan, dia mereply chat di tanggal 5 Mei 2022. Aku bacai lagi dari awal dia pamit. 11.57 dia izin kalau sebentar lagi dia akan keluar. Lalu 12.36 dia pamit berangkat dan 19.19 dia baru mengabariku bahwa dia baru sampai rumah. Hatiku tentunya sangat panas dan cemburu. Aku tidak menyangka aku kecolongan. Aku tidak tau kalau kala itu dia berbohong. Aku tidak menaruh curiga apapun karena memang momennya lebaran. Penisku sangat tegang setegang tegangnya. Bulu kudukku berdiri. Panas, marah, cemburu, horni menjadi satu.
https://www.imagebam.com/view/MEQVEHQ

Y: Ini kamu bohong kan yang?
S: Engga yang ini aku serius. Maaf yang. Aku siap kalo kamu putusin, aku akuin aku salah yang. Maaf yang."
Y: (Mengirim foto penisku yang tegang)
S: Kamu di kamar mandi yang?
Y: Iya yang.
S: Ngapain?
Y: Ngaceng yang.
S: Maaf yang.
Y: Ceritain gimana yang kejadiannya.
S: Jadi aku tuh sebenernya udah chatan sama dia dari pagi. Pagi dia bilang kalo mau ngajak aku main siangnya. Aku kira bercanda. Ternyata jam 11 an dia bilang lagi prepare mau ke rumah. Yauda akhirnya aku mandi yang makanya aku jam 11 lama bales chatmu. Sampe akhirnya jam 12 kurang dia udah sampe depan rumah. Lalu aku suruh masuk dulu dia nya. Awalnya aku make up an di kamar terus dia nyuruh make up an di ruang tamu yauda aku mau aja. Aku make up an di situ ga pake jilbab. Setengah jam aku make up an terus setengah 1 aku berangkat. Terus baru sampe rumah jam 7 setengah 8 an gitu. Maaf yang. Aku siap kalo kamu putusin.
Y: Engga yang.
S: Kamu kok ga marah? Ga sayang lagi ya?
Y: Ya aku marah. Tapi masih kalah sama sangeku.
S: Aku janji ga akan ngulangi lagi yang.
Y: Terus habis itu ngapain lagi?
S: Terus dia nanya "ini aku ga kamu suruh mampir?" ya aku jawab "yauda ayok mampir." Terus akhirnya mampir dia nya.
Y: Terus dia pulang jam berapa?
S: Bahas yang lain aja yang.
Y: Loh ini aja belum selesai.
S: Gapapa lupakan.
Y: Gak mau, kita selesaikan dulu.
S: Kamu jangan marah yang.
Y: Iya apa?
S: Aku takut bilangnya yang.
Y: Gapapa.
S: Dia nginep di rumah yang.
Y: Hah??? Bohong kan kamu?
S: Engga yang aku serius. Maaf yang. Makanya aku siap diputusin.
Y: Loh, kemana semua orang rumah?
S: Ke jateng yang.
Y: Kamu sendirian di rumah?
S: Iya yang, maaf yang.
Y: Kalian bener bener berdua aja di rumah?
S: Iya yang berdua, maaf yang.
Y: Ngapain?
S: Kamu tau sendiri, cowo sama cewe kalo udah berdua ngapain aja kan yang, kayak kita. Maaf yang.
Y: Serius kamu?
S: Iya yang. Maaf yang.
Y: Yauda sebutin ngapain aja?
S: Ya kayak kita yang.
Y: Iya sebutin.
S: Cipokan, sama remes dada aja yang.
Y: Ada lagi?
S: Engga yang.
Y: Sumpah?
S: Anu yang ada lagi, dia nenen juga.
Y: Hah?

Jariku gemetar membaca kalimatnya barusan. Aku sungguh emosi. Aku sangat tidak menyangka. Aku ingat sekali, 5 Mei 2022 bahkan aku belum menjamahnya sedikitpun. Memeluknya atau dipeluknya pun juga belum. Tapi rasa horni ku lebih tinggi daripada emosiku. Aku ingin menguliknya lebih jauh lagi sambil aku mengocok penisku yang semakin tegang.

S: Maaf yang.
Y: Terus apa lagi?
S: Udah itu aja yang.
Y: Sumpah?
S: Emm anu yang bobo bareng?
Y: Bohong kan?
S: Engga, aku beneran yang.
Y: Gila sih kamu yang.
S: Maafin aku yang huhu.
Y: Terus apalagi?
S: Aku ragu bilangnya yang.
Y: Udah bilang aja.
S: Aku serius ragu sama takut banget yang.

Tok tok tok.

"Siapa di kamar mandi."

"Eh aku di kamar mandi, bentar cebok."

"Oh Yanuar. Oke aku tunggu ya."

Suara cewe mengetok pintu kamar mandi. Akhirnya aku menyudahi interogasi ku kepada Sisil. Aku masih terkejut dengan pengakuan barusan. Aku lemas tidak bertenaga.

Y: Aku mau sendiri dulu.
S: Maafin aku yang.

Aku cuma membaca tanpa membalasnya. Aku keluar kamar mandi dengan menidurkan penisku dulu agar tidak nampak berdiri. Saat sudah tidur barulah aku keluar kamar mandi. Ternyata temanku ini akan mandi sore. Aku hanya tersenyum dan meminta maaf karena sudah menghabiskan waktu lama di kamar mandi. Lalu aku kembali ke posko dengan perasaan campur aduk.

Aku masih tidak menyangka dan terus terus memikirkan hal yang barusan aku baca. Entah mengapa aku bisa sepercaya itu jika dia akan ke saudaranya. Tapi siapa yang akan menduga jika itu hanyalah sebuah kebohongan. Aku bingung melanjutkan introgasi ku kepadanya atau tidak. Tapi aku juga ingin sendiri tanpa diganggu dirinya dulu alias menenangkan pikiranku. Tapi rasa penasaranku mengalahkan rasa emosiku. Dan rasa penasaranku membawa ke rasa horniku. Sial gara gara fetish, kata "putus" susah sekali diucapkan.

Y: Selain cerita yang kamu ceritakan tadi, kamu masih nyimpen apa?
S: Gak ada lagi yang.
Y: Gak usah bohong deh.
S: Emang gak bohong aku yang.
Y: Sumpah?
S: Aku takut mau ngomongnya yang.
Y: Kenapa? Ngomong aja kali.
S: Maaf yang.
Y: Maaf apa?
S: Ya kamu pasti udah tau apa yang terjadi yang. Cowo sama cewe berduaan aja di rumah. Maafin aku sayang huhuhu.
Y: Ya pasti mesum.
S: Iya bener yang. Maaf yang.
Y: Ada lagi?
S: Hmm gatau yang jangan nyudutin aku gini.
Y: Lah aku cuma nanya.
S: Lupakan sayang huhu
Y: Apalagi kejadian pas dia nginep?
S: Ga kuat bilangnya yang huhu
Y: Apasih.
S: Itu yang.
Y: Apa tinggal ngomong.
S: Tidur bareng sayang, maafin aku huhu.
Y: Hah? Bener?
S: Maaf yang.
Y: Gak sampe gituan kan tapi?
S: Sampe yang huhu.
Y: Gituan?
S: Iya yang huhu.
Y: Ngen?
S: Iya yang, makanya aku bilang gapapa aku diputusin. Aku emang layak diputusin huhuhu maaf yang.

HAH!?

ADUH!!! BUKAN MIMPI SAAT KU CUBIT TANGANKU.

Bersambung...
 
Bimabet
Ditunggu cerita detil sisil main sm anan

Pst joss gandoss
Pst binal bgt

Lanjutkan suhu, biar sisil makin binal
Biar sisil cerita juga di kkn main sm cowo lain hehehehe

Cheeerrsss
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd