Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Sisil: Pacar Yang Tidak Adil

Lanjut dengan pov Sisil atau tanpa pov Sisil?

  • Pakai

    Votes: 251 78,2%
  • Tidak

    Votes: 70 21,8%

  • Total voters
    321
  • Poll closed .
PART 8D

HAH!?

ADUH!!! BUKAN MIMPI SAAT KU CUBIT TANGANKU.

Apa yang barusan aku baca adalah nyata. Aku sedang tidak di alam mimpi. Aku lemas setelah membaca hal itu.

Y: Gatau dah lemes aku bacanya.
S: Maaf, aku siap kalo emang kamu putusin
Y: Gak tau, jangan chat dulu.

Orang normal ketika mendapati pengakuan barusan tentunya akan mengambil tindakan untuk memutuskan pasangannya. Hal itu dikarenakan pasangannya bersetubuh dengan orang lain padahal dirinya sudah memiliki pacar. Berbeda cerita kejadiannya sebelum berpacaran. Mungkin sebagian orang bisa memaafkan hal itu. Tapi kasus ini berbeda, kejadiannya saat sudah berpacaran.

Berbeda dengan pemikiran orang normal, saat ini, aku seperti tidak ingin putus dari Sisil meskipun perbuatannya tersebut sangat fatal dan sudah tidak bisa ditoleransi. Ada getaran yang membuat nafsuku naik karena pengakuannya barusan. Ada perasaan tidak menyangka bahwa seorang Sisil yang polos ternyata sudah dijebol oleh orang di masa lalunya yang itu pun bukan siapa siapanya. Bahkan saat kejadian pun, orang itu pun statusnya tetap bukan siapa siapanya Sisil.

Nafsuku naik, penisku berdiri tegak membayangkan betapa beruntungnya Anan mendapatkan perawan dari Sisil. Betapa nikmatnya lubang sempit yang dirasakan penis ajaibnya itu. Entah sihir apa yang dibuat oleh si pemilik penis itu sehingga Sisil dengan tega memberikan kehormatannya pada laki laki yang bukan siapa siapanya.

Saat ini aku sedang di kamar mandi tempat ku mengintrogasi dirinya saat siang tadi. Aku mengocok penisku dengan penuh nafsu dan semangat. Aku membayangkan wajah cantik dan manisnya itu sedang disetubuhi Anan. Aku membayangkan sedang mendengar desahan merdu yang keluar dari mulut Sisil yang merasakan kenikmatan yang ditimbulkan oleh kelakuan Anan yang tentunya merangsang setiap inchi tubuh Sisil yang sangat menggoda dari segala sisi. Aku menganggap Sisil tidak ada celah minusnya, begitu mulus tanpa lecet sedikitpun.

Aku membayangkan wajahnya yang kenikmatan. Aku juga membayangkan wajahnya yang meringisi menahan sakit karena lepasnya perawan di tangan Anan lebih tepatnya penisnya. Aku membayangkan getaran payudara Sisil yang seirama dengan sodokan pada vaginanya. Aku membayangkan vaginanya yang pasti sempit itu menyedot penis Anan yang belum ku ketahui ukurannya itu. Aku membayangkan payudara Sisil dimainkan menggunakan tangan, jari, dan tentunya mulut. Aku membayangkan wajah Sisil dibelai manja, rambutnya dielus dengan penuh sayang. Aku membayangkan bibirnya yang imut itu dicium dan dikulum oleh Anan dengan mesra. Aku membayangkan lehernya diberi cap merah oleh Anan. Aku membayangkan setiap inchi tubuh Sisil diciumi dan diraba oleh Anan. Dan aku membayangkan apakah Sisil mengulum penis Anan? Atau Anan juga menjilati vagina Sisil?

Semua bayangan itu berputar terus di kepalaku terus menerus. Saat akan crot aku menundanya agar aku mendapatkan kepuasan membayangkan betapa nakalnya dan betapa menikmatinya Sisil dalam merasakan seks pertama kali di hidupnya. Aku membayangkan hal-hal itu berulang-ulang sampai tidak terasa penisku sudah sangat keras dan terangsang.

Tok tok tok!!!

"Siapa di dalam?" Tanya seseorang yang sepertinya itu adalah suara Airin.

"Yanuar, kamu Airin kan?"

"Iya ay. Kamu ngapain kok lama dari tadi ga ada di posko."

"Mules hehe."

"Yauda tuntasin ay."

"Sama siapa?"

"Sendiri ay."

Kami berdialog dengan pintu dan tembok sebagai penghalang. Seketika kocokan pada penisku makin kencang. Aku merasakan saat saat hampir mengeluarkan sperma. Sejurus kemudian, ku hentikan kocokan ku, lalu ku naikkan celana ku dan memasukkan ke dalam kantong celanaku. Aku membuka pintu dan langsung menabrak tubuh Airin menyandarkan tubuhnya ke tembok kamar mandi.

"mmhhh kenapa ay?" Desahnya karena mu sudah kusumpal dengan mulutku

"diem ay aku pengen"

"nanti ada yang liat kita"

"engga ay."

"mmhhh kamu nafsu banget ay."

"ahhh gatau."

Aku tidak mengutarakan perasaan ku yang sedang cemburu dan emosi karena perbuatam Sisil dengan Anan yang baru saja ia ceritakan yang membuatku sangat bernafsu. Aku melampiaskan semua nafsuku kepada Airin. Aku merasa bersalah kepadanya. Lalu perlahan setelah aku menguasai nafsuku, aku bertanya kepadanya sambil menggenggam kedua tangannya seolah tidak ingin dia pergi dari sisiku.

"Kamu lagi ngapain ke kamar mandi?"

"Mau wudhu ay belum sholat isya soalnya."

"Astaghfirullah maaf ay yauda kamu wudhu, aku tunggu sini."

"Kamu udah sholat emang?"

"Belum sih tapi aku nanti aja."

"Iya deh."

"Aku cium kamu sekali sebelum wudhu boleh ga?"

"Astaghfirullah ay hahaha ya boleh deh."

Lalu aku mencium mulai keningnya lalu turun di kedua pipinya dan diakhiri dengan ciuman di bibirnya. Kali ini aku meremas dadanya. Airim membiarkan tanganku memainkan payudara kenyalnya itu. Setelah puas aku mempersilahkan dirinya untuk berwudhu.

Malamnya pun masih sama sebelum tidur aku seperti biasa selalu menjamah dan mencium inchi demi inchi wajahnya. Aku bersyukur masih ada Airin yang masih menemaniku di saat aku bersedih.

Maaf dan terima kasih Airin.

Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd