Lanjutan nya......
Pov hadi
"Bajingan, roy, toni hajar bajingan itu bikin mampus tuh orang", perintah ronald yang sudah terkujur kaku memegangi bahu nya yang terkena timah panas.
"Bud, tolong selamatin tina", perintah ku pada budi.
Roy menyerang ku dengan pukulan-pukulan cepat dan gesit, pukulan nya bertenaga, dan cepat, aku hanya mengimbangi dengan menghindar dan sesekali membalas serangan nya dengan pukulan balasan.
Pertarungan seimbang hanya saja kalo seandainya bahu ku tak terkena peluru mungkin sejak tadi sudah ku lumpuhkan orang ini, tak lupa aku mengamati semua pergerakan mereka satu persatu terutama lawan yang sedang ku hadapi, aku mengerahkan kemampuan terbaik ku, dengan gerakan lincah dan gesit ku serang titik-titik vital di tubuh pria kurus itu, sementara pistol yang tadi nya sempat ku pakai ku simpan kembali di tempat nya semula.
3x pukulan ku telak mengenai ke tiga titik vital pria tersebut sehingga membuat pria itu berteriak histeris, "aaaarrrggghhh", dan seketika tubuh nya pingsan tak bergerak.
"Bajingan", ucap ronald bangkit dan menyerang ku dengan pisau lipat di tangan nya.
Aku diam mengamati arah gerakan nya saat pisau itu mau mengenai tubuh ku, aku berkelit kesamping dan ku rebut pisau lipat itu dan ku hujamkan ke perut nya hingga membuat ronald mengerang kesakitan, kedua bola mata nya melotot seakan tak percaya senjata nya sendiri mengenai tubuh nya.
"Bangsaaatttt...", ucap nya berusaha mendorong tubuh ku dalam keadaan tubuh nya yang sudah banyak mengeluarkan darah, dan meraih pistol ku dari tempat ku menaruh nya tadi.
"Mati kamu hadi.....", ucap ronald histeris sambil mengarahkan pistol nya di kepala ku.
Doooorrrr...... Dooooorrr..... Doooorrrr.....
3x tembakan beruntun di keluarkan oleh inspektur satu budi heriyadi mengenai kanan kiri yang menggenggam pistol bahu kiri dan kaki kiri nya, seketika ia terkulai lemas di samping kiri tubuh ku.
Pistol yang tadi nya ingin membunuh ku segera ku amankan, aku lalu menghampiri tini dan menutupi tubub telanjang nya dengan selimut ranjang tersebut.
"Apa kamu ko hadi", ucap nya dengan mata yang kosong menandakan ia masih belum sadar.
Aku mengangguk lalu mencium kening nya dan membawa tina secepatnya keluar dari ruangan kamar hotel itu sebelum para kuli tinta berdatangan.
"Bud, kamu urus semua ini ya, pastikan nama ku, tina dan mas heru tidak terlibat, urus dengan baik sobat, aku pergi dulu mau bawa tina pacar ku ke rumah sakit", ucap ku memerintahkan budi untuk mengurus kejadian ini.
"Siap komandan, hehehehe, tenang saja nama kalian bertiga bersih kok, dan terima kasih juga karena bisa menangkap dan meringkus bajingan ini, bandar kelas kakap", ucap budi sambil memberi isyarat ok dengan gerakan tangan nya.
"Mas heru tolong mas saja yang bawain mobil, kita mesti ke rumah sakit, aku takut kenapa-kenapa pada dia mas", ucap ku dengan nafas terengah-engah membopong tubuh tina menuju mobil yang kami parkir.
"Tenang jangan panik, mungkin ia pingsan karena faktor psikis dik, dasar bajingan tuh orang untung tadi sudah kamu bikin dia habis dik, kamu hebat juga ternyata, kalo nggak curang tadi mesti nya kamu nggak sampai luka terkena tembakan mereka", ucap mas heru memuji ku.
"Ahhh bisa saja mas heru memuji ku, tadi lam banget mas melumpuhkan 2 manusia kembar itu", ucap ku menyindir kemampuan nya.
"Lumayan juga mereka ternyata 2 orang kemampuan yang luar biasa, mas juga yakin kalo kamu hadapi mereka berdua bisa kewalahan juga", jawab nya yang juga kuanggukkan kepala ku mengiyakan bahwa kedua orang itu mempunyai kemampuan beladiri yang mempuni.
Setelah mengirim ke tiga pesan itu ke maw hendra, julia istri ku dan rahma, aku kembali mengawasi tina yang terdiam pucat, hanya sesekali ia mengingau memanggil nama ku.
"Pacar kamu dik", ucap mas heru bertanya singkat.
"Iya, sekarang sudah bukan mas, gara-gara kesalahan ku dan julia membuat ia jadi seperti ini mas, ia mengorbankan harga diri nya demi menyelamatkan harga diri ku dan julia, itu yang bikin aku berani mempertaruhkan nyawa ku demi dia mas". Ucap ku pada mas heru menjawab pertanyaan nya.
"Pantesan bos petrus mewanti-wanti ku untuk melindungi kamu dan dia, ternyata terjawab juga perintah papa mertua mu kemaren", sahut nya sambil mengemudikan mobil ku menuju rumah sakit xxx yang ku maksudkan dalam pesan sms yang ku kirim.
.
.
.
"Suster tolong ada 2 pasien yang mesti segera di tanggulangi", ucap mas heru memberi perintah pada suster jaga di subuh dini hari itu.
Entah begitu saat memasuki UGD, kepala ku pusing dan seketika aku tak sadarkan diri.
"Pa, papa sayang, mama cinta sama papa, jangan tinggalin mama pa", ucap seseorang menangis terisak sambil mengecup kening ku.
"Sabar jul, nak hadi orangnya kuat, luka nya itu cuma tergores tidak parah, sebentar lagi siuman, mungkin karena shock dan kelelahan membuat dia down", ucap suara lelaki mengingatkan julia putri nya yang menangisi suami nya saat itu.
"julia, papa", ucap pria itu saat ia membuka mata nya.
Bahunya kini sudah di perban dan kini ia hanya bertelanjang dada, sementara kalung liontin sang istri masih melekat di leher pria tersebut.
"Ma, coba kemaren mama nggak titipin kalung mungkin papa lebih muda membekuk ronald, ia mengenali kalung ini ma", ucap pria itu pada istri nya.
"Maafin mama pa, mama nggak ingat kalo ronald tau sama kalung itu, tapi yang terpenting papa sudah selamat dan juga bisa menyelamatkan tina", ucap wanita itu senang dan mulai menyeka air mata nya.
"Nak kamu hebat, heru menceritakan semua, tanpa dia pun sebetulnya kamu bisa meringkus mereka, cuma karena mereka sudah menyadari kalo kalian akan menyelamatkan tina jadi mereka waspada dan saat ia melihat kalung yang kamu pakai ronald yakin itu kamu nak, untung kamu sudah siapin rencana lain disaat itu", ucap mertua nya menjelaskan apa yang dikatakan heru orang kepercayaan nya.
"Gimana keadaan mereka pa?", tanya ku penasaran.
"3 orang tewas, 1 yang kamu tembak tepat di kepala nya tewas di tempat, 2 orang terdiri dari 1 orang negro meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit, dan ronald meninggal sama seperti pria negro, kehabisan darah sebelum sampai di rumah sakit". Ucap pak petrus mertua hadi menjelaskan suasana di kamar hotel itu.
"Dan 2 orang kembar yang kalian lawan berdua sama heru sekarang diamankan oleh pihak BNN, yang di komandoi oleh inspektur satu budi heriyadi, dan misi ini semua dalam kendali nya, jadi kalian bertiga tidak terlibat sama sekali dengan masalah ini", ucap pak petrus kemudian.
"Inspektur satu budi heriyadi itu teman satu sma ku pa, aku yang meminta nya ikut misi ini, sekaligus membuat rencana ini adalah pihak BNN yang melakukan penggerebekan, dan berhasil", ucap pria itu senang.
"Dah kamu istirahat dulu, julia temanin suami mu kasih semangat biar lekas sembuh, papa bangga sama menantu papa yang pemberani seperti kamu nak hadi, papa pamit mau ke kantor ya nak, lekas sembuh", ucap nya lalu meninggalkan mereka berdua di kamar vvip rawat inap rumah sakit tersebut.
"Pa, apa perlu mama beri blowjob hehehe, biar cepat sembuh", goda julia pada suami nya.
"Mama, nanti saja papa, sedang nggak mikirin ke situ, papa masih kepikiran tina, kamu tolong papa, liatin keadaan nya disana", ucap pria itu menolak halus keinginan istri nya karena ia memikirkan tina mantan kekasih nya.
"Siap pa, mama akan lihat tina, papa istirahat dulu di sini, nanti mama kabari jika tina sudah siuman, ini hp papa", ucap julia sambil menyerahkan hp pada suami nya.
30 menit kemudian.....
Pria itu turun dari ranjang, sambil mengambil infus dan membawa nya serta menuju ke kamar sebelah kanan sesuai isi pesan sms dari istri nya.
Ceklek.... Krieeek....
Pria itu tersenyum lebar melihat gadis yang di cintai nya sudah sadar dan sedang bicara dengan julia istri nya, perlahan-lahan ia melangkahkan kaki nya mendekati rombongan para gadis itu.
Sementara itu di tempat lain....
Seorang wanita terisak menangisi lelaki yang terbujur kaku di kamar jenazah, ia menangis histeris menyebut lelaki itu dengan ratapan kesedihan,"kak kenapa sampai begini, mana janji mu untuk menikahi dan menjadi bapak dari anak kita, sekarang aku hamil anak mu kak, kak ronald.....".
"Sudah nak, kita akan balaskan dendam kita pada keluarga petrus dan broto, papa akan bikin keluarga mereka menderita, kamu jangan sedih, rawat anak kalian nak", ucap seorang pria yang merupakan papa nya ronald.
"Apa yang akan terjadi selanjut nya?"..........
Bersambung....
Pov hadi
"Bajingan, roy, toni hajar bajingan itu bikin mampus tuh orang", perintah ronald yang sudah terkujur kaku memegangi bahu nya yang terkena timah panas.
"Bud, tolong selamatin tina", perintah ku pada budi.
Roy menyerang ku dengan pukulan-pukulan cepat dan gesit, pukulan nya bertenaga, dan cepat, aku hanya mengimbangi dengan menghindar dan sesekali membalas serangan nya dengan pukulan balasan.
Pertarungan seimbang hanya saja kalo seandainya bahu ku tak terkena peluru mungkin sejak tadi sudah ku lumpuhkan orang ini, tak lupa aku mengamati semua pergerakan mereka satu persatu terutama lawan yang sedang ku hadapi, aku mengerahkan kemampuan terbaik ku, dengan gerakan lincah dan gesit ku serang titik-titik vital di tubuh pria kurus itu, sementara pistol yang tadi nya sempat ku pakai ku simpan kembali di tempat nya semula.
3x pukulan ku telak mengenai ke tiga titik vital pria tersebut sehingga membuat pria itu berteriak histeris, "aaaarrrggghhh", dan seketika tubuh nya pingsan tak bergerak.
"Bajingan", ucap ronald bangkit dan menyerang ku dengan pisau lipat di tangan nya.
Aku diam mengamati arah gerakan nya saat pisau itu mau mengenai tubuh ku, aku berkelit kesamping dan ku rebut pisau lipat itu dan ku hujamkan ke perut nya hingga membuat ronald mengerang kesakitan, kedua bola mata nya melotot seakan tak percaya senjata nya sendiri mengenai tubuh nya.
"Bangsaaatttt...", ucap nya berusaha mendorong tubuh ku dalam keadaan tubuh nya yang sudah banyak mengeluarkan darah, dan meraih pistol ku dari tempat ku menaruh nya tadi.
"Mati kamu hadi.....", ucap ronald histeris sambil mengarahkan pistol nya di kepala ku.
Doooorrrr...... Dooooorrr..... Doooorrrr.....
3x tembakan beruntun di keluarkan oleh inspektur satu budi heriyadi mengenai kanan kiri yang menggenggam pistol bahu kiri dan kaki kiri nya, seketika ia terkulai lemas di samping kiri tubuh ku.
Pistol yang tadi nya ingin membunuh ku segera ku amankan, aku lalu menghampiri tini dan menutupi tubub telanjang nya dengan selimut ranjang tersebut.
"Apa kamu ko hadi", ucap nya dengan mata yang kosong menandakan ia masih belum sadar.
Aku mengangguk lalu mencium kening nya dan membawa tina secepatnya keluar dari ruangan kamar hotel itu sebelum para kuli tinta berdatangan.
"Bud, kamu urus semua ini ya, pastikan nama ku, tina dan mas heru tidak terlibat, urus dengan baik sobat, aku pergi dulu mau bawa tina pacar ku ke rumah sakit", ucap ku memerintahkan budi untuk mengurus kejadian ini.
"Siap komandan, hehehehe, tenang saja nama kalian bertiga bersih kok, dan terima kasih juga karena bisa menangkap dan meringkus bajingan ini, bandar kelas kakap", ucap budi sambil memberi isyarat ok dengan gerakan tangan nya.
"Mas heru tolong mas saja yang bawain mobil, kita mesti ke rumah sakit, aku takut kenapa-kenapa pada dia mas", ucap ku dengan nafas terengah-engah membopong tubuh tina menuju mobil yang kami parkir.
"Tenang jangan panik, mungkin ia pingsan karena faktor psikis dik, dasar bajingan tuh orang untung tadi sudah kamu bikin dia habis dik, kamu hebat juga ternyata, kalo nggak curang tadi mesti nya kamu nggak sampai luka terkena tembakan mereka", ucap mas heru memuji ku.
"Ahhh bisa saja mas heru memuji ku, tadi lam banget mas melumpuhkan 2 manusia kembar itu", ucap ku menyindir kemampuan nya.
"Lumayan juga mereka ternyata 2 orang kemampuan yang luar biasa, mas juga yakin kalo kamu hadapi mereka berdua bisa kewalahan juga", jawab nya yang juga kuanggukkan kepala ku mengiyakan bahwa kedua orang itu mempunyai kemampuan beladiri yang mempuni.
to : Mas hendra
"Misi sukses, sekarang aku di rumah sakit xxx, aku cuma terkena peluru di bahu mas jangan khawatir".
to : julia sayang
"Ma, papa sudah selamatin tina, sekarang sedang otw ke rumah sakit xxx, papa kondisi sehat walafiat".
to : Rahma
"Tina sekarang dalam perjalanan ke rumah sakit xxx, kamu kasih tau sama sahabat mu yang lain".
Setelah mengirim ke tiga pesan itu ke maw hendra, julia istri ku dan rahma, aku kembali mengawasi tina yang terdiam pucat, hanya sesekali ia mengingau memanggil nama ku.
"Pacar kamu dik", ucap mas heru bertanya singkat.
"Iya, sekarang sudah bukan mas, gara-gara kesalahan ku dan julia membuat ia jadi seperti ini mas, ia mengorbankan harga diri nya demi menyelamatkan harga diri ku dan julia, itu yang bikin aku berani mempertaruhkan nyawa ku demi dia mas". Ucap ku pada mas heru menjawab pertanyaan nya.
"Pantesan bos petrus mewanti-wanti ku untuk melindungi kamu dan dia, ternyata terjawab juga perintah papa mertua mu kemaren", sahut nya sambil mengemudikan mobil ku menuju rumah sakit xxx yang ku maksudkan dalam pesan sms yang ku kirim.
.
.
.
"Suster tolong ada 2 pasien yang mesti segera di tanggulangi", ucap mas heru memberi perintah pada suster jaga di subuh dini hari itu.
Entah begitu saat memasuki UGD, kepala ku pusing dan seketika aku tak sadarkan diri.
"Pa, papa sayang, mama cinta sama papa, jangan tinggalin mama pa", ucap seseorang menangis terisak sambil mengecup kening ku.
"Sabar jul, nak hadi orangnya kuat, luka nya itu cuma tergores tidak parah, sebentar lagi siuman, mungkin karena shock dan kelelahan membuat dia down", ucap suara lelaki mengingatkan julia putri nya yang menangisi suami nya saat itu.
"julia, papa", ucap pria itu saat ia membuka mata nya.
Bahunya kini sudah di perban dan kini ia hanya bertelanjang dada, sementara kalung liontin sang istri masih melekat di leher pria tersebut.
"Ma, coba kemaren mama nggak titipin kalung mungkin papa lebih muda membekuk ronald, ia mengenali kalung ini ma", ucap pria itu pada istri nya.
"Maafin mama pa, mama nggak ingat kalo ronald tau sama kalung itu, tapi yang terpenting papa sudah selamat dan juga bisa menyelamatkan tina", ucap wanita itu senang dan mulai menyeka air mata nya.
"Nak kamu hebat, heru menceritakan semua, tanpa dia pun sebetulnya kamu bisa meringkus mereka, cuma karena mereka sudah menyadari kalo kalian akan menyelamatkan tina jadi mereka waspada dan saat ia melihat kalung yang kamu pakai ronald yakin itu kamu nak, untung kamu sudah siapin rencana lain disaat itu", ucap mertua nya menjelaskan apa yang dikatakan heru orang kepercayaan nya.
"Gimana keadaan mereka pa?", tanya ku penasaran.
"3 orang tewas, 1 yang kamu tembak tepat di kepala nya tewas di tempat, 2 orang terdiri dari 1 orang negro meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit, dan ronald meninggal sama seperti pria negro, kehabisan darah sebelum sampai di rumah sakit". Ucap pak petrus mertua hadi menjelaskan suasana di kamar hotel itu.
"Dan 2 orang kembar yang kalian lawan berdua sama heru sekarang diamankan oleh pihak BNN, yang di komandoi oleh inspektur satu budi heriyadi, dan misi ini semua dalam kendali nya, jadi kalian bertiga tidak terlibat sama sekali dengan masalah ini", ucap pak petrus kemudian.
"Inspektur satu budi heriyadi itu teman satu sma ku pa, aku yang meminta nya ikut misi ini, sekaligus membuat rencana ini adalah pihak BNN yang melakukan penggerebekan, dan berhasil", ucap pria itu senang.
"Dah kamu istirahat dulu, julia temanin suami mu kasih semangat biar lekas sembuh, papa bangga sama menantu papa yang pemberani seperti kamu nak hadi, papa pamit mau ke kantor ya nak, lekas sembuh", ucap nya lalu meninggalkan mereka berdua di kamar vvip rawat inap rumah sakit tersebut.
"Pa, apa perlu mama beri blowjob hehehe, biar cepat sembuh", goda julia pada suami nya.
"Mama, nanti saja papa, sedang nggak mikirin ke situ, papa masih kepikiran tina, kamu tolong papa, liatin keadaan nya disana", ucap pria itu menolak halus keinginan istri nya karena ia memikirkan tina mantan kekasih nya.
"Siap pa, mama akan lihat tina, papa istirahat dulu di sini, nanti mama kabari jika tina sudah siuman, ini hp papa", ucap julia sambil menyerahkan hp pada suami nya.
30 menit kemudian.....
from : julia sayang
"Pa, tina sudah sadar, papa kalo sudah kuat kesini saja, mumpung sedang kumpul sahabat-sahabat mama, lia, mala, cintya, rahma, kamar vvip no.1 sebelah kanan papa".
to : julia sayang
"Ok ma, papa sudah kuat kok, papa kesana ya".
Pria itu turun dari ranjang, sambil mengambil infus dan membawa nya serta menuju ke kamar sebelah kanan sesuai isi pesan sms dari istri nya.
Ceklek.... Krieeek....
Pria itu tersenyum lebar melihat gadis yang di cintai nya sudah sadar dan sedang bicara dengan julia istri nya, perlahan-lahan ia melangkahkan kaki nya mendekati rombongan para gadis itu.
Sementara itu di tempat lain....
Seorang wanita terisak menangisi lelaki yang terbujur kaku di kamar jenazah, ia menangis histeris menyebut lelaki itu dengan ratapan kesedihan,"kak kenapa sampai begini, mana janji mu untuk menikahi dan menjadi bapak dari anak kita, sekarang aku hamil anak mu kak, kak ronald.....".
"Sudah nak, kita akan balaskan dendam kita pada keluarga petrus dan broto, papa akan bikin keluarga mereka menderita, kamu jangan sedih, rawat anak kalian nak", ucap seorang pria yang merupakan papa nya ronald.
"Apa yang akan terjadi selanjut nya?"..........
Bersambung....
Terakhir diubah: