Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Skandal Desa (discontinued,, sorry)

Kalian tim mana?

  • Bu Widya

    Votes: 452 62,8%
  • Kak Putri

    Votes: 135 18,8%
  • Bu Dea

    Votes: 61 8,5%
  • Kak Cindy

    Votes: 72 10,0%

  • Total voters
    720
Status
Please reply by conversation.
Skandal Desa
Part 10








Widya Anindya 39 tahun, Ibu dari Rafi dan Anindya Putri




Kartika Anandita 42 tahun, Ibu dari Elita




Pov Putri



Siang ini aku berkesempatan berkunjung ke rumah teman semasa SMA ku dulu

Gadis cantik ini bernama Elita. Nama yang agak jarang di indonesia untuk wanita, Tapi Elita sebut itu berasal dari kata jelita atau ‘cantik jelita’

Tak banyak yang ku ketahui soal Elita setahun belakangan ini, Kami seperti kehilangan kontak padahal desa kami bersebelahan.

Setelah melewati jalan pedesaan yang banyak berlubang kami pun sampai di rumahnya Elita.

“Put udah sampai nih, yuk masuk..” ucap Elita

“Iya iya El, kamu duluan aja..”

Setelah itu pun kami masuk lalu aku duduk di ruang tamunya.

“Put aku ke kamar dulu ya sebentar, ganti baju..”

“Iyaaa…., gausah izin kali….orang ini rumahmu..”

Saat aku sedang menunggu, Tiba tiba pintu kamar di sebelah kamarnya Elita terbuka.

*Kreeek*

Aku melihat seorang wanita dewasa hanya berbalut handuk keluar, namun saat melihatku ia tampak panik lalu dengan cepat masuk kamar lagi.

Aku yang baru saja mau menyapa malah dibuat bingung jadinya.

Tak lama kemudian Elita pun keluar dengan pakaian rumahan yang santai.

“Duh maaf ya Put lamaa…aku beresin barang dulu tadi hihi..”

“O-oh iya iya..”

Kami pun bercengkrama sambil menikmati teh dan hidangan seadanya, melepas rindu ku pada sahabat masa sekolah ku dulu.

Hingga akhirnya Elita cerita tentang kehidupan asmaranya dengan pria yang lebih muda darinya, cukup membuatku terkejut tapi yasudah lah, hak dia juga untuk memilih pasangan.

“Putri…kamu kenapa belum punya pacar...” tanya Elita

“Duuh yang mau mah banyak El, tapi aku takut kenapa kenapa..”

“Hahah cobain aja dulu, cari yang aman…ganteng mah nomor tiga, yang penting setia dan bisa jaga kamu dulu hiihiihiii..”

“Aaaaahhh aku pura pura ga denger ahhh hahaha..” balasku sambil mengalihkan pandangan ke langit langit

“Ehh kamu belum ketemu ibu aku ya Put?..”

“Bu Kartika kan? Masih ingat aku sih tapi belum ketemu..”

“Kukira sudah, tadi pintunya bunyi kan..”

“I-iya tapi yang di dalam masuk lagi, orangnya handukan doang..”

“Naah itu ibu aku, bentar deh aku panggil..”

Kemudian Elita pun memanggil ibunya dengan keras dan tak lama kemudian Ibunya pun keluar dengan berpakaian lengkap.

“Ehh Putri…baru liat nihh kemana aja kamu naakk..” ucap Bu Kartika dengan gembira

Aku agak kaget Bu Kartika tiba tiba menyosorku dan memeluk badanku yang masih duduk.

“E-eeh iya iya bu kartika..duh eehh..”

Saat Bu Kartika memelukku, aku melihat sekejap di ujung mataku seorang lelaki keluar dari kamar Bu Kartika berasal lalu pergi ke kamar sebelahnya.

Aku tak terlalu memikirkannya, karena Bu Kartika memelukku sangat erat seperti tak pernah ketemu satu dekade saja. Mungkin tadi adiknya Elita yang cowo itu..

Oh ya aku dan Bu Kartika dahulu lumayan dekat karena kami biasa melakukan kegiatan bersama di rumahnya ini.

Dan selanjutnya seperti biasa aku diberondong pertanyaan klasik masalah kehidupan dan asmara.

Bu Kartika pun tampak tak percaya jika aku masih belum mempunyai Bapak Tiri dan diriku masih menjomblo.

“Duh Putri…hati hati lho Ibumu itu…masih cantik jangan terlalu lama menjanda duuh duhh..-

Nanti digodain laki laki terus mana tahan dia..hihihi..” ucap Bu Kartika

“SSSSTTTT!! Ibuu! Jangan gitu ah! Ga sopan tauu..” protes Elita

Aku pun hanya membalas dengan senyum kecil, karena benar juga ucapan Bu Kartika.

“Oh ya El, Ummm aku pulang dulu ya..udah kesorean nih..takut Ibu marah belum bawa belanjaannya..”

“Duuh putri maaf ya, pasti gara gara ucapan ibu ku..” ucap Elita

“HEEEH ENAK AJA..” ucap bu kartika dengan lantang

“Ahhaha enggak kok bu, ga ada hubungannya..”

“Yaudah yuk aku anterin naik motor..”

“Hmm boleh tuh, lagian capek juga…makasih ya, Elita..”

“Yaa iya dong, kita kan Sahabat! Yuk..”

Kemudian aku pun pulang diantar Elita.

Huftt semoga saja ibu tak memarahiku karena kelamaan pulang..





Pov Rafi

13:30



Siang ini aku pulang agak sore karena temanku berulang tahun dan ia mentraktir sekelas mie ayam di kantin, Tentu saja aku tak menolaknya. Lagi pula hitung hitung berhemat uang jajan.

Selesai acara makan-makan aku pun bergegas pulang ke rumah.



Setelah berjalan 15 menit akhirnya akupun sampai. Rumah tampak sepi lalu juga ku dapati sendal Kak Putri juga tak ada, sepertinya Kakak sedang pergi keluar. Aku pun segera masuk untuk mencari tahu.



“Ibuu…rafi pulang..” panggil ku

“Kemana aja kamu???..” tanya ibu dengan judes saat menghampiriku dari arah dapur

“Tadi si Soleh ulang tahun bu, sekelas pada di traktir makan hehehe..”

“Kamu ini.., bikin Ibu khawatir aja..” ucap ibu

“Loh, Ibu kangen sama rafi ya?..”

“E-eehh.. nggaa..ngga..biasa aja..”

“Yaa kalau kangen mah aku temenin tidur nanti malam bu hehehe..” ucapku menggoda Ibu



Ibu hanya tertawa kecil mendengar ucapanku, ia pun lalu ikut duduk di sofa ruang tamu bersamaku yang sedang melepas kaus kaki.

Siang ini ibu memakai kaus hitam putih belang tanpa lengan dan celana legging abu abu. Walau bukan kesukaanku yaitu tank-top, tapi Ibu tetap terlihat cantik dan sexy sekali.

“Ngga lagi ngapa ngapain kan raf?, Ibu mau dipijitin dong…pegel nih..” pinta ibu tiba tiba

“Pijitin? Nggak ah bu, capek Rafi baru pulang gini duhh ada ada aja..” tolakku

“Ayolah Rafi, Sebentar aja nak..”

“Ahh iya iya iyaa…Rafi nurut aja deh, daripada diomelin huuuh..”

Aku terpaksa menuruti permintaan Ibu,walau sebenarnya badanku lemas.

Ibu pun beringsut menghampiriku dan duduk disampingku. Lalu Ibu menghadap ke samping membelakangi ku.

“Yuk raf, mulai..”

“Yang mana dulu bu..” tanyaku

“Pundak dulu nanti kamu turun ke punggung sama lengan Ibu jangan lupa ya..”

“Duh bu iket dulu dong rambutnya, ngehalangin nihh..” protesku

“Iya iya..” ibu mengiyakan lalu mengambil ikat rambut di kantungnya

Saat ibu mengangkat rambutnya aku melihat samar samar bekas cupangan di leher bagian belakang. Aku tahu itu bekas cupangan karena aku pernah mencium tetek ibu sangat keras hingga berbekas, bentuknya persis seperti yang ku lihat di leher bagian belakang Ibu.

Tapi yang membuatku berpikir keras adalah..

Aku merasa selama ini saat sedang mengentoti Ibu, aku tak pernah mencupang atau menciumi leher Ibu dengan keras. Kalau pun dengan gaya doggy style aku hanya sambil menjilati punggung Ibu.

Dan juga…-

Ibu kan sekarang sedang melarangku ngentot dengannya.

Lalu…, Ini bekas siapa?

Aku pun terdiam beberapa saat.

“Ini bekas siapa?” pikirku dalam hati



“Hei, Rafi!..., Kok kamu bengong? Ayo pijitin Ibu..” ucap ibu agak keras sambil memegangi pundaknya

“Ee-eeh iya iya bu maaf..”

Akupun mengalihkan pikiran ku dan memulai pijitan di area pundak dan leher bagian bawah ibu.

Jujur saja penisku dibawah mulai mengeras saat bersentuhan dengan kulit mulus ibu.

Walau aku sudah pernah menikmati tubuh ibu sepenuhnya sampai menyemproti liang senggamanya, tapi.. faktor sudah beberapa hari ini tanpa bersetubuh dengan ibu membuatku horny dengan mudahnya hanya dengan memijati Ibu.

Apalagi memijat ini salah satu faktor awal mula hubungan seks kami.

Aku ingat betul sore hari itu ibu menggodaku dengan sengaja mendesah desah nikmat saat ku pijat. Ya, hingga akhirnya seminggu kemudian di tempat yang sama pada jam yang sama aku buat Ibu mendesah lagi, tapi bukan dengan pijatan. Tapi dengan hujaman demi hujaman penis anak kandungnya di liang senggamanya.

Malam hari juga kadang Ibu meminta di pijat, tentu saja bukan hanya pijatan yang aku lakukan akhirnya. Kerap kali berakhir dengan peju ku yang meleleh keluar dari liang senggamanya.

Membayangkan hal-hal itu tanpa sadar membuatku terdiam, pijatanku pun melemah. Ibu pun menegurku.

“Rafi! Kamu mikirin apa sih bengong lagi??..” tanya ibu tanpa menghadap kebelakang

“E-e-eh ii-iya bu maaf maaf…”

Aku pun lanjut memijat ibu di bagian pundak. Lalu perlahan ke bagian punggung.

Mengisi keheningan, Ibu mulai berbicara pada ku.

“Gimana sekolahmu?..” tanya ibu

“Ah gitu gitu aja bu, tiap hari dapet PR terus..”

“Jangan ngeluh dong, nanti kerjain ya PR-nya??..”

“Iyaa iyaa iyaaa…” ucapku lalu lanjut memijat punggung ibu

Saat aku memijat punggung Ibu, aku merasa agak tidak nyaman dengan posisi duduk seperti ini. Aku pun meminta Ibu untuk pindah ke kamar agar bisa tiduran.

“Bu, rafi ga enak nih miring gini duduk..” protesku

“Mau pindah?..”

“Iya bu pindah aja..”

“Yaudah ke kamar Ibu aja ya..” ajak ibu

“Yuk bu..”

“Kamu ganti baju dulu sama taruh tasnya ke kamar, baru nanti ke kamar ibu ya? Jangan lama lama!..” perintah ibu

Aku pun melaksanakan perintah ibu tapi aku sengaja tak memakai baju, hanya dengan celana pendek tanpa CD. Setelah itu aku langsung menuju kamar ibu.



*Tok tok tok* “Buu! Rafi udah..” panggilku

“Iya buka aja nggak di kunci..” ucap ibu dari dalam

Aku pun membuka pintu, aku mendapati ibu sedang menyisir rambutnya yang panjang. Lalu ku tutup dan kunci pintu kamar ibu.

“Kenapa di kunci?..” tanya ibu heran

“Oh iya bu, duuh kebiasaan gini kalo udah sekamar sama ibu mah hehe…, mau rafi buka kuncinya lagi?..”

“Nggak nggak…ngga usah ribet kamunya, sini aja langsung naik ke kasur…pijetin ibu..”

Aku lalu naik keatas kasur dengan ibu yang sudah tengkurap duluan.

Setelah memakai minyak kayu putih, aku pun mengusap usap pundak ibu sambil meremasnya. Ibu juga terdengar keenakan saat ku pijat bagian belakang lehernya, terbukti dari desahan kecil ibu.

“Ahhh ohh mhhmmm…enak banget raf..emmhh..”

Aku lanjut kebawah memijat punggung ibu dengan posisi ku masih di samping ibu.

“Raf, angkat aja baju ibu..” ucap ibu dengan nada lirih

“Yang bener bu? Nanti ibu marah lagi..”

“Udah angkat aja, ga enak kalau minyaknya ga kena kulit ibu langsung, lagian kenapa ibu harus marah?..”

“Takutnya rafi kurang ajar aja, sekarang ibu lagi ngelarang rafi gituan lagi..”

“Ohh. Hahaha, yaudah kamunya jangan sange! Lagian cuma punggung doang kok sange..”

“Yaudah deh iya.., mau di buka semuanya apa engga bu..”

“Buka aja semua raf..”

Aku pun membuka seluruh baju ibu, dan woooowww siapa sangka!!..., Ibu rupanya tidak memakai BH!.

Darahku berdesir melihat pemandangan ini, sudah lama aku tidak melihat punggung telanjang ibu.

“Kenapa lagi kamu? Kok diem aja..” tanya ibu sambil menutupi buah dadanya dengan tangan.

“I-ibu…seksi banget..” jawabku sedikit gemetar

“Kamu mau gombal apa mijetin ibu raf? Ayo keburu kakakmu pulang..”

“Siap bu..”

Aku pun mulai mengusap punggung telanjang ibu dengan kedua tanganku, posisi ku saat ini masih di samping ibu.

Berulang kali aku menelan ludah saat memijat ibu, penis ku dibawah pun sudah mengeras sangat keras. Sensasi tangan ku dan kulit mulus ibu yang bersentuhan langsung sudah cukup membuat ku ngaceng berat.

Ada sekitar 5 menit aku mengulang ulang gerakan memijat sampai tak ku sadari ibu mulai tertidur, dapat ku dengar dengkuran halusnya. Matanya pun sudah terpejam saat ku cek

Entah karena ibu keenakkan atau capek jadinya sampai tertidur gini. Walau biasanya ibu cukup kuat untuk bekerja sampai malam, tapi hari ini agak berbeda. Ibu tertidur pada sore hari.



Dan kini aku bingung, apa yang harus ku lakukan. Karena aku di satu sisi kasihan ingin memakaikan lagi baju Ibu, karena sore menjelang malam suhu disini mulai dingin sekali. Tapi aku juga bingung bagaimana caranya memakaikan baju ibu, karena ibu sekarang sedang tengkurap. Aku tak tega juga membangunkan Ibu.

Di sisi lainnya, aku merasa sange melihat lekuk tubuh seksi ibu yang “tersaji” dihadapan ku. Apalagi Ibu saat ini hanya memakai celana pendek dan tanpa baju atau kutang.

Melihat pantat seksi ibu membuatku tak sadarkan diri.

Teringat pagi hari itu saat kak putri sedang ke kota membeli baju dan dirumah hanya ada aku dan ibu sedang berduaan di kamar mandi tanpa sehelai benang. Hubungan kami memuncak saat itu juga, ibu akhirnya mengizinkanku melepas perjaka ku di rahimnya setelah mandi. Ruang tamu pun jadi saksi bisu pertumpahan peju ibu dan anak itu.

Aku mematung sambil memandangi pantat ibu ketika membayangkan hari itu.

Darah ku makin berdesir saat membayangkan hari hari setelahnya bersama ibu. Kami melakukan seks sangat intens, setiap kali berduaan penisku selalu berada di dalam memek ibu.



Tak tahan lagi, aku pun menaiki pantat ibu dan langsung melakukan gerakan dry hump (ngentot kering)

“Ahh ahh ahh ohh buuu.. aku ga tahan buu…” desahku sambil memaju mundurkan pinggul ku di pantat besar ibu

Tak lama kemudian ibu pun terbangun karena gerakan ku.

Ibu menengok kearahku sambil tersenyum manis.

“Tuh kan…bener, anak ibu udah ga tahan hihihi..”

Aku yang tertangkap basah jadi malu, aku pun bingung harus ngomong apa.

“Ee-ee-ehh ibu…bangun..ehehe hee hehe..” ucapku terbata bata

Aku pun menghentikan gerakanku karena takut ibu marah.

“Kenapa kamu? Sange?..” tanya ibu

“Ermmm i-iya bu..aku sange lihat punggung sama pantat ibu…” jawabku terus terang

“Ibu udah bilang kan, jangan sange..”

“Maaf bu, Rafi kelepasan..”

“Yaudah ibu maafin, tapi tangannya lepas dulu dong.. jangan megangin pantat ibu teruss… hahaha..”

*Duuuhh*!!

Bisa bisanya aku lupa melepas tanganku dari pantat ibu!

“E-eehh iya iya bu…”

“Masukin juga kontol kamu ke sarangnya..” suruh ibu lagi

Aku pun mengikuti arahan ibu dengan sedikit malu. Lalu kami berdua duduk dipinggir kasur bersebelahan, Aku sudah berpakaian lengkap namun ibu masih bertelanjang dada tidak memakai bajunya. Dapat ku lihat dari ujung mataku buah dada besar milik ibu dengan pentilnya yang mengacung. Apa mungkin ibu ikutan horny saat ku menggesek pantatnya?

“Jadi…masih belum boleh ya bu?..” tanyaku memulai obrolan

“Maksud kamu apa sayang?..” balas ibu sambil menatapku

Aku merasa jantungku berdegup kencang, aku gugup tak berani melihat kearah ibu yang masih bertelanjang dada.

Padahal minggu lalu jam segini aku biasanya mengenyoti buah dada itu kalau Kak Putri sedang diluar.

“I-itu loh bu.. duuhhh ibuu..”

“Apa sayang?? Kamu yang jelas dong..??..”

“Yang biasa loh buu.. ah ibu mah gitu..”

“Maksud kamu apa sih raf hihihi, sini dong hadap ke ibu kamu,, ngapain malu malu gitu..”

Aku pun memberanikan diri menatap ibu.

*deggg*

Uhhh cantiknya…

Ibu ku…

Darah ku berdesir melihat ibu yang berkeringat, ingin sekali rasanya ku jilat semua keringat ibu yang nikmat itu. Lalu ku setubuhi ibu agar berkeringat dan kujilati lagi sampai habis keringat ibu.



“Rafi?... sayang…?? Kenapa kamu bengong terus sih heiii??..”

“Rafi????...Heiii sadar kamuu!!..”

*AWWWWW OHH SAKITTT*

Cubitan keras ibu di hidung ku membangunkan ku dari lamunan cabul ku pada ibu.

“Hahaha lagian sih melamun terus dari tadi!..” ucap ibu

“Maaf bu, soalnya ibu cantik banget..”

“Eeehhh apa?? Ibu ga salah denger kamu ngegombal?? Hahahaha..” tawa ibu

“Iya bu, rafi cinta sana ibu..”

“Sini nak sini, rebahan di paha ibu..”

Aku pun merebahkan kepala ku di paha ibu, rasanya sangat nikmat. Apalagi ibu masih belun memakai bajunya.

Buah dada ibu dekat sekali dengan mulutku saat ini, namun aku belum beraksi sebelum mendapat lampu hijau.

Sambil mengelus-elus kepala ku, Ibu bertanya lagi.

“Maksud kamu yang tadi apa raf?..”

“Rafi ummm… mau masuk ke memek ibu lagi..” ucapku agak frontal, aku nekat mengucapkan itu dan siap apabila ibu akan memarahiku. Namun, di luar dugaan ibu hanya tersenyum kecil sambil terus mengelus kepala ku.

“Nanti ya sayang, Kak Putri sebentar lagi kayaknya mau pulang..” ucap ibu kemudian

“Kalau nanti berarti udah boleh lagi dong bu?..” tanyaku

“Kamu ini ga kangen banget yah sama memek ibunya, emang ga cukup dulu 9 bulan disini? Hihihi..”

“Ga cukup lah bu, Rafi pengen balik lagi ke rahim ibu…, Rafi sayang sama ibu, Rafi pengen jadi satu terus sama ibu seperti waktu rafi masih di kandungan-

Satu-satunya cara ya Rafi harus masukkin kontol Rafi ke rahim ibu..” ucapku panjang

“Ada ada aja kamu raf, bilang aja mau ngentot lagi…-

Oh iya emang kamu segitu sayangnya sama ibu? Kalau gitu kenapa kemarin ibu minta beliin bumbu ke warung kamu males??..”

“Yhaa ibu mah, kan kemarin udah waktunya aku tidur siang bu..”

“Dasar alesan…” jawab ibu jutek

“Boleh ya bu ya…” ucapku sambil mulai mengelus buah dada ibu

“Sini nenen dulu, tapi nanti kalau Kak Putri datang udahan ya?..”

“Hah yang bener bu? Mmmlmmmm mlmmm sluuurppp aahhhh..”

Aku yang kepalang sange langung tancap gas menyedot puting ibu yang tepat di depan mata. Sementara tangan ku yang kiri meremas tetek ibu yang satunya lagi, tangan kananku pasif memeluk ibu.

“Aoouhhhh rafiiii….ummhhhmmmhhhh…yaa teruss sayangg…emhhh nenen terus naakkkk..”

“Sluurrpp sluuurrppp muach muach sluuurrppppssshh..”

“Ahhh anakku…”

“Ahh ibu..enak banget tetek ibu, sluurrppp…rafi mau nenen terus jadinya..”

“Iya sayang, terus nenen yang lamaa…sampe kamu puas nak..”

“Muach…pentilnya keras banget nih bu…mmlemmmmm nyott nyoott..sluurrpp..”

“Ahhnn jangan di gigit dong sayangg…”

“Ibu sange kan? Buktinya pentil ibu ngaceng..”

“Ahh ngga sayang, emang pentil ibu mancung dari dulu kan..”

“Hmmm masa sih, sluuurrpppp sluuurrppp sluurppp ahhh… enakk tetek ibu mulai asin nih..”

“Ahh rafii…jangan sedot terlalu kuatt…ibu jadi enaakk..oouuhhhhh hahh..”

“Tuh kan ibu sange, ayo ngaku bu…kontol rafi udah siap nih..” ucapku sambil mengeluarkan kontol ku

“Rafiii jangan di keluarinn…, ibu bilang kan cuma nenen doang..”

“Iya bu aku ga bilang mau ngentot, aku cuma mau ngocok aja… boleh kan..”

“Hmmmm, Yaudah deh boleh… ibu kasihan juga sama kamu udah lama ga ngecrotin ibunya..hihihi..”

“Makasih Ibuuu,, muachhhh..” cium ku di pipinya

“Yaudah bu aku nenen lagi ya, sambil ngocok..”

“Iya, ayo sayang, nenen lagi sini..”

Aku pun kembali menikmati tetek besar ibuku yang sudah sangat berkeringat. Dengan nafas memburu aku menyedot terus menerus puting ibu kandung ku ini. Tanpa ragu aku juga sambil mengocok kontol ku agar segera keluar.



Ibu tampak makin belingsatan ketika aku sedot habis habisan tetek besarnya, tampak wajah ibu berkeringat walaupun ibu hanya pasif menyusui anak kandungnya yang sudah berumur 18 tahun itu.

Sesuatu yang seharusnya tak dilakukan lagi bagi seorang ibu pada anaknya, namun masa bodo, kami sudah melewati semua garis batas norma dan agama.

Karena sebelum kegiatan menetek ini, Aku Rafi dan Ibu ku Widya, sudah sering beradu kelamin atau bahasa kotornya, Ngentot.



Sudah setengah jam aku menetek ke Ibu dan kami makin menyatu saja, aku mendekap badan ibu dengan tangan kanan ku sementara tangan kiri ku mengocok kontol ku. Ibu juga sudah tak ragu lagi mendesah dengan keras ketika aku sedot keras keras teteknya.

“Sluuurpp sluurppp ahh..” sedotan dan jilatan ku pada pucuk tetek besar ibu yang sudah basah kuyup oleh ludah anak kandungnya

“Mhhmmm hmmmhh… ahhh iya sayangg…sedot terus…”

“Sluuurppp slurp slurp sluuurpppshh..”

“Ahh ahh ahhhhhh rafi anakkku sayangg…kamu nyedotnya kenceng banget ahh…enak nakk..”

“Enak banget soalnya bu..ahh sluurp sluurpp mmmmhmmm hmmhh sluurrpp..”

“Ahh iya sayang, tetek ibu milik kamu sayangg..”

“Mulai sekarang ibu gak boleh larang aku netek yahh… aku mau netek terus sama ibu..”

“Ahh ahhh iya iyaa..iya nakk…ouhhh ngentott kamu nakkkkk….sedotanmu enak banget….remes tetek ibu juga nak..ohh..”

“Makasih ibu, rafi emang anak ngentot… suka ngentot ibunya…sluurrp sluurpp ahhh ohhhh ibuuu..”

“Ibu sange nakk…hmmhh..”

“Ayo bu kita ngentot aja…” ajakku sangat sange

“Ahhh iya iya deh bodo amat nak…ibu tarik kata kata ibu tadi, ibu mau kamu entot…ibu perlu ngentot sekarang nakk…ohhh…” ucap ibu penuh birahi

Ibu pun akhirnya kalah oleh hawa nafsunya, Saking nikmatnya ketika teteknya di sedot ibu jadi ingin lebih untuk menuntaskan birahinya.

Yang awalnya hanya menetek saja, namun pada akhirnya ibu mengizinkan ku ngentot dengannya.

Ibu pun menjauh dariku untuk melepas baju dan celana beserta cd-nya. Begitu pula aku, kini aku juga telanjang bulat.

Kami ibu dan anak siap bersetubuh dengan panas, birahi kami sudah memuncak. Ibu ingin memeknya disodok, Aku ingin menyodok memek ibu.

Aku yang baru saja selesai melepas celana dalam langsung ditarik oleh ibu ke tengah kasur. Ibu tidur terlentang di tengah kasur,

Tatapan mata ibu sangat berbeda dari sosok galak yang kukenal sebulan yang lalu. Ibu tampak sangat menggoda, senyumannya memberi kode untukku untuk naik ke tubuhnya.

“Sini nak sayang, tindih badan ibu..”

“Iya bu..”

Aku beringsut menindih tubuh ibu, enak rasanya karena ibu agak lebih besar dan tinggi dari ku. Sehingga sangat enak di peluk. Sambil memeluk tubuh ibu aku meraba raba seluruh tubuhnya sambil menjilati tetek, belahan dada, pundak, leher sampai ketiak juga.

“Sluurpp sluurrpp..ahhh..enak bu..sluurrpp” ucapku saat menjilati pinggiran teteknya

“Ohh yaa sayang, kamu suka banget ya jilatin badan ibu kamu..” ucap ibu sambil mengelus kepala ku

Aku mendongak keatas lalu mencium bibir ibu. Kami pun beradu lidah dengan panas.

“Ohh mhhmm hmmhmh hmmhmm ohhhmm…shh-sayang…ohh hmmhh..”

“Sluurpp muachh….ahh..ibuu…”

“S-sayang…kamu ciumnya tiba tiba gitu, ibu jadi kaget..”

“Maaf bu rafi gak tahan…”

“Yaudah kalau gitu langsung ngentot aja..”

Aku kegirangan mendengar ucapan ibu, akupun menurunkan badanku agar kontol ku sejajar dengan memek ibu.

Lalu dengan bantuan tangan ibu, kontolku di gesek gesekkan ke bibir memek ibu.

Rasanya sangat nikmat sekali bibir memek ibu yang basah, tak sabar ingin masuk rasanya.



“Langsung dimasukin aja bu..” Ucapku sambil memejamkan mata menahan nikmat

“Siap nak?..”

“Aku dorong ya bu..”

“Dorong perlahan nak, kita udah lama ga ngentot soalnya..”

“Iya bu…ngghh….nngghhh..”

“Ahhh kepalanya masuk bu..ohhh..”

“Masukin semuanya nak, sayang..”

“Iya bu…rafi sayang ibu..”

“Enggghhhhh…ohhhhh…”

Kontol ku akhirnya ambles semuanya di dalam memek ibu.

“Ouhhh rafiiii….penuh raf…memek ibu penuhh…uhhh..”

“Sssshhh buuu….ohh enak banget memek ibu…, akhirnya kita ngentot lagi bu. Ohhhh..”

“Kontol anak ibu juga enak banget,, ahhhh…genjot ibu kamu pelan pelan sayang..ayo….entotin ibu kandung mu..”

“Ahh ibuu…”

Mendengar ucapan nakal seperti itu membuat nafsu ku berkobar.

Bukannya genjot perlahan, aku malah menggenjot ibu dengan kasar dan kencang sekuat tenaga masih dengan posisi ibu terlentang.

*PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK*

“AHH AHH AHH AHH AHH AHHH AHHG AHHHHH RAFFFIIIIIII….AAAAAHGGGHHHH AHH AH AH AH..”

*PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK*

*PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK*

*PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK*

*PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK*

Suara tepukan antar kelamin memenuhi kamar ibu, batas norma sudah kami lupakan, sekarang kami hanya ingin mencapai klimaks.

“Ohh Ohh OOUHH BU… ENAK GA BU…OHH OHH..” desah ku sambil terus mengebor memek ibu

“Engghhh Ahh aghhhh aghhh ahhhhhhhh ah ah ah nakaal kamu naakk…ibu bilang p-pelann pelan…” desah ibu keenakan

“Tapi enak k-kan bu.. ouhhhh ngghh ngghh nghh..”

“Auhhhh iya sayangg….ibu suka kontol kamu…engghh…ohh ohh..”

Aku yang sudah sangat bernafsu memeluk tubuh ibu sambil meningkatkan intensitas genjotan kontol ku di memek ibu. Ku peluk erat tubuh seksi dan montok ibu sambil mengentoti memek legitnya.

Desahan ibu terdengar sangat menggairahkan, desahan seorang ibu yang di setubuhi anaknya.

“Ahh ahhh ahhhh naaak…sayang…uhhh…rafii ssayang….dengerin ibu dulu sshh-sayang..uhh uhh uhhh..”

“Ahh ahh ahh ngghh apa buu?...ngghh ngghh ngghh ohhhh..” jawabku sambil terus menggenjot memek ibuku

“Uhhh auhh auhhhhhh emhhh ahh…”

“K-kamuu….uhh uhhh aahh…keluarin di dalam ya naak..” pinta ibu dengan nada ngos ngosan

Mendengar ibu meminta aku keluar di dalam membuat ku kesetanan dan mengerahkan cadangan tenaga terakhirku, entah berasal darimana tenaga itu aku tak tahu. Satu ronde lagi ngentot dengan ibu mungkin aku akan mati.

*PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK*

“Oouhhh ouhh ouhh ouhh Iya buu iyaaa….enghhhh enghhh ooooouh ouhh…rafi entot ibu sampe ngecrooottt buuu…enghhhhh ohhh..”

*PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK*

*PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK*

“Ahh ahh iya naak teruss nakk ohhh anak pintaarr…eennghhh entot yang keras lagi naakk oouhh..”

“Sambil nenen sini sayang…puasin ibu nak..”

Aku pun menuruti perkataan ibu, kini aku menggenjot ibu sambil mulutku menyedot tetek kanan ibu sementara tangan kiri ku meremas tetek yang satunya lagi

“Sluuurrppp sluurpo ahh ahh sluurrpp…nikmat banget sih bu ngentot sambil nenen.. ouhhh…”

“Terus sayang nenen sambil entot ibu kamu…uhh ohhh ohh..”

*PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK*

“CPLAK CPLAK CPLAK CPLAK PLAAK*

Ku maju mundurkan pinggul ku menabrak nabrak memek ibu.

*PLAAK PLAAK PLAAK PLAAK PLAK*

*Nyoot nyoott sluurrppp sluurppp*

*CPLOK CPLOK CPLOK CPLOK CPLOK*

*PLAK CPLOK PLAK CPLOK PLAK CPLOK*

“AHHH AHH AHH RAFIIII ANAKKUUU SSAYANGG…IBUU KEENAKANN NAAKKK…OUUHHHH..”

“Rafi juga enak bu…ohhh memek ibu nikmat bangeet nihh ouhhh….ngentooottt terus buu…ahhh sshhh..”

Gerakan ngentot beringas ku membuat kasur ibu berdecit keras, sprei kasur ibu juga basah kuyup di bagian tengahnya.

Setelah ngentot sekitar 15 menit akhirnya terasa kontol ku ingin segera ejakulasi

“Ahh buu..rafi mau keluaarr buuu aaaahh….”

*CPLOOK PLOOK PLOOK CPLOOK PLOOK*

“Keluarin sayangg…keluarin….keluarin semua peju kamu di memek ibu…”

“Buu rafi ngecrot buu…aaaaahhhh..”

*CPLOOK PLOOK PLOOK CPLOOK PLOOK*

“Aaaaaahhhh enak bangett ngentoot ibu engghhhhhhhh buuuuuuuuu rafi keluar aaahhhhhh..”

“Iya naak ibu juga mau keluar niih ouuhhhhhh ayo keluar bareng nak…emmhhh..”

Aku sudah tak tahan lagi untuk membuahi rahim ibu dengan peju kental ku.

“AAAHHHHH IBUUU *CROOOOOT CROOOT CROIT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOOOT CROT CROT* ENGHHHHHH CROOOOOT CROOT…AGHHHH..”

Sambil memeluk ibu dengan mulut menyedot tetek ibu keras keras, aku akhirnya mencapai puncaknya. Entah berapa kali tembakan peju ku di memek ibu, saking banyaknya. Kontol ku terasa seperti selang mobil pemadam kebakaran yang menyemburkan isinya sangat kencang. Rasanya sangat lepas.

Terasa juga ibu mengejang ejang karena ikutan keluar bersama ku.

“Haahh haahh haahhh….huff hufff…”

“Enak ya sayang?..” tanya ibu

“Uhh iya bu..”

“Sama ibu juga nak..huufff…haah..”

Nafas kami ngos ngosan setelah seks paling panas yang pernah kami lakukan

“Jangan cabut kontol kamu dulu nak.., biar ibu ngerasain lebih lama lagi kontol anak ibu yang ganteng ini..”

“Ohh yaudah bu, rafi juga mau lama lama di memek ibu yang cantik ini..”

“Hihih gombal kamu raf..”

Kami pun berpelukan sambil berciuman untuk mengakhiri kegiatan seks sedarah ini.

Tubuh ku dan tubuh ibu sudah bercampur keringat, baunya sangat santer namun sepertinya aku suka bau ini, bau tubuh ibu.

Aku pun bangun untuk melihat kearah memek ibu dan betapa terkejutnya aku saat kontolku terlepas dari memek ibu.

Peju yang keluar dari memek ibu sangat banyak, bahkan mungkin satu cangkir ada.

“Bu lihat deh sini..”

“Apa nak?..” sahut ibu sambil bangkit

Reaksi ibu diluar dugaanku, justru ibu malah tertawa melihat banyaknya sperma kental anaknya yang mengalir dari vaginanya membanjiri kasurnya.

“Hahahaha…raf raf…kamu seminggu ga ngentot udah sebanyak ini aja…emangnya kamu ga ngocok?..”

“Uhh i-iya bu, rafi ga ngocok..”

“Berarti ini kamu tampung demi keluarin di memek ibu ya?..”

“Iya bu, ini spesial buat ibu tersayang..”

“Ohh sayangg…ibu jadi terharu….sini nak ibu diatas ya sekarang…kita ngentot lagi nak..”

Ibu mendorongku sehingga kini aku yang terlentang

“Ehh-ehhh ehh buu…rafi belum siap buu…”

“Emang kamu udah capek nak?..”

“I-iya bu…rafi tadi ngentot ibu habis habisan kan..”

“Ah masa anak ibu ga bisa dua ronde..”

“Bu aku masih 18 tahun bu, tenaga ku udah abis…ini juga kan abis pulang sekolah aku belum minum sama sekali..”

“Ah kamu tadi jilatin keringat ibu banyak kok, anggap aja minum itu haha..” ucap ibu sambil naik keatasku

“Ahh ibu ibu ibuu…j-jangan buu…buu…aahhh..”

*BLEEESSSSHHH*

“Ahhhhh masukk bu…enghhhh…”

“Ouuhhhh haahhh ini dia kontol kesayangan ibu haahhhh enak banget ini kontol…” ucap ibu sambil mulai menaik turunkan pinggulnya

“Buu…oughhh…buu….arghhh s-sakit buu…badan rafi ga kuat ditindih ibu…aghhh…”

“Sakit tapi enak kan? Mau lebih cepet lagi?..”

“J-jangan buu jangan…ouughhh ahhh…”

Ibu mengganti posisinya jadi memeluk badanku dari atas, sambil terus menaik turunkan pantatnya.

Posisi ini membuatku sesak napas, karena berat badan ibu dan juga gerakannya yang menekan nekan tubuh ku.

“Ahhhh enak gini nak…emhh emhh ahhh..”

“Buu..uhukk uhukk…r-rafi sesak bu…”

“Sini nenen aja kamu deh biar diem…biar ibu entotin kamu sekali lagi..”

Ibu pun memasukkan pentil teteknya ke mulutku sambil tangannya menahan tetek besarnya agar tak pindah dan tetap di wajahku di bawah.

Aku pun reflek menyedot tetek ibu.

“Aahhhhh anakku sayang….sedot terus tetek ibu nak..”

*PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK*

“Ahhh enak ga nak?...”

“Nak?..”

*PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK*

“Rafi?...Sayangg?..”

*PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK PLOOK*

“Raf…oughhh oughhh ibu keluar naakk…ughhh…”

“Jangan berhenti nyedotnya nak…rafii…sayang ibuu?...”

“Aaahh aaahh aaaaaahhh ibu keluarrrr..”

*Creet crert creett crrttt*

“Hufff huff…haahhh enak banget…puas ibu nak…”

“Makasih sayang..”

“Ah…, kamu kayaknya kecapean sampe ketiduran waktu lagi ngentot…hihihi..”


Ibu yang kukenal sudah berubah total, tampaknya ibu sudah jadi "Hiperseks"
Entah lah semoga hanya aku yang jadi pria pemuas birahinya.







Pov Putri

15:30

“Makasih ya Elita, udah nganterin pulang..”

“Siipp sama sama Put, lain kali main ke rumah gue lagi ya!..”

“Oke oke…”



*tok tok*

“Bu! Kakak pulang..”

*Tok tok*

Saat ku masuk ke dalam rumah tampak sangat sepi, apa tidak ada orang di dalam?

Adikku juga tidak ada di kamarnya..

Tiba tiba ibu datang dari arah dapur hanya mengenakan handuk, tampaknya sehabis mandi.

“Ehh kakak baru pulang, kemana aja?..” tanya ibu

“Tadi diajak ke rumahnya Elita bu, itu loh anaknya Bu Kartika..” jawabku

“Ohhh pantes, yaudah ibu mau pakai baju dulu..”

“Ee-ehh bu si Rafi kemana bu?..”

“Rafi lagi tidur di kamar ibu..”

“Oohhh…”

Kemudian ibu pun masuk menuju kamarnya.

“EEEHHH BUU?????!?!?..”

“ADA RAFI DI DALAM BU??..” ucapku keras

Tak lama ibu membuka pintu

“Hmm iya ibu tadi bilang begitu..”

“Gak malu apa bu?? Masa di depan anak cowonya ganti baju..”

“Ah biarin lah kak, orang dia juga tidur kok..”

“Ehhh kok gitu, nanti kalau dia bangun gimana? Keenakan dong..”

“Udah lah kak ibu kedinginan ini..”

*braak*

Hih, enak banget tu anak…

Aku jadi kepikiran apa yang dilakukan ibu dan Rafi selama aku pergi tadi. Mereka pasti sehabis bercinta karena tak mungkin ibu mandi jam segini dan Rafi tidur siang di kamar ibunya.



Tiba tiba aku kepikiran yang ku lihat sekejap mata di rumah Elita, Menurutku adiknya Elita tadi sedang berduaan dikamar ibunya dan Bu Kartika hanya memakai handuk saat keluar kamarnya. Hmm mencurigakan...

Lalu saat ku lengah dia pergi kembali ke kamarnya . Apa jangan-jangan mereka melakukan hal yang sama seperti Ibu dan adikku??

Skandal apalagi ini....









Bersambung…

By: Asuka_Langley

 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd