Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Skandal Desa (discontinued,, sorry)

Kalian tim mana?

  • Bu Widya

    Votes: 452 62,8%
  • Kak Putri

    Votes: 135 18,8%
  • Bu Dea

    Votes: 61 8,5%
  • Kak Cindy

    Votes: 72 10,0%

  • Total voters
    720
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Skandal Desa
Part 2: Awal Mula Petaka




Widya Anindya 39 tahun, Ibu dari Rafi dan Anindya Putri


Anindya Putri 21 tahun, Kakak perempuan Rafi


Dea Mustika 41 tahun, Ibu dari Cindy dan Yudi



Cindy Purnamasari 20 tahun, Kakak perempuan Yudi


Malam harinya setelah kejadian aneh tadi siang, aku mencoba untuk menanyakan pada ibu lagi ada apa sebenarnya. Kebetulan ibu sedang mencuci perabotan setelah makan malam barusan, akupun berinisiatif membantu pekerjaan ibu sambil mengobrol.

“Eh rafi, tumben kamu bantuin kerjaan dapur..” ucap ibu

“Iya dong bu sekali kali gapapa kan..”

“Haduh jangan sekali kali juga dong, harus sering juga..hihihi..”

“Ah ntar tangan ku keriputan sering kena air bu..”

“Hah alasan kamu aja itu..”

Saat piring terakhir sudah kering dan tertata rapih, aku pun mulai bertanya

“Bu…soal tadi..”

“Bisa gak kamu berhenti tanya soal tadi siang?!..” hardik ibu dengan suara tinggi

Aku merasa tertekan dengan suara tinggi ibu, padahal aku hanya ingin mencari tahu saja.

“T-tapi bu aku cuma mau tau bu..”

Ibu malah makin emosi mendengar balasan ku

“Ibu tadi siang minta bantuan yudi untuk kelarin urusan dapur, hayo??..”

Jawaban ibu terdengar seperti di buat buat, yah tapi seperti prinsip ku, jangan berfikir negatif. Yasudah lah aku terima saja jawaban ibu.

“Ohh…gitu dong dijawab bu, dari tadi kok susah jawabnya..” balas ku dengan datar

“Hih lagian kamu nanya terus, ibu jadi kesel..”

Setelah selesai aku pergi ke teras menemui kak putri yang sedang asik bermain hp.

“Kak, ibu tadi bilang cuman bantuin kerjaan dapur si yudi..”

“*UHUK UHUK*..”

“K-KERJAAN DAPUR??, Maksudnya apa??..” kak putri merespon dengan tatapan tajam menoleh ke arah ku

Kakak yang sedang fokus sekali “scrolling” media sosial terkejut mendengar ucapan ku

“Ehh emang itu kata ibu…tanya aja sendiri kalau berani huhh!..”

“Siang itu masakan warung udah mateng semua dan kakak bawa ke warung raf! Harusnya kerjaan dapur udah ga ada dong!..”

“Loh mungkin ada yang ketinggalan lauknya?..”

“Mana mungkin!..”

Aku terpancing emosi mendengar ucapan kakak yang begitu tidak percaya dengan ku.

“Ihh kak! Emang yang kakak pikirkan apa sih!!..”

“Rafi, kamu sini kakak bisikkin..”

Aku lalu mendekat sesuai perintah kakak.

“Menurut kamu, ibu masih seksi gak?..” bisik kak putri

“Hmm gatau deh, aku ga pernah merhatiin kak..” balas ku polos

“Oke, menurut kamu kira kira apa yang dilakukan laki laki dan perempuan berduaan di dalam ruang terkunci?..”

“Uh….”

Aku bingung harus menjawab apa, akupun jawab asal asalan

“Uh…oh iya, main gundu hehehe..”

*PLAKKK* Kak putri menepuk jidatnya sendiri

“Ah susah ngomong sama kamu raf! Pikiran mu terlalu polos!-

Dengerin kata kakak ya! Jangan mudah percaya sama ucapan ibu mulai sekarang..” ucap kakak dengan tegas

Waduh, ada apa ini? Kenapa kakak terlihat sangat mencurigai ibu, apa mereka sedang bermusuhan?

“Ehh m-mana bisa kak?..”

Kakak lalu bangkit dari kursi dan menghela nafas

“Kakak cuman peringati kamu aja raf, lebih hati hati mulai sekarang..” ucap kak putri lalu pergi kedalam menuju kamarnya.

Aku hanya mengangguk-angguk dalam kondisi “blank”

Saat aku sedang bengong di kursi teras, ibu mengejutkan ku dengan tepukan di bahu.

“Ehh ibuu..ngagetin aja..”

“Kenapa kamu bengong malam malam raf?..” tanya ibu sambil ikut duduk di samping ku

“Nggak kenapa napa bu, ehehe..”

“Soal tadi ya? Maaf ya ibu marah tadi..”

“Loh gapapa bu, bukan soal itu..”

“Kamu kalau ada masalah jangan di pendam nak..” ucap ibu sambil mengelus rambut ku

Baru kali ini ibu mengelus rambut ku seperti ini, walau terasa sangat nyaman sekarang tapi aku masih terus memikirkan soal ucapan kakak tadi.

Rasanya tidak etis jika aku mengadu pada ibu soal ucapannya tadi.

Aku mulai menengok ke arah ibu, dan wow.... Ibu memakai baju tank top putih malam ini.

Benar sepertinya ucapan kakak tadi, ibu masih seksi dan cantik di umurnya sekarang yang hampir kepala empat.

Tatapan matanya tampak penuh kasih sayang padaku, selama hampir satu menit aku dan ibu bertatapan sambil kepalaku di elus elus manja.

Hingga akhirnya ibu memulai percakapan.

“Nak? Kamu kenapa?..”

Aku pun sadar dari lamunan ku

“Eh ehh maaf bu, a-anu…ibu cantik banget malam ini hehe..”

“Apa?? Hahaha kamu bisa aja, dah sana tidur..”

“Tapi aku belum ngantuk bu..”

“Hmm gimana kalau…ibu kelonin?..”

Aku pun jadi bimbang, antara senang dan malu. Jika aku terima bisa saja kakak menertawai ku, tapi kapan lagi kesempatan ini datang?

Aku pun memutuskan untuk menolak tawaran ibu, lagi pula aku sudah mau dewasa kan, malu dong?

Walau dalam hati ku ingin sekali merasakan kehangatan pelukan kasih sayang ibu menjelang tidur tapi ada hal yang lebih penting dari itu, yaitu harga diri ku di depan kakak.

Ya, bukannya melebih lebihkan tapi kak putri suka meledek ku dari kecil hingga sekarang jika aku manja pada ibu.



Namun tampaknya ibu tak senang mendengar jawaban ku, wajah manisnya langsung berubah murung, ibu langsung berdiri lalu meninggalkan ku tanpa sepatah kata pun. Aku jadi merasa bersalah membuat ibu sedih.



Hingga akhirnya tiba waktu tidur pukul 22:00, kami semua pun terlelap setelah melewati hari yang aneh.

~~~



Pagi hari pukul 06:10

Aku terbangun agak telat hari ini, sepertinya karena faktor banyak pikiran kemarin. Harusnya pukul 05:30.

Tapi di pikir pikir kenapa ibu tidak membangunkan ku? Biasanya jika aku telat lima menit saja pasti ibu akan membangunkan ku sambil mengomel. Apa ibu masih tertidur?

Aku segera keluar kamar untuk mencari tahu sekalian bersiap-siap pergi sekolah.

Di dapur aku hanya mendapati kakak sedang makan sarapannya.

“Kak, ibu belum bangun??..” tanya ku

“Eh rafi, iya tuh belum..” jawab kakak

Aku pun berinisiatif untuk membangunkan ibu

“Aku bangunin ya kak..”

“Ehh jangan! Nanti kamu telat..”

“Yaelah kak..”

“Sanah mandi cepet, nanti kakak ga anterin kamu sekolah kalau kamu lama raf!..” omel kakak

Ya, aku biasa berangkat sekolah diantar kak putri dengan berboncengan naik sepeda, ya memang memalukan tapi mau gimana lagi aku tidak bisa menggunakan sepeda itu sendiri karena biasa ibu atau kakak pakai pergi ke pasar membeli keperluan dapur & warung.

Setelah selesai bersiap siap, kami pun berangkat ke sekolah.

Meninggalkan ibu yang masih tertidur di rumah sendirian.



Jam istirahat, pukul 10:00.

Akhirnya tiba waktu istirahat, waktunya melepas dahaga dan beban pikiran setelah pelajaran biologi tadi.

Di kantin aku hanya bersama asep dan deden, mereka berdua bagian dari ‘geng’ kami dengan si yudi. Mereka berdua sepantaran dengan aku dan yudi, tanpa perbedaan mencolok.

Di kelas ini hanya satu murid yang paling mencolok & terkenal yaitu dodi, karena dia selalu mendapat nilai sempurna dan tentunya sangat pintar. Entah bagaimana dodi bisa sepintar itu, tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan anak itu.

Yang ku tahu dari gossip anak perempuan, bahwa si dodi ini memiliki hubungan terlarang dengan anggota keluarganya, anak perempuan ini yang bernama siska mengaku mendengar suara orang “kepedesan” saat ia berkunjung ke rumahnya malam hari untuk mengambil barang yang tertinggal setelah tadi belajar bersama sore harinya. Siska pun mengurungkan niatnya mengambil barangnya malam itu.

Yah namanya juga gossip belum tentu benar adanya, hanya orang bodoh yang mudah percaya gossip.



Kembali ke kantin.

“Woy raf!, kenapa si yudi ga masuk lagi sih??...” tanya asep memulai percakapan di meja kantin

“Hadehh sep sep…gua juga gatau…aneh banget soalnya..” balas ku

Ya, Yudi hari ini tidak masuk sekolah lagi, sangat disayangkan padahal minggu depan ada ulangan. Bahkan guru biologi kami yang kebetulan tinggal sekampung, Pak Wawan. Mengajak kami menjenguk ke rumah yudi, sekalian membawa soal latihan untuk yudi.

“Halah tu anak palingan keracunan keong sep!..” ucap deden sok tahu

“Hahaha pantes badannya kurus yak makannya keong beracun mulu.., mending ke warungnya si rafi makanannya enak bonus liat kak putri juga hehe..” ucap asep

“Ngaca lo sep, badan lo juga kurus!..” ejek deden

“Alah sialan, emang niat lu ke warung gue itu doang kan sep, beli tongkol goceng tapi lama di ngobrolnya..” balas ku

“Eh yang penting gue tiap hari belanja ke warung lu raf, kadang juga beli banyak ah..” balas asep

“Gue sih lebih suka kalo bu widi yang jagain sep, pakaiannya kalau siang wahhh..” ucap deden

“Hahaha kok lu demennya ibu ibu den!..” sahut asep

“Wahh sialan lu berdua ngomongin keluarga gue! Nanti ga gue kasih contekan lagi loo!..” ucap ku mengancam

“Eh iya iya ampun raf, becanda doang elahh serius amat luu..” balas asep

“Oiya ngomong ngomong lu berdua ikut jenguk si yudi bareng pak wawan kan nanti siang?..” tanya deden

“Iya..” jawab ku dan asep barengan

“Kira kira tu anak sakit apaan dah, tiba tiba gitu ga ada kabar..”

“Kata ibunya sih hari minggu lambungnya masalah, tapi bilangnya udah baikkan.., ehh besoknya ga masuk?..

Yang anehnya kemarin pas gue pulang sekolah dia lagi di rumah gue!..” ucap ku

“Wahh tu anak bolos kali raf!..”

“Iya tuh bolos! Sialan emang..” seru asep dan deden

“Dia tuh bolos mau makan makan gratis di warung lo raf! Hahaha..” canda asep

“Makan makan? Kalau makan makan kenapa di dalam rumah ku dengan pintu terkunci? Harusnya di warung dong..” pikir ku dalam hati.

*KRINGG KRINGG KRINGG KRINGG* setelah 30 menit waktu istirahat pun berakhir, kami semua kembali ke kelas untuk pelajaran kedua.



14:00

Singkat cerita, waktu pulang pun tiba. Sesuai rencana tadi, aku tidak langsung pulang ke rumah, kami akan menjenguk yudi ke rumahnya bersama pak wawan, asep, deden dan siska. Setelah ku beri tahu yudi sakit lambung, pak wawan dengan sukarela membeli/membayar stok obat M*lanta di UKS sekolah. Untuk di berikan pada yudi.

Setelah siap, kami berlima berangkat ke rumah yudi dengan berjalan kaki.

Sepanjang perjalanan pak wawan menceritakan masa kecilnya yang penuh lika liku dan ujian, kami mendengar dengan seksama dan mengambil pelajaran dari perjuangan masa kecil pak wawan untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya. Beliau ini salah satu guru yang paling disegani karena attitudenya dan tak pernah marah di kelas.

Tak terasa kami hampir sampai ke rumah yudi, tinggal dua ratusan meter lagi.

Masuk ke belokan terakhir sebelum ke rumahnya yudi, kami malah bertemu langsung dengan yudi yang sedang membuka kunci pagar rumahnya.

“Woii yudi!!..” panggil asep

Yudi pun menengok dan salah tingkah melihat kedatangan kami berlima. Yudi jadi grasak grusuk membuka pagar rumahnya.

Kami berlima dengan santai ikut masuk dan duduk di teras yudi yang cukup luas untuk lesehan.

Yudi terlihat canggung dan ketakutan wajahnya.

Saat yudi hendak masuk ke dalam rumahnya, pak wawan menyuruh yudi untuk ikut duduk dahulu. Si yudi malah makin salah tingkah.

“e-ee pa wawan,, anu inii..mau taruh bawaan ini dulu he-he..” ucap yudi gagap

“Udah duduk aja dulu sini, kan bisa nanti itu?..” ucap pak wawan

Yudi pun dengan terpaksa ikut duduk bersama kami.

Pak wawan lalu menanyakan kabar dan perihal sakit apa yang di alaminya. Lalu pak wawan memberi yudi dua botol obat lambung cair ukuran 250 ml.

Saat yudi sedang di hujani pertanyaan oleh pak wawan. Asep dengan nakalnya merebut plastik hitam milik yudi. Yudi kaget setengah mati dan berusaha merebut kembali barangnya.

“Ehh asep j-jangan!..”

“Asep! Kamu jangan gitu di rumah orang..” omel pak wawan

“Hihihi yud, gue penasaran doang kok ini isinya apaan dari tadi hehe..” ungkap asep

Asep lalu membuka plastik itu dengan cepat, dan mengeluarkan isinya ke lantai.

Rupanya isinya sebungkus soto yang masih hangat dan sebuah botol minyak urut akar lawang.

“Wah ini soto buatan bu widi ini mah raf, ibu lo!..” ucap deden

“Iya nih, wah yud lo abis ke rumah gue lagi?..” tanya ku

“Ehehe i-iya raf, di rumah lagi ga ada lauk hehe..” jawab yudi

“Tapi ini minyak urut buat apa?..”

“I-itu a-anu raf, beli tadi sekalian di warung..” jawab yudi

“Ohhh kirain lu abis ngurut di rumah gue yud..”

“Walah iya enak banget kalo gitu lo yud, awas lo yud ga ngajak ngajak ahahaaha..” ucap deden

“Ah mana ada gue kasih lo berdua megang megang kak putri! Haha..” ucap ku

Setelah ngalor ngidul sana sini, akhirnya aku, teman teman dan pak wawan pamit pulang ke rumah masing masing.



15:00

Sesampainya di rumah, aku mengecek ke warung seperti biasa sekalian minta air minum.

Di dalam warung kosong, hanya ada kakak yang sedang meracik sesuatu.

“Kak, minta air dong! Hauss nih..” pinta ku

“Heh kamu raf, kok lama banget??..”

“Tadi di ajak pak guru jenguk si yudi kak..”

“Lah emang dia masih sakit?..”

“Gatau, ngomong ngomong lagi buat apa tuh kak?..” tanya ku penasaran

“Oh ini, baluran minyak kayu putih sama bawang merah buat ibu..”

“Loh ibu sakit??..”

“Iya, meriang menggigil gitu…, nah udah selesai nih-

Raf tolong tutup warungnya ya kakak mau balur ibu dulu..”

Aku pun melakukan perintah kak putri lalu masuk ke dalam rumah.

Di dalam kamar ibu, kak putri sedang membalur punggung ibu yang sedang tengkurap dengan baluran tradisional buatannya.

Aku sedari tadi memerhatikan kak putri yang telaten sekali memijat dan mengurut badan bagian belakang ibu.

Setelah beberapa lama akhirnya kakak menyadari keberadaan ku.

“Eeeeeehh rafii..anak kecil ngintip kamu!! Hushhhh!!..” usir kak putri kesal

Walau kak putri mengusir tapi ibu malah membela ku.

“Gapapa kali kak…, adek mu itu lho bukan orang asing..” ucap ibu

“Sini masuk raf, gimana sekolahnya tadi?..” lanjut ibu

“Ehh i-iya bu, baik baik bu lancar..”

Aku lalu ikut duduk di pinggir kasur sambil mengobrol macam macam dengan ibu dan kakak.

Saat ini ibu memakai kemben yang bagian belakangnya diturunkan hingga ke pinggang. Aku tidak bisa melirik punggung ibu yang mulus itu terlalu lama karena kakak langsung menyadarinya dan menatap ku dengan tatapan tajam.

''Bu! si rafi tuh matanya nakal!.." Omel kakak

''Ehh ngga bu ngibul kakak!..''

''Kamu harusnya ga disini raf! Ke kamar mu gih sana!.."

"Dihh ibu aja ngebolehin wekkkk.." Ejek ku sambil melet

''Emangnya kamu disini mau ngapain?

Anehnya walau anak anaknya sedang adu mulut tapi ibu tak menggubris, apa ibu sedang tidur?

“Uhh…ya…duduk duduk aja emang ga bolehhh??..”

“Terserah kamu raf..” Akhirnya kakak pun menyerah

''Udah kak, makasih..'' ucap ibu

“Oh iya iya bu, nanti malam lagi ya..kakak mau kelarin masak dulu..”

Setelah kakak keluar dari kamar aku jadi ingin pergi juga ke kamar ku untuk membereskan buku-buku dan istirahat.

Baru saja aku bangkit dari kasur, Ibu memanggil ku

“Rafi, kamu mau kemana?..”

“Aku mau ke kamar bu, ngantuk..”

“Ehh masa ngantuk, liat tuh udah sore..”

Akupun melihat ke arah jam dinding dan benar rupanya, waktu sudah menunjukkan pukul 15:45. Lumayan lama juga aku di kamar ibu ternyata.

Tapi aku tidak memperdulikan waktunya, karena sudah kebiasaan ku tidur setelah pulang sekolah.

“Ah biarin lah bu, mau ngapain juga sekarang...PR juga gak ada..”

“Hmm...ibu minta tolong boleh ga sayang?..”

“Minta tolong apa bu aduh..”

"Pijitin ibu lagi dong..”

Apa apaan? Padahal barusan ibu sudah dipijat kakak??

Akupun menolak permintaan ibu karena aku ingin buru buru pergi tidur.

“Nggak mau ah bu, kan tadi udah sama kak putri??..”

"Ya ampun raf kamu sekali sekali dong pijitin ibu, tadi ibu sengaja suruh kakak keluar tau biar kamu gantiin..”

“Males ah aku bu, capek tau tadi abis jenguk si yudi pula..”

“Oh...yaudah deh..” ucap ibu dengan nada datar

Akupun keluar dari kamar ibu lalu pergi ke kamar ku untuk tidur sampai menjelang malam. Sebelum tidur aku tiba tiba merasa kasihan dengan ibuku, padahal lagi sakit.. Tapi aku menolak untuk memijitinya. Aku jadi teringat wajah sedih ibu tadi sebelum aku keluar kamarnya.

Maafkan rafi bu..





POV Kak Putri

17:15​

Selesai sudah semua kegiatan ku sore ini, hufftt mengurus warung, mengurus dapur, mengurus ibu yang sakit, mengurus adik...banyak sekali tanggung jawabku hari ini, tapi tak apa.. Semua ku lakukan dengan ikhlas.

Saat ini aku sedang bersantai di kamar ku melepas penat diatas kasur sambil mengecek linimasa media sosial di Hp ku. Udara sore pegunungan yang dingin sangat nyaman untuk bersantai bagiku.

Tiba tiba notifikasi pesan singkat muncul, rupanya dari si gadis primadona desa ini.. SIapa lagi kalau bukan si CINDY. Aku pun berbalas pesan dengannya.

17:16) Cindy: Put, kamu lagi ngapain?

17:16) Putri: Lagi nyantai aja ndy, ada apa sih?

17:17) Cindy: Aku minta tolong dong sis hehe, besok anterin soto dua bungkus hehe..

17:18) Putri: Lahh emang ga bisa sendiri? Atau nyuruh si yudi gitu kayak biasa..

17:20) Cindy: Ihh putri...aku tuh besok dari siang mau ke kota nyari baju, jadi ga sempat dan ibu lagi sibuk di pasar kan, terus si yudi sakit...

17:22) Putri: Owhhh yaudah deh jam berapa?

17:23) Cindy: Hmmm jam dua siang boleh, agak lewat juga gapapa put, sesempatnya aja..nanti uangnya aku bayar besoknya

17:24) Putri: Oke oke



Dan setelah tak ada pesan balasan dari cindy lagi, aku mematikan hp ku dan pergi mandi. Oiya kamar mandi rumah kami tak terlalu besar hanya 2x2 meter. Cukup untuk bak mandi permanen dan lain lainnya.

Air disini pun lumayan dingin kalau sudah menjelang malam. Tapi aku sudah terbiasa mandi air dingin sedari kecil. Kecuali adikku si rafi itu, dia kalau mandi sore harus selalu dengan air hangat. Memang anak yang payah.



20:00​

Malam harinya setelah makan malam, aku dan ibu mulai menyiapkan masakan untuk warung besok. Setelah selesai aku pun ke kamar ku untuk tidur.

Seperti itulah keseharian ku selama ini, cukup membosankan tapi mau gimana lagi. Daripada menganggur atau numpang hidup dengan suami, lebih baik aku bekerja keras demi keluarga ku.



Tengah malam jam 12 aku terbangun karena ingin buang air kecil, Ketika melewati kamar ibu, aku mendengar ibu samar samar sedang bercakap di telepon.

Karena penasaran, aku mencoba menguping percakapan ibu. Tak begitu jelas apa yang mereka bicarakan karena ibu bicara dengan nada rendah. Tapi jangan anggap remeh pendengaranku ini ibu, Selama masih ada gelombang suaranya pasti dapat aku dengar.

Di awal-awal aku hanya mendengar percakapan tak penting tentang kabar kabaran di selingi tawa cekikikan ibu.

Lama kelamaan suara ibu makin manja, Aku pun makin curiga. Apalagi kejadian hari itu dimana ibu dan yudi berduaan di dalam rumah ku dengan pintu terkunci. Sejak itu aku mulai mencurigai hubungan ibu ku dan anak ABG itu.

Aku mencoba untuk tidak berpikiran negatif tentang ibu, Tapi sulit untuk menerima dengan akal sehat apa hal positif yang dua insan beda generasi itu lakukan di dalam rumah ku siang itu.

HIngga akhirnya ibu sepertinya terdengar mau mengakhiri teleponnya, tapi...

“MUACHHHHHSS”

IBU MENCIUM KE ARAH TELEPON??!!

Apa apaan?? Aku mendengar dengan jelas suara kecupan basah ibu ku!

B-bukannya ibu sudah tidak ingin menikah lagi? Lalu pada siapa kecupan basah itu ibu beri??

Kecurigaan ku mengerucut pada satu orang, siapa lagi kalau bukan si Yudi. Tapi kan dia hanya anak yang sepantaran dengan adikku?? Mana mungkin!

HUftttt, Malam ini sangat berat bagi otakku, aku tidak mau memikirkan itu lagi.

Akupun lanjut ke kamar mandi lalu kembali ke kamar ku dengan kepala yang dipenuhi buruk sangka.



Keesokkan harinya

POV Rafi​

“Ya murid murid, seperti yang kalian tahu, teman kalian si yudi MASIH sakit dan berhalangan hadir hari ini, ya...begitulah, bapak sudah kehabisan kata kata untuk murid itu, bolos tiga hari sebelum ulangan minggu depan...kemungkinan besar dia akan gagal di ulangan nanti..” ungkap pak wawan di depan kelas

Ya sesuai dugaan ku, si yudi tidak masuk lagi hari ini. Aku yakin dia bukan sakit, melainkan bolos seperti kata pak wawan. Sangat disayangkan bagi yudi, banyak hal penting yang ia lewatkan untuk persiapan ulangan minggu depan. Semoga saja buku buku yang pak wawan beri kemarin ia baca dirumah.



14:00​

*Kringgggggggg....*

Bel sekolah tanda pulang akhirnya berbunyi, Aku tidak sabar pulang ke rumah dan berduaan dengan kasur ku hahaha...



POV Kak Putri​

"Terima kasih pakde suryo...besok borong lagi ya hihihi..”

"Hahaha...kalau istri ku gak masak ya neng haha..”

Fiuhh akhirnya waktu makan siang selesai juga, semua lauk dan soto habis ludes. Laci uang pun penuh. Kerja keras ku terbayar sudah, Saatnya menutup toko dan memberi uang penjualan hari ini kepada ibu di dalam.

Akupun menutup warung dan membawa dua bungkus soto pesanan Cindy untuk diantar setelah ini.

Namun anehnya aku tak menemui ibuku dimana pun, semua ruangan sudah aku cek dan nihil hasil. “Ah mungkin sedang ke warung sembako” pikirku

Tanpa pikir panjang aku lanjut ke tugas terakhir ku yaitu mengantar pesanan Cindy.

Tak lupa aku mengunci pintu sebelum pergi.

Selesai...saatnya mengayuh sepeda menuju tujuan.



Setelah perjalanan yang tak terlalu lama, akupun sampai di rumah Cindy. Aku lalu memarkirkan sepeda ku di halaman rumahnya.

Tapi...sesuatu mengejutkan ku.

Aku menemukan sendal ibuku di teras rumah cindy!

Apa apaan in?! Ibu kenapa pergi kesini diam diam?

Hati ku jadi berat memikirkan kemungkinan terburuk yang akan kehadapi sekarang. Nafas ku mulai terasa berat.

Namun kebenaran harus terungkap, aku punya ide untuk menyelinap ke dalam diam diam.

Ku beranikan diri masuk kedalam dengan langkah perlahan agar tidak terdeteksi. Sudah seperti ninja saja ini.

Ruang tamu, Ruang makan, Dapur, Kamar mandi sudah aku cek dan tidak ada siapapun. Hanya kamar yang belum aku cek. Saat aku mendorong salah satu pintu kamar, suaranya sangat berdecit. Aku jadi panik akan ketahuan dan lari bersembunyi ke dapur.

Benar saja pintu kamar sebelahnya terbuka dan...

Yudi dan Ibu ku keluar dari kamar itu.

Sialan...

Aku lalu menguping percakapan mereka dari dapur.

“Waduh apaan itu tadi ya bu widya..”

"Hmm kamar ibu mu itu kebuka yud..”

"Waduh apa ibu udah pulang ya bu widya...aku jadi takut nih hehe..”

"Yaudah ibu pulang dulu yah, makasih loh tadi...enak banget..”

"Hehe iya bu sama sama, Kalau mau lagi kabari aja bu...biar aku bisa atur waktunya..”

“Iya yud, ibu puas banget sama kamu, kuat banget gak kayak si rafi yang ogah ogahan..”

“Aku kan udah biasa bu hehe..”

“Ibu pulang dulu yah yud...jangan kasih tahu ibumu lohh..”

Dan percakapan mereka pun berakhir.

Aku tak percaya apa yang barusan ku dengar, mereka terdengar seperti sehabis berhubungan intim!!...Benar ternyata dugaan ku!! Dasar!!

Ingin sekali aku keluar dari persembunyian ku lalu mendaratkan pukulan telak di kepala si anak mesum itu, tapi aku tak berani sampai melukai anak orang. Walau anak itu sudah melukai hati ku. Aku hanya bisa manahan gejolak amarah ku saat ini.

Lewat pintu belakang aku keluar dari rumah cindy dan menuju ke sepeda ku untuk kembali ke rumah ku, pasti ibu sudah disana kebingungan dengan pintu yang terkunci. Tak lupa tentunya aku sudah menaruh pesanan cindy di meja makannya.



15:00

POV Rafi​

“Duh buu ini kenapa di kunci sih??..”

“Mana tahu! Ibu aja baru balik belanja..”

“Loh ibu belanja kok gak bawa apa apa..”

“Ehh yang ibu cari tadi gak ada hehe..”

Tiba tiba kak putri datang dengan sepedanya

“Kak!! Kakak ya yang kunciin pintunya?!!..”

Kak putri tidak menjawab

“Kak??..”

Kak putri masih tidak menjawab, wajahnya pun tampak murung.

“Kakak kenapa..”

Kak putri masih menutup mulutnya rapat sambil mengeluarkan kunci dari tas kecilnya.

Pintu akhirnya terbuka.

Aku merasa ada yang aneh dengan kak putri, Akupun mengikutinya sampai ke kamarnya

“Kak putri kenapa?? Jangan diem diem gitu dong!..”

“Kak?? Kakak...rafi gak suka kalau kakak sedih!..”

Tiba tiba kak putri menangis sambil memelukku

"Lohh kakak! Jangan nangis kak! Ada apa sih....”

“Maafin rafi kak kalau selalu bikin susah..”

"Hikss hikss...b-bukan raf...kamu anak baik...”

Akhirnya kak putri bicara juga

"Hiks terus ada apa kak..huu huu aku jadi ikut sedih kalau kakak sedih tau!..”

“I-ibu kita..”

“Ibu kenapa kak???..”

“Hiks...L-lebih baik k-kamu gak tahu raf..”

Ada apa dengan ibu??









Bersambung...
Lanjut ke halaman 32

By: Asuka_Langley
 
Terakhir diubah:
Akhirnya Pak Guru Pak Wawan dan Teman teman nya Raffi mengetahui bahwa Yudi bolos Sekolah dan ada main dengan Ibu Widya mamanya Raffi. Pak Wawan dan teman teman Raffi ikut mengilir ibu Widya. Teman Raffi tidak mengetahui nya kalau mamanya Widya sudah di gilir secara brutal oleh Pak Wawan dan teman temannya. Akhir kata ibu Widya di gilir juga teman teman Pak Wawan dan teman temannya teman Raffi
 
Akhirnya Pak Guru Pak Wawan dan Teman teman nya Raffi mengetahui bahwa Yudi bolos Sekolah dan ada main dengan Ibu Widya mamanya Raffi. Pak Wawan dan teman teman Raffi ikut mengilir ibu Widya. Teman Raffi tidak mengetahui nya kalau mamanya Widya sudah di gilir secara brutal oleh Pak Wawan dan teman temannya. Akhir kata ibu Widya di gilir juga teman teman Pak Wawan dan teman temannya teman Raffi
Kayaknya ga kek gitu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd