Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Skandal Desa (discontinued,, sorry)

Kalian tim mana?

  • Bu Widya

    Votes: 452 62,8%
  • Kak Putri

    Votes: 135 18,8%
  • Bu Dea

    Votes: 61 8,5%
  • Kak Cindy

    Votes: 72 10,0%

  • Total voters
    720
Status
Please reply by conversation.
Mulustrasi ada di part 1-7



Skandal Desa
Part 8 : Ketahuan




Pov Putri

Setelah ke kota pagi pagi sekali, aku akhirnya sampai ke rumah sebelum siang. Ibu menyuruhku untuk membeli beberapa pakaian untuk mengganti yang lama yang sudah lusuh dan bolong bolong.

Sesampainya di rumah aku mendapati rumah kosong, tak seperti biasanya.

“Buu!...kakak udah beli nih..” panggil ku sambil menaruh barang barang ke meja ruang tamu.

“Ehh..kok sepi, pada kemana?..” gumamku

Tak lama kemudian ibu muncul dari arah dapur menghampiri ku.

“Ehh kakak, tumben cepet...” sapa ibu

Siang ini ibu memakai tank top coklat seperti biasa namun aku menyadari sesuatu yang tak biasa, pakaian ibu tampak basah sekali dan rambut ibu acak acakan.

“Uh..i-iya aa..ummm…ibu kenapa?..”

Ibu melihat dirinya di kaca di samping kamarku dan langsung bereaksi kaget. Buru buru ibu mengambil sisir di kamar dan kembali menghampiri ku.

“Ibu kenapa sih? Kayak panik gitu habis ngaca?..” tanyaku

“Ooh engga kak, ibu gak suka aja rambut megar gitu hihihi jelek..” balas ibu

“Huuh kirain apa, emangnya habis ngapain kok kusut gitu rambutnya bu.. gak biasanya..”

“Ehhmm anuu…itu apa tuh…tadi habis beres beres kak..”

“Owhh bisa sampai kusut gitu..”

“Iya kan kerjanya banyak kak, ribet..”

Akupun mengiyakan alasan ibu lalu duduk di sofa ruang tamu.

Baru saja aku duduk sedetik, Ibu tiba tiba meneriaki ku.

“KAAKK JANGAAANN!!!!..”

Aku kaget dan bingung kenapa ibu meneriaki ku.

“Hahh?! Kenapa sih bu??!..”

“I-itu kamu dudukin..i-itu..” ucap ibu terbata bata sambil menunjuk ke tempat ku duduk

Aku segera bangun dan meraba bokongku. Aku merasakan cairan agak lengket dan berwarna putih di tangan ku.

“I-ini…”

“Uuuhh itu getah nangka kak..” ucap ibu

“Huuhhh ibuu! kenapa ga bilang dari tadi, kotor lagi kan celana jeans aku!…mana mau di pake besok lagi. “ protes ku

“Iya maaf kak, nanti ibu cuci celananya..”

Aku yang kesal segera pergi mengambil handuk lalu mandi.

Selesai mandi aku ke ruang tamu menemui ibu, siang ini ibu tampak sudah memakai pakaian yang lebih tertutup, padahal sekarang panas terik biasanya ibu memakai tank top atau bahkan jika tak ada rafi ibu pernah melepas bajunya dan hanya memakai BH dan celana pendek di rumah.

“Loh ibu, udah ganti baju aja..” tanyaku

“Ah iya kak, yang tadi ngga enak lepek banget..” jawab ibu

“Hahah tumben bu, biasanya suka pakai tank top panas panas gini..” ucapku ikut duduk di sofa seberang

“Yaa daripada pakai baju basah kak..”

“Umm..emangnya ngerjain apaan sih bu, kok aku lihat dapur masih banyak cucian piring?..”

Seketika ibu tampak grogi saat ku menanyakan hal tersebut.

“Ee-eeemmm..i-ituu kak…beresin kamarnya si rafi hehe..”

“Ooooohhh….”

“Iya kan dia ga pernah bersihin debu di kamarnya, emang dasar anak males..”

Aku rasa jawaban ibu cukup masuk akal, setelah bosan berbincang ini itu dengan ibu akupun pergi ke kamarku untuk tidur siang.



15:45

Sore hari menjelang pukul empat aku bangun dan segera keluar kamar untuk cuci muka. Namun langkahku terhenti melihat ibu sedang dipijat oleh rafi di kamarnya.

Ku dapati ibu telungkup dengan rafi yang naik diatas betisnya, namun bukan itu yang aneh. Satu hal yang membuatku heran adalah ibu dengan sengaja menaikkan kaosnya sampai punggungnya telanjang di hadapan anak lelakinya.

Sekitar semenit aku mengamati dari depan kamarnya, mereka belum menyadariku sampai akhirnya aku tak sengaja mendorong pintu hingga membuat bunyi decit yang membuat rafi menengok ke belakang.

Buru-buru rafi turun dari tubuh ibunya dan menyapa ku.

“Eh kakak, udah bangun.. ada apa kak?..” sapa rafi

“Kamu ngapain??..” balas ku

“Umm anu..mijitin ibu..”

“Kenapa baju ibu kamu naikkin?..”

“Uuuh….itu…ibu yang minta..”

“Dasar kamu ya? Pasti mikirin yang engga engga??..”

“Yaelah kakk…orang ibu yang suruh, masa aku tolak..”

“Yaudah jangan macam macam ya? Awas loh itu ibu kamu..”

“Siap kak, tenang aja..”

Aku pun meninggalkan kamar ibu, lalu menuju kamar mandi untuk mandi.

Saat ku sedang melamun di kamar mandi, tiba tiba terbesit ide untuk mengetahui apa yang rafi dan ibu lakukan jika aku tak dirumah. Atau memata-matai.

Jujur saja aku melihat ketidakwajaran dalam kedekatan hubungan ibu dan rafi belakangan ini. Satu, ibu mulai sering tidur bersama rafi. Dua, Ibu sering meminta rafi untuk memijat badannya. Tiga, Tingkah mereka sepertu sedang menutup nutupi sesuatu.

Ya mungkin dua alasan pertama terdengar wajar wajar saja, namun bagiku tidak. Kenapa? Karena aku akui ibuku adalah wanita yang masih sangat seksi dan montok berkulit putih mulus nan tinggi, lalu rafi adalah remaja yang masa pubernya sedang tinggi-tingginya. Aku yakin 100 persen rafi akan ereksi jika melihat ibunya yang sering berpakaian tank top seksi.

Itu sepertinya alasan yang kuat bagiku untuk memata matai keadaan rumah nanti.



Malam harinya aku berusaha bersikap wajar walau berkali kali aku menangkap basah rafi sedang menatapi bokong atau payudara ibunya sendiri. Nampaknya benar adikku nafsu dengan ibunya sendiri!, Dunia sudah gila!

Dan hal yang paling gila terjadi tiga jam setelah waktu tidur yaitu jam satu dini hari. Saat itu aku hendak pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil, namun saat ku menengok ke kamar rafi, ku dapati kamarnya kosong tak berpenghuni. “Pasti tidur bareng ibunya lagi!..” pikirku langsung.

Sambil menahan kencing aku menuju depan kamar ibunya dan berusaha untuk mengintip kedalam lewat ventilasi dengan bantuan kursi dingklik.

Aku langsung mual ketika melihat adegan yang diperagakan rafi pada ibunya di dalam kamar itu. Sungguh hal yang tak elok dan menjijikan! Rafi tanpa pakaian hanya cd-nya sedang tiduran di samping ibu yang hanya memakai celana pendek dan tank top putih telentang sementara rafi posisi badannya miring dan dempet menghadap ibunya sambil membenamkan wajahnya di ketiak ibunya yang ia angkat. Euughhh!! Mana sampai ia jilat jilat segala!

Tak kuasa menahan mual, aku segera turun dan ke kamar mandi lalu muntah.

Tak lama setelah aku selesai muntah ibu datang menghampiri ku, sepertinya ibu mendengar suara ku saat muntah..

“K-kakak?..kenapa muntah tengah malam begini??..”

Aku tak langsung menjawab karena masih eneg, barulah setelah ibu membawakan ku segelas air hangat aku angkat bicara sambil duduk di meja makan ditemani ibu.

“Hh-hhuuuhh…bu….aduhh…gatau bu perutku ga enak banget waktu tidur tadi..” ucap ku berbohong karena mana mungkin aku jawab karena jijik melihat adikku sendiri menjilati ketiak ibunya?!

“Heemmm ini nih gara gara telat makan tadi..” balas ibu sok tahu

“Gatau deh bu, aku mau tidur lagi bu..permisi..”

“E-ehh i-iya kalau butuh minyak kayu putih ke kamar ibu aja ambil..”

“I-iya iya..”

Sebelum ke kamarku, aku sempatkan menengok kamar ibu dan rupanya rafi sudah kembali ke kamarnya, Dasar! anak itu tadi sengaja pergi ke kamar ibunya hanya demi menjilati ibunya?!

Ini sekaligus menjadi bukti pertama yang ku dapatkan soal hubungan terlarang adikku dan ibu kami.

Huft kok berat sekali pikiranku, sudah kemana mana!

Sulit juga rasanya untuk tertidur malam ini.



Keesokkan harinya, pukul 07:00

Walau terguncang dengan kejadian semalam, untung saja aku masih bisa bangun pagi sesuai jadwal.

Aktivitas ku berjalan seperti biasa menyiapkan warung dan membantu ibu dengan segala kesibukannya.



Menjelang tengah hari, aku memulai rencana ku untuk mengintip keadaan rumah saat ku tiada.

Aku meninggalkan warung sebentar untuk bicara pada ibu di dalam.

“Bu!..” sapa ku pada ibu yang sedang mencuci piring

“Apa ka? Kurang kembaliannya??..”

“Engga, aku izin mau jalan-jalan sama cindy ya nanti jam dua?...boleh ya bu..”

“Mau jalan kemana kak?..”

“Emm..anu…ada deehh kepo deh! Hihihi..”

“Yaudah iya boleh, lagian ibu kasihan juga sama kamu jaga warung terus..”

“Asikk makasih ibuu..” riangku sambil memeluk ibu

“Udah sana jagain warung lagi, biasanya bu haji suka borong jam segini kan?..”

“Iya iya bu aku ke depan dulu ya..”

Yess.. langkah pertama berhasil, tinggal bagaimana nanti jam dua saja.



13:55

Waktunya hampir tiba, semua lauk ludes, uang hasil jualan sudah terhitung dan semua piring kotor tercuci bersih. Kini saatnya menutup warung dan bersiap untuk “jalan jalan”.

Setelah dandan dan memakai baju rapih aku pun pamit pada ibu lalu pergi mengendarai sepeda.

Di jalan bahkan aku bertemu dengan rafi dan yudi yang tengah berjalan bersama. Mereka menanyaiku mau kemana dan aku jawab mau ke kota tuk berbelanja.

Aku lalu menepi ke warung milik temanku yang tak jauh dari lokasi ku saat ini untuk memberi waktu jeda agar orang rumah merasa aku sudah benar benar pergi. Aku habiskan waktu dengan makan gorengan dan makan mie instan goreng.

Tak terasa sudah sejam aku disini, aku pun izin pergi pada Dita. Nama kawanku pemilik warung ini.

“Dit! Aku balik dulu ya??..” panggil ku dari luar

“Oh iya iya,, tumben jauh jauh kesini kamu jajannya Put hehe..”

“Ah cari suasana baru aja dit, aku juga dah lama ga ketemu kamu kan…, nih 30 ribu gausah kembali..”

“E-ehh banyak amat putri…makasih yah..”

Aku pun menggowes sepeda ku balik ke arah rumahku.

Menjelang sampai di rumah aku sembunyikan sepeda ku di tengah ilalang rerumputan tinggi. Lalu aku berjalan berhati hati mendekati rumah melalui jalur hutan. Agar tak terdeteksi.

Setelah melewati bermacam tanaman yang tajam akhirnya aku sampai di bagian belakang rumah. Langsung saja aku mulai mengintip.

Jendela pertama yang aku intip adalah jendela dapur

Sial! Aku tidak melihat apapun karena gelap sekali, sepertinya ibu mematikan lampu dapur. Padahal baru jam segini aneh sekali..

Aku pun lanjut ke jendela ruang tengah atau ruang TV

Mati lagi?!! Kenapa lampu rumah pada dimatikan padahal ada orang di dalamnya?..

Aku lanjut ke jendela ruang tamu dan hasilnya sama aku tak melihat apa apa karena gelap gulita.

Oh iya kemarin aku telah mencuci semua tirai jendela agar basah dan tak bisa di pakai hari ini. Padahal aslinya agar aku bisa mengintip kedalam rumah.

Tinggal dua jendela yang belum aku intip, yaitu jendela kamarnya rafi dan ibu.

Aku pertama mengintip ke jendela kamarnya ibu.

Hasilnya juga sama! Lampunya mati..

“Ehh..jangan jangan mati listrik nih??!..” gumamku

Akupun mengecek meteran listrik dan rupanya benar sedang mati listrik! Ah kenapa aku baru kepikiran sekarang?? Sepertinya karena cuaca mulai mendung gelap dan kilat menyambar jadinya listrik dimatikan sementara.

Akupun dengan langkah malas mengintip ke jendela terakhir di kamarnya rafi.

Tidak terlihat apa apa, hanya setitik cahaya lilin yang diredupkan kaca buram.

Tapi indera pendengaranku menangkap suara yang membuat kaki ku lemas.

Jantungku seperti mau copot.

Bulu kuduk ku merinding mendengarnya.

Suara itu…

Suara tepukan basah yang berulang ulang, di-iringi samar samar desahan seorang wanita.

Aku tak kuat berlama-lama di posisi ini.

Pikiranku tertuju pada satu hal.

Mereka melakukannya..

Mereka melakukannya saat aku tiada.

Adikku diam diam menyetubuhi Ibunya, Ibu kandungnya yang melahirkannya dan merawatnya hingga besar itu…, saat aku tidak dirumah….

Tiba tiba petir besar menyambar tiang listrik depan rumahku, aku kaget sangat syok.

Buru buru aku berteduh di teras rumah karena hujan mulai turun dengan deras.

Aku duduk di kursi teras, termenung bingung akan apa yang telah terjadi.

Ibuku yang sangat ku sayangi, Ibuku yang menjadi alasan ku untuk tidak menikah dengan pria lain karena tak tega meninggalkannya sendiri di rumah.

Ia malah memberikan kehormatannya pada seorang remaja yang membuatku miris remaja itu adikku sendiri dan anak kandungnya.

Aku tak kuasa menahan tangis, aku pun menangis bagai anak gadis yang di tinggalkan orang tuanya sendirian.

Aku menangis sesenggukan di tengah hujan deras dan petir yang bersahutan menyambar.

Nampaknya alam ikut murka atas apa yang telah mereka perbuat.

Entahlah apa yang harus ku lakukan selanjutnya, aku tak bisa meninggalkan rumah ini. Walau hati ini sudah hancur.

Hingga lama kelamaan aku tak sadarkan diri dalam pikiran yang kosong.













Pov Rafi



Di tengah remang remang lilin, aku baru saja selesai ejakulasi yang kedua kalinya di rahim ibu ku. Begitu banyak sperma putih kental yang keluar dari memek ibu.

Siang ini kami ibu dan anak ngentot dengan panasnya. Karena selama di sekolah aku tak sabar untuk pulang dan mengentoti ibu, beruntung sekali aku bahwa kakak sedang pergi sehingga tak lama setelah ganti baju dan makan siang, aku langsung mengajak ibu ke kamar ku untuk bercinta.



“Hahh hahh hahh hahhh…bu…aku masih ngaceng..”

“Emhh..??? Yang bener sayang?? Wah anak ibu kuat tiga ronde nih kayaknya hihihi..”

“Ahh iya bu peju aku banyak banget buat ibu pokoknya mah..”

“Ibu suka banget sayang di pejuin kamu…anget di rahim ibu..”

“Sama bu aku juga suka pejuin ibu, aku suka ngecrotin tempat aku tinggal dulu 9 bulan..”

“Nakal banget kamu ya, rahim ibunya di semprotin sperma terus hihi..”

“Ah ibunya juga yang godain aku terus kan?..”

“Hihi iya sayang, sejak kamu kelas 2 smp ibu udah pengen nyobain sperma kamu tahu..”

“Ayo bu tiduran miring, aku mau entot ibu dari belakang..”

“Kaya gini?..”

“Ah iya bu, aku masukin ya ibu ku sayang..”

Aku lalu tidur menyamping memeluk ibu dari belakang sambil mengarahkan kontol ku ke memek ibu, disaat posisinya sudah pas aku langsung dorong ke depan dengan kuat.

*BLESS*

Kontol ku pun serta merta ambles ke memek ibu kandung ku ini

"Ahh enak ga bu?.."

“Aahhh ohhhh…emmhh enak banget sayang ngentot…oohhh…ayo pompa memek ibu raf..” pinta ibu mengerang nikmat

*Plok Plok Plok Plok Plok*

“Ahh bu..enak bu…ahhh..”

“Iya anakku..emhh…teruss terusss yang keras sodokknya..ahh ahh..”

*Plok Plok Plok Plok*

“Ahhh ibuku sayang…rafi sayang ibu..oohh ohh..”

“Goyangg teruss ahh sodok sodok memek ibu kamu nakk…oohhh ohh ohh..”

Aku hentak hentak memek ibu dengan kontol ku dengan keras

*Jleb Jleb Jleb Jleb Jleb Jleb*

“Ibuu ibuuu ahh ibuuu…ahh..”

“Kenapa..ahh..nakk??..”

Kubenamkan wajah ku ke punggung bagian atas ibu yang berkeringat deras karena kencangnya ritme seks kami, tak lupa aku jilat dan minum air keringat ibu. Bahkan aku telan juga keringat ibu.

“Sluuuurrppp sluurrpp ahh keringat ibu asin asin enak bu..”

“Ahh jilat sepuasmu sayang…”

Sambil terus menggenjot ibu dari belakang, aku juga remas remas kedua buah dada ibu yang besar itu.

Empuk sekali rasanya dan juga padat berisi.

“Sshh sayang…kamu jangan di peras gitu susu ibu..ahh..” erang ibu

“Aaahhh ibuu, rafi gemes buu.. ahhh…susu segede gini ga ada isinya!..”

“Emhh…mm-makanya kamu harus ngentotin ibu tiap hari!..ahhhh..ahh..siapa tahu nanti ibu hamil bisa nyusuin kamu lagi..ohhh…”

Mendengar ibu bicara seperti itu aku jadi terpecut untuk menyodok memeknya lebih keras lagi. Aku bergoyang maju mundur dengan kencang memompa memek ibu.

PLOK PLOK PLOK PLOK..Bunyinya sangat menggairahkan, bila ada orang yang mendengar ia sudah pasti tahu itu suara orang ngentot.

“Ahhh ibuu rafi ngga tahan lagii…ahhh…”

“Keluarin sayang! Keluarin yang banyakk!!!!..”

AAAHHH BUUUUUU IBUUU IBUUUU ENGGHHH ENGHHH..ENGGHHH..”

*CROOT CROOT CROOOT CROOT*

Sambil memeluk ibu dan meremas buah dadanya, Ku semprot dengan kencang rahim ibu dengan sperma aku, anak kandungnya sendiri.
Pantat ibu bergetar getar saat aku ejakulasi, Memek ibu juga seakan menyedot nyedot kontol ku dengan panasnya.

Butuh waktu lima menit baru aku mencabut kontol ku yang menciut lalu rebahan terlentang.

Aku seperti mau pingsan saking capeknya setelah mengentoti ibu untuk yang ketiga kalinya siang ini.

Tak terasa hujan sudah reda dan listrik sudah menyala kembali.

Tiba tiba seseorang mengetuk pintu depan.

“Ibu mau mandi dulu, sanah bukain pintunya..” ucap ibu

Aku pun mengiyakan, setelah berpakaian kembali aku ke depan dan membukakan pintunya.

“Lohh Jaka?? Arif??..”

“Rafi! Ini kenapa Kak Putri ada di luar hujan hujan gini??!!..”

Hahh??! Kakak??

Selama ini Kakak diluar rumah??

“Ehhh??? K-katanya lagi jalan jalan..? A-aku nggak tahu kok malah ada disini??..”

“Halah ada ada aja kau rafi, untung warga belum liat…kita berdua yang kebetulan lewat habis dari ladang tadi.., kalau warga yang lihat bisa jadi buah bibir keluarga mu raf..” ucap arif

“I-iya maaf, aku nggak tahu sama sekali beneran!..”

“Dah lah ayo bawa masuk, kasihan kedinginan raf..” ujar jaka

Mereka pun menggotong kak putri yang pucat tak sadarkan diri tiduran ke sofa.

“Kita duluan dulu ya raf, laper belum makan..”

“I-iya rif, makasih..”

Tak lama jaka dan arif pergi, Kak Putri tiba tiba terbangun.

“Kakak?? Kakak gapapa??..”

“…….”

Kak Putri tidak bicara sepatah kata pun walau tatapannya mengarah pada ku.

Ibu yang baru selesai mandi pun datang menghampiri.

“Loh kakak, udah dateng…, eh kenapa bajunya basah kuyup gitu duhh….ayo mandi terus bantu ibu masak buat besok..”

“…….?..”

Lagi lagi kakak tidak menjawab, ibu juga terlihat bingung dengan tingkah anak pertamanya ini. Namun ibu membiarkannya saja lalu pergi ke kamarnya.

Di susul oleh kakak dengan ekspresi datarnya pergi ke kamarnya.

Mengapa kakak terlihat misterius sekali??

Apa jangan jangan??

Ah mana mungkin..



Aku lalu bangun dan pergi menuju kamar ibu.

Aku horny tadi melihat ibu yang hanya handukan.



*Kreek*

“Heehh rafi?? Ibu lagi ganti baju tauu?!..”

“M-maaf bu rafi tadi sange lihat ibu handukan doang..”

“Oh kirain apaan..”

“Boleh ga bu…aanuu..”

Ibu sepertinya mengerti maksudku, ia langsung naik ke ranjangnya dan menungging.

“Kamu langsung masukin aja nih, tapi inget ya jangan keras keras ngentotnya nanti kak putri dengar..”

“Ahh ibu baik banget, makasih ibu ku sayang..muach..” kecup ku di pipi ibu

BLESSS…AHH…Surga…

Aku dan Ibu sore itu ngentot sebentar dengan gaya doggy style. Tak sampai 5 menit aku pun ngecrot sangat banyak di liang memek ibu.









Pov Putri

“Hih…Udah gila…”

“Mereka pikir aku tuli ya?..”

Aku pun lanjut berjalan menuju kamar mandi.





Bersambung…

By: Asuka_Langley
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd