Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Skandal Desa (discontinued,, sorry)

Kalian tim mana?

  • Bu Widya

    Votes: 452 62,8%
  • Kak Putri

    Votes: 135 18,8%
  • Bu Dea

    Votes: 61 8,5%
  • Kak Cindy

    Votes: 72 10,0%

  • Total voters
    720
Status
Please reply by conversation.
Skandal Desa
Part 9




Pov Putri

Malam hari pukul 19:05



Selesai sudah makan malam ku, hari ini kami hanya makan sisa lauk warung yang tak terjual. Biasanya ibu akan memasak lagi sore harinya..

Tetapi sore ini.., Yah.. Aku sudah tahu alasannya.

“Bu, aku mau tidur duluan..” ucapku pada ibu di dapur

“Ehh? Tumben..” balas ibu heran

“Ngga ada apa apa bu, aku capek aja kehujanan..”

“Kamu kenapa tadi nggak kabari ibu kalau mau pulang, jadi kan bisa ibu buka kuncinya..-

Jadinya malah kedinginan kan nunggu di luar..”

“Ah biasanya juga langsung pulang pintu ngga ke kunci kan bu.., emm lagian ibu ngapain pake kunci pintu segala?..”

“Jaga jaga lah kak, rafi kan lagi tidur, ibu dirumah sendirian..”

Mendengar jawaban ibu membuatku geli, haaahh…ada ada saja..

“Oh..” ucapku pendek

“Iya daripada nanti ada orang main asal masuk aja kan panjang ceritanya..”

“Yaudah deh bu aku ke kamar dulu..” izinku

“Oh iya iya, jangan lupa bangun pagi bantu ibu masak lauk..”

“Ya ya ya…” ucapku sambil pergi menuju kamar ku

Aku sudah banyak mengalami hal gila di hidupku, tapi apa yang terjadi dan ku liat hari ini mungkin hal paling gila sepanjang hidupku.

Hati ku mungkin hancur, tapi untung masih ada akal sehatku yang menjadi back up agar aku tidak melakukan hal hal yang berlebihan dalam mereaksi hubungan sedarah antara ibuku dengan adikku.

Bisa saja aku marah besar atau bahkan bunuh diri mengetahui ibuku bersetubuh dengan adikku sendiri.

Tapi aku buang jauh jauh pemikiran seperti itu.

Tapi jika di pikir-pikir, apa mungkin ibu melampiaskan nafsunya ke rafi karena aku meng-ultimatum ibu agar tidak menikah lagi? Mungkin masuk akal karena kebutuhan biologis ibu jadi terhambat juga tanpa lelaki sah yang mampu memenuhi kebutuhan seks ibu.

Tapi tujuannya bukan itu, aku tak ingin ibu jadi hanya sekedar wanita pemuas bagi suami barunya karena ibu sudah tidak bisa mengandung lagi.

Aku tak berpikir sampai kesana, bahwa ibu masih punya kebutuhan seksual.

Aghh! aku jadi bingung, apa ini gara gara aku? Aku yang membatasi kebutuhan seksual ibuku? Hingga akhirnya rafi yang jadi korbannya.

Kepala ku panas memikirkan hal ini, berat sekali rasanya hingga kuputuskan untuk tidur awal jam setengah delapan ini.



20:30

*tok tok*

“Kaak..”

*tok tok*

Duuh siapa ini yang berani membangunkan tidur sang Putri? Aku pun bangun untuk membuka slot pintu.

“Ibu? Ada apa malam malam gini?..”

Rupanya ibu.

“Engga, Ibu khawatir aja sama kamu..”

*dalam hati* “Khawatir??..”

“Nih ibu bawain teh, kamu tadi kedinginan kan di luar hujan-hujan?..” ucap ibu sambil menyodorkan secangkir teh.

“I-iya bu makasih..”

Aku jadi sedikit bingung, kok ibu tiba tiba peduli sekali denganku. Tak pernah sama sekali ibu membawakan ku minuman ke kamar, bahkan saat ku sakit ibu hanya memberi uang untukku belikan obat sendiri.

“Yaudah ibu mau lanjut masak buat besok ya, di minum itu ob- eh maksudnya tehnya..”

“Iya bu, maaf ya kakak ga bisa bantu malam ini..”

“Iya gapapa, istirahat aja dulu..”

Ibu pun meninggalkan kamarku.

Dipinggir kasur aku mulai meminum habis teh yang sudah mendingin itu karena saking dinginnya suhu malam hari di daerah pegunungan desa ku ini.

Hmmm…rasanya manis sekali, Ibu memang pintar menakar gulanya.

Setelah habis gelasnya aku letakkan di meja kecil samping kasur ku, lalu aku tidur lagi karena aku sangat mengantuk.

Sekitar jam dua belas tengah malam aku terbangun tapi badanku terasa lemas sekali, jiwa ku bangun tapi badanku tidak, Ini ada yang tidak beres! Pikirku.

Aku hanya bisa membuka mata dan menggerakkan jari jemari kaki. Aku berpikiran apa aku ketindihan?

Ah sepertinya tidak, toh aku bisa membuka mata dan tidak ada yang aneh aneh di pikiranku.

Sepertinya aku hanya keletihan, Aku pun memejamkan mata lagi lalu terlelap kembali.



Singkat cerita hari esok berjalan biasa biasa saja kecuali rafi yang tampak gelisah karena aku berada di rumah seharian sehingga ia tak bisa “menunggangi” Ibunya, Bahkan siang hari pun aku sengaja tak tidur agar mereka tak berbuat mesum.



21:30

Waktu tidur pun tiba, aku segera ke kamar setelah selesai membantu ibu di dapur.

Saat aku sudah di atas kasur dan menyelimuti diriku, Ibu datang lagi membawakan ku teh hangat.

“Kak, ini diminum dulu..” ucap ibu sambil menaruh cangkir di meja samping kasurku.

“Eh..i-iya…iya..” balasku

Aku tak langsung minum karena aku masih asik dengan hp baru ku.

“Yaudah kak nanti diminum ya, Ibu mau tidur dulu..” ucap ibu setelah menunggu ku beberapa saat.

“Iya iya bu, makasih..”

Ibu pun keluar dan aku lanjut scrolling-scrolling media sosial baru ku.

Tak terasa sudah satu jam aku asik dengan hp sampai sampai the buatan ibu sudah mendingin.

Aku merasa enggan untuk meminumnya karena teh dingin hanya akan membawa penyakit di tenggorokan ku.

Segera saja aku membawa cangkir teh itu ke dapur dan setelahnya aku langsung tidur.



23:00

Aku terbangun dari tidurku karena merasa sesuatu merogoh-rogoh mulutku. Terasa seperti sendok.

Aku pun membuka mata dan terkejut mendapati ibu tengah menyuapi ku teh dingin bekas tadi dengan sendok!

“H-heehh..apa apaan ini bu??!..” protesku

“Ehh kakak…kamu bikin kaget aja..” balas ibu dengan santai

“Ibu ngapain tengah malam gini nyuapin aku??..”

“Ini lhoo, teh yang ibu buat tadi kenapa nggak di minum?..sayang lhoo teh herbal ini buat kesehatan kamu..”

“Aku gamau ah bu, udah dingin ga baik..”

“Ya tapi kan sayang kalau di buang mubazir…makanya ibu suapin kamu..”

“Aduhh ibu…tapi nggak gini juga kali waktu aku lagi tidur..”

“Yaudah ibu angetin lagi ya? Nanti kamu harus habisin lhoo..”

“Yaudah deh iya iya..”

Selang beberapa lama ibu pun kembali ke kamarku dengan cangkir yang sama namun tehnya sudah hangat.

“Ayo minum sekarang habisin..” suruh ibu

“Eh?...i-iya iya..”

Aku pun meminum habis tehnya sambil diperhatikan ibu yang berdiri di hadapanku.

Menurutku ini tak seperti teh herbal dengan rasa yang khas. Ini sama seperti teh celup instan yang biasa kami sajikan di warung. Ah masa bodo lah, lalu aku berikan cangkir kosong itu ke ibu dan ibu tersenyum padaku lalu pergi dari kamarku.

Ah, ada ada saja…

Aku pun melanjutkan tidurku.



Keesokkan harinya sekitar pukul lima pagi aku bangun dengan keadaan lemas dan masih mengantuk.

Ini tak seperti biasanya… apa ku sedang sakit?

Dengan langkah berat aku menuju dapur untuk melakukan rutinitas ku menyiapkan warung sebelum buka nanti pagi jam delapan.

Dari arah kamar mandi rafi datang nampaknya ia baru selesai mandi bila kulihat dari handuk yang dililitnya.

“Eh kakak, baru bangun ya..” sapa rafi

“Iya nih, lemes banget kakak..” balasku

“Waduh sama nih kak, mana hari ini ada ulangan lagi..huffftt..”

Loh rafi juga sama? Ia merasa lemas juga?

“Kok sama raf? Kakak juga…hmm apa karena cuacanya ya…dingin berkabut terus..”

“Gatau deh kak, yang jelas belakangan ini dingin banget..”

“Ohh bisa jadi, oh iya ibu mana? Kok ga keliatan?..” tanyaku

“Masih tidur kak, susah dibanguninnya..”

“Loh biasanya bangun jam segini ga pernah telat loh..”

“Yaudah aku bangunin dulu kak..”

“Iya sanah, awas bangunin aja jangan macem macem hihi..”

..





Pov Rafi



Pagi ini setelah mandi aku berinisiatif untuk membangunkan ibu karena kasihan melihat Kak Putri yang tampak lemas dan pucat kerja sendirian di dapur. Walau sebenarnya aku juga sama seperti Kakakku ini.

Aku segera menuju kamar ibu yang tak terkunci lalu menutup rapat kembali pintunya.

Di ranjang tempat aku dan ibu bercinta beberapa kali ini aku mendapati ibu masih terlelap dengan tank top coklatnya dan celana pendek. Ibu tidur dengan posisi menyamping.

Aku segera menghampiri ibu untuk membangunkannya.

“Bu..ibu.. bangun bu..”

“Buu..bangun bu..” panggil ku sambil mengelus kepala dan pundaknya.

Ibu masih saja terlelap dan tak bangun.

Aku coba terus bahkan sampai menggoyangkan badannya tapi ibu lelap sekali tidurnya, sulit dibangunkan.

Sepertinya tinggal satu cara lagi, tapi yang ini agak ekstrem sekaligus menyenangkan.

Aku menuju pintu lalu ku kunci slot dari dalam. Kemudian aku naik keatas kasur dan memposisikan badanku dibelakang ibu.

Ya, tepat sekali..

Aku akan memasukkan kontol ku ke memek ibu agar ia terbangun. Alias Ngentot.

Segera aku buka lilitan handukku agar kontol ku terbebas lalu ku pelorotkan celana dan CD ibu hingga pantat montoknya terpampang indah di hadapan kontol ku.

Aku angkat sebelah kakinya dan langsung saja aku taruh kontol ku di jepitan pahanya. Aku ingin langsung memasukkannya tapi aku coba dry hump terlebih dahulu siapa tahu ibu bangun merasakan gesekan kontol anaknya di bibir memeknya.

Aku dorong keluar masuk kontolku di jepitan paha ibu, keluar masuk menabrak nabrak pantat seksinya sambil memeluk erat badan ibu.

*plok plok plok plok plok plok plok*

“Ahh ahh ibuu..ahh…bangun bu…ahh..”


*muach..* ciumku di leher ibu

Saat sedang asyik asiknya bermesum ria, tiba tiba Kak Putri mengetuk pintu kamar ibu.

*tok tok*

“Heeeiii, Rafi! Udah belum?? Ayo buruan..”

“Iya kak! Sebentar lagi!..” sahutku agak teriak

Aku percepat kocokanku di bibir memek ibu hingga akhirnya aku tak tahan. Aku arahkan langsung ujung kontolku ke bagian dalam memek ibu lalu aku hentak dengan keras hingga semua batang kontolku ambles pagi itu di memek ibu.

Uhhh…hangatnya liang senggama ibu membuatku serasa di surga.

Tapi aku sadar bahwa sekarang bukan waktu yang tepat untuk bercinta karena Kakak perempuanku tepat diluar kamar sedang menunggu. Jadinya aku tak bisa menggenjot keras keras, aku was was jika suara tepukan selangkanganku dengan pantat ibu terdengar oleh Kak Putri. Maka aku setubuhi ibu dengan hati hati tanpa mengeluarkan suara tepukan.

“Hemmmhhh…Ahhh….Ohhhh…”

“Hmmhh….keluar…masuk…yaahh..gini enak bu…”
desahku

Srettt sreetttt sreettt…Kontol ku keluar masuk pelan tapi pasti di liang senggama ibu kandungku yang seksi ini.

Namun anehnya walau sudah disetubuhi oleh anaknya, Tapi Ibu masih saja terlelap. Aku pun coba berbisik ke telinga ibu.

Tapi sulit melakukannya dengan posisi seperti ini karena tubuh ibu yang lebih tinggi dari ku sehingga kepalaku hanya sejajar di pundak ibu. Mulutku tak bisa berbisik ke telinga ibu, hanya bisa menciumi punggung dan pundak mulusnya.

Hingga akhirnya setelah lima menit sejak kontolku masuk ke memek ibu, Ibu terbangun dari tidurnya.

“Ahh..ahhh rafiii…kamu bandel yah…pagi pagi udah ngentott…uuhh..” reaksi ibu sambil menghadap kebelakang memperhatikan anak kandungnya sedang memompa dirinya

“Ehh ibu bangun, selamat pagi ibuku sayang…engghh..” ucapku sambil terus memompa ibu

“Pagi juga s-sayang, anak ibu paling ganteng…ohhh ohh yaahh…paling en-nak kontolnya..emhhhh hmmmhh entot ibu terus sayangg ohhh…”

“Ahhh ohh iya bu…ibu kandungku paling cantik dan seksii…uhhh uhh…
” rayuku pada ibu sambil meningkatkan genjotanku

“Ooouhhh ibu rafi sayang ibuu…ohh memek ibu enak bu…ahhh ahh ngentot bu kita ngentot terus tiap hari bu…ohh..”

“Emmhh yaaaahh sayanggg…ibu mau nyampeee..”


Suara tepukan semakin terdengar di kamar ibu, Suara khas orang bersetubuh. Di-iringi racauan dan desahan aku dan ibu. Seiring ibu yang mau orgasme.

Aku kehilangan kontrol atas nafsu ku, yang awalnya hanya seks beritme pelan untuk membangunkan ibu, Kini menjadi seks panas dengan keringat yang bercucuran dengan suara dua kelamin beradu yang terdengar keras dan basah.

Emang dasar hawa nafsu yang tak bisa di kontrol, aku sampai lupa pada dunia luar.

Setelah beberapa menit beradu kelamin akhirnya Ibu orgasme sambil mencengkram pantatku agar kontolku tak kemana mana, diam di bagian terdalam liang senggamanya. Aku pun merasakan sesuatu yang sangat panas menyemprot dari dalam. Ya, Ibu bahkan sampai orgasme.

Sementara itu aku masih berusaha mencapai ejakulasi ku, namun kini ibu sudah tidak terlalu aktif ikut menggoyangkan bokongnya saat aku sodok terus menerus, mungkin karena sudah orgasme.

“Huff..hufff….hufff….Haahhh…..Nak Rafi…udah nak…Ibu udah puass…hahhh hahhh..” ucap ibu membelakangiku

“Hah?? Apa bu??..” ‘..enghh enghh enghh enghh plok plok plok’

“Ughh.hhhh...ii-ini…udahan dulu ngg-ngentot nyaahhh ohh ssshhhhhhhh…udah…sayangg…uhhh..”

“Nanggung buu…rafi belum nge-crot…ahh ahh ohhhh..”


“Kamu mulai nakal ya sejak ngentotin ibu…ahhh…shhhh-sekarang kamu ga nurut kata ibu …ohhh shhhh emhh..”

“Ahh iya bu, rafi emang anak nakal….anak yang ngentotin ibunya sendiri…ohh…anget banget bu…”

“Hmm…gimana kalau nilai kamu jelek, ibu ga bakal ngentot sama kamu dulu sebelum nilai kamu bagus??..”

“Hahh? Jangan dong bu…masa berdasarkan nilai..”

“Yahh lagian kamu ga nurut…ibu suruh cabut dari tadi..”

Lama kelamaan terasa ujung kepala penisku semakin penuh, terasa ingin memuntahkan sperma.

*plok plok plok plok plok plok plok*

“Tuh kan ga nurut, malah ngentot terus..”

Aku yang kesetanan tak mendengarkan ucapan ibu dan terus mengentoti ibu dengan kasar

“Enghh enghh enghhh ohhh emhhhh ahhh aku mau keluar ibuuuuuuuuuuuu ahhh ibuu ibuu…..rafi keluarr…”

“Yaudah nanti kalau nilainya jelek ibu ga kasih dulu ya, kamu nya ngga nurut sama orang tua..”

Ahh, Aku sudah tak tahan lagi!

*PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK*

“Ahhhh buuuuuuuuuuuuu ibuuu ohhh enggghh..keluar bu keluar buuu…ahhhh…nghh nghhh nghhhhhhh..”


*croot crot crot crot crooot*

Erangku nikmat saat penisku berkedut kedut menumpahkan sperma berkali kali ke rahim ibu

“Duh banyak banget peju kamu pagi gini, perasaan semalem udah ngeluarin juga…”

“Haaahhh hahhh hahhh…Enak banget buu..”

Aku langsung lepas dari tubuh ibu dan telentang kecapekan seperti orang sehabis naik gunung, penuh dengan keringat dan ngos ngosan.

Selepas itu aku bangkit dan memakai baju dan celana ku lagi, tak lupa mengeringkan wajahku yang berkeringat agar tak dicurigai Kak Putri nanti.

“Bu, rafi keluar duluan ya..” ucapku pada ibu

“Keluar apanya nih hihi..”

“Ah ibu mah godain terus.., nanti takut telat nih bu rafi..”

“Oh hahaha yaudah sana siap siap berangkat..”

“Iya, makasih ya ibuku sayang.., *muach*..” cium ku di bibirnya, Ibu pun membalas dengan memagutnya sebentar sampai aku lepas lima detik kemudian

“Udah udah sana jangan kelamaan ciuman, ntar ngaceng lagi repot harus ngentot dulu kan hihi..”

“Hehe iya bu maaf..”

Setelah itu aku keluar kamar dan untungnya Kak Putri sedang berada di warung sehingga membuatku lebih tenang karena persetubuhan dengan ibu tadi cukup menghasilkan suara yang berisik.

Selesai mandi aku pun pamit pada ibu tak lupa mencium bibirnya sebentar karena tak ada siapa siapa dirumah saat ini.

Ahh, nikmatnya hidupku sekarang.

Di umurku yang baru 18 tahun bulan lalu, aku sudah bisa merasakan nikmatnya seks dan penuh kasih sayang dari ibuku yang cantik nan semok.

Tak kusangka sebelumnya bisa bersetubuh dengan ibu kandungku sendiri, apalagi sampai mengeluarkan sperma ku didalam rahimnya.

Namun apa daya, Ibu lah yang menggoda-ku selama ini. Ibu diam diam mempunyai hasrat birahi yang ingin disalurkan pada anak lelakinya sejak aku smp.

Aku pun baru merespon godaan ibu belakangan ini sampai akhirnya kami tidur seranjang bersama dan singkat cerita akhirnya kami bercinta di ranjang.



Hingga akhirnya malapetaka datang, saat aku baru pulang sekolah dan sedang bersantai di kasur ku.

Ibu masuk ke kamarku dan mengecek nilai ulangan ku, seperti biasa jika ada jadwal ulangan ibu langsung akan mengecek hasilnya.

Aku awalnya santai santai saja sampai akhirnya aku tiba tiba panik karena ada 1 mata pelajaran yang nilainya hancur. Ya, Bahasa Inggris.

Seketika aku berkeringat dingin.

“Rafi…sayang..”

“E-ee iii-iiya bu?..” jawabku terbata-bata

“Ini apa?...” ucap ibu menyodorkan kertas ulangan bahasa inggris dengan nilai 30 lalu mulai duduk disampingku diatas ranjang.

“ummm a-anu aku lupa belajar itu..eehehe..” balasku sambil senyum senyum

Ibu tak menjawab namun tetap tersenyum sambil menaruh kertas ulangan itu ke meja belajarku.

“Bu?..” panggilku penasaran

“Iya? Kenapa?..” balas ibu dengan manis

“Ibu marah?..”

“Kenapa harus marah…, emang kamu selalu begini..-

Ibu udh capek nyuruh kamu belajar bahasa inggris terus..‐

Ibu pun udah capek mau marahin kamu lagi..”

Aku pun tertunduk, dari apa yang ibu ucap jelas ibu merasa kecewa atas nilai bahasa inggris ku yang buruk untuk kesekian kalinya.

Aku bingung harus jawab apa. Suasana pun canggung tanpa ada yang memulai pembicaraan.

Setelah satu menit yang canggung, Ibu pun berdiri dan mengambil nafas panjang untuk bicara. Ibu menghadapku lalu mulai bicara.

“Huuufftt….Rafi.., kamu pintar bikin ibu enak-

Tapi kamu kurang pintar bikin ibu bangga..” ucap ibu dengan datar sambil menatapku

“Mulai sekarang sampai nilai bahasa inggris kamu bagus, Ibu nggak akan kasih kamu jatah lagi…ngerti??..”

“M-maksud ibu jatah apa bu?..” tanyaku mengadah keatas karena ibu tubuhnya tinggi.

“Jatah Ngentot..” bisik ibu

“Haaaahh??!..”

Aku terkejut mendengarnya, Baru saja aku merasa hidupku bahagia dengan hubungan seks sedarah kami. Ibu malah melarangku sampai nilaiku bagus?!

Ah sial…..

Yah ini sudah konsekuensinya, lagi pula seingat ku ibu juga bilang begitu tadi pagi saat aku ngentot dengannya.

Bisa apa aku tanpa ngentot dengan ibu?, aku sudah kecanduan dengan memek ibu kandungku sendiri.

Pagi, siang dan malam aku selalu menyempatkan ngentot dengan ibu, menyemprotkan jutaan sel sperma di rahim ibu kandung ku ini jika Kak Putri sedang di luar rumah.

Huufftt…

Hukuman ini terlalu berat buatku.



Malam harinya, pukul 21:30

Aku baru saja selesai belajar, terutama belajar bahasa inggris. Kini sedang merapihkan kamarku untuk tidur.

Saat aku sedang mengganti celana dalamku, tiba tiba ibu masuk membawa secangkir teh.

“Eeehhh ibu! Aku lagi ganti celana dalem! Ketuk dulu dong??..” protesku sambil menutup kontolku dengan tangan

“Ah udah biasa juga ibu lihat itu kamu, nih ibu buatin teh, di minum ya..”

“Huuhh iya iya iya…”

“Langsung tidur habis ini ya, oh ya mulai malam ini nggak usah ke kamar ibu dulu ya??..”

“Ahh ibu mah gitu..”

“Gausah ngambek, ini hukuman buat kamu karena ngeyel dan nilai kamu jelek..”

“Huuftt…iya iya..”

Kemudian ibu pun pergi dari kamar ku.

Akupun meminum habis teh buatan ibu lalu langsung tidur dengan perasaan kecewa.





Pov Putri

Malam hari pukul 21:45



Saat aku sedang sibuk mencatat tabunganku sambil duduk di meja rias, seseorang mengetuk pintu

*tok tok*

“Ya apa bu?..” jawabku dari meja rias ku

“Kaaak buka kuncinya..”

Oh benar dugaanku, itu Ibu. Aku pun segera bangkit dan membuka slot kunci.

Dan ya, ibu membawakan ku secangkir teh hangat lagi.

“Ohh ibu mau bawain ini, makasih yaa..”

“Iya kak, Di minum ya..”

“Iya bu, makasih ya..” jawabku sambil mengambil cangkir teh dari ibu.

“Yaudah deh, ibu mau langsung tidur ya..”

“Okee bu, selamat tidur…ehh hahaha..”

“Kamu nggak kayak biasanya kak, ceria banget nih hehe..” ucap ibu keheranan

“Huh? Biasa aja bu hahaha..”

Kemudian ibu pun kembali ke kamarnya sambil menggaruk kepalanya karena keheranan melihat reaksi ku.

*KLEK*!

Pintu pun terkunci.

Nah ini dia...
Belakangan ini ibu selalu membuatkan teh untuk ku sebelum tidur, sesuatu yang tak pernah dilakukan ibu sebelumnya.

Namun aku curiga dengan efek samping dari teh yang ibu buat, karena aku selalu kesulitan untuk bangun ditengah malam. Kalau pun terbangun, Aku selalu setengah sadar jika bangun pada tengah malam, bahkan pagi harinya aku tidak enak badan /meriang.

Tak ingin aku meminummya, maka aku segera membuang teh buatan ibu keluar jendela lalu menaruh cangkirnya ke meja rias ku. Aku curiga ibu memberikan obat bius dosis tinggi di racikan teh nya.

Jika iya tapi untuk apa? Mengapa apa ibu tega membius anaknya sendiri?

Malam ini aku akan cari tahu sendiri.

Ibu pasti mengira aku akan tertidur lelap setelah meminum “teh” nya. Namun yang akan ku lakukan sebaliknya, aku akan mencoba untuk tetap terjaga selama mungkin.

Aku pun mulai mencari bahan tontonan di internet melalui hp baru ku. Agar tak bosan menunggu.



23:00

Saat sedang menunggu untuk “skip” iklan. Aku mendengar pintu kamar ibu terbuka, buru-buru aku mematikan hp ku dan pura pura tidur, karena ku yakin ibu akan mengecek ke kamar ku.

Setelah beberapa lama rupanya benar, terdengar pintu kamarku terbuka dan ibu berbicara sendiri.

“Nah sip aman, udah di minum semuanya..”

Lalu ibu pergi membawa cangkir kosong tadi.

“Aman??? Apanya yang aman??..” gumamku

Kecurigaan ku menjadi jadi, ada apa lagi ini??

Aku pun lanjut menunggu dengan cemas.



00:30

Sudah puluhan episode drama china yang ku tonton di aplikasi YuuTube, mata ku mulai kelelahan.

Di saat aku hampir terlelap, aku di kagetkan oleh suara motor yang datang di halaman rumah.

Duh ini pasti seseorang!

*Kreeek*

Terdengar juga ibu membuka pintu depan!

Aku buru buru mengintip keluar untuk melihat keadaan.

Pintu depan nampak terbuka lebar, dan ibu terdengar bicara dengan seseorang di teras. Aku tak dapat mendengarnya dengan jelas.

Saat bayangan ibu mulai mendekat, dengan cepat aku menutup kembali pintu kamarku lalu menguping percakapan mereka di ruang tamu.

Kini aku dapat mendengar dengan jelas percakapan mereka, karena hanya terhalang pintu kamarku yang tak terlalu tebal dan banyak celah.

“Maaf ya bu widya agak telat, tadi pak yanto ngajak minum minum hehehe..” ucap seorang lelaki

Ah sialan! Itu Yudi!

Ngapain yudi pergi ke rumah ku tengah malam begini?!

“Ihh kamu ya belum cukup umur tau minum begituan..” balas ibu

“Dikit doang kok bu widya, gapapa kan hehe..”

“Iya dikit tapi ntar kecanduan..”

“Bu Widya kalau mau coba nanti aku ajakin deh..”

“Huu enak aja, nanti digodain bapak bapak ah males..hahaha..” canda ibu

“Gapapa bu biar ngerasain juga yang lain hehe..”

*DEGGG*

Jantung ku berdetak keras mendengarnya, apa maksud ucapan yudi barusan??

“Ah kamu ada ada aja hihihi..”

“Ibu Widya berarti ga suka mainnya rame rame?..”

“Iyalah capek ibu ngeladeninnya hihi..”

“Sukanya?..”

“Berdua aja gitu…biar khidmat hahaha..”

*GRRRRR*!

Sialann sialann! Ibu bisa bisanya bicara mesum seperti itu dengan yudi!

Rupanya ini yang ibu coba sembunyikan!

“Ngomong ngomong udah aman kan bu?..” tanya yudi

“Amann amann, rafi sama putri udah minum racikannya.., mereka pasti tidur lelap banget.."

“Sipp deh bu, kan nggak seru kalo yudi lagi asik asik sama ibu di ganggu mereka haha..”

“Hihi iya yud, ibu juga ga tega sebenernya, tapi demi ngerasain kontol gede kamu ibu rela bius anak sendiri hihi..”

Aku sungguh tak percaya apa yang ibu ucap barusan.
Nafasku mulai berat seiring percakapan semakin panas dan intim.
Jantungku berdetak makin kencang dan kedua kaki ku melemas.

“Oh ya bu widya, malam ini bu widya aku jamin lebih puas deh dibanding malam malam sebelumnya..”

“Hihi kenapa tuh..”

“Aku habis ngoplos extra joss sama obat kuat dari pakdhe ku..katanya bisa bikin keluar belasan kali lho bu..”

“Ah yang bener?? Wah ibu bakal kebanjiran peju nih haha..”

“Aku jamin deh, nih kontol aku udah ngaceng dari tadi..”

“Duuhh duhh dari luar aja udah gini gimana kalo keluar sarang hihihi..”

“Kocokin dulu dong bu wid..”

“Yaudah sini, buka celana mu..”

*clek clek clek clek clek*

“Ahhh….emhhh…pelan pelan bu wid..ahh masih keringg..”

Gila!
Ibu mengocok kemaluan Yudi sangat kencang sampai terdengar olehku?!

“Hmmhh? Bukannya enak??..”

“Arghhh ahhh… sepong kontol aku dulu bu wid biar lengket ohhhh..emhh

“Hihihii…ibu kecup dulu ah kepala kontol kamu..”

*mmch muachh..*

“Ahhh bu widya jangan godain terus ahhh, yudi ga tahann..buruan sepongin kontol yudii ahhhh..”

“Yaudah deh hihi, ibu sepong nih kontol kesayangan ibu nih…ahhh….gede banget…”


“Hehe, gedean mana kontol aku sama almarhum suami bu wid?..”

“Heeh kamu gausah banding bandingin..”

“Hmm kalo rafi gimana? Bu widya pernah lihat kontol anaknya sendiri kan??... Ibu aku aja udah aku entot pake kontol aku..”

“Udah dong, hahah rafi mah kecil..”

“Bu widya jangan godain rafi ya pokoknya, dia itu anak culun pasti gabisa ngentot hahaha…mana kontolnya kecil..”

“Hahaha ibu udah pernah pegang juga kontol rafi, emangnya kontol kamu doang..”

“Arghhh kapann ituu!?..”

“Duluuu waktu dia baru sunat waktu SMP..”

“Ohh hahaha kirain sekarang, Aku keburu cemburu berat bu wid..”

“Yaudah jadi mau di sepong ga nihh? Hihihi..”

“Jadi dong buu, ayoo…….., Ahhhh ohhh….eemmhh..”

*GLRRRG GLRRG GLRRGGGH Ahhhhss Sluuurpp Sluuurrp*

“Enak sayang?...sluuuurppp..”


“Arghhhhhhhhh sedottt terus ibu widya…Ohhhh..”



Bangsaatt bajingann mereka ini!!!

Aku murka sekali!!!!

Laknat!!

Dari balik pintu emosi ku memuncak, ingin sekali ku tonjok tembok di depan ku tetapi aku harus menahannya karena jika ketahuan bisa berantakan.



“Ahh ahh ahhh buuu..ibuu buuu yudi mau keluarr ahhhhhh..”

*Croott croooooottt croooott*


“Glek Glek..Sluuurrpp…ahh…peju kamu asin seperti biasa yud hihii..”

“Ahhh…haaahhh….enak bangett haahhh…”

“Mana nih? Katanya bisa keluar belasan kali? Baru sekali aja udah ngos ngosan..”

“Haaahh? Bu Widya nantangin? Ayo lanjut bu, kita ngentot sampe pagi hahaha..”

“Nahh gitu dong semangat anak muda, mau ngentot masak males…ayo buruan ibu udah keringetan banget nih panass bergairah..ahhh…kamu bikin ibu sange yud..…”

“Sama bu aku juga sange, oh ya bu widya aku gendong ya ke kamar…biar kaya suami istri hehe..”

“Hahah kalo bisa mah yud..”

*Engghhhhhh..ngghhhhhb Aaarghhhhhhh…*

“Hufff huufff hufff….berat banget..”

“Hahaha yaiyalahh ibu lebih berisi dari kamu yudd yudd…mana tinggi kamu cuma sepundak ibu..”

“Yudi harus kerja lebih keras biar berotot nih, nanti bisa entotin bu widya sambil di gendong ya bu..”

“Haaah ada ada aja kamu, yuk buruan ke kamar ibu…kunci pintunya ya..”









“………………”

“……. ?? …..”

“Hufftt..”

Semuanya jadi jelas..., Ibu bukan sekedar dekat dengan Yudi. Tapi sudah menjadi budak seksnya. Sepertinya juga sudah lama menjalin kasih.

Apa yang ku dengar dari balik pintu ini, rasanya sangat menyayat hati.

Aku sangat berharap bisa memutar kembali waktu

Aku merasa sangat bersalah melarang ibu untuk menikah lagi dulu.

Harusnya ibu dapat hidup bahagia dengan pasangannya.

Bukan seperti sekarang, menjadi wanita murahan bagi teman adikku.

Aku tahu ibu menikmati kegiatan seksualnya dengan adikku, Tapi jika sudah merambah ke orang asing. Aku tak tahan lagi. Ini memalukan bagiku.



Apa yang aku harus lakukan untuk menyelamatkan ibu?

Apa aku harus bekerja sama dengan adikku? Tapi aku takut rafi shock jika kuberi tahu ibunya bercinta dengan temannya sendiri. Apalagi ia masih perlu fokus bersekolah.

Entah lah aku pusing memikirkannya.

Aku memutuskan untuk tidur ditemani suara desahan dan tepukan kelamin ibu dan yudi di kamar sebelah.



Keesokkan harinya..

07:00

“Kaak bangun, tumben kesiangan gini kamu..”

“Hmmhh….hooaamm..”

“Yuk bangun jangan males, bantu ibu siapin warung..”

“Iya tunggu sebentar..hoooaammmm..”

Sambil mengumpulkan nyawa, Aku teringat kejadian semalam.

Apa aku harus bicara langsung pada ibu nanti?

Semua kegilaan ini harus di hentikan.

Walau ibu tak bisa hamil lagi bukan berarti bebas bercinta dengan pria lain.

Aku mulai curiga bukan hanya rafi dan yudi yang pernah mencicipi ibu. Karena bukan hanya yudi yang langganan ke warung ku tiap siang hari, arif dan jaka juga kerap mampir sepulang dari ladang.



Siang hari sekitar jam 14:00 setelah menutup warung, Ibu menyuruhku ke pasar untuk membeli sayur mayur dan lauk mentah. Tanpa banyak bertanya aku pun mengambil dompetku lalu pergi ke pasar.

Aku agak khawatir meninggalkan Ibu sendirian, karena seharusnya sekarang Rafi sudah waktunya pulang.

Semoga saja Rafi segera pulang.

Ditengah jalan, aku berpapasan dengan Jaka yang sehabis mengerjakan lahan pertanian. Pacul di bahunya jadi buktinya.

“Ehhh Putri ya? Udah sehat neng?..” sapa Jaka

“Iya udah mas jaka, Cuma kedinginan kok waktu itu mah..”

“Syukur deh, Ngomong ngomong Ibu ada kan di rumah?..”

“Ee..eeehh aaa…ada…, emangnya ada perlu apa?..”

“Ahh cuman ngadem aja neng sebentar sambil ngopii..-

Yaudah saya duluan ya neng, permisi..” Mas Jaka pun melanjutkan jalannya

Aku teringat sesuatu! Mumpung Mas Jaka belum terlalu jauh, Aku meneriakinya.

“MAASSSS!!!! WARUNGNYA UDAH TUTUUPP!!!..”

Mas Jaka pun menoleh

“Iyaaaa gapapa….Kan bisa di dalam..” lalu mas jaka kembali berjalan menjauh

“Haaaahh?? Di dalam?...Maksudnya di dalam rumah?..”

Aku kira ibu hanya bercanda mengizinkan mas jaka dan arif beristirahat di dalam rumah…

Ah sial…. Ini pasti jadi celah lain, Skandal lain..

Aku mencoba tak berpikiran negatif, toh si Rafi pasti sudah pulang jam segini.



Sesampainya di Pasar aku belanja seperti biasa sesuai yang ditulis di kertas catatanku.

Tiba tiba seseorang menepuk pundak ku dari belakang saat ku sedang menghitung uang kembalian.

“Heeeyy Putrii!!…kemana aja niihh ga keliatan hahahaa!..”

Ku menoleh ke belakang dan mendapati sosok wanita jangkung cantik teman sekelasku dahulu jaman SMA.

“Yaa ampuunn kamu ngapain disini?? Bikin orang jantungan ajaa hadeuuhhhh..” balasku dengan hati senang

“Lagi disuruh nyonya beli benang ama alat jahit nih sayy hahaha..”

“Duh salah tempat atuh neng, ini mah bagian bumbu dapur…hadeeh dari dulu ga perna ngerti pasar ini anak..”

“Hahah Ya iyalah aku mah kerja jadi kasir di pasar swalayan beda kelass…”

“Ah sombong nih males ah hahaha..” balasku pura pura ngambek

“Oh iya habis ini main ke rumah ku yuk, aku naik motor kok kesini..”

“Wah boleh tuh, tapi nunggu aku kelar belanja gapapa?..”

“Gapapa…aku tunggu disini ya put..”

“Okee..”

Selang 15 menit kemudian aku pun kembali menemuinya di tempat semula.

“Udah?..”

“Ya udah nih, yuk jalan..”

Kami pun naik motor bersama

“Hati hati nyetirnya Erlita, bawaanku banyak..”

“Iya nyantaii….Emang kamu ni ya masi kaya dulu, nyebut nama ku salah terus..”

“Oh hehe iya salah ya, Maaf ya… Elita..”









Bersambung….

By: Asuka_Langley
 
Terakhir diubah:
wah beneran keren ini mah, cara ngehubungin cerita ini sama cerita sebelah ga cuma lewat bu kartika, tapi juga ada andil elita juga. apakah nantinya akan ada andil dodi dan dede juga?? menarik untuk ditunggu. semangat terus hu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd