Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

COMEDY - TAMAT Slamet kan aku

Bimabet
keren critane mas lemaan
usul dong...
Pas eksekusi tlg d tmbhin adegan sayang2aN..foreplay ngnti cew e keser2 lemes
keseksian cew e jg lbh d explor lg y ms leman...biar fantasi oton9 tmbh tinggi ahahahaha

Dtunggu update nya dgn kelapa gading
 
Met slamet..... Keakehan nananina karo jannah iki koyone yoo...

Updatan mu piyeeee iki
 
NASIB BAIK ATAU NASIB BURUK



Astaga, sekarang pare berototku sudah tidak perjaka lagi, benar-benar sesuatu yang sangat membanggakan. Hasil karya seorang seniman besar bernama mbah Dharmo Nyangga Langit, yang mampu menciptakan sebuah karya seni berbentuk pare yang saat ini telah menggantikan posisi cacing imutku. Sampai saat ini aku masih belum percaya dengan apa yang barusan terjadi. Saat Janah mengaku bahwa dirinya adalah seorang janda dan juga "nananina" terlarang yang baru saja kami lakukan.

Sudahlah biarin aja, toh yang penting kali ini aku dapet gratis, paling mentok nanti aku ajakin Janah makan di warung depan aja. Itu juga aku udah baik hati, lagian aku yang dia perkosa. Aturan dia yang harusnya bayar aku karena udah aku puasin. Tapi gakpapa sih kali ini aku kasih gratis buat dia, hitung-hitung promo untuk pare berototku.

Ngomong-ngomong tentang Janah, aku baru tahu kalau ternyata dia seorang janda, dan berarti selama ini aku mencintai bekas istri orang. Kalau aku sih gak bakal masalahin apa status dari calon istriku nanti, toh semua orang mempunyai masa lalu kan. Tapi kedua orang tuaku yang sangat terpandang di Desaku, apakah mau menerima Janah apa adanya. Belum lagi suara para tetanggaku yang seperti kompor. Aaahhhh, mengapa bisa serumit ini.

"Mas, kok ngalamun?" suara Janah membuyarkan lamunanku

Ya ampun bener-bener ini orang, lagi-lagi mental pare berototku diuji, Janah keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk sangat pendek yang hanya dapat menutup 2 gunung kembarnya. Sedangkan 2 paha yang putih mulus dibiarkannya terbuka. Kalau saja disini ada nasi dan juga sambel pasti sudah aku jadikan lauk untuk makan ke dua paha itu.

"Lho udah selesai mandinya dek?"

"Udah mas, tadi sih mas Slamet gak mau diajakin bareng." jawab Janah dengan senyum genit di bibirnya

Sejak kapan Janah menjadi manusia penggoda iman seperti ini. Sepertinya aku gak pernah ngajari dia kaya gitu deh. Ingin rasanya aku berlari untuk menubruk dia, tapi sepertinya waktu sudah tidak memungkinkan. Jam kunjung tamu di kost an Hesti mengharuskanku untuk segera pamit dari sana.

"Kamu pulang naik apa dek?"

"Gak tau mas, paling kalau gak ada yang nganter aku nginep sini aja." jawab Janah.

Lha ini kesempatanku untuk melanjutkan pertempuran dengan Janah. Sukur-sukur nanti disuruh nginep di rumahnya, kan lumayan bisa ngelonin bidadari penjaga hatiku ini.

"Aku anter pulang aja ya dek?"

"Emang gak ngerepotin mas?" tanyanya balik

Ini orang emang gak pinter apa pura-pura gak pinter sih. Jelas-jelas udah aku tawarin berarti kan gak ngerepotin aku. Tapi biar aja, anggep aja memperbaiki keturunan dari keluarganya kalau sampai dia benar-benar jadi menikah denganku. Dia pasti sangat beruntung memiliki suami yang tampan, seorang calon Sarjana Ekonomi dengan predikat hampir DO, ditambah lagi memiliki pare berotot yang sangat hebat.

Janah mengganti pakaiannya yang sudah kotor, sepertinya kali ini dia meminjam pakaian milik Hesti, karena pakaian itu dia ambil dari almari Hesti. Setelah itu kami mengunci pintu kamar dan menitipkan kunci kamar ke penjaga kost Hesti.

Sebelum mengantarkan Janah pulang, kami terlebih dahulu mampir ke warung bakso Dinosaurus. Warung bakso paling enak yang ada di daerah ini.

"Halo Met, tumben nongol." sapa si pemilik warung

Kalian jangan heran kalau pemilik warung bakso ini kenal denganku. Maklumi aja, si Super Slamet memang terkenal seantero jagat Jogjakarta. Kalau tidak percaya boleh kok kalian tanyakan langsung ke orang-orang Jogja. Pasti mereka kenal dengan yang namanya Slamet. Di tambah lagi dulu aku sering bantu-bantu si pemilik warung untuk jualan bakso disini. Lumayan hasilnya bisa buat secelup dua celup dengan teh Selly.

"Pak, bakso 2 and the glinding-glinding tok aja yes." kataku

Calon sarjana seperti aku harus sering-sering menggunakan dengan bahasa Inggris jika sedang berbicara dengan penjual Bakso. Jadi kalau nanti ada bule yang beli di warungnya, dia sudah tidak kaget lagi, karena sudah sering ngomong dengan berbahasa inggris.

Tak lama kemudian datanglah makanan ke meja kami. Bakso Dinosaurus, dengan glinding-glinding raksasa sebesar bola tenis berisi telur beserta daging menambah sedap rasa dari bakso tersebut. Tanpa menunggu lama aku dan Janah langsung menikmati hidangan yang sudah berada di atas meja.

Tampak dari tadi para pengunjung warung bakso Dinosaurus menatap curiga terhadap kami. Mungkin mereka iri dengan pasangan muda yang berada di depannya. Pasangan serasi seperti paket Mie goreng telur yang sangat nikmat untuk disantap.

Tidak lama kemudian pesanan kamipun sudah siap untuk disantap. Bakso raksasa yang berbentuk telur dinosaurus sudah terhidang di atas meja. Tanpa babibu, kami langsung menyantap makanan itu dengan lahap. Setelah hidangan selesai tiba saatnya untuk membayar.

Karena aku sudah cukup akrab dengan pemilik warung, aku langsung membisikkan jurus pamungkasku dan segera berpamitan dengan empunya warung.
"Oke Met, tak tunggu ya." jawab pak Narto

"Siap Pak, seperti biasa."

Setelah urusan bakso kelar aku segera mengarahkan si Dolmen menuju rumah Janah. Sebenarnya kasian juga membiarkan Dolmen tidak merasakan kenikmatan tubuh Janah. Seharusnya aku ajakin saja Dolmen untuk menthreesome si Janah. Pasti rasanya akan sangat spektakuler. Tapi paling tidak kali ini aku sudah sedikit berbagi dengan Dolmen. Aku sudah berbaik hati untuk membiarkan dia merasakan kesemokan pantat Janah.

Tangan Janah melingkar di perut one pax Super Slamet, sesekali tangannya menyusup ke dalam celanaku. Dia mengelus-elus pare berototku, sehingga senjata andalanku itu langsung saja berontak. Kurang ajar bener ini anak, sudah memancing di air keruh. Menantang kehebatan dari pare berotot. Kalau saja aku tidak kuat menahan nafsu pasti aku sudah mencari tempat yang sepi untuk bisa secelup dua celup dengannya.

"Minggir kamu." teriak seorang yang sempat membuatku bingung.

Aku segera menepikan si Dolmen dan menyetandarkan motorku itu. 3 orang mendatangiku berteriak memaki aku.

"Bajingan kamu, jangan godain istri orang." teriak salah 1 dari mereka.

Bug..bug..bug..

Suara pukulan menghantam perutku. Aku yang belum siap hanya mampu menerima pukulan mereka dengan senang hati. Tanpa bisa membalas. 1 orang dari mereka memegangi kedua tanganku sehingga aku tidak bisa membalas pukulan dari mereka.

"Damput kamu, istri orang masih kamu godain."

"Kalau kamu masih berani macam-macam sama dia, akan aku beri pelajaran lebih dari ini."

Bug..bug..bug..

Lagi-lagi pukulan mereka mendarat di tubuhku. Aku mencoba untuk melawan tapi jumlah mereka yang lebih banyak membuat perlawananku tidak ada gunanya.

"Sudah, siapa kalian?" teriak Janah

"Jangan sakiti mas Slamet, dia gak ada salah sama kalian." lanjutnya

"Kamu jangan ikut campur, ini urusan lelaki." jawab salah satu dari mereka

"Siapa kalian, aku tidak kenal dengan kalian." kata Janah sambil membuka helm yang dia pakai

Mereka terus saja memukuliku, bahkan semakin semangat. Aku seperti dijadikan samsak tinju. Bahkan sesekali tendangan mereka juga mendarat ditubuhku. Ya ampun kenapa hidupku menjadi sinetron seperti ini.

Baru saja aku merasakan surga dunia, sekarang aku sudah berada dalam kumpulan orang-orang yang aku juga tidak tau siapa mereka. Yang jelas masalahnya aku dituduh mengganggu istri salah 1 dari mereka dan berarti salah satu mereka adalah suami Janah. Tapi kenapa Janah bilang tidak ada yang kenal dengan salah 1 dengan mereka.

"Tolong..tolong..tolong.." teriak Janah

Tak lama kemudian para warga datang untuk merelai perkelahian kami. Eh salah bukan perkelahian tetapi pengeroyokan karena aku sama sekali tidak membalas. Bukan aku tidak bisa membalas mereka, tapi aku tidak mau berkelahi karena seorang wanita. Lebih baik aku diam jika memang aku yang salah. Toh mereka tidak menghajarku dengan tangan kosong saja.

Kami dibawa mereka ke rumah pak RT yang terdekat. Disana kami disidang tentang akar masalah sebenarnya. Aku yang tidak tau apa-apa hanya menceritakan kronologi kejadian tadi. Dan aku baru bisa melihat dengan jelas wajah dari orang-orang yang mengeroyokku. Aku pasti akan mengingat wajah mereka, wajah yang telah membuatku babak belur. Karena aku akan membalas apa yang telah mereka lakukan, tapi tentu saja tidak dengan cara kekerasan seperti ini. Akan aku lakukan dengan cara yang lebih halus, dengan bantuan dari mbah Dharmo akan aku beri mereka pelajaran yang lebih cantik.

"Apa yang terjadi sebenarnya, kenapa kalian mengeroyok orang ini?" tanya pak RT

"Dia menggoda istri saya pak?" jawab salah seorang dari mereka

"Benar seperti itu dek?" imbuh Pak RT

"Saya tidak mengenal mereka pak." jawab Janah

Aku hanya diam saja melihat perdebatan mereka. Salah 1 dari mereka mengaku sebagai suami Janah berarti apa yang telah Janah ceritakan kepadaku adalah omong kosong. Aku telah terkena bujuk rayunya. Dan berarti dia hanya ingin memanfaatkan aku saja, tapi apa yang ingin dia manfaatkan dari aku. Kalau dia sama aku yang ada dia malah aku repotin.

Terlihat wajah orang yang mengaku sebagai suami Janah berubah menjadi pucat. Dia seperti tidak percaya dengan apa yang Janah katakan.

"Maaf mbak, sampean mirip banget sama istri saya."

Whatttt, mirip banget, jadi aku di keroyok sama orang hanya karena Janah mirip banget dengan istrinya?. Apa-apaan ini, aku harus minta ganti rugi dengan dia. Dari tadi aku sudah ngalah, ternyata dia hanya salah orang.

"Pokoknya saya gak terima mas, sampean sudah buat saya babak belur dan ternyata sampean cuma salah orang."

"Saya akan bawa masalah ini ke pihak yang berwajib." imbuhku

"Waduh, jangan mas, kita damai aja deh."

"Damai, damai ndasmu itu, aku udah babak belur kaya gini kamu lagi minta damai."

"Tadi gak pakai acara tanya-tanya langsung mukulin aku." imbuhku

Mumpung aku sudah berada di atas angin, akan aku manfaatin posisiku kali ini. Paling tidak bisa menjadi pelajaran bagi mereka.

"Sabar mas, sabar." kata pak RT menengahi.

"Baiklah, aku mau damai, tapi masing-masing dari kalian harus mengganti biaya ganti rugi buatku."

"Masing-masing dari kalian harus membayar 5 juta, atau aku akan tetap melaporkan kalian ke polisi."

Sebenarnya kalau untuk mengobati lukaku saja paling banyak 200 ribu juga udah cukup. Tapi ini kan lebih dari sekedar luka, tapi harga diri. Masih mending aku cuma minta 5 juta per orang. Dari pada aku laporin mereka ke polisi habisnya pasti lebih banyak dari itu.

Janah terlihat masih meneteskan air mata. Sepertinya kejadian barusan telah membuat dia sangat shock. Kasian sekali sebenarnya, gara-gara orang khilaf dia juga menjadi korban.

"Jangan 5 juta ya mas, gimana kalau 10 juta 3 orang."

"Wah sampean ini malah nawar lho mas, masih mending gak saya laporin ke polisi."

"Ya udah tunggu bentar disini mas, saya ke ATM sebentar."

Tak lama kemudian orang yang sempat mengaku sebagai suami Janah langsung berpamitan untuk mengambil uang terlebih dulu. Tak lupa dia meninggalkan tanda pengenalnya sebagai jaminan. Dan ari situ aku baru tahu kalau dia bernama Wanto. Sedangkan kedua temannya masih saja tidak percaya jika yang mereka pukuli tidak memiliki salah apa-apa.

Tidak menunggu lama, Wanto sudah kembali kerumah pak RT. Dia membawa uang yang sudah menjadi kesepakatan kami. Setelah membuat surat pernyataan bahwa aku tidak akan melakukan tuntutan, mereka segera pamit untuk pulang.

Lumayanlah bisa dapat uang jutaan cuma dengan modal dipukuli. Kapan lagi coba dapet durian runtuh seperti ini. Setelah semuanya selesai, aku lihat air mata Janah juga sudah mulai kering, kamipun langsung berpamitan dan mengucapkan terima kasih kepada warga. Dan tak lupa aku menyerahkan sebagian rejeki yang aku dapat hari ini. Hitung-hitung sebagai ucapan terima kasih karena mereka telah menyelamatkanku.

Setelah berpamitan aku segera meluncur untuk mengantarkan Janah pulang. Sebagai tanda permintaan maafku mungkin akan aku belikan sesuatu buat dia. Toh dia juga memiliki andil yang cukup besar atas rejekiku hari ini. Lagi pula aku juga masih bingung harus buat apa uang pecahan ratusan ribu yang tidak terpakai ini.
 
YEEE......dolmen is back
 
mantap updatenya gan.....
habus digebukin dapet duit, itu apes apa untung ya.....
 
wehh bar entuk rejeki okeh mett,
iso nananina nang salon ping piro kuwi =))
 
wah bejone wes mule berdatangan yo met
ojo lali skripsimu met...
 
Yang pasti bayar utang dulu met...baso nya kan belum dibayar sama sampean....hehehhehehe...btw ajib mas bro lanjutkan...jehehehheheh...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd