Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

COMEDY - TAMAT Slamet kan aku

Bimabet
sorry nih oom, sesuai rule ya..

kalo bisa wajah TO di sensor dulu, apalagi yang mirip slamet gitu...

wajib full face sensornya, heheheehe..

yg mo nanya pincan langsung PM oom soleman yak..
:beer:


Maafin ane gan. Foto udh ane apus...
 
Owalah kaaaaaaaaaaaaang kang,
sampeyan wes gawe atiku remuk amargo jannah dadian karo kancane slamet,
lha kok iki malah durung mbok update-update?

tulung di update kang, pengen ngerti nasibe slamet,
tambah ngenes opo tambah greges? mugo2 tambah juoz nasibe :D
 
NAIK KELAS


Kalian tahu kalau sesuatu yang dipinjam itu harus dikembalikan?, ya benar, karena itu adalah hak orang lain. Dan itu berlaku untuk semua hal tanpa terkecuali. Termasuk jodoh, jodoh orang yang kita pinjam juga harus dikembalikan. Seperti mbak Maya yang beberapa hari lalu sempat aku pinjam dari mas Parmin, sekarang dia sudah berada di tempat yang semestinya. Ya dia sudah aku kembalikan kepada mas Parmin. Meskipun aku tidak secara langsung mengembalikan mbak Maya ke mas Parmin, tetapi dalam hatiku sangat berterima kasih atas kebaikannya itu. Karena tidak semua orang mau meminjamkan jodohnya kepada kita.

Selain mas kasus mas Parmin dan mbak Maya, sebenarnya ada kasus lain tentang pinjam meminjam jodoh. Konon katanya, sebelum Unyil menikahi 2 bidadari ternyata kedua bidadari itu sempat dipinjam oleh Anas beberapa hari. Bayangin aja 2 bidadari super hayud itu di nikmati dulu oleh Anas, sebelum menikah dengan Unyil. Berarti yang merebut perawan kedua bidadari itu adalah Anas, eh tapi belum tentu juga, karena selama ini aku belum menemukan lubang ditembok kamarnya yang biasa digunakan Anas untuk menananina kedua bidadari itu. Lagian pernah sekali aku melihat diselakangan kedua bidadari itu ternyata tidak ada lubangnya. Terus gimana cara Anas mengambil keperawanan dari kedua bidadari itu?, ah sudah lah lupakan, biarkan itu menjadi rahasia mereka. Karena mau dipikiran kaya apa otak kita tidak akan pernah sampai untuk membayangkan hal seperti itu.

Baiklah, sekarang lupakan sejenak tentang hukum pinjam meminjam. Tetapi sekarang aku harus fokus dengan apa yang telah terjadi. Seminar skripsi sudah di depan mata. Sekarang saatnya untuk bersiap untuk menghadapi ujian yang sebenarnya. Sebagai seorang manusia Super seperti diriku, sepertinya aku pasti bisa menghadapi ujian seperti ini. Ya paling tidak setiap ujian kenaikan kelas buktinya aku selalu lulus. Bahkan beberapa kali aku sempat dipanggil kepanggung untuk menerima hadiah. Ya meskipun bukan siswa terbaik tetapi aku selalu juara untuk lomba adu tampan antar angkatan. Kalian jangan heran, super Slamet memang beda dengan orang lain. Mungkin itu yang membuat aku terlihat tampan dimata mereka. Yang jelas aku pernah mendapat predikat tampan.

Berhubung semua urusan seminar sudah disiapkan oleh bu Erlita, yang perlu aku lakukan sekarang adalah fokus untuk persiapan mental. Dan sepertinya aku butuh sedikit relaksasi. Ya sekedar mengendurkan otot-otot yang sangat kencang. Biasanya sih kalau udah begini aku bakal menuju ke Salon teh Selly. Karena langgananku itu begitu tahu bagaimana cara membuatku kecanduan. Tapi untuk kali ini aku harus memanjakan otak dan badanku ditempat lain. Tempat yang selama ini belum pernah aku Jamah. Dan orang yang cocok untuk aku ajakin adalah manusia cabul Anas. Mungkin ia punya ide briliant dimana tempat yang harus aku kunjungi.

Tanpa menunggu lama aku ambil HP dan mencari kontak Anas.

"Halloo ple, kamu dimana?" tanyaku

"Ngomah, ngapa?" jawabnya singkat

"Ayo kita pijat, badan dan otakku perlu refreshing."

"Tempat biasa?" Anas balas bertanya

"Jangan, aku lagi malas disana."

"Ya udah tak jemput 10 menit lagi, aku ada tempat bagus."

Tu kan, aku gak salah menghubungi orang. Ya meskipun aku harus membayar 1,5 x dari total kewajibanku, tetapi dengan mengajak dia paling tidak aku akan memperoleh tempat baru untuk refreshing. Dan saat nya untuk meminta maaf kepada teh Selly karena aku telah berselingkuh. Karena ini adalah pertama kali aku berpindah tempat untuk pijat. Maafkan aku teh Selly, aku terpaksa berbuat seperti ini karena bujukan Anas, bukan kemauanku sendiri. Mungkin lain kali aku akan sekedar mampir untuk mengucapkan salam kepadamu.

Akhirnya yang ditunggu datang juga, seorang sahabat yang akan mengantarku ketempat mencari pasangan baru. Bukan pasangan untuk hidup. Hanya pasangan untuk melemaskan semua ketegangan diseluruh penjuru tubuh. Karena untuk pasangan hidup sepertinya aku sudah mendapat pengganti cinta Janah. Ya ibu dosenku sepertinya juga ikut tertarik kepadaku. Meskipun berbeda usia yang lumayan jauh, tapi bukankan perbedaan itu yang membuat cinta semakin indah?, ya semoga saja akan terus seperti itu.

Aku mengambil helm dan dibonceng Anas, kali ini aku juga tidak tahu kemana tujuannya, yang pasti aku percayakan hari ini kepadanya. Semoga tidak mengecewakan seperti hari-hari sebelumnya.

Untuk pijat kali ini aku tidak perlu mandi, siapa tahu nanti bakal dimandiin sama si tukang pijat. Lagian gak mandi sekalipun ketampananku juga tidak akan berkurang. Jadi si tukang pijat pasti akan tertarik padaku.

Kami susur jalanan kota Jogja, entah ada acara apa yang jelas jalanan kali ini terasa sangat padat dan merayap. Padahal biasanya jalanan bisa pakai untuk mmeloncat-loncat, tapi sekarang malah jadi padat merayap. Ya ampun jalanan, kenapa kau bisa berubah secepat itu. Sudahlah biarin aja, yang penting bentar lagi semua yang ada dibadanku bisa jadi lemas. Dan aku bisa konsentrasi untuk seminar skripsiku. Biar cepet lulus dan memberikan momongan yang banyak untuk kedua orang tuaku. Ya meskipun belum ada calonnya, yang penting aku sudah berencana untuk memberikan kedua orang tuaku cucu. Jadi Clan Arya Seta tidak akan punah karena telah memiliki keturunan.

Setelah menempuh jarak yang sangat jauh. Eh salah deket kok, paling cuma 30 menit, itu juga karena jalanan yang tadi tumben jadi merayap kaya cicak, akhirnya aku sampai di tempat tujuanku. Kalau dari luar sih sepertinya memang menjanjikan, buktinya banyak mobil yang parkir di depannya. Berarti juga banyak manusia di kota ini yang otaknya juga sedang kaku, jadi perlu di encerin ditempat ini.

Anas jalan terlebih dahulu, sedangkan aku mengikutinya dibelakang. Di lorong masuk tampak tembok yang bertuliskan eksekutif man. Lha ini berarti aku termasuk man-man yang eksekutif, meskipun belum lulus kuliah, tetapi aku sudah menjadi laki-laki yang eksekutif karena pernah masuk disini.

Sebenarnya aku juga bingung, bagaimana bisa manusia seperti Anas yang kerjaannya memegang cangkul dan sabit bisa menemukan tempat seperti ini. Tapi nanti dulu, jangan pernah berkomentar sebelum kamu menyelesaikan ceritamu. Nah, karena itu aku belum berani berkomentar untuk tempat yang 1 ini. Semoga saja memang memberikan pelayanan yang eksekutif untuk Man seperti aku ini.

Kami diberi sebuah gelang yang memiliki bandol berupa nomor, kata resepsionis itu adalah no loker. Setelah itu kami diantarkan ke ruang tunggu untuk memilih ruangan dan juga si tukang pijat. Sebenarnya ini tidak seperti harapanku. Padahal aku kepengen memilih tukang pijatnya seperti melihat ikan di Aquarium. Tetapi yang ada aku hanya diberikan no yang tersisa si tukang pijit. Sudahlah, anggap saja seperti memilih kucing dalam karung. Asal kucingnya tidak menggigit berarti kita tidak salah pilih.

Akhirnya aku putuskan untuk memilih no 135, ya aku putuskan memilih no itu karena jika dijumlah adalah 9. No keberuntungan bro, semoga saja tukang pijat yang ada di dalam juga salah satu keberuntungan untukku. Setelah memilih nomor aku diantarkan oleh penjaga menuju ruang pijat. Katanya sih ada ada kamar mandinya, berarti beneran aku bakalan dimandiin juga. Asyiiiikkk rasanya sudah gak tahan untuk segera masuk, apalagi pare berototku sudah lama tidak mendapatkan musuh yang berimbang. Terakhir kalau gak salah 2 hari yang lalu saat aku meminjam mbak Maya dari mas Parmin.

Aku menghentikan langkahku ketika sampai di depan pintu bertutup tirai hitam. Rasanya sungguh deg-degan, bayangin aja kamu hanya terhalang oleh tirai hitam dengan wanita pilihanmu. Semoga aja sih putih, bersih, bahenol plus muka yang kemesex. Akhirnya dengan segala keberanianku, aku buka tutup tirai dan tampaklah sesosok manusia yang tidak dapat aku bayangkan sebelumnya.

Dan terententengtenteng, yang berada di dalam ruangan adalah seorang cowok yang sudah tidak asing lagi. Siapa dia saudara-dara?, ternyata saya juga tidak tahu cuma sepertinya aku pernah melihat bentuk manusia ini. Cuma yang di dalam bukan orang sembarangan, terbukti ini cowok lebih berisi dari aku. Ya ampun Tuhan ini termasuk musibah atau berkah. Apa aku perlu mengeluh karena dapat terapis yang gendut, atau aku harus bersyukur karena kau ciptakan makhluk yang lebih jelek dari aku. Tapi yang lebih aneh dia juga menatapku seperti orang kaget. Atau jangan-jangan dia juga berpikiran sama dengan apa yang aku pikirkan.

Andai saja ada pilihan lain, pasti aku akan memilih untuk balik kanan dan berlari meninggalkan bilik, tapi ini bayar mahal lho, lebih mahal dari biaya pijat di tempat mbak Selly, jadi mana mungkin aku akan membiarkan kesempatan dipijat Gorilla raksasa hilang begitu saja.

"Silahkan masuk mas." kata si tukang pijat.

"Iya mas, makasih." jawabku.

"Ini mas, silahkan ganti baju dulu, apa perlu saya bantu copot bajunya?" katanya sambil menyerahkan handuk ke arahku.

Emmmmhh, sebenarnya lho, ini kalau aku boleh jujur, aku pengen pulang aja deh, gak usah pijit gak papa. Kalian pernah gak sih ditawari bantuan copot baju sama sesama cowok. Mana yang ini cowoknya gak ganteng pula. Masa iya harus aku bolehin. Apa kata orang nanti kalau sampai mereka tahu aku dibugilin sama gorilla raksasa.

"Gak usah mas, aku bisa sendiri kok." kataku judes

Aku melepas pakaian yang aku pakai, hanya menyisakan celana dalam yang kini berbalut handuk, lalu menunggu instruksi selanjutnya dari tukang pijet ini.

"Mas, celana dalamnya dilepas aja sekalian, nanti kotor kena minyak lho."

Ya ampun, ini orang benar- benar menguji kesabaranku lho. Apa dipikirnya aku bakalan adu anggar sama dia gitu. Gak mungkin lah adu anggar, iya bener punya dia kecil seperti anggar, sedangkan punyaku kan gak mungkin disebut anggar, bentuknya aja udah kaya pare gini masa mau disamain sama anggar, amit-amit jabang bayi lah.

"Gak usah mas, saya bawa ganti kok."

"Ihhh, masnya kok sensi ihhh." jawabnya sok imut

Ya ampun mas, mbok ngaca toh kamu ini mirip siapa, bentuk kaya gorilla gitu kok pakai acara sok imut segala. Tak pinjemin mas Parmin, bisa-bisa kamu dijadiin ganjel kalau bisnya macet nanti. Ya ampun kenapa aku jadi jahat banget sama dia ya. Kalau saja aku jadi Tuhan pasti aku tidak akan tega memberikan dia bentuk seperti itu. Paling tidak aku akan perbaiki sedikit warna dan kecerahan kulitnya. Eh tidak, mungkin lebih baik aku tidak menciptakan dia sekalian. Biar tidak ada penderitaan lagi yang dia rasakan.

"Ya udah, mas rebahan sini, biar aku mulai pijitannya."

Sesuai perintahnya akhirnya aku merebahkan diriku di atas kasur pijat, bukan rebahan sih, tepatnya tengkurap. Biar dia bisa leluasa memijatku. Dan aku tidak perlu melihat wajah aneh dari tukang pijatku ini.

"Mas, mau di asiatsu?" tawarnya

Orang ini ternyata hebat juga ya, dia ngomong pakai bahasa jepang lho. Aku gak boleh kalah dong, meskipun aku gak tau apa itu siatsu yang penting aku harus terlihat lebih pintar dari dia. Masa Super Slamet seorang calon sarjana seperti aku sampai kalah pintar dari tukang pijit ini.

"Boleh mas, yang keras ya." jawabku santai

Mas-mas tukang pijat lalu memakai kaos kaki dan mulai bergelantungan di atasku. Ya ampun matane, ini orang mau ngapain coba?, nginjek-nginjek aku gitu?, apa dia gak sadar kalau bentuknya seperti gorilla.

"Misi ya mas."

Dan dia mulai melakukan pijatan diseluruh punggungku, tak terkecuali. Bukan pijatan, tapi beneran di injek-injek. Yang ada pasti bukannya lebih enak, tapi badanku bakalan sakit semua. Ya ampun ini manusia atau gajah, ternyata berat sekali. Tapi kalau aku sampai menyerah, aku bakal kelihatan kalah dari dia. Jangan sampai itu terjadi, jadi meskipun ada seekor gajah yang kini sedang menginjak-injak punggungku, tapi aku harus tetap kuat. Ampun Tuhan, ampun, aku beneran salah tempat ini.

Setelah puas melakukan assuuu apa tadi, yang ternyata adalah injak-injak. Akhirnya mas-mas tukang pijet yang aku belum tanya siapa namanya mengakhiri kegiatannya. Sepertinya dia sudah puas membuatku tersiksa seperti tadi.

Selanjutnya dia memulai dengan menyikap handuk yang aku pakai hingga kaki. Dia mulai memijat dari kaki kiri, ternyata pijitannya tidak seperti badannya. Rasanya hanya seperti di elus-elus, kok bisa gitu ya. Manusia dengan badan sebesar itu tapi tenaga memijatnya seperti tidak ada. Dari kaki kiri kini berpindah ke kaki kanan. Pijatannya semakin terasa seperti orang yang mengelus-elus. Semakin naik ke paha, dan naik lagi hingga kepangkal paha. Sesekali dia menyentuhkan tangannya di pare berototku yang tertutup celana dalam. Dan bodohnya adalah pare berotot tidak dapat membedakan mana cewek dan mana cowok. Dia malah semakin mengeras di dalam celana dalamku. Ya ampun semakin tersiksa rasanya.

Yang ada sekarang aku malah jadi malu. Sebenarnya ingin aku minta mas-masnya untuk selesai, tapi kalau aku berbalik berarti ketahuan dong kalo pare berotot ternyata konak. Ya ampun Tuhan, berikan hambamu ini kesenangan sekali saja. Jangan terus-terusan seperti ini, kasian pare berotot Tuhan.

Akhirnya mas-masnya mengakhiri sesi pemijatan di kaki, dan kini berpindah ke daerah punggung. Kali ini pijitannya lumayan terasa, jadi ya sudah aku nikmati saja. Ya semakin terasa seperti di elus-elus. Haduh, kok bisa orang kaya gini diterima jadi tukang pijet lho. Apalagi ini kan tempat pijet eksekutif man. Masa iya ada tukang pijatnya yang seperti ini.

Setelah selesai bagian punggun, dia menyuruhku untuk berbalik. Untung saja pare berotot sudah tidak berontak lagi. Kini dia lebih kalem berada di dalam sangkar. Mungkin gara-gara melihat wajah dari tukang pijatnya ya, jadi pare berotot sada kalau yang tadi memberikan rangsangan adalah seorang batangan.

Mas-mas tukang pijat mulai memijat bagian depan badanku. Tangannya mulai memijat tangan kiriku, tetapi dari tadi aku perhatikan matanya selalu memandang genit ke arah pare berototku. Beruntung pare berototku sedang malas untuk beratraksi. Jadi aku gak perlu malu-malu banget lah.

Setelah 1,5 jam mendapatkan pijatan dari mas-mas ini akhirnya sesi pijat memijatpun sudah selesai. Tapi kegenitan orang ini ternyata belum juga selesai, buktinya tiba-tiba mas-mas itu memandangku sambil tersenyum.

"Mas, mau diginikan sekalian?" tanyanya sambil jari tangan kanan membentuk huruf O dan digerakkan naik turun.

Hampir saja aku menanyakan berapa, untung saja aku diberi kesadaran kalau yang memijatku adalah seorang gorilla. Kalau saja khliaf pasti aku akan mengiyakan tawarannya.

"Atau gini mas?" imbuhnya sambil huruf O dijarinya kini berpindah di depan mulutnya sambil maju mundur.

Ya ampun Tuhan kenapa aku bertemu dengan orang seperti ini. Apa tidak ada lagi manusia di dunia ini yang lebih parah dari dia. Ampun Tuhan aku beneran sudah tidak kuat.

"Gak mas, makasih." jawabku jutek

"Ihhh, ya udah masnya mandi dulu gih, apa sekalian mau mandi bareng sama aku?" tawarnya lagi

Aku masih normal lho ya, serius normal banget kok, jadi kalau tadi pare berotot sempat tinggi itu hanya karena dia khilaf. Mungkin terlalu bersemangat karena mengira yang memijitnya adalah cewek cantik. Buktinya setelah aku berbalik badan, pare berototku tidak mau berdiri lagi.

"Iya mas, tak mandi sendiri aja."

"Ya udah aku siapin handuknya dulu mas." katanya sambil mengambil handuk yang ada di atas meja dan menyerahkannya kepaku.

Aku menuju tempat mandi, yang terdiri dari shower aja. Tanpa ada ember ataupun gayung yang biasa aku gunakan untuk mandi. Tapi yang ini ada air hangatnya lho, jadi biarpun gak ada pakai gayung aku tetap mandi dengan bersih. Dan ternyata dari tadi ada sepasang mata yang melihatku dengan tatap mesum. Siapa lagi kalau bukan mas-mas tukang pijit tadi.

Setelah selesai mandi dan kembali memakai pakaian, aku pamitan kepada mas-mas itu. Dan untuk kali ini aku tidak memberikan tukang pijit itu tips. Bukan karena aku pelit lho ya, tapi aku rasa memperbolehkan dia menjamah tubuhku sudah lebih dari sekedar tips untuknya.

"Besok kesini lagi ya Say."

Say, say, matane, dasar wong gendeng, dari tadi malah digenitin sama cowok kaya dia. Tanpa menunggu lagi aku langsung meluncur ke resepsionis, dan ternyata Anas sudah menunggu lama disana. Terlihat dari wajah Anas sangat bersinar, seperti orang yang sangat berbahagia. Tak lama mas-mas tukang pijit yang memijatku lewat di sampingku sambil memeletkan lidahnya kepadaku. Ya Awah, apalagi ini.

Anas yang melihat kejadian tadi hanya cengengesan, sambil mengolok-olok bahwa tukang pijatnya mirip denganku. Cocoteh ini pelecehan namanya, bocah ini sepertinya pengen disambit. Tapi sebentar, kok kalau tak perhatikan dengan seksama ternyata memang mirip ya, pantes saja kaya e udah gak asing gitu. Ternyata wajah itu memang sangat mirip dengan wajah yang aku lihat saat bercermin. Ealah ternyata...
 
akhirnya iso login juga, lek.
aku pertamax maneh yo iki ?
ngiahahaha.
:devil:

oalah met met.
penulismu sidang ne nang MKD wae.
ben nasipmu rondok apik thitik =)) =)) =))
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd