Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Spermium End



Terinspirasi dari cerita serial animasi [Platinum End]

Semua nama, tempat dan kejadian hanyalah fiksi.



The humans chosen as God candidates / Manusia yang terpilih menjadi Kandidat Dewa

will be those who have lost their reason to live on / adalah mereka yang telah kehilangan alasan hidup,

or who never found one in the first place. / atau yang tidak memiliki nya dari awal.



"...jadi, kamu adalah salah satu dari 13 malaikat yang sedang memperebutkan Kursi Dewa di khayangan dengan memilih ku sebagai tim sukses mu, begitu?" Mail berusaha setenang mungkin merangkum penjelasan malaikat itu sembari berjalan tanpa arah menelusuri sepanjang trotoar.

"Bukan, kebalik! Aku yang jadi tim sukses mu, kamu yang akan jadi kandidat sebagai dewa." Malaikat itu meralat. "Sudah kubilang namaku Swiwy, jangan panggil 'kamu' lagipula aku sudah memilihmu menjadi kandidatku."

Sejauh ini tak ada seorang pun selain Mail yang dilewati yang bisa melihat Swiwy melayang disamping nya. Entah ini nyata atau hanya kehaluan semata, Mail sudah mencoba berdamai dengan itu.

nama kok Swiwy. "Maaf tapi aku tidak tertarik menjadi Dewa, apalagi harus bersaing sama 12 kandidat lain nya."

"Sudah kuduga kamu orang yang tepat." sahut Swiwy. "Aku juga tidak tertarik dengan semua itu, makanya aku sengaja datang jauh-jauh ke negara ini."

Mail hanya terdiam. Banyak sekali hal yang harus dia cerna baik-baik.

"Aku tidak peduli, yang jelas sekarang saatnya mencoba Panah Merah ini." Mail mengeluarkan cahaya merah dari tangan nya. Tak jauh dari situ tampak sebuah minimarket 24 jam. “Semoga aja kasir yang berjaga cewek…”

Mail berjalan dengan wajah yang sepertinya merencanakan sesuatu yang licik. Saat mencapai parkiran minimarket, pandangan nya terpancing oleh sosok seseorang perempuan yang sedang duduk di jok belakang motor yang terparkir.



Episode 2 Part 1: Perempuan Random di Jalan




Perempuan itu memiliki postur langsing agak tinggi, berkacamata, berbalut jilbab kuning dan masih memakai helm. Dari penampilan nya benar-benar tipe cewe yang disukai Mail. Sepertinya doi sedang menunggu seseorang di minimarket.

Mail mengarahkan tangan kearah perempuan itu dan seketika cahaya merah melesat dan masuk kedalam tubuh nya.

JLEB!

Perempuan itu tersentak sesaat dan perlahan menoleh ke arah Mail dan langsung menghampiri nya.

"Mas Mail lagi ngapain disini?" perempuan itu seketika menggenggam telapak tangan Mail. Mail masih tak habis pikir dengan apa yang terjadi.

"Ma-maaf, mbak siapa ya, kok tahu aku Mail?"

"Aku Nisa, mas kok tega bilang ngga kenal aku..."


Apakah Panah Merah ini benar-benar nyata?

"Coba beri dia perintah apapun, pasti akan dilakukan." celetuk Swiwy.

"...uuumm, pe-pertama-tama, bisakah kamu mengantarku pulang?"

"Tentu saja Mas Mail." jawab perempuan bernama Nisa itu.

"Beb, lagi ngapain kamu?" Tiba-tiba seorang cowo datang menghampiri, keluar buru-buru dari dalam minimarket. "Heh, siapa lo, beraninya pegang-pegang cewek gwa?"

"Walah ada pacarnya..." celetuk Swiwy sok panik. Sementara Mail beneran panik.

PLAKK!

Nisa sekerika menampar cowo itu hingga shock.

"Aku bukan cewek mu, jangan sembarangan ya!" teriak Nisa marah. "Sini balikin kunci motor ku!" lanjut nya sambil merampas dengan cepat kunci di genggaman cowo itu. "Ayo Mas mail, kita pergi!"

"A-apa maksudnya ini beb, kamu kenapa?" si cowo bertanya heran sambil meringis memegangi pipi nya.

Mail mematung, sambil membatin sepertinya permasalahan jadi runyam. Si Nisa segera menarik tangan nya dan berjalan ke arah motor.

"Anjinnk! Lu apa in cewe gwa bangsat!?" Cowo itu melesat ke arah Mail sambil hendak menonjok nya.

"Gunakan lagi saja satu panah merah pada cowok itu..." celetuk Swiwy.

"WTF! Bukan nya nanti makin kacau kalo cowo itu juga tergila-gila pada ku?!"

BRUUUUUMMMM

Nisa dengan gesit melesatkan motor hingga Mail yang duduk di jok belakang nyaris terpelanting kebelakang.

JDAAAK

"ADOOWH!!" kepala Mail malah menghantam wajah cowok yang nyaris mendaratkan bogem padanya hingga cowo itu tersungkur di parkiran.

Motor melaju menyusuri jalan raya yang cukup senggang.

Sambil menahan nyeri kepala, Mail memeluk erat tubuh Nisa. Rasa sakit seketika hilang saat Mail yang menempelkan wajahnya dipunggung Nisa menghirup aroma parfum khas perempuan yang semerbak, dia juga akhirnya sadar merasa kedua tangan nya kini tengah mencengkram gumpalan kedua payudara Nisa.

Swiwy menyusul terbang disamping mereka.

"Panah Merah hanya membuat orang jatuh cinta dan tergila-gila pada mu hanya kalo targetnya lawan jenis, klo target nya sama jenis dia hanya akan patuh pada semua perintah mu saja."

"Terimakasih trivia telat nya..." entah kenapa Mail agak sedikit sebal dengan malaikat satu ini. "Kamu harus menjelaskan lebih detail semua hal soal panah merah ini nanti, Swiwy!" Mail menghela nafas.

"Ma-maaf mas, rumah Mas mail dimana ya?" celetuk Nisa tiba-tiba.

"Oh iya lupa, pertigaan depan belok kanan terus...bla bla bla..." Mail menjelaskan dengan detail.

"Oke mas, tau saya daerah situ..." sahut Nisa. "Tangan nya jangan diem aja mas, boleh kok kalo mau remes tetek ku... atau langsung masuk ke dalem juga ga papa."

Eeeeeeh? Mail tersentak, meskipun itu ide bagus, tapi melakukan hal semacam itu ditengah jalan seperti ini... Akhirnya Mail mulai meremas-remas pelan toket Nisa. Ternyata cukup besar, padahal kalo diliat sekilas dari luar hanya menonjol sedikit tertutup sweater coklat nya, tubunya juga langsing jadi agak tersamarkan. Nisa mulai mengeluarkan desahan yang semakin membuat kontol Mail mengeras.

Motor mulai geyol tak stabil. Sepertinya harus menahan nafsu sampai rumah dulu daripada terjadi apa-apa di jalan. Mail sudah mulai membayangkan hal apa saja yang akan dia lakukan pada perempuan yang baru saja ditemui nya ini.

"Mantap kan kekuatan Panah Merah." bisik Swiwy bangga. "Penyalahgunaan seperti apa lagi yang akan terjadi ya? Ha ha."

"Berisik, pergi sana ganggu aja..."

"Ba-baik mas saya gaakan berisik."

"Eh, bu-bukan kamu Mbak Nisa, ini, anu..." Mail mencoba menjelaskan namun tidak menemukan kalimat yang masuk akal. "Pokoknya kalau aku ngomong sendiri gausah dihiraukan mbak."

"Baik mas. Panggil Nisa aja jangan mbak, biar kayak seumuran."

"Oh, emang Ni-Nisa umur berapa?"

"22, baru aja lulus kuliah hehe..."

"Ha ha ha, seumuran apanya, beda 7 taun sama ni Om." Swiwy tertawa dan langsung dipelototi Mail sebal.

Setelah memasuki gang yang sudah cukup sepi, motor berhenti di depan rumah reot yang terlihat tak terawat dan remang-ramang di ujung gang kecil. Waktu menunjukkan pukul 11 malam lebih sedikit, sudah tidak ada kehidupan terlihat di kawasan itu.

"Tu-tunggu sebentar ya, Nisa. Motornya masuk kan saja trus tutup gerbang nya ya."

"Oke." Nisa mengangguk kecil.

Mail turun dari motor dan langsung mojok menghampiri Swiwy.

"I-ini beneran kan, dengan efek Panah Merah bisa memerintah apa pun yang aku mau ke si Nisa itu..." Mail memastikan sekali lagi. Sementara Nisa sedang sibuk mengaca di spion motornya merapikan jilbab nya.

"Beneran, setelah tertembak panah merah, selama 33 hari kedepan si Nisa itu bakal jadi budak mu, coba aja kalo ga percaya."

"Cuma 33 hari, habis itu?"

"Ya balik jadi normal lagi..."

"Trus dia bakal inget apa yang terjadi selama 33 hari sebelumnya?"

"Hmm, iya mungkin..."

"Lha kok mungkin? Bisa gawat dong!"

"Tembak lagi aja, beres kan."

"...eh, benar juga sih." Mail terdiam berpikir, wajahnya terlihat serius. Penggunaan Panah Merah harus benar-benar dia pikirkan baik-baik. "Tadi kau menyuruhku menembak si cowo itu juga, emang ada berapa panah merah yang bisa dipakai?"

"Total kamu punya 14 panah. Kalo udah 33 hari panah nya akan balik lagi ke kamu atau kalo orang yang kamu panah meninggal, Mail." jelas Swiwy. "Dan satu lagi, orang yang udah kena Panah Merah ga bisa di tembak oleh Panah Merah lagi sampai waktu nya habis, lho."

"...Hmm, meninggal ya, jadi penggunaan nya emang harus diperpanjang kalo efek nya habis. Jadi aku harus nge list 14 panah ini untuk siapa saja." Mail memutuskan dalam hati jika penggunaan Panah Merah nya saat ini maksimal hanya 5 dulu saja.

"Panah Merah juga punya nama lain keren, Panah Cupid."

"Trivia ga penting..."

"Hehe, ada lagi yang ditanyakan? Untuk malam ini aku tinggalkan kalian berdua dulu he he he silahkan berbahagia Tuan Mail."

Swiwy kembali iseng menggoda, Mail yang geram mencoba meng-heading tackle malaikat menyebalkan didepan nya tapi karena transparan, sundulan kepala Mail hanya menebus tubuh Swiwy dan malah menghantam tiang listrik di bealakang nya.

Nisa yang sudah selesai memasuk kan motor tersentak dan mneghampiri Mail yang sempoyongan. Swiwy mengepak kan sayapnya dan pergi sembari tertawa puas.

'Ma-mas Mail gaapapa?" tanya Nisa panik.

"Ga, gak pa pa kok, he he..." Mail seketika menyeringai penuh nafsu. "Yang lebih penting sekarang waktunya Nisa untuk melayani ku."

Wajah Nisa tersenyum tampak senang.

Mail mendorong tubuh Nisa hingga ke depan pintu dan membuka nya. Kedua nya masuk ke rumah Mail.

Selama perjalanan menuju kamar, Mail dengan beringas melumat bibir merah merona Nisa dan lidahnya sambil sesekali meremas payudara nya. Masih tidak menyangka dia akan melakukan hal sejauh ini pada perempuan random yang baru saja dia temui di jalan. Beruntung Mail tidak jadi tewas hari ini.

Mail melucuti Blazer Nisa dan menjatuhkan nya ke lantai. Tampak di depan Mail kini Nisa yang hanya mengenakan tanktop berwarna kuning dengan payudaranya yang menonjol, samar bh warna hitam mengintip di tepian-tepian kain. Kembali Mail meremas payudara Nisa yang menantang, kulitnya lembut dan masih sangat kencang. Suara desahan Nisa terdengar sangat imut dan menggemaskan. Tubuh Mail masih gemetar, berkeringat dingin, mengingat hal yang dilakukan nya ini sebelumnya hanya ada di dalam khayalan nya saja.

Sesampainya di kamar, Mail menduduk kan Nisa di atas kasur springbed dengan sprei yang cukup buluk di lantai, sementara Mail masih berdiri. Wajah Nisa tepat menghadap posisi kontol Mail yang meronta keras di dalam celana pendek nya. Mail menggesek-gesek kan nya ke wajah Nisa yang pasrah.

"Ni-Nisa sayang, kamu tau ngga, ini yang dari dulu aku impi-impikan...." Ujar Mail penuh nafsu sembari menurunkan celana sekaligus CD nya. Kontolnya yang lumayan besar dan panjang seketika jatuh ke wajah Nisa dan membuat nya tertegun kaku "Nisa udah pernah ngulum kontol?"

Nisa terdiam sejenak, pandangan nya tak bisa lepas dari daging keras yang tepat di depan mata nya itu.

"Be-belum mas." Nisa menggelengkan kepalanya.

"Seriusan?" Mail terkejut. Mengetahui Nisa dalam pengaruh Panah Merah jadi tidak mungkin bisa berbohong pada nya. "Terus udah ngapain aja kamu sama cowok mu tadi itu?"

"Ci-ciu... man, mmmh, sama... sama pegang tetek, mmm, dia yang maksa terus, mmm-mas..." jawab Nisa kesusahan karena bibir nya berkali-kali dijejal dan digesek kepala kontol oleh Mail. "...mmmh, kontol Mas Mail, mmmm, kontol pertama yang aku liat dan.... mmmmah, aku sentuh."

Mendengar itu libido Mail semakin naik. Tidak menyangka dia bisa mendapatkan cewek yang hitungan nya masih begitu polos seperti Nisa. Ada sensasi aneh yang dirasakan Mail, ada rasa tak tega tapi juga karena tidak begitu kenal dan asing, mendorongnya untuk berani melakukan hal tega itu, Mail semakin menekan kontolnya ke mulut Nisa yang perlahan juga mulai membuka mulutnya lebar menyesuaikan ukuran.

BLEEEESSSS

Mail merasakan sensasi yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Bagaimanapun juga ini adalah pertama kali nya batang kelamin nya masuk kedalam mulut perempuan selama hidup nya. Mail merem melek merasakan lembut lidah Nisa memijit bagian bawah batang sementara sensasi geli terasa dibagian batang atas yang sedikit tergesek gigi Nisa yang juga baru pertama kali merasakan pengalaman ini.

"...MMMPPPFH!" Nisa kewalahan menerima kontol Mail yang terus mendorong mentok makin dalam ke tenggorokan nya. Melihat Nisa yang sampai meneteskan air mata membuat Mail menarik keluar kontolnya. Lagi-lagi Mail merasakan sensasi ngilu yang luar biasa saat kontolnya tergesek keluar.

"UHUk! HOOOEKK...." Nisa terbatuk-batuk nyaris muntah dengan liurnya yang merembes keluar bersamaan dengan keluarnya kontol Mail.

"So-sori sayang, baru pertama ini, enak banget soalnya mulut kamu..." Mail meminta maaf.

"Uhuk, aku bahagia kalo Mas Mail ngerasa enak..." dengan inisiatif Nisa memegang batang kontol Mail dan dia masuk kan kembali ke mulutnya.


Bersambung...

Part 2
 
Terakhir diubah:
Ini bisa jadi cerita berabad² nih kl sering update hehehhehe
Lancrotkeun huu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd