Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Spermium End

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Terinspirasi dari cerita serial animasi [Platinum End]

Semua nama, tempat dan kejadian hanyalah fiksi.


Red Arrows / Panah Merah
.
Causes any human struck by these arrows / Membuat manusia yang terkena panah ini
.
to fall in love with with the user for 33 days. / jatuh cinta pada penggunanya selama 33 hari.
.


.
Episode 3 Part 2 : Stefany
.




"Ma-maksudnya gimana ya bu?"

"Pokoknya turuti saja apa perintah ibu!" Nada tinggi Bu Fany membuat Nita tersentak dan mulai cemas. "Nah, Mail kan mau pergi dari kantor ini, ayo beri Mail pelukan perpisahan Nita!"

Nita tertegun kaku mencoba mencerna keadaan.

"Ja-jangan begitu Bu Fany, Nit kalau kamu ga mau..."

"DIAM MAIL!" tukas Bu Fany memotong ucapan Mail. "Ayo Nita, apa kamu juga ingin dipecat juga seperti Mail? Lagipula cuma peluk gaada salah nya kan, kalian udah kenal dan kerja bareng lama."

"Cu-cuma peluk kan bu?" tanya Nita sambil berjalan agak gemetar ke arah Mail.

"So-sori Nit..." celetuk Mail, seketika Nita memeluk nya tanpa kata-kata dengan mengalihkan pandangan nya.

"Peluk balik dong Mail!" celetuk Bu Fany. "Nita, tatap wajah Mail dengan benar! Siapa tau kalian ga akan ketemu lagi."

"Sori Nit..." kembali Mail meminta maaf dan memeluk Nita dengan erat. Mail merasakan tonjolan dada kecil Nita menekan tubuhnya meski tak terlalu terasa. Akhirnya Mail bisa dengan jelas mencium aroma tubuh Nita yang samar dan agak segar.

"Hiss, seneng juga kan lu Bang." ujar Nita lirih.

Dengan malu-malu Nita mulai menatap wajah Mail. Begitu dekat, sampai dia bisa merasakan nafas dan detak jantung Mail yang ada dipelukan nya.

Ha Ha Ha, Panah Merah bisa digunakan seperti iini juga ternyata...
"Manis juga kamu Nit kalo diliat deket gini..."

Nita agak sedikit tersentak.

"Heh, ngapain, ja-jangan ngelunjak Bang," Nita mennolehkan kepalanya saat wajah Mail semakin mendekati nya. "U-udah ya bu. Ini Bang Mail kelewatan."

Nita meronta mencoba melepaskan diri dari pelukan Mail.

"Ayo Nit, nanggung, kasih lah si Mail ciuman perpisahan."

"Gi-gila ibu, saya bisa laporin ini dengan pasal pemaksaan dan tindakan tak menyenangkan." Mail masih erat memeluk Nita. "Bang, udah bang, lepasin."

"Sori Nit, please, aku juga udah dari dulu pengen banget ngerasain bibir kamu..."

"Aaaaah, Bang Mail!" Nita mengelinjang saat Mail mulai mengendus leher nya.

"Yaudah kalu ga mau biar ibu saja..." Bu Fany mendekat dan memisahkan kedua nya, kemudian di depan Nita, Bu Fany mencium dan melumat bibir Mail penuh gairah. "Mmmmmmmfh..."

Nita tak bergeming melihat kejadian itu. Dia memutuskan untuk keluar ruangan namun pintu telah dikunci Bu Fany dan kuncinya disembunyikan.

"Mmmh, Bu-bu, jangan... mmmm, bu...." Mail melenguh seolah menolak.

"Jangan berhenti maksudnya." Swiwy melanjutkan sambil ketawa kecil.
Nita hanya bisa memalingkan pandangan nya.

"Mmmaaahh, ayo Nita, ibu tau kamu juga mau kan...." rayu Bu Fany sampil membuka kemeja Mail dan menjilati leher dan dada nya. "Liat aja gaada salahnya kan."

"Aaaaah, jangan bu..." akting Mail semakin lebay.

"Nita penasaran ngga sama kontol nya Mail?" tanya Bu Fany yang sekarang sudah melepas sabuk dan membuka resleting celena panjang Mail. "Ayo liat bareng. Ibu sih penasaran banget sama kontol nya Mail."

Nita tersentak saat mendengar kata kontol.

'Please bu, udah bu, ini ga bener." Nita memohon sembari sedikit mengintip Mail yang kini hanya mengenakan CD. Ada tonjolan vertikal yang panjang dan besar, bahkan Nita juga melihat kepala penis Mail yang menyeruak keluar dari CD. Besar sekali, pikirnya. Jantung Nita berdegub tak taruan.

"Nikmati saja Nita, ini akan jadi rahasia kita bertiga disini."

"Berempat." sambar Swiwy.

Libido Nita perlahan menguasai dan kini membuatnya pasrah menyaksikan kejadian panas yang ada didepan nya. Dan akhirnya Bu Fany menurunkan CD Mail dengan cepat hingga kontol Mail terjatuh dan mengacung panjang ke depan, pipi Bu Fany pun sampai sempat terhantam kepala penis nya dan membuatnya tersentak kaget.
Nita tertegun gemetar, bibirnya sedikit menganga, mata nya terbelalak seolah tak percaya, akhrinya dia secara langsung melihat batang kemaluan pria yang selama ini duduk di samping nya tiap hari kerja. Terlebih ukuran nya itu, membuat hati nya merasa ngilu, rasa dingin juga menjalar dari kakinya naik keatas lewat tulang belakang nya., membuat tubuhnya mulai menghasilkan keringat dingin.

"Wah hebat kamu Mail, doi udah mulai dikuasai nafsu. Rencanamu Oke banget."

"Ayo sini liat lebih deket Nit, pegang langsung biar ga penasaran." Bu Fany kembali merayu sambil memulai mengocok batang penis Mail.

'Aaaaaaah..." Mail mendesah keenakan.

Nita masih mematung gemetaran melinguk kesana kemari.

"Tenang, aman kok." akhirnya Bu Fany menarik lengan Nita paksa. "Ruangan ibu gaada CCTV nya."

Penis Mail kini tepat di depan wajah Nita yang tertunduk bersama bu Fany di sebelahnya. Nita masih tidak bisa berkata-kata.

"Dipegang begini." celetuk Bu Fany sambil mengarahkan tangan Nita untuk menggenggam batang penis Mail. "Trus mulut kamu jilatin kepala nya."

'G-gak mau!" Nita tersentak wajahnya sedari tadi sudah merah, jari-jarinya merasakan benda itu begitu hangat, dari urat-urat nya terasa detak jantung dan darah yang terpompa mengalir begitu kencang.

"Kalo gitu ibu aja yang jilat." Bu Fany mulai menjilat dan mengulum kepala penis Mail sementara Nita mengocok batang nya.

Mail merasakan kenikmatan dan kelembutan di sekujur kelamin nya yang digerayangi oleh dua wanita sekaligus.

"Aaah, Nita..." Mail terduduk dan langsung melumat bibir Nita yang sudah pasrah.
Keduanya akhirnya berciuman penuh gairah. Lidah mereka beradu. Nita yang hanya bisa menutup mata merasakan kehangatan pelukan tubuh Mail yang sedari tadi telanjang. Tak menyiakan kesempatan, Mail pun menjamah payudara juniornya itu dan meremasnya dari luar baju. Nita sempat tersentak dan membalas dengan memulai menggerakkan tangannya pada batang panjang Mail yang keras, meraba dan menyelusuri nya dari pangkal tiap centi nya.

Bu Fany mundur dan duduk di atas meja, menyaksikan dan membiarkan kedua anak muda didepan nya beraksi. Sesuai arahan Mail, dia juga diam-diam merekam kejadian itu dengan HP Mail.

"Boleh ya Nit?" tanya Mail saat tangan nya mencoba membuka kancing kemeja coklat Nita.

Nita tampak terdiam. "Udah terlajur begini juga..." jawabnya pelan yang ternyata masih mengurut pelan penis Mail.

Mengetahui tak ada penolakan, Mail tersenyum dan mulai melucuti pakaian Nita.

"Se-sebatas toket aja ya..."


Tubuh kurus Nita terpampang di depan Mail hanya tertutup BH berwarna cream. Mail langsung menyosor nya, mendorong tubuh Nita hingga terlentang di atas lantai karpet ruangan.

"Aaaaaaahhhhn, geli bang...mmmm." teriak Nita sembari meronta menahan kepala Mail yang menjilati kulit disekitar area dada nya. Mail menikmati aroma tubuh Nita yang mulai tercampur keringat.

Mail menggunakan wajah dan mulutnya untuk menyingkap BH Nita dan akhirnya terlihat juga sepasang payudara teman sakantor nya yang selama ini hanya bisa dibayangkan oleh Mail.

"Toket mu cantik banget Nit. Ternyata pas banget di tangan." Payudara Nita cenderung turun kebawah namun tetap kencang ditambah puting nya yang melesak masuk ke dalam areola berwarna coklat tua mengkilap nya.

"Kalo punyaku cantik ga Mail?" tanya Swiwy menurunkan kain putih penutup dadanya. Tapi sepertinya tak dihiraukan Mail yang fokus dengan mangsa di depan nya.

"AAAHHHN, Ah, Jangan kenceng -kenceng Bang, AAAAHH!" Nita menggelinjang saat Mail dengan bersamaan menghisap dan menekan areola kiri dan kanan berniat untuk membuat putingnya mencuat keluar.

Entah kenapa Mail merasa sangat gemas dengan bentuk payudara Nita yang seperti itu.

"Aaaaaahhh, Mail...." Bu Fany tiba-tiba ikut melucuti pakaian nya dan meremas-remas sendiri payudaranya yang ditutupi bra renda warna merah. "Punya ibu juga dimainin Mail."


Setelah kini melepas Bra nya, Bu Fany mendekat dan menuntun tangan kanan Mail yang menganggur untuk meremas payudara nya. Tidak begitu kencang namun empuk, lembut sekali.

Mail menyuruh agar Bu Fany terlentang bersebelahan dengan Nita. Menyuruh keduanya untuk mengangkat kedua tangan mereka keatas agar keempat buat dada itu berbaris melintang.

Mail yang duduk diatas mereka berdua terpana dengan pemandangan yang membuat penis Mail semakin mengeras maksimal. Kulit Bu Fany terlihat lebih putih rata menyeluruh, khas wanita chindo, bahkan ketiaknya sangat mulus, sementara ketiak Nita sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang rapi, Ukuran payudara Bu Fany juga lebih besar, areola nya lebih besar dan berwarna pink cerah, dengan puting yang besar pula. Puting Nita yang mengeras dan mencuat keluar juga hitungan nya cukup besar untuk ukuran dada sekecil itu.

"B-bu, ini... mau sampai kapan?" tanya Nita yang ternyata meneteskan air mata nya.

"Sampai Mail puas Nita." jawab Bu Fany sambil mengecup kening Nita. "Kita harus kasih Mail kenang-kenangan yang tak terlupakan."

Tangan kiri Mail meremas dada kanan Nita sementara di sebelahnya dada kari Bu Fany di remas oleh tangan kanan Mail bersamaan.

AAAAAAAHHH!

Keduanya mendesah. Wajah Bu Fany terlihat begitu bernafsu sementara Nita sedari tadi hanya bisa menutup mata sambil menahan malu. Mail meremas dengan tekanan yang sama, merasakan sensasi nya dengan cermat, membandingkan kedua nya.

Lanjut Mail menghisap puting keduanya bergantian. Mail berharap payudara Bu Fany bisa mengeluarkan ASI, namun sayang nya sudah tidak.

Sementara asik menyusu, tangan Mail melepas rok selutut Bu Fany dan celana panjang kulot Nita sekali tarikan. Kedua tangan nya langsug melesak masuk ke dalam CD crem tipis milik Nita dan CD merah renda Bu Fany.

"Aaaah, jangan bang. Janjinnya kan toket aja." celetuk Nita tersentak dan segera merapatkan paha nya, mencegah jari Mail melesak menggerayangi vagina nya. Sementara tangan kanan Mail berhasil dengan mudah mengobok-obok lubang kewanitaan Bu Fany hingga makin becek dan mendesah tak karuan.

"Masukin kontol kamu Mail!" Bu Fany tak bisa membendung nafsu, dia melepas CD dan merangkak keatas tubuh Mail. Sekarang gantian dia yang duduk datas tubuh terlentang Mail. Dia mengarahkan penis Mail ke mulut vagina nya.

Mendengar itu Nita tersentak kaget mendengar kalimat itu keluar dari mulut atasan nya. Merasa heran dan takut Nita seketika mundur menjauh, mengambil kemeja nya untuk menutupi bagian dada nya.

"Bu Fany, Ba-bang Mail, udahan, hentikan semua ini."

"Ga bisa Nita, perintah ibu mutlak." potong Bu Fany. "Nyalakan HP mu dan rekam adegan ngentot ibu dengan Mail, cepat! Atau kamu juga ingin dipecat tanpa pesangon?!"

Nita terlihat gemetaran bimbang. Disisi lain dia juga sangat membutuhkan pekerjaan dan gaji dari kantor ini untuk membantu melunasi hutang orang tua nya.

"Cepat!"

Nita tersentak dan segera mengambil HP yang ada di saku celana nya yang terlepas di lantai. Nita mulai merekan saat Bu Fany mulai menurunkan tubuh nya sehingga membuat penis Mail melesak masuk seperti tertelan lubang kenikmatan Bu Fany.

"Aaaahhhhh, Bu Stefany." Mail mendesah saat merasakan sensasi WOT pertama kali nya. Gravitasi dan berat tubuh Bu Fany membantu menekan penis Mail masuk lebih dalam seluruhnya, hingga terasa menekan rahim nya.

Bu Fany tersentak, mulutnya terbuka lebar tanpa kata merasakan kenikmatan penis Mail yang bisa menusuk nya sedalam ini.

"OOOooh, gaada kontol yang masuk ke Ibu bisa sedalem ini Mail."

"Emang, sih kalo di lihat dari ukuran rata-rata, anu mu kelewat panjang sih..." Swiwy memberikan komentar tak penting.

Bu Fany perlahan mulai melakukan gerakan mengulek.

"Me-memek ibu enak bangeeeet..." lagi-lagi Mail merasakan sensasi kenikmatan seks yang belum pernah dia rasakan.

Nita yang merekam perlahan mulai mengintip dan menyaksikan adegan panas kedua orang yang dikenal nya tepat didepan mata. Ada desiran gairah yang tak bisa dikontrol mengalir ke area kewanitaan nya, seperti menahan pipis. Duduknya mulai tak tenang. Tangan nya tanpa sadar mulai turun dan mengelus pelan bibir vagina nya yang masih tertutup CD yang sudah sedari tadi lembab dan basah.

"Terlahir sebagai malaikat yang tidak memiliki nafsu, disitu kadang saya merasa sedih." gerutu Swiwy tak bersemangat sementara suasanya ruangan sangat dipenuhi gairah.

Bu Fany menghampiri wajah Mail dan mencium nya penuh gairah. Bu fany mengangkat pinggul nya dan langsung dengan cepat menggenjot penis Mail. Dinding vagina nya sangat licin, penis Mail bisa keluar masuk dengan cepat. Gesekan secepat ini membuat Mail merasakan sensasi kenikmatan paling enak sejauh ini.

PLOK PLOK PLOK!

"Ah! Ah! Aaaah! Ah!" suara peraduan semakin keras menggema bersamaan dengan semakin kencang nya genjotan Bu Stefany menyetubuhi Mail. Bu Fany sudah beberapa kali mengejang kaku orgasme. Dan yang tak disangka tangan Nita sudah masuk ke dalam CD nya dan mengobel vagina nya dengan sangat intens hingga membuatnya ikut mendesah kencang.

"G-gakuat, bu, mau... keluar."

"Aaaahn, ah, crotin di dalem Mail! Angetin rahim ibu sama sperma mu!"

"Ooooh, na-nanti ibu hamil gimana?" Mail mulai cemas. Namun Bu Fany justru semakin kencang mnegnggenjot Mail dan malah memeluknya erat, menciumnya, mengunci mulut dan tubuh Mail, tak membiarkan nya lepas seolah memaksa untuk ejakulasi di dalam vagina nya.

'Woooh ini dia, akhirnya Mail akan menjadi ayah!" mata Swiwy berbinar-binar.

Racauan keduanya membuat Nita semakin hilang kendali, semakin dalam dan cepat Nita melesak kan jari-jari nya ke lubang intim nya. Bahkan sampai sudah tidak memperdulikan HP nya yang terjatuh berhenti merekam.

AAAAAAAAAAH!!!

CROOOT!


Mail yang diselimuti kepanikan tak mampu menahan dan akhirnya menyemburkan sperma nya langsung masuk ke rahim manajer nya. Bu Fany dan Yunita ternyata juga mencapai klimak nya secara bersamaan.

Tatapan Mail kosong,nge blank, penisnya yang masih bersarang di Vagina Bu Fany terasa berkedut, menyemburkan lahar panas hingga tetes terakhir. Bu Fany tepar diatas tubuh nya. Mail dan Nita saling menatap dari jauh, keduanya gemetar merasa kosong namun sekaligus puas secara bersamaan.

"...haaaah, rahim ibu anget Mail." bisik Bu Fany. "Sayangnya ibu rutin suntik KB, jadi aman. Lagian sperma yang keluar agak dikit..."

Mendengar itu Mail bisa bernafas lega.

"I-ibu ga jadi meeting sama klien?" Mail mengingatkan. Seketika itu Bu Fany sontak berdiri, penis Mail yang menyusut copot diikuti rembesan sperma yang melngalir keluar dari bibir vagina Bu Fany.

"Duh, pasti udah nunggu lama Pak Robert. Ibu pergi dulu ya." dengan sat set Bu Fany bersiap dan merapikan diri.

"Ma-maf bu, saya pinjam ini (BH CD Bu Fany) buat lap banyak cairan yang berceceran disini." Mail mengkode.

"Sip, gausah pake aja ya, lagi gerah juga soalnya." Bu Fany memakai rok dan kemeja nya tanpa dalaman. Terakhir dia memakai blazer office , mengambil tas nya dan membuka pintu ruang nya yang terkunci. "Amplop mu ada di atas meja ya Mail."

Nita tampak lega saat pintu terbuka, namun tubuhnya begitu lemas.

"Nita, kamu lanjutin sama Mail ya. Kamu belum ngasih kado perpisahan lho, inget!"
Bu Stefany berlalu.

Nita perlahan berdiri, begitu juga dengan Mail. Mail mendekati dan membantu Nita yang memunguti pakaian dan celana nya yang ada di atas lantai karpet. Nita hanya terdiam.

'So-sori Nit, aku ngga tau apa yang terjadi sama Bu Fany tiba-tiba begitu..."

"Yang terjadi ya kamu sama Bu Fany ngentot di depan aku!" jawab Nita agak keras mencoba mencerna semua kejadian gila yang barusaja dilalui nya.

Mail terdiam.

"Aku ga tau harus gimana Nit. Aku juga gatau kedepan nya bakal gimana..."

"Gausah basa-basi, bang, sekarang kamu maunya apa dari aku buat perpisahan, biar ini cepet kelar?"

"NGGENTOOOT!" Teriak Swiwy mewakilkan Mail.

"Asal jangan ngentot! Enak aja...." lanjut Nita cepat. Swiwy mengsedih, begitu juga Mail di dalam hati.

Mail menatap Nita yang berdiri kikuk di depan nya sambil menutupi kedua payudara nya. AC ruangan berhembus begitu dingin.

"Aku cuma mau peluk kamu aja, boleh kan Nita?"

"Ya-yakin cuma peluk?" Nita tersentak kaget.

'Pasti ada udang dibalik batu nih..." Swiwy curiga.

"Yaa, kalo kamu ngga mau ya gapapa sih..."

"...mau." setelah sejenak diam Nita pun menjawab sambil mengangguk.

Mail mendekatinya dan memeluk nya. Keduanya yang tadinya kedinginan kini merasa hangat, saling menghangatkan dengan suhu tubuh masing-masing. Nita merasa nyaman dan memeluk balik tubuh Mail sembari sedikit terisak.

Mail menatap wajah sayu Nita yang manis, ada perasaan tak terungkap yang tersirat dari kedua mata yang saling memandang itu. Tak dapat dipungkiri keduanya berpelukan hampir tanpa batas kain menutupi.

"Boleh kucium Nit?"

Tanpa jawaban Nita langsung jinjit dan melumat bibir Mail, lidahnya langsung menggerayangi mulut Mail dengan penuh nafsu yang selama ini dia pendam. Mail pun dengan nafsu yang terpendam mengimbangi pergerakan lidah Nita didalam Mulutnya.

"AAAAH!" tangan Mail kembali merasakan kekenyalan payudara Nita, meremasnya dengan cukup kuat. Kali ini Nita mencoba menahan sakit nya membiarkan Mail melakukan sepuasnya.

Dari mulut Nita, Mail menjilat turun ke leher, payudara, menyusu di kedua puting Nita, turun keperut dan bahkan menjilati CD Nita yang basah di bagian bibir vagina nya .

"Sssssh, mmmmmmh, kok bang Mail menang banyak sih...." Nita mendesir keenakan saat lidah Mail melesak-lesak dari luar CD.

"Cawetnya lepas aja ya Nit?"

"Hee'ehm...." Nita hanya mengangguk pasrah.

Akhirnya pertahanan Nita jebol. Untuk pertama kali nya Mail melihat bentuk dan penampakan memek rekan kerja nya itu. Tembem dan bulu nya sangat tipis dan jarang, khas mirip punya daun muda.

Tak diduga penis Mail kembali bangkit perkasa. Nita pun masih tak bisa menyingkirkan kekaguman nya dari penampakan batang milik Mail yang panjang.


Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd