Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SSI Teman dari SD yang Alim hingga Menikah [REAL STORY] (UPDATE 16 APRIL 2024)

Apakah pengambilan pengalaman di cerita nya cukup detail, atau kurang detail?


  • Total voters
    173
Sorry agan2 sekalian, 2 Minggu lalu saya dirawat di RS karena demam tifoid jadi rencana awal publish cerita di hari Minggu gagal total. Setelah itu Istri minta ambil cuti beberapa hari buat liburan di Bandung - Ciwidey, dan baru ada waktu sekarang buat ngelengkapin. Kadang ada waktu kosong buat lanjut nulis pengalaman ini, tapi karena kerjaan dan "ngurus" Istri jadi waktu kosongnya dipakai buat istirahat.

Btw ada keinginan buat upload SS chat saya sama Istri dulu, tapi sayangnya karena photo background nya itu photo pribadi yang malah bisa bikin orang kenal dan mengundang PK, jadi saya urungkan buat share.​

________________________________

[MAIN STORY] PART 3​

Mundur untuk Melangkah Maju​

________________________________


Desain-tanpa-judul.png


Percakapan saya dan Anggi di rumah pada sore hari itu memenuhi isi kepala saya hingga malam hari, perasaan senang dan juga tidak sabar saya rasakan pada malam hari tersebut. Pengetahuan saya tentang hubungan seks hanya sebatas dari video porno saja, dan saya tahu bahwa tidak mungkin ketika waktunya tiba saya langsung menyuruh Anggi untuk menungging lalu menancapkan penis saya ke dalam pantatnya. Untuk mempersiapkan diri hingga waktunya tiba, saya pun melakukan googling mengenai anal seks, seperti tips-tips mengenai anal seks dan hal yang harus dilakukan sebelum melakukan anal seks.

Dari hasil googling di malam hari tersebut, saya mendapatkan beberapa pengetahuan bahwa sebagian besar perempuan tidak menikmati anal seks, apalagi mendapatkan orgasme. Selain daripada itu, kegiatan anal seks untuk pertama kali haruslah membutuhkan waktu yang cukup lama. Foreplay yang harus dilakukan untuk melakukan anal seks pun tidak bisa sebentar dan harus dilakukan secara bertahap, di mana anus perempuan harus dibiasakan dengan 1 jari terlebih dahulu, kemudian ditambah menjadi 2 jari selama beberapa hari, dan 3 jari selama beberapa hari. Setelah dirasa sudah terbiasa, anal seks baru bisa dilakukan. Waktu foreplay tersebut memang bisa dipersingkat dengan menggunakan buttplug berukuran panjang tipis dan pendek kecil, tetapi pada saat itu saya tidak memiliki buttplug ataupun pelumas yang memadai.

Tentu saja semua pengetahuan yang saya dapatkan pada saat itu menjadi berita buruk bagi saya, karena jika Anggi mendapatkan pengalaman buruk dari eksperimen pertamanya berhubungan seks dengan saya, maka tidak hanya hilangnya kesempatan untuk bereksperimen bersama, Anggi bisa saja marah dan menjauhi saya, dan lebih buruk lagi jika dia melaporkan hal yang dia alami kepada orangtuanya. Tidak bisa saya menggunakan benda lain seperti deodoran sebagai pengganti buttplug dan minyak zaitun sebagai pengganti pelumas, karena selain ada potensi kecelakaan, penggunaan barang-barang yang tidak semestinya bisa saja membuat Anggi merasakan rasa sakit yang teramat sangat.

Saya coba mengingat kembali beberapa cerita seks yang pernah saya baca selama ini, dan saya melihat hal-hal yang perlu diperhatikan agar perempuan / pacar kita mau melakukan hubungan seks di cerita seks tersebut adalah berikut :​
  1. Buatlah perempuan tersebut nyaman berbicara dengan kita;​
  2. Lempar umpan berupa topik-topik yang mengarahkan pembicaraan kepada hal-hal yang berbau seks agar perempuan tersebut penasaran dengan hal-hal tersebut;​
  3. Buatlah perempuan tersebut menjadi pihak yang mengendalikan pembicaraan tentang hal-hal yang berbau seks;​
  4. Usahakan topik pembicaraan selalu membahas hal-hal yang berbau seks;​
  5. Jangan tergesa-gesa dan tidak terlalu frontal agar perempuan tersebut tidak melihat kita sangat terobsesi dengan hal-hal yang berbau seks.​
  6. Dalam kegiatan seks, prioritas utama adalah membuat perempuan menikmati kegiatan seksual tersebut​
  7. Usahakan agar perempuan tersebut tidak menyesali kegiatan seksual tersebut.​
Poin nomor 1 hingga nomor 4 secara tidak sengaja sudah saya lakukan kepada Anggi pada sore tadi. Maka yang menjadi fokus utama saya selanjutnya adalah membuat Anggi menikmati kegiatan seks, dan hal tersebut akan sulit untuk dicapai jika kegiatan seks yang pertama kami lakukan pada waktu mendatang adalah anal seks. Agar Anggi tetap nyaman dan penasaran tentang eksperimen kami dalam jangka panjang, satu-satunya cara adalah dengan membuat Anggi mengalami orgasme untuk pertama kalinya terlebih dahulu.

Hal tersebut menimbulkan masalah baru, karena ketika itu saya tahu bahwa perempuan itu sulit mendapatkan orgasme dibandingkan laki-laki, selain itu juga satu-satunya cara untuk Anggi mendapatkan orgasme adalah dengan memberikan rangsangan di vagina nya baik menggunakan tangan ataupun mulut, sehingga sulit untuk dilakukan karena perlu ada persetujuan dari Anggi. Jika saya secara gegabah melakukan hal tersebut tanpa permintaan dari Anggi, tentu saja fatal akibatnya bagi saya.

Hampir selama 3 jam saya habiskan untuk googling dan juga berpikir tentang bagaimana caranya agar Anggi merasakan pengalaman seks pertama yang memuaskan sehingga dia akan semakin penasaran dan tidak akan ada penolakan ketika mencoba hal-hal baru nanti. Akhirnya saya berkesimpulan untuk memancing Anggi agar dia menjadi penasaran tentang rasa orgasme, dengan harapan agar Anggi sendiri meminta saya untuk memberikan orgasme pertama kepadanya.

Saya coba untuk melakukan percakapan via chat dengan Anggi membahas hal-hal yang tadi sore kami alami, lalu memancing Anggi agar dia semakin tertarik tentang orgasme.​

Saya : "Anggi, tadi sore Ibu nanyain ga ke rumah aku? .-."
Anggi : "Engga kok, soalnya kan aku udah izin duluan ke dia kalau aku mau kerumah kamu. Cuma dia nanyain aja kenapa pulangnya lama gitu ._."
Saya : "Terus kamu bilang apa ke dia? .-."
Anggi : "Ya terus terang aja karena nungguin kamu bangun tidur sama nyari bukunya, waktunya habis 1 jam cuma buat nungguin kamu bangun tidur -_-"
Saya : "Hehe, yamaaf. Namanya juga orang ngantuk ketiduran. XD"
Anggi : "Emang sih, tapi ya tetep nyebelin aja -_-"
Saya : "Lagian emang kenapa kalau waktunya habis buat nungguin bangun tidur, kan niat buat kerumah juga awalnya cuma buat minjem buku doang? .-."
Anggi : "1 Jam itu kan lumayan bisa dipake buat hal lain gitu, misalkan jajan atau nonton film gitu -_-"
Saya : "Nonton film apaan? .-."
Anggi : "Ya film apaan kek, terserah bebas -_-"
Saya : "Aku ga punya Film di komputer, isinya cuma game, tugas sama film yang tadi kamu tonton sore .-."
Anggi : "Jangan film BF dong, ya kan bisa streaming atau download dulu tadi tuh -_-"
Saya : "Oh, aku kira mau gitu nonton film BF bareng wkwkwk"

Percakapan kami yang semula lancar dan mampu kami balas dengan cepat, secara tiba-tiba terhenti di pesan terakhir yang saya kirimkan. Ada sekitar 15 menit saya menunggu Anggi membalas pesan tersebut, namun bahkan keterangan "sedang mengetik..." pun tidak ada sama sekali. Perasaan takut dan khawatir pun mulai muncul, "Bagaimana jika Anggi tertidur dan yang membaca pesan saya sebelumnya adalah saudara atau orangtua Anggi?", kucek status waktu pesan terkirim dan pesan terbaca, hanya ada jeda 1 menit. Tidak mungkin rasanya jika Anggi tertidur secara tiba-tiba dalam waktu sesingkat itu. Kucoba untuk mengirimkan pesan kembali ke Anggi untuk memastikan.​

Saya : "Hei, tidur? .-."
Anggi : "Maaf ya, tadi aku lagi makan dulu makannya ga aku balas pesan kamu sebelumnya .-."
Saya : "Oh ya gapapa, kukira kamu tidur .-."
Anggi : "Engga kok, aku ga tidur .-."

Percakapan kami kemudian buntu, entah karena Anggi tidak mau menjawab guyonan saya perihal menonton film BF bersama atau karena dia malu untuk menjawabnya. Saya coba memikirkan pembuka percakapan baru agar kami berdua tetap membahas hal-hal mengenai seks, namun nihil. Tidak mungkin saya mengulang kembali atau meminta Anggi menanggapi guyonan yang saya berikan sebelumnya di chat, karena bisa saja dia memang sengaja tidak mau membahas hal tersebut. Namun ternyata Anggi mengirimkan pesan baru ke saya :​

Anggi : "Kamu sekarang lagi ngapain? .-."​

Anggi ternyata membuka topik pembicaraan, apalagi yang sifatnya terbuka seperti ini. Tentu saja saya manfaatkan semaksimal mungkin dengan secara bohong mengatakan tengah menonton film BF untuk persiapan eksperimen kita nanti, karena disini posisi Anggi yang bertanya dan saya yang terkesan jujur dalam menjawab.​

Saya : "Lagi nonton film BF yang tadi sore kita tonton .-."
Anggi : "Dih, ngapain nonton itu lagi coba? -_-"
Saya : "Buat persiapan eksperimen kita nanti lah, emang buat apalagi sih? -_-"
Anggi : "Persiapan anal? beneran mau nyoba gituan? .-."
Saya : "Kan kamu sendiri yang tadi sore bilang penasaran terus ngajakin buat nyoba kalau ada kesempatan, dih malah pura-pura lupa -_-"
Anggi : "Emang penasaran sih, cuma kalau dipikir-pikir lagi takut kebablasan nanti kita pas coba-coba gituan .-."
Saya : "Kebablasan gimana? hamil gitu? -_-"
Anggi : "Iyalah -_-"
Saya : "Ga bakalan kali, kalau main Anal tuh ga bakalan bisa bikin hamil karena lubangnya aja beda -_-"
Anggi : "Iya emang sih .-."
Saya : "Lagian kan udah aku bilang juga tadi sore, kalau aku sendiri juga ga mau main di Vagina karena selain ada resiko hamil, yang kayak gitu harus pas waktu spesial buat malam pertama setelah kita nikah nanti -_-"
Anggi : "Kenapa ga dua-duanya aja nanti pas udah nikah? :)"
Saya : "Emang bisa sih, cuma kan kalau suami istri itu harus mandi wajib kalau penis masuk ke vagina kan? tapi kalau ke pantat itu ga disuruh buat mandi wajib jadi ya ga masalah berarti kalau anal pas belum nikah. Lagian juga kamu penasaran ingin nyoba kan? .-."
Anggi : "Ya ingin sih, cuma ya tetep takut aja. Selain takut kebablasan dan jadi hamil, juga takut sakit juga soalnya lubang pantat kan kecil banget .-."
Saya : "Lubang pantat sama Vagina itu sama-sama elastis, yang bikin sakit itu kalau ceweknya tegang ga rileks sama kurang pemanasan -_-"
Anggi : "Pemanasan tuh maksudnya gimana? .-."
Saya : "Kasih stimulasi gitu supaya rileks sama ototnya ga kaku, kalau ke vagina ya macam oral dulu sampai basah, terus kalau ke pantat ya dicolok terus diputar-putar gitu sama jari .-."
Anggi : "Bentar, oral itu apaan? .-."
Saya : "Oral itu ngejilat-jilat alat kelamin, kalau cewek yang dijilat itu bagian klitorisnya, ada di bagian atas lubang vagina gitu .-."
Anggi : "Dih emang enak ya ngelakuin gitu? .-."
Saya : "Katanya sih di pihak laki-laki sih ga ada rasa enak atau ga enak,. Cuma ya katanya sih bikin cewek keenakan sampai ketagihan gitu .-."
Anggi : "Ga kebayang sih rasanya gimana, terus emang gapapa kamu oral aku gitu nanti? kan katanya cuma cewek doang yang keenakan, cowoknya ga ngerasain apa-apa. .-."
Saya : "Ya emang, ga masalah sih asalkan aku bisa liat dan bikin kamu ngerasa keenakan juga ga masalah. Apa kamu juga mau ngasih aku oral? .-."
Anggi : "Kasian aja gitu, aku keenakan tapi nanti kamu ga ngerasain apa-apa. .-."
Saya : "Ga masalah kok aku ga ngerasain apa-apa juga, yang penting buat aku sih kamu nyaman aja .-."
Anggi : "Aku juga ga masalah kok kalau misalkan ngasih kamu oral, cuma takut salah nanti soalnya belum pernah ngelakuin itu .-."
Saya : "Lah ya sama aku juga baru pertama kali nanti ngelakuin oral -_-"
Anggi : "Tapi ya beda lho, kalau kamu kan nanti itu cuma jilat-jilat vagina aku kan? Sedangkan ya aku kan harus ngulum penis kamu, tadi sore yang ngeliat dari balik celana aja kayaknya panjang sama gede banget gitu .-."
Saya : "Ukurannya aja cuma 15 cm dan itu pun rata-rata sih, ga besar tapi juga ga kecil. Anggap aja kayak makan pisang coklat tapi cuma dikulum gitu. .-."
Anggi : "Tetep aja, aku juga kan belum pernah liat bentuk penis secara langsung kayak gimana. Makannya aku pikir pasti gede banget dan ga akan bisa masuk ke mulut, apalagi ke pantat -_-"
Saya : "Salah sendiri tadi sore kenapa ga minta buat liat penis secara langsung -_-"
Anggi : "Tadi kan keburu dipanggil sama Ibu buat pulang -_-"
Saya : "Terus mau liat nih sekarang? Aku kirimin nih photonya -_-"
Anggi : "Ga usah, nanti aja pas ketemuan langsung .-."
Saya : "Yaudah, berarti kamu nanti juga mau ngasih oral ke aku gitu ya? .-."
Anggi : "Iya, kasian juga ke kamu kalau cuma aku doang yang keenakan .-."
Saya : "Berarti nanti antara kita giliran ngasih oral, atau kita nanti posisi 69 .-."
Anggi : "Posisi 69 itu apalagi dah? -_-"
Saya : "Itu tuh posisi buat saling ngasih oral satu sama lain, jadi nanti satu orang itu berbaring, terus 1 orang nya lagi di atas orang tadi, cuma berlawanan arah. Jadi nanti selangkangan nya masing-masing itu berada di depan muka semua .-."
Anggi : "Oh iya ngerti2, terus emang nanti mau dilakuin dimana? .-."
Saya : "Dirumahku juga bisa sih, kan emang dari siang sampai malam itu cuma aku sendirian di rumah .-."
Anggi : "Sedih amat, kayak sebatang kara gitu hidupnya ga ada keluarga wkwkwk"
Saya : "Dih nyebelin banget -_-"
Anggi : "Wkwkwkwk"
Saya : "Jadi sepakat ya kita mau coba oral dulu? .-."
Anggi : "Kalau di rumah kamu ga ada orang sampai sore, ya kayaknya itu oral sama anal juga bakal bisa dicoba semua sih dalam 1 hari .-."
Saya : "Emang sih, vagina sama anus kan berdekatan. Jadi pasti kalau misalkan mau coba anal itu kan kamu lepas rok sama celana dalam, otomatis ya keliatan vaginanya, lebih efisien emang buat coba oral sekalian .-."
Anggi : "Berarti jadi nih ya nanti? .-."
Saya : "Ya itu mah gimana kamu. Kalau aku sih penasaran sama ingin nyoba, cuma ya karena ini kan kamu yang bakal ngalamin, harus ada persetujuan juga dong dari kamu, ga bisa aku maksa kamu buat ngelakuin itu .-."
Anggi : "Hmmm, gapapa sih kayaknya. Soalnya yang ngelakuin itu kan kamu ini sih, dan aku yakin kamu juga ga bakal bikin aku sakit atau nyesel .-."
Saya : "Beneran? .-."
Anggi : "Iyaaaa, lagian kalau misalkan kebablasan terus hamil ya aku bakal minta tanggung jawab. Lumayan juga sih nanti aku kan bisa dapat harta warisan keluarga kamu wkwkwkwk"
Saya : "Dih, dasar matre. Brarti gapapa nih kebablasan buat nyoba di vagina? :)"
Anggi : "Awas aja kalau coba-coba, nanti aku laporin kamu perkosa aku -_-"
Saya : "Wkwkwkw, ga bakalan coba2 kok. Lagian gimana bisa disebut perkosa kalau kamu sendiri penasaran minta coba, ditambah juga saling suka satu sama lain XD"
Anggi : "Tetep ajaaaaa, udah pokoknya nanti jangan kebablasan aja! -_-"
Saya : "Iya okeeeeeee"
Anggi : "Udah ah aku mau tidur, jangan bahas2 lagi perihal tadi setelah ini karena pesan nya mau dihapusin. Takut nanti Ibu atau Ayah cek HP terus ketauan kita bahas ginian -_-"
Saya : "Iyaaa, aku mau main game dulu kalau gitu yaaa"
Anggi : "Iya sok, jangan kemalaman main game nya -_-"

Rencana saya agar Anggi tertarik dengan orgasme pun berjalan dengan mulus, awalnya saya mengira bahwa cara Anggi mendapatkan orgasme adalah dengan melakukan kegiatan petting (mengelus-ngelus rok di bagian klitorisnya agar terangsang dan membuat Anggi orgasme), namun tidak saya duga jika Anggi memberikan izin untuk melakukan oral seks langsung kepadanya, walaupun memang wajar jika Anggi memberikan izin karena Anggi sendiri tidaklah sepenuhnya polos.

Di side story sebelumnya pun sudah dijelaskan bahwa Anggi sendiri sudah sering membaca cerita seks di Wattpad dan juga sudah beberapa kali masturbasi dengan bidet. Pemberian izin tersebut pun adalah hasil dari rasa penasaran Anggi tentang orgasme yang didapatkan dari oral seks, karena di dalam cerita seks yang sering dia baca di Wattpad, karakter utamanya menjelaskan bahwa perbedaan antara orgasme dari hasil masturbasi dengan orgasme dari hasil oral seks itu bagaikan langit dan bumi, apalagi jika orgasme dari hubungan seks vaginal dan anal. Singkatnya dulu saya mengira jika Anggi ini polos tentang hal-hal seksual, namun ternyata ketika sudah menikah dia mengatakan bahwa dulu dia tidak sepenuhnya polos, dia tahu sedikit namun hanya memiliki pengalaman masturbasi seorang diri saja.

Keesokan harinya saya pun mulai merencanakan waktu agar eksperimen oral seks dan anal seks kami berdua bisa terlaksana. Saya mencari waktu di mana saya sudah berada di rumah dan Anggi sendiri sudah ada di rumah, dan hal ini cukup sulit karena walaupun kami berdua tinggal cukup berdekatan, kami berbeda sekolah dan jaraknya pun berjauhan. Anggi yang waktu itu menjadi anggota OSIS serta anggota Pramuka sekolah membuat dirinya selalu pulang lebih sore dari kawan-kawannya dan berdampak pada sulitnya kami untuk melakukan eksperimen tersebut. Hari Minggu dan Sabtu pun tidak masuk di rencana karena kedua orangtua saya biasa mengambil libur di hari tersebut dan menyerahkan pekerjaannya kepada anak buahnya di pasar.

Seiring berjalannya waktu, intensitas komunikasi kami berdua semakin berkurang dan semakin sering juga kami berdua bertengkar (walaupun via chat). Permasalahan nya sepele, hanya perihal komunikasi yang semakin berkurang namun semakin menumpuk. Semakin rendahnya tingkat komunikasi kami berdua membuat hubungan kami semakin merenggang, percakapan tentang seks dan janji eksperimen yang dulu pernah kita bahas berdua di chat pun tidak pernah disinggung ulang baik oleh saya maupun oleh Anggi, bagi saya sendiri alasan mengapa saya berhenti membahasnya karena jika saya membahas ulang topik seks ketika hubungan kami masih renggang, ditakutkan Anggi merasa bahwa saya terobsesi dengan seks dan bisa saja Anggi memutus kontak dengan saya. Saya sendiri meyakini bahwa hubungan kami berdua haruslah menggunakan metode "tarik ulur" seperti bermain layang-layang, buat perempuan tertarik membahas dan mencoba hal-hal berbau seksual, laki-laki hanya sebagai fasilitator supaya tidak dianggap sebagai buaya dan Penjahat Kelamin yang hanya peduli pada hal-hal seksual saja (Walaupun memang perasaan cinta saya kepada Anggi itu murni, hanya saja kebetulan ada nafsu juga tumbuh setelahnya).

Sekitar bulan April yaitu 1 bulan setelah percakapan seks kami di chat, secara kebetulan saya dikontak oleh anak DKM untuk mempelajari Agama Islam. Beberapa pembahasan menyinggung tema-tema sosial politik yang secara kebetulan juga merupakan minat saya, dan oleh karena itulah saya semakin memperdalam Ilmu Agama bersama kelompok anak DKM ini dengan mengikuti beberapa kegiatan dan seminar, beberapa hal-hal yang dibahas salah satunya adalah gerakan IndonesiaTanpaPacaran. Sebagai seseorang yang ikut serta dalam kegiatan tersebut namun ternyata di belakang memiliki pacar adalah suatu aib yang sangat besar bagi saya, dan hal tersebut menjadi salah satu penyebab mengapa hubungan saya dengan Anggi pun semakin merenggang.

Hanya dalam waktu 3 bulan sejak saya dikontak oleh kelompok anak DKM ini, saya mengalami perubahan yang sangat signifikan. Yang biasanya tidak full shalat dan itupun dikerjakan di rumah, berubah menjadi full shalat 5 waktu dan seringkali dilakukan di masjid. Perihal sikap dan tutur kata saya masih sopan seperti dulu, hanya saja saya menjadi terlihat jelas menjaga pandangan dan juga hubungan dengan lawan jenis. Koleksi video BF dan juga Anime pun saya hapus semuanya tanpa pikir panjang, mungkin saya pada saat itu mengalami fase yang disebut sebagai Pemuda Hijrah 180 derajat.

Hingga menjelang kenaikan kelas ke kelas 11 pun, tidak ada interaksi chat antara saya dengan Anggi. Saya terkadang masih teringat dulu ketika kami berdua membahas hal-hal berbau seks, namun pada saat itu saya mencoba untuk menghiraukan dan menganggap itu sebagai catatan kelam di masa lalu yang tidak perlu dibahas ulang. Perasaan cinta dan sayang saya kepada Anggi bersamaan dengan perasaan gundah karena memiliki pacar membuat hubungan kami berdua merenggang, dan sebagian besar disebabkan oleh saya sendiri karena ketika Anggi mengirimkan chat, saya berpura-pura sedang sibuk atau tidak dapat menjawab pesan darinya. Cukup lama saya merenungi dan memikirkan bagaimana kelanjutan hubungan kami berdua ke depan, lalu akhirnya saya dengan mantap memilih keputusan :
"Kita harus putus, aku ingin menjadi lebih baik dan menjadi lebih pantas buat kamu. Ini bukan berarti saya tidak lagi cinta dan sayang lagi ke kamu, tapi justru karena saya sangat mencintai dan menyayangi kamu, aku ingin kita putus supaya aku bisa menjadi orang yang terbaik buat kamu. Tunggu sampai kelulusan SMA nanti, aku bakal menjadi orang yang pantas buat kamu dan bakal menepati janjiku buat meminangmu menjadi istriku"​

Itulah yang saya katakan kepada Anggi secara langsung, pertemuan yang saya minta untuk dilakukan pada malam hari di depan rumahnya untuk mengatakan suatu hal. Anggi pada saat itu tidak menunjukkan raut wajah sedih sedikitpun, namun dia hanya tersenyum dan mengatakan dengan suara yang pelan nan lembut :

"Iya gapapa, aku bakal nunggu kamu. Dan Aku juga bakal memantaskan diri buat jadi pasangan kamu di masa depan nanti"

Tepat di tanggal 30 Juni, hubungan kami berdua berakhir. Kami tidak lagi berpacaran dan tidak lagi melakukan komunikasi apalagi kontak fisik hingga kelulusan SMA. Selama masa SMA saya fokus untuk meningkatkan prestasi dan juga kualitas diri, mengikuti lomba-lomba dan mempelajari agama agar saya menjadi pantas untuk Anggi di masa depan. Satu hadits yang membekas ketika saya mempelajari agama :
"Wanita yang keji akan berpasangan dengan laki-laki keji, sedangkan wanita yang baik akan berpasangan dengan laki-laki yang baik pula"​

Tujuan saya pada saat itu menjadi lebih baik adalah agar bisa berpasangan dengan Anggi, karena saya merasa waktu itu belum pantas dengan Anggi. Dengan asumsi bahwa Anggi merupakan perempuan yang baik, maka saya pun harus menjadi laki-laki yang baik agar bisa menjadi kekasihnya.

Beberapa minggu setelah kami putus, saya mendengar kabar bahwa Anggi pun mulai mengkaji agama. Dan yang lebih mengagetkan adalah Anggi sendiri mengkaji agama di kelompok yang sama dengan saya. Walaupun begitu, tidak pernah kami berdua bertemu ataupun mencoba saling menghubungi satu sama lain hingga kami berdua lulus SMA. Saya mengira bahwa hijrah kami berdua akan tetap kokoh hingga kami berdua menikah, namun perkiraan itu hancur di bulan Juli setelah kami berdua lulus SMA.

=== BERSAMBUNG ===


___________________________​


Tidak terima ajakan 3S, Swinger, Dsb..​

Tidak menerima PM apapun..​

 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd