Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SSI Teman dari SD yang Alim hingga Menikah [REAL STORY] (UPDATE 16 APRIL 2024)

Apakah pengambilan pengalaman di cerita nya cukup detail, atau kurang detail?


  • Total voters
    173
Sorry lama update, karena waktu luang buat nulis kelanjutan cerita ini hampir ga ada. Kerjaan numpuk dan sepulang kerja langsung istirahat, giliran ada waktu istirahat malah istri minta jatah atau minta jalan-jalan ke luar. Untuk Part 6 ini isinya hampir 13.500 kata, lebih panjang dari sebelumnya kurang lebih sekitar 10.000 kata. Untuk update seperti biasa ya TBA (To Be Announced), tapi pasti update walaupun bisa dipastikan lama, karena saking ga ada waktunya sampai-sampai cuma bisa cek forum dan thread doang. Ditunggu sekali komentar tentang pengalaman saya ataupun kritik/saran tentang tulisan di thread ini. Kalau agan protes karena update nya kelamaan, ya maklum aja karena saya sibuk IRL, selain itu juga saya bikin thread ini cuma sekedar ingin berbagi saja.​

________________________________

[MAIN STORY] PART 6

Kulit dan Kulit

________________________________


De1dase.png
Anggi : "Enak ga?" - Ujar Anggi sambil tersenyum, setelah dirinya selesai menelan air mani dan tangan kanannya masih memegang penis saya​

Nafas saya masih terengah-engah akibat oral seks yang diberikan oleh Anggi, rasa geli pun masih bisa saya rasakan di kepala penis saya pada saat itu. Saya hanya bisa menunjukkan tawa kecil dan beberapa sapan lembut di kepala Anggi karena tidak tahu ekspresi ataupun respon yang tepat setelah menerima oral seks, terlebih oral seks tersebut tidak saya minta melainkan diberikan secara spontan oleh Anggi,. Bahkan pada saat itu saya masih sibuk dengan pikiran saya sendiri, apakah hal yang baru saja saya alami itu mimpi atau bukan.
Saya : "Iya enak banget dek, rasa gelinya masih bisa mas rasain. Btw serius itu air mani nya kamu telen semua?" - ujar saya sambil tertawa kecil dan meringis karena menahan sensasi geli yang masih terasa di penis.
Anggi : "Serius, nih liat aja" - Ujar Anggi, kemudian membuka lebar mulut sambil menjulurkan lidahnya untuk membuktikan. Nampak ada sedikit air mani yang masih menempel di lidahnya.
Saya : "Terus rasanya kayak gimana?" - Ujar saya sedikit kaget
Anggi : "Rasanya asin kecut gitu, terus tekstur agak kental jadinya rada susah buat ditelan sih. Emang air mani ga boleh ditelen ya?" - Tanya Anggi heran
Saya : "Engga kok, malah ya emang harusnya ditelen air mani tuh. Mas nanya karena kaget aja, soalnya yang mas tau kebanyakan cewek ga mau nelen air mani, apalagi kasusnya kan kamu baru pertama kali" - Ujar saya
Anggi : "Oh gitu ya, soalnya itu tiba-tiba juga jadinya ga kepikir mau dibuang kemana, makannya aku telen aja semuanya. Walaupun tekstur sama rasanya rada aneh gitu, tapi ya masih bisa aku tolerir sih" - Ujar Anggi​

Anggi pun membalas jawaban saya dengan terengah-engah sambil tertawa kecil, dia pun kemudian mengambil gelas yang berdiri di atas meja. Air di gelas tersebut pun langsung diminum habis oleh Anggi, nampaknya Anggi kelelahan setelah memberikan oral seks. Saya terus mengelus-elus kepala Anggi karena tidak tahu apa yang harus saya lakukan atau obrolan apa yang harus saya buat setelah itu, penis saya yang semula berdiri tegak pun perlahan mulai mengecil dan mengkerut.
Anggi : "Ih penisnya jadi mengecil lagi ya, padahal barusan masih gede" - Ujar Anggi, sambil kembali menyentuh penis saya
Saya : "Iya emang gitu, kalau laki-laki udah ejakulasi pasti nanti penisnya bakal mengecil lagi" - Ujar saya berusaha menjelaskan
Anggi : "Berarti ga bisa membesar lagi dong ya?" - Tanya Anggi
Saya : "Ya bisa sih, cuma paling butuh waktu. Laki-laki kan gitu, mereka cuma bisa keluar sekali, beda sama cewek yang bisa keluar beberapa kali" - Ujar saya
Anggi : "Loh emang gitu ya? - Tanya Anggi penasaran
Saya : "Iyalah, kamu pernah denger yang namanya obat kuat kan? Itu kan umumnya buat laki-laki supaya tegang nya tahan lama" - Jawab saya
Anggi : "Emang cewek ga ada obat kuat gitu? Soalnya aku aja tadi keluar itu capek lho" - Tanya Anggi
Saya : "Ga tau juga sih, yang mas tau kalau buat cewek sih obat perangsang. Cewek sih ga butuh obat kuat, mereka kan kalau pas hubungan seks itu sebagai pihak yang menerima, sedangkan kalau cowok kan sebagai pihak yang ngasih" - Ujar saya
Anggi : "Obat perangsang gitu maksudnya gimana sih?" - Tanya Anggi penasaran
Saya : "Ya mas ga tau lah, kan mas ga pernah beli kayak gituan. Mungkin sifat obatnya itu bisa bikin klitoris cewek lebih sensitif dari biasanya, jadinya kalau klitorisnya kena rangsangan dikit pun efeknya jadi besar banget, dan itu yang nanti bikin cewek keluar" - Ujar saya menjelaskan
Anggi : "Ga kebayang rasanya keluar dua kali gitu kayak gimana, satu aja lemes banget, apalagi keluar dua kali" - Ungkap Anggi sambil menggetarkan tubuh seakan dirinya tengah merasakan geli
Saya : "Yaudah sini sekarang giliran mas yang ngasih kamu oral seks, ga adil dong masa kamu udah ngasih mas oral sedangkan mas sendiri ga ngasih oral ke kamu" - Protes saya
Anggi : "Gapapa kamu aja, aku sih ga usah. Nanti pas kita udah nikah, mas mau jilat atau mau colok vagina aku juga bakal aku kasih" - Ungkap Anggi dengan nada usil
Saya : "Dih ga adil, terus kenapa kamu tadi ngasih oral seks ke mas coba?" - Protes saya
Anggi : "Ga tau aku juga. Awalnya penasaran doang bentuk penis asli tuh kayak gimana, terus pas liat penis sama precum diujung kepala penis kamu, secara reflek aja aku langsung ngulum penis kamu" - Ujar Anggi
Saya : "Dih aneh banget, kok bisa refleks ngulum penis tanpa ada alasan sih?" - Tanya saya kembali
Anggi : "Serius aku juga ga tau, emang nyatanya ya gitu ga ada alasan apapun" - Bela Anggi
Saya : "Apa jangan-jangan karena kamu itu kondisinya udah sange banget, makannya langsung ngulum penis mas ya?" - Tanya saya kembali karena masih tidak percaya
Anggi : "Dih enak aja, serius ga ada alasan apapun, itu murni aku reflek" - Bela Anggi kembali
Saya : "Beneran? soalnya aneh banget gitu. Pikirin aja deh ama kamu, kecil banget kan kemungkinannya kalau tiba-tiba cewek ngulum penis cowok tanpa diminta, apalagi awalnya aja kamu yang penasaran ingin liat bentuk penis cowok langsung?" - Ujar saya
Anggi : "Dih fitnah, kan mas yang nawarin buat ngasih liat penis kamu" - Protes Anggi
Saya : "Mas nawarin karena kamu bilang kamu penasaran, pada akhirnya kan kamu yang milih buat ngambil tawaran itu atau engga. Jadi ya itu kan kuncinyaa di kamu, bukan di mas" - Ujar saya sambil tertawa
Anggi : "Dih nyebelin banget, udah ga usah dibahas lagi perihal kenapa aku tiba-tiba ngulum penis kamu. Pokoknya emang itu refleks aja, ga ada maksud apapun" - Protes Anggi
Saya : "Yaudah deh iya, terus kalau cuma liat vagina kamu doang boleh ga?" - Tanya saya
Anggi : "Ya sama itu juga, nanti pas kita udah nikah" - Jawab Anggi
Saya : "Kenapa sih?" - Tanya saya
Anggi : "Aku takut kita kelewatan terus malah kecelakaan. Soalnya walaupun kamu janji kamu ga bakal ninggalin aku, kan ga tau kedepannya bakal kayak gimana" - Ungkap Anggi sambil memasang ekspresi sedih
Saya : "Hmm, iya deh yaudah mas ga bakalan maksa kalau kamu bilang gitu. Kalau mas nanti lagi minta kamu ngasih oral seks, bakal dikasih ga?" Tanya saya
Anggi : "Haha, enak banget ya penisnya dikulum kayak tadi pak?" - Tawa Anggi dengan senyuman nakal
Saya : "Hehe, iya enak banget. Soalnya udah ngerasain rasanya penis dikocok sama mulut kamu kayak tadi, sensasi ngocok sama tangan sendiri pasti ga bakalan nikmat lagi" - Ujar saya tertawa malu
Anggi : "Yaudah, kalau kamu doang yang aku oral gapapa, itupun kalau ada kesempatan macam sekarang di rumah mas gini. Tapi kalau kamu mau ngasih aku oral seks, itu ga akan aku kasih ya" - Ujar Anggi
Saya : "Yah, yaudah deh kalau gitu" - Balas saya
Anggi : "Sabar ya, ini juga demi kebaikan kita" - Ujar Anggi
Saya : "Iya yang, mas paham kok" - Ujar saya​

Anggi yang masih duduk di bawah lantai selanjutnya mengangkat celana pendek saya dan membantu memakaikan kembali, setelah itu Anggi berdiri dan duduk di atas saya, dia langsung memeluk sambil mengusap-usap punggung saya. Pelukan dan usapan punggung yang Anggi berikan tersebut juga saya balas kembali dengan hal yang sama, kedua tangan saya memeluk Anggi sedangkan tangan kiri saya mengusap punggung dan tangan kanan saya mengelus kepala Anggi.
Anggi : "Aku sayang banget sama kamu mas, makasih ya udah mau ngerti" - Bisik Anggi di telinga saya, sambil dirinya duduk di atas paha saya dan memeluk serta mengusap-usap punggung saya.
Saya : "Iya mas juga sayang banget sama kamu dek, mas ga bakal nyakitin dan maksa kamu ngelakuin apa yang kamu ga mau"- Bisik saya di telinga Anggi, sambil mengusap-usap punggung dan kepala Anggi
Anggi : "Iya, nanti juga ada saatnya kok. Sabar ya mas" -Ujar Anggi sambil menatap wajah saya
Saya : "Iya dek, kamu juga ya" - Ujar saya sambil menatap wajah Anggi​

Setelah percakapan tersebut kami berciuman beberapa kali dan bertahan dengan posisi tersebut sekitar 5 menit lamanya. Setelah itu Anggi pun kembali duduk disamping saya dan bersandar di bahu. Setelah eksperimen oral seks yang tidak terduga tersebut, kami bersikap seperti pasangan biasa pada umumnya seperti mengobrol, bercanda, dan menonton video apapun di internet bersama-sama. Sesekali obrolan kami pada hari itu pun membahas hal yang barusan terjadi, namun tidak ada kegiatan serupa kembali pada hari itu, mungkin karena kami berdua telah mendapatkan orgasme, sehingga keinginan untuk melakukan hal seksual yang serupa pun hilang.

Kegiatan kami berdua pun selesai menjelang Dzuhur dan Anggi pun pulang ke rumahnya seorang diri. Saya pun membereskan rumah agar kedua orangtua saya tidak curiga jika ada yang berkunjung ke rumah pada pagi hari. Setelah membereskan ruang tamu, saya kembali ke kamar saya dan langsung berbaring mengingat-ngingat apa yang barusan terjadi. Percakapan saya dengan Anggi, eksperimen dan sentuhan-sentuhan yang diberikan oleh Anggi ke penis saya, hingga momen di mana Anggi secara tiba-tiba mengulum penis saya dan memberikan oral seks hingga saya mencapai ejakulasi, semua ingatan tersebut saya bayangkan kembali agar momen tersebut bisa selalu diingat oleh saya di masa depan. Saya mengirimkan chat ke Anggi untuk memastikan apakah dia sudah sampai rumah dan apakah dicurigai oleh orangtuanya :
Saya : "Udah sampai rumah, dek? .-."
Anggi : "Udah mas, malah ini udah selesai mandi ._."
Saya : "Oh gitu, terus Ibu nanyain ga tadi pagi kamu kemana? ._."
Anggi : "Nanyain doang tadi dari pagi itu kemana terus kenapa baru pulang, ya aku balas aja main sama temen gitu ._."
Saya : "Ibu ga nanyain temen kamu nya siapa? .-."
Anggi : "Kebetulan engga nanyain sih .-."
Saya : "Syukur atuh kalau gitu"
Anggi : "Iya emang. Kamu sekarang lagi ngapain? ._."
Saya : "Lagi tiduran sambil inget-inget lagi momen dan sensasi kamu ngulum penis mas sampai keluar, apalagi pas kamu nelen sama jilatin sisa mani yang ada di penis mas, itu menggoda banget ._."
Anggi : "Dih jangan dibayangin gituuu. Malu tauuuu ._."
Saya : "Malu kenapa? ._."
Anggi : "Ya malu, soalnya aku ngelakuin hal kayak gitu ._."
Saya : "Ngelakuin apa? Nyepong penis mas sampai keluar gitu? ._."
Anggi : "Iya, aku juga ga ngerti kenapa aku ngulum penis kamu ._."
Saya : "Mungkin aja karena kamu emang lagi horny kali, soalnya sebelum itu kan kamu habis orgasme .-."
Anggi : "Iya kali ya, soalnya ya aku malu dan takut kamu mikir aku perempuan yang aneh-aneh gitu ._."
Saya : "Gausah malu, mas suka kok kamu gitu ._."
Anggi : "Mas suka? Kok bisa? ._."
Saya : "Semua laki-laki itu suka ketika perempuan yang dia cintai itu ngelakuin hal-hal kayak gitu ke mereka"
Anggi : "Termasuk kamu juga? ._."
Saya : "Iyalah, kan mas laki-laki. Apalagi kamu kan kalau di luar itu keliatan alim dan polos gitu, tapi ternyata tau hal-hal berbau seks sampai berani ngasih oral seks ke laki-laki yang dia sukai. Perbedaan yang mencolok itu justru yang mas suka ._."
Anggi : "Hmm, kamu suka aku yang keliatan alim sama polos gitu ya ._."
Saya : "Iyaaaaa, apalagi pas kamu nyepong penis mas dengan kondisi kamu pakai pakaian lengkap dan kerudung lebar gitu. Ngebayangin nya aja bikin penis mas tegang lagi sekarang ._."
Anggi : "Seriusan penis kamu tegang sekarang? coba photoin ._."
Saya : "Iya serius, sebentar mas photoin dulu"​

Saya pun kemudian memphoto penis saya yang sudah tegang, lalu photo tersebut langsung saya kirimkan ke Anggi
Saya : "Nih buktinya, tegang kan? ._."
Anggi : "Iya beneran tegang ternyata, itu warnanya udah rada gelap gitu pasti keras banget deh ._."
Saya : "Iya emang ini aja kerasa keras banget. Dikulum lagi sama mulut kamu pasti enak deh ._."
Anggi : "Sendiri pake tangan dulu aja, biasanya juga kan gitu :p"
Saya : "Ga mau ah, soalnya lebih enak pake mulut kamu dek .-."
Anggi : "Dih ya enak di kamu, akunya yang capek tau harus gerakin kepala mulu :')"
Saya : "Kan tinggal pake posisi yang lain, kamu ngulum penis mas sambil duduk atau kamu ngulum penis mas sambil tiduran, nanti yang gerak itu mas, kamu cukup diem aja ._."
Anggi : "Sambil tiduran caranya gimana dah? -_-"
Saya : "Susah dijelasiinya, nanti aja kalau ketemu lagi nanti mas tunjukkin._."
Anggi : "Emang kita mau ketemu lagi? :p"
Saya : "Emang rasa kangen kamu ke mas udah terpenuhi? ga mau ketemu lagi berarti nih sama mas? -_-"
Anggi : "Masih kangen sih ._."
Saya : "Iya sama mas juga masih kangen. Saking kangennya, kayaknya pas kamu baru masuk rumah mas aja, mas bakal peluk sama lumat habis bibir kamu"
Anggi : "Iya sama aku juga kayaknya bakal ngelakuin hal yang sama deh ._."
Saya : "Sambil mas peluk dan lumat habis bibir kamu, tangan kanan mas bakal ngusap-ngusap bagian klitoris kamu, terus tangan kiri mas bakal ngeremas dada kamu gitu"
Anggi : "Pasti pas kamu ngelakuin itu, tangan aku juga bakal langsung ngeremas dan ngocok penis kamu sih. Ah udah ah, ngebayangin nya aja udah bikin aku merinding tau ._."
Saya : "Yaudah jangan dibayangin. Btw, besok rumah mas juga kosong kok dari pagi. :)"
Anggi : "Bapak ngasih kode nih? wkwkwk"
Saya : "Mas sih cuma ngasih tau aja kalau rumah mas kosong seperti biasa, gimana Ibu itu mau main kesini atau engga wkwkwkw"
Anggi : "Yaudah, pagi ya sekitar jam 8 aku bakal datang. Aku ga bakalan mandi dulu, nanti kalau pulangnya ._."
Saya : "Emang mau ngapain sih sampai mandinya nanti pas kamu pulang dari rumah mas? :)"
Anggi : "Mau olahraga. Makannya mandi nanti sepulang dari rumah kamu, soalnya pasti nanti keringetan :)"
Saya : "Oh gitu, emang kamu mau olahraga apa disini? :)"
Anggi : "Mau berkuda pak, kan itu salah satu olahraga yang disunnahkan :)"
Saya : "Oh iya, bener juga ya. Yaudah mas juga mau olahraga menembak, nanti bantu ya :)"
Anggi : "Wkwkwkw, okeee. Saling bantu yaaa"
Saya : "Siaaaap, ditunggu besok ya"
Anggi : "Iyaaa, udah ah ya aku mau ke pasar bantu Ayah. Nanti lagi kita ngobrolnya ya"
Saya : "Okee"​

Sejak saat itu topik percakapan kami langsung berubah drastis, yang semula kami selalu membahas topik-topik sepele kini mulai berani dan sering membahas hal-hal yang berbau seksual, dan Anggi tidak menolak atau mengalihkan topik pembicaraan, justru malah mengikuti dan semakin membuat panas percakapan. Dari pengakuan Anggi sendiri, hal tersebut terjadi karena dia tahu bahwa perasaan dia kepada saya terbalaskan dan kami berdua sama-sama saling mencintai satu sama lain, selain itu juga karena kami berdua sudah saling kenal selama 12 tahun lamanya sehingga Anggi sendiri sudah nyaman dan tidak ragu apalagi takut untuk memuaskan rasa keingintahuan dirinya khususnya tentang hal-hal yang berbau seksual dengan saya.
-----

Esok hari pun tiba dan kami sebelumnya sudah berencana akan bertemu untuk berduaan kembali di rumah saya pada pagi hari sekitar jam 8. Sebelum Anggi pergi ke rumah saya, Anggi menanyakan apakah kondisi rumah saya sudah aman atau belum :
Anggi : "Assalamu'alaikum mas, Ibu sama Ayah kamu sudah berangkat kerja belum? ._."
Saya : "Udah dari tadi dek, mereka kan biasanya udah berangkat jam 6 ._."
Anggi : "Oh yaudah atuh, aku siap-siap dulu ya. Sekitar jam setengah 9 kayaknya aku sampai di rumah kamu ._."
Saya : "Iya oke, jangan mandi dulu ya. Soalnya kan katanya mau olahraga, jadi pasti keringetan :)"
Anggi : "Okee siap :)"
Saya : "Oh ya btw, olahraga nya jangan di ruang tamu lagi ya, soalnya pasti bakal panas sama gerah banget, jadi mending di kamar mas aja ya soalnya ada AC :)"
Anggi : "Okee, boleh banget sih, apalagi jam segini aja emang udah panas banget sih cuacanya :')"
Saya : "Yaudah ditunggu ya, seperti biasa gerbang sama pintu rumah ga dikunci ya sama mas :)"
Anggi : "Okeee, ini aku baru selesai siap-siap. Aku berangkat ya sekarang"
Saya : "Iyaaa"​

Tidak seperti hari kemarin, kami akan berduaan di kamar saya yang berada di lantai 2 dan bukan di ruangan tamu. Saya pun terlebih dahulu menyiapkan minuman serta cemilan untuk dimakan oleh kami berdua di kamar saya, dan saya pun membuka kunci gerbang dan kunci rumah sehingga Anggi bisa langsung masuk tapi menemui kesulitan. Pakaian yang saya gunakan pun adalah pakaian sehari-hari yang mendukung, kaos polos dengan celana pendek tanpa menggunakan celana dalam. Setelah semua persiapan tersebut selesai, saya pun menunggu di ruang tamu sambil memperhatikan halaman depan dari balik jendela depan rumah.

Menunggu kedatangan Anggi saja pada saat itu membuat jantung saya berdebar-debar saking tidak sabarnya, saya berimajinasi tentang hal-hal yang mungkin saja akan kami berdua lakukan pada hari ini, dan hal tersebut pun membuat penis saya pun tegang. Tidak menunggu lama, Anggi mulai nampak tengah berjalan di depan pagar rumah saya menuju gerbang depan. Dibukanya gerbang rumah saya dan langsung dikuncinya ketika dia sudah masuk ke halaman rumah, setelah itu dia berjalan cepat ke pintu rumah. Anggi pada hari itu menggunakan gamis berwarna coklat cream dan kerudung lebar berwarna hitam sambil membawa tas hitam kecil, namun kali ini dia tidak menggunakan cadar, manset ataupun masker. Ketika Anggi mulai mendekati pintu depan rumah, saya pun bergegas berdiri di depan pintu untuk menyambutnya langsung ketika dia sudah masuk ke rumah. Saat pintu depan rumah saya tersebut di buka, Anggi pun langsung masuk ke dalam rumah saya dan melihat saya berada di depannya.

Anggi pun tersenyum ke saya dan langsung menutup pintu, sesaat setelah pintu rumah tertutup, saya pun langsung memeluk dan mencium Anggi. Anggi yang kaget pun terdorong ke belakang dan tubuhnya menabrak pintu, ciuman yang saya berikan perlahan berubah menjadi upaya melumat bibir serta memasukkan lidah saya ke dalam mulutnya. Anggi pun membalas aksi saya dengan mencoba melumat bibir serta memasukkan lidahnya ke dalam mulut saya, sehingga kami pun saling bermain lidah di dalam mulut masing-masing. Tarikan nafas kami pun semakin berat dan membuat permainan lidah kami pun semakin agresif, tatapan mata Anggi pun mulai sayu hingga berakhir menutup matanya karena menikmati french kiss yang tengah kami lakukan. Ada sekitar 1 menit kami melakukan french kiss, saya pun menghentikan ciuman dan melepaskan pelukan yang saya berikan kepada Anggi.
Anggi : "Ih baru juga datang lho, langsung main cium-cium aja" - Ujar Anggi sambil berusaha mengatur nafasnya yang masih berat
Saya : "Hehe, soalnya mas kangen sama kamu. Kamu emang ga kangen sama mas?" - Tanya saya sambil tertawa kecil melihat Anggi
Anggi : "Ya aku juga sama kangen, tapi kan bisa nunggu aku lepas sepatu terus istirahat dulu" - Ucap Anggi sambil terengaah-engaah
Saya : "Maaf, tapi enak ga tadi ciumannya?" - Tanya saya menggoda Anggi
Anggi : "Ya enak sih, udah aku lepas sepatu dulu ya" - Jawab Anggi
Saya : "Iyaaa" - Ucap saya​

Anggi meletakkan tas nya di meja dan langsung membungkukkan badan untuk melepaskan sepatu dan kaus kakinya, hal tersebut membuat tubuh belakang Anggi bergoyang-goyang seakan tengah menggoda di hadapan saya. Walaupun pada saat itu Anggi menggunakan gamis cream berukuran besar yang pada umumnya bertujuan untuk menutupi bentuk tubuh, posisi Anggi yang tengah membungkuk di hadapan saya membuat gamis yang Anggi pakai pada hari itu tidak mampu menyembunyikan bentuk pantatnya yang cukup besar dan bulat.

Tubuh dan pantat Anggi yang bergoyang-goyang akibat tengah melepaskan sepatunya tersebut seakan mengundang saya untuk menampar pantatnya yang bulat dan menggoda. Setelah Anggi selesai melepaskan sepatu dan kaus kakinya, saya pun langsung menampar pantat sebelah kanan Anggi dengan telapak tangan kanan saya, hal tersebut langsung membuat Anggi bangkit berdiri dan mendesah.
Anggi : "~Ah, kok ditampar sih?" - Ucap Anggi sambil mendesah ketika pantatnya ditampar oleh saya​

Tanpa menghiraukan pertanyaan Anggi tersebut, saya pun langsung memeluk perut Anggi dari belakang dan mulut saya langsung berupaya mengigit manja dan menjilat telinga Anggi yang tertutup oleh kerudung dari belakang. Tidak ada upaya berontak dari Anggi ketika saya memeluk dan menggigit manja kuping kirinya dari belakang, malah Anggi beberapa kali mendesah dan tubuhnya semakin lemas seakan memberikan izin dan menerima apapun yang hendak saya lakukan kepada dirinya.

Hal tersebut saya anggap sebagai lampu hijau dari Anggi, sehingga saya pun langsung meremas perlahan kedua payudara Anggi sambil terus berupaya menjilat dan menggigit telinga kiri Anggi dari belakang. Bisa saya rasakan tubuh Anggi bergetar ketika saya meremas payudara, suara desahan Anggi pun semakin tinggi dan semakin sering keluar, kepala Anggi pun bergerak kekiri dan kekanan seakan berupaya agar telingannya tidak lagi dapat saya gigit dan saya jilat.
Anggi : "~Ah~ mas, aku baru sampai lho. ~Ah~ Ga sabaran banget sih, ~Ah~ langsung main peluk aja" - Ucap Anggi tak kuasa menahan suara desahannya keluar
Saya : "Habisnya pantat kamu tadi goyang-goyang menggoda sih, makannya mas ga bisa nahan" - Ucap saya secara halus di telinga kiri Anggi, dan kedua tangan saya meremas kedua payudara Anggi
Anggi : "~Ah, aku ga sengaja lho, ~Ah~ Itu sih kamunya aja yang suka sama pantat aku" - Ucap Anggi sedikit meracau karena sambil mendesah
Saya : "Iya emang, mas suka semuanya tentang kamu" - Ucap saya sambil terus meremas payudara Anggi​

Tangan kanan saya berhenti meremas payudara kanan Anggi, lalu saya meraih ujung bawah gamis Anggi dan mengangkatnya hingga paha dan selangkangan Anggi pun tersingkap. Setelah itu saya mencoba meraba paha Anggi dengan telapak tangan kanan saya, tubuh Anggi bergetar ketika paha nya disentuh oleh saya, dan tubuhnya terus menerus bergetar dengan jeda ketika saya mengelus-elus secara perlahan bagian paha miliknya. Anggi nampak menikmati ketika payudara nya diremas oleh tangan kiri saya dan paha nya dielus-elus oleh tangan kanan saya, Anggi menutup mata sambil mengangkat kepalanya seakan menatap langit-langit, suara desahan keluar dari mulutnya diiringi dengan tarikan nafas yang berat.
Anggi : "~Ah~ mas geliiii" - Desah Anggi sambil tubuhnya bergetar merinding ketika saya mulai mengusap-usap paha nya​

Anggi mendesah dan tubuhnya bergetar pada saat itu karena itu adalah pertama kali dirinya merasakan sentuhan dan usapan tangan laki-laki di paha nya, dan itu adalah salah satu bukti seorang perempuan yang menjaga dirinya dari interaksi dengan lawan jenis, sehingga sentuhan tangan dengan tangan saja bisa membuat seorang ukhti yang alim merinding dan membuat vagina nya basah.

Tanpa menghiraukan ucapan Anggi, saya pun mulai memindahkan telapak tangan kanan saya dari paha menuju bagian bawah selangkangan Anggi atau bibir vagina Anggi. Bisa saya rasakan pada saat itu belahan vagina Anggi yang terbungkus celana dalam, dan dalam kondisi sudah basah. Sebuah tanda yang umum dirasakan ketika perempuan mulai terangsang, yang itu berarti Anggi sudah terangsang hanya dengan remasan di payudara dan usapan di paha. Saya pun kemudian mengelus-elus dengan gerakan "bawah ke atas" sambil sesekali menekan secara perlahan bagian klitoris Anggi yang terbungkus celana dalam, namun tidak ada reaksi penolakan dari Anggi pada saat saya melakukan hal tersebut, justru tarikan nafas Anggi semakin berat dan desahan yang keluar dari mulutnya pun semakin keras, hal tersebut saya anggap sebagai lampu hijau dari Anggi untuk melanjutkan permainan.
Saya : "Enak ga yang diginiin?" - Ucap saya sambil mengusap-usap bagian bibir Vagina Anggi
Anggi : "~Ah~, iya. Terus mas, aku mau keluar bentar lagi tau ~ah~ " - Ucap Anggi sambil mendesah dan matanya menatap langit-langit​

Saya pun kemudian mempercepat usapan tangan kanan saya sambil sekali-kali menekan secara perlahan area klitorisnya, begitu pula dengan remasan tangan kiri saya di payudara kiri Anggi. Hal tersebut membuat nafas Anggi semakin berat dan semakin cepat, begitu pula dengan desahannya. Tiba-tiba tubuh Anggi pun bergetar dan mengejang hebat.
Anggi : "Aku keluar, aku ~ah~ keluar ~hah~ mas ~hah~" - Ucap Anggi terbata-bata sambil mendesah​

Anggi pun mencapai orgasme, saya melambatkan usapan tangan saya di selangkangan beserta remasan di payudara kirinya. Nafas Anggi yang semula cepat pun semakin melambat walaupun tarikan nafasnya masih terdengar berat, desahan yang keluar dari mulut Anggi pun mulai berhenti. Saya pun langsung membalikkan badan Anggi sehingga kami berdua saling bertatapan satu sama lain, setelah itu kami berciuman dan saling berpelukan.
Saya : "I love you, dek. Udah keluar kan?" - Bisik saya di telinga kiri Anggi
Anggi : "I love you too, mas. Udah kok" - Jawab Anggi pelan.​

Sambil kami berpelukan, Anggi mencoba memasukkan tangannya ke dalam celana pendek yang tengah saya gunakan. Tangan Anggi pun berhasil menggenggam penis saya yang sudah tegang dari tadi, selanjutnya Anggi secara perlahan meremas-remas dan mengocok penis saya tersebut beberapa saat lalu tiba-tiba berhenti. Anggi pun melepaskan pelukan kami lalu langsung jongkok sambil menurunkan celana pendek yang tengah saya gunakan, sehingga penis saya langsung tegak berdiri di depan wajah Anggi karena terbebas dari belenggu celana pendek yang saya gunakan. Melihat penis saya yang sudah tegang berada di hadapan wajahnya, Anggi pun langsung menatap wajah saya dan tertawa :
Anggi : "Ih penisnya udah bangun ternyata" - Ujar Anggi melihat penis saya yang sudah tegang tepat di depan wajahnya
Saya : "Jelas dong, mana ada laki-laki yang ga bakalan tegang ngedengerin suara desahan kamu tadi." - Ujar saya tertawa kecil
Anggi : "Oh gitu? nakal banget sih kamu mas" - Ujar Anggi dengan nada usil
Saya : "Gapapa dong kalau nakalnya sama kamu hehe" - Ujar saya​

Anggi pun tertawa dan langsung menggenggam batang penis saya serta menghisap kepala penis saya dengan kuat hingga masuk ke dalam mulutnya, setelah itu Anggi menarik kepalanya ke belakang secara perlahan sehingga penis saya pun keluar dari mulutnya, hal tersebut Anggi lakukan secara berulang-ulang. Cara Anggi memasukkan penis saya ke dalam mulutnya dengan menghisapnya membuat ukuran lubang mulut Anggi pas dengan ukuran penis saya, hal tersebut memberikan sensasi gesekan penis yang sangat nikmat ketika penis saya keluar masuk dari bibir Anggi yang kecil dan lembut.

Mungkin karena sudah beberapa kali praktik sehingga menjadi terbiasa, Anggi pun mempercepat gerakan setelah beberapa kali penis saya keluar masuk di dalam mulutnya. Tidak lagi saya rasakan gigi Anggi mengenai penis saya, dan genggaman tangan serta gerakan mulutnya tidak lagi kasar dan kaku. Anggi mulai menatap wajah saya sambil memberikan oral seks dengan menghisap penis saya dan memaju-mundurkan kepalanya, dan itu adalah ekspresi serta pemandangan yang sangat membuat bergairah tatkala perempuan berkerudung lebar menghisap penis seorang laki-laki, apalagi jika itu bukan mahram nya.

Tidak ingin moment tersebut terlupakan, saya pun langsung mengambil HP saya yang tergeletak di meja dan mencoba merekam apa yang tengah Anggi lakukan. Melihat saya mengambil HP dan merekam hal yang tengah Anggi lakukan, Anggi pun menarik keluar penis saya :
Anggi : "Mau kamu rekam mas?" - Ucap Anggi sambil menatap saya dan tangan kanannya masih memegang penis.
Saya : "Iya, habisnya ekspresi wajah kamu pas nyepong penis mas itu menggoda banget. Boleh ga?" - Tanya saya sambil memegang HP
Anggi : "Bakal ada yang buka-buka gallery HP kamu ga? takutnya nanti ada orang liat terus jadi masalah ke kita" - Tanya Anggi khawatir
Saya : "Ga bakalan, nanti mas langsung masukin ke komputer buat bahan coli mas" - Jawab saya
Anggi : "Yeh dasar, yaudah gapapa sok aja direkam kalau gitu" - Ujar Anggi
Saya : "Okee, nanti kamu hisap lagi pas mas udah rekam ya" - Ujar saya​

Saya memberi sinyal ke Anggi ketika HP saya mulai merekam, secara sigap Anggi kembali menghisap penis saya dan mengeluarkannya dengan memaju-mundurkan kepalanya. Hisapan mulut, gerakan kepala, serta ekspresi wajah Anggi yang tengah menatap saya terasa lebih ganas dibandingkan sebelum saya merekam aksinya, seolah-olah Anggi berupaya agar kualitas hasil video yang saya rekam bisa memuaskan saya ketika dijadikan bahan coli. Ada sekitar 3 menit saya merekam video, bisa saya rasakan penis saya tidak lama lagi akan keluar.
Saya : "Dek, bentar lagi mas keluar" - Ujar saya sambil mencoba menahan penis untuk ejakulasi​

Mendengar ucapan saya tersebut, Anggi pun langsung mengubah gerakannya. Yang semula kepala nya mengulum penis saya dengan gerakan maju mundur hingga batang penis saya, kini hanya mengulum sampai sebatas kepala penis saja. Selain itu juga tangan kanan Anggi pun langsung menggenggam batang penis saya dan mulai mengocoknya secara perlahan. Rangsangan di kepala penis oleh bibir Anggi dan di batang penis oleh tangan kanan Anggi memberikan sensasi geli yang tidak tertahankan bagi saya
Saya : "Dek mas keluar ~ah~"​

Penis saya pun langsung memuntahkan air mani hangat di dalam mulutnya. Ada hampir sekitar 10 detik saya orgasme dan penis saya berupaya mengeluarkan semua air mani yang ada di buah zakar saya, Anggi pun pada saat itu masih mengocok batang penis saya seakan membantu agar semua air mani berhasil keluar. Setelah dirasa semua air mani saya sudah keluar dari penis, Anggi pun menarik sambil berupaya menutup dengan rapat mulutnya agar tidak ada air mani yang tumpah, ketika penis saya keluar dari mulutnya, Anggi pun langsung menatap kamera sambil membuka mulutnya, nampak mulut Anggi hampir tidak mampu menampung air mani saya yang berwarna putih dan kental, lalu kemudian dia telan dan sambil tersenyum dia ulurkan lidahnya keluar seakan menunjukkan bahwa semua air mani telah dia telan dengan habis. Selanjutnya Anggi pun menjilat dan mengulum kembali penis saya seakan berupaya membersihkan agar tidak ada sisa air mani yang tertinggal.

Entah dari mana Anggi mempelajari hal tersebut, tapi hal tersebut adalah salah satu momen yang paling berkesan dan paling erotis yang pernah saya alami. Mendapatkan service oral seks dari perempuan mungkin biasa saja, namun mendapatkan service oral seks dari seorang ukhti yang bukan mahram namun saling mencintai tentu hal yang luar biasa, apalagi dengan gerakan-gerakan erotis seperti menunjukkan mulut penuh dengan air mani dan mengeluarkan lidah setelah menelan semuanya hingga tidak tersisa.
Anggi : "Udah selesai rekamnya?" - Ujar Anggi yang masih menggenggam batang penis saya
Saya : "Udah dek, gila kamu seksi banget tau tadi" - Ujar saya sambil meringis menahan rasa geli di penis
Anggi : "Seksi di mana?" Tanya Anggi
Saya : "Ya itu pas kamu natap wajah mas tapi kondisinya kamu lagi ngulum penis mas, pas kamu nunjukkin kalau mulut kamu penuh sama air mani, terus pas kamu ngejulurin lidah kayak nunjukkin kalau kamu itu udah nelen habis air mani yang ada di mulut. Itu sumpah seksi banget tau, kamu tau itu semua dari mana sih?" - Jawab saya menjelaskan kepada Anggi sambil mengusap kepalanya.
Anggi : "Ya itu dari cerita di wattpad lah, ga mungkin dari pengalaman, kan aku aja baru pertama kali gini tuh sama kamu" - Jawab Anggi
Saya : "Makasih banyak ya dek, ini bakal jadi bahan coli mas pas mas kuliah di Bandung" - Ujar saya bercanda
Anggi : "Ih dasar. Btw aku ingin minum dong. Ini rasa asin sama sensasi kental air mani nya masih kerasa di lidah sama di tenggorokan soalnya" - Ujar Anggi sanbil mengusap-usap bagian leher bawahnya
Saya : "Yaudah ayo kita ke kamar mas di atas, udah mas siapin minuman sama cemilan" - Ujar saya
Anggi : "Yaudah ayo" - Ujar Anggi​

Anggi yang sejak tadi jongkok pun berdiri, saya pun memakai kembali celana pendek saya. Kami pun bergegas pergi ke kamar saya yang ada di lantai 2. Sesampainya di lantai 2 dan ketika saya membuka pintu kamar, kami berdua disambut dengan suhu yang sangat dingin karena AC kamar sudah saya atur ke suhu paling dingin.
Anggi : "Ih gila, ini dingin banget ga kayak di ruang tamu tadi" - Ujar Anggi sambil memeluk badannya karena merasa dingin
Saya : "Iyalah, mas kan udah atur ke suhu paling dingin supaya nanti kita berdua ga kepanasan apalagi sampai keringetan. Mau dinaikin aja suhunya?" - Ucap saya menawarkan
Anggi : "Gausah, kapan lagi aku ngerasain ruangan AC selain di Mall, Indomaret atau Kantor Guru" - Jawab Anggi
Saya : "Yaudah kalau kamu maunya gitu, itu minuman sama cemilannya ada di meja komputer ya" - Ujar saya
Anggi : "Okee"​

Saya pun langsung duduk di atas pinggiran kasur, sedangkan Anggi langsung menghampiri meja komputer saya dan langsung meraih botol kaca berisikan air mineral, kemudian langsung dia tuangkan air tersebut ke dalam gelas yang ada. Setelah gelas tersebut penuh, Anggi pun langsung meminum habis air yang ada di dalam gelas.
Anggi : "Gila, tadi kamu spermanya keluar banyak banget. Udah gitu lebih kental dan lebih asin dari yang kemarin tau, kamu kemarin makan apa sih?" - Tanya Anggi sambil berdiri dan memegang gelas di tangan kanannya.
Saya : "Kemarin makan rendang daging sih, emang ngaruh ya? - Jawab saya dengan heran
Anggi : "Kalau di wattpad yang aku baca sih katanya ngaruh. Kalau cowok kebanyakan makan daging gitu nanti spermanya asin, terus kalau cowok kebanyakan makan buah itu nanti jadi ada rasa manis-manis gitu?" - Ujar Anggi menjelaskan
Saya : "Oh gitu? Kemarin mas emang seharian makan daging sih" - Jawab saya
Anggi : "Coba mas nanti kamu pas kamu udah kuliah di Bandung, kamu banyakin makan buah-buahan yang manis pas 1 minggu sebelum kita ketemu" - Ujar Anggi
Saya : "Kenapa? Kamu penasaran?" - Tanya saya heran
Anggi : "Engga, aku ga penasaran. Kamu kalau ga mau juga ya gapapa" - Jawab Anggi dengan datar
Saya : "Kalau kamu ga penasaran, kenapa minta mas buat makan banyak buah sebelum kita ketemu nanti sih?" - Tanya saya dengan nada mengejek
Anggi : "Ya gapapa dong, aku cuma minta doang. Kamu ga mau juga ya gapapa" - Jawab Anggi dengan datar
Saya : "Tinggal bilang aja kalau kamu penasaran, apa susahnya sih?" - Ujar saya dengan nada mengejek
Anggi : "Engga, aku ga penasaran!" - Ucap Anggi dengan nada kesal
Saya : "Kamu bohongnya keliatan banget, ya gapapa kali kalau kamu penasaran tentang hal-hal semacam itu. Yang penting bilang sama prakteknya sama mas ini haha" - Ujar saya kembali mengejek Anggi​

Mungkin karena kesal dan bercampur malu, Anggi langsung menghampiri saya yang tengah duduk di pinggiran kasur dan duduk disamping saya, tiba-tiba Anggi pun langsung menggigit lengan kiri saya.
Anggi : "Ih da, malu tau kalau ngomong-ngomong kayak gitu tuh. Kamu ga peka banget sih?" - Ujar Anggi sambil memegang lengan kiri saya
Saya : "Aw sakit tau. Lagian kamu aneh banget, kenapa malu coba? kalau misalkan ingin sesuatu tuh bilang, jangan minta buat cowok nya peka dong" - Ucap saya kesakitan karena digigit oleh Anggi
Anggi : "Ya malu lah, masa cewek ngomongin hal kayak gitu, apalagi sampai minta duluan" - Protes Anggi
Saya : "Lah, justru lebih bagus tau kayak gitu. Komunikasi antar suami istri tuh perlu supaya masing-masing saling terpuaskan satu sama lain. Kalau ga ngomong, gimana pasangan kita tau kalau kita itu udah puas atau belum?" - Ujar saya berusaha menjelaskan
Anggi : "Masa cewek yang agresif atau minta hal-hal semacam itu duluan sih? Kalau aku gitu, nanti kamu nganggap aku kayak cewek gampangan atau cewek nakal gitu" - Protes Anggi
Saya : "Liat dulu konteksnya dong. Kalau cewek nya ngelakuin itu ke banyak laki-laki ya wajar kalau dibilang cewek gampangan atau cewek nakal, tapi kalau sama pasangan sendiri kayak suami sendiri ya itu justru diharuskan lah" - Ujar saya
Anggi : "Kamu emang suka aku agresif gitu di depan kamu?" - Tanya Anggi dengan heran
Saya : "Suka banget. Jujur nih ya, fetish mas tuh cewek alim sama polos gitu terus penampilannya kayak ukhti-ukhti jilbab lebar bercadar, apalagi kalau misalkan ceweknya itu punya nafsu gede yang terpendam dan berhasil dibangkitkan. Contohnya ya kayak kamu ini sekarang" - Jawab saya
Anggi : "Sebentar, fetish tuh apaan?" - Tanya Anggi
Saya : "Fetish tuh kayak hal-hal yang bisa bikin kita gampang bergairah atau gampang terangsang gitu" - Jawab saya
Anggi : "Hah? Fetish kamu cewek modelan ukhti? kayak aku gitu dong? Aneh banget dah, kenapa ga langsung aja ceweknya full nakal gitu?" - Tanya Anggi heran sambil menunjuk dirinya
Saya : "Monoton lah, ga ada sensasinya. Cewek yang udah keliatan nakal dan ternyata emang nakal tuh biasa, dan itu ga menarik buat mas karena ga ada sensasinya. Mas suka banget sama cewek akhwat yang awalnya polos terus berhasil diubah jadi tertarik sama hal-hal seksual gitu, sama kayak kamu ini sekarang" - Ujar saya berusaha menjelaskan
Anggi : "Oh kayak aku sekarang? Berarti dari awal kamu udah ngincer aku supaya aku jadi tertarik sama hal-hal seksual gitu?" - Tanya Anggi dengan nada usil dan mengejek
Saya : "Dih kagak, mas dulu tuh ga ada pikiran sama sekali kesana, buktinya kan mas udah coba jaga jarak dari SMA sampai kita nikah. Justru kan kamu sendiri yang awalnya mau datang ke rumah mas yang kondisinya ga ada siapa-siapa, gesek-gesek sampai kamu orgasme, terus ngulum penis tanpa disuruh. Emang kamu nya aja yang nafsuan juga haha" - Ujar saya membela diri sambil berusaha mengejek Anggi
Anggi : "Enak aja ya, emang awalnya aku datang ke rumah kamu yang ga ada orang itu karena emang niatnya silaturahmi doang. Lagian kan kamu yang duluan ngegodain aku, ngisepin jari aku yang berdarah sama french kiss padahal kan awal perjanjiannya itu cuma ciuman biasa doang" - Protes Anggi membela diri
Saya : "Iya emang, tapi kan cuma sebatas itu doang. Besoknya kan kamu yang malah tiba-tiba ngasih french kiss ke mas, gesek-gesek diatas mas, terus minta liat bentuk penis dan tiba-tiba ngisep penis mas sampai keluar. Cewek polos tuh ga mungkin ngelakuin itu" - Ujar saya balik berusaha mengejek Anggi
Anggi : "Nyebelin banget ih, aku tuh polos dan emang tau hal-hal gituan, tapi ga pernah sampai dipraktekin. Itu aku lakuin juga karena aku keburu terangsang aja, dan aku terangsang juga kan penyebabnya karena kamu" - Protes Anggi dengan kesasl
Saya : "Dengerin nih ya, cewek polos tuh ga akan tau masturbasi apalagi sampai baca-baca cerita porno di wattpad. Gapapa ngaku aja kali kalau kamu emang orangnya nafsuan sama hal-hal kayak gitu" - Ujar saya sambil mengejek
Anggi : "Ih, iya emang aku cewek nafsuan yang tertarik sama hal-hal gituan. Puas?" - Jawab Anggi dengan nada kesal​

Setelah Anggi menggigit lengan kiri, dia pun langsung naik ke atas kasur dan berbaring menyamping membelakangi saya. Apa yang dilakukan oleh Anggi pada saat itu saya anggap sebagai sebuah bentuk kekesalan dan juga rasa malu karena saya membuat dia mengakui kalau dirinya sedari awal memang punya ketertarikan dan rasa penasaran melakukan hal-hal yang berbau seksual, sehingga saya pun langsung naik ke atas kasur dan membujuknya untuk memaafkan saya.
Saya : "Dek, kamu marah?" - Tanya saya
Anggi : "Iya lah, kamu bahas-bahas itu terus soalnya. Malu tau, jadinya aku tuh kayak cewek gampangan gitu" - Ujar Anggi
Saya : "Maaf ya, mas suka kamu yang kayak gitu kok. Lagian kita tuh di usia yang emang penasaran sama hal-hal kayak gitu, jadi ya wajar kok" - Ujar saya
Anggi : "Tetep aja lah, cewek tuh kan harusnya ga agresif atau nunjukkin rasa penasaran atau keinginan tentang hal-hal kayak gitu" - Ujar Anggi
Saya : "Lah kata siapa? Justru mas suka kamu yang suka penasaran sama hal-hal seksual terus berani ngomong buat nyobain, sifat kayak gitu tuh bagus buat memelihara keharmonisan rumah tangga. Jadinya kan nanti kita tau fetish pasangan kita atau hal-hal yang jadi masalah di dalam hubungan suami istri. Bayangin aja kalau cuma pihak suami doang yang ngomong, pasti pihak istri bakal sulit buat dapet kepuasan, bahkan bisa jadi dia nanti tersiksa karena harus memuaskan pihak suami tapi pihak istri sendiri belum pernah merasa terpuaskan kan?" - Ujar saya berusaha menjelaskan sambil mengembalikan mood Anggi
Anggi : "Hmm, iya juga sih" - Ujar Anggi sepakat
Saya : "Iyalah, emang gitu. Banyak lho perempuan yang belum pernah ngerasain orgasme karena suaminya cuma peduli sama dirinya sendiri. Bayangin kamu di posisi mereka yang udah bertahun-tahun nikah tapi belum pernah ngerasain orgasme, pasti bakal menderita banget kan?" - Ujar saya
Anggi : "Seriusan banyak yang kayak gitu? pasti nyebelin banget sih kalau ga pernah ngerasain orgasme sama sekali" - Ujar Anggi
Saya : "Iya kan? Itu tuh ga bakal kejadian kalau cewek sebagai istri tuh ga agresif. Kalau suami istri mau ngobrol tentang hal-hal semacam itu, tentang fetish masing-masing, tentang kekurangan masing-masing, masalah pernikahan khususnya tentang masalah ranjang tuh ga bakal terjadi" - Ujar saya
Anggi : "Berarti kalau aku jadi agresif gitu, kamu ga bakalan mikir yang jelek-jelek ke aku?" - Tanya Anggi ke saya berusaha mengkonfirmasi
Saya : "Ya engga lah. Mas kan suka sama kamu, dan mas kan udah janji bakal nikahin kamu, ga mungkin juga mas bakal ngelakuin hal-hal yang bikin kamu sakit atau menyesal nantinya. Dimaafin ga nih yang tadi?" - Jawab saya.
Anggi : "Iya, aku maafin. I love you mas" - Ujar Anggi
Saya : "I love you too dek" - Ujar saya​

Dalam posisi berbaring menyamping dan saling berhadapan satu sama lain tersebut, kami pun berciuman dan berpelukan. Ciuman kami hanya sebentar, namun kami berpelukan cukup lama sekitar 5 menit. Lalu kami melepaskan pelukan kami masing-masing, dan mulai mengobrol sambil berbaring.
Saya : "Btw perihal fetish tadi, mas kan udah bilang fetish yang mas punya. Kamu punya fetish tertentu ga? Mungkin bisa kita coba sekalian nanti sama yang rasa air mani bakal berubah jadi manis engga kalau makan buah-buahan gitu?" - Tanya saya mencoba mencari tahu fetish Anggi
Anggi : "Hmm, apa ya? Aku baru tau juga sih istilah fetish, jadi aku sendiri belum nyadar aku tuh punya fetish apa." - Ujar Anggi
Saya : "Fetish tuh bukan cuma pakaian atau penampilan, tapi kayak kondisi atau gaya permainan juga masuk. Semisalkan kayak main di outdoor gitu, atau kayak BDSM gitu" - Ujar saya
Anggi : "BDSM itu apaan?" - Tanya Anggi kembali
Saya : "Itu tuh singkatan dari bahasa Inggris, jadi modelan kayak permainan ikat-ikatan gitu. Misalkan kayak ceweknya ini nanti diikat gitu kaki sama tangannya sampai dia ga bisa gerak dan ga bisa berontak, dan nanti laki-laki nya bakal bebas ngelakuin apapun ke ceweknya nanti" - Ujar saya
Anggi : "Ga kebayang deh, coba searching dong contoh gambarnya di HP kamu kayak gimana" - Ujar Anggi
Saya : "Yaudah sebentar, jadi nanti posisi ceweknya bisa diatur gitu. Semisalkan kayak ceweknya pas nungging tuh diikat kaki sama tangannya, jadi dia ga bisa gerak sama sekali" - Ujar saya​

Saya pun menunjukkan contoh gambar BDSM yang saya temukan di google
872-1000.jpg
Saya : "Nih contohnya, posisi ceweknya nya nungging gitu dan ga bisa gerak, terus lubang vagina sama lubang pantat tuh terekspos gitu kan. Nanti laki-lakinya tuh bakal mainin tubuh ceweknya itu, entah ngejilatin vagina atau telinganya, nampar pantatnya, vagina atau pantatnya dimasukin sama penis atau sextoy gitu" - Ujar saya sambil menunjukkan gambar contoh BDSM di HP saya
Anggi : "Oh gitu? Serius sih itu ceweknya pasti ga bakal bisa gerak kalau diborgol kayak gitu" - Ujar Anggi dengan ekspresi terpukau melihat gambar contoh BDSM
Saya : "Iya kan? Posisi di gambar itu kan bikin ceweknya jadi terekspos gitu dan bikin mereka ga tau apa yang bakal terjadi, mereka juga ga bisa berontak sama sekali. Buat cewek yang suka didominasi dan ingin ngerasain rasanya pasrah ga berdaya gitu, fetish mereka kayaknya BDSM" - Ujar saya berupaya menjelaskan sensasi BDSM yang dirasakan pihak perempuan
Anggi : "Jelas sih, soalnya diborgol sama diikat gitu pasti ga bisa gerak-gerak. Diapa-apain sama cowoknya juga pasti ceweknya cuma bisa pasrah" - Ujar Anggi sambil tetap fokus menatap gambar contoh BDSM
Saya : "Iya emang, kalau itu kamu pasti mas bakal jilat-jilat dulu vagina kamu sih terus sesekali mas bakal tampar pantat kamu. Setelah itu mas bakal perkosa kamu, sambil mas tarik rambut kamu dari belakang gitu" - Ujar saya mencoba menjelaskan sensasi yang akan dia rasakan jika mencoba BDSM
Anggi : "Terus sambil aku mainin klitoris, kita nanti keluar bareng gitu ya. Ga kebayang sih sensasinya kayak gimana. Ah udah ah, jangan dibahas lagi" - Ujar Anggi sambil menutup mulut saya dan menurunkan HP yang tengah saya pegang.
Saya : "Kenapa sih?" - Tanya saya heran
Anggi : "Aku terangsang lagi nantinya" - Ujar Anggi
Saya : "Kamu terangsang pas bahas BDSM? mungkin aja emang itu fetish kamu kali, mau coba?" - Ujar saya menawarkan
Anggi : "Coba apa? Iket-iketan gitu? Emang kamu ada alat-alatnya?" - Tanya Anggi
Saya : "Nanti tinggal beli, itung-itung buat investasi kita nanti kedepan pas udah nikah. Hehe" - Ujar saya
Anggi : "Mau beli apa aja emang?" - Tanya Anggi
Saya : "Intinya sih Set BDSM sama Buttplug" - Ujar saya
Anggi : "Buttplug apaan?" - Tanya Anggi
Saya : "Sextoy buat pemanasan sama persiapan sebelum main anal, jadi nanti dimasukin di pantat supaya kamu terbiasa gitu" - Ujar saya
Anggi : "Dih bentar, emang aku bilang aku ingin main anal?" - Tanya Anggi heran dengan nada mengejek
Saya : "Terus emang nanti kamu cuma diikat sama ditampar pantatnya doang gitu pas kita coba BDSM? Biasanya tuh pas main BDSM itu ada penetrasi, kalau ga ada penetrasi sama sekali nanti pasti kurang sensasinya. Kalaupun kita nanti ada penetrasi kan ga mungkin nanti main di vagina, alternatifnya ya cuma main anal doang kan?" - Ujar saya memberikan alasan
Anggi : "Iya sih, aku emang penasaran juga sensasi penis di dalam vagina, tapi karena terlalu beresiko sama dosa nya gede juga, makannya itu mending aku jadiin hadiah buat suami aku nanti. Untuk oral sama gesek-gesek gitu sih aku masih tolerir karena aku anggap kayak masturbasi tapi dibantuin sama orang lain, tapi untuk anal sendiri jujur aku masih bingung kayak gimana" - Ujar Anggi​

Pada saat itu untuk pertama kalinya Anggi menyinggung tentang dosa setelah semua yang kami lakukan beberapa waktu ke belakang. Saya sendiri menyadari hal tersebut, namun rasa penasaran dan juga rasa nikmat mencoba hal-hal seksual ternyata mengalahkan perasaan bersalah saya, hingga saya sendiri dengan sengaja selalu mengalihkan pikiran ataupun pembicaraan jika hal tentang dosa tersebut mulai muncul. Untuk Anggi sendiri sepertinya masih memikirkan hal tersebut, walaupun dengan catatan jika dosa atas hal-hal seksual yang ingin dia lakukan masih dalam batas yang menurutnya masih kecil, sedangkan Anggi sendiri menganggap dosa Intercourse (Vaginal) serta resikonya lebih besar, karena tidak ada jaminan juga jika saya punya umur panjang ataupun berjodoh dengan Anggi hingga menikah.

Entah apakah atas kesadaran ataupun alam bawah sadar dirinya, Anggi mengubah pandangan tentang hubungan oral seks dan hal-hal yang kami lakukan sebagai hal yang seakan sepele namun masih bisa ditolerir untuk dilakukan. Hubungan penetrasi di vagina itu masih Anggi anggap sebagai hal yang melampaui batas, tetapi untuk hubungan penetrasi di pantat itu belum Anggi putuskan apakah itu masih bisa ditolerir untuk dilakukan atau masuk ke dalam hal yang melampaui batas.

Dikarenakan anal seks itu dianggap tabu di masyarakat dan jumlah perempuan yang bersedia berhubungan anal seks itu lebih sedikit dibandingkan jumlah perempuan yang bersedia berhubungan vaginal seks, membuat hubungan anal seks itu menjadi fantasi tersendiri bagi saya. Ucapan Anggi tentang dirinya yang tidak bisa menentukan apakah anal seks itu diperbolehkan atau tidak seakan menjadi lampu hijau dan juga kesempatan bagi saya untuk merasakan hal tersebut. Tidak masalah jika saya tidak merasakan lebih awal sensasi hubungan seks di vagina Anggi, karena pada akhirnya ketika kami menikah pun pasti bisa saya rasakan, namun hubungan seks di pantat belum tentu bisa saya dapatkan bahkan dari istri sendiri nanti.
Saya : "Hmm, ini menurut mas sih ya. Kalau intercourse di vagina gitu emang udah masuk ke hubungan badan, karena kan emang tujuannya buat reproduksi gitu kan, makannya itu dilarang buat yang belum nikah. Kalau anal sendiri menurut mas sih ga masalah karena tujuannya juga bukan buat reproduksi, dan itungannya juga sama kayak masturbasi tapi dibantu sama orang lain gitu" - Ujar saya mencoba meyakinkan Anggi tentang Anal Seks
Anggi : "Berarti maksud kamu anal seks itu ga keitung hubungan badan?" - Tanya Anggi
Saya : "Iya ga keitung, karena kan hubungan badan itu diibaratkan kayak bercocok tanam gitu. Kalau penis masuk ke vagina terus ejakulasi di dalam pasti disitu ada pembuahan sperma sama sel telur dan itu masuknya ke bercocok tanam, tapi kan kalau penis masuk ke anus terus ejakulasi di dalamnya kan ga bakalan ada pembuahan, jadi ya bukan masuk ke bercocok tanam" - Ujar saya terus berusaha meyakinkan Anggi
Anggi : "Tapi lubang anus sama vagina itu deketan lho, kalau penis ejakulasi di dalam pantat itu kan ada potensi cairan sperma nya mengalir keluar terus masuk ke vagina ga sih? kan sperma itu punya ekor buat gerak maju gitu" - Tanya Anggi
Saya : "Kalaupun cairan sperma nya keluar dikit-dikit dari pantat, potensi hamil nya tetep kecil banget, kan ga sedikit pasangan yang suaminya keluar di dalam vagina istrinya tapi ga hamil-hamil. Terus setau mas juga main anal itu jadi alternatif pas ceweknya lagi datang bulan atau emang buat ngejaga keperawanan cewek. Kalau main di pantat kan ga akan ketauan sama orang lain, selain itu juga ada sebagian cewek yang bisa orgasme kayak pas main di vagina juga" - Ujar saya
Anggi : "Emang ga akan melar gitu ya lubang pantat kalau main anal?" - Tanya Anggi
Saya : "Lubang pantat kan dari otot, sama kayak vagina. Manusia kan emang biasa BAB, dan itu juga ga bikin lubang pantat mereka melar kan?" - Ujar saya
Anggi : "Iya sih, tapi bukannya main anal itu tetep dilarang buat dilakuin ya?" - Tanya Anggi karena masih tidak yakin
Saya : "Dilarang karena itu bikin sakit pihak cewek, karena kan pantat tuh ga bisa ngehasilin pelumas sendiri kayak vagina. Kalau zaman sekarang kan ada pelumas khusus gitu, dan itu bakalan mencegah rasa sakit ke ceweknya, jadi ya itu harusnya ga masalah buat dilakuin di zaman sekarang" - Ujar saya​

Saya mencoba terus meyakinkan Anggi tentang anal seks, bahkan dengan berbohong sekalipun. Karena memang Anal seks itu dilarang dalam agama Islam, begitupula dengan hal-hal yang kami lakukan sebelumnya seperti berciuman dan oral seks bersama pasangan yang bukan muhrim. Saya yakin Anggi pun sebenarnya sadar bahwa dia sudah melakukan hal yang tidak seharusnya dia lakukan, namun dia melakukan mekanisme pertahanan diri dengan membuat alasan-alasan agar perasaan bersalah itu tidak dia rasakan. Menolak berhubungan seks di vagina masih bisa dianggap wajar karena ada resiko kehamilan, tetapi justru lucu jika Anggi menolak mencoba berhubungan anal seks yang jelas-jelas tidak ada resiko kehamilan, apalagi ketika pada dasarnya memang Anggi sendiri sebelumnya sudah melakukan hal-hal yang sebenarnya dilarang di Agama.
Anggi : "Emang sakit banget ya main anal?" - Tanya Anggi
Saya : "Kalau dari yang mas baca-baca sih kagak, kalau sakit tuh umumnya karena pertama kali ditambah kurang persiapan aja. Main di vagina juga bakal sakit kalau ga ada persiapan" - Ujar saya menjelaskan
Anggi : "Emang persiapan nya kayak gimana?" - Tanya Anggi
Saya : "Kalau persiapan main di vagina itu kayak ngasih oral seks atau mainin puting sama payudara ceweknya dulu supaya ceweknya rileks sama bikin vagina nya basah, jadi nanti pas penis masuk ke vagina tuh ga bakalan sakit dan ga bakal lecet karena emang udah ada pelumas alaminya. Kalau persiapan main Anal itu kayak pantatnya dikasih pelumas terus dimasukin sama jari atau buttplug supaya otot pantat nya bisa rileks dan terlatih, jadi nanti penis tuh bisa gampang keluar masuk" - Ujar saya
Anggi : "Ga kebayang sensasi keluar masuk penis di pantat kayak gimana deh" - Ujar Anggi dengan badan bergetar karena merinding membayangkannya
Saya : "Mas juga ga kebayang sih rasanya di cewek sama cowok tuh kayak gimana. Jadi gimana? Mau nyobain fetish BDSM campur Anal ga nih?" - Tanya saya kembali
Anggi : "Hmm, emang mau coba kapan? alat-alat yang kamu sebutin tadi emang kamu udah punya?" - Tanya balik Anggi
Saya : "Ya gampang itu mah, mas beli dulu perlengkapannya" - Ujar saya
Anggi : "Yaudah oke nanti kita cobain, kamu kabarin aja kalau barang-barangnya udah datang ya" - Ujar Anggi memberikan konfirmasi
Saya : "Oke, kamu penasaran juga kan main BDSM sama anal itu kayak gimana?" - Tanya saya
Anggi : "Iya, penasaran rasanya diiket sampai ga berdaya gitu sambil pantatnya ditusuk sama penis gitu" - Ujar Anggi
Saya : "Penasaran rasanya ga berdaya? bisa kok kamu rasain sekarang, walaupun cuma sedikit" - Ujar saya
Anggi : "Hah? Gimana caranya?" - Tanya Anggi
Saya : "Sok kamu tengkurap dan kamu liatin ujung kasur mas. Terus tangan kamu dua-duanya disimpen di samping kepala kamu" - Ujar saya menyuruh Anggi​

Anggi pun langsung merubah posisi menjadi berbaring tengkurap di atas kasur, dan kedua tangannya berada di samping kepalanya. Setelah itu saya langsung bangun dan duduk di sekitar pinggang Anggi dengan posisi membungkuk kedepan hingga hampir seperti berbaring diatas punggungnya sehingga kepala saya berada lebih dekat dengan kepala Anggi, saya genggam dan saya tekan dengan sangat kuat kedua pergelangan tangan Anggi ke kasur sehingga kedua tangannya tidak bisa dia gerakkan sama sekali. Posisi kepala saya yang berada tepat di belakang Anggi pun memberikan keleluasan bagi saya untuk menggoda Anggi, saya pun menjilat dan mengigit telinga kiri dan kanan Anggi yang terbungkus kerudung, hal tersebut lantas membuat Anggi mendesah dan berontak karena geli, namun upaya berontak tersebut gagal sebab kondisi kedua tangan Anggi terkunci oleh tangan saya dan tubuh Anggi pun terkunci karena tertimpa oleh tubuh saya yang berada diatas punggungnya.

Desahan yang keluar dari mulut Anggi semakin membuat saya terangsang dan semakin berani, saya pun mencoba merubah posisi dengan menempatkan kedua tangan Anggi di depan wajahnya sehingga kedua tangannya bisa saya kunci hanya dengan tangan kiri saja, sedangkan tangan kanan saya menjambak dengan pelan rambut Anggi dari balik kerudung yang menutupinya sambil terus berusaha menjilat dan menggigit perlahan bagian telinga kirinya yang tertutup kerudung. Ternyata desahan Anggi beserta suara nafasnya yang berat itu keluar mengikuti irama jambakan yang saya berikan, dari situ saya menduga jika Anggi memang memiliki fetish ke BDSM seperti itu.
Saya : "Gimana dek, enak ga diginiin?" - Tanya saya sambil menjambak rambut Anggi dari luar kerudungnya
Anggi : "~Hah~, iya enak ternyata mas, apalagi pas rambut aku dijambak gitu sama kamu" - Ujar Anggi sambil mendesah
Saya : "Enak pas mas jambak rambut kamu kayak gini?" - Tanya saya sambil menjambak rambut Anggi kembali
Anggi : "~Hah~, iya mas enak banget" - Jawab Anggi sambil mendesah
Saya : "Main BDSM kira-kira sensasinya kayak gini. Tapi pasti lebih enak lagi, soalnya kamu beneran ga akan bisa gerak sama sekali" - Ucap saya sambil sesekali menjambak rambut Anggi
Anggi : "~Hah~ Iya, ga kebayang nanti bakal kayak gimana sensasinya" - Ucap Anggi mendesah​

Cukup lama saya mempertahankan posisi tersebut karena saya pun menyukai kondisi tersebut. Anggi memang mendesah setiap kali saya menjilat dan menggigit telinganya, namun yang paling berbeda adalah ketika rambutnya saya jambak secara perlahan karena pada saat itu suara desahan Anggi lebih menggoda karena diiiri dengan tarikan nafasnya yang berat. Dan hal tersebutlah yang membuat saya kecanduan untuk terus mempertahankan posisi dan terus menjambak rambut Anggi beberapa kali.
Anggi : "~Hah~, mas udah dong. Aku basah lagi nih jadinya" - Ucap Anggi sambil mendesah
Saya : "Vagina kamu basah lagi? Ingin main lagi nih?" - Tanya saya dengan nada mengejek sambil terus menjambak rambutnya
Anggi : "~Hah~, iya mas, aku ingin keluar lagi" - Ucap Anggi sambil mendesah
Saya : "Yaudah, posisinya mau kayak gimana?" - Tanya saya sambil terus menjambak rambutnya
Anggi : "~Hah~, kayak biasa aja kamu dibawah terus aku diatas" - Ucap Anggi sambil mendesah
Saya : "Oh yaudah oke" - Ucap saya​

Saya pun melepaskan genggaman tangan saya di pergelangan tangan beserta kunciran rambut Anggi, setelah itu saya pun langsung berbaring disamping Anggi sambil tertawa menatap Anggi yang masih terbaring lemas, Anggi pun menatap saya sambil tertawa dan berusaha mengatur nafasnya.
Saya : "Ayo buruan bangun, nih mas udah berbaring nih. Padahal cuma digituin doang kamu udah lemes gitu, gimana kalau nanti praktek BDSM nanti coba" - Ujar saya dengan nada mengejek​

Mendengar ledekan saya tersebut, wajah Anggi yang semula menunjukkan rasa lelah pun berubah menjadi senyum usil dan nakal. Anggi pun bangun dan berdiri di atas kaki saya lalu menarik celana pendek saya hingga terlepas seluruhnya dari kaki. Saya pun terheran karena sebelumnya tidak pernah celana saya dilepaskan sepenuhnya ketika kami bermain gesek-gesek. Tidak seperti biasanya di mana Anggi langsung duduk di atas penis saya, Anggi kini berdiri disamping saya dan menatap wajah saya sambil kembali melemparkan senyum usil dan nakal. Anggi kemudian mengangkat ujung bawah gamisnya dengan kedua tangannya lalu digigitnya ujung bawah gamis tersebut oleh mulut Anggi, otomatis hal tersebut membuat bagian kaki dan selangkangan Anggi tersingkap dan bisa saya lihat dengan jelas kulit di bagian kaki hingga perut Anggi.

Bukan hanya sifat, namun ternyata fisik Anggi diluar pun menipu karena sangat bertolak belakang. Anggi yang memiliki kulit wajah kecoklatan ternyata memiliki kulit kaki, paha dan perut yang putih dan nampak sangat halus. Tidak nampak rambut ataupun bulu di kedua kaki Anggi, dan kedua paha Anggi nampak cukup berisi dan mengundang tangan untuk mengelus-elus keduanya. Namun dari semua hal tersebut, pada akhirnya tatapan mata saya fokus tertuju pada bagian selangkangan Anggi.

Celana dalam berwarna biru muda, itulah celana dalam yang digunakan Anggi pada saat itu. Tatapan mata saya berfokus pada hal tersebut, karena celana dalam itulah yang melindungi sambil menyembunyikan hal yang paling dipikirkan dan dibayangkan oleh laki-laki, khususnya mereka yang masih perjaka. Yang selama ini hanya bisa saya lihat dari layar HP ataupun komputer, kini hal tersebut berada di depan saya langsung. Ekspresi terkejut saya pun perlahan berubah menjadi ekspresi senang bercampur penasaran, Anggi tentu saja melihat ekspresi saya tersebut dan dia hanya membalasnya dengan senyuman kecil sambil terus mengigit ujung bawah gamisnya seakan berusaha mempertahankan posisi untuk terus menunjukkan mahkota kewanitaan miliknya.

Anggi pun menggenggam samping celana dalamnya dengan kedua tangannya, lalu Anggi pun membungkuk ke depan berupaya menurunkan celana dalamnya ke bawah. Pemandangan tersebut pun terhalang karena badan Anggi yang membungkuk, namun kemudian dia pun kembali bangkit berdiri tegak sehingga pemandangan tadi pun kembali, sehingga saya pun bisa melihat secara langsung bagaimana bentuk dari vagina sebagai mahkota kewanitaan seorang perempuan, khususnya mahkota kewanitaan milik Anggi. Ekspresi senang dan penasaran saya pun bertambah dengan ekspresi kaget, karena ternyata vagina Anggi bersih tanpa ada rambut sedikitpun layaknya gadis di bawah umur. Anggi menatap saya dengan tersenyum nakal sambil bibirnya terus mengigit ujung gamisnya, lalu ujung bawah gamis tersebut dipegang oleh kedua tangannya dan Anggi pun melepaskan gigitan di gamisnya.
Saya : "Itu beneran vagina kamu emang ga tumbuh rambut dek?" - Tanya saya dengan kaget melihat vagina Anggi bersih tanpa ada rambut
Anggi : "Seriusan, emang ga ada. Kaki, ketiak sama vagina aku emang ga ada rambut sama sekali" - Ujar Anggi
Saya : "Masa sih? Kamu sebelumnya cukur dulu kali di rumah" - Tanya saya kembali karena masih tidak percaya
Anggi : "Sumpah aku ga cukur dulu, emang dari dulu juga vagina aku ga ada bulu nya sama sekali. Emang aneh ya?" - Tanya balik Anggi
Saya : "Kalau setau mas dari internet sih, biasanya kalau cewek dewasa gitu pasti di vagina nya tuh tumbuh lebat rambut gitu, mas kira selama ini yang ga ada rambut gitu tuh karena emang mereka masih dibawah umur atau waxxing gitu" - Ujar saya
Anggi : "Engga, aku ga cukur ataupun waxxing gitu. Kayaknya sih ini dari gen, soalnya di keluarga aku juga sama pada ga punya rambut ketiak sama rambut di kaki gitu" - Ujar Anggi
Saya : "Atau mungkin kamu masih dibawah umur kali, makannya vagina kamu ga ada rambut sama sekali" - Ujar saya dengan nada mengejek
Anggi : "Ya gapapa. Itu berarti kamu beruntung banget mas, soalnya jarang kan ada cewek kayak aku yang vagina nya bersih tanpa bulu secara alami gitu?" - Ujar Anggi
Saya : "Iya emang jarang banget, apalagi kamu punya rasa penasaran yang tinggi sama mau nyoba hal-hal baru gitu" - Ujar saya
Anggi : "Makannya, awas aja kalau kamu selingkuh sama ninggalin aku" - Ujar Anggi
Saya : "Ga akan kok, perempuan kayak kamu terlalu berharga dan terlalu langka buat ditinggalin. Btw, seriusan kamu mau gesek-gesek tanpa pake celana dalam?" - Tanya saya
Anggi : "Iya, kamu ga mau emang?"- Ujar Anggi
Saya : "Ya mau sih, cuma kaget aja. Hati-hati nanti, jangan sampai masuk ke vagina lho" - Ujar saya
Anggi : "Iya tenang aja, ga bakalan kok" - Ujar Anggi​

Anggi pun kemudian duduk di atas kasur dan mencium serta menjilat penis saya, setelah itu Anggi menggenggam batang penis saya dan mulai menghisap ujung kepala penis saya sambil perlahan mengocok batang penis saya hingga berdiri tegak. Selanjutnya Anggi pun langsung duduk di atas selangkangan saya, Anggi mencoba bergeser dan merubah posisi ke kiri dan ke kanan agar posisi penis saya berada tepat di belahan vaginanya. Rasa nikmat ketika bibir vagina Anggi yang basah dan lembut pertama kali bersentuhan dan menekan permukaan batang penis saya, ditambah ekspresi kenikmatan Anggi dan suara desahan yang kadang muncul ketika dia merubah posisi duduknya, sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata.
Anggi : "Jadi gini ya rasanya sensasi kulit ketemu kulit, sumpah enak banget mas." - Ujar Anggi yang tengah duduk di atas selangkangan saya dengan ekspresi menahan nikmat
Saya : "Iya sama mas juga. Kerasa banget bibir vagina kamu basah sama cairan yang rada kental gitu terus juga anget. Ini mah vagina kamu banjir dek" - Ujar saya sambil memegang dan mengelus-ngelus paha Anggi
Anggi : "Iyalah jelas, habisnya kamu tadi mau perkosa sambil jambak rambut aku sampai aku ga berdaya" - Ujar Anggi
Saya : "Perkosa apaan? tadi lagi praktek sekilas tentang BDSM, ya bukan salah mas kalau vagina kamu banjir" - Ujar saya
Anggi : "Engga, pokoknya kamu yang salah. Sekarang kamu harus tanggung jawab karena bikin aku terangsang lagi" - Ujar Anggi membela diri​

Dengan ekspresi nakal sambil menggigit bibirnya, Anggi menggenggam dan mengunci kedua tangan saya dengan kedua tangannya. Lalu dia mulai menggerakan pinggulnya ke depan dan ke belakang sehingga seakan-akan batang penis saya tengah dikocok oleh permukaan vagina Anggi. Setiap kali pinggul Anggi bergerak maju mundur, setiap itu pula Anggi mendesah. Sensasi nikmatnya gesekan belahan vagina Anggi di penis saya pun sulit untuk saja jelaskan, jika saja sebelumnya Anggi tidak mengulum penis saya hingga keluar, maka bisa dipastikan saya akan cepat ejakulasi dalam posisi ini. Posisi saya yang berbaring di bawah membuat saya bisa dengan jelas melihat ekspresi wajah Anggi yang tengah menikmati permainan, kedua matanya yang terpejam dengan ekspresi seakan menahan rasa geli dan nikmat pun menambah panas suasana tersebut. Walaupun kedua payudara Anggi tertutupi oleh gamis dan juga kerudungnya yang lebar, posisi badan Anggi yang sedikit miring ke belakang membuat bentuk payudara Anggi nampak lebih jelas bergerak naik turun mengikuti gerakan pinggul.

Tidak sampai 1 menit lamanya Anggi pun tiba-tiba membungkukkan badannya ke depan, kedua tangannya menggenggam pipi saya dan bibirnya langsung mencium serta melumat habis bibir saya. Baru 1 menit lamanya Anggi melumat bibir saya dan menggerakan pinggulnya maju mundur sehingga penis dan vagina kami bergesekan, Anggi melepaskan lumatan bibir yang dia berikan kepada saya, tangan Anggi menekan dada saya sebagai tumpuan badannya dan gerakan pinggulnya pun semakin cepat, suara nafas Anggi semakin berat dan semakin cepat, begitu juga dengan suara desahan yang keluar dari mulutnya :
Anggi : "Mas ~ah~, masa aku bentar lagi mau keluar sih ~ah~" - Ucap Anggi sambil mendesah​

Mendengar ucapan Anggi tersebut, saya pun langsung menggenggam dan meremas kedua payudara miliknya untuk membantu dia mencapai orgasme yang klimaks. Tidak lama setelah saya meremas-remas kedua payudaranya, gerakan pinggulnya berhenti sesaat diiringi dengan ucapan dan suara desahan kencang Anggi.
Anggi : "~ah~ Aku keluar mas, aku keluar ~ah~"​

Anggi pun mencapai orgasme dan tubuh Anggi pun bergetar serta mengejang hebat, suara desahan Anggi keluar mengiringi setiap kali tubuhnya mengejang akibat orgasme. Gerakan pinggul Anggi yang semula cepat kini mulai melambat hingga berhenti total, Anggi pun menjatuhkan badannya ke atas saya dan langsung memeluk tubuh saya. Tarikan nafas serta suara desahan Anggi terdengar keras dan cepat di telinga saya secara perlahan semakin mengecil dan semakin melambat hingga kembali normal, suara desahan Anggi pun mulai berganti dengan suara tawa yang muncul dari mulutnya.
Anggi : "~Ah~ ahaha, gila cepet banget aku keluarnya" - Ucap Anggi yang tengah duduk di atas saya sambil tertawa
Saya : "Iyalah wajar, namanya juga kulit ketemu kulit. Capek ga?" - Tanya saya
Anggi : "Iya capek, badan aku lemes banget tau" - Ujar Anggi
Saya : "Soalnya kan kamu keluar dua kali, apalagi waktunya berdekatan gitu. Btw perasaan seinget mas kamu itu baru kemarin nolak permintaan mas buat nunjukkin vagina kamu, tapi kamu kok sekarang berani buat nunjukkin? apalagi sampai gesek-gesek gitu sama penis mas tanpa pake celana dalam" - Ujar saya
Anggi : "Ya gimana sih? soalnya aku udah sange. Lagian kan itu juga karena kamu dari tadi goda-godain aku mulu, pake gigit telinga sama jambak rambut aku gitu" - Ujar Anggi membela diri
Saya : "Dih malah nyalahin, kan mas tadi cuma praktek doang sensasi BDSM itu kayak gimana. Bilang aja kalau kamu emang ingin gesek-gesek sama penis mas tanpa pake celana dalam, ga usah nyalahin ke mas" - Ujar saya membela diri
Anggi : "Oh terus kamu ga suka gitu aku kayak gitu?" - Tanya Anggi dengan nada mengejek
Saya : "Ya mas suka kok pas kamu inisiatif gesek-gesek sama penis mas tanpa celana dalam gitu, tapi ya intinya mas ingin kamu jujur aja kalau emang kamu nya yang nafsuan ingin kulit ketemu kulit gitu" - Jawab saya
Anggi : "Iya emang aku nafsuan ingin gesek-gesek kulit ketemu kulit, udah puas?" - Jawab Anggi dengan kesal
Saya : "Nah gitu dong, kan enak kalau jujur" - Ujar saya sambil tersenyum puas
Anggi : "Ih sumpah, nyebelin banget sih kamu mas" - Ujar Anggi dengan kesal​

Anggi yang masih berada di atas saya pun langsung mengigit bagian lengan kanan atas saya karena kesal. Saya pun berteriak kesakitan karenanya, kemudian Anggi kembali bangun dan duduk di atas saya dengan kondisi penis saya masih berada di belahan vagina miliknya.
Anggi : "Eh ini penis kamu masih kerasa tegang ada di vagina aku, belum keluar ya?" - Tanya Anggi sambil menggerakan pinggulnya maju mundur
Saya : "Iya belum lah, bahaya dong kalau keluar pas kondisinya gesek-gesek gitu. Nanti kena vagina terus nanti bisa hamil" - Ujar saya
Anggi : "Oh iya ya. Tapi kasian kamu belum keluar, masa aku keluar 2 kali tapi kamu baru sekali sih?" - Ujar Anggi
Saya : "Ya gapapa, mau gimana lagi sih" - Ujar saya
Anggi : "Hmm yaudah gini aja deh, aku tiduran di atas kasur kayak sekarang, kamu kayak setengah duduk gitu diatas dada aku terus penis kamu dimasukin ke mulut aku. Sambil aku kulum penis kamu, nanti kamu gerakkin pinggulnya maju mundur jadi nanti kamu sensasinya kayak biasa di oral sama aku. Gimana?" - Ujar Anggi memberikan usul
Saya : "Serius gapapa kamu kalau kamu capek, ga perlu keluar kok mas mah" - Ujar saya
Anggi : "Ih jangan gitu, supaya impas 2 sama. Habis itu kita istirahat tiduran bareng" - Ujar Anggi
Saya : "Hmm, yaudah kalau gitu. Sok atuh kamu tiduran sekarang" - Ujar saya​

Anggi pun merapikan kerudungnya yang sedikit acak-acakan sebelumnya, setelah itu dia mengambil 2 bantal dari kasur saya sebagai bantalan kepalanya agar posisi kepalanya lebih tinggi. Saya pun kemudian naik ke atas tubuh Anggi.
Anggi : "Nih nanti kamu masukin penisnya ke mulut aku, terus kamu gerakin pinggul kamu maju mundur, posisi kamu tapi rada bungkuk kedepan terus tangan kamu nanti diatas kasur biar bisa jadi tumpuan" - Ujar Anggi memberikan instruksi
Saya : "Serius nih gapapa?" - Tanya saya
Anggi : "Iya gapapa, tapi coba praktik dulu ya bakal bisa atau engga" - Ujar Anggi​
Desain-tanpa-judul-2.png

Saya pun mengikuti instruksi dari Anggi. Saya masukkan secara perlahan penis saya ke dalam mulut Anggi, lalu kemudian saya sedikit membungkuk ke depan dengan posisi tangan tegak menggenggam kasur sebagai tumpuan. Secara perlahan saya coba buat gerakan yang pendek sehingga hanya setengah dari panjang penis saya yang masuk ke dalam mulut Anggi, setelah itu saya coba tambahkan panjang gerakan pinggul saya sehingga hampir sepenuhnya penis saya masuk ke dalam mulut Anggi. Mungkin karena terlalu kepanjangan dan juga belum terbiasa, Anggi pun nampaknya tersedak hingga menepuk-nepuk perut saya seakan memberikan isyarat untuk mengeluarkan penis saya dari mulutnya. Saya pun mengangkat badan sambil mengeluarkan penis saya dari mulutnya, lalu Anggi pun juga memuntahkan penis saya dari mulutnya. Sepertinya penis saya masuk terlalu dalam hingga membuat Anggi tidak nyaman dan membuatnya batuk-batuk.
Anggi : "Kamu terlalu dalam masukin penisnya ke mulut aku mas" - Ujar Anggi sambil terbatuk-batuk karena penis saya yang terlalu dalam masuk di dalam mulutnya
Saya : "Oh maaf, mas ga tau. Berarti kayak awal aja ya, gerakan pendek gitu" - Ujar saya dengan menyesal
Anggi : "Iya segitu aja gapapa" - Ujar Anggi
Saya : "Yaudah ayo kalau gitu" - Ujar saya​

Anggi pun kembali di posisinya sambil memajukan mulutnya, dan saya coba kembali memasukkan penis saya. Sensasi dari posisi ini tidak seperti ketika Anggi memberikan oral seks kepada saya, Bibir Anggi yang juga seperti biasa sedikit maju ke depan, namun terbuka cukup lebar membuat penis saya bisa dengan mudah keluar masuk di mulutnya, sehingga sensasi hisapan serta rapatnya bibir Anggi menjadi hilang. Namun bukan berarti posisi ini tidak nikmat, tetapi saya menyadari jika posisi ini membuat Anggi berada di posisi tidak berdaya, sehingga saya langsung menggenggam dengan erat kedua tangannya sambil saya letakkan di atas kepala Anggi. Setelah itu saya mulai menggerakan pinggul saya maju mundur dengan tarikan pendek dengan irama yang semula pelan namun semakin lama semakin cepat.

Penglihatan mata saya terkunci pada wajah dan ekspresi Anggi. Nampak Anggi cukup kewalahan ketika penis saya keluar masuk di dalam mulutnya dengan cepat, tetapi justru itulah kenikmatan di posisi ini, menikmati ekspresi kewalahan serta tapapan pasrah Anggi ketika saya seakan tengah memperkosa mulutnya dengan beringas. Mungkin karena ini bukan pertama kalinya penis saya berada di dalam mulut Anggi, sehingga tidak lagi saya rasakan penis saya mengenai gigi Anggi ketika keluar masuk di dalam mulutnya. Sesekali saya berhenti menggerakan penis saya keluar masuk di dalam mulut Anggi untuk memberikan waktu kepada dirinya bernafas dan beristirahat, namun secara tiba-tiba saya pun kembali bergerak dan Anggi pun menunjukkan ekspresi kaget yang sangat membuat saya terangsang. Mungkin memang ada sisi Sadist yang tersembunyi dalam diri saya selama ini, dan secara kebetulan Anggi pun memiliki sisi Masochist di dalam dirinya, sehingga sepertinya memang benar adanya jika saya adalah laki-laki yang beruntung mendapatkan cinta Anggi. Ekspresi wajah Anggi yang pasrah ketika mulutnya tengah diperkosa oleh saya menjadi sebab utama saya mulai merasakan jika saya akan segera ejakulasi.
Saya : "Dek mas mau keluar bentar lagi" - Ujar saya sambil terus menggerakan pinggul​

Saya pun mempercepat gerakan pinggul saya, sedangkan tangan Anggi mulai masuk ke dalam baju saya dan memainkan ujung puting saya. Tidak lama kemudian penis saya pun menembakkan air mani hangat di dalam mulut Anggi, ekspresi Anggi pun berubah menjadi kaget ditandai dengan matanya yang tiba-tiba membuka penuh sambil meringis setiap kali penis saya bergetar berupaya mengeluarkan air mani dari dalam penis, saya pun langsung menarik dan mengeluarkan penis saya dari mulut Anggi sambil meminta Anggi untuk membuka mulutnya.
Saya : "Dek, coba mulutnya dibuka yang lebar tapi air mani nya jangan ditelen dulu" - Ujar saya​

Anggi pun lantas membuka perlahan mulutnya agar air mani di dalam mulutnya tidak tumpah, dan saat itu bisa saya lihat dengan jelas air mani saya mengisi mulut Anggi walaupun tidak sebanyak ketika Anggi mengulum penis saya sebelumnya. Saya pun kemudian mengubah posisi dengan sedikit berdiri dan mengarahkan kepala penis saya ke atas mulut Anggi, setelah itu saya pun menggenggam batang penis saya dan mulai mengocok dengan cepat agar tidak ada air mani yang tersisa. Kocokan batang penis saya yang cukup keras membuat sisa-sisa air mani di dalam penis saya keluar dan terlempar mengenai pipi, hidung dan kerudung hitam yang tengah Anggi gunakan. Setelah saya rasa sudah tidak ada yang tersisa di dalam penis, saya pun memberitahukan kepada Anggi jika dia sudah boleh menelan sperma di dalam mulutnya.
Saya : "Udah dek, sok kamu boleh telen air mani nya sekarang" - Ujar saya​

Anggi pun kemudian menutup mulutnya dan mulai menelan air mani yang ada di dalam mulutnya, selanjutnya Anggi langsung mengulum dan menjilat-jilat batang dan kepala penis saya untuk membersihkan sisa-sia air mani yang menempel. Setelah dirasa tidak ada yang tersisa, Anggi pun mengeluarkan penis saya dari mulutnya dan tersenyum.
Anggi : "Udah ya kita impas, 2 sama sekarang" - Ujar Anggi
Saya : "Iya makasih ya dek, i love you" - Ujar saya
Anggi : "I love you too. Kamu bangun dulu mas, aku mau minum soalnya" - Ujar Anggi​

Saya pun bangkit dari atas tubuh Anggi dan langsung berdiri untuk menggunakan kembali celana basket saya, kemudian setelah itu saya langsung berbaring di atas kasur karena kelelahan, sedangkan Anggi sendiri bangkit berdiri dan menghampiri meja belajar saya untuk mengambil air minum. Anggi menuangkan air dari botol ke dalam gelas hingga penuh dan langsung meminumnya dengan habis tanpa tersisa, mungkin untuk menghilangkan sensasi dari tekstur dan rasa air mani. Setelah segelas air tersebut diminumnya hingga habis, Anggi pun kembali ke atas kasur dan langsung berbaring di samping saya.

Anggi : "Btw air mani kamu ga sebanyak kayak sebelumnya ya?" - Tanya Anggi heran
Saya : "Iyalah pasti, soalnya jeda mas keluar aja belum sampai 1 jam. Cowok kalau udah keluar sekali itu perlu istirahat sebentar buat produksi sperma, makannya kalau ingin 2 ronde main tuh butuh jeda dan itupun pas ejakulasi kedua tuh jumlah air mani nya bakal lebih dikit dibandingkan ejakulasi yang pertama" - Ujar saya
Anggi : "Oh gitu? Yang kedua juga ga terlalu kental sih air mani nya, mungkin karena belum matang kali ya?" - Tanya Anggi
Saya : "Iya kayaknya, mas ga tau kalau sperma tuh butuh waktu berapa lama supaya bisa matang" - Jawab saya
Anggi : "Pas tadi pas keluar masuk di mulut aku, penis kamu ga kena gigi kan ya?" - Tanya Anggi
Saya : "Iya ga kayak pas awal-awal kemarin. Kamu belajarnya cepet banget, kayak udah jago gitu sekarang" - Jawab saya
Anggi : "Emang harus bisa belajar cepet lah, soalnya dari yang aku baca-baca sih yang kayak gini tuh penting buat ngejaga keharmonisan rumah tangga. Makin cepet jago, makin cepet sama makin puas juga kan suaminya nanti?" - Tanya Anggi
Saya : "Baca-baca cerita seks di wattpad?" - Ujar saya dengan nada mengejek
Anggi : "Ih bukan, kayak dari website di google gitu" - Ujar Anggi dengan kesal
Saya : "Website bokep bukan? mas baru denger soalnya ada website yang isinya artikel ngebahas gituan" - Ujar saya dengan nada mengejek
Anggi : "Ih bukan website bokep, website biasa kayak berita gitu. Kamu nyebelin banget sih" - Ujar Anggi dengan kesal​

Kesal karena saya yang mengejek serta menjahilinya, Anggi pun kembali mengigit bagian lengan kiri saya. Saya tertawa usil sambil berteriak kecil karena kesakitan digigit oleh Anggi.
Saya : "Aw aw, sakit. Iya-iya mas percaya kok itu website normal, udah dong jangan digigit lagi" - Ujar saya sambil mengelus-ngelus bagian yang digigit oleh Anggi
Anggi : "Habisnya kamu nyebelin banget sih, ngejek aku mulu" - Ujar Anggi dengan jengkel
Saya : "Ya gapapa lah, lagian kan mas ga masalah kalau kamu buka-buka situs kayak gitu, malah kan mas suka karena kan itu bisa bikin kamu jadi lebih punya wawasan tentang hal-hal gituan" - Ujar saya
Anggi : "Kalau suka, jangan diejekin lah" - Protes Anggi sambil kembali menggigit lengan saya
Saya : "Aw aw, Iya dek. Maaf, udah ya berhenti gigitnya, sakit lho" - Ujar saya kesakitan
Anggi : "Iya yaudah aku maafin" - Ujar Anggi​

Anggi pun berhenti dan melepaskan gigitannya, ekspresi kesal di wajahnya masih nampak terlihat walaupun sudah memaafkan saya. Saya pun membuka kedua tangan saya untuk memberikan isyarat berupa ajakan berpelukan, Anggi yang langsung paham pun menghampiri dan memeluk saya sehingga kami berdua pun berpelukan dalam keadaan berbaring dengan posisi saling menyamping.
Saya : "Kamu capek kan ya? Mau tidur bareng disini buat istirahat dulu sebentar?" - Tanya saya menawarkan untuk beristirahat dahulu
Anggi : "Engga deh kayaknya, takut bangun nya kesiangan atau ada orangtua kamu tiba-tiba pulang. Lagian aku juga takut dicariin sama Ibu kalau kelamaan di luar tanpa kabar gini" - Ujar Anggi
Saya : "Mau langsung pulang?" - Tanya saya
Anggi : "Aku ga mau sih sebenernya, nyaman banget tiduran bareng kamu apalagi sambil pelukan kayak gini" - Ujar Anggi
Saya : "Yaudah kayak gini aja dulu, nanti lagi kalau ada kesempatan kita bisa pelukan lagi kayak gini" - Ujar saya
Anggi : "Iya. Coba aja kalau kita bisa nikah sekarang, pasti kita sekarang bisa tiap hari pelukan kayak gini" - Ujar Anggi
Saya : "Seneng banget sih mas pastinya, soalnya mas juga nyaman pelukan sama kamu kayak gini. Tapi ya sayangnya mas juga harus kuliah dulu, kan demi kamu juga nanti pas kita udah nikah" - Ujar saya​

Anggi pun mengubah posisi sehingga kepala nya mendekam di atas dada saya seakan berupaya menyembunyikan wajahnya. Nafas Anggi pun perlahan semakin berat, Anggi ternyata menangis dan berupaya menahan suara tangisannya. Saya yang menyadari hal tersebut pun bingung harus melakukan apa karena perubahan sikap Anggi tersebut terjadi dengan sangat cepat, sehingga tanpa pikir panjang saya langsung memeluk erat tubuh Anggi sambil mengusap-usap bagian atas kepala Anggi yang tertutup kerudung. Beberapa menit kemudian tangisan Anggi pun perlahan mulai mereda dan berhenti sepenuhnya, setelah itu Anggi pun berhenti memendamkan wajahnya di dada saya dan mulai menatap wajah saya kembali.

Saya : "Kenapa nangis dek?" - Tanya saya khawatir
Anggi : "Sedih aja karena langsung keinget kamu bentar lagi kuliah di Bandung" - Ujar Anggi sambil berusaha untuk tidak lagi menangis
Saya : "Emang kenapa kalau mas kuliah di Bandung?" - Tanya saya
Anggi : "Nanti kan kita bakal pisah lagi, padahal baru juga kita balikan kayak dulu" - Ujar Anggi sambil mengusap matanya untuk membersihkan air mata
Saya : "Kan nanti kita masih bisa ketemu. Nanti tiap bulan mas bakal berusaha pulang ke rumah, terus kamu juga nanti bisa nyempatin diri juga tiap bulan buat ke Bandung, jadi kan kita bisa sering ketemu" - Ujar saya
Anggi : "Kan kamu kuliah, emang ga bakal keganggu? Lagian kan aku juga belum tentu ada uang buat pergi ke Bandung" - Tanya Anggi sambil menatap saya
Saya : "Ga bakalan lah, kan ada waktu libur. Kalau mas sibuk banyak tugas atau semacamnya kan nanti bakal mas kabarin, jadi kita bisa ketemu di Bandung pas mas lagi santai. Kalau perihal ongkos ke Bandung kan nanti bisa mas bayarin kamu, anggap lah kayak mas pulang ke rumah tapi kondisinya kamu yang pulang ke Bandung gitu. Gimana?" - Ujar saya memberikan solusi
Anggi : "Tapi seriusan kuliah kamu ga bakalan keganggu karena aku mas?" - Tanya Anggi tidak yakin
Saya : "Ga bakalan. Lagian kan kita berdua sekarang udah lulus SMA jadi bisa dianggap udah dewasa, ditambah kita udah tau kalau kita tuh saling cinta satu sama lain. Jadi ya mas ga bakalan milih buat putus hubungan lagi sama kamu kayak dulu, selain itu juga supaya ngehilangin kekhawatiran kamu kalau mas nanti selingkuh di Bandung" - Ujar saya
Anggi : "Iya, jujur aku juga takut kamu nanti nemu cewek yang lebih baik dari aku pas kamu kuliah di Bandung" - Ujar Anggi
Saya : "Tenang aja, menurut mas kamu tuh udah paling terbaik dari semua cewek yang ada. Kamu cantik, manis, alim, solehah dan juga solehot, jadi mas ga bakalan main belakang sama cewek lain di Bandung. Bodoh banget lah mas menyia-nyiakan kamu yang udah jelas kualitasnya buat cewek Bandung yang belum jelas kualitasnya" - Ujar saya
Anggi : "Iya sih emang. Awas aja ya kamu kalau main belakang sama cewek selain aku di Bandung, mending sama aku aja main belakangnya. Pantat aku sih dijamin masih perawan, gak tau deh kala cewek-cewek di Bandung" - Ujar Anggi sambil tersenyum nakal
Saya : "Dih ya, bukan gitu maksudnya mas bilang main belakang tuh" - Ujar saya menjelaskan
Anggi : "Kenapa emang? Ada yang salah? Emang kamu ga mau main belakang sama aku di Bandung?" - Ujar Anggi sambil tersenyum nakal
Saya : "Ya ingin banget lah, cuma maksud mas tuh bukan itu. Kamu kayaknya ingin banget ya pantatnya diperkosa sama mas? soalnya ngegodain sama ngalihin pembicaraan ke arah sana mulu" - Ujar saya dengan nada mengejek ke Anggi
Anggi : "Hehe, kan kita paling jauh cuma bisa ngelakuin itu. Itung-itung sebagai jaminan aja supaya kamu ga kepikiran buat main belakang sama cewek lain di Bandung" - Ujar Anggi tertawa
Saya : "Tenang aja, main belakang sama kamu aja udah cukup buat mas setia ke kamu sampai akhir hayat nanti" - Ujar saya
Anggi : "Mulai dah bapak-bapak ini gombal lagi" - Ujar Anggi

Kami berdua kembali berpelukan dengan sangat erat. Setelah 2 kali mengalami ejakulasi, saya baru sepenuhnya sadar dan termenung sejenak mengingat-ngingat apa yang terjadi pada hari ini dan juga beberapa hari ke belakang. Hanya dalam hitungan hari kami berdua berani melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya kami lakukan, sehingga tidak bisa saya bayangkan hal-hal yang kemungkinan akan kami lakukan di masa depan. Biasanya yang memiliki keinginan untuk mencoba hal-hal yang berbau seksual itu berada di pihak laki-laki dan pihak perempuan cenderung menolak, bahkan kemungkinan besar jika perempuan tersebut cenderung alim dan suka ikut kelompok pengajian pemuda akan meninggalkan laki-laki tersebut. Perempuan itu sendiri menjadi pertahanan terakhir, karena semua keinginan pihak laki-laki menjadi tidak berguna ketika pihak perempuan memberikan penolakan.

Namun dalam kasus saya, Anggi sebagai pihak perempuan justru tidak memberikan penolakan tetapi malah menyetujui hingga memberikan dukungan ketika saya mengajak untuk melakukan hal-hal yang berbau seksual. Entah hasrat seksual yang tinggi tersebut berada dalam diri Anggi semenjak dirinya lahir, atau karena hasrat seksual yang tinggi tersebut tumbuh dan berkembang akibat dari rasa keingintahuan dirinya dan juga umpan-umpan yang saya lakukan secara sadar ataupun tidak sadar selama ini, yang pada akhirnya melahirkan hawa nafsu di dalam diri Anggi. Pakaian syar'i dan rutinitas kegiatan mengaji Anggi menjadi pengekang hawa nafsunya selama ini, dan pertemuan kami berdua di rumah saya pada hari itu secara tidak sadar membebaskan hawa nafsu dalam diri Anggi dan membuatnya tidak memiliki batasan untuk mencoba memuaskan rasa penasarannya tentang hal-hal berbau seksual.

=== BERSAMBUNG ===


___________________________

Tidak Menerima PK

Tidak terima ajakan 3S, Swinger, Dsb

Tidak menerima PM apapun

 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd