mklovers
Kakak Semprot
Story of A Submissive Doctor
Part-15
Solemnly Loving You
Saat Bu Dokter beranjak naik ke tempat duduk taxi belakang, ia masih berkutat dengan telepon selular-nya.
Ia tak memandang ke arah supir yang jelas-jelas adalah pasangannya. Bahkan, ia belum sadar disekitarnya puluhan origami tergantung dan sebagian lainnya menutupi box besar yg menjadi kejutanku untuknya.
Belakangan diketahui, ia sedang fokus chat mengomel dan curhat kepada rekannya karena aku malam itu malah memesankan taxi, bukannya menjemput sendiri.
Tapi setelah perbincangannya dengan rekan via chatnya selesai, ia mulai terkaget2 saat melihat ke sekeliling. Padahal saat itu taxi sudah melaju meninggalkan ruang prakteknya.
"Ini apa2an ya pak? kenapa banyak sekali origami lucu spt ini? apa saya naik taxi yg salah?" tanya Bu Dokter mendalami.
Aku tidak menjawab. Aku berpura-pura hanya mengangguk dan terus bersembunyi di balik topi yang kupakai.
"Bapak kalau tidak menjawab, saya milih turun aja deh pak. Saya takut naik taxinya," ujarnya mengancam.
Akhirnya karena tak ingin menakuti Bu Dokter lebih jauh, akupun membuka jati diri dengan menyibakkan topi yang sedari tadi menutupi kepala.
Bu Dokter terkesima dan berteriak histeris dengan kejutanku dan terus mencubit pipiku serta lenganku karena memakai jurus surprise lagi untuk mempermainkannya.
Tapi aku tahu, dibalik kejudesannya saat itu, sumringah hatinya sangat terpampang di wajah.
Kumanfaatkan kesempatan itu untuk mengajaknya cek-in kembali. Tapi kali ini dia justru menolak.
Aku yang kini justru terkaget dengan jawabannya. Dalam hati kuberujar, apakah mungkin jurusku kini tak lagi ampuh untuk membangkitkan fantasi bu dokter?
Di tengah sedikit rasa kecewa, ternyata kali ini Bu Dokter yg coba balas dendam dg mengejutkan ku balik.
"Hahaha..*** usah bete gitu kali mukanya..aku ga mau cek in skrg karena kebetulan apartemen ku lg kosong. Bunga ama dita balik ke kota nya masing-masing, jadi apartemen sekarang sepenuhnya milik kita berdua.." ungkapnya dengan senyum nakal.
Aku yang sudah horny bukan kepalang, mendengar jawaban itu langsung kembali menunjukkan wajah bergairah. "Wow, hari ini Joni kembali mendapatkan jatah yg cukup memuaskan," pikirku.
Setelah mengembalikan taxi yang aku pinjam dan mengambil kembali mobilku, aku segera memacu kuda biruku ke arah apartemennya yang berjarak setengah jam dari kediamanku.
Setibanya di apartemen, jarum jam sudah menunjukkan pukul 23.14 WIB.
Ini Wàktu yg cukup malam untuk mengaplikasikan imajinasiku.
Saat tiba di parkiran apartemen, aku berkata kepada Bu Dokter , "lepas seluruh pakaianmu hingga seluruhnya terlihat,"....
Yang kumaksud "seluruhnya terlihat" berarti termasuk celana dalammu," ucapku dg nada dingin dan tanpa senyum di wajah.
Perkataan ini sontak membuat Bu Dokter tergoncang panik dan menggigil ketakutan..
(bersambung ke part 15B)
Part-15
Solemnly Loving You
Saat Bu Dokter beranjak naik ke tempat duduk taxi belakang, ia masih berkutat dengan telepon selular-nya.
Ia tak memandang ke arah supir yang jelas-jelas adalah pasangannya. Bahkan, ia belum sadar disekitarnya puluhan origami tergantung dan sebagian lainnya menutupi box besar yg menjadi kejutanku untuknya.
Belakangan diketahui, ia sedang fokus chat mengomel dan curhat kepada rekannya karena aku malam itu malah memesankan taxi, bukannya menjemput sendiri.
Tapi setelah perbincangannya dengan rekan via chatnya selesai, ia mulai terkaget2 saat melihat ke sekeliling. Padahal saat itu taxi sudah melaju meninggalkan ruang prakteknya.
"Ini apa2an ya pak? kenapa banyak sekali origami lucu spt ini? apa saya naik taxi yg salah?" tanya Bu Dokter mendalami.
Aku tidak menjawab. Aku berpura-pura hanya mengangguk dan terus bersembunyi di balik topi yang kupakai.
"Bapak kalau tidak menjawab, saya milih turun aja deh pak. Saya takut naik taxinya," ujarnya mengancam.
Akhirnya karena tak ingin menakuti Bu Dokter lebih jauh, akupun membuka jati diri dengan menyibakkan topi yang sedari tadi menutupi kepala.
Bu Dokter terkesima dan berteriak histeris dengan kejutanku dan terus mencubit pipiku serta lenganku karena memakai jurus surprise lagi untuk mempermainkannya.
Tapi aku tahu, dibalik kejudesannya saat itu, sumringah hatinya sangat terpampang di wajah.
Kumanfaatkan kesempatan itu untuk mengajaknya cek-in kembali. Tapi kali ini dia justru menolak.
Aku yang kini justru terkaget dengan jawabannya. Dalam hati kuberujar, apakah mungkin jurusku kini tak lagi ampuh untuk membangkitkan fantasi bu dokter?
Di tengah sedikit rasa kecewa, ternyata kali ini Bu Dokter yg coba balas dendam dg mengejutkan ku balik.
"Hahaha..*** usah bete gitu kali mukanya..aku ga mau cek in skrg karena kebetulan apartemen ku lg kosong. Bunga ama dita balik ke kota nya masing-masing, jadi apartemen sekarang sepenuhnya milik kita berdua.." ungkapnya dengan senyum nakal.
Aku yang sudah horny bukan kepalang, mendengar jawaban itu langsung kembali menunjukkan wajah bergairah. "Wow, hari ini Joni kembali mendapatkan jatah yg cukup memuaskan," pikirku.
Setelah mengembalikan taxi yang aku pinjam dan mengambil kembali mobilku, aku segera memacu kuda biruku ke arah apartemennya yang berjarak setengah jam dari kediamanku.
Setibanya di apartemen, jarum jam sudah menunjukkan pukul 23.14 WIB.
Ini Wàktu yg cukup malam untuk mengaplikasikan imajinasiku.
Saat tiba di parkiran apartemen, aku berkata kepada Bu Dokter , "lepas seluruh pakaianmu hingga seluruhnya terlihat,"....
Yang kumaksud "seluruhnya terlihat" berarti termasuk celana dalammu," ucapku dg nada dingin dan tanpa senyum di wajah.
Perkataan ini sontak membuat Bu Dokter tergoncang panik dan menggigil ketakutan..
(bersambung ke part 15B)