Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Subarkah

Bimabet
Ceritanya lepas mengalir, latar belakang cerita sederhana tp out of the box (suasana desa atau kampung tp wanita yg berkuasa? Jenius ini).
Update perhalaman...
Nikmat forum semprot mana lagi yg kau dustakan....

Lanjuttttt komandan
 
Chapter 16 : Asal Muasal Desa 1

"Har, kamu gimana malam ini, udah makin enakan badannya?" Tanya Barkah kepada Harni dengan penuh perhatian. Harni saat ini menempati salah satu kamar di rumah Bu Marsih agar Bu Marsih lebih mudah merawat kesehatannya.

Ketika bertemu Harni hati Barkah benar benar berbeda. Saat kentu dengan Nyai Darsih maupun Prapti, yang ada di hati hanyalah mengejar kenikmatan. Berbeda dengan ketika bertemu Harni, hatinya penuh rasa ingin menyayangi dan tak ingin Harni ini menderita.

"Udah Bar, udah enakan, tapi masih lemes, makasih ya Bar kamu udah bantu aku, Bu Marsih baik banget sama aku. Aku didulangi kayak anaknya sendiri"

Barkah tersenyum sambil membelai lembut rambut Harni. Mereka berdua bercakap mesra bagai dua sejoli yang dimabuk asmara. Terbuai dalam percakapan yang intens membuat posisi duduk mereka makin dekat. Harni yang duduk setengah bersandar di kasur, tiba tiba merebahkan kepalanya di lengan Barkah yang duduk di tepi kasur menghadap dia.

Entah siapa yang memulai, wajah Barkah makin mendekat dan akhirnya dia memberanikan diri mengecup lembut bibir Harni yang masih pucat. Kecupan kali ini begitu lembut, bukan kecukap penuh birahi. Tapi kecupan mesra dua pasang kekasih yang saling mencintai.

"Eh.....maaf Har....aku kelepasan" kata Barkah sembari melepas ciuman ke Harni takut Harni marah.

"Ndak papa Bar" kata Harni tersenyum.
"Bar, kamu udah baik banget sama aku semenjak aku pulang, aku ndak bisa balas budi ke kamu. Kalaupun aku mau bayar kebaikan mu dengan uang aku bisa karena aku punya uang simpanan hasil kerja di kota, tapi kayanya nggak elok Bar"

"Kalo aku membayar budi baikmu dengan ini gimana Bar?" Lanjut harni sembari dia membuka kaos nya ke atas.

Terkejutlah Barkah dengan tindakan Harni. Barkah dapat menyaksikan payudara besar Harni yang masih terbungkus beha. Perutnya ramping, kulitnya sawo matang dan bersih. Barkah sungguh tergoda untuk mencaplok dua payudara besar itu dan menggauli Harni.

Akan tetapi Barkah malah mengambil kaos Harni yang dilepas dan ditutupkan ke tubuh bagian depannya seraya berkata
"Har.....aku.....aku sebagai lakik tulen tentu tergoda lihat susumu yang gede ky gitu Har" kata Barkah dengan polosnya.

"Tapi aku ndak mau terima kalo kamu balas budi pake cara ky gini, aku.....aku...." Barkah terdiam sesaat.

"Dari dulu.....aku tu seneng sama kamu Har, cuma aku ndak pede"

"Aku mau kalo kita melakukan enak enak, itu bukan karena kamu balas budi Har, tapi karena memang kita saling cinta"

Mendengar perkataan Barkah yang setulus itu membuat Harni makin terpana. Selama ini pria yang menikmati tubuhnya selalu karena hawa napsu. Sudah tak terhitung jumlah pria yang melampiaskan birahi kepada tubuhnya. Koh Welly bosnya yang baik itu juga sering mencicipi tubuh Harni secara rutin. Tapi Harni paham, Koh Welly tidak cinta ke Harni, karena bukan hanya Harni yang pernah ditiduri, tapi semua terapis di Spa tempat dia bekerja dulu sudah pernah dirojok lubang memeknya dengan burung Koh Welly.

Baru kali ini ada pria yang bisa sebaik dan setulus itu dengan dirinya.
"Baik Bar, aku paham, aku mungkin belum bisa jatuh cinta sepenuhnya sama kamu saat ini. Tapi aku sudah tersadar, kebaikan dan hatimu ini ndak boleh aku sia siakan. Kasih aku waktu Bar, aku mohon, biarkan aku belajar mencintaimu dulu, dan kalo udah tiba saatnya, aku mau kasih tubuhku ini ke kamu"

"Itupun kalo kamu mau terima aku yang udah pernah jadi terapis yang sudah dipakai banyak pria ini Bar"

"Ndak papa Har, aku ini juga ndak sebaik yang kamu kira lo Har, aku bakal setia menunggu. Udah kamu istirahat dulu ya Har. Udah malem" Barkah menyudahi pembicaraan itu sambil mengecup kening Harni dan keluar dari kamar meninggalkan Harni untuk istirahat.

Ketika Barkah sedang duduk di ruang tengah. Bu Marsih muncul dari dalam kamar tidur. Rumah Bu Marsih ini memiliki 3 kamar tidur. Harni tidur di kamar tamu. Bu Marsih tidur di kamar tidur utama. Satu kamar tidur lagi masih kosong. Bu Marsih pun duduk di samping Barkah dan bertanya

"Barusan pulang Bar? Gimana tadi sama si Prapti" tanya Bu Marsih sambil tersenyum.

Barkah pun menceritakan apa yang terjadi di halam rumah Prapti dengan rinci kepada Bu Marsih.

Bu Marsih mendengarkan dengan seksama sambil sesekali duduknya tidak jenak. Agaknya Bu Marsih mulai terangsang juga mendengar cerita Barkah yang begitu polosnya menceritakan detail persetubuhan nya dengan Prapti di alam terbuka. Bagai anak kecil yang sedang bercerita ke ibu kandungnya dengan ceria, tak ada satupun yang disembunyikan Barkah dari Bu Marsih.

"Jadi begitu Bu, kalo boleh saya tanya. Kenapa Ibu menyarankan saya untuk memberi pelajaran Prapti dengan menggantikan si Cepi untuk kentu sih Bu?"
Tanya Barkah kepada Bu Marsih.

"Humm.....gini Bar, itu ceritanya panjang. Ada hubungan nya dengan sejarah desa ini, dan kenapa aku milih kamu untuk aku terapi burungnya"

"Bar banyak pria di desa ini yang sering konsultasi masalah syahwat sama aku, tapi ndak semua aku mau obati, dan belum ada yang aku terapi ky kamu ini kamu orang pertama Bar"

"Gini aja, ayok kamu masuk ke kamarku kita lanjutkan ceritanya di kasur aja. Kamu juga butuh disegarkan, biar tak pijet otot otomu supaya rileks, sekalian aku mau minta tolong, memek ku ini udah becek denger ceritamu sama si Prapti tadi.

Bersambung.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd