Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Subarkah

Chapter 22 : Awal Pernikahan

"Yang diujung manaaaa suaranyaaaaaa...."

Sang biduan berteriak memeriahkan suasana. Para pria sibuk di depan menyawer. Para wanita berjoget sambil sesekali minum tuak. Uang demi uang dilesakkan para tamu pria ke celana dalam atau beha sang biduan sambil sesekali tangan jahilnya mencolek bibir memek atau payudara sang biduan. Sang biduan yang bersemangat setiap kali dapat uang makin bergairah untuk bernyanyi. Tidak dapat disangkal colekan colekan itu juga menaikan birahinya.

Pesta malam itu diselenggarakan di halaman samping rumah Prapti, disaat Prapti dan Cepi duduk dipelaminan menikmati pesta hari besar mereka, Prapti berkata kepada Cepi untuk mencarikan es kelapa muda kesukaan nya. Cepi pun bergegas menuju ke pondok makanan, sayang es kelapa muda di sana sedang habis.

"Mas Cepi, masih ada tapi di dapur belakang. Ini semuanya lagi sibuk nyiapin makanan. Sabar ya mas, nanti saya ambilkan" kaya pelayan makanan kala itu.

"Uwis ndak papa mbak, nek cuma di dapur, tak ambil e sendiri. Mesakno si Prapti udah kehausan"
Di hari bahagia ini Cepi seakan ingin memanjakan Prapti bagai seorang ratu. Cepi pun pamit kepada Prapti untuk meninggalkan dia sejenak ke dapur yang ada dibelakang rumah, agak jauh dari halaman tempat pesta dan acara dangdut digelar.

Dengan mantap dan disertai dingin udara malam, Cepi melangkah ke dapur rumah Prapti, berniat mengambilkan segelas es kelapa muda untuk Prapti. Sesampainya di depan pintu dapur, saat hendak membuka pintu, Cepi mendengar ada suara yang tak lazim.

Pada saat itu Cepi bisa mendengar jelas karena dia berada jauh dari hiruk pikuk pesta dan nyanyian dangdut.

"Mmhhhh.......terus omm.....owhhhh enakkk.....sodok terussss ommm memek kuuuhhhhh"

Cepi pun penasaran, suara siapa itu. Jelas jelas ini suara orang sedang berhubungan intim. Dilanda rasa penasaran Cepi pun berusaha mencari asal suara itu.

Perlahan dia memasang telinga baik baik dan mencari asal suara tersebut. Cepi memastikan bahwa suara itu berasal dari samping rumah Prapti, dekat dengan dapur. Perlahan dia membuka pintu samping, mendekati asal suara itu.

Cahaya saat itu sangat remang, Cepi mengendap ngendap dan memasang matanya baik baik untuk menemukan si pemilik desahan.

"Huwaduhhh......Pak Samsul.....!!!!!" Kata Cepi dalam hati melihat bapak mertuanya.

Nampak Pak Samsul masih mengenakan baju pestanya pada bagian atas. Bagian bawahnya sudah tidak mengenakan apa apa. Celana dalamnya sudah teronggok di mata kaki. Pantat Pak Samsul bergerak gerak maju mundur menggempur wanita dihadapannya yang sedang berdiri memunggunginya.

Wanita tersebut menghadap ketembok rumah, kedua tangannya menempel pada tembok dihadapannya. Pantatnya ditunggingkan sebisa mungkin menyambut sodokan Pak Samsul. Baju pestanya sudah acak acakan. Payudaranya tersingkap bergoyang goyang, behanya dibuka pengaitnya tapi masih menggantung dikedua lengannya. Celana dalamnya sudah turun sampai mata kaki. Rok nya diangkat dan digulung menggantung dipinggang.

Payudara wanita itu menggantung bebas, dan menjadi bulan bulanan Pak Samsul. Diremas, dipilin, bahkan dibetot sesuka hati.

"WARTIIIIII.....!!!!!"

Cepi makin kaget berteriak dalam hati. Setelah matanya makin terbiasa dalam keremangan malam diapun mengenali wanita itu.

Warti malam itu juga datang, dia bersolek sangat cantik khas gadis kota besar. Warti nampak terengah engah menikmati sodokan Pak Samsul. Tingkahnya bagaikan pelacur jalanan yang sedang melayani pelanggan

"Enakkk ommmm.....genjot memekkkuu ommm..."
Kata Warti yang menikmati genjotan Pak Samsul sambil diiringi kecipak lendir memeknya.

"Nihhhh tak sodok memekmuuu Warrrr......nyohhhh pie enak to manukku...dasar lonte kamu War.....bakal tak genjot habis habisan kamu. Habis ini anakku pisah rumah sama aku, aku udah belikan dia rumah besar buat tinggal sama Cepi.....tiap malem kamu bisa bebassss main sama aku. Tak metengi kamu War....!" Seru Pak Samsul.

Selama ini Pak Samsul selalu merasa berada di bawah wanita kastanya. Meskipun dia orang kaya, tetapi di Desa Banjardowo dia tidak bisa menjadi seorang pemimpin.

Datanglah Warti yang baru pulang dari kota besar. Pekerjaannya yang sebagai terapis membuat dia terbiasa melayani pria, dan memastikan tamunya puas. Tanpa sengaja mereka berdua bertemu ketika Warti sedang mencari lahan sawah untuk dibeli. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Pak Samsul yang selama ini merindukan agar bisa berkuasa atas wanita, bertemu Warti yang terbiasa dan terlatih jadi terapis melayani para pria.

Tak lamapun perjumpaan mereka sampai ke ranjang. Pak Samsul merasa puas bisa kentu dengan Warti. Harga dirinya sebagai pria yang selama ini ditekan karena sistem keluarga Desa Banjardowo akhirnya bisa tersalurkan juga. Warti setiap kali melakukan hubungan intim dengan Pak Samsul selalu bertingkah sebagai budak seks nya. Dia sampai memohon mohon agar memeknya disodok kasar. Membuat Pak Samsul merasa makin berkuasa dan birahi. Warti memang biasa bertingkah seakan menjadi budak seks kepada para pelanggannya. Hal ini sengaja dilakukan agar pelanggannya ketagihan dan besok datang lagi untuk membooking dirinya.

Pak Samsul makin gencar merojok rojok rongga memek Warti sambil menjilati punggung Warti.

Merasakan rangsangan di memek, punggung dan kedua payudaranya membuat Warti makin merintih rintih erotis memancing birahi.

"Owhhhh ya ampunnnn ommmm.....enak banget ommm.....burungmuuu besarrrr ommmm"

Burung Pak Samsul memang ukurannya lumayan, Warti pun juga merasakan nikmat, tapi sebenarnya masih banyak pelanggan Warti yang lebih besar dari Pak Samsul. Ucapan ini semata mata agar Pak Samsul makin merasa sebagai pria jantan yang menaklukkan dirinya dan akan terus mencarinya untuk menyalurkan hasrat birahinya.

Setelah mereka melakukan hubungan intim pertama kali, Pak Samsul menjanjikan akan mencarikan sawah yang diinginkan Warti dengan harga teramat sangat murah. Warti merasa hubungan ini akan sangat menguntungkan dia kedepannya. Oleh karena itu dia tidak keberatan jika bisa tukar guling sawah dengan memeknya.


"Clokkk.....clokkkk.....pllakkkkk plakkkk"
Suara tamparan tangan Pak Samsul dibongkahan pantat Warti. Melihat wanita di depannya mendesah kencang membuat Pak Samsul makin gemas dan birahi.

"Nyohhhh Warrrr.......tak metengiiii kamu Warrrr.......Ngghhhhh"

Keluarlah sperma Pak Samsul mengisi rongga memek Warti. Mereka melakukan tanpa pengaman kondom sama sekali. Warti tau kalo dirinya beresiko hamil. Tapi tak mengapa, justru jika dirinya hamil maka kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari Pak Samsul akan makin besar lagi. Demikian pikir Warti dalam hati.

Cepi yang mengetahui bahwa persetubuhan mereka telah usai, buru buru bergegas ke dapur agar tidak ketahuan mengintip. Hampi saja Cepi kelupaan es kelapa muda titipan Prapti. Buru buru dia balik ke dapur, mengambil segelas penuh dan dengan sedikit berlari kembali. Tanpa sengaja pintu dapur sedikit terbanting oleh Cepi saat terburu buru.

"Blammm...."

Suara itu mengagetkan Pak Samsul yang sedang berciuman mesra sambil meremasi payudara Warti. Pak Samsul pun bergegas melihat suara apa itu. Sekelebat dia melihat sosok Cepi sedang berlari kecil sambil membawa es kelapa muda.

"Waduh.......si Cepi anak setan"
Batin Pak Samsul dalam hati.

Pak Samsul langsung mencurigai jika Cepi melihat persetubuhan mereka. Pak Samsul sebenarnya juga beberapa kali berbuat cabul dengan wanita di desa sebelah dengan imbalan uang. Akan tetapi sebagai orang terpandang dia tetap hati hati dalam melakukan hal itu, supaya kelakuannya tidak diketahui orang lain

Apalagi jika ketahuan dia memiliki hubungan dengan Warti. Bisa jadi baham ghibah para wanita di pasar. Karena semua warga desa sudah mengetahui bahwa Warti dulu mantan terapis di kota yang sering menjajakan dirinya untuk dinikmati pria.

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd