Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sweet Potatos (Real Story)

Ikut berduka atas kentangnya cerita di surabaya ini hu :(
 
Antiklimaks

Sebagaimana cerita ane sebelumnya, disamping berakhirnya hubungan ane dengan Arin dengan sendirinya, begitupun halnya dengan Mia yang tetiba marah saat ane menegur dan mengingatkannya supaya tidak terlalu baper serta possesif.

Sedikit rasa penyesalan buat ane, karena timingnya mungkin sedikit tidak tepat, karena ane punya rencana ke Surabaya awal Oktober ini. Namun rasa kasihan ane yang bermain saat itu. Ane berpikir, mending ane terangin dulu semuanya, mengingatkan segala kemungkinan terburuk ke depannya seperti ane tidak bisa memberi kepastian kapan waktu bertemu kembali setelah di bulan Oktober serta status tentunya. Seumpama Mia siap dan bisa menerima semua kondisi tersebut, ane lebih enak ngejalaninnya dan tidak menjadi beban tentunya.

Sejak awal niat ane memang cukup one night stand, dan ternyata doi baper berat sehingga hubungan kami berlanjut setelahnya. Ane bukan tipe orang yang tega langsung meninggalkan wanita begitu saja, kecuali mendapat timing yang pas untuk menciptakan suatu alibi 🤭. Disamping itu, karena ane masih berencana untuk dinas ke surabaya saat itu, sehingga ane berpikir tidak ada salahnya melanjutkan sejenak hubungan ini.

Ane sempat lost contact beberapa hari, walau tiap ane buat status pancingan, doi selalu membacanya baik di WA maupun IG. Dan akhirnya seminggu sebelum rencana dinas ane ke Surabaya, tepatnya di minggu terakhir September kemarin, ane WA doi mengabarkan seolah olah sedang berada di Surabaya.

"Aku lagi di Surabaya" kata ane
"Hmmm.." jawab doi singkat

Ane sempat berpikir pancingan ane gagal menarik perhatian doi saat itu. Dan berpikir semuanya dah berakhir.

Malamnya muncul kembali niatan ane buat mengetesnya.

"Kamu kerja ga malam ini?" Tanya ane
"Kamu lagi di xx ta?" Tanya Mia apakah ane sedang berada di tempat kerjanya saat itu.

"Belum tau" jawab ane
"Kamu ga mau nyusul ke hotel ta pulang kerja?" Pancing ane

"Hotel mana?" Tanya doi
"Mau ga?" Tanya ane memastikan dulu

Beberapa jam kemudian, tepatnya tengah malam doi baru sempat membalasnya
"Hotel mana?" Tanya doi lagi

"Emang mau nyusul?" Tanya ane ulang, walau ane tau sebenarnya doi masih ada keinginan untuk bertemu, namun karena ane masih berada di Jakarta, ane belum berani sebut nama hotel yang akan ane singgahi minggu depan, takut doi tau tau datang dan marah setelah tau ane lagi mengarang cerita.

Dan ane pun tertidur karena sudah larut malam. Saat terbangun di Subuh hari, ane mendapati balasan WA darinya.

"Hmm.*** mau bilang hotelnya" kata doi lagi

Ane yang hari itu berencana membawa mobil sengaja tidak membalas lagi, namun setidaknya sudah mendapat sedikit lampu hijau darinya. Jam 6 pagi ane memacu kendaraan menuju kantor, dan ane berencana untuk menghubunginya melalui Video Call. Namun setelah beberapa kali ane hubungi, tak kunjung diangkat olehnya. Mungkin dia sedang tidur saat itu, pikir ane positif.

Dan di siang hari, doi membalas panggilan ane dengan Video Call. Dan setelah mengenakan headset serta mencari ruangan yang sepi, ane telpon balik Mia setelah beberapa kali tidak ane angkat.

"Dimana?" Tanya Mia saat Video Call kami telah tersambung
"Di kantor" jawab ane sambil tertawa

"Hmmm..pasti lagi di hotel ya?" Tuduh Mia sebagaimana kebiasaan curiganya
"Masak hotel kayak gini bentuk ruangannya" kata ane sambil menunjukkan beberapa bagian ruangan kantor

"Hmm..aku dah tau kamu pasti boong pas bilang lagi di Surabaya tadi malem" kata Mia
"Kok boong si, kan aku belum selesai ngetiknya. Aku lagi di Surabaya...koma...minggu depan hehehhee" elakku

Dan akhirnya suasana pun mencair kembali sejak saat itu. Walau doi sedikit agak dingin dan menahan sedikit ekspresinya yang biasanya manja setiap kita melakukan Video Call.

Keesokan harinya, tepatnya di hari Jumat siang, mia menghubungi ane dan meminta bantuan sejumlah uang untuk membayar cicilan motornya. Hmmm..mulai tidak sungkan sepertinya kali ini, cuma karena ane tidak mau ribut dan kebetulan tidak terlalu material, akhirnya ane penuhi. Disini pikiran ane mengenai Friend With Benefit pun muncul. Ane mulai berpikir akhirnya hubungan ini lebih ke arah saling mencari keuntungan masing masing.

Bukannya ane perhitungan, tapi rasanya ane lebih sreg memberi doi sejumlah uang tanpa diminta, sekedar buat ongkos atau jajan sebagaimana sebelumnya, walau secara nominal sebenarnya lebih besar daripada yang dia minta hari ini.

Dan setelah hanya berkomunikasi melalui chat selama weekend, Senin pagi atau H-2 sebelum keberangkatan ane ke Surabaya, ane kembali melakukan Vidcall selagi perjalanan menuju kantor di pagi hari. Sempat tidak diangkat saat itu, namun tak lama doi menghubungi balik. Ternyata doi baru selesai mandi, dan masih mengenakan handuk hendak berganti baju saat VidCall kami tersambung.

"Liaatt donk" kata ane meminta Mia berganti baju di hadapan ane saat itu sebagaimana biasanya.

Mia pun meletakkan hpnya dengan posisi mengarah ke tempat dia berganti baju. Cukup jelas ane memandangnya dari layar HP, walau tetap membagi konsentrasi ane ke jalan.

Dan tak lama, Mia pun selesai mengenakan pakaiannya dan melanjutkan obrolannya dengan ane di tempat tidurnya. Obrolan pun terjadi seperti biasa, yang tak jauh jauh dari hal mesum. Dan ane yang menginiasi tema obrolan tersebut, dan doi hanya tertawa menanggapinya.

Bukan apa apa, terkadang ane bingung mencari tema bahasan apa yang hendak diobrolin, mungkin karena kehidupan bersosialisasinya lebih banyak dilakukan di malam hari dan berkaitan dengan pekerjaan yang tentunya dia sendiri enggan membahasnya, sehingga akhirnya obrolan kami lebih banyak ke arah mesum dibanding obrolan normal.

Dan sudah bisa ditebak, kata nenen seperti biasa ane ucapkan seperti selama ini bila ingin melihat toket kecilnya namun berputing besar seperti biji salak. Biasanya doi akan menolak di awal dengan ekspresi gemas namun akhirnya memberi kesempatan juga buat ane melihatnya. Namun entah kenapa, pagi ini doi terlihat sedikit sewot dan setelah ane rayu berulangkali tetap saja keukeh tidak mau. Dan akhirnya karena berulangkali tidak juga diberikan, ane candain minta lihat sama yang lain saja, dan biasa doi akan pura pura ngambek atau marah.

Namun kali ini doi cuma bilang terserah, dan ane yang merasa doi sedikit lain daripada biasanya, akhirnya ane matikan sambungan VidCall tersebut. Biasanya doi akan langsung menelpon kembali, namun ternyata hanya chat balasan yang ane dapati saat itu "hmmm...".

Tidak ada komunikasi lanjutan hari itu, seingat ane. Dan keesokan harinya doi menghubungi ane melalui Vidcall, namun karena WA B ini ane hide dan ane matikan notifikasinya, sehingga ane memang tidak tahu kalau doi sempat menghubungi ane. Dan kemudian terdapat sebuah pesan di WA B ane dari Mia.

"Hmmm.*** diangkat" kata Mia
"Males ah..kamu pelit" kata ane mengingatkan kejadian kemarin.
"Kamu tu kenapa si, masak mau liat nenen terus2an, cukup sekali aja toh besok mau ketemuan..klo vc ya vc aja" balas Mia ketus

Ane yang sebenarnya tidak terlalu serius awalnya, mendadak menjadi emosi seketika.

"Ya udah ga usah VC juga, toh besok juga ketemuan" balas ane.

Sebagaimana yang pernah ane ceritakan sebelumnya, Mia sekarang seperti kecanduan VC sama ane dan kadang tidak mengenal waktu saat di jam kerja sekalipun.

Dan saat itu ane nothing to lose terkait esok hari saat di Surabaya. Ane benar benar mulai kehilangan mood saat itu.

Keesokan harinya, ane pun tiba di Surabaya dan langsung menuju lokasi rekanan ane sebagaimana rencana yang telah ane susun sebelum berangkat. Ada dua lokasi yang mesti ane singgahi, pertama di perbatasan gresik lamongan dan kedua di kota Surabaya sekalian arah pulang menuju hotel sebenarnya.

Namun terdapat sedikit perubahan, dimana akhirnya ane dan tim serta beberapa pegawai dari rekanan tersebut, mengarahkan untuk singgah di Surabaya terlebih dahulu, tepatnya di daerah sekitaran Darmo. Setelah menghabiskan waktu sekitar sejam an, kami pun melanjutkan perjalanan menuju kota gresik untuk sekedar mencicipi kuliner bandeng beserta minuman legen yang menjadi ciri khas di kota tersebut.

Setelah beristirahat, makan serta menunaikan kewajiban beribadah, kami beserta rombongan pun berangkat kembali menuju lokasi utama yang letaknya di perbatasan kota Gresik dan Lamongan, sekitar 1 jam dari kota Gresik.

Di perjalanan, ane pun mengabari Mia kalau sudah di Surabaya. Dan memastikan apakah dia akan datang ke hotel sore nanti. Sebenarnya ane dan Mia sudah menyusun rencana sebelumnya, yaitu sore hari Mia datang sebentar ke hotel untuk mengambil kunci, kemudian dia berangkat menuju tempat kerjanya dari hotel tempat ane menginap. Sehingga saat dia pulang kerja, dia bisa langsung menuju kamar hotel tanpa perlu ane jemput di lobby saat dinihari.

Namun baru di sore hari Mia membalas WA ane.
"Ya..tapi aku kerja ya, karena Rabu wajib masuk" kata Mia.

"Oke..kamu berangkat kerja jam berapa?" Tanyaku
"Jam 6" kata Mia

"Lho bukannya biasa jam 8 ya?" Kata ane heran, namun tak dijawab.

Jauhnya perjalanan serta tidak terkontrolnya waktu kunjungan di lokasi membuat ane pesimis untuk tiba di hotel saat Maghrib sebagaimana yang ane janjikan sebelumnya kepada Mia. Dan benar saja, hingga Maghrib posisi ane masih berada di ujung kota Gresik, 1,5 jam perjalanan dari Surabaya.

Ane pun coba menghubungi Mia saat itu, namun tidak diangkat. Dan akhirnya selepas Maghrib, kami dan rombongan baru beranjak menuju kota Surabaya. Setelah menyempatkan untuk makan malam di sebuah restaurant seafood yang terletak di Darmo, akhirnya kami dan rombongan pun tiba di hotel yang terletak di daerah genteng sekitar jam 9.30 malam.

Temen ane yang sebelumnya telah mengetahui rencana kedatangan ane ke Surabaya, sebelumnya sudah merencanakan untuk kumpul bersama beberapa teman lainnya di sebuah tempat massage yang terdapat fasilitas karaoke di dalamnya.

Namun semuanya buyar, mengingat ane kemalaman tiba di hotel. Sebenarnya teman ane sudah menawarkan agar ane menyusul saja ke tempat tersebut, namun karena ane rasa sudah kemalaman maka ane urungkan niat tersebut.

Setelah melewati proses check in, dan sedikit menggoda mbak resepsionis hotel tersebut, ane pun masuk ke dalam kamar smoking sebagaimana yang telah ane pesan. Tak lama, sambil merebahkan tubuh yang lelah ini, ane kembali menghubungi Mia untuk mengabari telah berada di hotel dan memastikan kedatangannya pagi nanti. Dan beruntung doi mengangkatnya kali ini, dan saat itu terlihat dari ekspresi wajahnya bahwa kondisi saat ini baik baik saja, seolah tidak ada lagi masalah diantara kami.

Selesai VC, ane pun melihat brosur layanan massage yang ditawarkan hotel tersebut. Dan di hotel tersebut ternyata melayani panggilan massage selama 24 jam sehari dan diskon di jam happy hour. Badan ane yang terasa lelah ini pun meminta untuk dimanjakan, sekalian mengisi waktu juga pikir ane.

Dan tanpa pikir panjang ane menelpon bagian spa melalui sambungan telepon yang tersedia di kamar tersebut dan anehnya ane tidak ditanya mau mengambil paket apa termasuk durasi waktunya.

Sekitar jam 10 malam, bel di kamar pun berbunyi, kemudian ane segera membuka pintu kamar. Sebenarnya untuk layanan massage di hotel seperti ini terkadang iseng iseng berhadiah, apakah ane mendapat terapis yang sesuai dengan harapan ane.

Pintu kamar pun ane buka...Dan...taraaaaaaa...

Ternyata sedikit diluar ekspektasi ane 🤭

Seorang terapis dengan perawakan mungil, berambut pendek dan mengenakan behel melintas di hadapan ane menuju tempat tidur dan kemudian menyiapkan segala peralatan seperti kain alas serta beberapa lotion atau minyak urut khusus spa.

Mbaknya lumayan manis si sebenarnya, namun tidak se hot di tempat massage spa sebagaimana umumnya. Usianya sekitar 26 tahun kalau ane ga salah. Dan akhirnya prosesi massage pun dimulai setelah ane meminta paket tradisional massage dengan durasi 1 jam.

Untuk mencairkan suasana ane pun menanyakan nama serta asal mbaknya selagi prosesi massage dimulai. Dan ternyata pijatannya enak banget menurut ane, sama seperti standar massage yang pernah ane rasakan semisal di d*lta ato m* place.

Ane yang sedari awal memang niatnya hanya massage, merasa beruntung mendapat terapis yang handal. Seluruh lekukan tubuh ane termasuk sela sela pantat dan biji ane beberapa kali diserempetnya. Sebuah kode tentunya, namun ane kali ini cukup bersabar untuk tidak bertanya lebih soal layanan tambahan, karena ane tau dc yang diminta pastinya mahal.

Saat waktu tersisa 15 menit lagi, mbaknya yang mengaku namanya sama seperti almarhum penyanyi yang berasal dari kota hujan, namun berasal dari kota udang di Jawa Barat, menawarkan tambahan waktu karena bagian depan ane belum dieksplore olehnya.

Nah disini kesalahan ane muncul, ane kecepetan memuji enaknya pijatan doi dan kemudian menanyakan layanan tambahan karena beberapa kali pertahanan ane diserang tipis tipis olehnya 😝.

Dan seperti yang ane duga, doi menawarkan harga layanan plus sebagaimana standar hotel, dimana untuk HJ alias petik mangga saja doi mematok harga sebesar FJ bila di tempat Spa pada umumnya, dan untuk FJ bisa 2x harga HJ atau senilai total Damage Cost yang biasa kita keluarkan di Spa untuk room, massage dan FJ all in. Ane yang sebenarnya setengah hati, akhirnya asal saja menawar separuh lebih dari mahar yang diminta, dan seketika doi berubah menjadi ketus saat ane bilang bahwa harga segitu untuk HJ kalau di tempat lain udah bisa sampai FJ 😝.

Doi pun akhirnya mengungkit penilaian ane terhadap massage yang dia berikan tadi saja enak, apalagi tambahannya.

Dan akhirnya ane cuekin saja doi saat itu, sampai akhirnya doi meminta ane balik badan untuk telentang. Nah disini doi berusaha balas dendam sepertinya, awalnya dada ane yang mendapat sentuhan pijitan tangannya, disini penis ane belum ngaceng tentunya, namun perlahan saat doi mulai turun ke bawah, doi mulai memijat seluruh organ tubuh mulai dari perut kebawah termasuk paha hingga di sela sela paha dan sekitaran alat kelamin, namun minus di batang penis ane.

"Udah mas..selesai" kata mbaknya

Damn..pas banget penis ane lagi ngaceng ngacengnya..terus ga disentuh sama sekali, kemudian dia bilang selesai begitu saja..rese 🙄

"Hmm..oke" jawab ane dengan sedikit gengsi, walau dedek ane ga bisa diajak kompakan

"Ya udah tambah 100 deh mas, sama tambah ongkos karena nambah durasi biar aku ga nombok" kata mbaknya dengan sedikit kesal

"Iya deh" jawab ane mulai lunak, karena si dedek ga bisa diajak kompromi.

Dan akhirnya layanan tambahan berupa petik mangga pun diberikan. Dengan sedikit SSI, ane dibolehin petik mangga punya mbaknya hingga akhirnya doi bersedia toples supaya dedek ane bisa lebih cepat keluar sebagaimana alasan ane saat itu, karena doi dah mulai kelelahan saat meng HJ ane.

Tak terasa 1,5 jam berlalu dan prosesi massage plus HJ pun berakhir. Sudah hampir jam 12 malam saat ane memutuskan untuk segera mandi membersihkan bekas lotion yang menempel di sekujur tubuh. Tak lupa ane buang barbuk berupa kumpulan tissue yang sebelumnya dibuang mbaknya di tempat sampah, daripada jadi perkara sama Mia, karena doi sebel banget kalau sampai tahu ane massage apalagi sampai ngeluarin sperma.

Namun karena ane mikir bakal tidak ada pertempuran di tengah malam sama Mia, ya udah terpaksa ane keluarin saja saat ini, toh kalau besok pagi mestinya sudah terisi kembali cairan ane 😝.

Dan setelah mandi, ane kemudian bermain hp sambil menanti kedatangan Mia. Jam 2 kurang doi menelpon, mengabari 5 menit lagi doi berangkat menuju hotel. Doi mengabarkan sedang tidak enak badan dan batuk saat itu, hmmm..ciloko pikir ane. Ane pun segera turun untuk membeli beberapa kebutuhan seperti rokok, minuman serta cemilan di minimarket seberang hotel yang kebetulan buka 24 jam. Sekalian jemput Mia di lobby pikir ane.

Dan setelah membeli beberapa keperluan, ane pun kembali ke hotel dan membakar sebatang rokok selagi menanti kedatangan Mia di pintu masuk Hotel. Tak lama, Mia datang dengan menggunakan taksi online, dan ketika turun kami pun berjalan beriringan menuju lift yang sedikit tersembunyi dari pandangan resepsionis yang sedang berjaga malam itu.

Tidak banyak obrolan saat berada di lift, Mia hanya lebih banyak tersenyum dan beberapa kali terbatuk menunjukkan kondisi kesehatannya yang sedang tidak fit. Dan benar saja, begitu sampai di kamar, Mia langsung berganti baju serta bebersih di kamar mandi. Sebelumnya ane sempat berfantasi sebetulnya, karena kamar mandi hotel kali ini bagaikan aquarium yang sebagian sisinya berbahan kaca dan bisa dipandang dari posisi tempat tidur. Namun karena tadi tirainya ditutup oleh mbak terapis, ane tidak sempat lagi untuk membukanya.

Dan setelah beres dengan urusan di kamar mandi, tanpa banyak kata Mia langsung menaiki tempat tidur dan bersiap untuk tidur. Mia hanya tersenyum menatapku, namun sedikit menunjukkan gestur menolak saat hendak kucium bibirnya, entah karena dia takut menularkan sakitnya atau memang datang dengan kondisi setengah hati kali ini.



Ane cukup bersabar kali ini, dan membiarkan dia untuk beristirahat. Dan akhirnya ane pun tertidur hingga beberapa jam saja. Jam 5an ane telah terbangun dan menunaikan kewajiban yang telah terlambat sebenarnya. Dan setelahnya ane susah untuk tidur kembali, sehingga akhirnya ane menunggu jam 6 pagi dan mengajak mas Yan rekan ane untuk turun sarapan. Harapannya setelah selesai sarapan, Mia sudah cukup bugar setelah beristirahat beberapa jam lebih lama daripada ane.

Sekitar 3 jam ane menghabiskan waktu di resto hotel, karena setelah sarapan ane lanjutkan mengobrol sambil menikmati secangkir kopi dan sebatang rokok bersama Mas Yan. Agenda hari itu sebenarnya cuma survey lokasi aset milik rekanan ane, dan hanya membutuhkan waktu sebentar dan flesibel. Ane janjian dengan Mas Yan untuk ke lokasi setelah waktu Dzuhur, sekalian mencari makan siang jelasku.

Dan jam 9 lewat pun ane naek kembali ke kamar hotel, dan membangunkan Mia mengingat waktu yang cukup terbatas hari itu. Namun Mia terlihat sedikit ogah2an saat ane bangunkan, hingga beberapa kali ane jelaskan ane sengaja menunda waktu kepergian ke lokasi survey agar dapat berinteraksi dengannya, dan tentu saja untuk bercinta.

Akhirnya dengan sedikit malas malasan pun dia bangun dan segera menuju kamar mandi, entah cuci muka atau pipis pikirku. Sekembalinya dari kamar mandi, Mia kembali berbaring di sebelahku. Namun saat hendak kucium, dia malah menyembunyikan bibirnya di balik bantal sehingga akhirnya hanya kucium pipinya. Begitupun halnya saat kucoba menyentuh puting susunya yang sedikit menongol di balik kaos yang dia kenakan, karena dia terbiasa tidak mengenakan BH selagi tidur. Namun kali ini, sungguh di luar dugaan ane, doi menolak dengan gestur marah kali ini. Serasa de javu dengan kejadian dengan Arin saat di Bandung dulu, dan tanpa banyak omong ane turun dari ranjang, membakar sebatang rokok sambil mengabari Mas Yan serta rekananan ane, jadwal kunjungan ke lokasi ane majukan menjadi jam 11 saja.

Kemudian ane pun bergegas mandi serta mengenakan seragam kerja dsbnya tanpa memandang lagi ke arah Mia yang sepertinya kembali tertidur. Sebisa mungkin ane bersiap siap secepat mungkin tanpa membangunkannya dari tidur. Dan akhirnya entah dia tahu atau tidak, ane tinggalkan ruang kamar dengan sedikit terburu buru, ane sudah malas untuk berkomunikasi dengannya saat itu.

Jam 11 pun akhirnya kami bertiga berangkat menuju lokasi yang letaknya tidak jauh dari taman bungkul. Sekitar 1 jam an, setelah mendokumentasikan beberapa sudut ruang bangunan yang menjadi obyek survey, ane bertiga akhirnya meninggalkan lokasi untuk mencari makan siang. Dan setelahnya kami berpisah untuk urusan masing masing. Kebetulan ane memiliki janji untuk bertemu kawan lama di kantornya. Dan biasanya kalau sudah bertemu seperti ini bisa menghabiskan waktu hingga Maghrib, oleh sebab itu ane sedikit memaksa Mia untuk bangun karena ane pesimis bisa bertemu dengannya saat sepulangnya nanti, mengingat Mia juga harus berangkat untuk bekerja. Selain itu, ane sengaja menunda kepulangan, karena sebenarnya ane sudah malas untuk bertemu dengan Mia.

Benar saja, setelah waktu Maghrib ane baru kembali menuju hotel untuk mandi dan berganti pakaian. Kawan ane tersebut mengajak ane untuk menghabiskan malam di salah satu tempat karaoke langganannya, dan untungnya bukan tempat dimana Mia bekerja.

Sesampai di hotel, ane lihat kondisi kamar telah tersusun rapi termasuk seprai serta selimut di ranjang. Namun ane tidak menemukan Mia saat itu, entah jam berapa dia meninggalkan hotel dan jam berapa room service merapikan kamar ane. Sedikit rasa lega saat itu tidak harus bertemu dengannya, walau biar bagaimana terdapat sedikit rasa kecewa tentunya semua berakhir seperti ini.

Komunikasi ane dengan Mia terakhir kali saat ane sedang berada di lokasi survey, saat Mia menanyakan apakah ane sudah berada di kantor, dan ane cuma jawab singkat "udah".

Ane yang memang sudah siap dengan kondisi ini, tanpa banyak pikir pun akhirnya berangkat menuju salah satu tempat karaoke setelah dijemput kawan ane tersebut.

Disana ane menghabiskan malam dengan menyanyikan beberapa lagu dan ditemani seorang LC, sebut saja namanya Anita. Sebagaimana temen ane yang mengajak ane malam ini, ane pun meminta kriteria LC yang tidak bisa dibungkus setelah acara selesai.

Overall perawakan Anita ini layaknya model, tubuhnya tinggi dan bentuk tubuhnya slim, berambut panjang dan berpayudara sedang, mungkin termasuk tocil juga menurut ane.

Dan selama menunggu giliran bernyanyi, ane lebih banyak mengobrol tentang sisi lain kehidupannya. Cukup menarik sebenarnya kalau mendengar kegiatannya diluar sebagai LC. Dan sebelum acara berakhir, ane sempat meminta no hpnya. Diujung acara, sebenarnya ane sempat merayunya untuk ikut menyusul ke hotel, namun dia hanya menjawab dengan tertawa atau menutupi wajahnya dengan bantal saat itu.

Dan ane pun pulang bersama rombongan ke hotel. Sesampainya di hotel ane kembali mengajaknya untuk menyusul ke hotel melalui chat sebelum ane memutuskan untuk tidur. Dan beberapa kali ane terbangun dan mengecek hp, tak kunjung mendapat balasan darinya. Hingga akhirnya, sekitar jam 8 pagi ane terbangun kembali dan mendapatkan balasan darinya.

"Pagi mas.." sapa Anita
Ane pun kemudian membalasnya dengan menggunakan video call, dan ane sempatkan untuk meng skrinsut beberapa penampakan doi yang sedikit menampakkan tali BHnya. Sekitar setengah jam an ane berkomunikasi dengannya dan ane akhiri karena mesti turun sarapan dan bersiap menuju bandara untuk kembali ke Jakarta.



Dan perjalanan kali ini, benar benar terasa antiklimaks dan hambar, walau sedikit terobati dengan pertemuan ane dengan Anita, dan hingga kini kami masih berkomunikasi, walau ane sendiri pesimis sebenarnya. 😂😂

Sekian FR ane dari kota Surabaya
Ikut mengibarkan bendera putih hu.
Dg terpaksa ane jg ikut melepas tagar #TeamMia.
Manut ae hu siapkan TO-TO barumu yg sekiranya easy going.
Sehat selalu dan stay tune di thread ini.
Santai wae aku nok mburimu hu
 
Ikut mengibarkan bendera putih hu.
Dg terpaksa ane jg ikut melepas tagar #TeamMia.
Manut ae hu siapkan TO-TO barumu yg sekiranya easy going.
Sehat selalu dan stay tune di thread ini.
Santai wae aku nok mburimu hu
Kamu kok apik men hu 😁😁

Next TO kayaknya rada money oriented si..jadi ragu ane bwt nerusin pdkt
 
:Peace::DKeren ceritanya dari semua TO..
Intinya para TO ujung2nya minta pengakuan status atau minta duit..
Kalo cerita arin jadi ingat sama pengalaman pribadi (Tapi bukan mslh mslh duit)..
Dan TS type STMJ juga yah..(Sembahyang Terus,Maksiat juga) haha..
 
Bimabet
:Peace::DKeren ceritanya dari semua TO..
Intinya para TO ujung2nya minta pengakuan status atau minta duit..
Kalo cerita arin jadi ingat sama pengalaman pribadi (Tapi bukan mslh mslh duit)..
Dan TS type STMJ juga yah..(Sembahyang Terus,Maksiat juga) haha..
Jadi masalah apaan donk? 😝

STMJ wkwkwk rese..ya harapannya bisa segera kembali ke jalan yg bener atuh
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd