Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sweet Potatos (Real Story)

Update

30 menit kemudian berlalu, sudah jam 2 siang saat ini. Akhirnya kuputuskan untuk menghubungi temanku.

"Bos..ada di kantor?" Tanyaku
"Ada..loe lagi di sby ya?" Tanya temanku

"Hehe..iya bos" jawabku
"Lagi dmn skrg?" Tanyanya lagi

"Lagi sama temen bos?" Jawabku
"Siapa?" Tanyanya menyelidik, karena biasa aku suka maen ke tempatnya saat sedang santai begini

"Wkwkwk..ampun" jawabku
"Lg nakal loe ya? 😛" tanyanya memastikan

"Hahahha..ntar aja ketemuannya ya bos" jawabku mengalihkan pembicaraan.
"Oke" jawabnya singkat

Entah kenapa aku masih sedikit berharap dengan kedatangan Mia kesini, sehingga kuurungkan niatku untuk main ke tempat temanku saat ini.

Dan benar saja, beberapa menit kemudian ada balasan WA dari Mia.

"Sorii..aku tadi lagi di jalan, ga denger" jawabnya

Langsung saja kuhubungi balik dengan Video Call.

"Haloo..jadi kesini ga?" Tanyaku sambil tersenyum.
"Jadi..tapi aku mau mandi dulu ya?" Jawabnya

"Udah mandi disini aja, ada bathubnya juga lho" jawabku menggodanya

"Hahaha..gpp ta?" Tanyanya sambil bercanda
"Iya gpp kok hehe" kataku

"Sekalian numpang tidur ya, terus langsung berangkat kerja darisana hehe" kata Mia lagi

"Iya gpp, tidur aja disini" jawabku

"Wah bakal lama disini ni, lumayanlah mengganti waktu yang terbuang sedari tadi" bathinku

"Ya udah aku siap siap dulu" katanya
"Oke, ditunggu..jangan lama2 ya" kataku

Huffttt..untung saja aku sabar menunggu dan tidak keburu pergi ke tempat temanku.

Jam 3 kurang, Mia kembali menghubungiku lewat Video Call.

"Halo..aku dah di jalan ni, di hotel xxx kan?" kata Mia sesaat setelah Video Call tersambung
"Oh oke..jauh ga kesininya?" Tanyaku.

Kulihat dia duduk di belakang driver taksi online, dengan mengenakan kaos berwarna abu abu, namun tampak sedikit longgar di belahan dadanya sehingga menunjukkan sedikit gumpalan payudaranya.

"Anjir..bikin ngaceng..jadi ga sabar nunggu dia nyampe" bathinku

"Ya 15 jam lah hahahha" katanya sambil bercanda

"Hahaha..kutinggal tidur dulu aja klo gitu" jawabku membalas candaannya.

"Heheehe..jangan donk" jawab Mia
"Hehe..ya udah hati2 ya" tutupku

Sepuluh menit kemudian, Mia kembali mengirimkan WA kepadaku.

"5 menit lagi nyampe" tulisnya
"Oke..aku tunggu di lobby ya, ketemu disana" kataku

"Oke.." jawabnya

Aku lalu bergegas untuk segera turun, supaya dia tidak sampai menunggu lama. Jangan sampai kejadian dengan Vee dulu terulang kembali.

"Ting.." suara pintu lift terbuka di lantai D

Dengan sedikit deg degan aku melangkah keluar lift menuju lobby sembari mengamati keadaan sekitar.

Kemudian aku duduk di sofa yang disediakan menghadap ke arah jendela pintu keluar. Di depanku tampak seorang ibu ibu yang juga sedang duduk menghadap ke arahku sambil bermain hp dan di sampingku, duduk seorang wanita yang berusia sekitar 25 tahun sedang menelpon.

Biar bagaimanapun rasa was was tetap saja ada di benakku, semisal kami dicegat pegawai hotel dan dimintai ktp masing masing. Namun sebisa mungkin aku berusaha tetap tenang.

Tak lama, apa yang kunanti sedari tadi akhirnya datang juga. Kulihat Mia membuka pintu hotel kemudian berjalan masuk ke dalam lobby.

Untungnya dia segera melihatku, tanpa banyak bertegur sapa, aku langsung berdiri lalu berjalan menuju lift dan Mia mengikutiku dari belakang. Dengan ekspresi wajah sedikit tegang dan canggung, aku berusaha sedikit cuek dan mengacuhkan tamu lainnya semisal mereka memperhatikan gelagat kami yang sedikit aneh.

Mia pun menyusulku masuk ke dalam lift, dan perasaanku sedikit tenang saat pintu lift kembali tertutup.

"Dari G* Massage ya mbak?" Tanyaku menggodanya saat melihat dia menenteng tas karton besar yang terlihat penuh isinya.

"Iihhh..masak dikira tukang pijit si, hehe. Kan aku langsung berangkat kerja darisini" jawab Mia
"Ya siapa tau bisa mijit juga hehe" jawabku lagi

"Ting.." suara lift menandakan kami telah sampai di lantai kamarku.

Kembali rasa deg degan melandaku, khawatir berpapasan dengan tamu lain. Tapi toh cuek saja, paling dikira istriku juga masih pantes kok, pikirku lagi.

Aku lalu mengajak Mia keluar dari lift dan segera menuju kamarku yang letaknya paling pojok. Sepanjang lorong tersebut kulihat terdapat sebuah kereta dorong yang biasa digunakan room service di depan salah satu kamar. Untungnya dia sedang sibuk merapikan kamar di dalam, sehingga tidak melihat keberadaan kami saat ini.

"Inget temenku semalem ga? (Mas Yan)" tanyaku saat tinggal beberapa langkah lagi kami tiba di kamar.
"Yang mana ya?" Tanyanya ragu

"Yang sama temenmu itu yang rambut pendek" jelasku
"Oh iya..inget. emang kenapa?" Tanya Mia

"Tu kamarnya" tunjukku ke pintu yang persis menghadap kamarku, saat kami tiba di depan kamarku.
"Oh..terus dia tau aku kesini?" Tanya Mia sedikit cemas

"Enggak si..mau dibilangin? Kuketok ni pintunya? Hehe" jawabku
"Eh..jangan..kamu ni hahaha" kata Mia sambil tertawa

"Sssttt. Ntar malah kedengeran lho" kataku sesaat setelah membuka pintu dengan kartu akses
"Buruan masuk" kataku lagi.

Mia pun masuk ke dalam kamar, menaruh barang bawaannya terlebih dahulu kemudian duduk di kursi tamu yang tersedia di kamarku.

"Kamu dah makan blm?" Tanyaku saat berjalan menyusulnya duduk
"Belum si.." jawabnya.

"Lho..mau pesen makan ga?" Tawarku kepadanya
"Ga usah deh..belum laper juga" jawab Mia

"Kopi mau? Kupesenin ni?" Tanyaku lagi
"Ntar aja deh gampang" jawabnya

Akhirnya kunyalakan sebatang rokok untuk menghilangkan sedikit rasa gugupku dan diikuti Mia yang mengeluarkan sebungkus rokok menthol kesukaannya.

Mia menatap ke arahku, sambil tersenyum saat menghembuskan asap rokok pertamanya.

"Kamu kenapa si ketawa mulu?" Tanyaku tersenyum menggoda

"Ga kok..hehe" elaknya sambil membuang abu di asbak.

"Dari semalem perasaan ketawa mulu, emang aku pelawak? Heee" kataku

"Hahaha.." jawab Mia sembari menatapku kembali

"Apa liat liat, ntar naksir lho hehe" godaku lagi
"Kamu tu yang liatin aku mulu hehe" balasnya meledekku

"Iya deh..mentang mentang senior" ledekku lagi mencoba mengingatkan candaan semalam saat dia bercerita bahwasanya dia termasuk salah satu LC sejak tempat karaoke tersebut pertama kali berdiri.
"Hahaha..apaan si" jawabnya

Sekitar 5 menit kami asik mengobrol, dan sebatang rokok kami pun sama sama telah habis. Aku masih menunggu kata kata yang keluar dari mulutnya, apakah sekiranya dia mau datang kemari dengan berharap imbalan atau tidak. Yang jelas sedari awal obrolan kami termasuk saat aku mengundangnya kemari, kami sama sama tidak membahas masalah seks ataupun mahar sebagai kompensasinya.

Masih menjadi tanda tanya buatku, apa dia mengerti dengan maksudku mengundangnya kemari untuk mengajaknya berhubungan seks, walau jelas ada potensi ke arah sana tentunya, apalagi disaat dua insan berlainan jenis berada dalam 1 kamar seperti ini.

"Hoaamm..aku ngantuk mas..numpang tidur ya?" Kata Mia

"Oh ya udah tidur aja..kan tadi aku dah tawarin hehe" jawabku

Mia langsung menuju ke arah tempat tidur lalu bersembunyi di balik selimut. Aku lantas beranjak dari kursiku dan segera menyusulnya berbaring di sebelahnya. Kulihat dia sedang berusaha memejamkan matanya sambil berbaring menghadapku. Kupandangi wajah lucunya sambil mengusap usap kepalanya, namun malah membuatnya membuka matanya dan balik memandangku.

"Katanya mau tidur? Hehe" tanyaku pelan
"Gimana bisa tidur kalo diliatin mulu" jawab Mia tersenyum lucu

"Lah..tidur ya tidur aja, masak bisa tau klo diliatin hehe" jawabku

"Cupp.." saat aku berinisiatif mengecup keningnya
Mia hanya tersenyum melihatku.

Lalu kulanjutkan mencium tipis ujung hidungnya.

"Pesek hidungku hehe" kata Mia.

"Mancung kok..kedalem hehe" jawabku tersenyum

"😊" Dan lagi lagi Mia tersenyum kepadaku

"Ketawa mulu si, emang aku pelawak? Hehe" kataku mengulang pernyataan sebelumnya.

"Kamu tu yang ketawa mulu" balas Mia kembali

Setelah sekian detik kami saling berpandangan..

"Cupp..mmuuaahh" kali ini bibir kami saling bertemu saling berpagutan hingga saling bertukar air liur.

Kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya, dan Mia menyambutnya dengan menghisap lidahku.

Lalu mulai kuremas dadanya secara perlahan.

"Hmm..nakal tangannya..gmn aku bisa tidur" jawabnya sambil tertawa.

Tak kuhiraukan perkataannya kali ini, namun malah menarik kaos di bagian lingkar lehernya yang agak longgar tersebut lantas mengeluarkan payudaranya dari dalam BHnya.

Langsung saja kujilat puting susunya yang kecoklatan agak gelap tersebut.

"Sluurrppp.." saat kujilat berulang ulang putingnya dan kemudian mengemutnya.

Mia nampak memperhatikan dengan seksama saat pentilnya kuemut dengan wajah mulai terangsang.

"Aaahhh.." kudengar samar samar desah suara Mia saat dia mulai tak bisa lagi menahan rasa geli di payudaranya karena berulangkali kuhisap serta kuremas.

Matanya sesekali terpejam saat menikmati rangsangan yang kuberikan berulang kali.

"Buka ya sayang, bajunya" bujukku

Mia pun menuruti perkataanku dan mulai melucuti baju serta BHnya.

Lalu kembali kuhisap susunya berkali kali dan meremas remas payudara sebelah kirinya.

Tak cukup sampai disitu, tangan kananku mulai bergerilya menuju area vaginanya. Sambil masih tetap menghisap hisap susunya, tangan kananku berusaha membuka kancing celana jeansnya. Walau Mia memberi sedikit penolakan saat aku berusaha merogoh vaginanya, namun bukan kendala yang berarti buatku.

Namun ternyata cukup susah untuk menyelipkan tanganku ke dalam CDnya dengan kondisi celana jeans yang hanya terbuka sedikit. Aku lalu berusaha untuk membuka resletingnya serta memelorotkan celananya.

Sampai di tahap ini, Mia mulai pasrah dan juga mungkin sudah tidak dapat menahan nafsunya. Hingga akhirnya dia dengan sukarela membuka celana jeansnya hingga benar benar terlepas seluruhnya, tinggal menyisakan CDnya saja.

Aku lalu kembali mencium bibirnya, namun kali ini terasa lebih hot dan bergairah dibandingkan sebelumnya. Kemudian kulanjutkan mencium liang telinganya yang membuatnya tidak tahan dengan sensasi rasa geli yang kuberikan. Perlahan ciumanku berangsur angsur mulai turun ke dadanya dan menjilati puting susunya. Sedangkan kedua tanganku berusaha memelorotkan CDnya dibawah sana.

Ciumanku berlanjut turun hingga ke perut dan tanpa berlama lama mulai kususuri perutnya dengan lidahku menuju ke arah bagian intimnya.

"Mas ntar aku bakal baper lho kalo sampe kesitu" ingat Mia kepadaku seperti mengerti organ intimnya juga tidak bakal luput dari ciumanku.

Akhirnya sampai juga mulutku di depan vaginanya. Tanpa rasa ragu langsung saja kulumat klitorisnya dengan mulutku. Sesuatu hal yang jarang kulakukan terhadap wanita lain, terlebih baru kukenal tidak sampai 24 jam yang lalu.

Mia terlihat benar benar terangsang saat vaginanya menjadi objek sasaranku kali ini.

"Sluurrppp..." berulang kali kusapu vaginanya dengan lidahku hingga meneteskan air liurku. Sesekali kupadu dengan menghisap hisap klitorisnya sambil menjilat jilatnya kembali.

"Mas..aku dah keluar" kata Mia dengan suara manja setelah beberapa menit kemudian.

"Dah berapa kali sayang?" Tanyaku menggoda sambil tersenyum

"Dua kali" ujarnya sambil tersenyum dengan sedikit membuka kelopak matanya.

"Ya udah kubuat jadi 3..slurrppp" kataku lalu kembali menjilati vaginanya.

"Hahaha" tawa kecil Mia saat mendengar perkataanku barusan

"Aahhhh...aahhh" desah Mia pelan sambil menggeliatkan tubuhnya menahan rasa geli

Mungkin sekitar 5 menit aku merangsang vaginanya dengan mulutku.

"Gantian ya.." kataku saat kembali mencium bibirnya.

Wajahnya terlihat lebih lucu dan menggemaskan bila disertai dengan ekspresi wajah sange.

Mia tampak mengerti dengan maksudku, sehingga kami pun bertukar posisi. Aku lalu mengambil posisi berbaring, sedangkan Mia beranjak dari tempat tidurnya menuju ke arah selangkanganku.

Kali ini dia yang akan balas menservisku. Mia mulai menjilati penisku. Dimulai dari ujung kepala kurasakan lidah Mia mulai menyisir kulit penisku secara perlahan hingga ke ujung pangkal lalu dilanjutkan ke buah zakarku dengan sedikit melumat lumatnya. Membuat darahku serasa mendesir seketika di sekujur tubuhku.

Mia mulai melahap penisku kedalam mulutnya hingga seluruhnya tertelan, melepaskan kembali mulutnya secara perlahan lalu memasukkannya kembali ke dalam mulut secara berulang dan semakin lama semakin terasa cepat.

Lama lama aku merasa tidak tega dia melakukan hal tersebut dalam waktu yang cukup lama, akhirnya kuberi kode dia agar berhenti lantas memintanya untuk mendekat ke wajahku. Mia pun beranjak naik keatas tubuhku sehingga posisi wajah kami kembali berdekatan. Kucium kembali bibirnya dan dia membalasnya dengan penuh gairah sambil meremas remas penisku agar tetap hidup.

"Masukin sayang" pintaku dengan sedikit berbisik.

Mia lagi lagi menurutinya, dia lalu meraih penisku dan mengarahkan ke dalam vaginanya.

"Yah kering lagi.." bisikku saat dia sedikit kesulitan memasukkan penisku ke dalam vaginanya.

Namun dia tidak kurang akal, dia masukkan sedikit penisku yang berada dalam genggamannya, melepasnya kembali lalu memasukkan sedikit demi sedikit dan melepasnya kembali secara berulang dengan gerakan naik turun.

"Blesshhhh..." akhirnya penisku masuk seluruhnya

Dengan posisi WOT Mia lalu mulai menggerakkan tubuhnya naik turun secara perlahan dengan sedikit menahan rasa perih di awal. Namun lama kelamaan dia terlihat mulai nyaman, terlihat dari pompaannya yang sedikit lebih cepat.

"Aahhh...eehhhh..." desah Mia sedikit tertahan saat berulang kali penisku keluar masuk vaginanya.

Sesekali kutarik tubuhnya agar mendekap di pelukanku. Lalu kutahan tubuhnya agar tetap terdekap di dadaku. Kemudian kuremas remas pantatnya dan memposisikannya agar sedikit terangkat dan sedikit kutarik ke depan agar membuat jarak yang cukup, sehingga membuat penisku bisa lebih mudah dan enak menyodok vaginanya walau dengan posisi sambil terlentang.

Penisku berulang kali keluar masuk vaginanya, sembari kita saling berciuman. Rasa intim yang sangat terasa, menambah kenikmatan dan gairahku. Hingga sekitar lebih dari 10 menit kami bertahan di posisi tersebut.

"Udah keluar belum?" Tanyaku penasaran
"Udah" jawab Mia terlihat sedikit lelah.

"Ntar klo keluar lagi bilang ya" pintaku
Mia hanya menganggukkan kepalanya pertanda dia setuju.

"Mas gantian ya" pinta Mia

Dengan posisi penisku masih tertanam di vaginanya, kami pun bertukar posisi. Kupeluk erat tubuhnya, lalu dengan perlahan kurebahkan tubuhnya ke arah samping kiriku kemudian diikuti dengan gerakan tubuhku yang memutar dengan cepat agar penisku tidak terlepas dari vaginanya.

Kini posisiku berada diatas tubuhnya. Setelah menggeser tubuhnya sedikit ke tengah, lalu kulanjutkan memompa vaginanya secara perlahan dan kemudian berangsur sedikit cepat.

Matanya terlihat sayu saat menatapku, dengan tubuhnya sedikit berguncang setiap kali mendapat penetrasi dariku. Bibirnya berulang kali dia gigit sambil mengeluarkan desahan halus yang terkatup.

"Mas aku keluarrrr..." ucap Mia memenuhi permintaanku tadi

Kuhentikan sejenak penetrasiku dan kurasakan di dalam vaginanya seperti terdapat gelombang lipatan yang menahan laju penisku tiap kali dia mendapatkan orgasmenya. Namun hal tersebut hanya berlangsung sesaat, sehingga dapat kulanjutkan penetrasiku kembali.

Mia berulang kali mengatakan "keluar" saat kupompa vaginanya berulangkali. Mungkin ada sekitar 5 kali yang kudengar langsung dari mulutnya, tidak termasuk saat kami melakukan pemanasan di awal tadi. Ada kepuasan tersendiri buatku rasanya, bila bisa membuat pasangan kita orgasme apalagi hingga berkali kali.

"Kamu ga pengen ngeluarin ta?" Tanya Mia yang terlihat lelah.

"Iya bentar lagi kok" kataku

"Keluarin dimana? Di dalem ya?" Tanyaku pura pura bego

"Eh..jangan" kata Mia dengan sedikit logat surabayanya

"Hehe..di muka boleh?" Tanyaku sambil tetap menggenjot tubuhnya

"Iya boleh.." jawab Mia

"Kalo dimulut? Tapi ditelen ya?" Tanyaku lagi menggodanya

"Iya terserah" jawab Mia mulai kesel kugodain terus disaat lagi khusyuk begini.

Dan akhirnya tak lama kemudian, aku pun hendak mendapatkan orgasmeku.

"Aku mau keluar" kataku
"Kamu udah keluar kan?" Tanyaku sambil tersenyum hendak memastikan

"Iya udah" kata Mia

"Berapa kali" tanyaku iseng karena sempat sempatnya ngobrol daritadi

"Banyak..hehehe" ucapnya sambil tersipu malu

Akhirnya kupercepat penetrasiku di putaran terkahir ini, dan kurasakan spermaku mulai mengalir dari pangkal menuju ujungnya. Kutahan sebisa mungkin dan saat sudah berada benar benar diujung, buru buru kucabut dan menyemburkannya ke perut Mia.

"Crroott..croott..crrooott" beberapa kali spermaku tersembur. Namun sedikit kusesali karena tidak jadi menyemprotkannya di wajah atau mulut Mia. Aku terlalu asik menahan spermaku hingga sampai di ujung, sehingga tidak sempat lagi rasanya untuk mencapai wajahnya.

Setelah kupastikan semuanya keluar tanpa tersisa, lalu buru buru aku menuju ke toilet untuk mengambil tissue sebanyak mungkin. Segera aku kembali ke tempat tidur dan menyerahkannya kepada Mia.

"Hmmm..kok tadi sebelum ML dia ga nawarin ato ngeluarin kondom ya? Moga moga aja gpp" Pikirku

Walau sedikit khawatir namun enak tanpa pengaman, entah kenapa feelingku sedari awal mengatakan kalau dia bukanlah cewek yang bisa dibooking seperti yang kukenal selama ini.

Kita tunggu saja, dia bakal minta mahar,.tips, ongkos taksi atau sejenisnya ga, nanti.

"Aku akan mengetesnya nanti" pikirku

"Jam berapa ya skrg mas?" Tanya Mia
"Jam 5 kurang" jawabku sambil mengingat jam berapa dia datang, dan kapan kami memulai ML tadi.

"Aku mau tidur dulu ya" kata Mia.

"Ya udah tidur aja dulu. Mau dibangunin jam brp?" Kataku

"Jam setengah enam ya mas. Jam 7 mesti sudah di tempat kerja" pinta Mia kepadaku

"Oke" jawabku lalu memasang alarm di hp

Mia benar benar tertidur lelap kali ini. Namun, aku tidak bisa tidur walau telah berulangkali memejamkan mata. Lalu timbul niat isengku, untuk memfotonya sebagai bahan pamer kepada Franz tentunya. Kuambil dengan susah payah hpku yang terletak di meja samping tempat tidur dengan posisi membelakangi meja tersebut agar Mia tidak curiga dan terbangun.

Akhirnya setelah beberapa kali percobaan, berhasil juga kuraih hpku. Lantas kupencet logo kamera di pojok kiri bawah tanpa melihatnya. Lalu kupilih mode selfie dengan posisi tombol seingatku.

"Cekrekk.." saat kufoto Mia yang sedang tertidur

Aku yang susah untuk tidur akhirnya memilih untuk bangun dan beranjak menuju kursi tamu untuk merokok. Dari posisiku duduk, kembali kuambil foto Mia agak jauh, yang sedang berada di balik selimut.

Jam saat itu sudah menunjukkan pukul 17.30 wib, namun sengaja kubiarkan supaya Mia bisa lebih lama beristirahat.

Lima belas menit kemudian, Mia pun terbangun.

"Jam brp sekarang mas?" Tanyanya
"Jam 6 kurang" jawabku sambil mulai mengirimkan foto kepada Franz

Hingga lima menit kemudian, kulihat Mia tak kunjung bangun dari tidurnya. Akhirnya kususul dia ke tempat tidur untuk membangunkannya.

"Dah jam 6 lho..kamu ga kerja?" Tanyaku
"Hwaaa..kerja..tapi masih ngantuk" jawabnya mulai membuka mata.

"Ya udah ntar pulangnya nginep sini lagi ya?" Tawarku
"Iya..hoaahhmmm" jawab Mia

"Tapi telp dulu ya, takut akunya ketiduran" kataku
"Iya mas ntar kutelp dulu" jawab Mia

"Cupp.." saat kami berciuman kembali.

Bersambung..
 
#2. Ditunggu mulustrasinya...

:alamak:

eniwei, di ujung permainan suhu risau karena terjun bebas tapi jilmek gak dikuatirkan.
padahal kan sama2 berisiko, malah kl jilmek lbh repot krn mulut yg terpapar.
 
TOP daahh suhuuu, ane marathon bet daahh baca trit ente wkwk
Fightiing suhuuu :semangat:
 
baru baca lg hu updetannya. hiks hiks ariiinnn :((:(( goodbya ma lova. goodbye ma freen. tidak ada cerita lg tentang dirimu
tp ttp angkat topi bwt suhu "GT". angkat gelas kita bersulang hu :beer::beer:
Duh jd ikutan sedih baca komennya..ane ganti sama yg lain ja ya :beer::Peace:
 
Masih lanjut dengan mia tuh...
teruskan pejuang lendir

hahahhaaaaa
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd