Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sweet Potatos (Real Story)

Pelan pelan naikin levelnya....
Ato ajakin doi jalan agak jauh dari kota ente..
Ya berjarak 2-3 jam perjalanan
Melebarkan peluang untuk nginep...
 
Semoga cerita arin kali ini berakhir dgn kemenangan suhu yaaa .. please jangan bikin kita kentang ttg arin hu
 
She's Back!!!

Hampir 3 bulan kami tidak bertemu bahkan bertegur sapa. Beberapa kali WAku tidak pernah dibalasnya. Mungkin ini momentum yang tepat untuk melupakannya sekaligus mengakhiri petualangan nakalku, walau terdapat sedikit rasa rindu kepadanya.

Dua setengah bulan berlalu, tanpa kehadiran Wanita lain yang mengisi waktu senggangku. Hingga akhirnya aku bertemu Mia dan berujung Making Love dalam kurun waktu kurang dari 24 jam sejak pertama kali bertemu di awal bulan Agustus. Setelahnya aku masih berhubungan dengan Mia, walau sebatas komunikasi melalui Gawai saja. Dan kenakalanku mulai muncul kembali.

Pertengahan Agustus, menjadi momen yang krusial buatku, dimana angin kembali berpihak kepadaku. Aku kebetulan ingat dengan tanggal Ulang Tahun Arin. Walau sedikit pesimis bakal dibalas, namun kucoba untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya, toh niatku juga baik ini, pikirku saat itu.

Sekitar pukul 1 dinihari, saat aku selesai menulis cerita One Night Stand dengan Mia, kucari nomor contactnya di daftar contact HP ku. Biasanya dia belum tidur jam segini, apalagi besok hari libur, pikirku saat mengingat kebiasaannya kala weekend.

"Selamat Ulang Tahun" bunyi WA ku saat itu.
"🙏🙏🙏 makasi banyak" balasnya tak lama kemudian

Aku sempat bertanya kabar tentang kesehatan serta pekerjaannya, dan dia menjawab cukup baik dan responsif saat itu. Namun tidak halnya saat aku menanyakan apakah dia masih marah perihal perselisihan kami tempo hari. Dia tidak menjawab sama sekali. Akhirnya kututup dengan kata kesimpulan "yang penting kita jangan sampai musuhan" dan barulah Arin menjawab minta maaf karena sedang menenangkan diri.

Hmm..cukup menjadi tanya buatku, karena kata tersebut biasa digunakan wanita sebagai dalih untuk break yang ujung ujungnya mengakhiri suatu hubungan. Tidak masalah buatku, yang penting dia sudah mau berkomunikasi kembali denganku. Dulu mungkin setiap hubunganku akan berakhir dengan permusuhan atau diam diaman saat putus. Namun setelah aku berkeluarga dan bertambah dewasa, aku berusaha memperbaiki hal tersebut dengan berkomunikasi kembali dengan mantan mantanku dulu. Tentunya sekedar menghentikan permusuhan, walau ada 2 orang yang akhirnya sempat baper, dan salah satunya sempat menjalani hubungan terlarang denganku.

Sejak saat itu, Arin kembali membuka akses status WAnya kepadaku. Beberapa kali dia mengupdate status WAnya, masih seputar ucapan ulang tahun dari teman temannya. Hingga H+2 ulang tahunnya pun, status WAnya masih terkait Ulang Tahunnya. Ada yang sifatnya mengerjainya, dan ada juga yang berupa ucapan doa semoga segera dinikahin.

Aku yang penasaran, kemudian memberi komentar atas status tersebut.

Cukup menggelitik sebenarnya kalau membaca jawabannya di chat tersebut, PeDE Abis dan sedikit ngotot sebagaimana karakternya yang kukenal. Hmm..sudah mulai sedikit mencair, pikirku. Beberapa jam kemudian, kuberanikan diri untuk mengajaknya meetup kembali walau dengan perasaan deg degan tentunya. Malunya itu lho kalau misal sampai ditolak atau tidak dijawab. Aku sampai tidak berani membuka WA tersebut sesaat setelah kuchat Arin mengajaknya untuk ngopi. Kebetulan WA tersebut kuhide dari layar HPku serta kumatikan notifikasinya.

Sengaja kutunggu hingga beberapa jam baru akan kubuka rencananya, sekalian menyiapkan mental untuk segala kemungkinan terburuk.

Karena tidak sabar, akhirnya sekitar 40 menit kemudian, kuberanikan diri membuka WA yang kuhide tersebut dengan perasaan sedikit deg degan.

Dan akhirnya sebuah jawaban singkat namun mengambang menjadi balasan darinya.

"Kpn?" Tanyanya balik

Masih fifty fifty peluangnya buatku sebenarnya.

"Besok sore bisa?" Tanyaku memastikan
"Insha Allah ya" jawabnya.



Huffttt..perasaan sedikit lega kurasakan saat itu, walau bisa saja keesokan harinya dia batalkan tiba tiba.

Keesokan harinya, kuhubungi Arin untuk memastikan rencana meetup sore nanti.



Walau agak molor sekitar 1 jam, tapi ya sudahlah kutunggu saja di kantor hingga Maghrib untuk menjemputnya.

Setelah Sholat Maghrib lalu aku bersiap siap menuju kantor Arin. Akhirnya sekitar jam 7 kurang aku sampai di kantornya lalu menghubunginya. Tak lama Arin keluar dari kantornya menuju ke arah mobilku. Bayangan akan sapaan yang ramah seperti biasanya sirna seketika, dengan wajah merengut dia memasuki mobil, bahkan sapaan serta ucapan selamat ulang tahun dariku mendapat respon dingin darinya.

Terus kenapa mau diajak jalan kalau akhirnya merengut gini ya, pikirku. Namun aku berusaha tetap sabar dan berpikir positif, toh walau marah masih mau diajak jalan, logikaku akhirnya menjawab pertanyaanku sendiri.

"Kita ke xxx aja ya" kataku menjelaskan tujuan
"Terserah" jawabnya ketus.

Hmm..sabar...sabar..kataku dalam hati. Sepanjang perjalanan, tidak banyak perbincangan yang terjadi diantara kami. Ekspresi Arin dingin dan merengut setiap kali kuajak berbincang. Akhirnya aku hanya bisa mesam mesem sendiri sambil menyetir.

Untunglah perjalanan ke cafe tidak membutuhkan waktu lama. Setelah parkir kami langsung masuk ke dalam, tanpa banyak kata kata lagi. Suasana cukup ramai malam itu, sehingga kami hanya mendapat 1 meja tersisa di ruang smoking.

Seorang waitress pun dengan sigap segera memberikan buku menu kepada kami, seraya menunggu kami memilih menu yang ditawarkan.
"Kamu mau pesan apa?" Tanyaku ramah
"Kamu aja duluan" jawabnya sedikit ketus

Kesabaranku kembali diuji olehnya. Hingga akhirnya waitress meninggalkan kami, setelah mencatat seluruh pesanan kami.

"Tadi ada paket nyampe ga?" Tanyaku
"Paket yang mana?" Tanyanya

"Serius ga ada?" Tanyaku sedikit cemas
"Yang barang xxxxx itu?" Tanyanya lagi

"Yang kayak gini" kataku sambil menunjukkan bukti pemesanan beserta gambar barang tersebut.

"Oh itu dari kamu. Kenapa ga bilang si, aku paling males soalnya klo ga ada nama pengirimnya gitu" jawabnya masih dengan sedikit jutek

"Yee..namanya juga surprise. Lagian kalo langsung kutujukan ke kamu masa iya ada nama pengirimnya" jawabku

"Kan kamu bisa minta dikasi nama pengirimnya" kata Arin lagi

"Iya bisa si..tapi yang dulu boneka kucing itu aja aku dah minta dikasi nama pengirim malah ga ditulis kan" jawabku

"Sampe kulangkahin tau, takut aku soalnya klo ga jelas gitu" jawabnya
"Tapi suka ga? Hehe" tanyaku

"Kegedean 1 nomor tau" jawabnya
"Lah bukannya 38 waktu itu ya kamu bilang?" Tanyaku heran

"37 kalii.." jawabnya
"Ya aku ingetnya kamu bilang 38 waktu itu. Ya udah ntar dituker aja, bisa kok udah kutanya sama sellernya" kataku lagi

Suasana hening seketika, kami disibukkan dengan HP kami masing masing.

"Ada yang sedang menenangkan diri katanya, hahaha" kataku memecah suasana, sedikit mengungkit persoalan kami.

Arin hanya tersenyum sinis mendengar perkataanku barusan.

Pembicaraan pun mulai sedikit cair, dia mulai nyaman bercerita tentang ultahnya, dimana dia beberapa kali dikerjai teman temannya serta seputar pekerjaannya.

"Jadi masih marah ni? Hehe" tanyaku menggodanya

Arin terdiam sejenak.

"Aku sebel banget sama kamu" katanya tanpa memandang ke arahku
"Oya, kenapa emangnya?" Tanyaku memancing

"Masak Lebaran sama sekali ga ngucapin dan minta maaf" katanya

"Hahahhaa..kenapa ga kamu aja yang duluan ngucapin?" Kataku sambil tertawa terbahak

"Ya masak aku duluan, kamulah yang banyak salah sama aku" jawabnya dengan nada ketus

"Dimana mana itu yang muda yang duluan ngucapin" kataku masih sambil menahan tawa

"Ya enggaklah..yang tua mestinya duluan. Kan yang tua lebih banyak salahnya" katanya pede

"Wkwkwkwk..iya bener yang tua lebih banyak salah, tapi kan ga cuma ke 1 orang" jawabku masih heran dengan perkataannya tadi.

"Maksudnya?" Tanya Arin
"Ya aku mungkin banyak salah, tapi kan ga sama kamu aja, bisa sama si A, si B, ato si C" jawabku menjelaskan

"Tetep aja kamu banyak salah sama aku" ujarnya yakin
"Enak aja, kamu juga salah sama aku" jawabku

"Iya tapi tetep lebih banyakan kamu" jawabnya tidak mau kalah.

"Oh..jadi karena ucapan Lebaran toh" ujarku sambil terkekeh

"Iya kutunggu ni orang kok ga ada minta maaf sama aku. Mungkin dia lagi fokus sama keluarganya, sampai ga inget ngucapin Lebaran sama aku" jawabnya panjang lebar

"Sampe puluhan hari dia menghilang ga ada kabar. Makanya kamu habis itu WA beberapa kali sama nelpon ga kubales" tambah Arin lagi

"Hahahhaa..bentar, kan terakhir komunikasi kita aku lagi marah sama kamu. Jadi bukan tiba tiba sengaja menghilang. Lagian ga sampe puluhan hari kaleee..cuma belasan hari, kan aku mudik cuma 2 minggu" kataku menjelaskan

"Hmm..tetep aja lama itu. Habis itu baru deh dia minta maaf..hmmm akhirnya dia minta maaf juga, baru tau dia sama aku" jawabnya seperti bangga memenangkan perselisihan ini.

"Aku minta maaf karena mikirnya kamu mau udahan kaleee..biar jangan sampe musuhan. Bukan minta maaf Lebaran wkwkwk" jawabku sedikit meledek

"Sampe aku dikatain gara gara baju lebaranlah sama apa gitu waktu itu kamu bilang, pokoknya ngeselin banget?" Kata Arin sedikit kesal

"Ya terakhir kali kan aku yang kesel sama kamu gara gara baju lebaran itu. Aku ngerti kok soal itu benernya. Cuma aku ga suka aja rencana ketemuan dirubah mendadak. Aku dah rencana mau ngasi kamu THR pas ketemu terakhir, habis itu biar kamu cari sendiri aja" jelasku

"Kan aku dah bilang aku ga punya waktu lagi" kata Arin

"Kita rencana ketemu Kamis kan, Sabtu aku balik, kamu baru Minggunya. Ya aku mikirnya kamu kan masih punya waktu 2 hari buat nyempetin belanja. Kita dah jarang ketemu selama Puasa, makanya aku males begitu kamu minta anter belanja. Aku pengennya ya kayak gini, ketemu ngobrol agak lama" jelasku panjang lebar tanpa menyinggung soal ajakan menginap tentunya

"Aku beneran ga ada waktu mas buat nyari baju soalnya. Makanya aku nanya kamu mau nganterin ga, eh jawabnya kayak gitu. Bukannya diobrolin dulu kek gimana solusinya" jawab Arin

"Ya aku dah males soalnya kalo ngerubah acara begitu" jawabku santai.

Walau akhirnya kita bertahan dengan pendapat masing masing terkait masalah kemarin, namun yang jelas akhirnya semua telah terjawab. Dan suasana menjadi terkendali kembali.

"Kamu kenapa inget si sama ultahku?" Tanyanya heran
"Kan kamu pernah ngasi liat foto sim kamu" jawabku

"Aku aja ga inget sama ultahku" jawabnya lagi
"Ya iseng aja si ngucapin, toh aku mikirnya niatnya baik ini" kataku.

"Owh jadi cuma iseng aja ternyata" tanya Arin

"Hahaha..kayak kamu inget aja kapan ulang tahunku" jawabku.

"Aku cuma ingetnya Agustus. Tapi ga tau tanggalnya. Emang kapan?" Tanya Arin

"Tu kan dia ga tau. Besok" jawabku

"Haaa..seriusan?" Tanyanya tidak percaya

Tanpa menjawab, aku lalu merogoh saku belakangku hendak meraih dompet serta mencari salah satu kartu identitasku yang mencantumkan tanggal lahir.

"Udah..masih ga percaya?" Kataku sedikit meledek

"Hehehhe.." tawanya

Tak terasa sudah hampir jam 9 malam. Kuajak Arin untuk pulang mengingat waktu sudah mulai malam. Tiada adegan bermesraan terlebih dahulu kali ini karena suasana masih sedikit canggung dan kondisi parkiran yang tidak memungkinkan.

Mobil lalu kujalankan kembali melewati beberapa persimpangan jalan, dan aku hampir selalu tidak ingat tiap kali balik darisini.

"Ini lurus ato belok kiri?" Tanyaku
"Lurus boleh, belok boleh" jawab Arin

"Hehe aku lupa mulu jalannya tiap balik darisini. Terakhir kali kan pas puasa" ujarku

"Eh..ngapain pegang pegang" kata Arin pura pura sewot saat kuraih tangannya dan menggenggamnya di pangkuanku.

"Biarin weee.." jawabku asal
"Kan aku masih marah" kata Arin sambil memasang ekspresi sewot yang kutau dia hanya berpura pura

"Owh masih marah ya? Gara gara ucapan lebaran hihihi" ledekku

"Au amat" jawabnya

Beberapa saat kemudian saat kami berhenti di perempatan traffic light.

"Katanya marah, kok mau si dipegang tangannya?" Ujarku menggodanya

"Ih..sini sini" kata Arin sambil berusaha menarik tangannya

"Eh iya iya..hahahhaa" kataku sambil menahan tangannya

Kamipun sampai di depan kantor Arin, karena dia hendak mengambil kendaraannya terlebih dahulu.

Sedikit perbincangan kembali kami lakukan, sebelum dia turun dari mobilku. Sambil mendengar celotehannya aku memandang ke arahnya sambil mengusap usap rambutnya.

Dia berulangkali berusaha menghindar sambil tertawa.

"Owh ga boleh ni?" Tanyaku sambil tersenyum

"Enggak..kan masih marah" jawab Arin dengan muka sewot

Lalu kuraih kepalanya supaya mendekat, namun kembali dia berusaha menghindar dan menahan tubuhnya.

"Sini donk sayang" bujukku

Dan dia akhirnya mulai melemaskan pertahanannya kali ini seraya mendekat.

"Cup.." ciumanku mendarat di keningnya yang kulanjutkan di ujung hidungnya

Namun saat aku akan mencium bibirnya, kembali penolakan yang kudapat disertawai tawa canda darinya.

"Owh ga mau dicium sekarang?" Tanyaku sambil tersenyum

"Ga mau ah.." ujarnya sambil tersenyum

"Ya udah aku ga pulang ahhh" jawabku

"Hmm.***yanya, dah malem lho..udah buruan pulang sana" ujar Arin

"Ga mau..cium dulu baru pulang" jawabku sambil tersenyum

"Hahahha..apa sih..udah pulang sana, ntar dicariin lho" jawab Arin

"Cium dulu donk sayang" kataku sedikit berbisik sambil meraih kembali wajahnya mendekat ke arahku.

"Cupp..mmuaahhh" akhirnya bibir kami kembali bertemu setelah sekian bulan tak bersua. Kami berciuman beberapa kali sambil memegang pipi kirinya sekaligus menghalangi ciuman kami dari pemglihatan orang.

Namun karena kondisi yang sedikit ramai dengan orang yang lalu lalang, aku tidak berani berlama lama menciumnya.

"Ya udah aku pulang ya" kataku sedikit berbisik saat menatapnya selesai berciuman

Arin hanya menganggukkan kepalanya kemudian dia bersiap untuk turun dari mobilku.

"Hati hati ya mas" ujarnya seraya menutup pintu mobil.

Lalu kulanjutkan perjalananku menuju rumah sambil menelpon Franz sedikit memberi FR perihal meetup tadi.

Jam 10 lewat aku sampai dirumah, semua penghuni rumah sudah tertidur pulas saat itu. Aku lalu berganti pakaian, mandi kemudian Sholat Isya. Sekitar jam 11 malam kulihat Arin mengirimkan sebuah video dengan keterangan Video ini hampir aja kushare di status. Untung aja udah ada yang ngaku.

Kubuka video tersebut dan ternyata isinya seperti video unboxing kotak sepatu dan mengingatkan bagi yang telah mengirimkan hadiah tersebut namun tidak juga mengaku, dia tidak akan mau mengenakan sepatu tersebut.

"Oh..jadi ga mau dipake ni 🤭" balas chatku menggodanya.

"Tadinya.." jawab Arin

Aku lalu bermain HP, membuka beberapa sosmed, berita dan tentunya forum semprot sambil menunggu jam 12 malam. Biasanya Bapakku menjadi orang yang pertama kali memberi ucapan selamat kepadaku.

Jam 12 malam pun tiba, pertanda hari telah berganti. Hari dimana usiaku kini bertambah 1 tahun lagi. Kubalas chat dari Bapakku yang menjadi orang pertama kali memberi selamat. Kemudian kubuka WA ku satu lagi yang biasa ku hide, ternyata Arin juga memberi ucapan selamat berupa sebuah video tepat pukul 12 malam lewat 1 menit. Video yang direkamnya beberapa saat menjelang dia tidur, dengan mengenakan pakaian you can see dengan belahan dada yang cukup rendah sehingga sedikit memperlihatkan belahan susunya.

Dengan suara yang telah diedit seperti dubbing suara kartun, dia menyanyikan lagu happy birthday berulang kali dan ditutup dengan ucapan selamat dan mengingatkan kalau dia masih marah kepadaku, cukup membuatku tertawa melihatnya.



Keesokan harinya di kala perjalanan pulang kantor, aku menghubungi Mia melalui Video Call. Selama 1 jam lebih Mia menemaniku selama perjalanan. Dalam hal komunikasi, kuakui Mia lebih enak diajak ngobrol dan bercanda. Namun di sela obrolan, Mia meminta izin untuk mencuci muka sejenak. Sambil menunggunya, aku berpaling lantas menghubungi Arin melalui Video Call. Ternyata dia cukup sibuk sore itu, dan akhirnya aku yang malah seperti menemaninya bekerja. Hampir tidak ada perbincangan diantara kami, karena masing masing fokus dengan apa yang ada di hadapannya. Suara musik yang diputarnya sedikit menggangguku, sehingga aku hanya memberi kode tangan untuk mengakhiri komunikasi kami, namun Arin tidak melihatnya sehingga kumatikan sepihak lalu kembali menghubungi Mia hingga menjelang memasuki gerbang komplek rumahku.

"Aku dah mau nyampe ni..makasi ya Sayang dah nemenin" ucapku mengakhiri pembicaraan dengan Mia

Mia ternyata sudah mengetahui statusku, sehingga dia mengerti kalau aku sudah di rumah dia hanya sebatas menghubungi lewat chat.

Tiga hari kemudian, tepatnya jumat kemarin aku kembali berencana mengajaknya bertemu.

"Ntar sore ada acara?" Tanyaku
"Ga ada" jawabnya

"Owh" kataku lagi
"Owh aja" balasnya

"Katanya mau nraktir aku" kataku
"Oh iya lupa..hahaha..eh kan kamu yg ultah kmren, aku mah udah lewat" jawabnya

"Hmm..bisa aja..ya udah yuk" jawabku

Akhirnya sore itu kami bertemu kembali, kali ini di sebuah rooftop yang letaknya diatas sebuah ruko. Tempatnya cukup romantis, serta terdapat Live Music disana. Arin yang memilih tempatnya kali ini, walau ternyata dia juga belum pernah kesana dan cuma berdasarkan hasil browsing.

Suasana hangat dan penuh dengan canda menyelimuti pertemuan kami hari ini. Dan saat masuk waktu Maghrib dia mengingatkanku agar sholat.

"Kamu sholat juga donk" ujarku mengingatkannya
"Hehe..aku lagi dapet" kata Arin

Akupun turun untuk Sholat di lantai bawah dengan kondisi seadanya. Tak lama aku kembali ke meja kami, dan duduk berhadapan dengannya. Kami berbincang kembali, dan aku sedikit tercengang saat Arin mengutarakan niatnya untuk berhenti kerja dan balik ke kampungnya. Walau sedikit sedih tentunya, namun Arin seperti masih menimbang nimbang rencana tersebut.

Tak lama Arin pamit untuk pergi ke kamar mandi. Kubuka WA ku dan ternyata ada sebuah pesan dari Mia yang menanyakan keberadaanku. Kubilang saja sudah di rumah, karena Mia kadang suka curigaan saat kubilang masih di kantor. Apalagi sore ini aku tidak menelponnya saat perjalanan pulang.

Arin pun kembali dari toilet dan duduk di posisi semula. Aku hendak berpindah agar dapat duduk di sebelahnya. Herannya Arin sedikit keberatan saat aku duduk di sebelahnya. Berulangkali dia menyuruhku agar kembali duduk berhadapan dengannya, supaya ada yang dilihat katanya.

"Emang kangen ya, pengen ngeliatin aku gitu?" Godaku
"Haahhaha..enggak..masak aku liat ke arah kosong" katanya beralasan

"Ah palingan biar aku ga bisa ngintip kamu bales chat kan?" Kataku

"Hahaaha..enggak kok..kutaruh deh hpnya. Tapi kamu pindah ya" ujar Arin

"Bilang dulu, karena kangen makanya pengen ngeliatin aku" kataku menggoda

"Hahahha..iya kangen. Udah sana pindah" kata Arin

Akhirnya kuturuti permintaannya sambil meneruskan obrolan kami.

Tak lama, dia kembali membuka hpnya dan terlihat seperti membalas pesan. Akupun melakukan hal yang sama. Kulihat Mia kembali mengirimkan sebuah chat yang membuatku sedikit khawatir.

"Sayank 😭😭😭" kata Mia

"Kenapa beb?" Tanyaku sedikit khawatir lalu kembali kutaruh hp di meja agar Arin tidak curiga.

Kami pun berbincang kembali, dan tak lama terdengar sayup sayup suara orang bernyanyi mendekat ke arahku.

"Happy birthday to you..happy bitrhday to you.." nyanyi Arin dibantu seorang waitress yang membawa sebuah piring berisi ek krim dan kue coklat yang bertuliskan "Selamat Ulang Tahun Mas xxxx".

Aku terkejut dan merasa haru mendapat surprise kecil darinya. Badanku sedikit merinding rasanya menahan haru.

"Kok ga ada umurnya?" Tanyaku bercanda
"Pasti ga tau ya hehehe"

"Tau..tapi jangan deh kasian klo disebutin hahahah" ledek Arin

Kemudian kutiup lilin tersebut, sesuatu yang tidak pernah aku lakukan biasanya, namun kali ini kulakukan untuk menghargainya. Kulihat Arin mulai merekam momen tersebut dengan HPnya. Kemudian kita pun bergantian saling foto sambil memegang piring ulang tahun tersebut, mengingat ulang tahun kita yang berdekatan dan tentunya berbintang sama sehingga aku paham banget karakternya yang sedikit banyak sama denganku.

Perbincangan pun kami lanjutkan kembali sambil saling menyuapi potongan es krim serta kue coklat tersebut.

"Kamu orangnya diam diam menghanyutkan ya" celetuk Arin tanpa kuduga.
"Hehe..berarti kamu terhanyut donk" godaku

Arin hanya tersenyum tanpa menjawabnya.

Aku sedikit heran dengan sikapnya yang sungguh manis banget beberapa hari ini, terdapat kesan romantis yang kurasakan. Sesuatu yang jarang dilakukannya, mengingat sifatnya yang agak gengsian tersebut.

Selanjutnya kita membahas tentang rencana kerjanya ke depan, dimana dia mulai tidak nyaman dengan pekerjaannya sekarang dan berencana untuk pulang ke kampung. Aku berusaha memberi beberapa masukan dan pertimbangan segala plus minusnya bila dia pulang ke kampung, yang jelas akan membuatnya suntuk dan susah mencari pekerjaan yang cocok dari segi passion serta penghasilannya.

Arin pun setuju dengan pendapatku, kemudian dia kembali bercerita terkadang dia seperti orang kesepian dan tidak memiliki pegangan dikala sendiri dan diterpa berbagai masalah walau temannya cukup banyak yang berada di sekitarnya. Aku merasa kasihan sebenarnya, dan semua kukembalikan kepadanya mana yang menurutnya terbaik, tetap disini atau balik ke kampung.

Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 9 kurang. Kuajak Arin untuk pulang, namun aku tidak berencana mengajaknya ke parkiran mall seperti selama ini, walau jaraknya tidak jauh dari tempat kami. Namun momen manis yang dibuatnya tadi rasanya tidak pantas kunodai dengan rencana mesum setelahnya. Walau beberapa kali aku sempat menggodanya untuk menginap atau lanjut ke mall (parkiran).

Di sepanjang jalan beberapa kali kugoda dirinya untuk menginap.

"Nginep yuk.." tawarku sambil bercanda
"Hahahha..iya, aku nginep di tempatku kamu di hotel ya" jawabnya bercanda

"Ah cemen ni.." ledekku
"Wooo dia nantangin ni haahahha" katanya kali ini.

"Iya..berani ga?" Tantangku
"Kayak dia berani aja hahahha" ledeknya

"Hmm..klo iya, aku nginep ni" tantangku balik
"Haahhaha" jawab Arin tertawa.

Kebetulan di depan terdapat sebuah hotel di pinggir jalan, lalu kutepikan mobilku di depan hotel budget tersebut.

"Beneran ga ni?" Tanyaku sambil tersenyum
"Hahahha" Arin hanya tertawa

Kumajukan sedikit mobilku dan pura pura bermaksud membelokkannya masuk ke dalam parkiran.

"Beneran ya..aku belok ni" jawabku
"Haahaha..enggak ah..apaan si" jawab Arin tertawa

"Huuu..cemen ah" ujarku lantas menjalankan kembali mobilku.
"Kalo aku bilang iya, kamu juga pasti jg ga berani" ledeknya

"Berani kok..tinggal buat alasan aja" jelasku
"Puter balik ni ya?" Tantangku lagi

"Hahahha..eh enggak..enggak" jawab Arin
"Hahahha..takut dia huuu.." kataku kepada Arin.

Lagian dia juga sedang Haid dan aku tidak memiliki persiapan apa apa tentunya, ya sudah tidak kulanjutkan dulu usahaku untuk menginap tersebut.

Kami pun sampai di depan kantornya, karena dia minta diantar kesana hendak mengambil kendaraannya. Kami kembali berbincang sedikit, sambil menunggu momen yang tepat untuk menciumnya. Kuusap usap rambutnya lantas meraih wajahnya untuk kucium. Namun dengan gestur bercanda dia berupaya sedikit menghindar.

"Owh.*** mau ni?" Ujarku sedikit kesal namun tetap berusaha tersenyum.

"Ga mau ah.." jawabnya meledek
"Mau aja deh" godaku

"Ga mau aja deh" ledeknya balik
"Sini sayang.." ujarku sembari memintanya mendekat

Arin pun akhirnya mendekat lalu mulai kukecup keningnya berlanjut ke ujung hidungnya. Namun saat menuju bibir kembali dia menggodaku dengan memberikan pipinya.

"Ga mau..aku maunya bibir" ujarku sambil tersenyum
Arin pun dengan secepat kilat mencium bibirku, mengecup lebih tepatnya karena hanya hitungan detik.

"Ga mau ah..yang lama donk" rayuku
"Tu liat ada orang" ujarnya seraya menunjuk 2 orang yang sedang nongkrong sekitar 50 meter dari mobilku.

"Ga keliatan juga" elakku

Lalu kuraih kembali wajahnya serta memegangnya dan akhirnya..

"Cupp.." ciuman malam itu akhirnya terjadi juga. Lebih lama dari sekedar kecupan tentunya, walau tidak selama biasanya mengingat kondisi sekitar.

Kulepaskan ciumanku. Namun terpikir niat iseng kepadanya. Kucolek payudara mungilnya tersebut yang tertutup pakaian you can see dan dilapis dengan blazer hitam.

"Ih..apaan si pegang pegang" protesnya
"Biarin..weee.." jawabku

Arin lalu membalas mencubit cubit perut serta dadaku.

"Hmm..ntar kalo kubales jangan marah ya" godaku

Tanpa banyak omong lagi, lantas langsung kumasukkan tanganku kedalam bajunya melalui sela bagian atas bajunya lantas kutarik tubuhnya agar bersandar di dadaku. Namun herannya justru dia tidak protes saat kupegang payudaranya dari dalam baju, berbeda dengan bila kupegang dari luar bajunya.

Arin kemudian menyandarkan kepalanya di dadaku saat aku memainkan payudaranya secara bergantian. Putingnya kembali bersembunyi, tidak seperti saat terakhir kali aku merangsangnya, putingnya sudah mulai keluar saat itu.

Beberapa kali kuselingi dengan mengecup kepalanya supaya tidak membuat kesan nafsu semata.

Dan waktu jua yang harus mengakhiri kebersamaan kami malam itu. Aku pun kemudian pergi untuk kembali pulang setelah tak lupa mengucapkan terimakasih atas surprise kecilnya hari ini.

Selama perjalanan kubuka WA ku untuk mengecek kondisi Mia, yang ternyata dia mengeluh sakit karena sedang datang bulan.

Dan kini hari hariku diisi kembali oleh kehadiran Arin ditambah Mia kali ini. Dua sosok wanita yang saling melengkapi. Yang satu perhatian dan asik diajak berkomunikasi namun jauh, sedangkan yang satu lagi bisa kuajak jalan dan sedikit enak enak walau masih berujung kentang.

*benar_benar_TAMAT
 
Terakhir diubah:
Yah.. tamat nih suhu 😭😭😭 ane maraton 1- akhir.. semoga ad episode lanjutannya suhu 🙏🙏🙏 #fansbase arin lover wkwk
 
wow... the end juga euy
PERTAMAX !??
 
Hmmm...
Berakhirnya cerita Arin yang berakhir k3ntang....

Session berikutnya cerita bersama Arin yang tak berakhir Kentang.....
 
Btw happy bday hu!
semoga ada kelanjutannya bareng arin, biar storynya di tulis pas abs kejadian biar makin seru
#TeamArin hahaha
 
Seriusan tamat hu... msh penasaran arin nih... btw happy bday ya suhu..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Waahhh..pertanyaannya serupa ya, ya udah ane jawab sekaligus ya hu hehehe..

Pertama, makasi ucapannya ya hu 😊🙏

Kedua, sebenernya cerita Arin sudah selesai di page 69, saat terakhir kami bertemu jelang Lebaran yang berujung perpisahan diam2. Namun entah mengapa, tetiba ane mendapat petualangan baru nan sesaat berujung nikmat bersama Mia, so bwt menghapus sedikit kekentangan suhu ane ceritain aja dimari. Ditengah perjalanan, Arin muncul kembali semingguan ini sebagaimana cerita ane.

Dan entah ini awal dari babak baru dengan Arin atau bakal berakhir juga seiring dengan niatannya balik kampung. Yang jelas rasanya kurang banyak yg bisa ane ceritakan klo tiap kejadian ane ceritakan dan sepertinya masih berupa usaha yang begitu2 saja hehe mending suatu saat nanti misal ada perkembangan positif baru ane ceritakan kembali.

Mohon maklum ya para suhu dan terimakasih sudah setia menanti cerita Arin ini :Peace::beer::ciao::baris:
 
Bimabet
Hbd bosku...
Sukses selalu ya.
Sukses karirnya, kluarga nya, petualangannya.
Sehat2 trus y bosku.
Smga rezekinya melimpah ruah dan ga sombong.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd