Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sweet Potatos (Real Story)

Wkwkwkwk...tau aja ni suhu..kan habis Islah, kudu jaga sikap dl 🀣🀣


Saran sih rutinitas yg di parkiran di ganti wkwkkk..
Wanita sekali kali pgn di perlakukan terhormat hu ,,πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚
Culiklah adek ke tempat yg ada bed nya hehehe...
Good luck hu,, jgn sampe lepas kesempatan terakhir ini hu
 
Saran sih rutinitas yg di parkiran di ganti wkwkkk..
Wanita sekali kali pgn di perlakukan terhormat hu ,,πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚
Culiklah adek ke tempat yg ada bed nya hehehe...
Good luck hu,, jgn sampe lepas kesempatan terakhir ini hu
Wkwkwk..jd gini..ane punya waktu efektif tiap ketemu itu cm 3 jam benernya..dan untuk lgsg giring ke kamar itu butuh proses kan, manasin mesinnya dl dsbnya..apalagi doi model org yg rada dingin dan pasif soal begituan, beda sama Anty dan Mia yg sedari awal dah keliatan, ibarat mobil jaman now ga perlu pake dipanasin lg, lgsg gasss 🀣
 
Update

"Dah jam 6 lho..kamu ga kerja?" Tanyaku
"Hwaaa..kerja..tapi masih ngantuk" jawabnya mulai membuka mata.

"Ya udah ntar pulangnya nginep sini lagi ya?" Tawarku
"Iya..hoaahhmmm" jawab Mia

"Tapi telp dulu ya, takut akunya ketiduran" kataku
"Iya mas ntar kutelp dulu" jawab Mia

"Cupp.." saat kami berciuman kembali.

"Hmm..tangannya ga pake nakal donk" kata Mia saat kuraba payudaranya yang hanya tertutupi kain selimut.

Larangan Mia malah membuatku bertambah usil, lalu kusibakkan selimut yang menutupi seluruh tubuh polosnya sedari tadi, kemudian kembali mengemut puting susunya.

"Ih..kok nakal si..ntar aku terlambat lagi hehehe" kata Mia sambil tertawa genit

Aku yang khawatir dia terlambat, akhirnya mengurungkan niatku untuk mengeksekusinya kembali. Kami pun sama sama bangkit dan beranjak dari tempat tidur. Mia berencana untuk mandi, mengingat sudah jam 6 lewat saat itu. Akupun berencana demikian, karena aku ada janji bertemu temanku jam 7 malam.

Namun, Mia tak kunjung berjalan menuju kamar mandi. Dia seperti masih ingin berlama lama denganku. Mia mendekat ke arahku seraya memandangiku dengan senyumnya yang lucu.

"Kamu kenapa ketawa? Emang aku pelawak hehe" Tanyaku

Mia hanya menjawab dengan senyumnya. Tubuh kami kian berdekatan, hingga akhirnya membuat kami saling berpelukan.

"Cupp..mmmmuaahhh" kembali kami saling berciuman.

Mia kemudian menginjak kedua kakiku dan berdiri diatasnya. Sambil tetap berpelukan, dan tanpa busana, kubawa dia menuju kamar mandi sambil menanggung beban tubuhnya yang bertumpu di kedua kakiku.

Mia tampak tertawa riang dan tak menyangka bakal kubawa dengan cara seperti itu, walau hanya merupakan hal sederhana saja sebenarnya.

Kami berdua pun akhirnya memasuki bathub bersama, walau yang kubayangkan sebelumnya yaitu bisa berendam bersamanya, namun waktu jua yang membuyarkan anganku.

Gemiricik air pun mulai berjatuhan dari gagang shower, membasahi setiap ichi tubuh Mia. Kulihat dia sedikit terburu buru, hingga akhirnya kubantu dia dengan menggosok tubuhnya, mulai dari bahu, punggung, hingga melewati belahan pantatnya menuju area vaginanya. Dan di bagian ini aku sedikit berlama lama menggosok area kewanitaannya sehingga membuat Mia kegelian.

Mia pun tertawa kegelian lalu membalik kan badannya menghadapku. Seakan tidak mau kalah, dia juga meremas remas penisku namun hanya sebentar, dan dia kembali fokus menyelesaikan mandinya. Penisku yang sudah kembali tegang, akhirnya hanya sekedar kugesek gesekkan di pantat Mia namun tidak sampai keluar. Dan tak lama Mia keluar dari bathub melanjutkan mencuci muka serta menggosok giginya, sehingga membuatku sebaiknya melanjutkan mandiku.

Aku kembali membakar sebatang rokokku setelah berpakaian kembali, sedangkan Mia masih sibuk keluar masuk kamar mandi untuk berdandan. Masih terdapat sebuah tanda tanya yang belum terjawab, apakah kencan singkat ini memerlukan sebuah mahar sebagai bentuk kompensasi kenikmatan.

Jam telah menunjukkan pukul 18.30 lewat dikit, kulihat Mia sudah bersiap untuk berangkat menuju tempat kerjanya.

"Mau kuantar ke bawah ga?" Kataku menawarkan
"Terserah kamu" jawab Mia

"Ya udah kuanter deh" kataku kemudian bersiap siap untuk keluar kamar.

Disini batas akhir ujian yang akan kuberikan, pintu kamar hotel yang akan menjadi penanda berakhirnya ujian yang kuberikan kepada Mia untuk mengukur seberapa tulus dia kepadaku.

Kami sudah sama sama siap untuk turun ke bawah saat ini. Kutunggu reaksi terakhir darinya, kata kata apa yang akan keluar dari mulutnya. Apakah akan berbasa basi sambil merayuku untuk sekedar meminta uang taksi atau tidak.

"Yuk.." ajakku sambil mendekat ke tubuhnya lalu menciumnya.

Begitupun halnya dengan Mia yang berulangkali mencium bibirku. Sedikit tersirat kalau dia mulai baper kepadaku.

Kami berjalan beriringan menuju pintu. Kuraih tas yang ada ditangannya untuk meringankan bawaannya.

Tak ada kata yang terucap darinya hingga beberapa langkah keluar dari kamar. Fix, dia memang tulus kesini untukku bukan karena berharap embel embel materi.

"Eh..bentar ada yang ketinggalan" kataku

Kami berdua pun kembali masuk ke kamar. Aku lalu mengambil sebuah amplop yang telah kusiapkan untuknya.

"Hmm..maaf ya..ini bukan untuk bayar kamu, tapi buat pengganti taksi aja kok" kataku sambil menyerahkan amplop tersebut.

Mia hanya mengangguk diam saat menerimanya, entah apa yang ada di pikirannya saat ini. Kami pun melanjutkan untuk turun ke lobby. Sekumpulan orang di lobby pun dengan cueknya kulewati begitu saja menuju pintu keluar, lalu meminta bantuan security agar memanggil taksi yang biasa standby di parkiran.

Taksi biru pun datang menghampiri, kusuruh Mia naik lalu kususulkan tas bawaannya kemudian menutup pintu. Kami pun saling melambaikan tangan saat mobil mulai bergerak memisahkan kami. Aku lantas segera kembali menuju ke kamar untuk bersiap.

Sedikit timbul rasa was was tentunya, karena saat ini orang orang yang melihat kebersamaan kami tadi dan melihatku kini yang kembali hanya seorang diri, pastinya akan mulai menerka nerka tentang kami.

"Jam 7 gw jemput di hotel ya" kata bosku melalui WA
"Oke bos" jawabku

Aku lalu segera menghubungin Mas Yan agar bersiap turun ke lobby. Akhirnya setelah menunggu sekitar 30 menit, bosku datang menjemput bersama teman kuliahku dulu dan seorang lainnya yang belum kukenal. Biasanya mereka yang selalu mengajakku berkaraoke setiap kali aku bertugas di Surabaya. Namun yang kudengar bosku tersebut sudah mulai berhenti dari kegiatan hiburan malam karena faktor kesehatan, sehingga kali ini aku tidak terlalu berharap bakal ada acara karaoke malam ini.

Dalam perjalanan, Mia mengabariku bahwa dia telah sampai di tempat kerjanya, dan segera kubalas sekedar mengucapkan selamat kerja dan sebagainya.

Kami pun akhirnya diajak untuk makan malam di sebuar rumah makan yang bentuknya seperti ruang meeting keluarga, yang tersekat menjadi beberapa ruangan.

Berbagai obrolan nostalgia atau kondisi terkini di kantor kami masing masing menjadi topik pembicaraan malam itu. Di ujung acara makan malam tersebut, teman kuliahku sebut saja Nugrah mengajakku untuk melakukan body repair alias massage. Aku biasa mengistilahkannya dengan ganti oli, karena pastinya akan berujung crott peju.

"Bro..pijit kita?" Tanyanya
"Hmmm..aduh baru juga gw ganti oli ni. Ga tau masih kering ato dah isi lagi ni wkwkwkkw" jawabku dan membuat semua orang di meja kami tertawa.

"Emang masih bisa? Dah mau jam 10 ni" tanyaku balik
"Bisa, ntar gw booking, kan dah langganan ini" kata Nugrah

Akhirnya aku pun menuruti ajakannya tersebut, walau aku masih sedikit merasa lemas setelah bertempur tadi sore. Rencananya aku hanya akan ambil paket sesuai SOP saja, yaitu sebatas Handjob atau Blowjob tidak lebih. Belakangan ini aku memang sangat jarang mengambil tambahan Fucking Job bila di tempat SPA.

Jam 22.15 wib akhirnya kami tiba di TKP, setelah mengantar bosku pulang terlebih dahulu agar bisa beristirahat. Nugrah berulang kali ditelpon oleh GRO SPA tersebut.

Sebelumnya Nugrah telah membagi terapis yang available saat itu kepada masing masing dari kami. Sehingga begitu kami sampai dan memegang gelang masing masing, tanpa banyak membuang waktu lagi, kami langsung diantarkan menuju bilik kamar yang telah disiapkan yang didepan pintunya sudah berdiri para terapis kami menunggu kedatangan kami.

Kami pun masuk ke dalam bilik masing masing sebagaimana yang telah diarahkan oleh GRO. Kebetulan malam itu, aku mendapat seorang terapis yang berasal dari kota S*bang. Usianya sekitar 22 tahun dan berstatus janda dengan seorang anak. Biasanya memesan layanan massage di saat last order begini sedikit agak riskan, karena para Terapisnya sudah berada di titik jenuh dan lelah, sehingga berpengaruh kepada mood mereka. Namun untungnya, Miss D ini masih bersikap ramah kepadaku.

Tak lama kemudian, kulihat terdapat sebuah pesan dari Mia, yang menanyakan keberadaan serta kegiatanku saat ini. Aku yang sudah mulai merasakan Mia yang mulai baper kepadaku, akhirnya kuceritakan kondisi yang sebenarnya.

Sepanjang sesi pijat memijat, aku ajak dia untuk berbincang seputar kehidupan dan pekerjaannya, sesuatu yang biasa dilakukan para tamu tentunya. Walau badan masih sedikit lemas, namun otak ini masih saja berpikiran mesum. Membuatku penasaran berapa mahar alias DC yang dimintanya bila aku meminta layanan tambahan.

Karena tawar menawar tidak tercapai kesepakatan, akhirnya aku ikuti SOP yang ada saja, yaitu sebatas Handjob.

Lima menit lebih berlalu, dan aku belum menunjukkan tanda tanda akan orgasme. Akhirnya Miss D menawarkan buka baju namun dengan tambahan tips tentunya. Aku sudah mulai malas berdebat soal tarif dengannya, sehingga kuiyakan saja tawarannya untuk layanan HJ sambil buka baju bagian atas alias toples.

Payudaranya termasuk besar, namun sudah mulai turun dan tidak kencang lagi serta terasa sedikit lembek. Sayang sekali pikirku, diusia yang masih relatit sangat muda, namun payudaranya sudah seperti itu. Mengingatkanku dengan seorang Binor yang hampir kuajak ML tempo hari, namun begitu melihatnya susunya yang sudah kendor membuatku ilfeel dan gagal ngaceng, padahal umurnya 2 tahun lebih muda dariku.

"Sini donk, aku pengen pegang susu kamu" kataku.
"Susah mas..ntar gimana ngocokinnya?" Tanyanya

"Bisa kok..coba sini deh" bujukku

Kini Miss D berada di sampingku. Aku mulai meraih payudaranya dan meremas remasnya. Miss D masih berusaha mengocok penisku, namun terkesan sedikit asal asalan.

"Mmhhh..kamu baring deh" pintaku
"Kayak gimana mas?" Tanyanya saat membaringkan tubuhnya disampingku.

Kini payudara kendornya tersebut berada tepat disamping wajahku. Kulepaskan tangannya dari penisku, kemudian kulanjutkan mengocok sendiri sambil menghisap puting susunya.

"Ssshhh..ahh geli mas kalo diisep" kata Miss D

Tak kupedulikan kata katanya dan terus menghisap putingnya, hingga lama lama akhirnya membuatku berhasil mencapai puncak orgasme dan menyemburkan spermaku yang tidak terlalu banyak.



Kamipun saling bergantian membilas tubuh saat telepon di kamar kami telah berdering, pertanda sesi ini akan segera berakhir. Setelah membayar tips kepadanya, akupun segera keluar menuju lantai bawah dengan diantar olehnya.

Nugrah pun membayar seluruh tagihan kami berempat, dan setelahnya kami kembali menuju ke mobil untuk balik menuju hotel. Perjalanan menuju hotel hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit, saat mobil Nugrah telah memasuki halaman parkir hotel kami.

Kami pun berpamitan dan mengucapkan terimakasih kepada Nugrah dan temannya karena telah berkenan menemani kami malam ini.

Aku dan Mas Yan pun kembali ke kamar masing masing untuk beristirahat. Lalu kukabari Mia bahwa aku telah berada di hotel kembali. Waktu saat itu sekitar jam 12 malam lewat. Tak lama Mia membalas WAku, lalu kuingatkan kembali agar menelponku terlebih dahulu kalau jadi menginap di hotel. Yang kuketahui darinya saat itu, dia belum mendapat tamu sehingga masih bisa berkomunikasi melalui WA denganku.

Waktu yang nanggung membuatku serba salah antara mau tidur dulu atau menunggunya sampai datang. Akhirnya karena mataku sudah terasa berat, terpaksa kuputuskan tidur saja sambil memasang alarm sekitar jam 2 pagi. Dengan sedikit gelisah, kucoba untuk tetap memejamkan mata. Akhirnya jam 2an kubaca WA dari Mia yang mengabarkanku hendak menyusulku sehingga kuputuskan untuk bangun saja.

Kuhabiskan waktu sambil menonton tv, dan hingga jam 3 pagi tak jua mendapat kabar kepastian darinya. Kutelpon WAnya beberapa kali namun tak kunjung diangkatnya. Aku menjadi khawatir seketika, misal terjadi apa apa dengannya selama perjalanan menuju hotelku.

Pukul 4.15 Wib, Adzan Subuh pun berkumandang. Setelah beribadah, kuputuskan untuk tidur saja. Sudah habis kesabaranku menunggunya selama ini. Akupun lalu tertidur, dan terbangun sekitar jam 7 pagi saat HPku bergetar. Sebuah Video Call masuk ke HPku, yang ternyata dari anakku. Rasa kantuk yang masih melekat di mata, membuatku segera mengakhiri pembicaraan tersebut.

Sebelum tidur kembali, kulihat Mia mengirimkan WA kepada saat aku sedang tertidur. Kubalas WAnya dengan sedikit kesal karena telah menunggunya sampai tidak tidur hingga Subuh Namun kemudian, aku malah sulit untuk tidur kembali. Sehingga aku mengajak Mas Yan untuk turun sarapan di restoran hotel. Sekitar jam 9, istriku kali ini yang menelponku. Aku sedikit bersyukur Mia tidak jadi datang ke hotel pagi tadi setelah tahu anak istriku menelponku pagi ini.

Jam 11 aku checkout dari hotel, di lobby sudah menunggu staff Pak Bidin yang hendak menyusulkan dokumen sekalian mengantarku ke Bandara. Setelah mampir di salah satu Masjid untuk Sholat Jumat, kemudian aku segera menuju Bandara Juanda mengingat jam keberangkatan pesawatku yaitu pukul 14.10 Wib sesuai jadwal. Kukirimkan WA kepada Mia untuk sekedar pamitan. Dan WA ku sebelumnya belum juga dibaca olehnya.

Sekitar jam 4 sore, setelah mengurus bagasi aku segera menuju parkiran Bandara Halim untuk memesan taksi. Dan ditengah perjalanan, akhirnya Mia membaca dan membalas WA ku, walau sempat kuintip dia beberapa kali online saat aku masih berada di Juanda.

"πŸ™πŸ™πŸ™" balasan WA dari Mia sore itu.

Lantas segera kubalas, mengingat sebentar lagi aku sudah hampir sampai ke rumah.

"Aku dah nyampe rumah, kalo mau chat aja, jangan nelpon ya" balasku.

Dan setelahnya tidak ada lagi balasan WA darinya. Aku sempat berpikir dia sudah enggan melanjutkan komunikasi denganku, dan berakhir sudah perkenalan kami.

Namun keesokan paginya, dia kembali mengirim WA kepadaku. Bertanya sedang apa dengan menggunakan kata sayang.

Namun ada satu pertanyaannya yang cukup menggelitikku saat itu. Seperti WA berikut:

"Mas..aku mau nanya. Tapi jangan diketawain ya πŸ˜”πŸ˜”" kata Mia
"Apaan? 🀭" jawabku

"Nama kamu siapa si?" Tanyanya lugu
"🀣🀣"
"Makanya aku heran dari kemaren kok ga ada nanya" jawabku

Dan saat itu aku sedikit salah strategi saat ingin mengetahui bahwa sebenarnya dia bisa di BO atau tidak. Namun sedikit terkuak, ternyata Mia tidak termasuk yang bisa, sehingga membuatku sedikit lega.

Dan hari hari berikutnya dia semakin rajin menghubungiku, entah sebatas sapaan saat pagi hari dengan panggilan sayang. Sesekali aku pun sempat mengajaknya Video Call sambil menemaniku pulang kerja dan bermacet macet ria di jalan, dan ada satu pertanyaannya yang cukup sulit kujawab.

"Kamu kapan lagi ke Surabaya?"

Namun, beberapa hari ini dia sudah tidak lagi menghubungiku, bahkan tadi siang sebelum aku menulis cerita ini, aku sempat menyapanya, namun masih sebatas centang satu. Dan akhirnya tadi sore aku coba Video Call dan akhirnya tersambung, ternyata HPnya sedang di servis 2 hari ini dan saat kutelpon, Mia baru saja mengambil hpnya yang baru selesai diservis.

Mungkin ada sekitar sejam lebih aku melakukan video call dengan Mia, entah kenapa jalanan di Jakarta sore ini macet parah dibanding biasanya. Sempat ada beberapa perbincangan menarik antara kami. Ya, Mia lebih enak bila diajak berkomunikasi dibanding Arin, dia lebih ramah dan asyik diajak bercanda. Namun Arin punya sisi lain yang juga menarik di mataku, selalu membuat penasaran tentunya berdasarkan kepribadiannya.

"Sayang..kamu selingkuh ya?" Tuduh Mia sambil tertawa.
"Haa..maksudnya?" Tanyaku pura pura tidak mengerti.

"Iya kamu selingkuh kan? Hehe" kata Mia

Disaat komunikasiku dengan Mia terputus selama dua hari kemarin, memang Arin kembali hadir di waktu tersebut.

"Bentar..emang kamu tau statusku?" Tanyaku
"Enggak..hehehe" jawab Mia

"Jyahahaha...kemaren ga tau nama, sekarang status" kataku sambil fokus menyetir.
"Menurut kamu?" Tanyaku lagi

"Ya waktu itu kan kamu cuma bilang chat aja, jangan nelpon sama Video Call kalo dirumah" kata Mia
"Berarti dah tau kan?" Pancingku

"Enggak haahhaha" jawabnya bercanda
"Lah..hahahha..ya klo kamu tau ya syukur deh. Aku kasian aja misal kamu ternyata ga tau" jelasku lagi.

"Berarti kita ini HTS an donk ya? Hahaha" kata Mia
"TTMan" jawabku asal padahal maknanya sama saja.

"Sayang..aku mau cuci muka dulu bentar ya" kata Mia.

Dan kemudian aku hubungi Arin via Video Call. Namun ternyata dia sedang agak sibuk. Dan seperti yang sudah sudah, hpnya kemudian ditaruh di samping sambil dia tetap melanjutkan pekerjaannya. Aku seperti disuruh menonton dia sedang bekerja, dengan komunikasi obrolan hanya sesekali saja. Aku yang melambaikan tangan tanda ingin mengakhiri Video Call pun tak didengarnya, karena dia sambil menyalakan musik yang cukup kencang.

Akhirnya kumatikan sepihak Video Callku, lantas kembali menghubungi Mia.

Dan di tengah pembicaraan dengan Mia, terjadi keanehan kembali. Mia seperti punya indera keenam menurutku, atau hanya sekedar tebak tebak buah manggis.

"Sayang kembaliin foto aku yang waktu itu donk" kata Mia
"Foto yang mana?" Tanyaku penasaran

"Yang kamu ambil diam diam waktu itu" kata Mia lagi
"Haahh..yang mana si? Yang pas kamu lagi ngapain coba?" Tanyaku menyelidik

"Yang mana ya, aku lupa..kan aku ga liat" terang Mia

Hmm..kok dia bisa nuduh dua hal tersebut dan anehnya kok benar semua ya, pikirku.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan dari kantor ke rumah selama hampir 2 jam, aku meminta izin kepada Mia untuk menyudahi komunikasi sementara waktu.

"Sayang..udah dulu ya, dah mau nyampe. Makasi ya dah nemenin" kataku
"Iya sayang..bye..Assalamualaikum" kata Mia
"Waalaikum Salam" tutupku.

Dan kedua wanita tersebut untuk dan sampai dengan saat ini, ternyata paham dengan statusku. Semoga saja mereka tetap komit tidak mengusik keluargaku kedepannya.

Tamat

Mulustrasi Mia:
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ya Allah suhu... Sy pernah dalam posisi seperti suhu dgn binor. Karakter binor saya hampir sama jaimnya dgn binor suhu. sehari gak di wa dia langsung wa dgn cemberut tp giliran kita tanya kangen yah. Pasti jwabnya " syp jg yg kangen" tapi kami skr jauh karena pernah kepergok dgn polda saya... Sebenarnya kangen berat saya dgn binor saya.... #curcol
Wkwkwkwk..tp yg kayak gt nilai plusnya klo ditinggal jg ga bakal nyariin hu..kemakan gengsinya hihihi
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd