Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Symphony of Betrayal and Loyalty

Apa reaksi anda saat mendengar Stefany telah "bobol" oleh Dharsono?

  • Senang

    Votes: 15 65,2%
  • Tidak senang

    Votes: 6 26,1%
  • Sukurin

    Votes: 2 8,7%

  • Total voters
    23
  • Poll closed .
  • Stepani binal ato masih prewi kah ?
  • Updatetan masa depan dan masa lalu sama pak darsono belom membuktikan si stepani ena-ena tapi pelukan kasih sayang mungkin di antara mereka berdua tapi kok intim:pandaketawa:
  • Ts emang bikin penasaran READERS dari cerita sebelumnya masih di buat penasaran. stepanie ini masih segel ato sudah tidak segel :pandaketawa::pandaketawa::pandaketawa:
  • Sumfah ane djudjur guemes pingin nabok Tsnya cuma gegara stefanie doank hehe:pandaketawa::pandapeace::pandaketawa:
Hihihi... soalnya di dunia nyata juga banyak kayak begitu sih suhu. Keliatannya alim ternyata binal. Keliatannya kayak nakal pakaiannya agak2 terbuka ternyata malah ga terlalu sampe gimana2. Hehehe
 
Kapan adiknya eue sama stepanie hu :sendiri:
 
Terima kasih suhu @jagbar atas cerita barunya. Cerita yang penuh misteri dan teka teki. Nampaknya kali ini Om Dharsono diincar musuhnya y Suhu?
Btw semoga RL nya suhu @jagbar lancar selalu sehingga cerita ini juga g mandeg seperti cerita anak orang kaya kemarin :)
 
Chapter 5 - Malam Masih Panjang Untuk Kita Berdua, Sayang...

"So, ada hal menarik apa yang recently lu lakukan, babe*?" tanya William kepada Stefany saat mereka sedang duduk di ruang tengah.

*(Catatan: Dari keluarga elit, lulusan luar negeri, William ini adalah tipikal anak muda yang terbiasa menggunakan bahasa gaul ala Jaksel dengan campuran kata-kata Inggris. Stefany yang asalnya dari daerah kini jadi terpengaruh dan ikut-ikutan. Penulis akan memaparkan percakapan diantara mereka itu secara apa adanya. Untuk itu, mohon dimaafkan kalau tata katanya jadi campur aduk).

Sebelum ini mereka makan malam di resto mewah Jepang di hotel bintang 5. Setelah itu demi kenyamanan dan keleluasaan pribadi, mereka melanjutkan waktu bersama di (salah satu) apartemen mewah William. Salah satu, karena ia punya beberapa apartemen yang ditinggali secara bergantian. Dengan selalu berpindah, maka ia tidak merasa bosan tinggal di tempat itu-itu saja. Maklum, ia adalah anak keluarga super kaya.

Saat ini telah setahun lamanya hubungan mereka berjalan. Dari awalnya bertemu dan berkenalan di satu acara seminar bisnis. Setelah itu hubungan mereka terus berlanjut menjadi semakin serius dimana pesta pertunangan telah digelar bulan lalu.

Selama ini ada semacam perjanjian diantara mereka. Tak peduli sesibuk apa kegiatan masing-masing, setiap akhir pekannya mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Biasanya pertemuan dimulai Jumat malam sampai Minggu sore atau malam.

Apa yang mereka lakukan di saat akhir pekan bersama itu? Banyak hal yang mereka lakukan secara terbuka bersama-sama. Mulai dari pergi ke gym berdua sampai ikut serta acara kerja sukarela bersama.

Terkadang mereka, terutama Stefany, membangun relasi kekeluargaan dengan kedua orangtua William. Biasanya hal itu dilakukan pada hari Minggu saat paginya mereka mengunjungi tempat ibadah bersama-sama yang kemudian berlanjut dengan brunch dimsum. Atau bisa juga mereka berdua datang ke acara keluarga yang cukup sering berlangsung di keluarga besar William.

Selain hal-hal terbuka yang mereka lakukan secara bersama itu, tentu ada pula hal "buka-bukaan" yang mereka lakukan secara bersama pula. Tentang hal ini ya saling tahu sama tahu saja dengan prinsip tak mencampuri urusan pribadi masing-masing.

Yang pasti saat akhir pekan mereka berdua kadang tinggal di salah satu apartemen William. Kadang menghabiskan waktu di rumah Stefany. Saat ini Rico sudah tidak tinggal serumah dengan Stefany lagi. Sehingga waktu, tempat, dan acara sungguh menjadi milik mereka berdua. Atau kadang saat long weekend mereka menikmati waktu bersama di Bali atau negara lain yang tentunya hanya mereka berdua saja yang tahu apa yang mereka lakukan berdua disana.

Selain akhir pekan kadang mereka juga bertemu di salah satu hari kerja. Biasanya hari Rabu atau Selasa. Namun pertemuan kali ini biasanya berlangsung singkat. Paling hanya sekedar makan malam bareng atau mungkin setelah itu disambung nonton film. Yang pasti habis itu mereka lalu berpisah dan pulang ke tempat tinggal masing-masing.

Sebaliknya mereka juga tak pernah bertemu lebih dari dua kali itu dalam seminggu. Karena sehari-harinya mereka cukup sibuk dengan kegiatan bisnis dan juga urusan pribadi / keluarga masing-masing. Sehingga secara keseluruhan mereka berdua menggunakan waktu masing-masing secara efektif dan produktif serta berimbang antara urusan bisnis dan urusan pribadi / keluarga.

Saat ini, di hari Jumat malam, mereka sedang meluangkan waktu bersama seperti biasanya.

"Hmm... Business as usual aja sih. Ngurusin bisnis, ada urusan keluarga dikit, lalu cari-cari informasi tentang tempat menarik untuk acara honeymoon kita di Italy & Greece nanti, love," jawab Stefany dengan menatap William dengan pandangan begitu dalam.
"Kalo lu sendiri gimana?"

"Ya mirip-mirip. Tapi banyakan spend time ngurusin bisnis sih. Orderan pas lagi banyak nih."
"By the way tentang honeymoon kita, gua serahkan seluruhnya ke lu deh babe. Kayaknya lu lebih jago dalam hal ini dibanding gua. Memang calon istri gua ini benar-benar mantap. Jago dalam banyak hal. Apalagi perkara honeymoon. Gue yakin acara honeymoon kita nanti bakalan sukses dan seru banget deh pokoknya. Serunya luar dalam. Hehehehe."

"Apaan sih lu ini... Orang ngomong serius lu ngelantur kemana-mana."
"Padahal baru jam segini ya say. Nanti kalo udah agak maleman ga protes lagi pasti. Malahan mancing-mancing. Hahahaha."
"Lu makin ngaco aja ngomongnya. Memangnya satpam pake jam malam segala."
"Hmm, kalo ga ada jam malam berarti maunya sekarang dong. Betul khan kata gua barusan. Memang lu ini suka mancing-mancing," kata William sambil tangannya langsung merengkuh bahu Stefany dan mendekatkan tubuh gadis itu ke dirinya. Kepala Stefany dibenamkan di dadanya. Kemudian dielus-elusnya rambut kekasihnya itu dengan penuh kasih sayang.

Membuat suasana mendadak berubah menjadi lembut dan mesra...

Stefany yang barusan protes di mulut kini hanya menurut saja semua perbuatan cowok itu kepada dirinya. Malahan wajahnya kini sengaja makin dibenamkan di dada cowok itu. Sambil ia menikmati belaian-belaian mesra di rambutnya.

"Babe, gua happy banget dengan saat-saat seperti ini. Saat kita bersama berdua seperti ini.... Sudah seminggu loh kita ga ketemu. Lu kemana aja sih? I missed you so much," kata William di telinga Stefany.
Stefany tertawa kecil mendengarnya. Ia mengangkat kepalanya. "Memang gua sengaja menghindar ketemu Rabu kemarin. Supaya lu jadi makin kangen aja sama gua.." jawab Stefany manja sambil menatap cowoknya.

"Tega banget lu ya. Memang lu ini selalu ga pernah fail bikin gua penasaran," kata William sambil memandang balik Stefany. "But now I'm happy we are together," bisiknya sampai mengelus-elus rambut panjang Stefany.

"Aku juga kangen dengan lu, dear," kata Stefany. "Gak hanya kangen, but I also love you..."
"I love you too Stefany. I love you so much," balas William sambil memeluk erat Stefany. Merasakan kehangatan serta harumnya tubuh kekasihnya itu.

Kemudian mereka berdua saling berpelukan lama. Bagi mereka saat itu waktu serasa berhenti berjalan... Dunia seolah hanya milik berdua.

Sampai akhirnya William melepaskan pelukannya. Diajaknya Stefany berdiri. Ditatapnya wajah cantik kekasihnya ini lekat-lekat, yang juga dibalas dengan tatapan tak kalah mesranya. Dengan lembut, dikecupnya bibir Stefany. Sambil memejamkan mata Stefany menerima kecupan hangat bibir kekasihnya ini. Sebelum kemudian Stefany membalas kecupan bibir William. Bagian atas bibirnya kini menempel di bagian bawah bibir William.

Tindakan Stefany itu membuat nafsu kejantanan dalam diri William langsung meluap. Dengan penuh nafsu ia langsung melumat bibir Stefany. Menciumi kekasihnya ini dengan bertubi-tubi. Sementara Stefany terus memejamkan mata. Membiarkan cowok ini bebas merajalela menjelajahi bibirnya untuk dinikmati kehangatannya. Sambil diam-diam ia turut menikmati juga seluruh permainan cowok itu pada dirinya.

Awalnya bersikap begitu pasif, kini ia mulai sesekali ikutan membalas perbuatan cowok itu. Sampai akhirnya mereka berdua jadi sama-sama aktif. Setiap kecupan, ciuman, pagutan, semuanya dibalas dengan tak kalah hebatnya. Dalam sekejab mereka berdua saling berciuman dengan hebat dan penuh nafsu. Mulut bibir dan lidah keduanya saling beradu seru. Tak jelas siapa menciumi siapa. Siapa memagut siapa.

Saat itu jam antik di ruangan tiba-tiba berdentang. Pertanda waktu menunjukkan pukul 8 malam. Namun siapa yang mempedulikannya? Mereka berdua sedang sibuk dan asyik sendiri. Sedang konsentrasi penuh satu sama lain. Saat ini waktu seolah tak relevan karena malam masih panjang untuk mereka berdua....

Keduanya terus saling berciuman. Saling berpagutan. Saling beradu lidah.
Sama-sama bernafsu. Sama-sama liar. Sama-sama brutal.

"Mmmmmffhhhh.....mmmpppfffhhh.....mmmfffppphhh....."
Napas keduanya saling memburu. Bibir keduanya terus beradu. Bunyi suara-suara kecupan beradunya mulut mereka terdengar tak henti-hentinya. Di dalam mulut mereka, lidah keduanya saling beradu menyentuh titik-titik kehangatan satu sama lain. Tubuh keduanya saling menempel ketat. Payudara padat berisi Stefany menempel di dada William. Sementara batang kejantanan William yang telah full ngaceng maksimum sejak tadi menempel di dekat vagina Stefany.
"Mmmmmffhhhh.....mmmpppfffhhh.....mmmfffppphhh....."
"Cepp....cepphh...ceepphh....cepphh...."

Pada akhirnya.... persistensi kejantanan laki-laki William memenangkan pertempuran kecil diantara mereka itu. Kini cowok itu mendominasi kekasihnya. Dengan penuh nafsu ia semakin ganas melumat dan menguasai bibir Stefany. Seolah sebagai "hukuman" karena gadis ini barusan begitu nekat menantangnya. Bagaikan elemen yang yang perkasa, ia terus bersikap agresif dan "hajar terus" tanpa ampun.

Sementara Stefany kini berperan sebagai elemen yin dengan bersikap percaya, menerima, dan pasrah saat bibirnya "dikunci" oleh cowoknya. Membuat "perpaduan energi" dalam diri keduanya kini jadi seimbang. Meski secara eksternal sikap masing-masing sungguh bertolak belakang, secara internal keduanya sama-sama merasakan kenikmatan luar biasa dari lawan mainnya.

Riding on momentum, puas menikmati bibir kekasihnya William langsung melucuti baju atas Stefany. Dilepasnya kancing bajunya satu persatu. Diloloskannya baju itu dari tubuh Stefany sementara Stefany juga menurut saja. Lalu baju itu dilemparkan ke lantai kayu. Sehingga kini nampaklah tubuh mulus dan putih bersih milik Stefany, dengan sepasang payudara indah yang sungguh menggoda. Payudara putih mulus bersih dan kencang padat berisi yang terbalut oleh bra warna pink.

Tubuh setengah telanjang Stefany itu terlihat begitu sexy menggairahkan! Membuat api birahi kejantanan dalam diri William semakin terbakar. Apalagi di beberapa tempatnya bra itu berenda agak tipis bahkan transparan. Membuat lelaki manapun yang melihat Stefany saat itu pasti akan jadi panas dingin dibuatnya.

Stefany agaknya telah cukup mafhum dengan isi hati dan kesukaan cowoknya. Setelah lama tak bertemu, cowok ini selalu suka dengan penampilan yang panas membakar dari dirinya. Namun saat-saat awal ia tak terlalu menyukai penampilan yang bersifat vulgar dan murahan. Oleh karena itu hari ini ia sengaja memakai pakaian luar yang berbahan agak tebal dan tak ketat sehingga lekuk liku indah tubuhnya tak terlalu terlihat dari luar. Sementara di dalamnya, ia sengaja secara provokatif memakai pakaian dalam warna pink yang cukup menyolok mata dengan renda-renda tipis yang sebagiannya transparan. Semua itu ia lakukan khusus untuk cowoknya ini.

Hasilnya ternyata sungguh memberikan efek kejut yang cukup dahsyat bagi cowok kekasihnya ini. Apalagi pakaian dalam yang sedang dipakainya ini adalah luxury brand dari La Perla, yang harga sepasangnya lebih dari 10 juta dengan desain yang sangat artistik dan detil. Pakaian dalam kelas tinggi yang sungguh pas dikenakan oleh gadis yang juga berkelas seperti dirinya. Apalagi... hmmm, warna pink dari bra itu sungguh cocok sekali dengan warna putingnya yang juga kemerahan.

"Lu sungguh cantik dan sexy sekali, babe!" puji William dengan mata tak berkedip memandangi sekujur tubuh putih mulus Stefany sebelum menatap kedua matanya. Sambil kedua tangannya meraih kedua pundak putih tersebut dan meraba-rabanya. Merasakan kehalusan serta kemulusan kulit tubuh gadis ini.
"Dan bra yang lu pake ini, sungguh bagus banget. Artistik banget. Matching sekali dengan lu," katanya sambil tangannya menyentuh alur tali bra tersebut dari pundak turun ke bawah. Sampai akhirnya kedua ibu jarinya menyentuh kulit payudara atas Stefany.

Stefany tersenyum malu-malu. Sebelum kemudian ia berkata,
"Thank you, love. This is for you. Only for you. Semua yang ada pada diriku.... semuanya hanya untukmu," kata Stefany dengan pandangan penuh cinta kepada kekasihnya.
"Thank you, love. Thank you."
William kembali memeluk kekasihnya ini dengan mesra. Sambil merasakan kenyalnya payudara yang kini menempel pada dirinya.

"Omong-omong ini lu bawahannya pake model dan warna yang sama juga ya?" tanya cowok itu penasaran.
"Itu rahasia donk. Masa pakaian dalam cewek kok diumbar-umbar. Kalo pengin tahu ya lu musti cari tau sendiri," jawab Stefany.

"Hahaha. Ok. Tantangan lu gua terima. Habis ini semua yang masih melekat akan kulepasin semuanya. Tak hanya itu. Malam ini gua akan bikin lu bahagia, sayang. Sangat bahagia sekali sampai lu ga akan pernah bisa melupakannya."
"Oh, aku tak pernah melupakan saat-saat kita bersama, sayang," kata Stefany sambil memegang lengan William. "Tapi terkadang lu ini kebanyakan ngomong action-nya kurang!"

"Aaahhh...," Stefany berteriak kecil saat William tiba-tiba menyergap dirinya dan kembali menciumi dan melumat bibirnya dengan nafsu.
Mmmmmffhhhh.....mmmpppfffhhh.....
Stefany meronta-ronta. Mulutnya yang barusan mengatai William terlalu banyak bicara itu kini terkunci habis oleh bibir cowok itu. Dengan tanpa ampun William "menyetrapnya" dengan terus menciuminya. Sementara kedua tangannya yang memeluk punggung Stefany langsung meraih pengait bra di punggung gadis itu.

Puas menciumi Stefany untuk saat ini, ia melepaskan ciumannya. Ia memang selalu tak pernah melewatkan kesempatan menyaksikan "pemandangan indah itu" secara langsung. Yaitu saat ia membuka bra gadis ini. Dengan pandangan terfokus lekat-lekat ke arah dada Stefany, diloloskannya bra warna pink itu dari tubuhnya. Lagi-lagi, dilemparnya bra tersebut ke lantai. Seolah-olah bra mahal itu sama sekali tak ada harganya. Karena memang ya demikianlah adanya kalau dibandingkan dengan isinya.

Pandangan wajah William seketika menunjukkan ekspresi "BIG WOW" yang penuh kekaguman menyaksikan payudara indah Stefany yang terpampang jelas di depan matanya. Payudara berukuran 34C yang indah kencang dan padat berisi. Putingnya yang kemerahan dan menonjol ke depan terlihat "unyu-unyu menggairahkan".

William kini sedang terpana menatap Stefany. Terpana akan payudaranya. Padahal bukan pertama kali ini ia melihatnya. Namun semakin sering melihat justru semakin bergairah dan terangsang saja ia dibuat oleh keduanya.

Apalagi sebelumnya rambut Stefany telah ia sibakkan ke belakang. Sehingga kini tak ada sesuatu pun yang menghalangi pandangan matanya terhadap dada indah gadis itu.

Saat itu Stefany yang bagian atas tubuhnya sama sekali tak mengenakan apa-apa sementara bagian bawahnya masih berpakaian sopan dan lengkap itu terlihat begitu sexy, kontradiktif, mengundang, menggairahkan, dan menantang. Apalagi dengan rambut panjang indah terurai bebas dan kulit tubuh yang putih mulus bersih. Membuat William terus tak henti-henti memandang bagian atas tubuh telanjang Stefany dengan ekspresi wajah yang penuh kekaguman. Alhasil, Stefany yang pembawaan sehari-harinya begitu percaya diri itu kini bahkan jadi tersipu malu.

Secara umum, memang cowok ini telah membuat dirinya jatuh bertekuk lutut!
"Udah ah, jangan diliatin terus kayak gitu," katanya dengan wajah cukup merah. Semerah kedua putingnya...

Dan William pun tersenyum-senyum melihat sikap gadisnya ini. Sambil melepas baju atasnya sendiri ia terus tersenyum-senyum. Ia mafhum maksud terselubung dari Stefany adalah tak ingin hanya sekedar dilihat doang.
"Apaan sih lu," kata Stefany curiga melihat kekasihnya ini malah senyum-senyum sambil memandangnya.

"Ok aku nggak ngeliatin terus deh. Memang betul kata gua tadi. Perkara mancing-macing, lu ini memang paling pintar. Hehehehe..."
"Idihh. Lu ini amit-amit ya," pungkas gadis itu dengan wajah makin merah. Rupanya kini ia menangkap isi pikiran cowoknya. Tentu ia tak akan mengakui hal itu secara eksplisit. Sebaliknya ia akan menunjukkan sikap (pura-pura) "protes".

Namun apa yang dapat dilakukannya saat dadanya telah telanjang terbuka di depan cowoknya seperti ini. Apalagi saat kedua tangan William telah merengkuh payudara indahnya.

Maksud hati ingin "memprotes", namun alih-alih...
"Ehmm..."
Dirinya langsung tergetar dan secara spontan mengeluarkan desahan perlahan saat kedua tangan cowok itu menempel di payudaranya. Padahal payudara adalah bagian tubuhnya yang menjadi salah satu titik pemicu gairah birahi dalam dirinya.
"Ooohh...."
Dan William yang telah hafal betul titik-titik sensitif pada payudaranya langsung "tancap gas" dengan menggoyang dan memainkannya.
"Oooohh....ooohhhh...ooohhh......."
Stefany makin mendesah-desah saat William terus menggesek, meraba-raba, meremas-remas dengan lembut, bahkan memainkan kedua puting merah menonjolnya yang super sensitif itu.
"Ooohhh....ooohhh.....ooohhhhh....ooohhh.....ooohhhh....."
Tubuh Stefany mulai menggelinjang.

Desahan-desahannya itu kini berubah menjadi lenguhan-lenguhan tertahan saat William kembali mencium dan menikmati bibirnya. Bagi Stefany, hal itu semakin membangkitkan gairahnya karena kini semakin banyak titik-titik sensitif pada dirinya yang dirangsang oleh cowok ini. Bibirnya sedang dinikmati, lidahnya sedang dieksplorasi, payudaranya terus dimainkan dan dirangsang dengan hebat oleh kedua tangan cowok ini. Kedua putingnya digerak-gerakkan dan dimainkan oleh jari-jemarinya. Membuat keduanya jadi semakin mengeras kaku dan semakin sensitif akan sentuhan.

Tubuh Stefany menegang. Meski posisinya saat itu sedang berdiri, secara mental ia telah bersikap pasrah. Kini ia memeluk William erat-erat. Sambil menikmati saat bibirnya terus diciumi dan kedua payudaranya terus ditekan-tekan oleh kedua tangan cowok itu di antara pelukan erat dirinya. Saat itu ia betul-betul merasakan kuatnya aura kejantanan yang memancar dari tubuh cowoknya ini. Secara eksternal hal itu diejawantahkan dengan batang kejantanan cowok ini yang dirasakan menegang begitu keras dan menempel di dekat vaginanya. Membuat dirinya sungguh serasa lemah tak berdaya melawan godaan kenikmatan yang memabukkan ini...

"MMMMMHHHHHHH......"
"MMMMMHHHHHHH......"
"MMMMMHHHHHHH......"
Dan bibirnya terus dikenyoti oleh cowok ini...
Membuat Stefany jadi makin "on" dan terangsang. Membuatnya selain membalas ciuman dan permainan lidah cowoknya ini juga ia menekan erat-erat bahkan menggesek-gesekkan pangkal pahanya ke pangkal paha cowok itu.

Kedua tangan William itu kini disingkirkannya dari payudaranya. Lalu ia menempelkan payudaranya langsung ke dada bidang telanjang cowok ini. Membuat cowok itu merasa keenakan saat kedua puting ceweknya yang telah mengeras kencang itu menekan-nekan dan menggelitik dadanya sendiri. Apalagi kemudian Stefany sengaja menggunakan payudaranya untuk digoyang-goyangkannya di tubuh kekar William yang selama ini terlatih secara teratur di gym.

Puas bermain-main dengan payudara Stefany, William melepaskan pelukan dan ciumannya. Dilepaskannya celananya. Nampak sesuatu berada di dalam celana dalamnya sehingga nampak menonjol besar. Dilepaskannya celana dalamnya itu. Nampak penis William yang sedang berdiri tegak mengacung dengan kepala yang bersunat. Ukurannya lumayan besar juga ternyata.

Kemudian ia membuka dan melepas celana panjang Stefany. Membuat kedua paha mulusnya kini terbuka jelas. Dan menjawab pertanyaan William tadi, ternyata celana dalam Stefany juga mempunyai corak serupa dengan branya tadi. Dan juga sama-sama berwarna pink. Celana dalam yang sebagiannya berenda transparan itu membuat sebagian bulu kemaluan Stefany terlihat cukup jelas.

Tak ingin terlalu berlama-lama, William langsung melepas penutup tubuh terakhir warna pink itu. Membuat dua sejoli yang sama-sama berwajah oriental itu kini sama-sama telanjang bulat tak memakai apa-apa. Tubuh keduanya sama-sama enak dipandang sesuai dengan jenis kelamin masing-masing. Tubuh William terlihat cukup fit dan terawat dengan six-pack dan perut yang sama sekali rata tanpa timbunan lemak. Sementara Stefany, ah... sepertinya tak perlu dijelaskan lagi.

Kulit keduanya sama-sama putih bersih walaupun Stefany nampak lebih putih. Bulu-bulu tipis vaginanya yang halus dan agak jarang tertata rapi serta puting kemerahan payudaranya nampak begitu kontras dengan tubuh putih mulusnya.

Tanpa menunda-nunda lagi tangan William langsung merengkuh liang vagina Stefany. Digesek-geseknya liang kenikmatan pacarnya itu dengan jari-jarinya.

Sementara Stefany juga mengikuti kelakuan cowoknya. Batang penis bersunat itu langsung digenggam olehnya dengan jari-jarinya mengusap-usap kepalanya. Sambil keduanya kini kembali saling berciuman.

Aksi saling silang itu membuat mereka sama-sama merasakan kenikmatan sambil pada saat bersamaan memberikan kenikmatan kepada lawan mainnya. Jari-jari halus Stefany dengan lincah bergerak-gerak di seputaran kepala dan leher penis William. Membuat cowok itu sesekali mengerang nikmat. Lubang kecil di kepala penisnya itu akhirnya mengeluarkan cairan pre-cum yang kemudian malah digesek-gesek dan diratakan oleh Stefany ke seluruh permukaan kulit kepala penis tersebut. Dengan tangan yang agak-agak basah lengket-lengket, dengan cekatan ia kini mengocok batang tubuh penis cowok itu.

Sementara tangannya memainkan penis William, ia sendiri sedang mendesah-desah dengan suara nyaring. Liang vaginanya sedang digesek-gesek dan dimainkan oleh jari-jari William. Klitorisnya dirangsang oleh jari-jarinya dengan cara menyentuh-nyentuhnya secara "on-off". Membuat dirinya jadi semakin mendambakan agar "biji kacang kecil" super sensitifnya itu terus dirangsang dan disentuh-sentuh.

"Aaaahhhhhh......aaaahhhhhhh......aaahhhhhhh......aaaahhhhhhh......"
Di sela-sela mereka berciuman, dengan suara nyaring dan rambut serta kepalanya bergerak-gerak Stefany terus mendesah-desah keras. Dan desahannya itu jadi makin kencang saat tangan William satunya kembali meraba-raba puting payudaranya sambil bibir dan lidah mereka kembali saling bersentuhan dan menyatu. Membuat Vaginanya jadi basah kuyup.

"OOOOHHHH..... William.....OOOHHHHH.........MMMPPHHH......OOOHHHHHHH......."
Serunya di sela-sela aksi ciumannya dengan cowoknya itu dengan kencang. Sambil tubuhnya menegang kaku.
"MMMPPHHH......AAAAHHHHH........MMPPPHH......AAAHHHHHHHH.......AAAAHHHHHHH....."
Sepertinya Stefany agak mendua antara menikmati ciuman bibir dan lidah cowoknya ini atau mengekspresikan rasa nikmat luar biasa yang sedang dirasakannya itu. Membuat sesekali ia menerima bahkan membalas ciuman bibir William dengan tak kalah hot-nya. Di lain saat ia melepaskan diri dari ciuman itu untuk mendesah-desah nyaring.

William akhirnya menghentikan aksinya menciumi Stefany. Kini ia memandang wajah cantik kekasihnya itu yang terus mendesah kencang sambil menunjukkan ekspresi wajah penuh kenikmatan.

"OOOHHHH......OOOOOHHHHHH......OOOOHHHHHHH......OOOOOHHHHHHH..."
Teriakan-teriakan erotis Stefany makin kencang saat puting kanan payudaranya kini berada dalam emutan hangat bibir William dan payudara kirinya terus dimainkan oleh tangan kiri cowok itu. Sementara tangan kanannya masih terus menempel bagaikan lintah di vaginanya dengan terus merangsang klitorisnya dan juga titik-titik sensitif lain di sekitarnya.

Pada akhirnya.....
"OOOOHHHHH.........OOOOHHHHHH........OOOOOHHHHHHH........."
"William.... I love you........OOOOOOHHHHHHHHHH....I LOVE YOU!!!.........."
Sambil memeluk kekasihnya, tubuh Stefany menggigil dan menggelinjang-gelinjang....
Tangan William pun basah oleh cairan vagina Stefany.
Dalam keadaan berdiri seperti itu Stefany mengalami orgasme hebat!!!
Saking hebatnya sampai ia terus mengerang-ngerang tak karuan dengan tubuh berkedut-kedut. Sambil kedua tangannya memeluk tubuh cowoknya untuk bersandar....
Dadanya bergerak naik turun.

Hal itu berlangsung beberapa menit lamanya.
Sampai akhirnya, masih di dalam pelukan cowok kekasihnya itu, napas Stefany berangsur menjadi normal kembali.

--@@@@--

"Yuk pindah ke kamar tidur aja say," ajak William. Stefany pun mengangguk. Ia menurut saja dengan kemauan cowok itu. Saat mereka berjalan masuk, penis William masih menegang keras. Karena ia masih belum selesai. Ini masih belum apa-apa buatnya.

Sesampainya di dalam tempat tidur, Stefany menyuruh cowok itu duduk di tepi ranjang. Dibentangkannya kedua kakinya. Sambil duduk bersimpuh di depan cowok itu, kepalanya didekatkan ke pangkal pahanya.

Dan,
Shleebb......shleebb...shleebbb....
Wajah cantik Stefany kini terbenam di selangkangan William. Rambut panjang gadis itu menggelitik pangkal paha cowok itu. Sementara mulutnya mengemut penis cowok itu. Dengan penuh perhatian dan kesungguhan hati, batang kejantanan kekasihnya itu dikocoknya di dalam mulutnya. Kepalanya kini mengangguk-angguk bergerak maju mundur. Semua itu dilakukan dengan dengan penuh penghayatan dan dedikasi penuh. Seolah benda di dalam mulutnya itu adalah sesuatu yang paling berharga di dunia ini. Seolah seluruh energi yang ada pada dirinya dicurahkan untuk membuat cowok dambaan hatinya itu bahagia.

Shleebb......shleebb...shleebbb....
Penis itu terus dipompanya di dalam mulutnya. Tak hanya disepong maju mundur atau keluar masuk, namun juga diemut-emut dan dihisap-hisapnya. Sambil secara acak lidahnya ikut pula bermain dengan melelet-lelet menyentuh dan merangsang titik-titik sensitif di bagian tubuh vital cowok tersebut. Karena ia telah cukup berpengalaman dan sangat mengenal organ vital laki-laki milik cowok ini, maka kini William jadi merem melek termehek-mehek menikmati servis istimewa gadis kekasihnya itu.

Padahal selama ini William telah cukup banyak bermain cinta dan meniduri banyak cewek. Namun pelayanan istimewa dari Stefany ini sungguh mengalahkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Apalagi, makin kemari semakin mahir saja permainan Stefany. Kini ia telah mafhum dan mengerti setiap detil bagian-bagian sensitif pada dirinya, terutama organ vital khusus laki-lakinya itu secara lengkap dan menyeluruh. Mulai dari buah zakar, batang, leher, sampai kepalanya. Ibarat seorang profesor yang ahli di bidangnya saja.

Apalagi sikap gadis ini juga nomor satu. Sifatnya yang penuh energi dan menggebu-gebu sungguh membuatnya sebagai partner sepadan di atas ranjang bagi dirinya yang hasrat seksualnya juga sangat tinggi. Ditambah juga dengan fokus, dedikasi, dan totalitas dirinya saat bermain. Seolah gadis ini mencurahkan semua yang ada pada dirinya demi memuaskan dirinya.

Saat ini ia telah melepaskan sepongannya. Payudara kenyal dan padat berisinya kini digunakan untuk merangsang penis cowoknya.

Namun gadis ini di saat-saat tertentu juga bisa bersikap pasif dan pasrah dengan segala macam perlakuan dirinya terhadapnya. Bagaikan pemain layang-layang yang handal, ia tahu kapan saat menarik dan mengulur untuk membuat ego lelaki dalam dirinya bergolak bagaikan roller-coaster yang pada akhirnya membuat gairah kejantanan dalam dirinya semakin terpacu. Sehingga bermain cinta dengan Stefany sungguh tak pernah membuatnya bosan atau monoton. Sebaliknya, justru setiap kali "bercengkerama" dengannya ia selalu merasakan hal baru darinya.

Akibatnya, dirinya juga semakin terpacu untuk memberikan kepuasan yang tak kalah luar biasanya kepada gadis kekasihnya ini.

Puas merasakan kelihaian sepongan Stefany serta permainan payudara pada penisnya, William membawa gadis itu naik di atas ranjang. Membuat mereka berdua kini saling bergumul di atas ranjang besar dan lebar itu. Bibir bertemu bibir. Lidah bertemu lidah. Bibir menciumi kedua sisi leher mulus Stefany. Mulut mengenyoti payudara bergantian. Tangan merayap kemana-mana. Mulut menciumi pangkal paha. Mulut menjilat-jilat vagina. Sampai akhirnya, dua alat kelamin yang berbeda itu bertemu, bersentuhan, dan saling menggesek....

Sementara Stefany juga tak kalah aktif. Semua yang ada pada dirinya digunakan untuk memberikan kenikmatan kepada cowok yang dicintai sepenuh hati itu. Mulai dari tangan dan jari-jarinya, mulutnya, lidahnya, juga payudara dan bahkan vaginanya semuanya digunakan untuk memberikan kepuasan tiada tara kepada cowok ini.

Namun sesungguhnya, persembahan yang paling utama dari dirinya adalah hatinya! Apapun yang digunakan dan dilakukannya, semua itu demi secara total memberikan kepuasan kepada cowok kekasihnya ini. Sementara William juga membalas secara setimpal. Membuat mereka berdua sama-sama dengan total saling memberi sekaligus menerima satu sama lain.

Saat itu mereka sedang dalam posisi 69 ketika Stefany telah mengalami orgasme tiga kali, termasuk saat berdiri di ruang depan tadi. Dengan orgasme yang terakhir ia mengalami squirting. Membuat seprei ranjang itu jadi basah di sekitar vaginanya. Seperti bekas kena ompolan saja.

Dan lagi-lagi pertahanan Stefany kini jebol lagi saat lidah William dengan cekatan merangsang klitoris dan area G-spot-nya. Orgasme-nya yang keempat malam ini.

Sementara William kini sedang mengerang-erang nikmat karena penisnya berada dalam kuluman hangat Stefany. Setelah permainan berlangsung selama lebih dari satu jam, akhirnya ia merasa penisnya tak akan bertahan lama lagi. Apalagi "tujuan hidupnya" telah selesai dengan pasangannya di ranjang, Stefany, telah berhasil dipuaskannya. Tak hanya sekali dua kali namun empat kali!

"Stefany... Love.... I can't hold it anymore...." katanya akhirnya memberi tanda kepada gadis itu kalau penisnya akan segera memuntahkan isinya. Namun sepertinya tak mendengar , gadis itu terus melakukan aksinya.

"Stef... I'm gonna cum really soon..." katanya lagi mengingatkan. Namun lagi-lagi Stefany tak mengindahkan sama sekali. Bahkan penisnya di dalam mulut gadis itu makin kencang disedot-sedot. Dengan lidah yang juga sengaja dilelet-leletkan pada titik-titik super sensitif di leher dan kepala penisnya.

Akhirnya....
"Stefany.....I CUMMMMMM!!!!!!"
Dan, crotttsssszzz...... crotttssss......crotttsss..........crottss.....crotss...crots...crot.
Tumpah ruahlah penisnya memuntahkan seluruh isinya di dalam mulut Stefany. Sementara seluruh cairan yang keluar ditelan masuk semuanya oleh gadis itu. Tak ada setetespun yang tersisa! Bahkan sisa-sisa sperma yang muncul belakangan itu pun diseruput dan disedotnya dalam-dalam dengan lidah yang digerak-gerakkan di bagian leher. Seolah untuk menarik keluar seluruh sisa-sisa cairan yang ada. Lalu batang penis yang mulai mengendor itu dijilati seluruh permukaannya, terutama kepala dan lehernya. Membuat akhirnya saat penis itu dikeluarkan dari dalam mulut, semuanya jadi bersih licin tandas mengkilap.

Akhirnya... mereka berdua yang masih telanjang bulat kini tiduran dengan saling berpelukan. Aliran napas keduanya masih terengah-engah. Namun rasa puas menyelimuti diri mereka berdua.

Apakah ini adalah saat bagi mereka untuk tidur dalam arti yang sesungguhnya? Sama sekali tidak! Karena malam masih panjang untuk mereka berdua yang terlalu sayang untuk dilewatkan begitu saja...
 
Terima kasih suhu @jagbar atas cerita barunya. Cerita yang penuh misteri dan teka teki. Nampaknya kali ini Om Dharsono diincar musuhnya y Suhu?
Btw semoga RL nya suhu @jagbar lancar selalu sehingga cerita ini juga g mandeg seperti cerita anak orang kaya kemarin :)
Makasih atas komennya suhu. Saat ini masih seperti bola liar kayaknya :p

Maksudnya The Confluence suhu? Sudah ada Part 2 nya dan sudah tamat :)
 
Mantap sekali pasangan ini..teruskan kisah malam yang masih panjang..hehe :ampun:

Cuma mau tau saat kisah Stefanie diperawani (moga-moga william yah) :pandaketawa:
- william udah berpengalaman..stefanie pun sama :p

Moga William & Stefanie kekal yah..dah ceritanya terus dengan plot yang penuh suspens :ampun:

Apa lagi bau-bau konflik udah muncul..kisah stefanie dengan dharsono yang bikin tegang..apa lagi rico dengan karakter baru...dan karakter yang ngomol dengan rico di season 1..
 
Terakhir diubah:
Akhirnya ada update juga makasih hu updatenya
tapi kenapa notifnya kagak muncul ya. Harus sering-sering di pantengin ini mah biar kagak ketinggalan wkwk
 
Chapter 6 - Terlalu Banyak Bicara

"Are you tired, hun?" tanya Stefany sambil memeluk William dari belakang. Sementara kedua kakinya diselonjorkan di kedua sisi tubuh William.
"Agak. But I will recover soon," jawab William sambil kedua tangannya menyentuh pangkal paha Stefany.

Saat itu mereka sedang duduk berendam di kolam jacuzzi bulat berisi air hangat. Sementara kumpulan musik romantis tahun '70 dan '80-an mengalun merdu sambung menyambung di ruang mandi itu.

Stefany mempererat pelukannya. Membuat payudaranya menempel di punggung cowok itu.
"Wah cepet banget sih. Hihihi," serunya saat melihat penis William telah menegang kembali dengan kencang di bawah permukaan air.
"Hehehe. Ya jelaslah. Deketan sama lu gini..."
"Trus gimana dong. Kudu "ditidurin" lagi?" kata Stefany sambil tangannya menggapai ke depan untuk menggenggam penis William.
"Nggak usah babe....... Eh tapi boleh deh," ralatnya ketika tangan halus cewek itu mulai mengocok secara perlahan.
"Dasar lu! Nggak konsisten."
"Hehehe, abis ditawarin enak... masa ditolak."

William menikmati Stefany yang mengurut-urut penisnya itu untuk beberapa saat. Namun kemudian ia memegang tangan Stefany untuk menghentikannya.
"Udah gapapa, say. Nanti aja."

Lalu ia membalikkan tubuh sehingga kini duduk berhadapan dengan Stefany.
"Saat-saat gini sebenarnya gua lebih suka ngobrol sama lu. This is our quality time. Saat kita bicara dari hati ke hati. Hal-hal seperti itu nanti-nanti juga bisa. Toh barusan juga kita sudah main banyak."

Ditatapnya wajah kekasihnya yang cantik itu lekat-lekat.
"I know I've been telling you this many times, but I'll say it again and again... you are really beautiful, Stefany. I don't know why but you are always beautiful. Maybe because I love you so much."
Kata-kata William ini seketika membuat hati Stefany jadi berbunga-bunga. Gadis mana yang tidak suka dipuji oleh kekasihnya. Apalagi ditambah dengan pernyataan cinta.
"Oh I love you too, William," jawab Stefany dengan menatap balik cowok itu dalam-dalam.

Membuat William seketika mencium bibir Stefany.
Untuk beberapa saat mereka saling berciuman dengan penuh intimasi di kolam jacuzzi itu. Sebelum kemudian percakapan mesra diantara mereka kembali berlanjut di bawah temaramnya suasana.

"Eh tapi lu tahu ga," kata William mendadak serius diikuti dengan tertawa kecil darinya, "Waktu awal-awal kita pacaran, banyak teman-teman gua mengira kalo lu just my next "throphy girl". Kalo sudah sudah dapet "itu" dan udah bosen paling nanti cari cewek baru lagi."

"Padahal sebenarnya sedari awal gua sudah ada feeling kalau lu adalah cewek pendamping hidup gua untuk selamanya. Karena lu orangnya betul-betul beda dengan semua cewek yang pernah gua kenal."

"Juga ada orang yang bilang, termasuk beberapa keluarga dekat gua, kalau lu adalah cewek "beruntung" karena akhirnya gua mau jadian serius dengan lu. That's not true. Not true at all. Karena sesungguhnya, gualah yang beruntung karena lu mau sama gua," kata William dengan serius dan sungguh-sungguh.

"Ya gua tahu. Pasti banyak orang mengira gua mau sama lu sedikit banyak karena kekayaan keluarga lu. Padahal gua sama sekali ga peduli dengan harta kekayaan. Terus terang, kalo gua bicara jujur sebenarnya gua langsung suka saat pertama kali kita ketemu. Saat gua belum tahu lu siapa."

"Justru setelah gua tahu latar belakang lu malah sebenarnya gua jadi ragu. Perbedaan status keluarga kita terlalu besar. Apalagi reputasi lu yang suka mainin cewek! That is bad. Really bad, love," kata Stefany.

"Was," kata William mengoreksi. That was bad. Gua akui perbuatan gua dulu memang ga baik. But I turned to a new leaf after I met a girl. A very special girl," kata William dengan memandang Stefany lekat-lekat. Membuat Stefany jadi agak tersipu.

"Sekarang, setelah setahun lebih kita berhubungan, kalo gua boleh dapet jawaban jujur dari lu, apakah lu masih punya keraguan terhadap gua?" pandangnya kepada cewek kekasihnya.

Stefany menggelengkan kepalanya. "No, my love. No. Gua percaya dengan lu."
"Dan, kalo barusan lu bilang lu beruntung karena gua mau sama lu, gua juga sebenarnya beruntung karena lu mau sama gua," kata Stefany dengan memandang cowok itu dalam-dalam.

"I love you Stefany. Gua selalu bahagia saat bersama dengan lu. Meski kita hanya sekedar ngobrol atau makan malam bareng. Dan itulah perbedaan hubungan kita, dari sisi gua, dibanding hubungan gua yang sebelum-sebelumnya."

"Mungkin gua tak seharusnya membicarakan tentang ini. Tapi kalo boleh bicara jujur... sebelum ketemu lu, salah satu alasan utama gua pengin jadian dengan cewek because I want to f**k her. Apalagi kalau masih polos atau virgin, jadi semakin tinggi obsesi gua untuk menaklukkan cewek itu."

"Tapi dengan lu beda. Look at us now. Kita tak pernah melakukan hubungan seks. Maksud gua proper sexual intercourse with penetration. Kita telah melakukan banyak hal kecuali satu itu. Karena gua betul-betul sayang dan respek dengan diri lu. Justru karena gua tahu lu masih virgin dan lu pernah bilang kalau prinsip lu adalah mempertahankannya sampai married. Itu sebabnya gua ga mau melakukannya sebelum kita betul-betul resmi married."

"Dan gua sama sekali tak masalah dengan itu. Karena bisa ngeliat lu tersenyum aja sudah bikin gua sangat bahagia. Jauh lebih bahagia dibanding making love dengan cewek lain manapun. Sebaliknya, gua justru ga akan mau melanggar prinsip lu apalagi menyakiti hati lu. Karena lu betul-betul spesial buat gua."

"Oh, William... Please, stop it. Lu ini memang cowok perayu!" Stefany lagi-lagi tersipu. Meski dalam hati sebenarnya ia senang sekali mendengarnya. Secara umum, cowok kekasihnya ini memang telah membuatnya bertekuk lutut. Stefany yang biasanya begitu impulsif, independen, berkemauan keras bahkan cenderung susah diatur itu, di depan cowok ini ia ibarat kerupuk disiram kuah panas.

Saat itu saking berbunga-bunganya hatinya, ia lalu mendekat dan mengecup bibir cowok itu. Membuat mereka kembali saling berpelukan dan berciuman lagi untuk beberapa saat.

"Love... kalau gua boleh mengungkapkan isi hati gua... sebenarnya untuk saat ini hal itu sungguh tak terlalu penting lagi. Waktu itu gua memang pernah bilang tak mau sampai melakukan hubungan seksual - proper sexual intercourse - sebelum kita merid, karena saat itu gua masih meragukan hati lu. Tapi kini, seandainya lu memang ingin mengambilnya, I will give it to you wholeheartedly," katanya dengan memandang lekat-lekat kedua mata William.

Ucapan Stefany ini membuat William meraih kedua tangannya dan kembali gadis kekasihnya ini dipeluknya erat-erat. Sambil ia mengelus-elus rambutnya.

Butir-butir waktu terasa berhenti berjalan. Entah berapa lama mereka saling berpelukan erat seperti itu. Sementara alunan musik melankolis membuat mereka berdua semakin larut dalam suasana.

"Gua tahu kok isi hati lu," kata cowok itu setelah melepaskan diri dari pelukan. "Tanpa perlu diungkapkan, gua sebenarnya sudah tahu," katanya lagi. "Dari bahasa tubuh lu, keliatan sekali kalau sebenarnya lu sekarang sungguh pasrah. Beda dibanding saat-saat awal. And that makes me not wanting to do it even more... until we are legally married. You know why? Because I LOVE you. I love you much more than my desire to have sex with you. We can do that later. At the right moment."

"Let me ask you something, love... Bagaimana kalau sebenarnya gua sudah ga virgin lagi?" tanya Stefany.
"I don't care! I'm not virgin either. Gua cinta sama lu. Bukan sama keperawanan lu. Selama lu mengatakan secara jujur dan terbuka, gua akan menerima diri lu apa adanya."
Stefany tersenyum mendengarnya.

"But are you......?" tanya cowok itu.

"Apakah menurut lu aneh, cewek umur 24 tahun jaman sekarang masih virgin?"
"Betul! Agak aneh memang. Apalagi cewek super cakep dan menarik seperti lu yang bahkan ga pernah pacaran. Makanya dulunya gua ga percaya. I tried to convince you that it is OK to not being a virgin anymore. Tapi akhirnya gua percaya karena memang lu adalah cewek yang ga biasa."
"Dan lu juga cowok yang ga bisa," balas Stefany.

"Tapi, tentu aku masih virgin, sayang...," kata Stefany sambil memeluk erat kekasihnya lagi. Membuat payudara indahnya menempel di dada cowok itu dan cowok itu seketika mencium wangi harum yang terpancarkan dari tubuhnya.
".... sampai cowok yang memang kuinginkan mengambilnya," lanjutnya.

"Gua tahu lu rela melakukan apa saja demi untuk membahagiakan gua," kata William saat melepaskan pelukan gadis itu.
"Karena itu ga perlu juga kita terburu-buru melakukan itu. Ibaratnya, takkan lari gunung dikejar. Gunungnya kembar lagi," katanya sambil melirik ke payudara Stefany dengan senyum menggoda.

"Dasar ah lu..," sergah Stefany sambil menutupi dada dan pangkal pahanya. Sehingga cowok itu kini tak dapat melihat bagian-bagian penting dirinya.

Namun tindakan Stefany itu justru membuat William semakin nafsu.
Tiba-tiba ia maju ke depan menyergap Stefany.
"Ehhh!" Gadis itu berteriak kaget.
"Lu ini memang kadang perlu dikasih pelajaran," kata William yang kini telah memeluk tubuh Stefany. Bahkan tangannya satu menempel di payudara gadis itu.

"Kali ini gua akan bikin perkecualian. Saat ini akan gua perawani lu. Semua ini karena lu sendiri yang sengaja mancing-mancing..," katanya sebelum bibirnya menciumi bibir Stefany dengan hangat. Sementara tangannya menggrepe-grepe payudara Stefany. Penis tegangnya menempel di pangkal paha Stefany. Digesek-gesekkannya penisnya itu di depan liang vagina gadis itu, diantara jepitan kedua paha mulusnya.

Kemudian ia mengarahkan kepala penisnya persis di depan liang vagina Stefany, saat intro lagu lama tahun 80-an Boulevard mulai terdengar...

Saat itu William merasakan adanya gerakan tubuh Stefany yang memberontak, yang membuat ia menghentikan seluruh aksinya. Sementara Stefany saat itu seperti terbawa oleh lagu tersebut.
"I like this song, love. I really like it," katanya sambil menggelayut di tubuh William.
"Do you like it? Do you want to make it louder?" tanya William terhadap gadis itu sambil memeluknya.
Stefany mengganggukkan kepalanya.

"Volume up," seru William yang seketika membuat suara lagu tersebut mengeras. Memang apartemen yang ia tinggali itu semuanya menggunakan teknologi tinggi. "Cukup?" tanyanya yang dijawab dengan anggukan Stefany.

"The melody is nice... the singer's voice is also nice," kata Stefany dalam pelukan William.
"But the lyric is really sad...," katanya lagi.
"This is a sad song," katanya begitu terbawa oleh atmosfir kata-kata lagu tersebut.

(I don't know why, You said goodbye
Just let me know you didn't go forever my love
Please tell me why, You make me cry
I beg you please I'm on my knees
if that's what you want me to

Never knew that it would go so far
When you left me on that boulevard
Come again you would release my pain
And we could be lovers again)


"Hey, kok lu mendadak jadi melankolis gini," goda William kepada Stefany yang saat itu pandangannya menerawang.
"Calm down girl. It's only a song," katanya lagi sambil tangannya digerak-gerakkan di depan mata Stefany.
"Promise me one thing love," kata Stefany. "Never leave me on the boulevard."
"Hahahahaha." Kata-kata Stefany itu seketika membuat William tertawa ngakak.

"Lu nggak mau janji?"
"Itu cuman lagu. Kok lu jadi kebawa gitu."
"Jadi lu memang ga mau janji nih?" tanya Stefany dengan wajah sangat serius.
"Eh, kok lu mendadak jadi serius gini," kata William ikutan serius.
"Promise me! If you really love me."
"OK sayang. Gua janji ga akan pernah ninggalin lu. Not on the boulevard. Not anywhere," kata William sambil memeluk Stefany dengan erat dan berusaha menenangkannya.
"Kenapa sih kok tiba-tiba lu jadi serius banget," tanyanya.

Tiba-tiba Stefany tertawa geli. Bahkan kemudian dengan tubuh terguncang, ia lalu tertawa terbahak-bahak.
"Hahahahaha...... Kali ini kena lu."
"Stefany, OMG! Sialan. Ternyata lu cuman becanda. Gua sampai benar-benar khawatir barusan."
"Abis, dari tadi lu ngerjain gua terus. Sekarang giliran gua donk. Hihihihi...."

"Makin malem cewek gua ini makin ngaco memang. Kali ini lu ga bakalan gua lepasin. Ga peduli lu mendadak serius, kejang-kejang, memohon-mohon, atau bahkan nangis-nangis sekalipun. Gua ga akan berhenti sampai gua betul-betul puas," kata William sambil langsung mengunci tubuh telanjang Stefany dan menciumi lehernya.
"Eh kok lu jadi gini sih... lepasin gue dong," kata Stefany mencoba memberontak dan meronta-ronta.
Namun William tak mempedulikannya. Ia terus menciumi leher kekasihnya itu dengan penuh nafsu.

"Bentar love... Tunggu dulu. Ada satu hal yang ingin gua omongin ke lu sebenarnya. Hal yang cukup serius," kata Stefany sungguh-sungguh.
"Kaga ada urusan! Pokoknya sekarang kita happy-happy dulu."
"Tapi ini cukup serius. Kita bicara dulu. Abis itu baru happy-happy."
"Lu tadi ngatain gua kebanyakan ngomong action-nya kurang. Sekarang lu sendiri yang terlalu banyak bicara."
"Sebentar say, 15 menit aja......"

Mmmmppphhhhh....
Dan... mulut Stefany pun kini terkunci oleh William yang telah menciumi dan melumat bibirnya tanpa ampun. Membuat gadis itu tak dapat berbicara lagi. Apalagi tak lama kemudian Stefany juga ikut terlarut dan bertindak tak kalah liarnya. Membuat permainan seru mereka kembali terjadi secara sambung menyambung dan baru benar-benar selesai saat hampir pukul lima pagi.

Setelah itu mereka berdua tidur sambil berpelukan karena kecapean.

Sementara sisa akhir pekan mereka berlangsung cukup padat. Saat itu mereka bangun cukup siang. Setelah itu sorenya mereka ada acara bersama di luar sampai malam hari. Sementara hari Minggu pagi-pagi mereka sudah harus bertemu dengan kedua calon mertua Stefany / orangtua William selama hampir seharian penuh. Selain untuk mendekatkan hubungan, kebetulan hari itu ada sejumlah hal yang perlu dibahas sehubungan dengan persiapan pernikahan mereka. Pertemuan mereka itu diakhiri dengan makan malam bersama diantara mereka berempat. Setelah itu William mengantar Stefany pulang ke rumahnya. Dan itulah akhir kebersamaan mereka berdua di akhir pekan tersebut.

Sehingga, sesuatu yang ingin dikatakan Stefany - apapun itu - pada akhirnya tak terucapkan sampai akhir pekan mereka berakhir... provided kalau Stefany memang betul-betul ingin mengatakan sesuatu.
 
Bimabet
Akhirnya ada update juga makasih hu updatenya
tapi kenapa notifnya kagak muncul ya. Harus sering-sering di pantengin ini mah biar kagak ketinggalan wkwk
Apakah ada yang perlu ane lakukan supaya notif-nya keluar hu?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd