Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Symphony of Betrayal and Loyalty

Apa reaksi anda saat mendengar Stefany telah "bobol" oleh Dharsono?

  • Senang

    Votes: 15 65,2%
  • Tidak senang

    Votes: 6 26,1%
  • Sukurin

    Votes: 2 8,7%

  • Total voters
    23
  • Poll closed .
Bimabet
Stefany akhirnya ada adegan ena-ena juga
:konak::konak::konak:

Terima kasih suhu pagi-pagi udah dikasih tontonan kayak begini
:pandaketawa::pandaketawa:
 
Wow akhirnya Stefany benar-benar di 'entot'..kenapa Stefany kurang enak dengan panggilan William...Dharsono yang dapat menikmati keperawanan Stefany? ...moga ada flashback nya :pandaketawa:

Untung banget Dharsono bisa menikmati amoy muda cantik :panlok3:

Kayak bakal ribut antara Stefany & William...siapa juga yang mengekori Stefany & mengambil photo scene itu..

Dan Stefany ngomong dia virgin dengan William hehe

Moga pasangan ini aman-aman aja :ampun:
 
Terakhir diubah:
sesuai judul ceritanya, siapa yg berkhianat (betrayal) dan siapa yg setia (loyalty)
dan akhirnya menunjukkan Stefany telah terbobol duluan :papi:
 
Dharsono..mungkin bikin tegang..apa lagi scene cerita yg last itu..apa mungkin dengan Jaka?

Atau dengan yg mengugut papanya dahuku..demi menumpaskan geng itu? Hehe
Last scene yang mana ya suhu?

Wah masih ingat aja suhu dengan tokoh figuran itu hehe. Kayaknya bisa dikembangkan juga dia nanti2 ya. Omong2, kata mengugut agak jarang dipakai nih. Hebat juga suhu kosa katanya :D

Tapi kok intim banget pas part sama dharsono kan perpisahan masa lalu menuju masa depan ;)
Itu dia hehe. Kayaknya terlalu intim memang ya. Eniwei lanjutannya makin intim lagi :p
 
sepertinya konflik wiliam dan stepani akan di mulai...:pandaketawa:

di tunggu update selanjutnya hu....
makasih updatenya...

Dan kedepannya akan semakin banyak konflik2 bertambah :)
Makasih juga atas komennya suhu

Stefany akhirnya ada adegan ena-ena juga
:konak::konak::konak:

Terima kasih suhu pagi-pagi udah dikasih tontonan kayak begini
:pandaketawa::pandaketawa:

Ya.. sarapan pagi biar makin semangat dalam melakukan aktivitasnya suhu :p

Wow akhirnya Stefany benar-benar di 'entot'..kenapa Stefany kurang enak dengan panggilan William...Dharsono yang dapat menikmati keperawanan Stefany? ...moga ada flashback nya :pandaketawa:

Untung banget Dharsono bisa menikmati amoy muda cantik :panlok3:

Kayak bakal ribut antara Stefany & William...siapa juga yang mengekori Stefany & mengambil photo scene itu..

Dan Stefany ngomong dia virgin dengan William hehe

Moga pasangan ini aman-aman aja :ampun:

Flashback memang sedang dipertimbangkan dan lagi digodok skenarionya. Tergantung peminatnya juga sih.

Ya rejeki orang memang kadang susah ditebak ya

Yakin itu orang yang mengekori, bukan mobil Stefany sendiri, suhu? :)

Banyak khan sekarang yang ngakunya alim hihihi

sesuai judul ceritanya, siapa yg berkhianat (betrayal) dan siapa yg setia (loyalty)
dan akhirnya menunjukkan Stefany telah terbobol duluan :papi:

Betul suhu, makanya judulnya seperti itu. Trus kadang perbedaannya bisa tipis tergantung sudut pandang. Seperti Stefany saat ini, bisa dibilang dia mengkhianati William. Namun bisa juga dibilang dia setia dengan "cinta lamanya" kepada Dharsono.

noh makan tuh profesionalisme yang dulu sangat di bangga banggakan tua bangka itu.
kalo dah kek gini makin penasaran nunggu updatenya...
stefani ma dharsono terlalu memandang remeh keluarga william.
stefanie main api...semoga bener2 bisa membakar... soalnya yg namanya nafsu tetep nafsu kalo sudah berkobar, maka apapun hubungan antara dua anak manusia tetep bisa di terobos dan diinjak injak...

Setuju suhu, Stefany memang karakternya suka main api. Padahal main api bisa membakar diri sendiri. Pertanyaannya apakah ia lalu akan terbakar sampai hangus dan terpuruk ataukah ia akan terbakar untuk kemudian lahir kembali seperti burung phoenix? Ditunggu update2 selanjutnya :)
 
di tiunggu apakah adik stepani bisa menyelamatkan dari keluarga willam dan mengeluarkan kakaknya dari masalah ini
ane lupa namanya rico ya ?

sory hu ngak usah flash bavk ama jaka yg penting...

why, when stepani lost virginity
mulai fokus ke adiknya lagi dan stepani hu
terutama konflik-konflik serta damfak yg di timbulkan stepani ketika keluarga wiliam mengetahui stepani sudah tidak virgin terutama ibu wiliamf
:pandaketawa:
 
sory hu ngak usah flash bavk ama jaka yg penting...
why, when stepani lost virginity
mulai fokus ke adiknya lagi dan stepani hu
terutama konflik-konflik serta damfak yg di timbulkan stepani ketika keluarga wiliam mengetahui stepani sudah tidak virgin terutama ibu wiliamf
:pandaketawa:
Makasih atas masukannya suhu.
Nah yang terakhir itu memang sangat mungkin timbul konflik
 
izin matok. cuma saran dkit hu. untuk pov antar tokoh mungkin bisa lebih d prjelas. sama buat indeks huu
 
Chapter 9 - Proposal Untuk Stefany

Stefany berdiri di belakang pria itu sambil memegang jubah handuknya. Ia membantu memasangkan jubah itu pada tubuhnya. Kemudian sambil melingkarkan kedua tangannya pada pinggang pria itu, ia mengikatkan tali pengikat di bagian depan jubahnya. Setelah itu dirinya yang masih polos telanjang bulat memeluk tubuh bapak itu dari belakang sambil menggelayutkan tubuhnya dengan mesra. Bapak itu membalasnya dengan memegang kedua tangan Stefany yang sedang memeluk pinggangnya itu.
"Mas... I love you," gumam Stefany yang menyandarkan kepalanya di punggung pria itu sambil terus memeluk tubuhnya.
"I love you too, Stefany," jawab bapak itu sambil meraba-raba kedua tangan gadis itu. Untuk beberapa saat mereka berpelukan seperti itu.

Sebelum kemudian bapak itu ke kamar sebelah untuk mengambilkan pakaian bagi Stefany. Ia kembali dengan membawa pakaian kimono biru tua. Kini giliran bapak itu yang membantu mengenakan kimono tersebut pada tubuh gadis itu. Sementara rambut Stefany masih basah sebagian. Membuat ia kelihatan semakin menarik.
"Kamu nampak sungguh cantik sekali dengan kimono ini, sayang," ujarnya sambil memandang gadis itu.
"Mas memang paling pintar ngerayu orang deh."
"Aku berkata sungguh-sungguh lagi," katanya sambil memegang pipi Stefany. "Kamu sungguh cantik sekali dengan baju ini."

"Enak nggak dipakainya?"
"Enak. Kainnya halus banget soalnya. Tapi agak tipis ya."
"Ya nggak apa-apa dong. Biar kamu makin sexy dan menggairahkan, hehehehe," katanya dengan menatap dada Stefany. Kedua putingnya menonjol ke depan menembus kain kimono tipis itu. Sementara payudaranya bergoyang-goyang di balik baju tipisnya itu.
"Justru aku memang sengaja ambilin buat kamu yang tipis-tipis gini. Biar makin sik-asik aja ngeliatin kamunya. Hahahaha."
"Dasar Mas ini ah...," jawab Stefany pura-pura kesal.

Stefany berjalan mengambil secangkir teh di meja kecil itu lalu diminumnya.
"Sudah dingin pasti. Aku buatin lagi ya," kata bapak itu.
"Nggak usah Mas. Ini juga masih enak kok," jawab Stefany sambil tersenyum manis. "I always like chinese tea."
"And I always like chinese girl... yang ada di depanku ini. Hehehehe," goda bapak itu.

"Yuk kita ke kamar tidur aja, sayang," ajak bapak itu sambil memeluk bahu Stefany dan membimbingnya menuju kamar tidur di ruang sebelah.
"Emang mau ngapain ke kamar tidur."
"Pokoknya kamu pasti suka deh. Hahahaha."
"Dasar ah.."

"Eh tapi omong-omong Mas mau minum apa. Biar gantian aku buatin deh," katanya saat mereka berjalan bersama.
"Ah, nggak usah Stefany. Aku nggak haus kok."
Sambil berjalan bersama dan memeluk bahu Stefany, tangan bapak itu dengan iseng dijulurkannya ke depan untuk menjawil payudara gadis itu dari samping.
"Tahu kenapa aku ga haus? Khan barusan sudah ngisep-ngisep banyak. Ngisepin susu kamu ini. Hehehehe," katanya sambil jari tangannya menyentuh-nyentuh ujung puting yang menonjol di balik kimono tipis itu.
"Ngisepin wadahnya jutaan kali lebih enak dibanding minum susu sapi murni. Apalagi puting kamu yang merah itu. Rasanya stroberi. Hahahahaa....," lanjutnya sambil tangannya makin aktif memain-mainkankan puting dan meremas-remas payudaranya.
"Iiih, Mas ini ah. Jangan iseng gitu deh tangannya," kata Stefany sambil menepis tangan nakal itu saat mereka telah berada di kamar tidur.

"Stefany... Stefany sayang," kata bapak itu, "Kamu mau meluluskan permintaan Mas ga?" tanyanya seperti lagak om-om genit.
"Permintaan apa?"
"Sepongin kontolku dong," katanya sambil menunjuk selangkangannya dengan nyengir kuda.
"OMG!! Mas..." kata Stefany. Pria yang selama ini selalu bersikap sopan itu secara tak disangka-sangka kini bisa tiba-tiba langsung minta hal begituan tanpa tedeng aling-aling lagi.
"Ayo mau dong sayang," kata bapak itu merayu. "Mendadak burungku jadi pengin banget dimandiin sama kamu nih. Dimandiin dalam mulutmu. Hehehe."

"Dasar om-om genit. Cabul!" pungkas Stefany. Sementara bapak itu nyengir-nyengir kuda saja. Ia tahu betul sifat gadis ini. Kalau pura-pura marah begini justru ia bakal meluluskan permintaannya.

"Om ini genit ah. Kalo di depan Papa aja sikap Om jadi alim dan sopan banget. Tapi kalo sendirian sama aku, jadi keluar sifat cabul dan mesumnya," kata Stefany lagi.
"Halah...Kamu ini bisa-bisanya ngomong seperti itu," katanya sambil memegang kepala gadis itu. "Lha kamu sendiri gimana hayo di depan Papa kamu. Berani ga kamu menggelendot manja, meluk-meluk dan cium aku seperti barusan."
"Iiih, Om ini ah...," kata Stefany merajuk marah.
"Hahaha.... Lha ya memang betul khan. Hayo... berani ga kamu mengakui tentang hubungan kita ini. Hehehehe...," katanya penuh kemenangan sambil meraba-raba pipi dan menjawil dagu gadis itu.
Sementara Stefany hanya bisa kesal tak mampu menjawab. Karena yang dikatakan bapak ini memanglah betul.

"Padahal sesungguhnya, aku... Mas-mu ini...," katanya mendadak serius sambil memeluk tubuh Stefany,"... bersedia lho untuk bertanggung jawab dan menikahimu."
"Idih, ngaco ah Om ini! Kalo Om married sama aku, trus istri Om yang di rumah gimana."
"Mas!" koreksinya. "Panggil aku Mas dong, sayang. Jangan Om, hehehe," ujarnya genit.

"Hmmm, kamu ndak perlu khawatir tentang dia, sayang," kata bapak itu. "Dia sudah legowo dan bisa menerima kok kalo aku kawin lagi. Kalo kamu ga percaya, ayo, aku ajak kamu ketemu dia. Biar dia sendiri nanti yang menjelaskannya ke kamu."
"Oh?!" seru Stefany keheranan. "Kok bisa?" tanyanya dengan heran. Karena baginya sungguh aneh ada seorang wanita yang rela suaminya kawin lagi.
"Ya... kamu tahu sendiri khan. Dengan bertambahnya umur, gairah seks antara pria dan wanita khan berbeda. Dia sudah menyadari sendiri kalau dirinya sudah kewalahan dan tidak sanggup lagi melayani hasratku setiap saat. Oleh karena itu dia rela kalau aku punya istri lagi. Hanya satu syaratnya, yaitu dia harus tetap menjadi istri pertama dan aku harus terus bertanggung-jawab menafkahinya dan juga anak-anak. Satu hal yang pasti akan aku penuhi," ujarnya sungguh-sungguh.

"Tapi kamu jangan kuatir, Stefany," lanjutnya cepat. "Biarpun nanti kamu jadi istri keduaku, tapi bukan berarti aku menomor-duakanmu. Justru sebaliknya, aku akan sangat mencintaimu seumur hidup."

"Juga, dia pasti akan bisa menerima kehadiranmu. Karena dia memang orangnya penuh pengertian dan bijaksana sekali. Asalkan kamu mau menghormati dia seperti kakak yang lebih tua. Bahkan sebenarnya aku yakin dia pasti senang dan bangga sekali suaminya dapat mempersunting gadis secantik dan sehebat kamu gini. Dia akan turut bahagia untuk kita."

"Jadi kamu ga perlu kuatir jadi istri kedua. Karena aku akan selalu mencintaimu. Sementara aku yakin kalian nanti pasti bakalan saling cocok dan rukun," katanya untuk semakin meyakinkan Stefany.

"Dan satu lagi," tambahnya. "Aku tahu kau suka dengan kemewahan. Tak masalah. Menurutku adalah wajar gadis muda dan cantik sepertimu gini menyukai kemewahan. Aku sanggup membiayaimu. Karena sebetulnya aku punya banyak simpanan harta yang bahkan istriku juga tak mengetahui semuanya. Semua itu cukup untuk membiayai dirimu dan juga anak-anak kita kelak."

"Jadi, ayo mari kita menikah Stefany."

"Hmm... Tapi omong-omong, kalau aku nikah sama Mas sekarang, trus nanti beberapa tahun lagi Mas cari istri baru lagi dong? Saat nanti aku sudah ga menarik lagi. Mungkin aku saat itu jadi gendut atau Mas sudah bosan sama aku?"

Pria itu tersenyum dengan sabar sambil menggelengkan kepalanya.
"Tidak, Stefany. Aku tak akan melakukan hal itu. Kamu tahu kenapa?"
"Ingat omonganku tadi tentang faktor usia?" jawabnya setelah gadis itu menggelengkan kepala. "Saat ini umurku sudah hampir kepala lima. Staminaku sudah tidak seperti anak muda lagi. Ibaratnya, aku ini adalah mesin diesel lama. Sehingga kamu tidak perlu kuatir. Kamu akan menjadi wanita tempat pelabuhan hatiku yang terakhir, sayang. Tapi sebaliknya kamu juga jangan kuatir. Aku akan selalu menjaga kebugaran diri sehingga aku pasti akan sanggup untuk menafkahimu baik harta maupun nafkah batin. Seperti barusan dan saat-saat kita bersama dulu," katanya sambil memeluk erat gadis itu.

"Jadi marilah menjadi istriku, Stefany. Aku bersumpah akan selalu mencintaimu seumur hidup. Kamu mau khan?" ucapnya sambil memegang dagu gadis itu.

"Hmmm, entahlah Mas...," gumam Stefany sambil melepaskan dirinya dari sentuhan dan pelukan pria itu. Pandangannya melihat ke kejauhan.

"Aku memang tak sekaya calon suamimu yang sekarang itu, Stefany," katanya.
"Namun pada diriku kamu akan menemukan kedewasaan, kematangan usia, dan kestabilan emosi yang tak kaudapatkan dari cowok itu. Bukankah karakter seperti itu yang selama ini kau dambakan dari seorang pria?"

"Mas.... Mas tentu tahu aku bukan seorang cewek matre," jawab Stefany cepat. Ia agak kurang senang karena seolah dianggap sebagai cewek mata duitan.

Sementara Bapak itu tersenyum dalam hatinya. Pancingannya sungguh berhasil. Karena jelas ia tak mungkin adu kekayaan dengan keluarga William. Seluruh harta kekayaannya, termasuk yang tersembunyi sekalipun, tidak ada apa-apanya dibanding mereka.

"Dalam hal mencari pasangan, aku tak terlalu memperhitungkan faktor kekayaan. Tapi diantara kita terdapat cukup besar perbedaan. Perbedaan usia, yang pertama. Selain itu juga perbedaan adat istiadat dan sebagainya. Tapi yang paling utama Mas... di keluargaku sungguh tak umum laki-laki beristri lebih dari satu. Apalagi dalam hal ini aku akan menjadi istri keduanya. Seluruh keluargaku pasti akan menentang habis-habisan! Demikian pula meski Mas menceraikan istri Mas. Karena tetap saja aku akan menjadi cewek pelakor."

"Aku mengerti, Stefany. Justru karena itu aku tak akan menceraikan istriku. Tapi kamu akan menjadi istri kedua dengan persetujuan istri pertama. Sehingga hubungan kita bertiga nanti akan tetap harmonis. Sementara di luar itu, hal-hal lainnya tentu bisa dibicarakan secara kekeluargaan. Kalau perasaan cinta diantara kita sudah terjalin, mengapa tidak kita perjuangkan sama-sama demi kebahagiaan kita berdua?"

"Aku tahu persis kebiasaan serta adat-istiadat keluarga kalian berbeda denganku. Oleh karena itu nanti aku tak akan memaksamu berubah. Kau bebas melakukan apa yang kau maui. Termasuk meneruskan menjalankan bisnismu yang sekarang. Apalagi keluarga kalian secara turun-temurun adalah keluarga dengan jiwa dagang. Mulai dari kakekmu lalu diteruskan ke anak-anaknya dan sekarang ke cucunya. Bagiku tak masalah kau meneruskan semua kegiatanmu yang sekarang. Yang penting kamu bersedia aku nikahi. Itu saja kok. Simpel sekali kan. Perkara sederhana jangan dibuat jadi rumit."

"Setelah ini aku akan berbicara dengan Papamu. Kita bertemu dengannya. Memang rasanya mungkin agak aneh. Kita teman baik sejak kecil lalu tiba-tiba aku datang untuk menikahi putrinya. Tetapi perasaan seperti itu hanya akan terjadi sesaat saja. Setelah itu justru hubungan kekeluargaan kita jadi semakin erat. Karena kita akan menjadi suami istri secara resmi dan sah."

Stefany terdiam mendengarnya. Ia tak tahu harus berkata apa. Juga ia tak tahu apakah ajakan menikah bapak ini dan menjadikannya sebagai istri kedua termasuk indecent proposal atau justru malah decent proposal. Yang pasti proposal yang didengarnya ini sungguh begitu mengejutkan dan mendadak sekali untuknya.

"Stefany... Kau adalah seorang gadis pemberani. Dan selama ini kau selalu melakukan hal-hal yang tak lazim untuk keuntungan dirimu. Kini, di saat persimpangan jalan penting dalam hidupmu, mengapa kau tidak berani melakukan satu hal tepat untuk kebahagiaan dirimu?" kata bapak itu saat melihat sikap bimbang Stefany. Sikap yang sangat tidak lazim dari seorang Stefany.

"Sekarang kalau aku boleh bertanya jujur kepadamu, apakah kau betul-betul mencintai cowok itu? Dari penampilan luar sepertinya memang iya. Tapi coba, dari hatimu yang sedalam-dalamnya, mampukah kau mengatakan bahwa kau mencintainya?"

"Kau tak perlu menjawabnya, Stefany. Karena semuanya telah jelas. Kedatanganmu kemari menjelaskan isi hatimu yang sebenarnya. Sejak melihatmu muncul kemari barusan, sebelum kau mengucapkan satu patah kata pun, aku sudah tahu isi hatimu. Kalau kau betul-betul mencintai cowok itu, kau tak akan datang kemari dengan cara seperti itu."

"Apakah hal itu masih kurang sebagai bukti? Kau ingin bukti lain lagi? Katakanlah, berapa kali kau bercinta dengan cowok itu? Bukan sekedar sentuh-sentuhan atau ciuman saja. Tapi betul-betul sampai melakukan hubungan seksual. Aku yakin jawabannya adalah NOL BESAR. Saat kita bercinta barusan, aku tahu Stefany saat ini masih sama seperti Stefany saat terakhir kalinya kita bercinta. Aku sama sekali tak kehilangan kehormatan dirimu dari laki-laki lain. Padahal telah berapa lama kalian berpacaran?"

"Sebaliknya, berapa kali kita telah melakukannya? Sejak pertama kalinya waktu itu. Bisakah kau menghitungnya? Tak mungkin karena telah tak terhitung lagi banyaknya."

"Stefany... kita berdua sebenarnya adalah sama. Kau bukan tipe cewek yang dengan mudah menyerahkan dirimu kepada sembarang laki-laki. Kau harus betul-betul mencintainya. Atau kepada suamimu yang resmi kelak, meski di dalam hati kau tak terlalu mencintainya."

"Secara penampakan luar, kau bisa saja terlihat seperti bergaul bebas dengan lelaki yang dekat denganmu. Namun dalam hatimu, kau justru sangat menjaga diri dan selektif sekali. Pada dasarnya kau memiliki aura mulia dalam dirimu yang selama ini selalu menjaga dan membentengi kehormatanmu. Membuat cowok jadi segan untuk melanggarnya, meski peluang telah sangat terbuka di depan mata. Pada akhirnya hanya orang yang betul-betul kauterima di hatimu saja yang mampu sungguh-sungguh menggaulimu."

"Sementara aku pun juga serupa denganmu. Aku adalah seorang dengan hasrat seksual tinggi, sama sepertimu. Namun selama ini aku tak pernah berhubungan seksual dengan perempuan secara sembarangan. Bahkan selama hidupku sampai sekarang, selain istriku aku hanya melakukan hubungan seksual denganmu."

"Mengapa kita bisa sampai berhubungan seksual? Pertama, dorongan dalam diriku karena istriku sudah tidak mampu lagi mengikuti hasratku. Kedua, karena dari dirimu sendiri memang menginginkan melakukan hal itu denganku. Kau adalah ibarat wadah yang selama ini mencari-cari tutup yang pas dengannya. Seandainya aku memang tak ingin melakukannya, biarpun dirimu telanjang bulat di depanku aku tak akan juga melakukannya. Sebaliknya, kalau kau memang tak ingin melakukannya denganku, biarpun aku memaksa sekalipun hal itu juga tak akan terjadi. Karena secara spiritual, keseimbangan alam tak terjadi."

"Aura yang melindungimu itu hanya tak berlaku pada suamimu yang sah. Karena pria yang telah menjadi suamimu mempunyai hak penuh untuk menikmati istrinya."

"Itulah sebabnya mengapa sampai saat ini kau tak pernah berhubungan seksual dengan calon suamimu. Karena keseimbangan alam tak terpenuhi oleh sebab kau sendiri memang tak menginginkan itu. Sementara hal sebaliknya terjadi pada kita."

"Kita berdua memang pasangan yang pas yang memang ditakdirkan untuk berjodoh, Stefany. Dan saat kita bersatu sebagai suami istri yang sah, wibawa dirimu akan terangkat oleh aku, suamimu. Pria yang memang kaudambakan dalam hatimu. Sebaliknya, derajatku sebagai suamimu juga akan terangkat karena aura mulia dalam dirimu yang menjadi istriku. Pada akhirnya kita berdua akan mendapat berkah dari pernikahan kita ini. Terlebih lagi, karena kita berdua memang saling mencintai."

"Coba kau bertanya kepada dirimu sendiri. Kalau kau betul-betul jujur dengan dirimu, maka kau juga akan merasakan hal yang sama dalam dirimu."

Stefany terdiam seribu bahasa. Membuat suasana mendadak jadi hening.
Sunyi...
...
...
...

"Kalau memang betul semua yang Mas katakan itu," kata Stefany akhirnya memecah keheningan.... "Lalu kenapa waktu itu Mas mengeluarkanku dan mengusirku pergi?" tanyanya dengan suara tersekat. Matanya basah berair.

Pria itu menghela napas panjang.
"Saat itu aku tak menyadari perasaan hatimu, Stefany. Mungkin sebenarnya aku juga telah merasa tapi saat itu aku tak terlalu menanggapinya dengan serius. Saat itu kau masih terlalu muda dan kuanggap pikiranmu masih agak labil. Sehingga aku justru berusaha mengabaikan tanda-tanda alam itu."

"Selain itu juga saat itu aku beranggapan sama sepertimu barusan. Perbedaan kita terlalu besar sehingga hubungan kita tak akan mempunyai masa depan. Membuatku timbul perasaan bersalah. Tak seharusnya aku mengambil kehormatan dirimu. Tapi semuanya telah terlanjur terjadi. Sementara kini semakin lama kita bersama akan semakin buruk akibatnya buat dirimu."

"Oleh karena itu, untuk memperbaiki kesalahanku kepadamu dan juga kepada Papamu, akhirnya aku bebaskan dirimu. Meski dengan berat hati. Dengan harapan supaya kau bisa melihat dunia luar dan menemukan laki-laki yang lebih cocok untukmu."

"Aku baru menyadari kesalahanku itu saat melihatmu datang barusan. Ternyata selama ini aku telah membuat satu kesalahan yang sangat besar sekali," ujarnya sambil menghela napas.

"Tapi kenapa waktu itu Mas tega menyuruhku pergi... setelah aku menyerahkan segalanya ke Mas. Mas jahat sekali. Aku benci sama Mas. BENCI sekali!" teriak Stefany sambil menangis sesenggukan. Sementara air mata mengalir deras dari kedua matanya.
"Ohh, maafkan aku Stefany. Maafkan aku," kata bapak itu sambil berusaha memeluk gadis itu. Namun Stefany meronta keras menolaknya. Tapi pria itu terus tanpa menyerah berusaha menenangkan gadis itu sambil meminta maaf berkali-kali.

Membuat Stefany akhirnya menyerah juga. Pria itu kembali berhasil memeluk gadis itu. Ia terus mengelus-elus rambut Stefany sambil berusaha menghiburnya. Sementara Stefany masih terus menangis di pelukan pria itu.
"Oh Stefany, kau boleh menyalahkanku karena memang semua ini adalah kesalahanku," katanya sambil terus memeluk erat dan mengelus rambut gadis itu.

Waktu berjalan sangat lambat bagi mereka berdua sebelum akhirnya Stefany menjadi tenang kembali.

"Stefany," katanya sambil memegang kedua bahu dan memandang kedua matanya lekat-lekat setelah ia tenang kembali. "Setahun lalu aku telah membuat satu kesalahan besar dengan menyuruhmu pergi. Saat ini untuk membayar kesalahanku itu, aku tak akan melepaskan dirimu lagi. Rintangan apapun akan kulewati. Apapun permintaanmu akan kuberikan. Hanya satu permintaanku kepadamu... bersedialah kau menjadi istriku."

"Kita telah melakukan kesalahan besar di masa lalu. Ya, kita telah banyak sekali melakukan hubungan terlarang yang sebenarnya hanya diperbolehkan khusus untuk suami istri saja. Untuk itu marilah kita perbaiki dengan melakukan satu hal yang benar. Yaitu kita menikah secara resmi. Aku akan berbicara dengan Papamu. Lalu kita selesaikan urusannya secara baik-baik dengan cowok itu dan keluarganya. Aku mohon bersedialah kau menjadi istriku, Stefany."

Stefany memandang pria itu dalam-dalam. Diciumnya bibir pria itu. Tak hanya sekedar kecupan singkat, namun ciuman hangat selama beberapa detik. Sebelum ia lalu melepaskan pelukan dan ciumannya.

Dipandangnya pria itu lekat-lekat. Sambil tersenyum manis Stefany menggelengkan kepalanya.
"Tidak, Om. Seandainya saat itu Om tak mengusirku pergi dan tawaran ini Om berikan saat itu, mungkin aku akan langsung menerimanya. Namun kini hal itu telah terlambat. Segala sesuatunya telah berbeda. Pernikahanku itu tak mungkin dibatalkan lagi."

"Stefany, ketahuilah, aku tak pernah berniat mengusirmu pergi apalagi menyakiti hatimu. Seperti yang kubilang tadi, aku justru memberimu kesempatan untuk melihat dunia luar dan menemukan yang terbaik untuk dirimu. Karena menurutku saat itu, hal itu adalah hal yang terbaik untukmu. Namun kini aku menyadari kesalahanku itu. Untuk itu, mari kita perbaiki semuanya. Yuk menikah dengan Mas, Stefany-ku sayang."

"Om," tegas Stefany mengoreksi. Kali ini giliran dirinya yang mengoreksi panggilan kepada pria itu. "Barusan Om bilang kalau Om memberiku kesempatan untuk menemukan yang terbaik untuk diriku. Saat ini tujuan Om itu telah tercapai. Aku telah mendapatkannya. Yaitu William, calon suamiku yang sekarang."

"Maafkan aku Om. Aku tak dapat menerima tawaran Om. Semua yang Om katakan barusan mungkin memang benar. Namun saat ini aku telah bulat dengan keputusanku untuk menikah dengan William. Sementara hubungan kita, biarlah menjadi masa lalu indah dan skandal yang sungguh nikmat dan mengasyikkan saja. Aku tak menampik bahwa aku sungguh menikmati semua permainan yang Om kenalkan dan ajarkan ke aku selama ini. Namun aku tak berniat untuk membawa hubungan kita ke jenjang resmi."

"Apakah kau betul-betul serius dengan keputusanmu itu?" tanya bapak itu.
"Om tentu tahu hatiku mungkin berkata lain, tapi... YA! Aku telah bulat dengan keputusanku ini."
"Hmm, baiklah Stefany. Aku tak akan menghalangimu dengan keputusanmu itu," kata pria itu dengan tersenyum.

"Tapi omong-omong, tentang ucapanmu barusan mengenai permainan seks yang pernah kita lakukan, apakah betul kau tak berbohong kalau kau sungguh-sungguh menikmatinya?"
"Om mengenal betul diriku. Sejak kapan aku menjadi pembohong, apalagi membohongi Om?" tanyanya sambil tersenyum.
"Juga, Om tentu mafhum apa kesukaan diriku selama ini, bukan?" lanjutnya dengan senyum yang terlihat sungguh menggoda.
"Hahahahaha. Tentu, tentu. Aku percaya denganmu dan mafhum sekali. Hahahaha," kata bapak itu dengan tertawa riang. "Oleh karena itu, kau juga menikmatinya sampai saat ini? Dan juga setelah ini, selama kamu masih berada disini?"

"Iiih, sepertinya Om mulai cari-cari kesempatan lagi ya."
"Hahahaha, seperti yang kubilang barusan, pria mana yang ga berusaha nakal dengan cewek sepertimu," katanya sambil mengelus wajah cantik Stefany.
"Trus sekarang Om maunya apa?"

"Hahahaha. Sepong dong sayang. Khan tadi kamu sudah janji mau ngasih sepong. Dan manggilnya Mas dong, yang mesra gitu. Masa kamu cantik-cantik gini nyepongin punya Om-Om," kata bapak itu genit.

"Om ini memang banyak maunya deh. Kayak bocah umur dua tahun saja," katanya. "Eh bukan Om ya... Mas," katanya dengan sengaja menggoda.
"Hmm, kalo bocah dua tahun berarti perlu mimik cucu donk. hahahaha, " katanya sambil meremas sepasang payudara gadis ini yang kedua putingnya begitu menggemaskan menonjol menembus bajunya. "Putingmu ini memang minta kuraba-raba," ujarnya sambil jari-jarinya mulai memilin-milinnya membuat keduanya jadi semakin membesar dan kaku.

"Eeehh... nakal ya tangan Mas ini," protes gadis itu namun kedua tangan bapak itu tetap tak beranjak dari dadanya. Pada akhirnya malah ia membuka tali pengikat jubah handuk bapak itu. Kemudian ditanggalkannya jubah tersebut sehingga tubuh sawo matang bapak itu kini kembali telanjang bulat. Dengan penis besar bersunatnya yang telah mengacung kencang ke atas.

"Mau dimana?"
"Disini aja, sambil berdiri. Pengin disepong sambil berdiri," jawab bapak itu dengan tampang mesum maksimal.
"Dasar om-om cabul ah," pungkas Stefany.

Namun tangannya justru meraih batang besar dan kaku itu dan menggenggamnya. Dikocoknya dengan perlahan. Lalu ia duduk berlutut di bawah pinggang bapak itu. Kedua tangannya memegang bokong pria itu.

Dan, shleepp....shleepp.....shleepp.....
Untuk kesekian kalinya hari itu, mulutnya menyepong batang penis pria itu. Kepalanya mengangguk-angguk. Mulutnya mengeluarkan suara kecipakan saat beradu dengan penis coklat bapak itu. Dengan penuh kepatuhan Stefany terus menerus mengulum-ngulum dan menghisap-hisap senjata bapak itu.

Sampai kemudian posisi mereka sedikit berubah. Pria itu duduk di tepi ranjang dengan penis mengacung tegak. Stefany duduk berjongkok di antara kedua kakinya. Kedua tangan pria itu memegang belakang kepala Stefany. Kemudian kepala gadis itu didorongnya ke depan. Sehingga kembali mulut Stefany mengemut-ngemut dan menyedot-nyedot batang kejantanannya yang perkasa itu.

Shleepp...shhleeppp...shhleepppss......
Wajah cantik Stefany terus menyepong batang pria itu. Kedua tangan pria itu meggerakkan kepala Stefany maju mundur berulang-ulang. Sepongan gadis itu membuat ia jadi mulai menggeram-geram. Apalagi di dalam mulut, lidah Stefany bergerak vertikal naik turun mengikuti alur urat besar di batang penisnya.

Puas disepong dalam posisi duduk, ia kembali lagi berdiri. Sementara Stefany kembali berlutut di bawah pinggangnya. Saat itu ia ibarat budak seks perempuan yang sedang menjalankan tugasnya memuaskan hasrat seksual majikannya saja.

Lidah Stefany menjulur-julur menyentuh kedua pelir pria itu. Mulut hangat Stefany kemudian mengenyot dan menghisap-hisap kedua buah zakar pria itu. Sambil mengenyoti, lidahnya dengan lincah ikut menari-nari menjilati seluruh permukaan buah zakar pria itu.

"Hehehehe..."
Bapak itu tertawa puas menyaksikan wajah cantik oriental gadis ini kini terbenam pada selangkangannya. Sementara penisnya amblas masuk ke dalam mulutnya. Kembali...
Shleepp...shhleeppp...shhleepp......shleeppsss....
Lidah gadis itu menjilat-jilat dan menekan-nekan bagian kepala penisnya.

Sementara kedua tangannya kini sedang sibuk menggerayangi tubuh gadis itu. Yang disasarnya tentu adalah payudaranya. Sambil penisnya disepong-sepong, diemut-emut, dan dijilat-jilat, kedua tangannya seolah berlomba-lomba untuk meraba-raba, menggrepe-grepe, meremas-remas, dan menggoyang-goyang payudara kiri dan kanan gadis itu. Sampai kedua tangannya kini disusupkan masuk ke dalam kimono itu.

"Ooohh....oohhh...."
Membuat gadis itu melenguh-lenguh erotis sambil ia terus melakukan aksi sepongannya.
Di dalam kimono itu kedua jari telunjuknya menggoyang-goyang dan memilin-milin kedua puting gadis itu.
Shleepp...shhleeppp...shhleepp......shleeppsss....
Mulut Stefany makin bersemangat mengemut-ngemuti batang penis bapak itu. Lidahnya makin lincah menari-nari merangsang setiap titik sensitif pada leher dan kepala yang bersunat itu.

Sampai akhirnya dikeluarkannyalah penisnya dari mulut gadis itu. Dikocoknya dengan tangannya tepat di depan wajah cantik Stefany.

Dan...
"Crottttssss....crottsss.....kecrottsszz......"
Muntahlah seluruh air mani dalam penisnya dan mendarat di wajah cantik Stefany. Membuat wajah cantik orientalnya jadi belepotan oleh sperma bapak itu. Mulai dari rambutnya, dahi, alis, pipi, hidung, dagu, serta bibirnya.

Meski sebelumnya ia telah menggenjot gadis ini di vaginanya dan menumpahkan seluruh spermanya di dalamnya, kini masih banyak saja cairan mani yang keluar membasahi wajah Stefany. Membuat wajah cantik gadis itu seolah seperti sedang lulur facial scrub saja. Apalagi bapak itu tanpa mengenal kasihan terus mengocok-ngocok penisnya di atas wajahnya. Mengeluarkan seluruh sisa-sisa sperma di dalam batangnya sampai tetes terakhir.

Setelah puas membuat wajah cantik Stefany belepotan oleh spermanya, akhirnya ia tiduran berbaring di ranjang untuk beristirahat. Sementara Stefany buru-buru masuk ke kamar mandi untuk membersihkan wajah dan juga rambutnya. Tentu ia tak ingin mandi peju saat sperma itu jadi cair dan mengalir turun ke leher dan tubuhnya.

Sambil berbaring bapak itu tersenyum-senyum dengan puas. Lumayanlah dapat jatah sepongan dari gadis ini dan nyemprotin pejunya ke wajahnya. Diajak nikah secara resmi ga mau ya udah dijadikan mainan saja. Toh juga memang itu maunya gadis ini.

Bersambung...
 
masih flashbak sebelum ketemu william di part meninggalkan masa lalu menuju masa depan...

tapi masa depannya...sama si william ato sama adiknya.....:pandaketawa:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd