Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT [TAMAT] Kisah BB - Bidadari yang menjadi jaminan

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Dikamar sebelah, Cecep mengintip apa yg terjadi dikamar sebelahnya melalui celah di tembok kayu kamarnya. Ia sibuk mengocok, menonton perempuan cantik sexy berpayudara raksasa menari diatas kontol kakeknya dan kini merangkak dan menjilati kontol kakeknya. Ia masih tak percaya kakeknya bs menikahi gadis yg kelihatannya seperti artis bertubuh bintang porno itu. Dan rasanya masih lucu memanggil perempuan itu dg panggilan nenek, tp ia kini malah mengocok kontolnya sendiri sambil menonton bokep live dikamar sebelahnya. Tentunya, ia membayangkan dirinyalah yg ada diposisi kakeknya.

Pagi harinya, Cecep bangun dr tidurnya, ia melihat kearah jam dan menyadari ia kesiangan dan rasa panik mulai muncul.
"Waduh, jam 8! Aku telat!", seru Cecep. Tp kemudian ia menyadari, hari ini hari libur dan ia tak perlu kesekolah.
Cecep merasa konyol, jarang2 ia kesiangan seperti ini karena dia selalu bangun setidaknya jam stgh 6 dan membantu ibunya mengurus rumah. Seperti ibunya, ia tak terlalu sedih kehilangan ayahnya, ia tak ingat punya kenangan indah dg pria itu.
Cecep berjalan keluar dr kamarnya,"Buuk?"
Tp dr belakang rumah, bukannya ibunya yg muncul dr dapur melainkan gadis cantik yg kini ia harus panggil nenek.
"Oh Cecep udah bangun, ibuknya udah pergi td jam 7an Cep", kata Vina.
Cecep terbelalak melihat neneknya yg masih sangat muda itu, neneknya kelihatannya baru saja mandi. Badannya dililit handuk dan rambutnya ia keringkan dg handuk lain, kulitnya putih mulut dan lembab dipadu dg bau sabun membuat Cecep terlena. Selain itu, belahan dada neneknya benar2 menantang imannya.
"O... Oh gt ya mbak, eh nek!", kata Cecep masih canggung.
"Hihi, ya udah mandi dulu sana, trus sarapan", kata Vina kemudian berlalu dan masuk kedalam kamar.
Cecep bs merasakan burungnya bangun gara2 disuguhi pemandangan menggoda pagi2, ia segera menuju kamar mandi yg letaknya diluar rumah dibagian belakang.
Setelah mandi dan menenangkan kontolnya dg kocokan dan imajinasi seks terhadap neneknya, Cecep kembali ke rumah. Setelah mengambil nasi dan sayuran, Cecep masuk ke ruang tengah untuk makan. Di ruang itu, Cecep menemui Vina yg kelihatannya juga tengah makan. Vina tentu dg senang hati mengajak Cecep makan.
Tp Cecep lagi2 susah fokus karena Vina makan dengan baju daster yg kelihatannya tipis. Cecep kagum gadis itu tetap saja terlihat cantik meski memakai baju khas ibu2.
"Kenapa Cep? Kok bengong gt?", kata Vina.
"Oh... Gk nek... Hehe, masih gk percaya aja punya nenek cantik gini", kata Cecep malu2.
"Hihi, wah masih kecil tp udah pinter ngegombal ya", kata Vina kemudian duduk disamping Cecep.
"Ah, gk kok nek, hehe", kata Cecep.
Vina meletakkan piringnya setelah selesai makan dan menatap Cecep, membuat cucunya itu salah tingkah.
"Ke... Kenapa nek?", tanya Cecep.
"Hihi, kamu itu mirip banget ya sm mbah Parto", kata Vina tersenyum, membuat Cecep makin salah tingkah.
"Y.... Ya kan emg cucunya mbah, jd ya pasti mirip", kata Cecep.
"Hihi, iya ya", kata Vina.
Vina kemudian masuk kedalam kamar dan mulai mengurusi anaknya, meninggalkan Cecep menghabiskan makanannya sendiri. Cecep menonton tv sambil tiduran disofa ruang tengah, bosan karena tak ada yg mengajaknya main setelah 1jam berlalu.
"Cep, bisa geser? Vina mau duduk nih", kata Vina, mengagetkan Cecep yg segera bangun dr tidurnya.
"O... Oh, silahkan nek", kata Cecep, mempersilahkan Vina duduk disampingnya. Vina menimang anaknya yg kelihatannya baru saja dimandikan.
"Eh, Cep, bisa tolong gendong tantemu bentar?", kata Vina.
"Oh, eh, iya nek", kata Cecep. Ia kemudian menggendong anak neneknya ditangannya. Cecep kagum melihat bayi ini, ia yakin diantara keluarganya yg hampir semua berkulit sawo matang, hanya anak neneknya ini saja yg kulitnya putih indah.
Pandangan Cecep beralih dr bayi yg ia gendong ke arah ibunya yg berusaha menarik risletting di punggungnya. Gadis itu kemudian melepaskan bajunya hingga akhirnya dadanya haya ditutupi bra saja sementara dasternya jatuh kepinggangnya.
Vina kelihatannya tahu Cecep menatapnya dg tatapan tercengang, tp gadis itu seolah tak ambil pusing dan melepaskan kaitan bra hitamnya,"Nah, mana Cep, biar tantemu nenen dl"
Cecep masih melongo dan baru menyerahkan anak neneknya setelah di minta lg oleh neneknya itu.
"Em... Nek, k... Kok bajunya dibuka gt?", kata Cecep.
"Oh, hbs panas banget disini Cep. Harusnya Vina pake kaos aja ya... Pake daster malah bikin gerah...", kata Vina kini menyusui anaknya.
Cecep menelan ludah, bra neneknya masih menutupi payudaranya yg satunya, tp Cecep ingin melepas bra itu sepenuhnya dr tubuh neneknya. Entah kenapa, ia merasa iri pada bayi itu. Mulutnya berair membayangkan rasa susu nenek mudanya.
"Kenapa Cep? Kok melongo gt?", kata Vina.
"O... Oh gk nek, emmm... C... Cecep ke kamar dl ya nek", kata Cecep.
Tp sebelum Cecep berdiri, neneknya menahan tangannya,"Lho, temenin Vina dl donk Cep"
"Ah... Emmm... Iya deh nek", kata Cecep.
"Nah gt donk, kan Nenek gk ada kenalan disini, sedih klo gk ada yg nemenin. Emmm gini aja deh, klo km mau nemenin Vina, nnti Vina kasih hadiah", kata Vina.
"H... Hadiah apa?", kata Cecep.
"Yaaa... Ada deeehhh...", kata Vina kemudian mengedipkan matanya.
Jantung Cecep hampir berhenti saat neneknya mengedipkan matanya, pikiran2 jorok lgsg muncul. Apakah, maksud neneknya seperti apa yg ia bayangkan? Cecep menonton tv meski dg tatapan yg tak bs fokus, ia bahkan tak paham apa yg ia tonton saat ini. 1 Menit terasa bagai 1 jam karena Cecep terus penasaran hadiah apa yg akan ia dapatkan dr neneknya.
"Oooh udah ya dik, udah kenyang yaaa... Mau bobok lagii?", kata Vina kemudian berdiri.
Cecep menatap Vina berdiri dr sofa sehingga dasternya terlepas dan neneknya berjalan hanya dg bra dan celana dalam yg juga berwarna hitam berenda. Cecep makin naik darah karena nafsu melihat bokong kencang neneknya.
Saat Vina kembali ke ruang tengah setelah menidurkan anaknya, Cecep berusaha memalingkan tatapannya.
"Kenapa Cep? Kok mendadak cuek gt?", kata Vina yg duduk disampingnya dan memakai baju dasternya lg.
"Oh... Gk kok nek", kata Cecep.
"Oh iya, hadiahnyaaa. Cep, hadap sini donk", kata Vina.
"Um... H.. Hadiah apa nek?", kata Cecep.
"Ini", kata Vina mendekati Cecep dan kemudian bibir gadis itu mengecup pipi Cecep.
Cecep kecewa, ia mengira hadiahnya akan seperti di film2 bokep, tp memang kenyataan tak seperti fantasi dan mungkin sudah sewajarnya Cecep menerima hadiah berupa kecupan saja.
"Hmmm? Kok malah kyknya kecewa gt sih Cep? Gk suka ya Vina cium pipinya?", kata Vina jelas terlihat pura2 murung.
"Oh, gk kok nek", kata Cecep.
"Hmm... Km pengennya apa donk klo gt?", kata Vina kelihatan heran.
"Ah... Anu...", kata Cecep tak bs fokus menatap wajah atau dada Vina yg sudah kembali tertutup daster.
Vina seolah paham maksud Cecep dan tersenyum,"Ih dasar, kamu mau? Ini?"
Cecep harusnya mengelak saat neneknya menunjuk ke dadanya, tp Cecep hanya terdiam tak bs bicara. Yg ada ia malah menelan ludahnya.
"Ya udah, klo gt... Ke kamar km aja yuk...", kata Vina.
Cecep terbelalak lagi,"Ke... Kekamar nek?"
"Iya, udah yuk", kata Vina menarik tangan Cecep supaya ia berdiri.
Keduanya masuk kedalam kamar Cecep dan kemudian duduk di sisi ranjang.
"N... Nek... Kok...", kata Cecep masih tak paham, atau tak percaya dg apa yg terjadi skrg.
"Km mau ini kan?", kata Vina kembali menurunkan dasternya.
Cecep terpana pada dada yg masih tertutup bra hitam indah didepannya, ia tak bs berkata2 dan hanya mengangguk.
"Ya udah pegang aja klo gt", kata Vina.
Cecep dg perlahan mendekatkan kedua tangannya dan saat Vina tak protes, Cecep mendaratkan tangannya di payudara yg sangat besar itu. Telapak tangannya terlihat kecil dibanding payudara neneknya.
"Udah Cep?", kata Vina setelah Cecep terdiam selama 1 menit.
"Ah... Emm...", Cecep tak mau berhenti tp ia terlalu sopan untuk meminta lebih.
"Hihi, ya udah. Mmm... Oh iya, di kamar nenek ada pumping, bisa tolong ambilin?", kata Vina.
"Ha? Pumping? Buat apa nek?", tanya Cecep heran.
"Buat meras susu Vina donk, buat tantemu minum tp biasanya buat itu jg msh sisa2, akhirnya ya Vina buang", kata Vina kelihatan kecewa.
"W... Wah, mubazir donk nek...", kata Cecep kemudian menatap payudara neneknya lg.
"Iyaaa... Mmm... Kamu... Mau Cep?", kata Vina.
"M... Mau apa nek?", kata Cecep.
"Iya bantu Vina, habisin susu Vina..."
Cecep terbelalak mendengar itu dan menjawab dg antusias,"Ah... M... Mau nek! I... Ini dibuka aja?"
"Hihi kamu maunya lgsg nenen aja? Kirain mau minum yg udah Vina simpen", kata Vina.
"Oh... I... Itu...", kata Cecep jd canggung.
Vina tersenyum jahil dan meraih kaitan bra dipunggungnya,"Iya deh, kamu boleh kok nenen"
Cecep tersenyum lebar melihat payudara Vina terbebas dr belenggu bra nya, puting pink Vina terlihat benar2 menggiurkan. Cecep diminta Vina untuk tiduran dalam timangannya, dibantu bantal diatas paha Vina.
Cppphhh... Cppphhh... Cppphhh...
"Mmmhhh... Ah... Enak Cep?", desah Vina sambil mengelus kepala Cecep.
"Cpphhh.. Iya nek, manis gurih, seger banget rasanya. Mmm... Nek, boleh pegang tetek nenek juga gk?", kata Cecep.
"Ih, kamu mesum ya ternyata, ya udah boleh deh", kata Vina.
Cecep lanjut menyusu, Cecep tak bs percaya ia kini menyusu pada gadis secantik Vina. Apa lg menyusu sambil bermain tetek yg sangat kenyal dan lembut. Entah sudah berapa lama Cecep menyusu, tp mendengar Vina mulai terengah2 dan mendesah membuat Cecep ingin mengelus2 kontolnya sendiri. Tangannya kini mulai mengelus2 tonjolan di celananya.
"Mmmhhh eh? Kok km ngelus2 celana km Cep? Ada apa?", kata Vina mendorong tangan Cecep dan meremas lembut selangkangannya.
"Mmhhh Ah... Itu... Itunya bangun nek..."
"Ih, kamu masih SMA tp udah bs berdiri ya tititnya?", kata Vina mengelus2 selangkangan Cecep.
"Mmmhhh i... Iya nek...", kata Cecep menikmati elusan tangan Vina.
Cecep hanya bs melihat saat tangan neneknya masuk kedalam celana pendeknya dan ia bs merasakan tangan halus Vina mengelus2 kontolnya secara lgsg. Cecep menatap neneknya yg tersenyum dg tatapan yg Cecep kenali sebagai tatapan horny seorang wanita.
"Hihi, kenapa Cep, enak ya titinya dielus2 gini?", kata Vina.
"Mmmhhh... Iya nek... Mmmhhh.... Mmm... Nek, t... Tolong kocokin punya Cecep donk nek", desah Cecep menikmati elusan tangan Vina.
"Ih, kok kamu mintanya gt sih?", kata Vina seolah kaget.
"M... Maaf nek! S... Soalnya udah pengen nek", kata Cecep yg kemudian berdiri dr posisi tidurannya dan duduk disamping Vina yg wajahnya terlihat tak percaya dg apa yg ia dengar.
"Pengen apa?", kata Vina.
"Y... Ya itu lah nek...", kata Cecep ketakutan, kalau gadis ini melaporkan apa yg terjadi pada ibunya.
"Kamu pengen... Ngentotin Vina?", kata Vina kini ekspresinya berubah lg, seolah menantang Cecep.
Cecep bingung, ia tak tahu apakah ia dalam masalah atau tidak, sehingga ia hanya bs diam dan menatap lantai saja. Tp saat ia masih terdiam, tubuhnya tiba2 saja didorong jatuh oleh Vina sehingga ia tertidur diranjang.
"Eh? Nek?"
"Nyebelin, kamu gk seru klo malu2 gt Cep. Hap... Mmmhhh"
Cecep kaget setengah mati karena Vina tiba2 saja mulai mengoral kontolnya. Ia bs merasakan jilatan2 dan sedotan2 mulut Vina. Rasa hangat dan geli yg ia rasakan membuat Cecep benar2 gelagapan.
"Oouuhhh neeekkk!!! Mmmhhhh P... Pelan neek... Mmmhhhh...", desah Cecep menikmati permainan oral Vina, gadis yg ia panggil nenek.
"Slllrppp... Slllrrppp... Mmmhhh Mmmhhh... "
Meski Cecep memohon, tp Vina tak memperlambat sedotam mulutnya. Cecep yg merasakan oral pertamanya tak bs menahan puncak kenikmatannya. Ia tahu neneknya menikmati peju, sehingga ia tak ragu2 mengeluarkan pejunya didalam mulut si nenek muda.
Croot... Crooot...
"Ooohhh Neeekkk!! Hhh... Hhh...", seru Cecep kemudian terengah2 setelah mengeluarkan pejunya didalam mulut Vina yg tak kesusahan mengulum seluruh kontolnya didalam mulutnya.
Vina melepaskan kontol Cecep dan kemudian masih saja mengocok kontol Cecep yg sudah agak lemas. Cecep menatap Vina membuka mulutnya dan cairan pejunya jatuh di telapak tangannya yg tak mengocok kontolnya.
Wajah Vina terlihat kagum melihat genangan peju ditangannya,"Kamu keluar banyak juga ya..."
"N... Nenek gk marah?", tanya Cecep.
"Dasar, ya gk lah Cep. Vina tahu dr kemarin km liatin dada Vina, klo kyk gt ya pasti km pengen ngentotin Vina kan?", kata Vina sambil tersenyum.
"I... Iya nek", kata Cecep akhirnya mengakui keinginannya sendiri.
"Nah gt donk, kakek km aja bs lbh PD pas ngentotin Vina. Km juga harus bs jujur!", kata Vina.
"B... Baik nek", kata Cecep meski ia tersenyum juga.
"Hihi, kyknya punyamu udah siap lg nih", kata Vina menatap kontol Cecep yg mulai keras lg.
Vina kemudian membuka mulutnya lg, dan menjilat peju yg ada ditelapak tangannya sambil menatap Cecep dg tatapan binal ganas.
"Nek, Cecep pengen ngentotin memek nek Vina. Boleh ya nek?", kata Cecep.
"Iya, ayo skrg km yg mulai duluan", kata Vina setelah menengguk peju Cecep yg membuat Cecep makin horny.
Vina merebahkan dirinya diranjang dan membuka lebar kedua kakinya, menampilkan memek yg terlihat basah dan rapat. Cecep tak mengira, ibu satu anak bisa punya memek yg rapat seperti perawan. Tp yg pasti, Cecep merasa senang bs melihat memek secara langsung dan bukan memek artis porno di layar hp temannya.
"Kenapa? Gk suka memek Vina ya?", kata Vina.
"Nggak lah nek, memek Nenek indah sekali!", kata Cecep.
"Hihi bisa aja nih Cecep", kata Vina.
Cecep tak mau melepaskan kesempatan emas melepaskan keperjakaannya pada mamah muda yg benar2 cantik ini. Ia mengarahkan kontolnya di belahan memek neneknya, gadis yg layaknya menjadi kakaknya daripada neneknya. Cecep senang, tak sia2 ia menonton video2 bokep, ia tahu lubang mana yg harus ia masuki.
Blesss...
"Mmmhhhhh pinternya cucu nenek...", puji Vina saat kontol Cecep menembus masuk memeknya.
"Mmmhhhh memek nenek rasanya enaak... Sempiiiit... Angeeettt...", kata Cecep mendorong kontolnya masuk sepenuhnya. Cecep benar2 harus fokus menahan diri karena memasukkan kontolnya saja sudah membuatnya ingin orgasme.
"Kamu suka Cep?", kata Vina membelai wajah Cecep.
"Iya nek... Cecep... Mmhhh sukaa...", kata Cecep kemudian meraih payudara Vina dan membuat gadis itu mendesah oleh remasan tangannya.
"Aaahhh... Iyaaahhh... Entotin Vina sayang... mmmmhhh..."
Cecep segera menggenjot, menarik dan menusukkan kontolnya di memek yg terasa hangat dan basah dan tentunya sangat nikmat.
Plookk.. Plookk... Plokkk...
"Aahh.. Aahhh... Aaahhh... Iyaahhh... Entotin Vina sayang... Mmmhhhh"
"Hooohhh ooohhh Neekkk... Nek Vinaaa...", Cecep terus menggenjot, meracau kenikmatan yg ia rasakan. Pinggangnya terus menggenjot tanpa henti.
"Ceeppphhh mmmhhh... Aaahhhh... Kamu hebaatt... V... Vina... Mau keluaaar..."
Mendengar itu, Cecep merasa tak perlu lg menahan dirinya dan siap untuk orgasme, pasti luar biasa orgasme didalam memek pertamanya bs bersamaan dg gadis yg ia setubuhi,"I... Iya neekkk... Ooohhh aku... jugaaa!!"
Cecep mempercepat genjotannya, merasakan kontolnya terasa makin dijepit oleh memek Vina dan tubuh Vina yg mulai mengejang sambil meremas2 payudaranya sendiri.
Plookk Plookk Plookkk Plookkk... Ploookk!!
Crooott... Crooott... Crooott...
Peju Cecep keluar banyak, mungkin lebih banyak dibanding saat ia ngocok atau dioral tadi. Saking banyaknya, Cecep merasakan kontolnya terasa ngilu seolah semua isi zakarnya dipaksa keluar sampai habis. Selain itu ia bs merasakan gelombang cairan panas keluar juga dr memek Vina, orgasme pertamanya bersama gadis cantik.
Keduanya saling mengerang dan menikmati orgasme mereka, tp Cecep segera merasa lemas dan tubuhnya jatuh diatas tubuh Vina yg masih sedikit mengejang. Nafasnya memburu dan badannya penuh keringat tp Cecep senang, ia bs merasakan memek juga diumurnya yg br 13 tahun ini.
"Hhh... Hhh... Makasih nek... Cecep bs ngerasain tubuh nenek...", kata Cecep.
"Hihi, sama2 sayang... Kapan aja km mau, minta aja ya"
Cecep kaget mendengar itu, ia kira apa yg terjadi hari ini hanya sekali saja,"E... Eh beneran nek?"
"Iyaaa, nenek juga seneng kok kamu puasin gini", kata Vina.
"Wah asik! Klo seminggu Cecep minta terus jg gk apa2?", kata Cecep girang.
"Iya cucuku sayang, tubuh nenek punya kamu juga minggu ini", kata Vina lagi2 mengelus wajah cupu Cecep.
Cecep jelas senang bukan main, bs merasakan tubuh gadis cantik seperti Vina setidaknya selama seminggu penuh. Entah akan berapa kali ia bs ngentot memek neneknya yg luar biasa sempit ini. Setelah merasa tak terlalu lemas lg ia menarik keluar kontolnya yg diikuti oleh cairan putih kental yg merembes keluar dr celah memek Vina.
Vina menaikkan tubuhnya hingga akhirnya diposisi duduk meski kakinya masih terbuka lebar, Vina terlihat kagum saat melihat memeknya yg sudah penuh dg peju,"Wah kamu keluarnya banyak juga ya Cep. Bisa2 nenek hamil nih"
Cecep terbelalak mendengar itu, baru menyadari apa yg barusan ia lakukan,"Waduh, t... terus gmn nek?"
"Hihi ya nnti tante km jd punya adik donk, adik sekaligus cucu, apa keponakan ya klo km bapaknya?", kata Vina sambil tertawa kecil.
"T... Tapi klo mbah tahu gmn?", kata Cecep tetap saja panik.
"Udah, emg km pikir Vina ngetotin km tanpa ijin mbah?", kata Vina.
"M... Maksudnya?"
"Ya mbah bilang seminggu ini Vina harus patuh sm kamu Cep, terserah km pengen apa aja. Vina, hadiah buat Cecep cucu kesayangan mbah", kata Vina kemudian mengecup pipi Cecep.
Cecep tak paham kenapa ini terjadi, meski tak masuk akal tp ia terima saja hadiah bagai durian runtuh ini. "B... Berarti klo Cecep pengen nenen lg boleh?"
"Iya donk, sini sini cucu neneeek mmmmhhh...", desah Vina memeluk kepala Cecep yg kini menyedot puting susu kanannya.
Cecep menyusu dg hati senang, ia bersemangat untuk memuaskan nafsunya seharian ini sampai kakek dan ibunya pulang nnti malam. Setelah puas menyusu, Cecep mengajak Vina mandi bareng karena keduanya sudah penuh keringat dan Cecep yg ingin merasakan mandi bareng cewek cantik.
"Km nntn bokep apa sih Cep kok minta badan km dibersihin pake tetek gini", kata Vina. Kedua payudaranya ia balut dg sabun cair dan kemudian mulai menggosok2kan payudaranya dipunggung Cecep.
"Hehe, ada deh nek, nenek mau nntn jg?", kata Cecep menikmati punggungnya digosok2 payudara kenyal Vina.
"Boleh, kapan?", tanya Vina.
"Emm... Cecep pinjem hp temen Cecep dl nek", kata Cecep mengingat ia tak punya hp dan biasanya menonton bokep dg teman2nya.
"Oh? Ya nntn bareng temen km aja klo gt", kata Vina girang.
"Eh? Nenek mau nntn sm temen2 Cecep?"
"Ya mau donk, kan lbh asik klo, rame2", kata Vina dg nada yg sugestif.
Cecep paham apa maksud Vina, ia tak menyangka neneknya begitu binal. Tp mungkin wajar kalau gadis cantik ini menikahi kakek2 dan dg santainya menyetubuhi cucunya juga. Rasa cemburu tak muncul di hati Cecep, hanya nafsu yg membara membayangkan adegan2 gang bang live.
"Eh, titit km berdiri lg? Pasti bayangin yg nggak2 lg nih", kata Vina memeluk tubuh Cecep dr belakang dan meraih kontol cucunya.
"Hehe, tahu aja nek", kata Cecep mulai menikmati kocokan tangan Vina.
"Ya udah, ngentot lg yuk sayang"
"Ayo nek, cppphhh.. mmmhhh...", balas Cecep kemudian berciuman dg Vina.
Vina kemudian memposisikan dirinya untuk doggy, merangkak dikedua tangan dan kakinya. Cecep mulai menggenjot memek Vina lg sampai keduanya kembali puas dan menyelesaikan sesi mandi seks mereka.
Hari itu menjadi hari yg tak terlupakan bagi Cecep, bs melepaskan keperjakaannya pada mamah muda yg susunya benar2 nikmat. Setelah mandi pun Vina hanya memakai pakaian dalam saja, memberikan pemandangan indah dimata Cecep. Saat makan siang, Cecep dan Vina saling menyuapi dg mulut mereka dan saat haus, Cecep bs dg leluasa membuka bra Vina dan menyusu padanya, bahkan disaat yg bersamaan dg saat Vina menyusui anaknya. Tp hebatnya, seperti kata Vina, setelah Cecep dan anaknya kenyang, Vina msh bs memerah susunya dan disimpan dalam botol susu sampai penuh. Barulah saat sore hari, Vina kembali memakai daster lg dan Cecep menyetubuhi Vina yg masih mengenakan daster itu.

Vina tak menyangka bercinta dg cucunya bs menyenangkan, bisa jadi ia benar2 akan pulang membawa oleh2 janin bayi didalam rahimnya nanti. Meski sayangnya, tak selalu ia bs menikmati kontol Cecep karena ada ibunya dan dr pagi sampai siang cucunya harus sekolah. Vina tertawa membayangkan apakah Cecep bs fokus dikelas setelah merasakan memeknya.
Karena itu Cecep hanya bs menikmati tubuhnya saat ia baru sampai dirumah hingga sore saat ibunya pulang dr bekerja. Selain itu, Vina juga masih rajin meminum jamu buatan suaminya ditambah jamu baru yg katanya meningkatkan kesuburan. Dan seperti janjinya, mbah Parto tetap diservis Vina tp selalu keluar diluar.
"Neeek", kata Cecep saat pulang kerumah.
"Eh Cecep udah pulang", kata Vina yg duduk disofa ruang tengah sambil menonton Tv. Ia memakai baju kaos dan celana pendek.
"Cep, makan dulu!", seru mbok Surti dr dapur.
Cecep kelihatan kaget mendengar itu,"Lho, ibuk dirumah?"
"Iya, katanya hari ini lg gk ada kerjaan", kata Vina tersenyum, tahu Cecep kecewa tak bs melihat tubuhnya telanjang.
Cecep yg kecewa kemudian masuk ke dapur dan mengambil sepiring makanan. Vina tahu Cecep ingin disuapi pake mulut lg tp karena ada ibunya dirumah, ia tak bs diservis oleh Vina.
"Ceeep!", seru suara dr luar rumah.
"Hmm? Temenmu Cep?", kata Vina.
"Iya nek, bentar...", kata Cecep berdiri dan berjalan ke depan rumah.
Vina sedikit penasaran, sehingga tak lama, ia memutuskan untuk menuju kedepan rumah juga. Saat ia membuka pintu depan, sudah ada 4 pemuda seumuran Cecep berkumpul. Seperti halnya saat Cecep bertemu Vina 3 hari yg lalu, keempat remaja itu terpana saat Vina muncul.
"Eh ada temen2nya Cecep ya", kata Vina tersenyum.
"Iya nek, eh coy ini nenekku", kata Cecep pada temen2nya.
"Ha? Beneran? Kirain kamu bercanda pas bilang nenekmu masih muda", kata teman Cecep.
"Mbak, beneran nikah sm kakeknya Cecep?", kata teman yg lain.
"Iya donk, mau pd main ya?", kata Vina keluar dr rumah, mendekati Cecep dan teman2nya.
"Iya mbak, emm... ", kata teman Cecep seolah tak yakin dg jawabannya sendiri.
Cecep terlihat tersenyum, entah karena bangga punya nenek seperti Vina atau karena hal lain,"Eh nek, mau ikutan? Kita mau ke markas nih!"
Teman2 Cecep terlihat kaget mendengar itu, tp Vina tak akan membiarkan remaja2 itu ragu2,"OK, bentar ya biar Vina minta tolong Surti jagain Cindy dl"
Untungnya anak tirinya, Surti dengan senang hati menjagakan Cindy sementara Vina keluar rumah.
"Ya boleh bu, malah bagus klo ibu jalan2 keluar drpd dirumah terus", kata mbok Surti.
"Iya nih, susunya ada di tas dikamar klo Cindy bangun nnti", kata Vina kemudian kembali keluar rumah.
Vina pun berjalan bersama 5 remaja menyusuri jalan kampung. Vina senang bs melihat kehidupan di desa, menikmati udara segar dan juga banyaknya pepohonan dimana2. Selama perjalanan, Vina bs merasakan teman2 Cecep yg terlihat gugup. Tp Vina tak memperdulikan soal itu dan menikmati pemandangan desa.
"Eh, ada sungai juga ternyata disini", seru Vina melihat sungai yg besar dan airnya jernih saat berjalan menuju jembatan.
"Iya nek, enak lho buat renang!", kata Cecep.
"Duh, jd pengen renang nih. Dulu Vina suka renang klo dirumah", kata Vina.
"Ya udah, besok kan libur, renang aja yuk nek!", seru Cecep.
"OK!", balas Vina bersemangat.
Vina terus mengikuti Cecep dan teman2nya masuk ke jalan setapak diantara semak2 menuju daerah hutan di pinggir desa. Meski agak gatal karena kakinya terus bersentuhan dg rumput dan semak2, tp Vina terus berjalan. Di tegah hutan, terdapat sebuah gubuk yg terlihat terbengkalai. Meski begitu, gubuk itu terlihat diperbaiki sekenanya dg berbagai bahan seperti kardus, spanduk, triplek, dll.
"Wah, ini ya markas kalian", kata Vina.
"Iya mbak, em... Gk bagus2 amat ya", kata teman Cecep agak minder.
"Ah gk ah, Vina malah iri dulu gk punya markas2an kyk gini, masuknya lewat sini?", kata Vina menunjuk pintu didepannya.
"Iya mbak, bentar, pintunya agak seret", kata teman Cecep yg lain kemudian membuka pintu kayu itu. Vina mengikuti Cecep dan teman2nya masuk kedalam gubuk.
Didalam gubuk hampir bisa dibilang kosong, kecuali sebuah lemari kayu dan tikar bekas dan kardus2 yg ditata diseluruh lantai.
"Kalian biasanya ngapain disini?", tanya Vina yg duduk bersandarkan tembok disamping sebuah jendela yg setengah terbuka.
Keempat teman Cecep seolah ragu2, dan menggumamkan kata2 seperti ngemil atau main kartu, tp Cecep kemudian dg lantang berkata,"Ya itu, atau nntn bokep nek"
Keempat teman Cecep terbelalak mendengar itu, salah satunya bahkan seperti siap untuk membungkam mulut Cecep.
"Wah ya udah nntn aja yuk", kata Vina.
Para teman Cecep terlihat heran, tp Cecep menyuruh saalah satu temannya mengeluarkan hp android dr kantongnya. Cecep kemudian duduk disamping Vina dan membuka file video JAV. Melihat Vina terlihat tak marah, keempat teman Cecep pun mendekat dan duduk disekitar Vina. Video yg Cecep buka adalah video gang bang cewek, dan Vina makin horny karena ia sepertinya akan menikmati hal yg sama.
"Nek, panas ya lama2??", kata Cecep.
"Iya nih Cep, Vina buka baju boleh gk adik2?", kata Vina menatap ke empat remaja yg kelihatan tak percaya dg apa yg mereka dengar. Tp satu persatu teman2 Ceceep itu menganggukkan kepala mereka sambil menelan ludah.
Vina tersenyum dan melepaskan kaosnya sambil meliukkan badannya. 8 mata terlihat kagum melihat Vina yg kini hanya memakai bra putih untuk melindungi badannya. Vina bs melihat tonjolan2 kecil mulai muncul dicelana yg mengepungnya.
"Nek, celananya gk skalian aja? Kan panas nih", kata Cecep.
"Oh iya, ya udah deh skalian aja", kata Vina kemudian berdiri dan lagi2 meliukkan pinggulnya sambil melepaskan celananya.
"Astaga...", gumam salah satu teman Cecep.
"Maaf ya dik, jd liat body kakak gini", kata Vina.
"Ah, gk apa2 mbak. Gk apa2...", kata remaja lain dg mata terbelalak dan mulut tersenyum kagum.
"Hihi makasih ya", kata Vina mencolek hidung remaja tadi.
Vina kembali menonton video disamping Cecep yg tersenyum lebar. Teman2 Cecep kini duduk lbh dekat lg dg Vina. Vina tahu teman2 Cecep ini sama skali tak menonton video di hp yg Cecep pegang, melainkan tubuh Vina yg kini mulai basah oleh keringat. Vina sudah gatal ingin merasakan kontol di memeknya akhirnya memulai kenakalannya.
"Cep, kyknya enak ya klo dientot rame2 gt", kata Vina.
"Iya nih nek. Coy, gmn menurut kalian?", kata Cecep.
"O... Oh ya jelas enak mbak!"
"Iya iya!"
"Pasti seru!"
"Iya!"
Vina tersenyum, remaja2 ini terlalu alim untuk memperkosa perempuan yg hanya mengenakan pakaian dalam dihadapan mereka,"Hmmm gt ya, klo gt mau coba gk nih adek2?"
"Iya mbak!", kata mereka hampir bersamaan.
Cecep tersenyum dan meletakkan hp ditangannya dan meraih kaitan bra dipunggung Vina,"Cecep bukain ya nek"
"Hihi makasih Cep", kata Vina kemudian menarik kepala Cecep dan mulai bercumbu mesra. Vina kemudian melepaskan branya sehingga ia telanjang dada disekitar teman2 Cecep yg kini terkejut bukan main.
Meski awalnya kaget, salah satu teman Cecep akhirnya beraksi. Ia mendekatkan dirinya disamping Vina dan segera meremas2 payudara Vina.
"Wah, hebat, besar banget!!"
"Eh aku juga mau pegang!"
"Ahhh... mmmmmhhh adek2, pelan2 yaaa Ahhhh...", desah Vina merasakan kedua payudaranya diremas2.
"Udah, kalian jg lepasin baju aja yuk! Kita entotin nenekku yg udah sange ini!", kata Cecep menurunkan celananya.
Vina segera meraih kontol Cecep dan mengocok dg tangan kirinya,"Iya adek2, kakak udah pengen nih kalian entotin kyk di film td"
"Oh siap mbak!"
"Anjing! Asik nih!"
Dg kompaknya teman2 Cecep pun melepaskan celana mereka satu persatu, Vina menggeser dirinya ke tengah ruangan kini dikelilingi pemuda2 desa disemua sisinya.
"Mbak, boleh nyusu gk mbak?"
"Iya katanya hbs punya anak ya? Ada susunya ya?"
Vina tertawa kecil,"Iya, adek2 klo mau apa2 gk usah minta ijin lg, lgsg aja hajar kakak ya!"
Teman2 Cecep dg semangat menjawab dg lgsg menggerayangi tubuh Vina, dua puting susu Vina diganyang 2 mulut lapar yg mulai menyedot2, satu remaja mengajak Vina berciuman dan beradu lidah sementara Cecep dan temannya yg lain menyuruh Vina mengocok kontol mereka.
"Cppphh... Cppphh edan susunya enak banget!",seru remaja yg menyusu di payudara kiri.
"Mmmhhh.. Iya!"
"Eh gantian! Aku juga pengen ngerasain!", seru remaja yg kontolnya Vina kocok.
Keduanya kemudian bertukar tempat, meski salah satu harus menggerutu.
"Udah adek2, Mmmhhh... Kakak kasih satu tempat main lg ya...", kata Vina melepaskan ciumannya, sementara si remaja kelihatan tak mau melepaskan mulutnya dan masih saja menjilati leher Vina. Vina kemudian merebahkan dirinya dan melepaskan celana dalamnya sehingga kini ia telanjang bulat di gubug ditengah hutan, dikelilingi pemuda2 puber dg kontol ngaceng.
Vina kini membuka kedua kakinya, memamerkan memeknya pada remaja2 yg baru pertama kali melihat memek asli,"Nah, siapa yg mau mainin memek kakak?"
Teman2 Cecep berebut untuk jadi yg pertama merasakan memek Vina, tp setelah itu akhirnya keempatnya sepakat untuk diundi. Setelah undian selesai, yg memenangkan undian bs merasakan memek Vina.
"Wah, rasa memek kyk gmn ya...", gumam salah satu remaja yg kini merangkak dg wajahnya tepat didepan memek Vina.
"Udah cepetan, kita jg pengen ngerasain!", kata remaja lain yg kemudian kembali menyusu.
"Mmmhhh Aaahhh... Sabar ya adek2, semua bakal dpt jatah kok. Hari ini adek2 puas2in aja pake tubuh Vina ya Aaaahhhh..."
"Iya mbak, kontol saya di sepong donk kak", kata remaja yg menyodorkan kontolnya pada Vina.
Vina pun mulai melayani dan menikmati teman2 Ceecep yg benar2 tak melepaskan kesempatan untuk menyetubuhinya ini.
Pemuda yg mendapat jatah memek Vina kini dengan perlahan mendekatkan lidahnya di memek Vina,"Emmmm... "
"Ooouuhhh... Iya dik, jilatin dulu memek kakak ya mmmhhh"
"Slllrppp... Slllrppp... Wih, rasanya amis2 asin tp lama2 ilang amisnya... Slllrppp..."
"Wah, aku jg mau ngerasain memek!", seru remaja yg tadinya menyusu tp kini malah menyodok2kan kontolnya di puting susu Vina.
"Wooohhh!! Sepongan nenek Cecep enaaaakkk!!!"
"Berarti, kamu udah ngentotin Vina dr kemarin?"
"Oh iya donk, haha2, udah berkali2 aku ngecrot didalem memek nenek", kata Cecep menikmati kocokan tangan Vina. Ia membiarkan teman2nya bersenang2 dan hanya menikmati tangan Vina, toh ia bs kapan saja menikmati tubuh Vina.
"Wah beneran boleh keluar didalem? Ya udah, aku masukin aja! Hehe", seru remaja yg berhenti menjilati memek Vina dan mulai mengarahkan kontolnya di memek Vina.
"Iyaahhh Mmmhhh entotin Vina ya dik Aaahhhh...", desah Vina saat kontol anak SMA itu masuk kedalam memeknya.
"Eh gantian donk, aku jg pengen disepong!", seru remaja yg sedari td nyusu.
"Ahhh.. Ahhh... MMMmmhhh mmmhhh nnngg....", desah Vina kemudian digantikan oleh mulutnya dijejali kontol.
Plook Plookk Plookk...
Cppphh Cppphhh...
"Wooohhh enak banget tubuh mbaaakk!!"
Suara2 seks memenuhi gubug itu, dr suara sedotan mulut remaja di punting susu Vina, suara kontol yg keluar masuk memek yg makin basah, ataupun suara mulut Vina yg terus menyedot kontol. Remaja yg Vina sepong bergantian bertukar tempat tanpa satupun mengeluarkan peju didalam mulutnya, Vina merasa semua pemuda di sekitarnya itu ingin orgasme nya didalam memeknya yg pasti sudah subur berkat jamu suaminya.
Tapi mungkin karena ini pengalaman pertama, si pemuda yg menggenjot Vina tak bs menahan puncak orgasmenya dan mempercepat genjotannya hingga akhirnya.
Crooot... Crooott...
"MMmmmhhhh enaaaakkk banget ngecrot di memek!!!"
"Nah, ayo gantian! Aku juga udah pengen nge crot!", seru teman Cecep yg barusah disepong Vina.
"Aahhh... Ayo dik, kontolnya kakak bersihin", kata Vina, dan pemuda yg barusan orgasme pun bertukar tempat dan kontolnya Vina jilati sampai bersih.
"Mmmhhh akhirnya aku gk perjaka lagi!! Haha mmmhhhh", desah laki2 yg td Vina oral.
Plookk.. Plookkk. Plookkk...
Crooottttt... Crooottt!!!
"OOoouuhhhh!!! Mmmhhh enaknya pejumu dik", desah Vina menikmati semprotan peju dr pemuda lain di dalam memeknya.
"Haha, masa' baru bentar udah ngecrot!", kata Cecep kini duduk dan merekam kegiatan mereka dg hp temannya.
"Ya mau gmn lg, sepongan nenekmu mantep banget!", katanya kemudian melepaskan kontolnya dan istirahat sambil bersandar ditembok.
2 pemuda lainnya tak mau ketinggalan, secara bergantian menggenjot Vina hingga akhirnya keduanya pun orgasme didalam memek Vina. Keempatnya kini terengah2, tp puas bs melepaskan peju mereka didalam memek mamah muda sexy.
Vina pun puas, meski kontol2 mereka tak sebesar pria dewasa, tp merasakan digerayangi pemuda2 yg masih puber tanpa henti membuat Vina orgasme beberapa kali. Kini ia tiduran diatas tikar dg 2 pemuda masih menjilat2 dan menyusu, dan yg lain berciuman dg Vina.
"Cep, itu, nenekmu berapa lama disini?", kata teman Cecep.
"Masih 4 hari lg", kata Cecep mengambil foto2 Vina, terutama memek Vina yg meluberkan cairan peju dr 5 pemuda desa.
"Berarti, besok2 msh bs ngentotin nenekmu lg donk coy?", kata teman Cecep terlihat girang.
"Iya, makanya besok2 sering2 aja ngajak nenekku kesini, klo dirumah gk aman", kata Cecep.
"Ya jelas!", kata teman Cecep.
Remaja yg berciuman dg Vina kemudian berdiri dan digantikan oleh teman Cecep yg tadinya bicara dengan Cecep.
Vina tersenyum menyambut salah satu teman Cecep yg merebahkan diri disampingnya,"Kamu mau ciuman jg sm Vina? Hhhh...", kata Vina sambil mendesah menikmati kenyotan dikedua payudaranya.
"Iya donk mbak, eh iya, mbak gk apa2 kita keluar didalem gini?"
"Mmmhhh... Iya dik gk apa2, hihi... Bisa aja malah skrg Vina udah hamil", kata Vina.
Mendengar jawaban diluar nalar itu, salah satu teman Cecep malah terlihat kagum,"Mbaknya gila nih, hehe"
"Hihi, mmmhhh iya... Gila peju... Mmhhh", kata Vina, ia kemudian mengelus2 kepala dua remaja yg sedang menyusu padanya. "Adik2, klo mau masukin kontol kalian lg gk usah malu2 ya, memek Vina milik kalian semua hari ini"
Dua remaja yg sedang menyusu melepaskan puting susu Vina untuk menjawab,"Siak mbak!"
"Mmmhhh Aaahhh anak pinteeerr... Mmmhhh..."
"Hehe, klo mbaknya pengen hamil, kita2 pasti bakal bantu semaksimal mungkin!", kata pemuda disamping Vina.
"Makasih adek sayang, Mmmhhh... Cppphhh...", balas Vina kemudian memberi hadia kecupan, lidah keduanya mulai saling beradu dan bertukar saliva. Seperti kata Vina, ia memang tak keberatan kalau ia akan hamil oleh Cecep dan teman2nya. Dan berkat jamu mbah Parto, rahim Vina makin subur sehingga sel telur yg dibombardir oleh peju dr 5 pejantan baru yg tentu pejunya masih subur berkat pubertas akhirnya terbuahi. Entah, benih pemuda yg mana yg sudah membuahi sel telurnya, yang pasti keinginan mbah Parto dan Vina terpenuhi.

Esok harinya, Vina tersenyum, ia senang bs memuaskan nafsunya di tempat baru seperti gubuk ditengah hutan. Siapa yg sangka digangbang rame2 dr siang sampai sore bs terasa begitu menyenangkan. Kelima remaja itu bergantian menggenjot Vina dan menanamkan benih2 mereka kedalam rahim Vina.
"Hari ini jg mau main bareng Cecep dan temen2nya non?", tanya mbah Parto. Ia duduk disamping istrinya dikamar, menikmati kocokan pelan dikontolnya yg barusan saja orgasme didalam mulut Vina.
"Iya mbah, katanya ada sungai jernih yg bs dipake buat renang", kata Vina mengocok kontol suaminya dan menyusui anaknya pagi itu.
"Oh iya, eh tp kan non Vina gk bawa baju renang?", kata mbah Parto.
"Alah, klo gk pake daleman aja ya telanjang aja kan mbah?", kata Vina santai.
"Hehe, ya udah gk apa2 non. Yg pntg non Vina seneng, dientotin Cecep dan temen2nya, hehe", kata mbah Parto.
"Hihi iya mbah, makasih ya mbah udah bikin Vina binal gini. Rasanya seneeeng banget bs nikmatin kontol2 banyak org", kata Vina girang.
Mbah Parto tersenyum lebar seolah baru saja meraih pencapaian hidup,"Haha, sama2 non. Mbah juga seneng bikin gadis cantik kyk non bikin puas org2 kyk mbah! Hahaha"
Vina tertawa kecil, menatap anaknya yg sibuk menyusu dan penasaran apakah anaknya nantinya paham dg apa yg katakan hari ini. Dan apakah anaknya akan kaget kalau ia bilang bahwa ayah dr adiknya tak hanya laki2 yg bukan ayahnya, tp juga dirinya sendiri tak tahu siapa ayah adiknya.
Mbah Parto mengelus2 perut istrinya,"Kira2, udah isi belum ya non? Hehe, kira2 bapaknya siapa ya?"
"Hihi, ya mana Vina tahu mbah", kata Vina menjawab kedua pertanyaan suaminya.
Siang harinya, saat Cecep sampai kerumah lg, Vina pun diajak untuk kesungai.
"Lho nek, gk bawa baju ganti?", kata Cecep setelah siap dengan baju gantinya didalam kantong plastik.
"Gk usah ah, repot. Udah yuk ke sungai, mbah titip Cindy ya", kata Vina mengecup bibir suaminya.
"Iya non, puas2in main di sungai non, hehe", kata mbah Parto menggendong bayinya.
Vina dan Cecep kemudian berjalan bersama, Vina memakai kaos tanpa lengan dan rok mini. Cecep jelas menyadari bahwa Vina tak memakai bra, tp Vina yakin Cecep tak tahu bahwa ia juga tak memakai celana dalam. Setelah sekian lama sering telanjang bulat dirumah pembantu, Vina kadang merasa nyaman merasakan kemaluannya tanpa penghalang terhadap benda apapun yg masuk kedalam memeknya.
Sepanjang jalan, teman2 Cecep menghampiri keduanya dan berjalan bersama, meski kali ini hanya 2 orang yg bs ikut, Jono dan Doni. Vina masih ingat, Jono yg berbadan gempal sangat suka menyusu, mirip dengan pak Gito sedangkan Doni yg lbh kurus dan berkulit gelap suka dioral. Keduanya terlihat girang kembali bertemu dg Vina.
"Lah, cuma kalian berdua?", kata Cecep.
"Iya, yg lain gk bs ikut gara2 bantuin kerjaan keluarga", kata Doni.
"Ya udah gk apa2, siapa tw nnti pada nyusul", kata Vina kini berjalan bersama ketiga orang pemuas nafsunya selama didesa ini.
Ketiganya membimbing Vina melalui jalan setapak diantara pepohonan, dan melalui semak2 tinggi hingga akhirnya jalan menurun dan didepan Vina sudah tampak sebuah sungai besar yg airnya begitu indah dan jernih, selain itu ada semacam danau kecil dimana air mengalir yg kelihatannya memang seperti kolam renang alami.
"Waaaahhh!! Keren banget!!!", seru Vina berlari kecil dibebatuan sungai yg membatasi kolam kecil itu dan hutan dibelakang Vina.
"Ya udah lgsg renang aja yuk nek!", seru Cecep setelah meletakkan baju gantinya dibawah pohon bersama dg kedua temannya.
"Oh iya, bentar", kata Vina kembali ke arah Cecep.
Meski sudah pernah melihat pemandangan yg sama, tp ketiga remaja itu tetap saja kagum saat Vina melepas kaos dan roknya. Vina yg telanjang bulat meletakkan dua set kain yg sebelumnya menutupi badannya.
"Wah mbak Vina pengen renang telanjang aja?", kata Doni.
Vina tersenyum dan seolah itu hal yg jelas,"Iya donk, enakan gt kan?"
"Haha, iya mbak", kata Cecep.
"Ya udah, renang yuk", kata Vina kembali bergegas ke kolam. Vina begitu senang merasakan air yg terasa dingin tp juga begitu segar, benar2 sensasi yg berbeda dr kolam renang dirumahnya atau dirumah pak John. Vina mulai berenang dg lincahnya, dan ia bs melihat pemuda2 lain pun ikut berenang. Vina bahkan berandai2 kalau saja dirumahnya ada sungai dg kolam mini macam ini, ia pasti akan makin rajin berenang.
Vina terus berenang saat Cecep dan temannya itu duduk ditepi kolam dan seperti sedang berdiskusi, Vina yg penasaran pun mendekati ketiganya dr tengah kolam. "Lagi ngobrol soal apa nih?"
"Hehe, ini Doni nanya nenek itu exibisionist apa gk gt", kata Cecep.
"Ih, kok pada tahu istilah itu sih?", kata Vina duduk ditengah ketiganya.
"Hehe ya tahu lah mbak, tp benerkan mbaknya exib?", tanya Doni di sisi kiri Vina.
"Hihi iya juga kali ya. Emg kenapa?", tanya Vina.
Doni menatap tubuh Vina yg basah, kulit putihnya terlihat berkilauan diterpa matahari. Vina bs menebak apa yg dipikirkan Doni,"Mbak, pernah ngentot diluar kyk gini?"
Vina tersenyum, tebakannya benar,"Ya sudah donk, kenapa, mau?"
"Iya mbak! Mmmm saya boleh...?", tanya Jono disamping kanan Vina terlihat lapar menatap payudara Vina.
Vina tertawa kecil,"Hihi, iya boleh, udah haus ya hbs olahraga?"
"Iya mbak!", balas Jono antusias dan segera menggasak puting susu Vina.
"Ooohhhh... Mmmhhh.... Cecep sm Doni jg mau ikutan?", desah Vina menikmati kenyotan dan remasan dada Jono.
Doni naik dr kolam dan melepaskan celananya,"Oh ya jelas donk"
Vina memegang kontol Doni dan kemudian menelan kontol ereksi itu,"Mmmhhh mmmhhh..."
Cecep pun tak mau kalah, ia mendekat kedapan Vina dan membuka kedua kaki Vina dan mengarahkan kontolnya di memek neneknya,"Nek, Cecep masukin ya"
"Mmhhh... Iya sayang, nikmatin tubuh nenek ya sayang2 Mmmhhh Slllrrpp...", desah Vina kembali mengoral kontol Doni.
"Ooohhh ssshhhh sedot kontolku terus mbak!!", kata Doni menggenjot mulut Vina.
"Cppphhh Cppphhh... Mbak, kocokin kontolku donk mbak", kata Jono membuka celananya juga dan mengarahkan tangan Vina kearah kontolnya.
"Mmmhhh Enaknya memekmu neeekkk!!", seru Cecep mempercepat genjotannya.
"Mmmhhh Mmmhhh mmmhhh!!", Vina tak bs bersuara apapun selain terus mejilat2 dan menyedot2 kontol Doni yg kini menggenjot mulutnya bagaikan menggenjot memek.
"Sshhhh wwoooohhhh!!! Doni keluarin mbaaakkk!!!", seru Doni.
"Mmmhhhh Iya sayang, kasih Vina makan pejumu sayang!!"
"S... Saya juga keluaarrr!!", seru Jono terus meremas2 payudara Vina makin keras.
Ketiganya orgasme hampir dalam waktu bersamaan, hingga Vina pun ikut orgasme bersama ketiga pejantan kampung kesayangannya. Vina menikmati peju dimulut dan memeknya, sedikit menyesal Jono tak memberikan pejunya dan keluar didalam kolam. Tp ia tahu, ketiga orang ini pasti tak perlu waktu lama sebelum mulai ereksi lg dan menggenjot tubuhnya sampai puas.
Setelah puas berenang dan menggenjot Vina, Cecep dan kawan2 mengajak Vina ke markas mereka dalam keadaan masih telanjang diantara hutan. Vina terus digenjot sampai hari hampir malam.
Vina menghabiskan hari di desa menjadi budak seks Cecep dan teman2nya. Seperti apa yg diinginkan mbah Parto, 2 minggu setelah dientot Cecep, Vina menunjukkan tanda2 hamil lagi.

4 Tahun kemudian, ayah Vina datang ke rumah pak John dimana sang pemilik rumah sudah menunggu didepan rumah.
"Selamat datang dirumah saya pak..", kata pak John sebelum disela oleh ayah Vina.
"Maaf pak, tp dimana Vina? Hutang saya sudah lunas, tolong pertemukan saya dg anak saya", kata ayah Vina.
"Oh tentu, ikuti saya", kata pak John kemudian berjalan masuk kedalam rumahnya.
"Anak saya masih sehat kan pak?", kata ayah Vina agak takut menatap beberapa pengawal pak John yg sangar.
"Oh jelas, nona Vina sangat sehat dan bahagia disini pak. Saya malah tak yakin apakah nona Vina mau pulang dg bapak", kata pak John sambil tertawa.
"Saya yakin Vina mau pulang dg saya", kata ayah Vina meski ada ekspresi bersalah diwajahnya. Ayah Vina mengikuti pak John dan para pengawalnya yg berjalan menuju belakang rumah dan melewati kolam renang, melalui pepohonan2 rindang hingga akhirnya sebuah rumah terlihat dr balik pepohonan. Didepan rumah, ada 2 anak perempuan sedang bermain boneka diatas rumput taman rumah. Perasaan khawatir muncul dihati ayah Vina, apakah anak kecil itu adalah...
"Silahkan masuk pak, sepertinya anak bapak sedang diruang tengah", kata pak John.
Ayah Vina masuk kedalam rumah dan mendengar ada suara2 dr ruang tengah, meski begitu ayah Vina terus berjalan. Matanya terbelalak saat ia akhirnya melihat sumber suara itu.
Didepan matanya, gadis yg merupakan putri tercintanya sedang disetubuhi oleh 4 orang pria. Seorang pria tiduran diatas karpet dg Vina terlihat duduk diatas selangkangan pria itu dan kedua tangan pria itu menahan perut Vina yg besar. Dibelakang Vina ada seorang kakek yg meremas2, seolah memerah susu Vina yg mengalir bagaikan sapi. Dikanan dan kiri Vina berdiri 2 pria dg kontol mengarah kewajah cantiknya yg kelihatannya basah oleh cairan putih kental. Vina terlihat menjilati kontol pria di sebelah kiri Vina sambil mengocok kedua kontol disisinya.
"Mmmhhh slllrrppp enaakk... Kontol pak Juki enaaakk...", desah Vina benar2 terdengar binal. Meski sedang hamil, tp ia bs bergerak naik turun dan bahkan bergoyang di atas tubuh pria tua dibawahnya.
"Wah non, ada tamu nih", kata kakek2 yg sedang meremas2 payudara Vina, memerah susu Vina yg keluar dr kedua puting susu Vina.
Vina mengalihkan tatapannya yg sayu, bagaikan terhipnotis kearah ayahnya,"Eh? MmMHH... Papa? Wah papa akhirnya jenguk Vina ya?"
Ayah Vina bergetar, tak percaya anaknya kini tak lagi suci, tak lagi elegan dan lbh seperti perempuan murahan yg disetubuhi laki2 rendahaan. Tp ia tak bs berkata apapun, ia tahu ini semua adalah salahnya yg sudah membuat putrinya itu jatuh seperti ini. Ia hanya bs berusaha menebus kesalahannya.
"V... Vina... Hutang papa sudah lunas, kamu udah bs pulang nak", kata ayah Vina menekan rasa takut, rasa bersalah dan rasa syoknya.
"Oh, masa' pak?", kata Vina menatap pak John.
"Iya nona, hutang2 ayah nona Vina sudah lunas dan sesuai perjanjian, nona Vina bs pulang ke rumah nona lg", kata pak John.
"Mmm... Trus suami Vina gmn pak?", kata Vina menatap kakek2 yg ada dibelakangnya.
"Hehe, gk apa2 non. Mbah udah puas sm non Vina. Lagian, kata pak John ada cewek lain yg mau mbah kawinin kyk non Vina ini, hehehe", kata mbah Parto.
"Hihi, ya udah deh klo gt. Ya udah bapak2, Vina kyknya udah harus pulang skrg", kata Vina kemudian mulai berdiri. Sebuah kontol yg ereksi keluar dr alat kelamin Vina, basah kuyup dg cairan putih menetes.
"Wah, kita2 bakal kangen sm non Vina", kata pak Juki.
"Kangen memek non Vina yg selalu sempit!", seru pak Gito.
"Halah, bukan kangen susunya Git", kata pembantu lain yg kemudian disambut tawa para pembantu.
"Hihi, dasar. Ya udah, pa, Vina ambil anak Vina dl ya.", kata Vina masih telanjang kemudian berjalan menuju salah satu kamar.
Ayah Vina gemetar saat melihat Vina menggendong bayi yg mgkn baru berumur 1tahun.
"Pa, ini anak Vina namanya Lily, tp ayahnya gk tw siapa sih, hihi", kata Vina.
"O... Oh, ya udah. Kita pulang skrg ya Vin", kata ayahnya.
Vina disuruh memakai baju terlebih dahulu sebelum ikut dg ayahnya, dan Vina akhirnya pulang bersama dg 2 anaknya yg lain, Cindy dan Veny yg kini mengenal kakek mereka. Vina tak terlalu merasa sedih, ia tahu ia bs kembali kapan saja pada mbah Parto kalau ayahnya tak bs menerima dirinya yg skrg ini.

Vina kembali kerumahnya yg kini tak lagi dirumah besar yg membutuhkan beberapa pembantu untuk mengurus rumahnya. Kini hanya ada 1 pembantu, seorang laki2 berusia 58tahun bernama mbah Warto. Vina senang, saat ia masuk kedalam rumah, si kakek sudah jelas menatap tubuh Vina dg tatapan yg Vina tahu sebagai tatapan yg ingin melihatnya telanjang bulat.
Hari berikutnya, ayahnya kembali bekerja, seolah berusaha kembali ke keadaan normal yg tak lg ada dirumahnya. Vina tak kuliah karena ia tak yakin ia masih terdaftar dikampusnya. Hari ini, ia sedang bermain dg kedua anaknya, Cindy dan Veny diruang tengah saat pembantu barunya lewat.
"Wah, anaknya cantik2 non", kata mbah Warto.
"Hihi, makasih mbah", kata Vina tersenyum. Dimata orang2, mungkin si kakek tak jauh dr pria tua kampungan, tp dimata Vina, mbah Warto adalah calon pemuas nafsunya.
"Hehe, ya udah, saya nyapu dibelakang dl non. Klo butuh apa2 bilang aja", kata mbah Warto.
Vina tersenyum, tahu apa yg ia butuhkan dr kakek2 ini,"Wah kebetulan nih mbah. Vina mau minta tolong donk"
"Minta tolong apa non?", kata mbah Warto.
"Emm... Di kamar Vina mbah, sini sini", kata Vina kemudian berjalan ke kamarnya, diikuti oleh mbah Warto yg kelihatan kebingungan.
Saat Vina masuk kedalam kamar, ia kemudian duduk diranjang menatap mbah Warto yg kelihatan menatap keseluruh ruangan kamar Vina, seolah mencari permasalahan yg mungkin harus ia kerjakan disini.
"Non, maaf, non Vina butuh apa ya non?", kata mbah Warto.
Vina tersenyum, meski ia sedang hamil, tp ia yakin baju daster yg ia kenakan tetap membuat si kakek bernafsu padanya. Dan itulah yg ia butuhkan skrg, kontol tegak yg bs membuatnya puas.
"Mbah, Vina butuh kontol nih", kata Vina.
Mbah Warto kaget mendengar itu, "K... Kontol?"
Vina mengangkat rok dasternya dan membuka kedua kakinya, memamerkan memek Vina yg tak terlindungi apapun,"Iya mbah, butuh kontol didalem memek Vina..."
Ekspresi mbah Warto berubah dr bingung menjadi tersenyum penuh nafsu,"B... Beneran non? Mbah boleh entotin memek non Vina?"
Vina mulai mencolok2kan jari2nya dimemeknya,"Mmhhh iya mbah... Vina butuh peju mbah nih... Ahhhh..."
Mbah Warto bergegas melepas celana panjangnya dan menunjukkan kontol hitam yg sudah ereksi. Tanpa minta ijin lg kakek itu mendorong pelan Vina supaya tiduran dan memegang paha Vina sambil mengarahkan tongkat panjangnya dimemek Vina.
Blessshhh...
"Mmmhhh memek non Vina ternyata ttp sempit! Ooohhh....", seru mbah Warto.
"Aaahhh iya mbaaah... Mmmhhh... Ayo mbah entotin Vinaaa!!", seru Vina tak sabar dientot kakek2 pembantunya.
"Iya! Iya non! Mbah entotin non Vina yg cantik!! Oooohh!!!", seru mbah Warto menggenjot memek Vina.
Vina menikmati genjotan pembantunya itu, menikmati setiap peju yg kakek2 jelek itu semprotkan didalam memeknya setelah sekitar 10menit menggenjotnya. Vina tahu ayahnya tak akan bs menghentikan nafsunya setelah ayahnya hanya bs terdiam melihatnya di gangbang 4 pembantu pak John. Vina tersenyum senang saat mbah Warto lagi2 menggenjotnya setelah menyusu padanya untuk memulihkan staminanya. Entah masa depan apa yg kini akan menyambutnya setelah tak lg dirumah pembantu, tp ia tahu memeknya tetap ekslusif untuk orang2 seperti mbah Warto ini.



TAMAT
 
Gokil.. ngikutin suhu dri tahun lalu walau ada crita bagus yg mandek tpi gpp lah, soal kbb pemulung kakek tua yang kotor kotor suhu emg juaranya, mksih hu atas crita nya
 
Gokil.. ngikutin suhu dri tahun lalu walau ada crita bagus yg mandek tpi gpp lah, soal kbb pemulung kakek tua yang kotor kotor suhu emg juaranya, mksih hu atas crita nya
makasih gan, maaf emg ane baru belajar nulis dr tahun lalu dan cerita yg mandeg itu ane anggap pembelajaran supaya ane nyelesaiin paling gk 80-90% sebelum posting karena emg fantasi ane ganti2 hampir tiap hari jd bikin banyak cerita yg masih ane tulis2 sesuka hati ane aja. Hehe, maklum bukan penulis pro
 
Gpp hu wah artiny banyak krya2 yg ditunggu belum rilis nih ☺️ Oh btw banyak karya yg bagus tapi tidak mau dilanjutkan lagi sama pemilik krena sibuk dll seperti my wife serline itu boleh dilanjut hu pemilik sudah ok
 
makasih gan, maaf emg ane baru belajar nulis dr tahun lalu dan cerita yg mandeg itu ane anggap pembelajaran supaya ane nyelesaiin paling gk 80-90% sebelum posting karena emg fantasi ane ganti2 hampir tiap hari jd bikin banyak cerita yg masih ane tulis2 sesuka hati ane aja. Hehe, maklum bukan penulis pro
dtggu selalu tulisannya
 
makasih gan, maaf emg ane baru belajar nulis dr tahun lalu dan cerita yg mandeg itu ane anggap pembelajaran supaya ane nyelesaiin paling gk 80-90% sebelum posting karena emg fantasi ane ganti2 hampir tiap hari jd bikin banyak cerita yg masih ane tulis2 sesuka hati ane aja. Hehe, maklum bukan penulis pro
Iya hu gapapa..smangat buat crita slanjut nya
 
Dikamar sebelah, Cecep mengintip apa yg terjadi dikamar sebelahnya melalui celah di tembok kayu kamarnya. Ia sibuk mengocok, menonton perempuan cantik sexy berpayudara raksasa menari diatas kontol kakeknya dan kini merangkak dan menjilati kontol kakeknya. Ia masih tak percaya kakeknya bs menikahi gadis yg kelihatannya seperti artis bertubuh bintang porno itu. Dan rasanya masih lucu memanggil perempuan itu dg panggilan nenek, tp ia kini malah mengocok kontolnya sendiri sambil menonton bokep live dikamar sebelahnya. Tentunya, ia membayangkan dirinyalah yg ada diposisi kakeknya.

Pagi harinya, Cecep bangun dr tidurnya, ia melihat kearah jam dan menyadari ia kesiangan dan rasa panik mulai muncul.
"Waduh, jam 8! Aku telat!", seru Cecep. Tp kemudian ia menyadari, hari ini hari libur dan ia tak perlu kesekolah.
Cecep merasa konyol, jarang2 ia kesiangan seperti ini karena dia selalu bangun setidaknya jam stgh 6 dan membantu ibunya mengurus rumah. Seperti ibunya, ia tak terlalu sedih kehilangan ayahnya, ia tak ingat punya kenangan indah dg pria itu.
Cecep berjalan keluar dr kamarnya,"Buuk?"
Tp dr belakang rumah, bukannya ibunya yg muncul dr dapur melainkan gadis cantik yg kini ia harus panggil nenek.
"Oh Cecep udah bangun, ibuknya udah pergi td jam 7an Cep", kata Vina.
Cecep terbelalak melihat neneknya yg masih sangat muda itu, neneknya kelihatannya baru saja mandi. Badannya dililit handuk dan rambutnya ia keringkan dg handuk lain, kulitnya putih mulut dan lembab dipadu dg bau sabun membuat Cecep terlena. Selain itu, belahan dada neneknya benar2 menantang imannya.
"O... Oh gt ya mbak, eh nek!", kata Cecep masih canggung.
"Hihi, ya udah mandi dulu sana, trus sarapan", kata Vina kemudian berlalu dan masuk kedalam kamar.
Cecep bs merasakan burungnya bangun gara2 disuguhi pemandangan menggoda pagi2, ia segera menuju kamar mandi yg letaknya diluar rumah dibagian belakang.
Setelah mandi dan menenangkan kontolnya dg kocokan dan imajinasi seks terhadap neneknya, Cecep kembali ke rumah. Setelah mengambil nasi dan sayuran, Cecep masuk ke ruang tengah untuk makan. Di ruang itu, Cecep menemui Vina yg kelihatannya juga tengah makan. Vina tentu dg senang hati mengajak Cecep makan.
Tp Cecep lagi2 susah fokus karena Vina makan dengan baju daster yg kelihatannya tipis. Cecep kagum gadis itu tetap saja terlihat cantik meski memakai baju khas ibu2.
"Kenapa Cep? Kok bengong gt?", kata Vina.
"Oh... Gk nek... Hehe, masih gk percaya aja punya nenek cantik gini", kata Cecep malu2.
"Hihi, wah masih kecil tp udah pinter ngegombal ya", kata Vina kemudian duduk disamping Cecep.
"Ah, gk kok nek, hehe", kata Cecep.
Vina meletakkan piringnya setelah selesai makan dan menatap Cecep, membuat cucunya itu salah tingkah.
"Ke... Kenapa nek?", tanya Cecep.
"Hihi, kamu itu mirip banget ya sm mbah Parto", kata Vina tersenyum, membuat Cecep makin salah tingkah.
"Y.... Ya kan emg cucunya mbah, jd ya pasti mirip", kata Cecep.
"Hihi, iya ya", kata Vina.
Vina kemudian masuk kedalam kamar dan mulai mengurusi anaknya, meninggalkan Cecep menghabiskan makanannya sendiri. Cecep menonton tv sambil tiduran disofa ruang tengah, bosan karena tak ada yg mengajaknya main setelah 1jam berlalu.
"Cep, bisa geser? Vina mau duduk nih", kata Vina, mengagetkan Cecep yg segera bangun dr tidurnya.
"O... Oh, silahkan nek", kata Cecep, mempersilahkan Vina duduk disampingnya. Vina menimang anaknya yg kelihatannya baru saja dimandikan.
"Eh, Cep, bisa tolong gendong tantemu bentar?", kata Vina.
"Oh, eh, iya nek", kata Cecep. Ia kemudian menggendong anak neneknya ditangannya. Cecep kagum melihat bayi ini, ia yakin diantara keluarganya yg hampir semua berkulit sawo matang, hanya anak neneknya ini saja yg kulitnya putih indah.
Pandangan Cecep beralih dr bayi yg ia gendong ke arah ibunya yg berusaha menarik risletting di punggungnya. Gadis itu kemudian melepaskan bajunya hingga akhirnya dadanya haya ditutupi bra saja sementara dasternya jatuh kepinggangnya.
Vina kelihatannya tahu Cecep menatapnya dg tatapan tercengang, tp gadis itu seolah tak ambil pusing dan melepaskan kaitan bra hitamnya,"Nah, mana Cep, biar tantemu nenen dl"
Cecep masih melongo dan baru menyerahkan anak neneknya setelah di minta lg oleh neneknya itu.
"Em... Nek, k... Kok bajunya dibuka gt?", kata Cecep.
"Oh, hbs panas banget disini Cep. Harusnya Vina pake kaos aja ya... Pake daster malah bikin gerah...", kata Vina kini menyusui anaknya.
Cecep menelan ludah, bra neneknya masih menutupi payudaranya yg satunya, tp Cecep ingin melepas bra itu sepenuhnya dr tubuh neneknya. Entah kenapa, ia merasa iri pada bayi itu. Mulutnya berair membayangkan rasa susu nenek mudanya.
"Kenapa Cep? Kok melongo gt?", kata Vina.
"O... Oh gk nek, emmm... C... Cecep ke kamar dl ya nek", kata Cecep.
Tp sebelum Cecep berdiri, neneknya menahan tangannya,"Lho, temenin Vina dl donk Cep"
"Ah... Emmm... Iya deh nek", kata Cecep.
"Nah gt donk, kan Nenek gk ada kenalan disini, sedih klo gk ada yg nemenin. Emmm gini aja deh, klo km mau nemenin Vina, nnti Vina kasih hadiah", kata Vina.
"H... Hadiah apa?", kata Cecep.
"Yaaa... Ada deeehhh...", kata Vina kemudian mengedipkan matanya.
Jantung Cecep hampir berhenti saat neneknya mengedipkan matanya, pikiran2 jorok lgsg muncul. Apakah, maksud neneknya seperti apa yg ia bayangkan? Cecep menonton tv meski dg tatapan yg tak bs fokus, ia bahkan tak paham apa yg ia tonton saat ini. 1 Menit terasa bagai 1 jam karena Cecep terus penasaran hadiah apa yg akan ia dapatkan dr neneknya.
"Oooh udah ya dik, udah kenyang yaaa... Mau bobok lagii?", kata Vina kemudian berdiri.
Cecep menatap Vina berdiri dr sofa sehingga dasternya terlepas dan neneknya berjalan hanya dg bra dan celana dalam yg juga berwarna hitam berenda. Cecep makin naik darah karena nafsu melihat bokong kencang neneknya.
Saat Vina kembali ke ruang tengah setelah menidurkan anaknya, Cecep berusaha memalingkan tatapannya.
"Kenapa Cep? Kok mendadak cuek gt?", kata Vina yg duduk disampingnya dan memakai baju dasternya lg.
"Oh... Gk kok nek", kata Cecep.
"Oh iya, hadiahnyaaa. Cep, hadap sini donk", kata Vina.
"Um... H.. Hadiah apa nek?", kata Cecep.
"Ini", kata Vina mendekati Cecep dan kemudian bibir gadis itu mengecup pipi Cecep.
Cecep kecewa, ia mengira hadiahnya akan seperti di film2 bokep, tp memang kenyataan tak seperti fantasi dan mungkin sudah sewajarnya Cecep menerima hadiah berupa kecupan saja.
"Hmmm? Kok malah kyknya kecewa gt sih Cep? Gk suka ya Vina cium pipinya?", kata Vina jelas terlihat pura2 murung.
"Oh, gk kok nek", kata Cecep.
"Hmm... Km pengennya apa donk klo gt?", kata Vina kelihatan heran.
"Ah... Anu...", kata Cecep tak bs fokus menatap wajah atau dada Vina yg sudah kembali tertutup daster.
Vina seolah paham maksud Cecep dan tersenyum,"Ih dasar, kamu mau? Ini?"
Cecep harusnya mengelak saat neneknya menunjuk ke dadanya, tp Cecep hanya terdiam tak bs bicara. Yg ada ia malah menelan ludahnya.
"Ya udah, klo gt... Ke kamar km aja yuk...", kata Vina.
Cecep terbelalak lagi,"Ke... Kekamar nek?"
"Iya, udah yuk", kata Vina menarik tangan Cecep supaya ia berdiri.
Keduanya masuk kedalam kamar Cecep dan kemudian duduk di sisi ranjang.
"N... Nek... Kok...", kata Cecep masih tak paham, atau tak percaya dg apa yg terjadi skrg.
"Km mau ini kan?", kata Vina kembali menurunkan dasternya.
Cecep terpana pada dada yg masih tertutup bra hitam indah didepannya, ia tak bs berkata2 dan hanya mengangguk.
"Ya udah pegang aja klo gt", kata Vina.
Cecep dg perlahan mendekatkan kedua tangannya dan saat Vina tak protes, Cecep mendaratkan tangannya di payudara yg sangat besar itu. Telapak tangannya terlihat kecil dibanding payudara neneknya.
"Udah Cep?", kata Vina setelah Cecep terdiam selama 1 menit.
"Ah... Emm...", Cecep tak mau berhenti tp ia terlalu sopan untuk meminta lebih.
"Hihi, ya udah. Mmm... Oh iya, di kamar nenek ada pumping, bisa tolong ambilin?", kata Vina.
"Ha? Pumping? Buat apa nek?", tanya Cecep heran.
"Buat meras susu Vina donk, buat tantemu minum tp biasanya buat itu jg msh sisa2, akhirnya ya Vina buang", kata Vina kelihatan kecewa.
"W... Wah, mubazir donk nek...", kata Cecep kemudian menatap payudara neneknya lg.
"Iyaaa... Mmm... Kamu... Mau Cep?", kata Vina.
"M... Mau apa nek?", kata Cecep.
"Iya bantu Vina, habisin susu Vina..."
Cecep terbelalak mendengar itu dan menjawab dg antusias,"Ah... M... Mau nek! I... Ini dibuka aja?"
"Hihi kamu maunya lgsg nenen aja? Kirain mau minum yg udah Vina simpen", kata Vina.
"Oh... I... Itu...", kata Cecep jd canggung.
Vina tersenyum jahil dan meraih kaitan bra dipunggungnya,"Iya deh, kamu boleh kok nenen"
Cecep tersenyum lebar melihat payudara Vina terbebas dr belenggu bra nya, puting pink Vina terlihat benar2 menggiurkan. Cecep diminta Vina untuk tiduran dalam timangannya, dibantu bantal diatas paha Vina.
Cppphhh... Cppphhh... Cppphhh...
"Mmmhhh... Ah... Enak Cep?", desah Vina sambil mengelus kepala Cecep.
"Cpphhh.. Iya nek, manis gurih, seger banget rasanya. Mmm... Nek, boleh pegang tetek nenek juga gk?", kata Cecep.
"Ih, kamu mesum ya ternyata, ya udah boleh deh", kata Vina.
Cecep lanjut menyusu, Cecep tak bs percaya ia kini menyusu pada gadis secantik Vina. Apa lg menyusu sambil bermain tetek yg sangat kenyal dan lembut. Entah sudah berapa lama Cecep menyusu, tp mendengar Vina mulai terengah2 dan mendesah membuat Cecep ingin mengelus2 kontolnya sendiri. Tangannya kini mulai mengelus2 tonjolan di celananya.
"Mmmhhh eh? Kok km ngelus2 celana km Cep? Ada apa?", kata Vina mendorong tangan Cecep dan meremas lembut selangkangannya.
"Mmhhh Ah... Itu... Itunya bangun nek..."
"Ih, kamu masih SMA tp udah bs berdiri ya tititnya?", kata Vina mengelus2 selangkangan Cecep.
"Mmmhhh i... Iya nek...", kata Cecep menikmati elusan tangan Vina.
Cecep hanya bs melihat saat tangan neneknya masuk kedalam celana pendeknya dan ia bs merasakan tangan halus Vina mengelus2 kontolnya secara lgsg. Cecep menatap neneknya yg tersenyum dg tatapan yg Cecep kenali sebagai tatapan horny seorang wanita.
"Hihi, kenapa Cep, enak ya titinya dielus2 gini?", kata Vina.
"Mmmhhh... Iya nek... Mmmhhh.... Mmm... Nek, t... Tolong kocokin punya Cecep donk nek", desah Cecep menikmati elusan tangan Vina.
"Ih, kok kamu mintanya gt sih?", kata Vina seolah kaget.
"M... Maaf nek! S... Soalnya udah pengen nek", kata Cecep yg kemudian berdiri dr posisi tidurannya dan duduk disamping Vina yg wajahnya terlihat tak percaya dg apa yg ia dengar.
"Pengen apa?", kata Vina.
"Y... Ya itu lah nek...", kata Cecep ketakutan, kalau gadis ini melaporkan apa yg terjadi pada ibunya.
"Kamu pengen... Ngentotin Vina?", kata Vina kini ekspresinya berubah lg, seolah menantang Cecep.
Cecep bingung, ia tak tahu apakah ia dalam masalah atau tidak, sehingga ia hanya bs diam dan menatap lantai saja. Tp saat ia masih terdiam, tubuhnya tiba2 saja didorong jatuh oleh Vina sehingga ia tertidur diranjang.
"Eh? Nek?"
"Nyebelin, kamu gk seru klo malu2 gt Cep. Hap... Mmmhhh"
Cecep kaget setengah mati karena Vina tiba2 saja mulai mengoral kontolnya. Ia bs merasakan jilatan2 dan sedotan2 mulut Vina. Rasa hangat dan geli yg ia rasakan membuat Cecep benar2 gelagapan.
"Oouuhhh neeekkk!!! Mmmhhhh P... Pelan neek... Mmmhhhh...", desah Cecep menikmati permainan oral Vina, gadis yg ia panggil nenek.
"Slllrppp... Slllrrppp... Mmmhhh Mmmhhh... "
Meski Cecep memohon, tp Vina tak memperlambat sedotam mulutnya. Cecep yg merasakan oral pertamanya tak bs menahan puncak kenikmatannya. Ia tahu neneknya menikmati peju, sehingga ia tak ragu2 mengeluarkan pejunya didalam mulut si nenek muda.
Croot... Crooot...
"Ooohhh Neeekkk!! Hhh... Hhh...", seru Cecep kemudian terengah2 setelah mengeluarkan pejunya didalam mulut Vina yg tak kesusahan mengulum seluruh kontolnya didalam mulutnya.
Vina melepaskan kontol Cecep dan kemudian masih saja mengocok kontol Cecep yg sudah agak lemas. Cecep menatap Vina membuka mulutnya dan cairan pejunya jatuh di telapak tangannya yg tak mengocok kontolnya.
Wajah Vina terlihat kagum melihat genangan peju ditangannya,"Kamu keluar banyak juga ya..."
"N... Nenek gk marah?", tanya Cecep.
"Dasar, ya gk lah Cep. Vina tahu dr kemarin km liatin dada Vina, klo kyk gt ya pasti km pengen ngentotin Vina kan?", kata Vina sambil tersenyum.
"I... Iya nek", kata Cecep akhirnya mengakui keinginannya sendiri.
"Nah gt donk, kakek km aja bs lbh PD pas ngentotin Vina. Km juga harus bs jujur!", kata Vina.
"B... Baik nek", kata Cecep meski ia tersenyum juga.
"Hihi, kyknya punyamu udah siap lg nih", kata Vina menatap kontol Cecep yg mulai keras lg.
Vina kemudian membuka mulutnya lg, dan menjilat peju yg ada ditelapak tangannya sambil menatap Cecep dg tatapan binal ganas.
"Nek, Cecep pengen ngentotin memek nek Vina. Boleh ya nek?", kata Cecep.
"Iya, ayo skrg km yg mulai duluan", kata Vina setelah menengguk peju Cecep yg membuat Cecep makin horny.
Vina merebahkan dirinya diranjang dan membuka lebar kedua kakinya, menampilkan memek yg terlihat basah dan rapat. Cecep tak mengira, ibu satu anak bisa punya memek yg rapat seperti perawan. Tp yg pasti, Cecep merasa senang bs melihat memek secara langsung dan bukan memek artis porno di layar hp temannya.
"Kenapa? Gk suka memek Vina ya?", kata Vina.
"Nggak lah nek, memek Nenek indah sekali!", kata Cecep.
"Hihi bisa aja nih Cecep", kata Vina.
Cecep tak mau melepaskan kesempatan emas melepaskan keperjakaannya pada mamah muda yg benar2 cantik ini. Ia mengarahkan kontolnya di belahan memek neneknya, gadis yg layaknya menjadi kakaknya daripada neneknya. Cecep senang, tak sia2 ia menonton video2 bokep, ia tahu lubang mana yg harus ia masuki.
Blesss...
"Mmmhhhhh pinternya cucu nenek...", puji Vina saat kontol Cecep menembus masuk memeknya.
"Mmmhhhh memek nenek rasanya enaak... Sempiiiit... Angeeettt...", kata Cecep mendorong kontolnya masuk sepenuhnya. Cecep benar2 harus fokus menahan diri karena memasukkan kontolnya saja sudah membuatnya ingin orgasme.
"Kamu suka Cep?", kata Vina membelai wajah Cecep.
"Iya nek... Cecep... Mmhhh sukaa...", kata Cecep kemudian meraih payudara Vina dan membuat gadis itu mendesah oleh remasan tangannya.
"Aaahhh... Iyaaahhh... Entotin Vina sayang... mmmmhhh..."
Cecep segera menggenjot, menarik dan menusukkan kontolnya di memek yg terasa hangat dan basah dan tentunya sangat nikmat.
Plookk.. Plookk... Plokkk...
"Aahh.. Aahhh... Aaahhh... Iyaahhh... Entotin Vina sayang... Mmmhhhh"
"Hooohhh ooohhh Neekkk... Nek Vinaaa...", Cecep terus menggenjot, meracau kenikmatan yg ia rasakan. Pinggangnya terus menggenjot tanpa henti.
"Ceeppphhh mmmhhh... Aaahhhh... Kamu hebaatt... V... Vina... Mau keluaaar..."
Mendengar itu, Cecep merasa tak perlu lg menahan dirinya dan siap untuk orgasme, pasti luar biasa orgasme didalam memek pertamanya bs bersamaan dg gadis yg ia setubuhi,"I... Iya neekkk... Ooohhh aku... jugaaa!!"
Cecep mempercepat genjotannya, merasakan kontolnya terasa makin dijepit oleh memek Vina dan tubuh Vina yg mulai mengejang sambil meremas2 payudaranya sendiri.
Plookk Plookk Plookkk Plookkk... Ploookk!!
Crooott... Crooott... Crooott...
Peju Cecep keluar banyak, mungkin lebih banyak dibanding saat ia ngocok atau dioral tadi. Saking banyaknya, Cecep merasakan kontolnya terasa ngilu seolah semua isi zakarnya dipaksa keluar sampai habis. Selain itu ia bs merasakan gelombang cairan panas keluar juga dr memek Vina, orgasme pertamanya bersama gadis cantik.
Keduanya saling mengerang dan menikmati orgasme mereka, tp Cecep segera merasa lemas dan tubuhnya jatuh diatas tubuh Vina yg masih sedikit mengejang. Nafasnya memburu dan badannya penuh keringat tp Cecep senang, ia bs merasakan memek juga diumurnya yg br 13 tahun ini.
"Hhh... Hhh... Makasih nek... Cecep bs ngerasain tubuh nenek...", kata Cecep.
"Hihi, sama2 sayang... Kapan aja km mau, minta aja ya"
Cecep kaget mendengar itu, ia kira apa yg terjadi hari ini hanya sekali saja,"E... Eh beneran nek?"
"Iyaaa, nenek juga seneng kok kamu puasin gini", kata Vina.
"Wah asik! Klo seminggu Cecep minta terus jg gk apa2?", kata Cecep girang.
"Iya cucuku sayang, tubuh nenek punya kamu juga minggu ini", kata Vina lagi2 mengelus wajah cupu Cecep.
Cecep jelas senang bukan main, bs merasakan tubuh gadis cantik seperti Vina setidaknya selama seminggu penuh. Entah akan berapa kali ia bs ngentot memek neneknya yg luar biasa sempit ini. Setelah merasa tak terlalu lemas lg ia menarik keluar kontolnya yg diikuti oleh cairan putih kental yg merembes keluar dr celah memek Vina.
Vina menaikkan tubuhnya hingga akhirnya diposisi duduk meski kakinya masih terbuka lebar, Vina terlihat kagum saat melihat memeknya yg sudah penuh dg peju,"Wah kamu keluarnya banyak juga ya Cep. Bisa2 nenek hamil nih"
Cecep terbelalak mendengar itu, baru menyadari apa yg barusan ia lakukan,"Waduh, t... terus gmn nek?"
"Hihi ya nnti tante km jd punya adik donk, adik sekaligus cucu, apa keponakan ya klo km bapaknya?", kata Vina sambil tertawa kecil.
"T... Tapi klo mbah tahu gmn?", kata Cecep tetap saja panik.
"Udah, emg km pikir Vina ngetotin km tanpa ijin mbah?", kata Vina.
"M... Maksudnya?"
"Ya mbah bilang seminggu ini Vina harus patuh sm kamu Cep, terserah km pengen apa aja. Vina, hadiah buat Cecep cucu kesayangan mbah", kata Vina kemudian mengecup pipi Cecep.
Cecep tak paham kenapa ini terjadi, meski tak masuk akal tp ia terima saja hadiah bagai durian runtuh ini. "B... Berarti klo Cecep pengen nenen lg boleh?"
"Iya donk, sini sini cucu neneeek mmmmhhh...", desah Vina memeluk kepala Cecep yg kini menyedot puting susu kanannya.
Cecep menyusu dg hati senang, ia bersemangat untuk memuaskan nafsunya seharian ini sampai kakek dan ibunya pulang nnti malam. Setelah puas menyusu, Cecep mengajak Vina mandi bareng karena keduanya sudah penuh keringat dan Cecep yg ingin merasakan mandi bareng cewek cantik.
"Km nntn bokep apa sih Cep kok minta badan km dibersihin pake tetek gini", kata Vina. Kedua payudaranya ia balut dg sabun cair dan kemudian mulai menggosok2kan payudaranya dipunggung Cecep.
"Hehe, ada deh nek, nenek mau nntn jg?", kata Cecep menikmati punggungnya digosok2 payudara kenyal Vina.
"Boleh, kapan?", tanya Vina.
"Emm... Cecep pinjem hp temen Cecep dl nek", kata Cecep mengingat ia tak punya hp dan biasanya menonton bokep dg teman2nya.
"Oh? Ya nntn bareng temen km aja klo gt", kata Vina girang.
"Eh? Nenek mau nntn sm temen2 Cecep?"
"Ya mau donk, kan lbh asik klo, rame2", kata Vina dg nada yg sugestif.
Cecep paham apa maksud Vina, ia tak menyangka neneknya begitu binal. Tp mungkin wajar kalau gadis cantik ini menikahi kakek2 dan dg santainya menyetubuhi cucunya juga. Rasa cemburu tak muncul di hati Cecep, hanya nafsu yg membara membayangkan adegan2 gang bang live.
"Eh, titit km berdiri lg? Pasti bayangin yg nggak2 lg nih", kata Vina memeluk tubuh Cecep dr belakang dan meraih kontol cucunya.
"Hehe, tahu aja nek", kata Cecep mulai menikmati kocokan tangan Vina.
"Ya udah, ngentot lg yuk sayang"
"Ayo nek, cppphhh.. mmmhhh...", balas Cecep kemudian berciuman dg Vina.
Vina kemudian memposisikan dirinya untuk doggy, merangkak dikedua tangan dan kakinya. Cecep mulai menggenjot memek Vina lg sampai keduanya kembali puas dan menyelesaikan sesi mandi seks mereka.
Hari itu menjadi hari yg tak terlupakan bagi Cecep, bs melepaskan keperjakaannya pada mamah muda yg susunya benar2 nikmat. Setelah mandi pun Vina hanya memakai pakaian dalam saja, memberikan pemandangan indah dimata Cecep. Saat makan siang, Cecep dan Vina saling menyuapi dg mulut mereka dan saat haus, Cecep bs dg leluasa membuka bra Vina dan menyusu padanya, bahkan disaat yg bersamaan dg saat Vina menyusui anaknya. Tp hebatnya, seperti kata Vina, setelah Cecep dan anaknya kenyang, Vina msh bs memerah susunya dan disimpan dalam botol susu sampai penuh. Barulah saat sore hari, Vina kembali memakai daster lg dan Cecep menyetubuhi Vina yg masih mengenakan daster itu.

Vina tak menyangka bercinta dg cucunya bs menyenangkan, bisa jadi ia benar2 akan pulang membawa oleh2 janin bayi didalam rahimnya nanti. Meski sayangnya, tak selalu ia bs menikmati kontol Cecep karena ada ibunya dan dr pagi sampai siang cucunya harus sekolah. Vina tertawa membayangkan apakah Cecep bs fokus dikelas setelah merasakan memeknya.
Karena itu Cecep hanya bs menikmati tubuhnya saat ia baru sampai dirumah hingga sore saat ibunya pulang dr bekerja. Selain itu, Vina juga masih rajin meminum jamu buatan suaminya ditambah jamu baru yg katanya meningkatkan kesuburan. Dan seperti janjinya, mbah Parto tetap diservis Vina tp selalu keluar diluar.
"Neeek", kata Cecep saat pulang kerumah.
"Eh Cecep udah pulang", kata Vina yg duduk disofa ruang tengah sambil menonton Tv. Ia memakai baju kaos dan celana pendek.
"Cep, makan dulu!", seru mbok Surti dr dapur.
Cecep kelihatan kaget mendengar itu,"Lho, ibuk dirumah?"
"Iya, katanya hari ini lg gk ada kerjaan", kata Vina tersenyum, tahu Cecep kecewa tak bs melihat tubuhnya telanjang.
Cecep yg kecewa kemudian masuk ke dapur dan mengambil sepiring makanan. Vina tahu Cecep ingin disuapi pake mulut lg tp karena ada ibunya dirumah, ia tak bs diservis oleh Vina.
"Ceeep!", seru suara dr luar rumah.
"Hmm? Temenmu Cep?", kata Vina.
"Iya nek, bentar...", kata Cecep berdiri dan berjalan ke depan rumah.
Vina sedikit penasaran, sehingga tak lama, ia memutuskan untuk menuju kedepan rumah juga. Saat ia membuka pintu depan, sudah ada 4 pemuda seumuran Cecep berkumpul. Seperti halnya saat Cecep bertemu Vina 3 hari yg lalu, keempat remaja itu terpana saat Vina muncul.
"Eh ada temen2nya Cecep ya", kata Vina tersenyum.
"Iya nek, eh coy ini nenekku", kata Cecep pada temen2nya.
"Ha? Beneran? Kirain kamu bercanda pas bilang nenekmu masih muda", kata teman Cecep.
"Mbak, beneran nikah sm kakeknya Cecep?", kata teman yg lain.
"Iya donk, mau pd main ya?", kata Vina keluar dr rumah, mendekati Cecep dan teman2nya.
"Iya mbak, emm... ", kata teman Cecep seolah tak yakin dg jawabannya sendiri.
Cecep terlihat tersenyum, entah karena bangga punya nenek seperti Vina atau karena hal lain,"Eh nek, mau ikutan? Kita mau ke markas nih!"
Teman2 Cecep terlihat kaget mendengar itu, tp Vina tak akan membiarkan remaja2 itu ragu2,"OK, bentar ya biar Vina minta tolong Surti jagain Cindy dl"
Untungnya anak tirinya, Surti dengan senang hati menjagakan Cindy sementara Vina keluar rumah.
"Ya boleh bu, malah bagus klo ibu jalan2 keluar drpd dirumah terus", kata mbok Surti.
"Iya nih, susunya ada di tas dikamar klo Cindy bangun nnti", kata Vina kemudian kembali keluar rumah.
Vina pun berjalan bersama 5 remaja menyusuri jalan kampung. Vina senang bs melihat kehidupan di desa, menikmati udara segar dan juga banyaknya pepohonan dimana2. Selama perjalanan, Vina bs merasakan teman2 Cecep yg terlihat gugup. Tp Vina tak memperdulikan soal itu dan menikmati pemandangan desa.
"Eh, ada sungai juga ternyata disini", seru Vina melihat sungai yg besar dan airnya jernih saat berjalan menuju jembatan.
"Iya nek, enak lho buat renang!", kata Cecep.
"Duh, jd pengen renang nih. Dulu Vina suka renang klo dirumah", kata Vina.
"Ya udah, besok kan libur, renang aja yuk nek!", seru Cecep.
"OK!", balas Vina bersemangat.
Vina terus mengikuti Cecep dan teman2nya masuk ke jalan setapak diantara semak2 menuju daerah hutan di pinggir desa. Meski agak gatal karena kakinya terus bersentuhan dg rumput dan semak2, tp Vina terus berjalan. Di tegah hutan, terdapat sebuah gubuk yg terlihat terbengkalai. Meski begitu, gubuk itu terlihat diperbaiki sekenanya dg berbagai bahan seperti kardus, spanduk, triplek, dll.
"Wah, ini ya markas kalian", kata Vina.
"Iya mbak, em... Gk bagus2 amat ya", kata teman Cecep agak minder.
"Ah gk ah, Vina malah iri dulu gk punya markas2an kyk gini, masuknya lewat sini?", kata Vina menunjuk pintu didepannya.
"Iya mbak, bentar, pintunya agak seret", kata teman Cecep yg lain kemudian membuka pintu kayu itu. Vina mengikuti Cecep dan teman2nya masuk kedalam gubuk.
Didalam gubuk hampir bisa dibilang kosong, kecuali sebuah lemari kayu dan tikar bekas dan kardus2 yg ditata diseluruh lantai.
"Kalian biasanya ngapain disini?", tanya Vina yg duduk bersandarkan tembok disamping sebuah jendela yg setengah terbuka.
Keempat teman Cecep seolah ragu2, dan menggumamkan kata2 seperti ngemil atau main kartu, tp Cecep kemudian dg lantang berkata,"Ya itu, atau nntn bokep nek"
Keempat teman Cecep terbelalak mendengar itu, salah satunya bahkan seperti siap untuk membungkam mulut Cecep.
"Wah ya udah nntn aja yuk", kata Vina.
Para teman Cecep terlihat heran, tp Cecep menyuruh saalah satu temannya mengeluarkan hp android dr kantongnya. Cecep kemudian duduk disamping Vina dan membuka file video JAV. Melihat Vina terlihat tak marah, keempat teman Cecep pun mendekat dan duduk disekitar Vina. Video yg Cecep buka adalah video gang bang cewek, dan Vina makin horny karena ia sepertinya akan menikmati hal yg sama.
"Nek, panas ya lama2??", kata Cecep.
"Iya nih Cep, Vina buka baju boleh gk adik2?", kata Vina menatap ke empat remaja yg kelihatan tak percaya dg apa yg mereka dengar. Tp satu persatu teman2 Ceceep itu menganggukkan kepala mereka sambil menelan ludah.
Vina tersenyum dan melepaskan kaosnya sambil meliukkan badannya. 8 mata terlihat kagum melihat Vina yg kini hanya memakai bra putih untuk melindungi badannya. Vina bs melihat tonjolan2 kecil mulai muncul dicelana yg mengepungnya.
"Nek, celananya gk skalian aja? Kan panas nih", kata Cecep.
"Oh iya, ya udah deh skalian aja", kata Vina kemudian berdiri dan lagi2 meliukkan pinggulnya sambil melepaskan celananya.
"Astaga...", gumam salah satu teman Cecep.
"Maaf ya dik, jd liat body kakak gini", kata Vina.
"Ah, gk apa2 mbak. Gk apa2...", kata remaja lain dg mata terbelalak dan mulut tersenyum kagum.
"Hihi makasih ya", kata Vina mencolek hidung remaja tadi.
Vina kembali menonton video disamping Cecep yg tersenyum lebar. Teman2 Cecep kini duduk lbh dekat lg dg Vina. Vina tahu teman2 Cecep ini sama skali tak menonton video di hp yg Cecep pegang, melainkan tubuh Vina yg kini mulai basah oleh keringat. Vina sudah gatal ingin merasakan kontol di memeknya akhirnya memulai kenakalannya.
"Cep, kyknya enak ya klo dientot rame2 gt", kata Vina.
"Iya nih nek. Coy, gmn menurut kalian?", kata Cecep.
"O... Oh ya jelas enak mbak!"
"Iya iya!"
"Pasti seru!"
"Iya!"
Vina tersenyum, remaja2 ini terlalu alim untuk memperkosa perempuan yg hanya mengenakan pakaian dalam dihadapan mereka,"Hmmm gt ya, klo gt mau coba gk nih adek2?"
"Iya mbak!", kata mereka hampir bersamaan.
Cecep tersenyum dan meletakkan hp ditangannya dan meraih kaitan bra dipunggung Vina,"Cecep bukain ya nek"
"Hihi makasih Cep", kata Vina kemudian menarik kepala Cecep dan mulai bercumbu mesra. Vina kemudian melepaskan branya sehingga ia telanjang dada disekitar teman2 Cecep yg kini terkejut bukan main.
Meski awalnya kaget, salah satu teman Cecep akhirnya beraksi. Ia mendekatkan dirinya disamping Vina dan segera meremas2 payudara Vina.
"Wah, hebat, besar banget!!"
"Eh aku juga mau pegang!"
"Ahhh... mmmmmhhh adek2, pelan2 yaaa Ahhhh...", desah Vina merasakan kedua payudaranya diremas2.
"Udah, kalian jg lepasin baju aja yuk! Kita entotin nenekku yg udah sange ini!", kata Cecep menurunkan celananya.
Vina segera meraih kontol Cecep dan mengocok dg tangan kirinya,"Iya adek2, kakak udah pengen nih kalian entotin kyk di film td"
"Oh siap mbak!"
"Anjing! Asik nih!"
Dg kompaknya teman2 Cecep pun melepaskan celana mereka satu persatu, Vina menggeser dirinya ke tengah ruangan kini dikelilingi pemuda2 desa disemua sisinya.
"Mbak, boleh nyusu gk mbak?"
"Iya katanya hbs punya anak ya? Ada susunya ya?"
Vina tertawa kecil,"Iya, adek2 klo mau apa2 gk usah minta ijin lg, lgsg aja hajar kakak ya!"
Teman2 Cecep dg semangat menjawab dg lgsg menggerayangi tubuh Vina, dua puting susu Vina diganyang 2 mulut lapar yg mulai menyedot2, satu remaja mengajak Vina berciuman dan beradu lidah sementara Cecep dan temannya yg lain menyuruh Vina mengocok kontol mereka.
"Cppphh... Cppphh edan susunya enak banget!",seru remaja yg menyusu di payudara kiri.
"Mmmhhh.. Iya!"
"Eh gantian! Aku juga pengen ngerasain!", seru remaja yg kontolnya Vina kocok.
Keduanya kemudian bertukar tempat, meski salah satu harus menggerutu.
"Udah adek2, Mmmhhh... Kakak kasih satu tempat main lg ya...", kata Vina melepaskan ciumannya, sementara si remaja kelihatan tak mau melepaskan mulutnya dan masih saja menjilati leher Vina. Vina kemudian merebahkan dirinya dan melepaskan celana dalamnya sehingga kini ia telanjang bulat di gubug ditengah hutan, dikelilingi pemuda2 puber dg kontol ngaceng.
Vina kini membuka kedua kakinya, memamerkan memeknya pada remaja2 yg baru pertama kali melihat memek asli,"Nah, siapa yg mau mainin memek kakak?"
Teman2 Cecep berebut untuk jadi yg pertama merasakan memek Vina, tp setelah itu akhirnya keempatnya sepakat untuk diundi. Setelah undian selesai, yg memenangkan undian bs merasakan memek Vina.
"Wah, rasa memek kyk gmn ya...", gumam salah satu remaja yg kini merangkak dg wajahnya tepat didepan memek Vina.
"Udah cepetan, kita jg pengen ngerasain!", kata remaja lain yg kemudian kembali menyusu.
"Mmmhhh Aaahhh... Sabar ya adek2, semua bakal dpt jatah kok. Hari ini adek2 puas2in aja pake tubuh Vina ya Aaaahhhh..."
"Iya mbak, kontol saya di sepong donk kak", kata remaja yg menyodorkan kontolnya pada Vina.
Vina pun mulai melayani dan menikmati teman2 Ceecep yg benar2 tak melepaskan kesempatan untuk menyetubuhinya ini.
Pemuda yg mendapat jatah memek Vina kini dengan perlahan mendekatkan lidahnya di memek Vina,"Emmmm... "
"Ooouuhhh... Iya dik, jilatin dulu memek kakak ya mmmhhh"
"Slllrppp... Slllrppp... Wih, rasanya amis2 asin tp lama2 ilang amisnya... Slllrppp..."
"Wah, aku jg mau ngerasain memek!", seru remaja yg tadinya menyusu tp kini malah menyodok2kan kontolnya di puting susu Vina.
"Wooohhh!! Sepongan nenek Cecep enaaaakkk!!!"
"Berarti, kamu udah ngentotin Vina dr kemarin?"
"Oh iya donk, haha2, udah berkali2 aku ngecrot didalem memek nenek", kata Cecep menikmati kocokan tangan Vina. Ia membiarkan teman2nya bersenang2 dan hanya menikmati tangan Vina, toh ia bs kapan saja menikmati tubuh Vina.
"Wah beneran boleh keluar didalem? Ya udah, aku masukin aja! Hehe", seru remaja yg berhenti menjilati memek Vina dan mulai mengarahkan kontolnya di memek Vina.
"Iyaahhh Mmmhhh entotin Vina ya dik Aaahhhh...", desah Vina saat kontol anak SMA itu masuk kedalam memeknya.
"Eh gantian donk, aku jg pengen disepong!", seru remaja yg sedari td nyusu.
"Ahhh.. Ahhh... MMMmmhhh mmmhhh nnngg....", desah Vina kemudian digantikan oleh mulutnya dijejali kontol.
Plook Plookk Plookk...
Cppphh Cppphhh...
"Wooohhh enak banget tubuh mbaaakk!!"
Suara2 seks memenuhi gubug itu, dr suara sedotan mulut remaja di punting susu Vina, suara kontol yg keluar masuk memek yg makin basah, ataupun suara mulut Vina yg terus menyedot kontol. Remaja yg Vina sepong bergantian bertukar tempat tanpa satupun mengeluarkan peju didalam mulutnya, Vina merasa semua pemuda di sekitarnya itu ingin orgasme nya didalam memeknya yg pasti sudah subur berkat jamu suaminya.
Tapi mungkin karena ini pengalaman pertama, si pemuda yg menggenjot Vina tak bs menahan puncak orgasmenya dan mempercepat genjotannya hingga akhirnya.
Crooot... Crooott...
"MMmmmhhhh enaaaakkk banget ngecrot di memek!!!"
"Nah, ayo gantian! Aku juga udah pengen nge crot!", seru teman Cecep yg barusah disepong Vina.
"Aahhh... Ayo dik, kontolnya kakak bersihin", kata Vina, dan pemuda yg barusan orgasme pun bertukar tempat dan kontolnya Vina jilati sampai bersih.
"Mmmhhh akhirnya aku gk perjaka lagi!! Haha mmmhhhh", desah laki2 yg td Vina oral.
Plookk.. Plookkk. Plookkk...
Crooottttt... Crooottt!!!
"OOoouuhhhh!!! Mmmhhh enaknya pejumu dik", desah Vina menikmati semprotan peju dr pemuda lain di dalam memeknya.
"Haha, masa' baru bentar udah ngecrot!", kata Cecep kini duduk dan merekam kegiatan mereka dg hp temannya.
"Ya mau gmn lg, sepongan nenekmu mantep banget!", katanya kemudian melepaskan kontolnya dan istirahat sambil bersandar ditembok.
2 pemuda lainnya tak mau ketinggalan, secara bergantian menggenjot Vina hingga akhirnya keduanya pun orgasme didalam memek Vina. Keempatnya kini terengah2, tp puas bs melepaskan peju mereka didalam memek mamah muda sexy.
Vina pun puas, meski kontol2 mereka tak sebesar pria dewasa, tp merasakan digerayangi pemuda2 yg masih puber tanpa henti membuat Vina orgasme beberapa kali. Kini ia tiduran diatas tikar dg 2 pemuda masih menjilat2 dan menyusu, dan yg lain berciuman dg Vina.
"Cep, itu, nenekmu berapa lama disini?", kata teman Cecep.
"Masih 4 hari lg", kata Cecep mengambil foto2 Vina, terutama memek Vina yg meluberkan cairan peju dr 5 pemuda desa.
"Berarti, besok2 msh bs ngentotin nenekmu lg donk coy?", kata teman Cecep terlihat girang.
"Iya, makanya besok2 sering2 aja ngajak nenekku kesini, klo dirumah gk aman", kata Cecep.
"Ya jelas!", kata teman Cecep.
Remaja yg berciuman dg Vina kemudian berdiri dan digantikan oleh teman Cecep yg tadinya bicara dengan Cecep.
Vina tersenyum menyambut salah satu teman Cecep yg merebahkan diri disampingnya,"Kamu mau ciuman jg sm Vina? Hhhh...", kata Vina sambil mendesah menikmati kenyotan dikedua payudaranya.
"Iya donk mbak, eh iya, mbak gk apa2 kita keluar didalem gini?"
"Mmmhhh... Iya dik gk apa2, hihi... Bisa aja malah skrg Vina udah hamil", kata Vina.
Mendengar jawaban diluar nalar itu, salah satu teman Cecep malah terlihat kagum,"Mbaknya gila nih, hehe"
"Hihi, mmmhhh iya... Gila peju... Mmhhh", kata Vina, ia kemudian mengelus2 kepala dua remaja yg sedang menyusu padanya. "Adik2, klo mau masukin kontol kalian lg gk usah malu2 ya, memek Vina milik kalian semua hari ini"
Dua remaja yg sedang menyusu melepaskan puting susu Vina untuk menjawab,"Siak mbak!"
"Mmmhhh Aaahhh anak pinteeerr... Mmmhhh..."
"Hehe, klo mbaknya pengen hamil, kita2 pasti bakal bantu semaksimal mungkin!", kata pemuda disamping Vina.
"Makasih adek sayang, Mmmhhh... Cppphhh...", balas Vina kemudian memberi hadia kecupan, lidah keduanya mulai saling beradu dan bertukar saliva. Seperti kata Vina, ia memang tak keberatan kalau ia akan hamil oleh Cecep dan teman2nya. Dan berkat jamu mbah Parto, rahim Vina makin subur sehingga sel telur yg dibombardir oleh peju dr 5 pejantan baru yg tentu pejunya masih subur berkat pubertas akhirnya terbuahi. Entah, benih pemuda yg mana yg sudah membuahi sel telurnya, yang pasti keinginan mbah Parto dan Vina terpenuhi.

Esok harinya, Vina tersenyum, ia senang bs memuaskan nafsunya di tempat baru seperti gubuk ditengah hutan. Siapa yg sangka digangbang rame2 dr siang sampai sore bs terasa begitu menyenangkan. Kelima remaja itu bergantian menggenjot Vina dan menanamkan benih2 mereka kedalam rahim Vina.
"Hari ini jg mau main bareng Cecep dan temen2nya non?", tanya mbah Parto. Ia duduk disamping istrinya dikamar, menikmati kocokan pelan dikontolnya yg barusan saja orgasme didalam mulut Vina.
"Iya mbah, katanya ada sungai jernih yg bs dipake buat renang", kata Vina mengocok kontol suaminya dan menyusui anaknya pagi itu.
"Oh iya, eh tp kan non Vina gk bawa baju renang?", kata mbah Parto.
"Alah, klo gk pake daleman aja ya telanjang aja kan mbah?", kata Vina santai.
"Hehe, ya udah gk apa2 non. Yg pntg non Vina seneng, dientotin Cecep dan temen2nya, hehe", kata mbah Parto.
"Hihi iya mbah, makasih ya mbah udah bikin Vina binal gini. Rasanya seneeeng banget bs nikmatin kontol2 banyak org", kata Vina girang.
Mbah Parto tersenyum lebar seolah baru saja meraih pencapaian hidup,"Haha, sama2 non. Mbah juga seneng bikin gadis cantik kyk non bikin puas org2 kyk mbah! Hahaha"
Vina tertawa kecil, menatap anaknya yg sibuk menyusu dan penasaran apakah anaknya nantinya paham dg apa yg katakan hari ini. Dan apakah anaknya akan kaget kalau ia bilang bahwa ayah dr adiknya tak hanya laki2 yg bukan ayahnya, tp juga dirinya sendiri tak tahu siapa ayah adiknya.
Mbah Parto mengelus2 perut istrinya,"Kira2, udah isi belum ya non? Hehe, kira2 bapaknya siapa ya?"
"Hihi, ya mana Vina tahu mbah", kata Vina menjawab kedua pertanyaan suaminya.
Siang harinya, saat Cecep sampai kerumah lg, Vina pun diajak untuk kesungai.
"Lho nek, gk bawa baju ganti?", kata Cecep setelah siap dengan baju gantinya didalam kantong plastik.
"Gk usah ah, repot. Udah yuk ke sungai, mbah titip Cindy ya", kata Vina mengecup bibir suaminya.
"Iya non, puas2in main di sungai non, hehe", kata mbah Parto menggendong bayinya.
Vina dan Cecep kemudian berjalan bersama, Vina memakai kaos tanpa lengan dan rok mini. Cecep jelas menyadari bahwa Vina tak memakai bra, tp Vina yakin Cecep tak tahu bahwa ia juga tak memakai celana dalam. Setelah sekian lama sering telanjang bulat dirumah pembantu, Vina kadang merasa nyaman merasakan kemaluannya tanpa penghalang terhadap benda apapun yg masuk kedalam memeknya.
Sepanjang jalan, teman2 Cecep menghampiri keduanya dan berjalan bersama, meski kali ini hanya 2 orang yg bs ikut, Jono dan Doni. Vina masih ingat, Jono yg berbadan gempal sangat suka menyusu, mirip dengan pak Gito sedangkan Doni yg lbh kurus dan berkulit gelap suka dioral. Keduanya terlihat girang kembali bertemu dg Vina.
"Lah, cuma kalian berdua?", kata Cecep.
"Iya, yg lain gk bs ikut gara2 bantuin kerjaan keluarga", kata Doni.
"Ya udah gk apa2, siapa tw nnti pada nyusul", kata Vina kini berjalan bersama ketiga orang pemuas nafsunya selama didesa ini.
Ketiganya membimbing Vina melalui jalan setapak diantara pepohonan, dan melalui semak2 tinggi hingga akhirnya jalan menurun dan didepan Vina sudah tampak sebuah sungai besar yg airnya begitu indah dan jernih, selain itu ada semacam danau kecil dimana air mengalir yg kelihatannya memang seperti kolam renang alami.
"Waaaahhh!! Keren banget!!!", seru Vina berlari kecil dibebatuan sungai yg membatasi kolam kecil itu dan hutan dibelakang Vina.
"Ya udah lgsg renang aja yuk nek!", seru Cecep setelah meletakkan baju gantinya dibawah pohon bersama dg kedua temannya.
"Oh iya, bentar", kata Vina kembali ke arah Cecep.
Meski sudah pernah melihat pemandangan yg sama, tp ketiga remaja itu tetap saja kagum saat Vina melepas kaos dan roknya. Vina yg telanjang bulat meletakkan dua set kain yg sebelumnya menutupi badannya.
"Wah mbak Vina pengen renang telanjang aja?", kata Doni.
Vina tersenyum dan seolah itu hal yg jelas,"Iya donk, enakan gt kan?"
"Haha, iya mbak", kata Cecep.
"Ya udah, renang yuk", kata Vina kembali bergegas ke kolam. Vina begitu senang merasakan air yg terasa dingin tp juga begitu segar, benar2 sensasi yg berbeda dr kolam renang dirumahnya atau dirumah pak John. Vina mulai berenang dg lincahnya, dan ia bs melihat pemuda2 lain pun ikut berenang. Vina bahkan berandai2 kalau saja dirumahnya ada sungai dg kolam mini macam ini, ia pasti akan makin rajin berenang.
Vina terus berenang saat Cecep dan temannya itu duduk ditepi kolam dan seperti sedang berdiskusi, Vina yg penasaran pun mendekati ketiganya dr tengah kolam. "Lagi ngobrol soal apa nih?"
"Hehe, ini Doni nanya nenek itu exibisionist apa gk gt", kata Cecep.
"Ih, kok pada tahu istilah itu sih?", kata Vina duduk ditengah ketiganya.
"Hehe ya tahu lah mbak, tp benerkan mbaknya exib?", tanya Doni di sisi kiri Vina.
"Hihi iya juga kali ya. Emg kenapa?", tanya Vina.
Doni menatap tubuh Vina yg basah, kulit putihnya terlihat berkilauan diterpa matahari. Vina bs menebak apa yg dipikirkan Doni,"Mbak, pernah ngentot diluar kyk gini?"
Vina tersenyum, tebakannya benar,"Ya sudah donk, kenapa, mau?"
"Iya mbak! Mmmm saya boleh...?", tanya Jono disamping kanan Vina terlihat lapar menatap payudara Vina.
Vina tertawa kecil,"Hihi, iya boleh, udah haus ya hbs olahraga?"
"Iya mbak!", balas Jono antusias dan segera menggasak puting susu Vina.
"Ooohhhh... Mmmhhh.... Cecep sm Doni jg mau ikutan?", desah Vina menikmati kenyotan dan remasan dada Jono.
Doni naik dr kolam dan melepaskan celananya,"Oh ya jelas donk"
Vina memegang kontol Doni dan kemudian menelan kontol ereksi itu,"Mmmhhh mmmhhh..."
Cecep pun tak mau kalah, ia mendekat kedapan Vina dan membuka kedua kaki Vina dan mengarahkan kontolnya di memek neneknya,"Nek, Cecep masukin ya"
"Mmhhh... Iya sayang, nikmatin tubuh nenek ya sayang2 Mmmhhh Slllrrpp...", desah Vina kembali mengoral kontol Doni.
"Ooohhh ssshhhh sedot kontolku terus mbak!!", kata Doni menggenjot mulut Vina.
"Cppphhh Cppphhh... Mbak, kocokin kontolku donk mbak", kata Jono membuka celananya juga dan mengarahkan tangan Vina kearah kontolnya.
"Mmmhhh Enaknya memekmu neeekkk!!", seru Cecep mempercepat genjotannya.
"Mmmhhh Mmmhhh mmmhhh!!", Vina tak bs bersuara apapun selain terus mejilat2 dan menyedot2 kontol Doni yg kini menggenjot mulutnya bagaikan menggenjot memek.
"Sshhhh wwoooohhhh!!! Doni keluarin mbaaakkk!!!", seru Doni.
"Mmmhhhh Iya sayang, kasih Vina makan pejumu sayang!!"
"S... Saya juga keluaarrr!!", seru Jono terus meremas2 payudara Vina makin keras.
Ketiganya orgasme hampir dalam waktu bersamaan, hingga Vina pun ikut orgasme bersama ketiga pejantan kampung kesayangannya. Vina menikmati peju dimulut dan memeknya, sedikit menyesal Jono tak memberikan pejunya dan keluar didalam kolam. Tp ia tahu, ketiga orang ini pasti tak perlu waktu lama sebelum mulai ereksi lg dan menggenjot tubuhnya sampai puas.
Setelah puas berenang dan menggenjot Vina, Cecep dan kawan2 mengajak Vina ke markas mereka dalam keadaan masih telanjang diantara hutan. Vina terus digenjot sampai hari hampir malam.
Vina menghabiskan hari di desa menjadi budak seks Cecep dan teman2nya. Seperti apa yg diinginkan mbah Parto, 2 minggu setelah dientot Cecep, Vina menunjukkan tanda2 hamil lagi.

4 Tahun kemudian, ayah Vina datang ke rumah pak John dimana sang pemilik rumah sudah menunggu didepan rumah.
"Selamat datang dirumah saya pak..", kata pak John sebelum disela oleh ayah Vina.
"Maaf pak, tp dimana Vina? Hutang saya sudah lunas, tolong pertemukan saya dg anak saya", kata ayah Vina.
"Oh tentu, ikuti saya", kata pak John kemudian berjalan masuk kedalam rumahnya.
"Anak saya masih sehat kan pak?", kata ayah Vina agak takut menatap beberapa pengawal pak John yg sangar.
"Oh jelas, nona Vina sangat sehat dan bahagia disini pak. Saya malah tak yakin apakah nona Vina mau pulang dg bapak", kata pak John sambil tertawa.
"Saya yakin Vina mau pulang dg saya", kata ayah Vina meski ada ekspresi bersalah diwajahnya. Ayah Vina mengikuti pak John dan para pengawalnya yg berjalan menuju belakang rumah dan melewati kolam renang, melalui pepohonan2 rindang hingga akhirnya sebuah rumah terlihat dr balik pepohonan. Didepan rumah, ada 2 anak perempuan sedang bermain boneka diatas rumput taman rumah. Perasaan khawatir muncul dihati ayah Vina, apakah anak kecil itu adalah...
"Silahkan masuk pak, sepertinya anak bapak sedang diruang tengah", kata pak John.
Ayah Vina masuk kedalam rumah dan mendengar ada suara2 dr ruang tengah, meski begitu ayah Vina terus berjalan. Matanya terbelalak saat ia akhirnya melihat sumber suara itu.
Didepan matanya, gadis yg merupakan putri tercintanya sedang disetubuhi oleh 4 orang pria. Seorang pria tiduran diatas karpet dg Vina terlihat duduk diatas selangkangan pria itu dan kedua tangan pria itu menahan perut Vina yg besar. Dibelakang Vina ada seorang kakek yg meremas2, seolah memerah susu Vina yg mengalir bagaikan sapi. Dikanan dan kiri Vina berdiri 2 pria dg kontol mengarah kewajah cantiknya yg kelihatannya basah oleh cairan putih kental. Vina terlihat menjilati kontol pria di sebelah kiri Vina sambil mengocok kedua kontol disisinya.
"Mmmhhh slllrrppp enaakk... Kontol pak Juki enaaakk...", desah Vina benar2 terdengar binal. Meski sedang hamil, tp ia bs bergerak naik turun dan bahkan bergoyang di atas tubuh pria tua dibawahnya.
"Wah non, ada tamu nih", kata kakek2 yg sedang meremas2 payudara Vina, memerah susu Vina yg keluar dr kedua puting susu Vina.
Vina mengalihkan tatapannya yg sayu, bagaikan terhipnotis kearah ayahnya,"Eh? MmMHH... Papa? Wah papa akhirnya jenguk Vina ya?"
Ayah Vina bergetar, tak percaya anaknya kini tak lagi suci, tak lagi elegan dan lbh seperti perempuan murahan yg disetubuhi laki2 rendahaan. Tp ia tak bs berkata apapun, ia tahu ini semua adalah salahnya yg sudah membuat putrinya itu jatuh seperti ini. Ia hanya bs berusaha menebus kesalahannya.
"V... Vina... Hutang papa sudah lunas, kamu udah bs pulang nak", kata ayah Vina menekan rasa takut, rasa bersalah dan rasa syoknya.
"Oh, masa' pak?", kata Vina menatap pak John.
"Iya nona, hutang2 ayah nona Vina sudah lunas dan sesuai perjanjian, nona Vina bs pulang ke rumah nona lg", kata pak John.
"Mmm... Trus suami Vina gmn pak?", kata Vina menatap kakek2 yg ada dibelakangnya.
"Hehe, gk apa2 non. Mbah udah puas sm non Vina. Lagian, kata pak John ada cewek lain yg mau mbah kawinin kyk non Vina ini, hehehe", kata mbah Parto.
"Hihi, ya udah deh klo gt. Ya udah bapak2, Vina kyknya udah harus pulang skrg", kata Vina kemudian mulai berdiri. Sebuah kontol yg ereksi keluar dr alat kelamin Vina, basah kuyup dg cairan putih menetes.
"Wah, kita2 bakal kangen sm non Vina", kata pak Juki.
"Kangen memek non Vina yg selalu sempit!", seru pak Gito.
"Halah, bukan kangen susunya Git", kata pembantu lain yg kemudian disambut tawa para pembantu.
"Hihi, dasar. Ya udah, pa, Vina ambil anak Vina dl ya.", kata Vina masih telanjang kemudian berjalan menuju salah satu kamar.
Ayah Vina gemetar saat melihat Vina menggendong bayi yg mgkn baru berumur 1tahun.
"Pa, ini anak Vina namanya Lily, tp ayahnya gk tw siapa sih, hihi", kata Vina.
"O... Oh, ya udah. Kita pulang skrg ya Vin", kata ayahnya.
Vina disuruh memakai baju terlebih dahulu sebelum ikut dg ayahnya, dan Vina akhirnya pulang bersama dg 2 anaknya yg lain, Cindy dan Veny yg kini mengenal kakek mereka. Vina tak terlalu merasa sedih, ia tahu ia bs kembali kapan saja pada mbah Parto kalau ayahnya tak bs menerima dirinya yg skrg ini.

Vina kembali kerumahnya yg kini tak lagi dirumah besar yg membutuhkan beberapa pembantu untuk mengurus rumahnya. Kini hanya ada 1 pembantu, seorang laki2 berusia 58tahun bernama mbah Warto. Vina senang, saat ia masuk kedalam rumah, si kakek sudah jelas menatap tubuh Vina dg tatapan yg Vina tahu sebagai tatapan yg ingin melihatnya telanjang bulat.
Hari berikutnya, ayahnya kembali bekerja, seolah berusaha kembali ke keadaan normal yg tak lg ada dirumahnya. Vina tak kuliah karena ia tak yakin ia masih terdaftar dikampusnya. Hari ini, ia sedang bermain dg kedua anaknya, Cindy dan Veny diruang tengah saat pembantu barunya lewat.
"Wah, anaknya cantik2 non", kata mbah Warto.
"Hihi, makasih mbah", kata Vina tersenyum. Dimata orang2, mungkin si kakek tak jauh dr pria tua kampungan, tp dimata Vina, mbah Warto adalah calon pemuas nafsunya.
"Hehe, ya udah, saya nyapu dibelakang dl non. Klo butuh apa2 bilang aja", kata mbah Warto.
Vina tersenyum, tahu apa yg ia butuhkan dr kakek2 ini,"Wah kebetulan nih mbah. Vina mau minta tolong donk"
"Minta tolong apa non?", kata mbah Warto.
"Emm... Di kamar Vina mbah, sini sini", kata Vina kemudian berjalan ke kamarnya, diikuti oleh mbah Warto yg kelihatan kebingungan.
Saat Vina masuk kedalam kamar, ia kemudian duduk diranjang menatap mbah Warto yg kelihatan menatap keseluruh ruangan kamar Vina, seolah mencari permasalahan yg mungkin harus ia kerjakan disini.
"Non, maaf, non Vina butuh apa ya non?", kata mbah Warto.
Vina tersenyum, meski ia sedang hamil, tp ia yakin baju daster yg ia kenakan tetap membuat si kakek bernafsu padanya. Dan itulah yg ia butuhkan skrg, kontol tegak yg bs membuatnya puas.
"Mbah, Vina butuh kontol nih", kata Vina.
Mbah Warto kaget mendengar itu, "K... Kontol?"
Vina mengangkat rok dasternya dan membuka kedua kakinya, memamerkan memek Vina yg tak terlindungi apapun,"Iya mbah, butuh kontol didalem memek Vina..."
Ekspresi mbah Warto berubah dr bingung menjadi tersenyum penuh nafsu,"B... Beneran non? Mbah boleh entotin memek non Vina?"
Vina mulai mencolok2kan jari2nya dimemeknya,"Mmhhh iya mbah... Vina butuh peju mbah nih... Ahhhh..."
Mbah Warto bergegas melepas celana panjangnya dan menunjukkan kontol hitam yg sudah ereksi. Tanpa minta ijin lg kakek itu mendorong pelan Vina supaya tiduran dan memegang paha Vina sambil mengarahkan tongkat panjangnya dimemek Vina.
Blessshhh...
"Mmmhhh memek non Vina ternyata ttp sempit! Ooohhh....", seru mbah Warto.
"Aaahhh iya mbaaah... Mmmhhh... Ayo mbah entotin Vinaaa!!", seru Vina tak sabar dientot kakek2 pembantunya.
"Iya! Iya non! Mbah entotin non Vina yg cantik!! Oooohh!!!", seru mbah Warto menggenjot memek Vina.
Vina menikmati genjotan pembantunya itu, menikmati setiap peju yg kakek2 jelek itu semprotkan didalam memeknya setelah sekitar 10menit menggenjotnya. Vina tahu ayahnya tak akan bs menghentikan nafsunya setelah ayahnya hanya bs terdiam melihatnya di gangbang 4 pembantu pak John. Vina tersenyum senang saat mbah Warto lagi2 menggenjotnya setelah menyusu padanya untuk memulihkan staminanya. Entah masa depan apa yg kini akan menyambutnya setelah tak lg dirumah pembantu, tp ia tahu memeknya tetap ekslusif untuk orang2 seperti mbah Warto ini.



TAMAT
Suatu mahakarya suhu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd