Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT [TAMAT] Kisah BB - Bidadari yang menjadi jaminan

Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Vina terbangun dr tidurnya, ia sendirian di kamarnya sebelum kemudian ia turun dr ranjangnya. Ia penasaran apakah ia bs memeriksakan kandungannya, terlebih kini ia sudah masuk trimester keduanya. Ia berjalan menuju lemari dan menatap dirinya sendiri di cermin. Meski memakai baju daster panjang, perutnya benar2 kelihatan menonjol skrg, dan ia sudah tak lagi memohon pada mbah Parto untuk membelikannya baju yg lbh tebal atau lbh besar seperti saat ia awal mengetahui ia hamil. Ia benar2 pasrah pada baju apa yg suaminya berikan padanya, dan bahkan apa yg harus ia kenakan hari ini.
Ia berjalan menuju kamar mandi dan membasuh tubuhnya dr bekas2 cairan peju yg kering, disekitar tubuhnya. Vina merasa segar, ia kemudian memakai kembali baju dasternya, tanpa pakaian dalam seperti keinginan mbah Parto. Vina kini tak keberatan, toh para laki2 di rumah pembantu ini sudah melihat dirinya telanjang.
"Pagi non Vina, baru mandi non?", tanya pak Yadi yg kelihatannya mau mandi.
"Iya pak", kata Vina.
"Gk mau mandi lagi non? Sm bapak, hehehe", kata pak Yadi.
"Hihi, lain kali pak", kata Vina. Ya ia sudah tak keberatan dimintai jatah oleh para pembantu rumah ini. Yah, selama suaminya setuju. rasa geli muncul, merasa konyol ia ketakutan diperkosa dan diperlakukan dg kasar oleh pembantu2 lain. Memang kelakuan para pembantu bs dibilang cukup merendahkan, tp setidaknya Vina tak disakiti, hanya dibuat merasakan nikmat dr kontol mereka saja.
Vina kembali ke kamar, menanti mbah Parto kembali dan mungkin memberinya perintah baju apa yg layaknya ia kenakan hari itu.
Tak lama, mbah Parto masuk kedalam kamar dg sebuah plastik berisi kardus yg Vina kenali sebagai kiriman paket. Tp Vina tak terlalu mau tahu, kalau ia harus tahu maka mbah Parto akan memberitahunya.
"Oh, udah bangun non?", kata mbah Parto duduk disamping Vina diatas kasur.
"Iya mbah, mmm... Hari ini Vina pake baju apa mbah?", tanya Vina.
Mbah Parto tersenyum, ia mengambil paket yg ia bawa dan menyerahkan paket itu pada Vina.
"Nih non, mbah beliin ini. Nitip ke pak John", kata mbah Parto.
Vina tersenyum,"Wah, makasih mbah". Vina kemudian membuka paket itu dan didalam kardus yg ukurannya tak terlalu besar itu terdapat pakaian. Vina mengambil pakaian itu. Bikini baru yg terlihat mewah, dan sebuah gaun terusan yg indah, meski Vina tahu ia tak mungkin bs memakai gaun itu dg perutnya yg membesar, kemudian ia melihat apa yg ia kenal sebagai baju seragam sekolah yg pendek dan rok yg juga pendek. Satu barang lg tertinggal dibawah 3 set baju itu. Sebuah Neck choker, aksesoris leher yg Vina lihat terbuat dr kain yg lembut dan kulit buaya yg Vina tahu ualitas terbaik. Di tengah choker itu, ada sebuah lempengan besi berbentuk oval. Vina mendekatkan benda itu, menyadari ada tulisan di lempengan itu.
'Milik Mbah Parto'



Vina tersenyum, ia memang milik mbah Parto, secara teknis ia adalah istri si kakek.
"Gimama non? Bagus kan?", kata mbah Parto.
"Iya mbah, Vina pake ini?", kata Vina menunjuk ke neck choker.
"Iya non, sm pake bh ini sm, oh iya, rok ini aja non", kata mbah Parto menunjuk ke baju dan rok mini lipat pipih ala sekolah2 jepang.
Vina mengambil kedua benda itu, melepaskan baju dasternya dan mulai memakai rok itu terlebih dahulu. Seperti tebakan Vina, Rok itu hanya melindungi sepertiga pahanya, dan kalau ada angin berhembus cukup kuat maka rok itu akan terangkat dan menampilkan memeknya yg tak terlindungi.
Vina kemudian memakai baju seragam sekolah, yg memang pendek karena baju itu hanya mampu melindungi dadanya saja dan selain dg kancing, ujung bawah baju didesain untuk diikat. Vina menatap dirinya di depan cermin, kalau ia tak sedang hamil, mungkin ia benar2 terlihat sexy, tak kalah dg artis2 film panas.
"Gimana mbah, Vina cantik gk pake ini?", kata Vina.
"Woh ya jelas donk non, apa lg klo nnti perutnya tambah gedhe. Pasti jd tambah cantik!", kata mbah Parto mendekati Vina dan memeluknya dr belakang, tangannya mengelus2 perut Vina. Vina merasa senang dipuji seperti itu, ia benar2 sudah takluk pada mbah Parto.
"Ah mbah ini, gombal banget...", kata Vina.
"Hehe kan sm istri sendiri", kata mbah Parto.
"Iya suamiku sayang", kata Vina. Ia benar2 sudah berubah sejak 3bulan ia ditempat ini, 3 bulan penuh sex dan kepuasan duniawi. Ia bahkan hampir lupa ia menanti ayahnya untuk menebus hutang. Ia masih rindu dg kehidupan lamanya, setidaknya kehidupan diluar rumah ini. Tp disisi lain, ia juga mulai merasa nyaman dirumah pembantu ini.
Vina membalikkan badan dan menatap si kakek yg tingginya hanya setinggi bawah lehernya. Dengan suka hati Vina mencium bibir mbah Parto.
"Anu mbah, kira2 pak John ngebolehin Vina periksa kandungan gk ya?", tanya Vina.
"Oh iya, hehe ampe lupa. Ya hbs ini saya tanyain non. Non Vina makan dulu aja", kata mbah Parto.
Vina jelas bingung, biasanya ia selalu mendapatkan makanan yg diantarkan padanya oleh mbah Parto. Tp kemudian mbah Parto menyuruhnya mengambil makanan sendiri di dapur rumah utama. Keduanya pun berjalan bergandengan menyusuri jalan setapak diantara pepohonan rindang menuju rumah utama. Saat keduanya mencapai kolam renang, mbah Parto bergegas meninggalkan Vina dg alasan ia mendengar mobil pak John menyala. Vina disuruh menuju dapur dan meminta makan pada mbok Juminten.
Vina masuk kedapur dr pintu belakang, ia melihat wanita yg sama yg dulu ia temui saat ia awal2 dirumah ini,"S... Selamat pagi, mbok?"
Mbok Juminten, seperti saat Vina bertemu sebelumnya, sedang sibuk memasak. Wanita itu bertubuh gemuk, dan Vina hanya bs menebak mungkin umurnya sudah 50tahunan. Wanita itu menatap Vina dr atas kebawah, seolah menilai rendah Vina dg senyumannya.
"Kenapa? Mau makan?", kata mbok Juminten.
"Iya mbok", kata Vina mendekati meja makan dg piring2 dg paha ayam goreng yg Vina tebak sudah berkurang dr yg seharusnya. Selain itu beberapa piring dg sisa2 nasi goreng dg paha2 ayam yg sudah tak ada dagingnya atau masih sedikit bersisa.
"Mau makan nasi goreng sama ayam?", tanya mbok Juminten.
"I... Iya mbok", kata Vina.
"Kesini", kata mbok Juminten, masih memotong2 sayuran.
Vina mendekati mbok Juminten tanpa pertanyaan.
"Bikin mbok puas dulu, baru makan", kata mbok Juminten.
"Ha? Maksud mbok?", tanya Vina.
"Udah gk usah sok polos, mbok tahu kamu dientot pembantu2 rumah sini", kata mbok Juminten.
Vina pun akhirnya paham, ia harus membuat mbok Juminten orgasme seperti halnya para pria yg sudah biasa menikmati tubuhnya. Tp ia agak gugup, ia tak pernah membayangkan akan diminta memuaskan wanita seperti ini.
Mbok Juminten tak bicara lg dan kembali memotong sayuran, meski tangannya sempat mengangkat rok dasternya. Vina pun paham, ia kemudian mendekati bokong mbok Juminten dg posisi jongkok dan kemudian mengangkat rok daster mbok Juminten.
Tubuh Vina kini masuk didalam rok daster si pembantu wanita yg panjang. Dihadapannya sudah terpampang bokong mbok Juminten yg menunjukkan lipatan lemak dan celana dalam yg sudah benar2 usang. Bau pesing dan apek bs Vina cium, bau yg Vina sudah biasa cium dr kontol2 yg ia sedot. Tp karena ini pertama kalinya ia akan merasakan alat kelamin wanita lain, Vina tetap merasa gugup.
"Ayo cepetan! Mau makan kagak?", seru mbok Juminten.
"Ah iya mbok", kata Vina. Ia pun menarik celana dalam mbok Juminten hingga celana dalam itu jatuh kelantai. Mbok Juminten membuka kedua pahanya sehingga Vina tahu ia harus segera melakukan tugasnya skrg.
Vina membuka mulutnya dan lidahnya terjulur, ia agak kesusahan mengakses memek mbok Juminten yg terlihat sudah mekar dan berwarna gelap dan berbau benar2 amis. Tp Vina mengacuhkan itu semua, lidahnya mulai menjilat2 sebisanya.
"Slllrppp.. Slllrrppp... Slllrrppp..."
"Mmmhhh nah gt... Pinter juga lu... Mmmhhhh", desah mbok Juminten menikmati jilatan2 Vina.
Vina bs dengan mudahnya memasukkan lidahnya kedalam memek mbok Juminten yg benar2 sudah tak lg sempit. Melihat bentuk tubuh wanita ini, Vina penasaran apakah tubuhnya akan seperti itu jg setelah melahirkan, gemuk dan memeknya tak sempit lg?
"Mmmhh... Slllrrppp... Nnnggghhhh...", desah Vina sesekali membenamkan wajah cantiknya dipantat mbok Juminten.
"Wooohh yaahh.. Gitu... Dasar cewek binal! Jilati juga bokongku! Pake lidahmu dan bersihkan bokongku! Mmmmhhhh..."
Vina mematuhi perintah mbok Juminten, lidahnya menjelajahi pantat wanita tua itu, sementara tangannya kini memainkan memek mbok Juminten.
"Mmmhhh yaaahh pinter banget ni cewek... Mmmmhhhh..."
Lidah Vina makin menggila, bau memek yg benar2 kuat membuat lidahnya menari2 di pantat gemuk mbok Juminten, dan mulai masuk dicelah pantat si pembantu. Wajahnya kembali terbenam diantara pantat, hingga lidahnya bisa menjilati lubang pantat mbok Juminten.
"Aaaahhh... Gila... Lubang pantatkuuu... Mmmmhhh...", desah mbok Juminten.
Vina tak lg merasa jijik, meski ia hampir muntah saat lidahnya menyentuh lubang pantat mob Juminten, lama kelamaan ia terbiasa, sama seperti saat ia menjilati memek atau kontol.
Tak lama, Vina bs merasakan pantat mbok Juminten bergetar dan bergoyang seperti puding. Jari2 Vina makin menggila mengobok2 memek yg terasa makin lama makin panas itu.
Crrrtt... Crrrt...
"Ooohhhh MMMmmmmhhhhh!!!!"
Tubuh mbok Juminten mengejang, pantatnya berkontraksi sehingga wajah Vina seolah terjepit dipantat mbok Juminten, membuat Vina kesulitan bernafas. Tangan Vona basah oleh cairan cinta mbok Juminten yg mengalir.
Vina bs merasakan secara perlahan, tubuh mbok Juminten selesai orgasme dan mulai melemas. Tp sebelum Vina menarik wajahnya dr pantat besar mbok Juminten, tiba2 saja...
Duuuttt...
Mbok Juminten mengeluarkan gas kentut yg agak panjang diwajah Vina. Bau kentut yg menyerang hidung Vina cukup menyengat dan membuat Vina mual.
"Uhuk... Uhhh..."
"Hihihi, kenapa? Kaget ya? Udah, skrg pasang lg celana dalam gw", perintah mbok Juminten.
Vina hanya diam dan mengangkat celana dalam itu keatas lg hingga kembali ke tempatnya yg tadi.
Vina keluar dr dalam rok daster mbok Juminten dan kemudian berdiri,"Udah kan mbok? Vina boleh makan skrg?"
Tatapan mbok Juminten sedikit berubah, tak lg merendahkan melainkan puas meski ada tanda2 ini bukan menjadi terakhir kalinya Vina akan diminta memuaskan wanita ini,"Ya ya... Ini, ambil makanan sepuasmu"
Vina mengambil mangkok besar berisi nasi goreng dr tangan mbok Juminten dan menyiapkan sarapannya sendiri. Vina hendak kembali ke rumah pembantu sebelum mbah Parto muncul.
"Oh, masih disini ya non. Td mbah udah nanya, katanya non Vina boleh periksa ke dokter. Mau kapan non?"
"Mmm... Besok aja gmn mbah?", kata Vina.
"Oh baik non", kata mbah Parto.
Di sudut matanya, Vina bs melihat mbok Juminten mendengus seolah tak percaya si kakek berperilaku sebaik itu padanya.

Hari berikutnya, Vina sudah mandi dan bersiap. Ia tak sabar ingin memeriksakan kesehatan anaknya ini. Setelah ia mandi dan masih memakai handuk, mbah Parto masuk ke kamar dan kemudian membuka lemari baju.
"Non, nnti pake ini aja ya, hehe", kata mbah Parto, menunjukkan 2 benda.
"Ah serius mbah?", kata Vina tak percaya baju yg diserahkan padanya.
"Iya, klo mau nnti mbah ajak beli alat make up deh di kota", kata mbah Parto.
Vina agak ragu,"Hmmm tp mbah jagain Vina lho ya. Klo dikeroyok org gmn ntar?"
"Tenang aja non, di kota kecil gini orang2 tahu kok mbah kerja sm pak John. Gk bakal ada yg berani macem2", kata mbah Parto yakin.
Vina mengangguk, mungkin itu juga alasannya kenapa saat dipasar orang2 janya berani menatap dan menyoraki atau menggoda Vina dr jauh saja,"Ya udah deh mbah"
Mbah Parto tersenyum lebar,"Nah gt donk, manut sm suami, hehehe"
Tak lama, Vina dan mbah Parto keluar dr rumah pak John. Meski msh agak malu, tp Vina bs merasakan sesuatu menggelitik dadanya. Mungkin itu hanya karena angin yg dg leluasa menjamah tubuhnya skrg. Saat mbah Parto dan Vina naik ke angkot, semua mata tak peduli laki2 atau perempuan terarah pada Vina.
Kenapa tidak, Vina hanya memakai bikini yg memamerkan payudara besarnya dan celana minipants yg benar2 mini dan tentu selain itu, aksesorisnya favoritnya, neck choker hitam berenda2 dg play besi yg menunjukkan kepemilikkan Vina ia kenakan dilehernya.
Vina duduk di angkot sambil menggandeng dan menyandarkan kepalanya pada mbah Parto, benar2 memamerkan siapa pria yg memilikinya.
Beberapa remaja terlihat tergiur menatap payudara Vina, dan beberapa perempuan terlihat jengah saat melihat perut Vina. Supir angkot seperti yg lalu, melirik2 Vina, dan lagi2 dimarahi penumpang perempuan supaya fokus. Vina tertawa kecil saat itu terjadi.
Tak hanya di angkot, saat diklinik juga orang2 kaget melihat penampilan Vina. Vina bs mendengar kata seperti "Cewek murahan" atau "Lonthe" dibisikkan oleh wanita2 diklinik. Vina mengacuhkan kata2 itu, mereka tak tahu kondisi Vina dan Vina yakin mereka tak akan bs bertahan menghadapi apa yg Vina hadapi. Tp selama tak ada yg melakukan kekerasan fisik pada Vina, ia bs mengacuhkan orang2 yg berpikir negatif kepadanya.
Beberapa pria terlihat memegang hpnya dan dg sembunyi2 memfoto Vina. Inipun Vina sudah acuhkan, dirumah pembantu, Vina tak jarang disuruh berpose sexy dan difoto oleh ketiga pembantu selain mbah Parto. Mungkin foto2nya sudah menyebar didunia maya skrg sehingga tak ada gunanya menghindari kamera hp yg memotret kondisinya skrg ini.
Setidaknya Vina merasa lega karena dokter yg memeriksanya tak mau bertanya banyak setelah menyadari Vina tinggal dirumah pak John. Vina ditawari untuk melakukan ultrasound untuk mengetahui jenis kelamin anaknya. Mbah Parto lah yg antusias ingin tahu sehingga ia dg senang hati menerima tawaran itu.
"Mmmm... Wah, sepertinya anak... Nyonya perempuan", kata si dokter sempat tak yakin harus memanggil Vina apa.
"Wah bagus dok!! Moga aja cantik kyk ibunya. Klo laki2 ntar malah kyk saya", kata mbah Parto sambil tertawa.
"Iya kek", kata si dokter dg senyuman yg dipaksakan
Vina tersenyum, ia berharap hal yg sama dan anaknya nnti secantik dirinya. Meski begitu Vina penasaran, hidup macam apa yg akan anaknya hadapi nanti, terlebih dg ibu yg sudah benar2 menjadi pemuas nafsu dan ayah pembantu tua jelek seperti ini.

 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd