Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tawaran Kehangatan dari Istri Kakak Ipar

Wangikehidupan

Guru Semprot
Daftar
13 Nov 2016
Post
539
Like diterima
2.168
Bimabet
Tawaran Kehangatan dari Istri Kakak Ipar

Daftar Isi
Awal Petualangan I ............................. 1
Awal Petualangan II ............................. 6
Malam Kedua ......................................... 8
Kado Ulang Tahun ................................ 10
Rumah Sakit, Ruang Kelas 2 ............. 11
Jendela Rumah Tetangga .................. 11
Bulan Puasa I .......................................... 13
Bulan Puasa II ......................................... 14
Bulan Puasa III ........................................ 14
Di Hotel Itu I ........................................... 14
Di Hotel Itu II .......................................... 15
Saksi Mata I ............................................. 16
Saksi Mata II ............................................ 17
Sang mengintip I ................................... 17
Sang Pengintip II ................................... 18
Sang Pengintip III .................................. 21
Lapangan Terbang I .............................. 23
Lapangan Terbang II ............................. 25
Handuk Kecil Berwarna Biru .............. 27
Berkencan di Ruang Belakang I ....... 29
Berkencan di Ruang Belakang II ...... 31
Kehujanan di Hutan Kota I ................. 32
Kehujanan di Hutan Kota II ................ 33
Dan Akhirnya ........................................... 34


I. Awal Petualangan

Langit membiru. Matahari bersinar cerah. Burung-burung hinggap di pepohonan yang teduh untuk kemudian terbang kembali dengan jeritan mereka yang riuh. Pagi ini begitu indah, menimbulkan gairah untuk menjalani aktivitas hari ini.

Mengikuti jadwal rutinitas pagiku, maka saat ini aku membawa ember plastik di tangan kanan sedangkan di tangan satunya ada ember kecil berisi perangkat mandi dengan handuk menggantung di leher. Kutuju kamar mandi yang berada di halaman belakang rumah.

Kehidupan tahun tujuh puluhan memang belum senyaman masa kini. Karena keterbatasan anggaran, keluargaku dan keluarga kakak ipar membangun kamar mandi bersama di halaman belakang, berdempetan dengan bagian belakang rumah kakak ipar.

Bangunan kamar mandinya terbilang sederhana. Hanya bagian lantainya yang terbuat dari batu bata, sedang dinding kamar mandi berupa seng dimana ruang wc terpisah dari kamar mandi. Untuk sarana air bersih, air harus diambil dari kambang, bahasa lokal untuk menyebut kolam penampungan air, yang berada jauh di sisi lain halaman belakang rumah kakak ipar. Jadi, bila mau mandi atau berak, kami harus mengambil air terlebih dulu dari kambang dan baru membawanya ke kamar mandi. Sungguh ketidaknyamanan tingkat tinggi.

Langkahku menuju kambang untuk mengambil air terhenti di teras belakang rumah kakak iparku karena di sana kutemui istri kakak iparku sedang duduk didepan seember besar rendaman pakaian kotor. Cantik sekali dia pagi ini. Wajahnya yang basah dengan keringat terlihat begitu natural, sangat seksi di mataku.

Mataku bergeser ke bawah karena, untuk menghindari daster yang dikenakannya basah akibat air cucian, istri kakak iparku mengikatkan bagian bawah dasternya ke pinggangnya, sehingga pahanya yang putih susu dapat kunikmati.

Menjadi tidak karuan detak jantungku saat membayangkan jemariku mengelus paha itu atau saat aku mengecupinya penuh birahi.

Istri kakak ipar menghentikan kegiatannya, menyeka keringat yang jatuh di pipinya. Saat merapikan poni rambutnya yang jatuh menutupi wajahnya, barulah ia sadar kalau ada aku yang berdiri didekatnya sedang memperhatikannya. Istri kakak iparku menatap aku dan hanya tersenyum, tapi, tentu saja, membuat aku gelagapan karena tertangkap basah menonton kecantikannya.​

"Amir kenapa?"Istri kakak iparku menghadapkan duduknya ke arahku.

Oh ya, perempuan mungil itu memang memanggil nama kepadaku karena posisi aku yang adik iparnya meskipun usiaku jauh lebih tua.

Dan, Hei! Teriakku dalam hati kala dia, seperti mengabaikan kehadiran aku didepannya, mengangkat dasternya tinggi-tinggi lalu menguakkan kedua pahanya, sehingga dengan jelas dapat kulihat pangkal selangkangannya yang menghitam. Meskipun hanya melihat sekilas, karena istri kakak iparku langsung mengatupkan kembali selangkangannya dan menutup kembali dasternya, jakunku menjadi naik turun dengan cepat, adik kecil di selangkangan berontak dan mulai menggeliat.

"Aamiir...."Suara itu membangunkan aku dari keterpesonaanku terhadap area sensitif milik istri kakak iparku itu.

"A-a-a..,"tergagap aku. Tak mampu menjawab karena aku belum mampu melepaskan momen keindahan selangkangan tadi.

Alamak! Nafasku mendenguskan birahi dan imanku makin goyah manakala, entah disengaja atau tidak oleh istri kakak iparku itu, tangannya menyelinap masuk ke dalam daster dan menggaruk areal selangkangan miliknya itu.

"Gatel,"ucapnya santai, tapi menimbulkan efek yang maha dahsyat bagiku yang masih terpesona dengan semua kelakuannya. Jantungku menggemuruh kencang.

"Bulunya belum sempat di cukur, sudah panjang, jadi gatel,"lanjutnya lagi.

Fantasiku semakin liar mendengar ucapannya. Gemetar tubuh ini membayangkan bulu-bulu ikal itu menumpuk menutupi lembah basah yang memanjang indah di selangkangan itu, membayangkan, dengan mempergunakan mulut, aku memainkan bulu-bulu ikal itu.

"Lupa pakai celana dalam, Amir."Tanpa diminta ia berucap lagi,"Semalam suamiku minta jatah."

Sialan sekali perempuan ini, pikirku. Apa maksud dia menceritakan semua ini kepadaku? Tapi, yang pasti birahi ini menggejolak tak mampu kutata lagi. Ingin aku mendekatinya, untuk ikut menggaruk selangkangannya, dengan kemaluanku pastinya, tapi, untung saja aku masih sadar kalau kami masih di luar rumah, masih bisa jadi tontonan para tetangga.

Sekarang dia merendahkan punggungnya untuk mengambil baju cucian yang ada diember didepannya, sehingga dapat aku lihat dua gundukan daging dibalik dasternya memanggil aku untuk meremasnya.

Sambil tetap merundukkan punggungnya, wajah itu terangkat dan ada senyum mengajak di wajah istri kakak iparku. Spontan aku melangkah mendekat. Lupa aku jika kami masih berada di luar rumah. Yang aku ingat, aku ingin sekali lagi melihat keindahan selangkangan itu, ingin memeluknya dan meremas payudaranya.

Tapi langkahku terhenti karena anak istri kakak iparku yang masih balita, yang sambil menangis muncul di ambang pintu, juga karena istri kakak iparku sudah berdiri untuk menyambut anaknya.

Sambil duduk di ambang pintu, istri kakak iparku memangku anaknya. Dengan santai, istri kakak iparku menurunkan tali dasternya. Saat itu aku hanya mampu menelan ludah, berkali-kali. Buah dada yang terpampang jelas itu terlihat sangat-sangat indah. Meski anaknya lima orang, tetapi buah dadanya masih ranum, bulat sempurna, dan begitu putih. Areal kecoklatan yang mengitari puncaknya tidak begitu luas, tetapi puting susu itu sangat menggoda. Dapat kurasakan kelaminku memanas.

Mengabaikan dengus nafasku yang memberat dan tatapan lapar mataku, istri kakak iparku menjejalkan puting susu ke mulut anaknya. Dengan lahap anak itu mengemut puting susu itu, sementara tangannya menyelusup masuk ke daster ibunya untuk membawa keluar gundukan bukit kenyal satunya. Sambil, tetap menyedoti susu ibunya, anak balita itu, tanpa bersalah terhadap aku yang tersiksa, memainkan butiran coklat yang ada di gunung lainnya membuat bibir ini berkejap-kejap siap menanti kesempatan untuk ikut menyusu, membuat jemari ini pun gatal ingin ikut memainkannya sehingga terjatuh ember yang sejak tadi aku genggam.

Dengan kaget istri kakak iparku melihat ke arahku yang tadi menjatuhkan ember. Hanya tersenyum dia melihat aku yang mematung dengan mata melotot mengarah ke kedua gundukan daging miliknya, membiarkannya menjadi santapan mataku, membuat jakunku naik turun dan adik kecil di selangkangan menggeliat-geliat.

Lama aku menikmati keindahan buah dada yang menggayut indah sampai sang anak melepaskan puting susu ibunya, turun dari pangkuan ibunya, dan menarik tangan sang ibu. Masih tetap melempar senyum mengajak ke arahku, istri kakak iparku merapikan pakaiannya sehingga dua gundukan daging kenyal nan putih lenyap dari pandangan. Ia berdiri dan menggendong balita beruntung itu.​

Sambil menatap aku, ia berucap,"Nanti malam saya tunggu."

"A-apa?"tanyaku kurang faham.

"Saya tunggu nanti malam. Pintunya tidak dikunci."

Aku diam coba mencerna ucapannya.

"Jangan lupa nanti malam."Istri kakak iparku menghilang bersama anaknya.

Aku masih diam mematung. Lama. Masih tidak percaya aku mendengarnya. Nyatakah ajakan itu? Akhirnya kuputuskan untuk meninggalkan tempat itu dan berjalan menuju kambang untuk mengambil air untuk mandi. Biarlah waktu yang akan membuktikan kebenaran undangan istri kakak iparku. Apakah ia akan menolak saat aku mendatangi rumahnya, saat aku menjelajahi tubuh telanjangnya?​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd