agan dan suhu semua, silahkan menikmati lanjutan ceritanya...
“jangan didalam dek, please…jangan didalam, gw belum siap dek” desah dewi. Saya pompakan terus junior saya dalam memeknya dan tidak berapa lama tubuh dewi terlihat berkelojotan lagi dan kakinya gemetar dengan kuat sekali sampai-sampai posisi tubuhnya tidak tertopang lagi oleh kakinya dan saya harus memegang pinggulnya agar tidak terjatuh. “aargghhh dek…gw sampe lagi, bangsat benar lo dek! Enak banget…” erang dewi. Cairan kenikmatan dewi menetes melewati pahanya dan selang beberapa saat, saya cabut junior saya dan dewi berjongkok dihadapan junir saya dan mulai mengocoknya dengan akselerasi tinggi dan mengarahkan junior saya ke dadanya. Junior saya terasa seperti mau meledak dan muncratlah sperma saya dengan 6 kali semprotan ke dada dewi yang indah itu. “oughhh tuan putri saya keluar…arrghhhh” erang saya dengan penuh kenikmatan. “dek…elo kuat banget yah, gw ampun dah kalo kaya gini” ucap dewi dengan terengah-engah menikmati desahan terakhirnya. Saya perhatikan di paha saya ada bercak darah yang agak banyak. “ehhh tuan putri beneran masih perawan yah?” tanya saya. “lah..kan gw udah bilang ke elo dek? Masa elo ga percaya sama gw? Jawab dewi. Saya hanya mengernyitkan kening saya sambil berpikir “waduh gawat neh…harus berurusan dengan anak guru debus neh sekarang”.
Setelah membersihkan diri sebentar, dewi beranjak keluar kamar kecil karena handphonenya berbunyi dan ternyata kakaknya yang menghubunginya untuk menanyakan keadaannya. Dewi terlihat berbincang serius di telepon pada saat saya mendekatinya dan meremas susunya dengan lembut. Dewi mendelikkan matanya kearah saya dan berusaha menyingkirkan tangan saya. Saya tidak peduli, dan mulai mengangkat t-shirt yang dia kenakan dan mulai menjilati bagian puting susunya dengan lembut. Puting dewi terasa mengeras dan nafasnya mulai terengah-engah. Dewi berusaha mendorong kepala saya menjauhi dadanya tapi tidak berhasil. “dek, jangan bercanda lo ah…nih kakak gw sama cowok gw yang telpon ntar ketahuan gimana?” bisik dewi sambil menutup bagian microphone pada hpnya.
Saya cuek saja dan terus melanjutkan jilatan saya ke pusarnya. Saya turunkan lagi celana yang baru saja dia kenakan setelah pertempuran di kamar kecil tadi dengan perlahan-lahan, terpampanglah celana dalam putih berenda yang dia kenakan. Dengan sedikit paksaan saya turunkan juga celana dalamnya dan saya lihat konsentrasi dewi makin kacau berbincang dengan cowoknya. Nafasnya yang mendesah makin terdengar jelas saat saya memainkan jari saya pada bibir memeknya. “A…udah dulu yah, kepala wi sakit banget nih. Wi tutup saja telponnya yah” ujar dewi. Dari suara yang terdengar, sepertinya cowok dewi agak marah mendengar ceweknya mau menutup telepon cepat-cepat. “serius neh a’a…aku lagi sakit, lagian kamu kan ga peduli sama aku” sambil mendesah lirih karena memeknya saya kerjain.
Jari saya semakin nakal dari mengusap bibir memeknya sekarang berpindah mengusap-usap lubang anusnya. Lidah saya pun tidak tinggal diam, saya mulai menjilat dan menyelipkan lidah saya di memek dewi. Memek dewi terasa basah kembali, cairan memeknya terlihat sampai meluber keluar. Saya mendengar suara agak lain di telepon dewi, wah itu suara kakaknya gumam saya dalam hati. Makin iseng lidah saya, saya arahkan ke kelentitnya dan dewi tampak tidak kuat lagi menopang tubuhnya yang sebelumnya terduduk hingga akhirnya rebah di ranjang rawat inap klinik ini. Kaki dewi mengangkang lebih lebar dengan sesekali pinggulnya bergoyang memutar dan maju mundur. Saya masukkan jari saya kedalam rongga memeknya dan dewi terlihat menegang menandakan dia mencapai puncaknya kembali karena kocokan jari saya yang kecepatannya makin bertambah. Bunyi berkecipak di memek dewi terdengar dengan jelas seiiring dia menutup mulutnya agar tidak mengerang dengan keras. Tangan kanannya masih menggenggam hp dan tangan kirinya menekan kepala saya agar tetap berada di selangkangannya. Matanya mendelik kearah saya merasakan kenikmatan yang begitu dalam. “A’a udah yah…dewi mau istirahat, salam ke abah dan yang lain, bilang dewi baik-baik saja” ucapnya lirih menahan erangan nikmatnya. Setelah telepon ditutup, dewi langsung menjambak rambut saya, “dek, elo mulai kurang ajar yah…gw kan lagi telepon!” geram dewi ke saya. Saya hanya memandangi wajahnya dan melanjutkan jilatan lidah saya ke memeknya. “dek…udah dunk, gw ga kuat lagi dek” desah dewi. Saya merangkak kehadapan wajah dewi dan mulai menciumi bibir dewi dengan mesra. Lidah kami saling berpagutan, desah nafas dewi makin terasa lebih berat. Dewi bangun dan mendorong tubuh saya tiba-tiba, saya agak kaget dan menyangka dewi berniat menyudahi pertempuran ini. Ternyata dia merubah posisinya dengan mendorongku agar rebah diatas ranjang dan dia menduduki junior saya.
jangan lupa komen agan dan suhu yah...lanjutannya sampai akhir, saya usahakan posting hari ini