Aku adalah seorang mahasiswi yang kuliah di PTN yang cukup bagus. Dari dulu aku tidak terlalu tertarik kepada lawan jenis. Aku menyangka kalau aku adalah biseks, namun temanku yang bisa mikroekspresi mengatakan kalau aku adalah lesbian. Dia juga mengatakan kalau selama ini aku memaksakan diri untuk tertarik kepada lawan jenis (pria). Aku sangat shock mendengar pernyataan temanku itu. Memang selama ini aku punya banyak teman pria dan tidak canggung saat berinteraksi dengan mereka. Tapi dengan teman perempuan aku merasa agak risih dan tidak suka kontak fisik dengan mereka.
Bersamaan dengan itu, aku sadar kalau aku punya perasaan lain kepada seorang teman sekelasku (cewek). Bisa dikatakan aku dan cewek itu tidak dekat. Karena aku orangnya agak cuek dan tidak peduli, biasanya dia yang terlebih dahulu menyapaku. Dia juga suka menjahiliku. Ada saja ulahnya yang membuatku kesal, seperti diam-diam merekam ekspresi konyolku saat aku panik kemudian di post di snapgramnya, atau pun menyentuhku (dia tahu kalau aku benci sentuhan). Secara umum, kami berinteraksi hanya saat dia menjahiliku dan saat kami terlibat tugas kelompok. Dia punya gengnya sendiri, sedangkan aku sering bermain dengan teman-temanku yang rata-rata cowok.
Jujur, aku sedikit kesulitan mengontrol sikapku padanya. Aku sering merasa was-was saat mencuri pandang ke arahnya. Aku takut teman-temanku yang lain menjadi curiga. Aku juga berusaha keras untuk menahan diri agar tidak tersenyum saat ia menyapaku dan tidak membalasnya saat ia menjahiliku.
Pernah suatu waktu, tanpa sebab yang jelas, tiba-tiba dia (dengan nada bercanda) menebak bahwa aku menyukainya dan melarangku untuk melakukan hal itu. Katanya, dia adalah milik suaminya di masa depan. Tentu saja aku menyangkal tebakannya itu dan mengatakan kalau dia terlalu percaya diri.
Sejak saat itu aku semakin dingin kepadanya. Akhir-akhir ini aku lebih sering mendekati salah seorang teman priaku sehingga kami disangka berpacaran oleh teman-teman di kelas. Sikap dia (cewek yang aku sukai) juga agak berubah kelihatannya. Dia sekarang agak jarang menjahiliku lagi, dan saat aku mendekat ke arahnya dia mengabaikanku seolah asik berbicara dengan teman satu gengnya. Aku pun pernah mendengar langsung dengan telingaku sendiri, dia berbicara dengan temannya. Dia seolah mempertanyakan tujuanku mendekati teman priaku itu dengan nada yang agak sinis.
Kira-kira, apa yang harus aku lakukan untuk mengatasi masalah ini? Jujur, aku tidak nyaman terjebak perasaan bodoh ini. Namun aku tidak bisa menghilangkan perasaaanku begitu saja. Hampir setiap hari kami bertemu, jadi sulit bagiku untuk melupakannya. Aku sangat berharap aku bisa menyukai pria lagi dan melupakannya.
Bersamaan dengan itu, aku sadar kalau aku punya perasaan lain kepada seorang teman sekelasku (cewek). Bisa dikatakan aku dan cewek itu tidak dekat. Karena aku orangnya agak cuek dan tidak peduli, biasanya dia yang terlebih dahulu menyapaku. Dia juga suka menjahiliku. Ada saja ulahnya yang membuatku kesal, seperti diam-diam merekam ekspresi konyolku saat aku panik kemudian di post di snapgramnya, atau pun menyentuhku (dia tahu kalau aku benci sentuhan). Secara umum, kami berinteraksi hanya saat dia menjahiliku dan saat kami terlibat tugas kelompok. Dia punya gengnya sendiri, sedangkan aku sering bermain dengan teman-temanku yang rata-rata cowok.
Jujur, aku sedikit kesulitan mengontrol sikapku padanya. Aku sering merasa was-was saat mencuri pandang ke arahnya. Aku takut teman-temanku yang lain menjadi curiga. Aku juga berusaha keras untuk menahan diri agar tidak tersenyum saat ia menyapaku dan tidak membalasnya saat ia menjahiliku.
Pernah suatu waktu, tanpa sebab yang jelas, tiba-tiba dia (dengan nada bercanda) menebak bahwa aku menyukainya dan melarangku untuk melakukan hal itu. Katanya, dia adalah milik suaminya di masa depan. Tentu saja aku menyangkal tebakannya itu dan mengatakan kalau dia terlalu percaya diri.
Sejak saat itu aku semakin dingin kepadanya. Akhir-akhir ini aku lebih sering mendekati salah seorang teman priaku sehingga kami disangka berpacaran oleh teman-teman di kelas. Sikap dia (cewek yang aku sukai) juga agak berubah kelihatannya. Dia sekarang agak jarang menjahiliku lagi, dan saat aku mendekat ke arahnya dia mengabaikanku seolah asik berbicara dengan teman satu gengnya. Aku pun pernah mendengar langsung dengan telingaku sendiri, dia berbicara dengan temannya. Dia seolah mempertanyakan tujuanku mendekati teman priaku itu dengan nada yang agak sinis.
Kira-kira, apa yang harus aku lakukan untuk mengatasi masalah ini? Jujur, aku tidak nyaman terjebak perasaan bodoh ini. Namun aku tidak bisa menghilangkan perasaaanku begitu saja. Hampir setiap hari kami bertemu, jadi sulit bagiku untuk melupakannya. Aku sangat berharap aku bisa menyukai pria lagi dan melupakannya.