Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Terkikis waktu, terhempas keadaan

Status
Please reply by conversation.
PART5~

habis juga akhirnya kopi yang sedang aku nikmati, lepas berasama bayang-bayang yang dari kemarin menghantuiku melulu. setengah jam aku dibilik kantin ini, karena bosan sendirian kuputuskan untuk kembali kekelas lagi, lagian kalau kembali kekelas juga bakalan aman pak kanda kan sedang tidak masuk.

"bi nih uang kopinya" aku menyodorkan uang kepada si bibi kantin

"cepet amat teng ga kaya biasanya, mau kemana lagi emang?" tanya sibibi

"kekelas lagi lah bi, bosen juga sendirian disini" jawabku pada si bibi

"yasudah sana belajar yang rajin, sebentar lagi kamu kan UN" kata si bibi yang mengingatku tentang un

"yasudah aku kekelas ya bi"

aku pergi melangkah menuju kelas dengan menendang setiap botol yang kutemui dijalan. tanpa sengaja botol yang aku tendang mengenai salahsatu guru, namun kali ini akan lebih panjang lagi urusannya karena yang aku tau beliau adalah guru BK.

"aduh mampus gue" gumamku karena beliau melihat kearah ku.

"kamu sini!" ucapnya memanggilku.

kuhampiri beliau dengan langkah yang kubuat sesantai mungkin agar beliau mengira bukan aku orang yang telah menendang botol itu kepadanya.
setelah kami berhadapan ku cium punggung tangan kanannya untuk menghormati beliau sebagai guru disekolah ini.

"kamu yang nendang botol ini ya?" tanya beliau sambil menunjukan botol yang ku tendang tadi

"emmmm bukan bu, mungkin ibu salah orang kali" ucapku mengelak dari tuduhannya.

"ah mana mungkin, ibu liat ko kalau kamu yang menendang botolnya" ucapnya

"sial beliau tau lagi kalau gue yang nendang botol itu" ucapku dalam hati

"lagian kamu bukannya belajar malah keluyuran" ucapnya

"aku sedang tidak ada guru bu"

"bohong, sekarang pelajaran siapa biar ibu antar kamu kekelas!" ucapnya yang tidak percaya

"sekarang dikelas saya pelajaran pkn bu gurunya pak kanda, ayo kalo ibu ga percaya kita cek saja ke kelas" aku berusaha meyakinkannya

"kamu ini melawan saja, berarti kamu anak kelas 9J yah, hmmm kebetulan tolong panggilkan ivan suruh temui ibu di BK"

"lah ibu nyari saya, emangnya ada apa bu?" aku bertanya karena penasaran beliau sedang mencariku

"aduh ko pas ya, pantes keliatan kalau kamu ini memang anak nakal" ucapnya "ayo kamu ikut ibu sekarang ke BK" sambung beliau yang menyuruhku untuk mengikutinya keruang BK

beliau mulai berjalan dan aku mengikutinya dari belakang dengan fikiran yang penuh tanda tanya aku tak bersuara sedikitpun. setelah sampai di ruang BK beliau membuka pintu dan kulihat didalam ruangan ada amel yang sedang menangis didampingi mayang sekertaris kelas ku.
aku masuk kedalam, beliau menyuruhku duduk dikursi yang berdampingan dengan amel.

"apa ini ivan yang kalian maksud?" tanya bu mia ke amel dan mayang

"iya bu bener ini orangnya, dia yang bikin temen ku nangis!" mayang berbicara sambil menatapku yang sedang kebingungan.

"tunggu bu, ko jadi aku yang di salahkan sih?"

"kamu udah salah masih aja nanya, sekarang cepet kamu minta maaf sama amel" perintah bu mia yang telah duduk dikursinya yang menghadap kearah kami

aku baru tau nama beliau mia setelah melihat papan nama yang berada dibaju seragamnya.

"ko aku sih bu yang minta maaf, sumpah bu aku ga bikin amel nangis loh" aku berusaha meyakinkan bu mia karena aku memang berada diposisi yang benar kali ini

"kamu ini, tadi sudah nendang botol gak mau ngaku, sekarang sudah bikin nangis si amel tetep gak mau ngaku juga huh?" bu mia menatapku dengan sorot mata yang tajam, entah kenapa nyaliku ciut sekarang dibuatnya.

"iya bu maaf kalau yang nendang botol itu memang saya, tapi saya berani sumpah kalau saya ga bikin amel nangis" aku masih tetap pada pendirian ku yang tidak merasa telah membuat amel menangis

"tuh ngaku kan sekarang kalau yang nendang botol itu kamu!" ucapnya

gila masuk perangkap bu mia juga akhirnya aku, segera aku meminta maaf kepadanya agar masalah ini tidak dibuat menjadi panjang lebar. karena yang aku dengar dari murid-murid yang pernah masuk BK dan berhadapan langsung dengan bu mia mereka akan dapat hukuman yang sering tidak masuk akal. contohnya si ucok, dia pernah dituduh mencuri pulpen milik temannya namun ketika dia dinyatakan tidak bersalah akhirnya ucok mendapat hukuman juga membuatnya harus menulis kata maaf dalam kertas hvs dan harus full.

"tunggu apalagi, ayo minta maaf" ucap mayang yang kesal padaku

"loh ko jadi kamu yang nyuruh sih may?" tanya bu mia kepada mayang yang membuat mayang tersenyum malu

"kamu mau minta maaf atau ibu hukum hormat tiang bendera seharian huh!" bu mia dengan nada tegas

mendengar hukuman yang akan diberikannya jika aku tidak meminta maaf membuatku harus menurut apa kata beliau. kufikir taada salahnya juga jika harus meminta maaf kepada amel, walaupun aku tau amel nangis bukan karena aku.

"yasudah mel aku minta maaf" ucapku mengulurkan tangan agar dapat bersalaman dengannya.
amel tak menjawab, dia masih terus menangis yang entah karena apa sebabnya aku juga tidak tau.

"amel kamu mau memaafkan si ivan?" tanya bu mia kepada amel, yang hanya dijawab anggukan saja oleh amel.

"yasudah kalau sudah saling memafkan, sekarang ibu akan ganti hukuman buat kamu ivan" ucap bu mia

*deg* seketika jantungku testentak mendengar bu mia yang akan tetap munghukum ku walau sudah meminta maaf kepada amel

"loh ko masih kena hukuman sih bu, aku kan sudah minta maaf sama amel" aku memperjuangkan diriku yang telah divonis bu mia akan mendapatkan hukuman darinya

"kamu protes mulu, mau ibu tambah lagi hukumannya menjadi lebih berat" ucap bu mia kesal padaku

"iya engga bu, terus apa hukumannya?" tanya ku

"nanti pulang sekolah kamu bersihin itu wc khusus cowo, ibu lihat disana banyak puntung roko, pelastik bekas minuman, dan botol aqua" ucap bu mia menjelaskan hukuman yang diberikannya untuk ku

"ah sudah kalau begitu aku pamit" ucap ku yang pasrah menerima hukuman.

"hey ivan mau kemana kamu, dasar anak tidak sopan" ucap bu mia yang melihat ku meninggalkan ruang BK tanpa mencium tangannya terlebih dahulu

aku tidak perduli lagi sekarang dengan apa saja yang bu mia akan katakan padaku, aku melangkah menuju kelas yang tak lama amel dan mayang mengikuti ku dari belakang. jarak ku semakin dekat dengan kelas, namun ketika aku mau masuk kedalam ruangan bel istirahat berdering, kulihat ugoy berlari kearahku dari dalam kelas.

"teng lo udah ke ruang BK?" tanya ugoy

"kita ngobrolnya dikantin aja goy" jawabku yang kemudian pergi kekantin bersama ugoy, melewati amel dan mayang yang akan masuk kedalam kelas.

"lo udah ke BK kan teng?" ugoy kembali bertanya

"iya udah, gara-gara si amel gue jadi kena hukuman bu mia"

"hih itu bukan karena si amel teng, jadi tadi si mayang yang maksa amel ke BK" ugoy menjelaskan

"ah sial si mayang, emang salah gue apa coba sama si amel. dia nangis pun gue ga tau karena apa" aku masih merasa kesal pada siamel terlebih pada simayang karena mereka berdua penyebab aku jadi dapat hukuman

"si amel nangis setelah ngobrol sama lo pas dibangku tadi" ucap ugoy memberitau

"lah emang si amel kenapa pake neangis segala sih?" aku penasaran sekarang

"ya gue juga gak tau" jawab ugoy

tak terasa kami pun sudah samapai dikantin, kami ikut bergabung dengan anak-anak yang lain yang sedang gaduh dibilik kantin.

"ada apaan sih pada ribut punk?" kata ugoy kepada si punk yang berdiri memegang selembar kertas

"nih lo baca aja sendiri" punk menyodorkan kertas itu agar ugoy membacanya

aku tak mau ikut-ikutan ribut karena selembar kertas, kuhampiri si udin yang sedang duduk dibale

"din pulangnya lo duluan aja sama anak-anak" ucapku pada udin

"lah emang kenapa lo ga mau pulang bareng gue lagi teng?" tanya udin

"engga bukan gitu din, gue lagi dihukum bu mia" ucapku menjelaskan

"hah bu mia yang guru bk itu teng? yang kalau ngasih hukuman suka seenaknya saja" ucok yang mendengar ucapanku ikut bergabung kedalam obrolanku dan udin

"iya cok, kayanya gue lagi sue hari ini" ucapku pada ucok

"emang lo dihukum apa teng, pasti disuruh nulis dikertas hvs kan?" ucap ucok yang mencoba untuk menebak

"lebih parah lagi kali cok" jawabku

"emang hukumannya apaan, kali aja gue sama anak-anak yang lain bisa bantuin lo teng" udin menawarkan bantuan

"gue disuruh bersihin wc cowo din, engga usah lebih baik lo pulang duluan aja kebescamp bareng anak-anak" ku tolak penawaran udin karena merasa tidak enak jika mereka harus membantu

"yasudah kalai lo emang ga mau di bantu" ucap ucok

"yasudah lo kalau mau pake motor gue pake aja, biar nanti gue nebeng si ugoy kebasecampnya" ucap udin "nih kunci motornya" udin menyodorkan kunci motor miliknya

"tapi isi bengsin ya teng, nanti uang lo gue ganti dibasecamp" perintah udin

"iya sip tenang kalau itumah" jawabku

"anjing ga terima gue kalau begini caranya!" ucap ugoy heboh sendiri

kini semua mata yang ada dibilik memandang ke arahnya, ugoy pun memandang kami yang sedang memperhatikannya.

"masa porak buat kelas 7 sama kelas 8 doang, kelas 9 ga boleh ikut" ucap ugoy menjelaskan maksudnya kepada kami

"oooohhh" semua serempak setelah mendengar penjelasan ugoy

dibilik ini aku bisa melupakan sejenak hukuman yang harus aku jalani usai pulang sekolah, karena mereka aku bisa melupakan masalah itu.
aku merasa mereka adalah sumber kesenanganku, mereka mampu membuat aku senang jika sedang susah dengan candaan yang beragam.
mungkin benar jika aku menilai mereka lebih dari sodara kandung, pasalnya mereka selalu ada dalam keadaan apapun, berani menanggung resiko ketika salahsatu dari kami sedang dalam bahaya.
disaat kami sedang asyik bercanda dibilik kantin, oja yang baru datang ikut bergabung dengan kami. oja ini adalah pentolan dari kelas A dia juga yang menjadi rider buat regu kelas depan, dia datang bersama asep jablay dari kelas E yang memang mereka berdua seperti sudah satu paket sejak lahir pasalnya mereka berdua selalu barengan kemana saja dan dimana saja.

"kalian udah baca pengumuman di mading?" tanya oja pada kami

"udah ja, emang kenapa?" aku balik bertanya kepada oja

"kalo gue mah sama anak-anak kelas depan pada ga terima kita ga boleh ikutan porak" jelas oja

"kita juga sebenarnya ga terima ja, ya mau gimana lagi" timpal aconk

"si dani udah tau?" asep bertanya karena melihat dani tidak ikut kumpul bersama kami

"belum sih, si dani gak masuk sekolah blay dia lagi jenguk pamannya yang sakit di cianjur" ugoy menjawab pertanyaan asep

"coba deh kasih tau sama kalian, soalnya kami dari regu depan mau ajak join kalian" asep mengutarakan maksudnya sekarang

"emang lo mau ngajakin join apaan sep?" aku yang penasaran bertanya pada asep

"jadi gini, nanti pas hari minggu malamnya kita dateng aja kesini buat rusakin tiang gawang yang dipake buat porak" oja mengambil alih jawaban yang aku tanyakan pada asep

"caranya?" aconk yang penasaran pun ikut bertanya

"ya kalian bawa gergaji besi lah, aku sama anak kelas depan ancurin satu tiang gawang, kalian regu belakang ancurin tiang gawang yang satunya lagi" oja menjelaskan rencananya itu dengan serius

"gimana teng?" asep jablay bertanya tentang pandapatku

"setuju" jawabku singkat

"bagus deh kalau begitu" ucap oja

bel masuk sudah berdering kembali pertanda kami harus segera masuk kedalam kelas masing-masing untuk melanjutkan pelajaran jam terakhir yang ditambahi pemantapan.
kami semua membayar jajanan yang telah kami ambil dari kantin dan lalu pergi menuju kelas masing-masing.
setelah berada didalam ruangan kelas tak lama guru jam pelajaran terakhirpun masuk, beliau adalah pak usep guru bahasa indonesia, entah kenapa setiap beliau menjelaskan tak ada satupun yang mampu aku cerna didalam otak setiap kata yang keluar dari mulutnya hanya akan membuat aku ngantuk hingga ketiduran dikelas, namun walaupun aku sering ketiduran beliau tidak pernah memarahiku tapi beliau menandai namaku diabsensi sebagai anak yang selalu tidur dikelas sebagai gantinya.
begitupun untuk hari ini, ketika beliau mulai menjelaskan pelajaran aku juga mulai dengan kebiasaan ku yaitu tidur dalam pelajaran beliau.

"kebiasaan ini anak kalau pelajaran pak usep pasti tidur" ucap ugoy padaku yang belum benar-benar terlelap.

setelah mendengar ucapan ugoy tadi aku tak mendengar lagi suara didalam kelas ini, hanya mimpi yang menemani ku sekarang sebelum akhirnya bel pelajaran terakhir berdering.

"teng bangun udah bel nyet" ugoy mencoba membangunkan ku

"hemmm cepet amat si goy belnya" jawabku

"bukan belnya yang cepet, tapi lo tidurnya kaya kebo" ucap ugoy mencelaku

"haha sialan lo, oh iya gue lupa gue kan ada hukuman sekarang" aku teringat dengan hukum yang bu mia beri untukku

"yaudah sana lu pergi bersihin wc haha" perintah ugoy yang diiringi tertawa sangat puas atas nasib malang yang menimpaku saat ini

"gila lo goy, kalau sekarang mah gue malu kali, sekola masih rame gini" protesku karena kalau jam segini sekolah masih belum sepi, banyak murid mengambil motor diparkiran yang letaknya dekat wc cowo.

"terus kapan lo mau mulai?" tanya ugoy

"30 menit lagi, setelah sekolah bener-bener sepi dan gurupun sudah pada pulang" jawab ku

"yasudah terserah lu aja deh, gue pulang duluan ya teng kasian si udin pasti udah nunggu di parkiran"

"yaudah sana lo pulang, emang ngapain masih disini mau bantuin gue bersihin wc?" tanyaku bercanda

"isssh sori yah gue gak mau" ucapnya yang lalu pergi

"sialan lu anak babon"

setelah kurasa sekolah sudah benar-benar sepi, aku baru keluar dari kelas menuju wc untuk membersihkannya.
samapilah aku diwc, kulihat memang sudah tersedia alat kebersihan mulai dari sapu, pengki, sikat lantai, soklin lantai dan pengharum ruangan.

"emang niat nih bu mia ngasih hukuman" gumamku

kumulai aktivitas dengan menyapu setiap sampah agar bersih sebelum menyikat lantainya yang sudah licin karena jarang dibersihkan. saat sedang asyik menjalani aktivitas hukuman aku mendengar langkah kaki dari arah belakang yang mulai mendekat kearahku.
saat ku tengok kebelakang, benar saja ada seseorang yang berdiri disana.

"walaupun nakal tapi kamu punya rasa tanggung jawab juga ya" ucap bu mia

"eh ibu aku kirain siapa" setelah ku jawab akun pun melanjutkan aktivitasku lagi dengan diawasi beliau

"siapa nama mu aku lupa lagi?" bu mia bertanya dengan menyebut dirinya sendiri hanya dengan kata aku bukan ibu

"ivan bu"

"kalau udah selesai bersihinnya, kamu temui aku diruang BK"

"oh iya baik bu" aku terus melanjutkan hukumanku itu agar cepat selesai

ah sudah 2 jam aku membersihkan wc ini, sekarang wc sudah bersih tinggal aku semprot menggunakan pengharum ruanganpun hukuman ku telah selesai.
namun mengingat pesan bu mia yang menyuruh ku untuk menemuinya di ruang bk rasanya akan ada hukuman tambahan yang akan diberikannya lagi untuk ku.

"sial, ko jadi gini ya urusannya" gumamku dalam hati setelah beres menyemprotkan pengharum ruangan.

aku bereskan semua alat-alat yang tadi ku pakai, kemudian aku menyimpannya lagi di tempat semula.
setelah kurasa selesai semua tidak ada yang terlewat satupun aku segera berjalan untuk menemui bu mia di ruang bk.

*tokk..tokk...tookk..* ku ketuk pintu ruang bk yang tertutup
setelah kulihat bu mia membuka pintu beliau menyuruhku untuk masuk kedalam ruangan bk

"ada apa ya bu, apa masih ada hukuman lagi?" tanyaku yang memulai percakapan kami

"ah tidak van, aku cuma mau ngasih ini sama kamu" jawabnya menyodorkan uang satu lembar berwarna biru

"apa maksudnya ini bu?" aku bingung dengan maksud bu mia

"sudah diterima saja, ini buat imbalan kamu karena sudah membersihkan wc" bu mia menjelaskan

"ah tidak usah bu, saya hanya menjalakan hukuman saja" aku tidak menerimanya karena aku bukan tukang bersih-bersih sekolah

"udah diterima saja, lumayan kan buat beli es" ucapnya

"engga usah bu, uang saku ku masih ada ko kalau buat beli es" lagi-lagi aku menolak

"yasudah kalau kamu gak mau, oh iya kamu pulang naik apa?" tanya bu mia

"kalau sekarang aku sih naik motor bu" jawabku

"isshh ko jawabannya pake kalau, emang biasanya kamu suka naik apaan?" bu mia bertanya dengan pertanyaan yang mengarah kepada kebiasaan pribadiku

"kalau biasanya sih aku suka naik angkot bu, cuman sekarang aku lagi dikasih pinjem motor sama temanku" jawabku menjelaskan pada bu mia

"oh gitu ya, kalau begitu aku nebeng pulang sama kamu ya van" pinta bu mia yang ingin ikut nebeng

"lah emang ibu gak bawa motor?"

"sudah kamu jangan banyak tanya, pokonya sekarang aku pulang ikut nebeng sama kamu" jawab bu mia yang gaya bahasanya sekarang seperti bukan guru dan murid

aku tak bisa menolaknya karena dia guruku, aku dan bu mia pun segera berjalan menuju parkiran motor untuk segera pulang, namun kali ini aku harus mengantarkannya dulu pulang sebelum aku sendiri pulang ke bescamp.
setelah berada diparkiran aku segera mengambil motor dan memacunya ke arah bu mia yang sedang berdiri menunggu dibawah pohon luar parkiran.
disepanjang jalan aku tida berani untuk menegeur bu mia karena takut ada yang salah dengan ucapan ku.

"ko kamu diem aja sih van, kamu ga ridho aku ikut pulang bareng kamu?" tanya bu mia yang membuka percakapan

"ee.. engga bukan begitu bu, aku hanya takut jika aku nomong ada yang salah dengan ucapanku" ucap ku gugup

"gapapa kali van santai aja, lagian jangan panggil ibu ini kan diluar sekolah dan jam pelajaran" ucapnya memperotes

"terus?" tanyaku singkat

"panggil saja aku mba, muka kamu mirip adik kandung ku van" ucapnya dengan nada parau seperti menahan tangis

"loh ko bu, eh mba mia malah mau nangis sih?" aku yang bingung dibuatnya jadi serbasalah

"gapapa ko van, kamu mirip adiku aldi yang sudah meninggal 3 tahun yang lalu" ucapnya menjelaskan, saat ku lihat spion dan kupandangi wajahnya ternyata bu mia menangis

"kelakuannya pun sama sepertimu" sambungnya yang menyeka air mata karena beliau tahu aku sedang memandang wajahnya yang sedang menangis tanpa suara

"eee.. mba.. aduh gimanaya aku jadi bingung ini" aku kikuk menghadapi situasi yang seprti ini, harus ku akui aku tak punya pengalaman dalam hal menenangkan wanita.

"mba kita berehenti dulu dikios depan sana ya, kita istirahat dulu biar mbak nya tenang" aku menunjuk jariku ke arah kios pinggir jalan

tak ada respon dari mba mia hanya saja aku menganggap nya bahwa dia menyetujui ajakan ku, ku parkirkan motor dibahu jalan didepan kios lalu kami berdua turun untuk duduk dibangku kios.
aku tak memaksa mba mia bercerita lebih tentang andiknya yang kebetulan mirip dengan ku, hanya saja ia mulai bercerita lagi yang membuat aku bersimpati untuk mendengarkan ceritanya dan darisini aku tahu semua tentang mba mia.

"aku pengen pulang sekarang van" ucap mba mia yang sudah tenang sekarang

"yasudah tunggu ya mba, aku mau bayar dulu"

"jangan!" ucap mba mia, "biar aku yang bayar" sambug mba mia yang lalu membayar

ku lanjutkan laju motor ini ke arah rumah mba mia, yang jaraknya sudah dekat dan sebentar lagi samapai. benar saja kita sudah sampai didepan rumah mba mia.

"wih rumahnya gede ya mba" ucap ku kagum

"ah biasa aja kali van, kamu mampir dulu yu kedalem"

"gausah mba lain kali saja, soalnya aku sudah ditunggu yang punya motor" sebenernya ini hanya alasan ku saja, karena merasa tidak enak jika harus mampir dulu walaupun diajak yang punya rumah untuk mampir

kamipun berdebat kecil, aku yang kekeuh ingin pulang sedang kan mba mia tetap melarangku pulang sebelum mampir. akhirnya mba mia mau mengalah dan memperbolehkan aku untuk segara pulang.

"yasudah kalau kamu ga mau mampir dulu, tapi janji ya lain kali harus mampir"

"iya mba lain kali aja ya, aku janji pasti bakal mampir

kemudian aku pamitan kepada mba mia untuk segera pulang, karena kulihat langit sedang mendung kali ini aku takut jika harus kehujanan ditengah jalan, setelah mba mia mengiyakan kupacu sepeda motorku menuju bescamp yang memang jaraknya cukup jauh dari sini, perlu waktu 40 menit dari sini ke bascamp, itupun kalau jalannya tidak macet.
dijalan aku ingat pesan udin yang menyuruhku untuk mengis bensin motornya, ku arahkan motor masuk kedalam pom yang terlihat hampir sepi karena cuma ada beberapa motor saja yang antri untuk isi bensin.
setelah selesai ku pacu lagi sepeda motor dengan mengebut karena langit sudah semakin gelap. karena motor yang ku bawa pun ngebut dan jalanan tidak macet akhirnya aku bisa sampai bascamp dengan cepat.

saat ku buka pintu utama bescamp betapa terkejutnya aku bahwa ada amel disana sedang asyik memegang botol minuman dengan keadaan setengah sadar karena mabuk.
kuhampiri amel yang tengah asyik bersama salahsatu temanku yaitu si udin yang sama-sama mabuk.

"amel!" bentakku pada amel

"ada apaan sih van, duduk sini jangan bikin kacau kita lagi happy ini" ucap amel dengan suara yang sudah tak karuan lagi karena mabuk

"siapa yang ngajarin amel minum kaya gini huh?" ucapku pada amel

"gaada ko teng sumpah, gue ga ngajarin siamel kaya gitu" ucap udin yang tanpa diminta langsung menjelaskan

"din kenapa ga lo larang si amel buat minum huh?" kini aku bertanya pada udin

"gue udah larang van, tapi amelnya aja yang maksa yaudah kita minum aja bareng-bareng" jawab udin tanpa berdosa dibawah pengaruh alkohol

*uuuooooo* amel muntah dilantai,
segera ku jauhkan botol minuman itu darinya agar tidak diminum lagi olehnya
aku gendong amel dari depan untuk membawanya kedalam kamar.

"kamu tidur disini ya mel" ucapku yang telah merebahkan amel di kasur lantai

"hemmm mana minuman ku tadi van?" tanya amel kepadaku

"stop kamu jangan minum lagi, kamu sudah terlalu banyak minum sekarang kamu tidur!" aku membentak amel bukan karena aku benci kepadanya, hanya saja aku menyayanginya jika dia harus minum seperti ini

"kamu jahat van.. kamu jahat.. hiksss... hikkkssss..." kini amel menangis namun aku tak menghiraukannya.

aku segera pergi keruangan tengah untuk membantu siudin yang sama sedang muntah seperti amel tadi. mdmang benar jika keadaan lagi tepar liat orang muntah kita juga bakalan ikut muntah. ku bantu dia untuk berdiri dan berjalan kearah tiker yang ada diruang tengah ini kemudian ku rebahkan badan udin diatas tiker.

"teng maafin gue ya" ucapnya seperti orang mengigau

"udah lo lupain aja, sekarang lo tidur biar ga muntah lagi" aku menjawab ucapan udin barusan

aku membereskan bekas mereka minum, kuhitung sudah hampir 4 botol minuman yang mereka habiskan, udin sudah menghabiskan 2 botol dan tinggal 1 botol lagi yang kini tersisa setengah. sedangkan amel 1 botol yang isinya tinggal seperempat lagi. entah kenapa saat aku membersihkan botol-botol bekas ini aku merasa hatiku sangat remuk, melihat orang yang kusayangi akhirnya harus mencoba minuman setan ini, kini air mataku jatuh tak tertahankan lagi.
setelah semuanya rapi aku segra menghampiri udin dan mengambil hp miliknya yang ada disaku jaket yang dipakainya, segera ku hubungi teman ku ugoy untuk datang kesini.

"yasudah lu cepet ya, gue gabisa ngurus 2 orang sekaligus dalam kondisi kaya gini" ucap ku sebelum mengakhiri telepon

"oke gue puma kesana" jawab ugoy

(puma adalah istilah gaul dari gerak cepat ketika seseorang dipanggil untuk datang).
aku menanti kedatangan ugoy diambang pintu utama basecamp yang sengaja ku buka , kunyalakan sebatang roko untuk meringankan beban ku sekarang. tak lama ugoy yang ditunggu pun datang dengan sangat cepat dari dugaanku.

"lo abis nangis teng?" tanya ugoy setelah kami bersalaman

"e-ee... engga ko goy" kujawab dengan gugup

"alah udah keliatan kalau lo abis nangis, yaudah gue ngurus si udin dulu ya" ucapnya yang kemudian masuk kedalam untuk mengurusi udin yang sedang tepar diruang tengah akupun mengikutinya karena harus mengurus amel yang sama-sama sedang tepar didalam kamar.

aku dan ugoy punya tugas masing-masing, ugoy yang menunggu udin untuk sadar dan begitupun aku yang menunggu amel sadar. sekitar pukul 8 malam ugoy masuk kedalam kamar memberitahuku bahwa dia akan mengantar udin yang sudah sadar dari teparnya.

"motornya simpen disini aja, dia pulang dibonceng pake motor gue" ucapnya

ku bantu ugoy untuk membopong udin agar dapat berjalan keluar tanpa digendong.

"yaudah lu hati-hati ya bawa motornya, jangan ngebut"

"siap komandan" jawab udin

saat mereka telah pergi meninggalkan halaman kostan, aku segera masuk lagi untuk menemani amel yang masih belum sadar dari tidurnya. sekarang sudah jam 10 malam amel belum juga sadar, aku yang merasakan kantuk merebahkan badan disampingnya berharap pagi akan segera tiba dengan sinarnya yang akan membuat amel segera sadar.
entah berapa lama aku tertidur, kudengar suara amel yang kembali muntah.

*uuuuuooooo.. uuuoooooo*
segera aku bangkit untuk menolong amel yang sedang muntah.

"ini jam berapa?" tanya amel yang mulai tersadar

"ini masih malam mel, tanggung jika kamu mau pulang sekarang" jawabku

"tapi ibuku pasti khawatir kalau aku tidak pulang" ucapnya getir

"aku tadi sudah sms ibumu pake hp kamu, aku bilang kamu menginap dirumah mayang" ucapku menjelaskan

amel memeluk ku sangat erat, hingga nafasku terasa sedikit sesak karena pelukannya ini. amel menangis sejadi-jadinya didalam pelukkan ku.

"maafin aku van"

"kamu gak salah apa-apa mel" jawabku

"aku kecewa dengan reza yang sudah menikah"

"kamu sudah tau?" tanyaku dengan tangan mengelus punggungnya agar dia sedikit tenang

amel hanya mengangguk menjawab pertanyaan ku itu.

"kubunuh sireza nanti" ucapku sesumbar

"jangan van, aku gak mau kehilangan kamu lagi"

mendengar ucapannya aku jantungku seperti berhenti berdegub, aku terdiam karena ucapan amel yang takut jika harus kehilangan ku lagi.

"bukan kamu yang dulu meninggalkan aku"

"aku menyesal, dan benar apa katamu dulu" ucapnya "aku telah meninggalkan bajingan demi keparat seperti reza" sambung amel dengan masih menangis

"lupakan ucapan ku yang dulu"

setalah itu amel diam begitu juga dengan ku, kita sama sama tak bersuara kali ini.

"aku masih sayang sama kamu mel" ucapku dalam hati
kubelai rambut amel, ku kecup keningnya lalu menyeka setiap aliran airmata dipipinya menggunakan tangan kanan ku.
setelah amel berhenti menangis, kurbahkan tubuhnya dan kupeluk tibuhnya dalam posisi kami yang sama-sama tidur dikasur lantai.
kami saling menatap sebelum akhirnya kami memejamkan mata kami masing-masing.

"i love you bajingan" ucap amel masih tetap terpejam

*muachh* kuciumi bibir amel dan tak melepaskannya agar kami tertidur malam ini dengan tetap berciuman didalam pelukkan tubuh kami yang hangat.

keesokan harinya aku merasakan ada yang hilang dari dekapan ku.
"amel ya amel" ucapku dalam hati.
aku segera bangkit dan mencari amel keruang tengah, kudengar ada suara guyuran air didalam kamar mandi, segera ku hampiri amel yang sedang mandi.

*tokk..tokk..tokk.." kuketok pintu kamar mandi yang tertutup itu dari luar

"ya van ada apa?" suara amel yang bertanya dalam kamar mandi

"mel kamu mandi, emang nya bawa handuk?" aku balik bertanya kepada amel.

"oh iya aku lupa, terus bagai mana ini van?" tanya amel

"ah sudah lah kamu juga sudah terlanjur basah" jawabku

"van kamu mau mandi juga?" amel kembali bertanya

"iya sih cuman kamu kan juga lagi mandi"

"sini bareng aja mandinya sama aku van"

"yaudah buka dong pintu kamar mandinya"

*ceklek* terdengar suara kunci didalam kamar mandi yang disusul dengan terbukanya pintu kamar mandi.

"katanya mau mandi bareng, tapi ko kamu udah pake baju lagi?" tanyaku pada amel

"hihi ngarep ni ya, mandi aja sana sendiri" ucap amel yang berlalu meninggalkan ku dikamar mandi

karena aku sudah terlanjur bernafsu, ku kocok saja burungku sendiri dikamar mandi. setelah selesai ku guyur tubuhku dan segera memakai pakaian ku lagi untuk menemui amel diruang tengah

"van udah siang ini, aku pulang yah" ucap amel

"bentar biar aku anter kamu pulang" aku menarik tangan amel yang sudah mau bangkit dari duduknya

ku ambil kunci motor yang disimpan didalam kamar, kemudian kembali lagi untuk mengajak amel pulang.
disepanjang jalan amel memeluk tubuhku dari belakang dan menyandarkan kepalanya di punggungku

"mel kamu ga tanggung jawab loh" ucapku pada amel

"yey emang salah ku apa coba?" amel bertanya seperti sedang bingung mengingat kejadian tadi

"kamu bikin aku ngocok sendiri haha, itu salah mu" aku menjelaskan pada amel

"hihi lain kali aja ya van, aku bantu kami biar ga ngocok sendiri" ucap amel "aku janji" sambungnya

takterasa kami sudah sampai depan rumah amel, aku segera pamit untuk pulang kerumah sekarang, karena sudah 2 malam aku tidak pulang kerumah.

"kamu hati-hati dijalan ya van" ucap amel

"iya mel, aku pulang ya" ucapku yang kemudian pergi diiringi lambaian tangan amel.


UPDATE HU.
Maaf jika ceritanya tidak menari, dan mari saja kita baca cerita ini bersama-sama.
ane tunggu pendapat para suhu dimari.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ada 3 wanita nih, pacar dani, bu guru sama Amel. Cicipin semua gan, bajingan tapi berhati lembut. Di tunggu next ny gan..

engga hu ane mikir kalau ngegoyang guru itu ga baik haha peace haha

Asyik ni h om@pandi69 ceritanya.
Jangan dibikin kendor yo om pandi69...

siap ingsaalloh ya om haha

Loh ko ceritanya tidak menari...kagak ada joget jogetnya :ngupil:

:pandaketawa:

haha nanti kita sewa orgen keliling om biar kita goyang bersama haha

Amel balikan sama Ateng
Keren hu

ahaha belum balikan hu baru ingin haha

Mantap .... Ane suka banget ....
Semangat om @pandi69 ... Jangan pake rem ... :beer:

siap om suhu, panutan ane nih haha

Hanya satu kata mantab hu di tunggu kelanjutannya

siap om tar ane lanjut lagi ceritanya hehe
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd