Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT TEST

TEST

02 In Harmonio



"Makasih ya pak, hi hi hi irena mau beli ah..."

Mmm, namanya Irena, noted.
Nama yang hampir2 mirip ini dengan Arini, aneh saja soalnya, dengan wajah dan suara yang sangat mirip Arini, kenapa nama pula nyerempet atau nyaris sama ya ?
Entahlah, yang pasti aku kok berasa buru2 habisin bakso dan es kelapa mudanya ya ? Tepat sebelum Irena beres memesan bakso ke mang Bakso, aku sudah berdiri dan keluar area jajanan di taman kompleks.

Entah kenapa ada rasa sesak di dada melihat Irena tadi, seolah aku terbanting dan rebah terkapar saja. Pekerjaan dengan Anton membuatku teringat masa lalu, dan masih bisa kuatasi, namun pertemuan dengan Irena tadi seolah menghempaskanku pada kesadaran aku ini orang yang tak diinginkan oleh kekasih, dibuang dan ditendang begitu saja.

Entah kenapa dengan penyebutan nama yang mirip, wajah yang mirip serta sikap dan tutur kata bahkan suara yang mirip seolah itu Arini yang sedang menendangku jauh. Entah kenapa seolah malah ingatan kejatuhanku yang jadi terkuak, bukan manisnya hubunganku dulu dengan Arini.

Aku benar2 takjub dengan langkahku sendiri yang seolah menyelinap menghilang dari pandangan Irena, hampir tak kupercaya aku bertindak seolah penakut.

Secepatnya aku pulang dan masuk rumah, mengemasi pakaianku dan segala keperluanku. Memasukkan semuanya ke bagasi mobilku, mengechek segala persiapan dan kemudian aku keluar rumah setelah mengunci semua pintu.

Aku entah bagaimana tanpa aku sadari, dengan tiba2 meringkaskan rencana perjalananku ke Bali yang seharusnya baru besok pagi aku jalani.

Pertemuanku dengan Irena seolah pertemuan dengan hantu masa laluku dan aku seolah terhipnotis untuk segera pergi menghindar sejauh2nya.

Ya...
Perjalananku ke Bali ini memang sudah aku rencanakan setelah kelar semua tanggung jawab profesiku. Aku sudah melakukan persiapan disela2 stressnya kepalaku memikirkan pekerjaan.

Sesuai kebiasaanku, setiap pusing karena pekerjaan aku selalu malakukan pengalihan dengan merencanakan balas dendam berupa jalan2 entah kemana dan itu selalu aku siapkan diantara waktu2 istirahatku memikirkan pekerjaan.

Mengatur rumah supaya siap ditinggal.
Membersihkan halaman.
Menata buku dan lemari.
Mengepak baju dan segala keperluan.
Dan seluruh persiapan bekal makanan dan minuman juga rokok.
Apa saja.
Asal dapat pekerjaan yang membuat stress aku selalu begitu.

Apalagi kali ini memang aku berniat menghilang sementara ke balinatau mana saja mobilku mengarah nanti.
Aku entah mengapa seolah teringat lagi masa2 masih bersama Arini, yang sekarang sudah menjadi Istri Anton.
Ada rasa tak rela.
Ada amarah yang meledak2.
Tapi aku harus fokus agar secara profesional pekerjaanku selesai.

Mengalihkan kemarahan dan keputusasaanku, aku mempacking seluruh keperluanku untuk menghilang.
Seluruh bajuku.
Laptop dan macam2 keperluan ku.
Aku sudah packing.

Seolah dalam hati aku berkata, habis ini aku menghilang jauh entah kemana.
Yang pasti aku ga akan nongol lagi sampai lama.
Dan pengalihanku berhasil !!
Aku bisa fokus bekerja kembali dan akhirnya selesai.

Rencananya istirahat barang sehari baru pergi.
Awalnya begitu.
Jalan2 santai sebentar di perumahanku baru menghilang besok.

Ya benar, rencananya baru besok aku pergi jalan2, awalnya begitu, sampai aku bertemu Irena...

Rupanya, Irena mengacaukan pikiranku.
Aku terpaksa pergi sekarang.
Entah kemana.
Tak penting itu sekarang.
Yang pasti aku harus pergi.
Menghilang dari kejaran memori masa lalu.

Selamat tinggal rumahku, aku akan lama pergi.


***

Lolos Cipali aku melanjutkan perjalanan lewat tol hingga ke Semarang, rasa capek mulai menyergap.
Sudah saatnya istirahat, Semarang menjadi destinasi utama. Masuk kota semarang, aku check in ke Hotel Santika.

Aku hanya memngeluarkan tas punggung kecilku yang berisi peralatan mandi dan baju ganti cuma sehari ini dan besok. Da cuma istirahat sejenak kok.

Setelah masuk kamar, makan siang menjelang sore aku lakukan di dalam kamar melalui room service, ya aku ga mau repot2 kemana2 soalnya.
Makan, mandi dan tidur pulas.....
Itulah yang rencananya aku akan jalani hari ini.

***

Ternyata...
Aku bangun jam 9 malam, jalan2 di simpang lima nyari makanan enak....
Kenapa simpang 5 ?
Simpang 5 memang luar biasa, pusatnya keramaian di semarang lama lah...
Di simpang 5, malam2 juga masih saja ramai.
Makanan tetap banyak yang dijual.
Itulah kenapa. Aku memilih simpang 5.

Selain soal makanan...
Aku butuhnya makan disini ya biar enak merokok lah.
Di Hotel...?
Beuh malasnya kalau disuruh kesana sini seolah diusir kalau mau merokok.

Aku sebenarnya cuma nongkrong sendirian sambil merokok dan minum wedhan jahe sih....
Ga lama di simpang lima, cuma 2 jam penat juga. Kembali ke Hotel dan rebahan.

Malamun sendiri mereview hidup selama ini yang entah bagaimana rasanya aku benar2 jadi sendiri.
Lontang lantung sendiri.
Selalu menghindar, apalagi dengan orang2 yang dulu pernah bertemu dengan Anton atau Arini.
Itulah masalahnya.

Arini adalah teman sejak SMA dulu di kota Bandung, jadian kala kuliah, sama2 kuliah negeri di Bandung, aku di ganesha, Arini di Dipati Ukur.

Anton teman S2 di bandung, dia lulusan Negeri juga, di Jakarta.
Otomatis, hampir semua temanku itu kalau ga teman Arini ya teman Anton lah.

Itulah kenapa aku seolah dengan menghindar ini jadi tercerabut dari komunitas kawan2 lamaku.
Benar2 kaya sendiri.

Keluargaku lepas bapak pensiun tinggal di Banyuwangi.
Bukan apa, aku anak termuda, kakak2ku juga sudah pada menikah, jadi Bapak dan Ibu merasa pengen balik ke kampung halamannya, sambil merawat dan menemani nenek yg sudah usia lanjut.

Rumah bapak di Bandung sudah dijual dan srolah dipindahkan ke Banyuwangi dengan membeli rumah tetangga nenek.

Bapak dan Ibu jadi tinggal bersebelahan dengan nenek. Nenek dari Ibu di sebelah kiri rumah dan nenek dari Bapak di sebelah kanan rumah.

Ha ha ha...
Ya, Bapak dan Ibu sebenarnya tetangga dekat dulunya, cuma kehalang satu rumah saja. Jadi pulang ke Banyuwangi itu bukan rencana asal2an. Sejak dulu mereka memang merencanakan pulang ke Banyuwangi.

Bali menjadi destinasi berliburku ya gara2 itu juga, soalnya bagaimanapun aku pengen menjenguk keluargalah.

Aku mulai melakukan surfing internet untuk mencari info destinasiku di Bali.
Hingga pukul 1 dini harilah menghilangkan kejenuhan dan agar lepas dari godaan mengenang masa lalu.

Mmm...
Ada macam2 lokasi yang menurutku menarik. Aku catat sebagai informasi awal saja, nanti biarlah aku pikirkan lagi.
Saatnya tidur.


***

Pagi ini benar2 malas aku bangun, entah kenapa baru kerasa pegel2 nya badan ini seminggu berjibaku dengan pekerjaan dilanjut nyupir sampai ke Semarang, bukanlah main2 capeknya.

Cuma kemaren rasanya masih tertahankan, pagi ini barulah aku merasakan sakitnya pinggang dan punggung belum lagi lengan dan kaki...
Beuh gila bener ini...
Sudah jam 8 pagi rupanya dan aku masih belum siap untuk sekedar turun dari tempat tidur.

Tetapi perutku benar2 tak ada kompromi, meraung2 minta diisi.
Terpaksa aku turun dari tempat tidur dan ke kamar mandi, mengisi bak mandi (bathtube) dengan air panas, menunggu penuhnya sambil membuang hajat...

..

Gila....
Nyaman betul berendam di kala badan remuk redam.
Mmm lumayan berkurang rasa pegel2 ku dan rasanya badan juga lebih segar.
Beruntung aku memilih kamar yang ada bathtube nya, meski mahal lah, tapi srbanding dengan kenyamanannya.

Ada setengah jam aku berendam, rasanya benar2 nyaman.
Hampir2 aku tidur kalau saja perutku tak meraung2 lagi...
Ha ha ha, panggilan alam yang wajar sih, soalnya perutku memang lagi berwatak jahat. Hampir setiap aku stress mintanya diisi terus.

Jam 9 lebih dikit aku tiba di restoran hotel. Setelah konfirmasi kamar aku mulai melihat2 makanan yang tersaji.
Waktuku tak banyak sih memang, soalnya batas sarapan ya hanya sampai jam 10, tapi cukuplah...

Pengunjung yang ada tinggal sedikit karena sudah siang kali ya, atau memang karena bukan masanya liburan atau alasan lainnya, yang pasti bersamaku hanya ada 4 orang saja, itupun 2 diantaranya sepertinya bukan orang Indonesia.

Aku mengambil makanan pembuka utama dan penutup sekaligus, biar ga bolak balik, juga minuman segala.
Baru setelah itu aku duduk manis menikmati hidangan di mejaku sendirian...

Mmmm...
Benar2 lezat hidangan yang aku makan, luar biasa rasanya, aku menikmatinya sambil sedikit merem melek.
Ciri khasku kalau menjumpai makanan enak selalu aku nikmati secara benar kalau perlu diresapi.

"Eh pak yang kemaren, boleh Irena duduk disini..? "

GUBRAK....

Tiba2 aku terkejut, benar2 terkejut mendengar suara yang seolah sangat menakutkan.
Kursiku terpental jauh dan aku terjatuh saking kagetnya mendengar kata IRENA

Mataku nanar melihat sosok Irena hadir di depanku tepatnya diatasku da aku lagi ngegelosor di lantai sambil bengong, mana kuah sop sebagian tumpah ke bajuku...

Aku pertama jelas lihat kakinya napak ke lantai atau tidak. Bagaimana aku percaya ada kemungkinan bertemu dengan Irena secara kebetulan...


Image Irena​

Aku bengong....
Otakku benar2 ga bisa mikir lagi, bagaimana mungkin aku bertemu dengannya disini ?

Ada rasa takut, ada rasa cemas dan ada rasa tak percaya.
Bagaimana bisa ?
Dihitung dengan statistik model apapun kemungkinannya kami bertemu di ruang makan ini mendekati NOL.
Kalau melihat kakinya jelas dia bukan kuntilanak lah, apalagi ini siang, mana ada kuntilanak di siang hari ?

Lepas dari apapun, kondisiku benar2 mengenaskan, jatuh hampir terjengkang kursiku jumpalitan di sana, kaosku tersiram sop panas pula di depan gadis yang cantik mempesona memang bukanlah hal yang patut dibanggakan.

Gusti...
Malunya juga ngerinya itu lho....


***

Irena kulihat meletakkan piring dan gelasnya di meja, kemudian menghampiriku dan mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri...
Jelas sambil tertawa atau tersenyum lebaaar sekali kaya tertawa ditahan...

Tapi mana enak aku menyambut uluran tanganku. Jelas ga enak lah, ga kenal ini.
Lalu aku berusaha berdiri sendiri.
Tapi rupanya kuah sop yang tumpah tadi membuat lantai licin...
Lagi2 aku kepeleset dan jatuh berdebum...

GUBRAK....

Aku terjatuh lagi lebih mamalukan karena hampir saja kepalaku kejedot lantai.
Para waiter yang tadi sudah merapat dan membetulkan kursi yang terlempar tadi akhirnya ramai2 menolongku berdiri.

Aku pucat jelas pucat saking malu dan terkejutnya, tapi juga saking aneh dan takutnya melihat Irena dihadapanku tersenyum sambil menutup mulutnya...
Mungkin agar suara tawanya tak terdengar.

Tiba2 ada rasa ngeri di dada, kok bisa ada kejadian ini ya ?
Mana mungkin. ?
Aku harus kabur ini.

Cepat2 aku keluar dari restoran diikuti dengan pandangan kaget Irena, menuju resepsionis dan kemudian ke kamar keluar hotel.

Memacu mobilku masuk ke tol semarang surabaya....
Aku benar2 panik...
Aku stress dan kaget luar biasa...
Seolah aku bertemu dan diikuti olah hantu...

Gila...
Ini sungguh gila
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd