Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT TEST

TEST

04 Khayalan Tingkat Dewa


Kami diam seribu bahasa di dalam lift, tanpa suara tanpa kata2, silent...
Entah kenapa aku memilih tak banyak bicara, aku memang ingin tahu kenapa hal ini terjadi dan bukan menghindarinya, aku bertekad menghadapi semua peristiwa peristiwa kebetulan yang datang bertubi kali ini....
Namun aku memilih diam saja, pasif dan menjalani yang akan aku alami....

Biarlah semua berawal bukan dariku...
Da memang itu sytle ku, aku type penyabar yang akan selalu sabar menunggu dan menunggu semua yang dihadirkan oleh takdirku....

Arini dulu juga yang berinisiatif nembak aku, bukan apa itu semua karena aku memang tak punya bakat bersosialisasi awalnya.
Sejak SMA aku selalu duduk di pojok kelas diam dan membisu, tak ada secuil keinginan untuk ikut nimbrung obrolan kawan2.

Aku capek.
Iya itu semua karena aku capek, sekolah buatku adalah istirahat.
Bapakku pegawai rendahan dengan gaji kecil yang menghadirkan konsekuensi logis buatku untuk juga "bekerja" sepulang sekolah.
Apa saja aku kerjakan, yang pasti ada, iyalah mengerjakan jahitan borongan makloon (makloon itu semacam jasa menjahit yang khusus dibuat untuk pakaian atau pernak pernik kebutuhan macam lap, sarung bantal, tutup galon air minum dll dsb, kalau juga ga paham ya googling saja dengan kata kunci makloon)

Kadang aku lembur sampai jauh malam kalau borongan makloon membludak, cuma ini datangnya ya ngga setiap hari sih. Kadang aku mengerjakan borongan ngecat, entah tembok pagar besi atau apa saja dari mang Ujang karib ayahku yang pemborong. Mang Ujang seolah kerabat kami kedekatan dengan ayahku ya terjalin sejak jaman aku belum lahir, bahkan sebelum bapakku menikah.

Ada satu lagi sahabat ayahku, pak Tarmidi, yang merupakan juragan barang bekas atau juragan rongsokan. Beliau asli tasik sedesa malah dengan mang Ujang, entah kenapa satu dipanggil pak satu dipanggil mang oleh Ayahku yang pasti panggilanku mengikuti cara ayah memanggil mereka.

Ya sepulang sekolah kadang aku mengangkuti barang2 rongsok, awalnya iseng saja gara2nya ya sekolah pas aku kelas 2 mengganti pagar sekolah dan bangku2 sekolah yang mulai rusak. Pak Suaib kepala sekolah bingung membuangnya maka aku sarankan di jual ke rongsok saja.

Entah bagaimana kisahnya, yang pasti memang pal Suaib dekat denganku yang sejak nasuk sekolah selalu rangking satu. Aku sendiri diperlakukan seolah anak beliau, da beliau memang tak memiliki anak. Awal kisahnya ya gara2 aku suka mau disuruh2 olehnya dan setiap bertemu selalu salim (cium tangan tanda penghormatan kepada yg dihormati ajaran keluargaku)

Ternyata, pak Tarmidi mau memborong barang2 bekas itu, ada satu truk kali ya dibawa atau dibeli oleh pak Tarmidi. Aku ? He he he dapat komisi lumayan lah. Dari pak Suaib dapat, dari pak Tarmidi dapat.
Sebenarnya sungkan sih, aku juga sudah jujur kalau dari pak Suaib dapat komisi atau macam uang lelah, tapi pak Tarmidi maksa, da uang ini, ya diambil lah.

Nah semasa SMA itu, Widuri dan Arini selalu sekelas denganku, kalau aku duduk di pojok kiri belakang, Widuri dan Arini dipojok kanan depan, he he he jauh ya...
Ujung dengan ujung...
Makanya kami jarang komunikasi.
Paling saling lihat dan tersenyum..

Kalau itu hampir setiap harilah.
Apalagi dengan Widuri yang jarang keluar kelas saat istirahat, sama denganku alasannya sih, capek...
Cuma capek dia berkelas sih he he he...
Aku capek nguli, dia capek show atau pemotretan dan sebagainya di dunia glamour.
Coba gimana aku ga minder sama Widuri.
Aku jarang menyapa ya karena minder sajalah, merasa ga level dan tahu diri. Perbedaan kami terlampau jauh.

Cuma, Widuri itu gadis yang sangat baik saat SMA dulu, tak sombong dan suka tersenyum, terbukti kala kami cuma tinggal berdua. Sama2 istirahat Widuri selalu duduk menghadap kepadaku...
Tersenyum manissss sekali...
Tatap matanya entah bagaimana suka membuatku kalut tak tentu...
Seolah ada bintang gemintang disana...

Kadang, dia menghampiriku sambil membawa buku, untuk minta aku ajari karena di jam itu dia ijin ada kegiatan di luar, atau karena dia tak mengerti bagian itu...
Jadilah Widuri hampir tiap jam istirahat berdua denganku...
Sejak kelas satu ?
Ya nggak lah...
Sejak kelas 3...

Karena sejak kelas 3 itulah dia sibuk dengan dunia modelling...
Kalau aku sibuk kerja ya sejak SMP lah...
He he he...

Sejak kelas 3 itulah aku memiliki hayalan tingkat dewa....
Berhayal memiliki kekasih Widuri...
Arini...?
He he he...
Dia benar2 anak horang kaya yang memang jauh dari anganku yg paling absurd untuk menjadi kekasihnya....
Lagipula arini memanglah top class dengan penggemar yang banyak....
Widuri juga sih sebenarnya, cuma yang dia minta mengajari nya ya aku.

Boleh dibilang, Arini dekat denganku ya gara2 Widuri ini....
Gara2 Widuri minta aku ajari dan nilai2nya melejit di semester 5, hampir dipenghujung masa kami di SMA...
Itulah kenapa di penghujung masa SMA aku dipaksa Arini mengajarinya di rumahnya...
Maksa2 banget, dan Widurilah yang dijadikan alasannya...

Alhasil, kami masa semester 6 itu belajar bersama di akhir jam pelajaran selama satu jam saja, awalnya bertiga saja, Aku, Widuri dan Arini.
Tak butuh waktu lama, setengah kelas ikutan semua...
Pak Suaib ? Makin senang beliau denganku, dimintanya kami semua belajar di ruang perpustakaan, kadang dijamu beliau...
Kadang nih kelas2 lain ikutan belajar....

Itulah kenapa angkatan kami, secara statistik merupakan anomali karena yang diterima di universitas atau institut negerinya melonjak drastis....
Budaya belajar diangkatan kami memang luar biasa...
Dan itu diawali dengan kami, aku dan Widuri...
Itulah kenapa khayalanku melambung tinggi, hampir setiap saat aku memimpikan Widuri menjadi pacarku...

Mimpi semata, tanpa action sama sekali...
Bahkan kala aku diterima sebagai mahasiswa pun masih sama...
Padahal kedekatan kami juga masihlah sama...
Yang menembakku adalah Arini....
Entah saking kebeletnya punya pacar dan yang available Arini...
Karena juga Widuri semakin ngetop diselingi gosip2 punya pacar artis pula, mimpiku jadi pacarnya meredup...
Jadilah Arini pacarku....

Awalnya begitu, lama kelamaan aku benar2 mencintainya...
Sangat mencintainya...
Witing tresno jalaran soko kulino...
Datangnya cinta karena saking seringnya ketemu dan sudah sangat mengenal....
Kira2 begitulah aku...

Lamunanku membawaku seolah tak sadar dengan Widuri yang mengamitku dan merebahkan kepalanya di bahuku...

Bahkan kala pintu lift terbuka, aku berjalan seolah sambil melamun mengikuti arahan langkah Widuri, hingga pintu kamarku...
Tak sadar kalau bajuku bagian pundakku basah...
Ada air mata Widuri disana....

Terkejut aku...
Kucari matanya, memang sembab tapi senyumnya merekah seolah embun pagi yang menyegarkan...


Image Widuri​

Entah kenapa, aku seolah punya keberanian lebih untuk membuat Widuri mengahadapku dengan memegang pundaknya...
Tanganku menyeka matanya yang sembab dan entah kenapa pula aku seolah punya cukup keberanian mengecup dahinya...
Mata Widuri kutatap membulat karenanya..
Ada sorot tak percaya dan terkejut...
Ada sorot sangat bahagia...
Airmatanya tiba2 menggenang...
Hampir menetes di pipinya semisal dia tak segera memelukku erat dan menangis di dadaku....

Isakannya tak jelas...
Tapi yang pasti dadaku membasah...
Kubelai rambutnya dan itu membuat isakannya semakin membahana...
Tubuhnya tergetar kala aku memeluknya dengan tanganku yang lain...

"Uri... Kartunya mana, yuk masuk ke kamarmu dulu... "

Widuri tetap memelukku, tapi tangannya diangkatnya sambil memegang kartu kunci pembuka pintu...

205 dan 207

Aku buka kamar 205 untuknya...
Kuantarkan sampai ke sofa di sebelah jendela kamarnya...
Masih dengan tetap memeluknya...
Agak lama sih...
Ada kalau 15 menitan aku memeluknya menangis di dadaku...
Hingga akhirnya dirinya bisa tenang...

Kemudian Widuri melepaskan pelukannya dan aku juga melepaskan pelukanku...
Tiba2 Widuri menyergap bibirku dengan bibirnya...
Melumatku seolah selama ini kehausan akan sebuah ciuman...


***


Aku jelas bukan anak SMA lagilah, Widuri pun juga....
Bukan mahasiswa lagi bahkan...
Teman2 kami sebagian sudah menikah dan punya anak bahkan...
Kami sama2 paham kalau ciuman ini diteruskan maka kami tak akan bisa menghentikannya lagi hingga tuntas semuanya...

Aku pasif, sebenarnya hanya ingin mengukur sampai dimana keinginan Widuri...
Kala lumatan bibirnya sudah semakin panas, lidahnya sudah menerobos masuk ke dalam mulutku...
Aku membara....!!!
What ever will be, will be...
I do what i have to do...
I'll take the lead...

Segera aku mengetatkan pelukanku...
Lumatan ku bukan lagi pasif...
Aku membalas dengan lebih panas...
Tanganku kemudian membelai punggungnya, tangan Widuri masih setia di leherku menarik kepalaku lebih dekat lagi...
Kami bertukar ludah salung menyedot seolah kehausan.

Lidah kami saling membelit di dalam mulut kami..
Tanganku bergeser lebih jauh kebawah mendekati pantatnya...

"Aassshh maassshhhhh...... "
Lenguhan Widuri terdengar sangat merdu kala tanganku menangkup pantatnyandan meremas2 kadang membelai pantat sekalnya yang masih dibalut celana jeans biru tua yang dikenakannya...

Tiba2 aku tersadar, segera aku melepaskan lumatanku dan merengangkan pelukan. Melihat wajahnya mencari sebuah pembenaran bahwa apa yang kami lakukan ini memang benar dan dia juga inginkan...

Kulihat mata yang luar biasa berbinar...
Sunyum yang luar biasa merekah bahkan basah, sangat basah...
Wajah yang luar biasa ayu dan penuh kepasrahan...

Kugeser tangan kananku dipantatnya menuju susunya yang mengkal yang sejak tadi menempel di badanku...
Kulihat matanya meredup terpejam dan bibirnya terbuka seolah siap aku lumat sekali lagi...

Fix...
Dia paham betul arahnya akan kemana ini semua...
Segera aku lumat lagi bibirnya perlahan saja sekedar lumatan yang ringan tanpa tekanan...
Tanganku sekarang bermain di dua kaki...
Satu dipantat, meremas2 nya dengan sedikit kasar...
Satu di dada, meremas susunya dari luar pakaiannya...

"Aaaaasshhhh maaaasssssshhhh"

Lenguhannya kali ini sungguh luar biasa merdu ditengah kepastian pasrahnya Widuri menyerahkan tubuhnya untuk aku nikmati dan dia juga menginginkan aku....
Satu2 tanganku membukai kancing bajunya sambil terus meremas pantatnya...
Tiga kancing baju terlepas, lanjut yang keempat...
Tampillah dadanya terbuka dengan masih ada bra disana....
Yang kemudian aku geser untuk bisa melihat keindahan susunya yang membulat, putih bersih mulus dengan putingnya yang sangat indah...
Luar biasa indah...

TOK TOK TOK
ROOM SERVICE....

Lemaslah sudah kami, segera Widuri mengancingkan bajunya merapihkannya segera, sementara aku melangkah mendekat ke pintu kamar, kemudian membukanya setelah kulihat Widuri telah merapihkan pakaiannya...

KLEK...

"Maaf pak kami mengantar tas2nya pak... "

"Oh silahakan pak, ini tas biar disini, sebentar ya pak, tolong ditaruh dekat lemari, sementara tas2 yang lain ayo nanti setelah meletakkan tas ini bapak ikut saya ke kamar sebelah pak..."

"Baik pak sebentar..... "

Setelah meletakkan tas Widuri dekat dengan lemari di kamar hotel, maka bapak yang membawa tas2 kami mengikutiku ke kamar sebelah, kamar 207 untuk menurunkan seluruh barang2ku...

Gila bener, bener2 diturunkan semuanya dari. Mobilku, dua troley semuanya, pantas ada dua orang yang membantu mengangkut barang2ku...

Aku garuk2 kepala jelasnya, ini barang2ku memang seolah pindahan rumah.
Waduh, gimana ini, kamarku penuh dengan tas2ku...
Perlu waktu agak lama buatku mengatur kamarku supaya tidak terlampau berantakan...

KRIIIING

Ada telpon berdering...
Aku mengangkatnya..

"Ya hallo...

Ha ha ha da gila ini semua diturunin hingga tas yg isinya baju kotor, kamarku kacau nih...

Ok bu ok..
Aku buka in pintu nya deh..

Siap bu siap... "

Widuri...
Dia ngomel2 merasa aku sangat lama, sehingga minta dibukain connecting door antara kamar kami.

KLEK

Begitu pintu kubuka, segera Widuri menerobos masuk dan berdiri terdiam melihat tumpukan tas2ku, matanya terbelalak dan mulutnya terbuka saking kagetnya kali...

"Gila bener bawaanmu Mas, ayo rapihin aku bantuin..... "

"Siap bu... Laksanakan he he he....
Ada gunanya ternyata pintu itu....
Ga perlu nyari pembantu aku... "

"Isssh dasar..... Iiih"

"Wadaoowwww.... Sakit bu...
Duh ya Uri, beneran kok dari dulu kaga pernah berubah cubitannya maut beneran nih.... "

Widuri kemudian dengan sangat sistematis merapihkan semua bawaanku menatanya di lemariku dan kemudian memisahkan baju2 kotorku dan memasukkannya dalam kantong loundry yang telah tersedia...

Menekan telpon meminta petugas loundry mengambil cucian...
Manata mejaku, seolah meja kerjaku laptopku di lap dan dibersihkan dengan seksama...

Ngomel ?
Jelaslah sambil ngomel2 terus dia saking sebelnya kali kenikmatannya tadi terganggu ..
Bahkan hingga petugas yang mengambil cucian datang dia masih ngomel2 terus..

"Mas... Saya minta kantong loundry lagi dan kantong sampah ya, duuh calon suamiku ini memang kok joroknya ampun2an... "

Dia masih ngomel terus, tapi ada satu istilah yang membuatku kaget, terkaget kaget betul...

CALON SUAMIKU

Edan ini Widuri, ga takut apa nanti bakalan ada gossip ?
Gila bener dia, aku sih ga masalah digosipin sebagai calon suami seorang model, cantik pula...
Lha dia...
Widuri masih mengatur kamarku dengan sangat cekatan, meletakkan semua peralatan mandiku di kamar mandi, mejaku luar biasa rapih sekarang semua seolah berubah dari kamar hotel menjadi ruang kerjaku...

Tas2 ku mulai kosong dan diletakkan diatas lemari atau disudut2 ruang, baju2ku yang masih rapih digantunh di lemari sebagian di letakkan di laci2 macam celana dalam, sapu tangan, dasi...

Sementara baju2 yang kusut dia sendirikan...
Begitu petugas hotel datang membawakan plastik sampah dan cucian, dia memasukkan lagi baju2 kotor lainnya yang baru sempat dia temukan dalam koper2 terakhir dalam platik cucian.

"Mas, ini dicucikan ya...
Mmm ini bisa minta tolong disetrikakan ? "

"Mmmm bisa mbak, siap, saya bawa ya bu.... "

"Terima kasih mas... "

Petugas senang ? Ya iyalah, dapat job mencuci baju luar biasa banyak soalnya, da aku bawa bajuku semua khan ?
Termasuk setumpuk baju kotor, dalam satu tas besar...
He he he..
Aku garuk2 kepala pastinya mendengar Widuri panjang pendek mengomel terus....

Akhirnya semua beres juga...
Lemariku penuh...
Semuanya rapih termasuk sampah2 berupa kardus2 bungkus entah apa dan mengapa dicopoti semuanya oleh Widuri...

Itu saja...
Tentu tidak lah...

"Sebentar aku ada yang lupa... "

Tahu2 dia masuk kamarnya, dan kemudian mengambil baju gantinya...
Balik ke kamarku..
Diletakkannya diatas tempat tidurku...
Membuka lemariku memilih milih dan mengambilkan bajuku...
Diletakkannya di samping bajunya di tempat tidurku disebelah bajuku...

Mmm...
Rupanya dia pengen aku mengenakan pakaian sesuai dengan pakaiannya...
Bolak balik dia ga sreg atau puas dengan pilihannya...
Ada kalau 4-5 kali bolak balik ambil pakaianku...

"Naah cocok nih Mas....
Hi hi hi....
Ayo kita mandi.... "

AYO KITA MANDI !!!!

Kata2 itu kaya petir saja di siang bolong....
Apalagi dengan santainya dia membukai pakaiannya seluruhnya hingga telanjang bulat di depanku...
Kemudian menghampiriku dan melepasi bajuku...

Aku jelas bengong, sebengong2nya...
Beneran tak mengira bakalan begini...
Masih bengong aku ternyata aku benar2 sudah telanjang bulat...

Kemudian Widuri memelukku dan melumatku...
Membisikkan kata2 ajaib....

"Mas... Gendong.... "

Sambil mengeratkan pelukannya, kakinya sudah menyilang di badanku, mau tak mau, tapi jelas mau lah...
Aku menggendongnya sambil masih bengong seolah semuanya adalah khayalan tingkat tinggiku kala SMA dulu...

Gila....
Entah bagaimana ternyata bathtube sudah setengah terisi air hangat, rupanya tadi dia sempat membuka kerannya.

Aku masih bengong, lucunya sambil menggendong seorang model yang amat sangat cantik sekali dalam ketelanjangannya dan ketelanjanganku....

Widuri kemudian mencium bibirku...

"Mas, ga pengen mandi kah kok masih saja menggendongku ? "

GLODAK.....

Aku seolah tiba2 disadarkan dari kebengonganku...
Mataku nanar kontolku jelas jangan ditanya sangat ngaceng polllll
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd