Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG THE DIARY; AN INCEST STORY

Status
Please reply by conversation.
update lagi sebelum weekend

next update senin atau selasa



Part 6.

Aku yang masih terlelap tiba-tiba saat kurasakan ada seseorang yang menindih tubuhku

“pagi sayang” ucap nisa yang kini ada diatasku. Tubuhnya wangi dan terlihat cantik sekali. Dia mengenakan kemeja putih longgar tanpa celana karena saat ini tanganku sedang berada diatas bokongnya yang hanya tertutup celana dalam.

“Nis, awas diliat mama” ucapku setelah sepenuhnya sadar

“mama sama papa tadi sudah pergi” jawabnya. Nisa menekan-nekan selangkanganku dan menggesek-gesekkan vaginanya dipenisku yang tegang walaupun masih tertutup celana.

Kemudian Nisa menciumi wajahku terus turun keleherku, kedadaku, hingga kini wajahnya tepat berada di selangkanganku. Dia lalu menurunkan celana panjangku sebatas paha. Penisku yang tegang sejak tadi akhirnya berdiri tegak dihadapannya. Tanpa menunggu lama Nisa menjulurkan lidahnya lalu menjilat penisku mulai dari pangkal hingga keujung. Dijilatinya lagi hingga semua permukaan kulit penisku terasa basah oleh jilatannya.

“ahhh..Nis..”aku hanya mendesah pasrah menerima perlakuan Nisa.

Setelah puas menjilati Nisa lalu sedikit tegak dan langsung melahap penisku, setengah dari penisku kini sudah masuk kedalam mulutnya. Dia menghisap dan mempermainkan batang penisku dengan lidahnya.

Kepala Nisa maju mundur melahap penisku. Sesekali dilepaskannya penisku kemudian dijilatinya lubang kencingku sebelum dimasukkannya lagi penisku kedalam mulutnya.

Tangan kanan nisa kini ikut membantu mengocok bagiah bawah dari penisku sedangkan mulutnya semakin cepat menghisap dan mengulum bagian atas penisku. Aku benar-benar tidak kuat dan aku tau aku bisa orgasme kapan saja.

Sekitar tiga menit kemudian aku benar-benar menyerah tidak mampu lagi membendung kenikmatan hisapan Nisa.

“ahh..Niss..kakak mau keluar” ucapku sekaligus memberitahunya kalau aku hampir sampai agar dia melepaskan kulumannya pada penisku. Tapi diluar dugaanku Nisa tetap mengulum penisku saat aku menembakkan spermaku hingga semuanya tertampung dalam mulutnya lalu ditelannya .

Aku memburu nafasku dengan mata terpejam menikmati gelombang orgasmeku. Nisa kemudian kembali keposisinya di awal lalu melumat bibirku. Aku sedikit terkejut apalagi setelah sadar tadi nisa menampung spermaku dimulutnya. Namun tidak ada rasa jijik sedikitpun dan kubalas ciumannya selama beberapa menit sebelum dia menyuruhku bangkit dan mandi.

Sekembalinya dari kamar mandi kulihat Nisa sudah rebah di atas tempat tidurku dengan diary nenek dalam dekapannya

“lanjut baca yuk kak” pintanya

“boleh” jawabku singkat kemudian mengambil posisi duduk disamping Nisa

Dear Diary

Akhirnya aku jadi ibu dari seorang anak laki-laki yang tampan dan sehat. Putraku sangat lucu, menggemaskan dan manis, persis seperti ayahnya.

Dua hari yang lalu air ketubanku pecah. Bi Linda langsung membawaku kerumah sakit. Kontraksi selama persalinan benar-benar menyiksa, mungkin seperti ini rasanya berada didalam neraka. namun rasa sakit itu akhirnya hilang saat bayiku berhasil keluar. Dibutuhkan waktu berjam-jam dan mereka bilang aku mengalami pendarahan serius. Akhirnya suster berhasil menarik keluar dan mengangkat bayiku. Dia menangis kencang. Insting keibuanku seketika bangkit, ingin sekali kurebut bayiku dari tangan suster dan memeluknya. Suster kemudian memotong tali pusarnya dan membungkus bayiku dengan handuk kemudian membawanya menjauhiku. Aku takut sekali suster itu akan langsung membawa bayiku pergi dan aku tidak bisa melihatnya lagi. Seketika aku langsung meronta dan menendang-nendang ke udara sambil memohon agar bayiku tidak dibawa pergi. Namun ternyata sang suster kembali dan merebahkan bayiku di atas tubuhku sambil berkata kalau bayiku sehat dan lucu sekali.

Nisa sekarang berbaring dipelukanku sambil terus membaca. Namun kini suaranya mulai serak seperti menahan tangis.

....Bi Linda bilang agar aku jangan terlalu sayang pada anakku. Bibi bilang kalau bayiku hanya milikku untuk sementara karena mereka akan segera pergi membawa anak kesayanganku ini dan aku tidak akan pernah bertemu dengannya lagi. Tapi bagaimana mungkin aku tidak boleh sayang pada anakku sendiri?.

Nenek hanya menulis sedikit selama beberapa hari. Kebanyakan isinya hanya cerita bagaimana lucunya anaknya. Tapi kami tahu betapa berat beban yang dirasakan nenek saat itu. Setiap hari berlalu berarti semakin dekat hari perpisahan dengan anaknya tersebut. Feri, nenek memberi nama yang sama dengan nama ayah anak itu. Setelah beberapa halaman diary kami baca akhirnya hari yang tak diinginkan itupun tiba.

...bi Linda bilang panti asuhan sudah menemukan keluarga yang bersedia mengadopsi feri kecilku. Bibi bilang mereka keluarga baik-baik dan juga kaya raya. Ia bilang kalau anakku beruntung bisa mendapatkan mereka sebagai orang tua. Hatiku hancur seketika mendengar ucapan bi Linda.

Nisa Membalik beberapa halaman diary nenek. Tanggal dihalaman itu menunjukkan sekitar 3 minggu setelah tulisannya yang terakhir.

....mereka telah merebut anakku. dua orang suster menahan tubuhku sementara suster ketiga merebut paksa feri dari tanganku. Aku benci pada mereka, bagaimana mungkin mereka tega memisahkan seorang ibu dengan anak kesayangannya. Aku harap mereka semua abadi terbakar di neraka kelak.

Kini aku telah kembali kerumah bi Linda. Aku tak tau bagaimana kelanjutan nasibku in dan aku tidak perduli. Tidak ada sedetikpun terlewatkan tanpa teringat pada bayi mungilku. Aku rindu sekali padanya. Hidupkan terasa hampa. Hari-hari yang kurasakan tak ubahnya seperti neraka.

Bi Linda bilang kalau aku boleh tinggal bersamanya untuk seterusnya kalau aku mau. Dia menyuruhku untuk memikirkannya baik-baik. Tapi benurutku memang itu yang terbaik karena aku bersumpah tidak akan pernah lagi menginjakkan kaki dirumah orangtuaku. Paling tidak bi Linda selalu baik padaku tapi rumah bi Linda ini juga terlalu banyak menyimpan kenangan buruk buatku. Aku juga tidak mau berlama-lama disini.

“Kasian nenek”ucap Nisa sambil menangis “setelah kehilangan orang yang disayanginya, teman-temannya, dan sekarang anaknya juga”

Nisa kemudian membalik-balik halaman diary nenek

“nenek hampir benar-benar berhenti menulis, Cuma ada coretan-coretan pendek tentang bagaimana ia rindu pada anaknya” ucap Nisa

“tapi nenek masih nulis kan di diarynya” tanyaku

“iya, mau aku lanjutin?” tanya nisa. Aku hanya mengangguk meng-iyakan pertanyaannya

“tulisan selanjutnya kira-kira 3 tahun setelah nenek terakhir menulis”

(Bersambung)
 
Diary na bener2 bikin penasaran neh lanjut hu :jimat:
 
mantap....model ceritanya kayak lagu eminem - stan
bercerita layaknya membaca surat
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd