Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The Journey Of Leo

keren .. ini keren !! mengikuti pattern andrea hirata dengan alur tokoh aku dan orang2 disekitarnya. fragmen2 kehidupan yang menarik serta detil - detil yang membuat seakan ikut menjadi tokoh aku yang pelan dan menghayutkan


:beer:
 
Agak baiknya ssnya lebih si perdalam om, btw this story epic bgt
Thnx masukannya hu.. emang di awal urusan sex karakter leo masih amatir bgt, seiring waktu mendewasa, semoga penulis bisa mendeskripsikan kedewasaan leo nantinya, baik sikap maupun sex, penulis jg belajar lebih lagi dalam hal penulisan ss krn jujur ini tulisan pertama saya yg mengandung ss
wahh berkesan bgt dlm proses pendewasaanya leo mba santy nya..... keep move ya mas brow
Banget hu... Bisa dibilang berawal dari shanty.. mohon kritik dan supportnya selalu
keren .. ini keren !! mengikuti pattern andrea hirata dengan alur tokoh aku dan orang2 disekitarnya. fragmen2 kehidupan yang menarik serta detil - detil yang membuat seakan ikut menjadi tokoh aku yang pelan dan menghayutkan


:beer:
Wah thnx bgt hu apresiasinya.. emang Andrea Hirata salah satu penulis idola saya selain Dee Lestari. Maaf jika belum maksimal.. mohon kritik dan sarannya selalu
 
happy week end hu..... aye rencananya skip cerita buat next chapter ini, tapi aye putusin buat tetep pake, karena memang pengen detail membangun hubungan antar karakter, ga pengen buang satupun rentetan peristiwanya... semoga tetap menghibur.... here we go
 
happy week end hu..... aye rencananya skip cerita buat next chapter ini, tapi aye putusin buat tetep pake, karena memang pengen detail membangun hubungan antar karakter, ga pengen buang satupun rentetan peristiwanya... semoga tetap menghibur.... here we go
 
Part XIII

January di Januari




Ary January, Made


Kata orang hidup adalah pilihan, namun kadang kita tak menyadari bahwa kita hidup dipilihan yang salah.

Dan kata orang cinta itu tak ada logika, murni perasaan. Tapi apa itu sesuatu rumus mutlak untuk mempertahankan cinta? Atau kita memang perlu untuk belajar menggunakan keduanya, perasaan dan logika.

Hari ini Aku tak masuk sekolah, tiga hari sejak malam itu Aku benar - benar kehilangan motivasi. Aku menikmati rasa sakit ini, berusaha bijak dengan merelakannya kemudian kembali tak terima atas kondisi ini, begitu seterusnya.

Aku tak cukup dewasa untuk segera merelakan semuanya, terlalu cepat bagiku. Baru sebentar saja rasanya aku memeluk surga, sesaat kemudian Aku terpelanting ke dasar neraka.

Tapi bukankah hidup harus selalu berjalan ke depan. Apa yang terjadi dibelakang hanya sebuah proses untuk menempa hati yang mudah pecah menjadi sekuat baja.

Pertengahan Januari Aku sudah benar - benar siap, dan mulai mengerti apa itu arti kata "ikhlas", walau memang pasti butuh waktu lebih lama lagi untuk benar - benar sembuh dari luka. Lagian apa gunanya menyiksa diri ? Toh tidak akan membuat dia kembali.

Hari itu dipertengahan Januari di medio tahun 2000an kuputuskan untuk menghadapi sakit itu lagi, kuputuskan untuk menghadiri pernikahannya, dengan harapan dan yang terbaik untuk mereka tentunya.

Dia tampak sangat luar biasa malam itu. Dengan busana pernikahan adat Balinya dia tampak bak puteri raja. Dan akan menjadi awal untuk perjalanan hidupnya bersama sang pria, membina rumah tangga.

Aku tak cukup kuat untul datang sendiri, ada Gede kawanku yang menemani. Tak banyak yang bisa aku sampaikan padanya, hanya selamat dan bahagia tentunya. Kuperingatkan dia agar tak ada tangis saat kami bertemu. Sebagai perpisahan kugenggam erat tangannya cukup lama tanda bahwa Aku sudah rela.

Dan terakhir sebuah pelukan ringan pada sang mempelai pria sebagai tanda "jaga dia, kau beruntung memilikinya", semuanya tanpa berkata-kata.

----O----​

Seminggu berlalu, Aku mulai menemukan ritme hidupku kembali. Bangun, sekolah, main ps, tidur, bangun, sekolah, main ps, tidur. Begitu seterusnya. Beberapa kawan terdekat yang tahu kondisiku mulai sok-sokan peduli.

Padahal niat mereka cuman pengen main PS plus pelayanan ekstra dariku, yaitu traktiran mie goreng di warung depan. Ahhh.....

Belakangan ini Aku juga malah lebih sering menginap di rumah sepupuku Adi. Kami mulai melakukan kebiasaan lama minum arak, hehehe. Tapi aman ngga pake rusuh.

Orang Bali kalau minum suasananya kekeluargaan kok. Spot minumpun berpindah-pindah. Kadang di markas si Adi, kadang ketemu temen-temen. Yah, masa muda yang nakal.

Aku juga kini rutin main ke lounge, bar, atau klub malam. FYI, kalau di Bali kegiatan ke tempat hiburan seperti itu stigmanya tidak negatif. Karena memang kebanyakan tempat nongkrong kami disini sejenis itu. Karena Bali tidak banyak Mall juga, apalagi di tahun itu.

Daerah tongkronganku biasanya di seputaran kawasan Dhyana Pura Seminyak hingga Legian. Daftar list kawanku juga makin banyak, tak cuma orang lokal, bahkan aku kini punya beberapa kawan bule.

Dari sana juga aku bisa tahu tipe-tipe Bule yang berlibur ke Bali dari kawasan nongkrongnya. Jika di Seminyak bisa dibilang mereka cukup berduit, tapi jika di Legian kebanyakan cekak, sama aja sama kita - kita. Karena most of them masih pelajar.

Dari sana juga mau ngga mau kita mesti berkonco sama security klub, karena untuk masuk ke dalam pasti butuh KTP dan bayar first drink pastinya, minimal corona beer lah. Nah kita jangankan buat masuk beli rokok aja ngecer, hehehe.

Sampai di dalem biasanya kita cuman ketemu temen-temen doang, berusaha flirting-flirting sama cewek, kalau untung sok kenal sama bule. Tapi ngga seperti yang macem di FTV gitu, klub malam kesannya gimana gitu.

Kadang kalau lagi pengen kobam aja kita intip-intip tuh bule mabok, kadang udah terlalu teler tapi minumannya masih baru, sikaaaattt...

Cara itu berlaku juga kalau misalnya bule ninggalin mejanya buat turun dance, sisa minuman hasil jarahan tadi kita tuker aja, dia dapet sisa kita dapet baru, hahahaha.

Bahkan temenku kalau kepepet banget haus tapi ngga punya duit lari bar minta es batu terus lanjut ke toilet puter air keran, diminum. Kalau Aku mah ogah.

Biasanya kalau suasana klub udah ngebosenin biasanya lanjut lagi ke pinggiran pantai Kuta. Ngandelin stok arak di bawah jok motor, atau ngga urunan belinya.

Ngga pake rusuh dan ngga nyusahin orang banyak, yangbada kita nyanyi-nyanyi semaleman, bule-bule pada gabung, jadi tambah family.

Ngomong-ngomong soal bule ngga ada yang lebih mujur dari temenku si Freddy. Orangnya sangar, tampangnya mirip 50cent, sumpah. Kulitnya gosong udah setara kebo, tapi bule cewek pada demen sama dia.

Temen-temenku yang ngerasa cakep, bawa mobil, duit segaban. Cuman pinggiran roti tawar misalnya dibandingin sama Si Freddy soal urusan gaet bule.

Pernah di satu event modelling internasional di kawasan GWK sana. Kita - kota yang dapet invitation dari salah seorang temen yang ngisi acara sebagai DJ dibuat mingkem sama Si Freddy.

Dia dengan dandanan yang mutakhir banget untuk acara begituan (celana pendek, kemeja hit dan dasi motif batik warnanya merah hijau) malah gandeng dua cewek bule model yang cantiknya minta ampun. Kita tambah pengen ngunyah sol sepatu waktu lihat Si Freddy nyipokin satu - satu tu cewek dihadapan kita, badass nigga.

Yah begitulah, hidup mesti tetep jalan. Apalagi disekeliling kita ada sahabat dan saudara-saudara yang luar biasa. Mesti bisa tetep maju ke depan. Sebenernya kadang jahat juga mesti diem-diem kabur lewat jendela karena masih hari sekolah, tapi kita sampai detik ini sih ngga pernah sakmpai buat masalah dan nyusahin orang tua.

Beberapa kali ke gap Bapak sih yang marahnya minta ampun, tapi yang penting sekolah ngga bolong amanlah, lagian percuma banget bolos di masa-masa sekolah, ntar ngga bakalan ada yang kalian ceritain nanti di forum semprot, beneran.

Aku abis dari nongkrong seperi biasa bersihin diri, gosok gigi, lanjut rebahan. Terus mulai gesek-gesekin penis ke guling, ahhh kangen Mbak Shinta... Hiks....

Suatu siang di pertengahan bulan Januari Aku dapet SMS dari Arta. Dia ngajakin buat sekedar nongkrong diseputaran Renon. Ada semacam warung tapi isinya anak SMA semua dari berbagai sekolah di Denpasar. Dia ngancem kalau ngga dateng bakal dimusuhin seumur hidup.

Aku sih langsung nyanggupin aja, males juga dimusuhin Giant itu terus, lagian Aku punya hutang gara-gara batal Tahun Baruan sama Arta dkk. Karena waktu itu masih complicated sama Mbak Shanty. Hitung-hitung cuci mata juga.

Sekitar 20 menit kemudian aku sampai di TKP. Suasana warung rame banget, karena memang warung ini jual macem-macem, dari bakso, siomay, mie goreng sampai lelang keperawanan. Hehehe, ngga lah.

Ternyata selain anak SMA, banyak juga anak SMP nongkrong, rokokan pula, Ibu warung sampai mau ngusir, Aku jadi pengen noyor, sok banget ya? Kayak ngga nakal aja.

"Nah ini dia manusia sok akhirnya dateng juga" sambut Arta dengan logat Bali kentalnya.

"Ampun Bli, mau gimana dong? Kemarin-kemarin hati masih ada yang segel, hehehe."

"Adaaaahh, masalah cewek? Jangan dipusingin. Dibawa happy aja, masih muda"

"Beehh, sok bijak !!!"

"Oiya kowe ikut tim Porsenijar SMA Yo?"

"Sepertinya ngga, latihan aja ngga pernah, tamat sudah yang namanya sepakbola"

"Beh aku ngga ada sasaran sledingan ni? Baru mau tak patahin kakimu !"

"Wiihh, syukurlah Aku berhenti. Lagian saingannya maut begitu. Kayak udah dipegang juga sih pemain-pemain yang kepilih sama pelatihnya tu"

"Men sekolahmu sekolah atlit, separuh temenku di Perseden sama Persekaba disana. Kenapa kamu ngga sekolah sama Aku?"

"Ah capek masuk BP terus. Ehhh..."

Tiba-tiba ngga sengaja Aku ngelihat sesosok gadis yang ngga asing lagi buatku. Dia lagi duduk ngga jauh seberapa jauh dari tempatku. Kira-kira empat orang, dua cewek dan dua cowok.

Semuanya masih SMP, si gadis itu tambah cantik tapi perubahan gayanya drastis. Kedua cowok SMP itu juga ngga berhenti-berhenti ngerokok dan nenggak minuman dari botol air mineral yang langsung aku tahu itu arak.

Mereka sengaja duduk dipojokan warung biar pakde sama bukde pemilik warung ngga tahu kegiatan mereka. Aku pengen laporin cuman males juga biar ngga ujung-ujungnya ribut, tapi Aku amati terus.

"Liatin apa kamu Yo?

"Ngga Ar, tu liatin anak SMP tu" kataku sambil ngasi kode ke Arta.

"Beh sok banget anak kecil tu, sering mereka disini, mana ketawanya keras-keras, ganggu orang, ntar rencananya Aku hajar."

"Weits selow kong, main hajar aja."

"Abis kesel, kenal Yo?"

"Kayaknya cewek itu aku kenal Ar"

Setelah sepertinya pengaruh minuman keras mulai mempengaruhi mereka, mulai kedua cowok itu grepe-grepe cewek mereka. Aku yang tadinya santai akhirnya langsung emosi lihat situasi itu. Kudekati mereka dan langsung narik salah satu cewek.

"Bangsattt, maumu apa Bli?"

"Udah diem, ngapain kowe kurang ajar sama adikku" Aku emosi.

"Bener itu kakakmu?" Si cowok nanyain ceweknya.

"Apaan sih Kak Yo !!!! Jangan ganggu urusanku !!!!! "

Cewek itu berteriak padaku, seketika itu rasa kecewa menghampiriku.

"Jan, kenapa kamu jadi kayak gini? Aku anterin pulang sekarang."

"Ngga usah !!!! Urus diri masing - masing aja !!!"

Mereka lantas pergi meninggalkan warung, si cowok juga mandangin Aku seolah pengem nantangin duel. Si Arta daritadi bereaksi, tapi berhasil ditahan oleh beberapa temanku disana.

Suasana jadi gaduh, akhirnya aku minta maaf sama pemilik warung dan jelasin semuanya. Mereka juga udah kesel banget sama kegiatan anak SMP itu karena emang meresahkan.

Pikiranku tak tenang, kucari-cari di setiap jalanan, kali aja Aku ketemu mereka lagi, tapi tidak. Ahhh masalah apalagi ini. Sampai di rumah Aku berusaha menghubungi Jan, beberapa saat tak ada yang menjawab.

"Haloooo" suara yang tak asing.

"Halooo Jan ini Aku Leo"

"Ada perlu apa Kak? Ngga cukup kamu bikin masalah tadi? Sampai pacarku mkarah dan sekarang mau mutusin Aku karena dia anggep aku ada apa-apa sama kamu."

"Baguslah Jan, kamu ngga cocok sama cowok model begitu, lagian kamu masih muda banget Jan. Silahkan pacaran tapi jangan ngerusak diri gitu lah" suaraku gemetar menahan emosi.

"Ooooo jadi kamu seneng Aku sedih Kak ? Kemarin - kemarin juga kamu ngilang? Kenapa sekarang malah muncul terus gangguin hidup Aku?"

"Aku ngga gangguin, tapi jangan kayak gitu, kasihan kamu."

"Udahlah, Aku ngga perlu dikasihanin !!!"

Telpon ditutup, Aku sangat marah. Hampir saja Aku banting hapeku, untung saja batal, repot belum bisa beli lagi. Pikiranku kacau seketika, sampai-sampai Christy yang lagi bawain Ibuku bubur manado bikinan mamanyapun Aku cuekin.

Kenapa ya si Jan bilang Aku menghilang ? Padahalku Aku beberapa kali sempet berusaha hubungin dia.

Beberapa hari Aku mencoba mencari cara untuk menghubunginya lagi, tapi nihil. Kadang Aku juga muter-muter ngga jelas di jalan dengan harapan siapa tahu ketemu. Akhirnya saat cerita ini dibuat aku menyadari itu salah satu kebodohan.

Aku juga pergi ke SMPku untuk sekedar ketemu adik-adik kelas. Tapi misi sebenernya ya ketemu Jan. Tempat pertama yang Aku datangi sudah pasti markasku. Tempat itu sudah berubah tampaknya, bangku panjang sudah tampak rusak dan disekitarnya ditumpuk material bangunan untuk renovasi sekolah.

Aku rindu juga tempat ini, tempat merenung, melihat pup yang mengapung. Dan tempatku ketemu dua makhluk cantik itu. Yang kini entah di mana keduanya. Tiba-tiba suara wanita menyapaku.

"Kak Yoooo...."

"Eh Dina, apa kabar? Kenapa bisa tahu aku disini?

"Iya anak bola tuh yang bilang Kak Yo kesini, langsung aja aku kemari karena aku tahu Kak Yo pasti kesini."

"Oh.. Oiya apa kabar anak-anak? Baik semua kan?"

"Iya baik, cuman ada satu yang ngilang?"

"Eh siapa?"

"Jan Kak"

"Oh iya? Aku juga sebenernya kemari mau nanyain itu"

"Iya dia sering ngga masuk sekarang, orang tuanya juga udah dipanggil Kepsek tuh"

"Wah parah tu anak, terakhir Aku ketemu dia sama cowok SMP lagi ngerokok sama mabok, terus hampir digrepe pula"

"Masa iya? Iya gara-gara cowok itu !! Yangbaku denger dia anak SMP Swasta Gatsu"

"Kamu tahu? Atau kamu bisa bantu aku nyari tahu?"

"Sedikit banyak Aku udah cari infonya kok, mereka sering mabok juga di kostan salah satu cowok itu"

"Kostan?"

"Iya dia anak luar Denpasar, katanya ortunya anggota dewan, dia sebenernya tinggal sama Pamannya di sini, tapi dasar sering pegang duit banyak jadi dia sewa kost an juga"

"Lho gimana caranya? Pemilik kost ngga curiga? Dia khan masih kecil?"

"Dia minta tolong gengnya tu ada yang anak kuliahan, kost annya di kawasan yang lumayan mahaldi renon, jadi private banget."

"Terus kamu tahu darimana? Jangan-jangan???"

"Ahhhhh Kak Yo ngga pake bercanda deh !!!!"

Jadilah Aku setelahnya berangkat seorang diri ke kostan yang dimaksud Dina. Tindakan yang tergolong nekad bukan. Kostannya benar-benar elit, bisa dibilang tipe apartment yang full furnished gitu dan suasananya sangat sepi.

Aku yang tak tahu informasi apa-apa cuman mengikuti intuisi saja. Mencoba berjalan pelan dan mengintip ke setiap kamar.

Suara bising dan tawa cekikikan aku dengar sayup-sayup dari kamar paling ujung. Kudekati kamar itu, suara musik techno yang cukup keras terdengar dibarengi sorakan manusia di dalamnya.

Aku beruntung ada celah untuk mengintip ke dalam karena gorden di dalam kamar sedikit tersingkap. Kuintip ke dalam dua orang pria bertelanjang dada dan dua orang wanita masih berseragam SMP sedang berpesta.

Ada botol-botol beer, puntung rokok yang menggunung dan yang membuat aku meledak, mereka sedang memutar film bokep.

Spontan kugedor-gedor pintu, terdengar suara panik dari dalam terutama dua wanita tadi.

"Buka pintu oiiyy !!!!!"

Pintu dibuka.

"Bangsat orang ini lagi, apa maumu? Apa urusanmu dengan Jan?"

"Bawa sini adikku, Aku mau ajak dia pulang"

Aku memaksa masuk mencari Jan, dia ketakutan bersembunyi di dalam kamar mandi.

"Keluar Jan !!!"

Begitu Jan keluar dari pintu kamar mandi, tiba-tiba aku merasakan benda sejenis kaca mendarat di kepalaku, mataku berkunang-kunang, kupegangi kepalaku, rasanya perpaduan pusing dan kesemutan. Jan berteriak histeris.

Saat kubalikkan badan salah satu cowok mulai bergerak berusaha memukulku, dengan sisa tenaga aku mampu menghindar dan balik memukul dadanya dia jatuh menahan sakit.

Masih terhuyung cowok satu lagi nyaris menusukku dengan pecahan botol beer, hampir saja. Jika saja tanganku tak lebih panjang dari anak SMP ini mungkin repot juga, dengan satu gerakan tonjokkan sukses mengenai mata kanan adik SMP bajingan itu, dia menutup mata dan malah menangis mewek. Aiiihhh bajingan kecil.

"Iiyyyyaaa Akuuu puppulaang Kak Yyooo.."

"Ayooo cepeet !!!" Perintahku.

Dengan kepala nyut-nyutan Aku memacu motorku segera mengantarkannya pulang. Gila aja tu anak SMP udah hampir main bacok aja pikirku sesampainya di rumah.

Malam itu Aku jadi ngga bisa tidur, selain nahan sakit kepala Aku juga mikirin keadaan Jan. Aku jadi mikirin macem-macem, apa Jan udah diapa-apain ya sama itu bajingan? Ingin Aku menghubunginya, namun Aku pikir nanti dulu, beri dia waktu menyadari kesalahannya.

"Haloo Kak Yo"

"Iya Jan?"

"Bisa ketemu aku di sekolah?"

"Bisa kok, ini Aku baru aja sampe rumah. Kamu belum pulang?"

"Belum Kak, Aku tunggu di tempat biasa ya?"

Akhirnya segera saja aku ke sekolah lamaku dan langsung menuju markas. Setelah sempet ngobrol-ngobrol sebentar sama Satpam depan yang buntut-buntutnya minta dipinjemin duit rokok, terus nyapa beberapa guru.

Jan sudah di sana, duduk sendiri, termenung mandangin aliran sungai.

"Cewek cantik kok bengong?" Sapaku.

"Ehh Kak Yo...udah lama?"

"Baru aja, gimana keadaan kamu?"

"Harusnya Aku yang nanya gitu ke Kak Yo, gara-gara Aku Kak Yo hampir aja celaka. Itu kepalanya ngga kenapa?"

"Eehh ini, untung aja cuman benjol doang, syukurnya itu botol tebel ngga sampe pecah kepalaku, kalau pecah bisa jadi dramatis banget." Kataku sembari menunjuk benjol di kepala yang tampak eksotis.

Beruntung juga itu bajingan kecil mendadak ragu di detik akhir dia mukulin botol dikepalaku, kalau ngga fatal pastinya.

"Kamu ngga papa kan Jan? Uuhhmm kamu ngga diapa-apain kan?" Kuberanikan diri bertanya.

"Aku sebenernya udah takut banget Kak Yo, dia ngancem Aku kalau dia ngga bakal mutusin Aku kalau Aku nyerahin perawan Aku ke dia. Hampir sedikit lagi kejadian, sampai Kak Yo dateng. Makasi banyak Kak Yo...hikss" dia menangis.

"Wuiihh syukurlah kamu ngga kenapa-napa, tolong lebih hati-hati lagi, jangan sampai kamu hancur sebelum waktunya, segalanya ngga bakal bisa diulang lagi" jawabku berusaha menenangkannya.

"Udah sekarang kalau ada apa-apa cerita ke Aku aja"

"Siaaapp Kak Yo..."

Aku tak menanyakan kenapa dia sampai bisa hampir terjerumus seperti itu. Hipotesisku hanya anak seumuran mereka ingin menunjukkan supremasi saja, tapi kadang cara-caranya salah dan melampaui batas.

Terlebih lagi cara orang tua yang mendidik dengan materi sehingga menghasilkan generasi yang berpikir dengan banyak uang mereka punya power dan bisa seenaknya.

Tak heran diusia segitu banyak yang salah langkah dan bakal jadi hancur selamanya, karena sejatinya mereka sedang dalam proses pencarian jati diri dan masih sering mengkesampingkan akal sehat.

Anak gadis di usia segitu juga memang lagi labil-labilnya. Cuman karena diancem diputusin mereka hampir rela nyerahin keperawanannya. Seperti January di Bulan Januari.

Untunglah hari itu Aku bisa menjaga salah seorang gadis terpenting dalam hidupku.

Aku tak berniat menjadi hero, repot. Apalagi super hero, lebih repot lagi karena mesti pake sempak di luar.

Tapi memang sudah takdirnya Jan tidak kehilangan mahkotanya di waktu yang salah hari itu Aku tak tahu untuk dikemudian harinya. Mungkin Aku hanya berada di waktu dan momen yang tepat.

Aku mungkin tidak bisa melakukan hal yang sama jika itu orang lain. Semoga saja setelah ini ngga ada masalah lagi dengan bajingan kecil itu.

Akhirnya kami berpisah, sebelum pulang tak sengaja Aku lihat sebuah ukiran di pohon markas, yang sepertinya diukir dengan paku. Bentuknya hati bertuliskan Jan & Leo.

 
Terakhir diubah:
Keep going bro. Setelah lama saya di cerbung ini, cerita2 seperti ini baru muncul lagi. Sblmnya ada bbrp cerita bagus sprtinini tp sdh tamat, dan lama gak aku dpt lgi, akhirnya bisa muncul lagi.
 
Bimabet
Keep going bro. Setelah lama saya di cerbung ini, cerita2 seperti ini baru muncul lagi. Sblmnya ada bbrp cerita bagus sprtinini tp sdh tamat, dan lama gak aku dpt lgi, akhirnya bisa muncul lagi.
Terima kasih banyak supportnya hu.. maaf kalau ss nya kurang menonjol di cerita saya ini, saking asiknya nulis saya lupa ini forum cerita panas hehehe jadi malah fokus ke alur ceritanya

Wih om Leo.. Matur suksme cerita bagusnya.. Rahajeng Rahina Kuningan ya Bli...

Dari Arta SMP80
Rahajeng Kuningan bli Arta, hehehehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd