Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT The Lucky Laki - Session 2 - Sakit tak Berdarah

Duh,, jd ingat binor yg menjalin hub terlarang sekian tahun yg berkenalan dgn seorang duda yg dimana 1st mereka meet up terjadi perkentodan duniawi, gw yg menginterogasinya lgsg berasa terbang melayang bercampur emosi. Hahaaa.. tp semua nya itu terjadi karena mau sama mau, habis manis sepah dibuang atau di daur ulang sebaiknya?
 
The Lucky Laki - Session 2 - Sakit tak Berdarah

•3 bulan kemudian•

Bulan juli ini gue sedang liburan semester.
Dan kabar baik nya, semester berikut gue sudah mulai disibukan dengan persiapan skripsi.

Saat makan siang bersama nyokap dan bokap gue menyampaikan kabar gembira ini. Bahwa gue bisa menyelesaikan kuliah lebih cepat 1 semester karena pertimbangan nilai dan IPK gue.

Sedang asyiknya menikmati masakan nyokap yg kebetulan adalah kesukaan gue. Yaitu kentang balado dan ati ampela, ponsel nyokap berbunyi.

Beliau mendapat telepon dari mas dani yg mengabarkan bahwa mbak nisa akan masuk ruang bersalin di RS ******* Bogor.

Gue pun segera menghabiskan makan siang gue dan membantu nyokap mempersiapkan barang bawaan serta keperluan bokap.
Dan kami segera berangkat siang itu menuju rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, kita disambut oleh mas dani dan langsung memeluk nyokap serta bersimpuh di kaki bokap dan nyokap

"Alhamdulillah pah, mah,. Nisa dan bayinya selamat,. Makasih doa nya" ucap mas dani terharu

Lalu kita berjalan menuju ruang VIP tempat mbak nisa akan dirawat.
Disana terlihat mbak nisa yg tersenyum meneteskan air mata bahagia nya.
Dan sebuah box bayi yg ditiduri keponakan gue itu.

Seorang bayi laki-laki gemuk dan sehat.
Bernama BIMA, yg wajah nya sangat mirip dengan mas dani.

Gue pun memeluk mas dani setelah melihat bima.

"Selamat ya mas,. Jadi papa sekarang,." ucap gue tersenyum

"Iya, makasih ya om dipo,." balas dia tertawa

Kemudian gue memeluk mbak nisa dan cipika cipiki.

"Mama nisa,." ledek gue tertawa

"Om dipo,." balasnya dengan tawa

Kebahagiaan terpancar seisi ruangan yg ditambah dengan tangisan bima sesekali.
Dan ditengah kebahagiaan itu juga, gue menceritakan tentang rencana skripsi gue.

"Wow, double seneng nih gue, serius dek?" tanya mas dani

"Iya dong,." balas gue tertawa

"Gitu dong, Adekkkk gue nih,." ucap mas dani memeluk gue sambil tertawa

Lengkap sudah kebahagiaan kita semua hari itu.
Sore hari, gue dan mas dani mengantarkan bokap dan nyokap menuju rumah mas dani dan berencana akan menginap di bogor selama 1 minggu.

Kemudian gue pun langsung berpamitan untuk kembali ke Jakarta dan tinggal sendiri dirumah.

Selama 1 minggu akan sendirian, gue berencana tetap membuka warung dari pagi hingga malam hari untuk membunuh bosan gue.
Karena kebetulan sedang libur semester juga.

Gue pun menyibukan diri dengan mulai browsing menggunakan laptop gue untuk bahan-bahan skripsi.
Sesekali menonton bokep atau browsing hal-hal berbau seks.
Dan juga gue bermain media sosial facebook dan twit**ter kala itu.

Saat lagi asik berselancar di FB dan menjaga warung jumat sore itu.
Datanglah seorang pria tambun berkulit gelap.
Dia adalah "Bangor" yg tinggal di perkampungan belakang komplek gue.

Rumah dia memang selalu harus melewati rumah gue.
Bang bangor mampir untuk membeli rokok.

"Dip, pilter dong setengah,." ucap dia tersenyum

"Iya bang, baru balik gawe?" tanya gue sambil menyiapkan belanja dia

Bang bangor adalah seorang satpam disebuah sekolah elit dekat rumah gue.

"Tumben lu jaga warung,. Emak lu kemane?" tanya dia

"Bogor bang, kerumah mas dani,. Punya cucu dia sekarang,." balas gue dengan tertawa kecil

"Wih, dani dah punya anak dip? Selamat ya, sampein ma dia,." lanjut bang bangor yg duduk di kursi panjang sambil mengambil minuman dingin

"Iya bang, nanti dipo sampein" balas gue

"Lu kagak kerja dip?" tanya dia

"Kagak bang, kemarin ngabisin kontrak, kagak perpanjang,. Padahal butuh banget ini,." jawab gue tersenyum

"Nah, kebetulan selewat nih,. Mau kerja kagak lu? Tapi jadi supir sih anter anak sekolah" ucap bangor

"Mau bang,. Seriusan ada?" jawab gue

"Ada, cuma rumahnya di Kemang, masup kerja nya pagi dip" ucap dia

"Gpp bang, kemang kan deket dari sini, ngga jauh-jauh amat" balas gue

"Yaudah, besok siang, gue kemari deh, tar gue sms dulu orangnya,. Kalo oke, besok lu bonceng gue kesono ya" ucap bang bangor

"Siap bang,. Kemari aja,. Makasih ya bang" ucap gue sambil menerima uang bayaran rokok dan minuman

"Supir kek, apa kek, kerja aja dulu, siapa tau jadwal nya bisa tetap nyambih kuliah" dalam hati gue

***

Sabtu siang, gue dan bang bangor sudah berada dirumah mewah kawasan Kemang dekat kuburan Jeruk Purut, Jaksel.
Sekitar 20 menitan deh dari rumah gue pakai motor.

Ngga lama menunggu di teras, munculah seorang wanita cantik berusia 30 tahunan, berwajah cantik, berbadan seksi, tinggi, berkulit putih dan berambut panjang.

"Eh bangor,. Maaf ya agak lama,." ucap ramah ibu itu dengan senyum cantik nya

"Iya bu, gpp,. Oiya bu kenalin ini dipo" jawab bang bangor nyengir

"Hi,. Fera,." ucap beliau tersenyum dan menyalami gue

"Dipo bu,." balas gue senyum dan menyalami

"Serius ini ngor, buat supir saya dan anak-anak?" tanya beliau mengerutkan dahi

"Tanya bocahnya langsung aja bu" jawab bang bangor nyengir lagi

"Ngga kegantengan dan kerapihan kamu mau ngelamar jadi supir dip? Becanda kok,." ucap beliau dengan senyum cantik nya

Gue pun menjawab dan menyatakan serius untuk melamar pekerjaan ini.
Selama jadwal nya cocok.
Dan gue menjelaskan detail jadwal kuliah gue.

"Nah loch,. Mahasiswa pula, aku gaji kamu berapa dip?" tanya beliau tersenyum

"Kalo gaji, gimana ibu aja, saya paling di jadwal kerja aja sih yg bisa disesuaikan atau ngga nya" jawab gue

Bu Fera menjelaskan detail tentang jadwal nya.
Senin - Jumat 06.00 - 17.00 aja, untuk sabtu jam 10.00 - 17.00. Diluar itu semua terhitung lembur.
Namun biasanya lembur sabtu dan minggu aja.

Gue pun sepakat dengan bu fera.
Dan bu fera menghormati jadwal kuliah gue.

"Yaudah dip, kalo emang begitu, mulai senin kamu bisa masuk kerja ya,." ucap bu fera tersenyum lega

Kemudian gue dan bang bangor pamit, serta bu fera ada memberikan amplop kepada bang bangor.
Lalu gue dan bang bangor meninggalkan rumah itu.

Diperjalanan menuju rumah

"Dip, ada amplop nih,. Bagi-bagi ya,." teriak dia adu nyaring sama knalpot ninja gue sambil terbahak

"Buat lu aja bang,. Nanti gaji pertama, gue tambahin,." jawab gue teriak juga dan terbahak

Skip,..

Senin minggu kedua sudah gue bekerja dirumah bu fera untuk menjadi driver bu fera, diki (8th) dan raisa (6th).
Bu fera adalah wanita karier yg bergerak di bidang consultant untuk perhotelan dan pariwisata. Sebagai tenaga ahli pengajar manner, public speaking dan customer services.

Beliau pun jarang sekali ke kantor.
Untuk saat ini paling hanya sibuk mondar-mandir ke pengadilan agama untuk mengurusi perceraian nya yg alot.

Jam 06.00 itu gue sudah berada di garasi dan memanaskan sebuah Toyota Innova berwarna silver miliknya sambil mengelap bodi dan kaca agar terlihat bersih.

30 menit berlalu, bu fera, diki dan raisa keluar menuju mobil dan siap untuk berangkat.

Diki selalu duduk di depan, sedangkan bu fera dan raisa di belakang.

"Halo om dipo,." ucap diki dengan senyum santun

"Halo diki,." balas gue tersenyum

*tosss,. Kebiasaan diki dan gue

"Pagi bu,. Hai raisa,." sapa gue dengan senyum lebar

"Pagi dip,." balas nya ramah

"Om dipo,. Raisa punya mainan baru dong" balas raisa

Sambil mobil berjalan menuju sekolah diki dan raisa.
Setelah diki dan raisa turun, gue pun meninggalkan sekolah bersama bu fera.

"Dip,. Kita ke kantor ya,." perintah beliau

"Oke bu,." balas gue

Wajah bu fera ini selalu terhias senyum dan ngga terkesan jutek apalagi angkuh

Dijalan beliau menerima telepon entah dari siapa.
Dan terlihat marah karena urusan perceraian nya tidak kunjung selesai.

"Ahh payah, ngapain coba aku bayar pengacara kalo lama begini,. Kesel aku dip" keluh kesah dia

Bukan sekali doi berkeluh kesah, cuma gue hanya bisa jadi pendengar yg baik buat dia.

"Emang kendala apa lagi bu?" tanya singkat gue

"Intinya nih pengacara genit,. Tinggal bayar aja susah banget,. Nih orang mau deketin aku dip,. Keliatan banget laganya" doi ngegas kaya pembalap

"Loch ya ngga profesional dong bu, alangkah baiknya di pertimbangkan bu,. Maaf kalo dipo lancang" jawab gue

"Emang,. Nanti setelah jemput diki dan raisa, kamu aku kasih alamat ya, kamu jemput pengacara baru, cewek,." perintah nya

"Oke bu" jawab gue

"Oiya dip, kamu mulai kuliah kapan?" tanya bu fera

"Jadwal nya awal september bu, tapi ternyata aku banyak longgar karena fokus skripsi" jawab gue

"Oo gitu ya,. Syukurlah,. Sabtu - minggu kayanya kamu lembur deh, aku ada ngajar di hotel J********, Bandung" ucap beliau

"Oiya sama jumat itu anak-anak cuma ambil raport aja dip" lanjut beliau

"Aman bu, siap" balas gue tersenyum

Sesampainya di kantor bu fera. Beliau pun turun dan langsung masuk ke kantor.
Sedangkan gue kembali ke sekolah seperti biasanya untuk menunggu hingga diki dan raisa pulang jam 10.00 nanti.
Mereka lagi pulang lebih awal karena masa classmeeting setelah ujian kenaikan kelas

Setiap senin - jumat begitulah kerjaan gue, setelah drop bu fera di kantor atau pengadilan. Gue langsung balik ke sekolah dan kembali lagi ke bu fera setelah diki dan raisa dirumah.
Kerja wara-wiri bikin gue senang dan ngga bosen.

***

Sabtu pagi jam 06.00 gue sudah berada di rumah bu fera.
Alhamdulillah kemarin siang kasus perceraian nya sudah berujung selesai dan akan ketuk palu di 2 bulan kedepan.

"Pagi bu,." ucap gue saat beliau masuk mobil dan duduk depan

Gue pun kaget, karena baru kali ini beliau duduk depan.

"Pagi dip, dah sarapan? Aku di depan ya, pusing kalo jalan jauh di belakang" ucap beliau dengan senyum lebar nya

"Oke bu,. Udah tadi, sama dikasih kopi nih sama risma" jawab gue menyebut ART bu fera

"Iya, aku suruh tadi bawain kamu kopi,." balas doi

Doi yg mengenakan kemeja biru muda dengan kancing terbuka satu bagian atas serta rok span diatas dengkul terlihat sangat cantik dan elegan.

Sehari-hari gue pun selalu berusaha mengimbangi kerapihan majikan gue itu.
Selalu berkemeja walau menggunakan jeans berwarna gelap dan sepatu kets hitam.

"Dip, kita nginep nanti disana,. Sampe hotel kamu temuin pak rizal,. Dia akan anter kamu ke kamar aku buat taro barang. Trus nanti kamu dianter ke kamar kamu" ucap beliau

"Kirain sekamar,. Haha" canda dalam hati gue

"Oke bu" jawab gue

"Kalo dah dikamar, kamu bebas deh sibuk skripsi atau apa, aku kalo sudah ngajar ngga akan kemana-mana" lanjut bu fera

"Kamu jadi bawa laptop kan?" tanya beliau sambil membuka sedikit kaca dan membakar rokok dunhill menthol nya saat mobil akan masuk tol Cilandak

"Bawa bu,. Sambilan nunggu aja" jawab gue

"Cepetan lulus deh, nanti kamu aku jadiin asisten aku kedepan nya,." ucap beliau tersenyum menoleh ke gue

"Beneran bu? Makasih bu sebelumnya" jawab gue senang

"Iya, kalo sekarang ngga bisa,. Karena asisten aku nanti ngurus klien,. Meeting sana sini, ngga ada jam kerja yg tentu" jelas beliau

Di perjalanan sekitar 1 jam, bu fera pun merendahkan sandaran kursi nya dan tertidur.
Gue konsentrasi menyetir sambil menikmati musik dan kopi yg dibawa tadi.

Jam 09.00 kita sampai di hotel yg dituju.
Bu fera sedikit merapihkan tampilan nya dan turun di lobby dan memberikan gue uang Rp. 200.000 untuk pegangan gue.

"Kalo mau makan, kamu ke resto aja,. Sebut nama aku dan pesan,. Semangat skripsi nya dip,." ucap beliau tersenyum

"Siap ibu,. Semangat ngajar nya,." balas gue dengan senyuman semanis mungkin

Sejak saat itu, gue tidak menerima perintah dari beliau bahkan hanya melihat sesekali saat beliau memberi pelajaran di resto atau receiptionist sampai waktu pulang.

Minggu jam 14.30, gue dan bu fera meninggalkan hotel tersebut untuk bertolak ke Jakarta.
Sepanjang perjalanan ke Jakarta bu fera hanya tertidur karena lelah bekerja.

Sore itu doi kembali duduk di samping gue, dengan mengenakan kemeja dan celana bahan panjang serta tetap dengan dandanan yg rapih dan elegan.
Namanya juga pengajar manner dan beauty.

Pukul 18.00 kita berdua pun sampai dirumah mewah milik bu fera.
Kemudian setelah menurunkan barang dan membawa ke kamar bu fera, gue pun pamit

"Dip, besok anak-anak sudah libur 2 minggu,. Kamu libur aja dulu,. Hari selasa kamu datang jam 09.00 selama liburan sekolah" perintah beliau

"Baik bu, aku pamit ya" jawab gue

Doi yg duduk di sofa ruang tengah pun mengangguk dan melambaikan tangan.

Sampai dirumah, gue membantu nyokap menutup warung sambil menceritakan pekerjaan gue serta tawaran bu fera.

"Bener kan kata papa, ada aja rejekinya,." ucap nyokap tersenyum lega

"Iya mah,." jawab gue dengan senyuman

***

•6 Bulan Kemudian | 2010•

Berbulan-bulan gue bekerja sambil menyambih menyelesaikan skripsi ternyata membuahkan hasil.

Tepat di akhir januari 2010 ini gue lulus sidang skripsi dengan nilai A+.
Gue pun sangat lega dan plong saat menarik nafas.

Sejak awal Desember 2009, gue memang ijin untuk berhenti kerja dari bu fera.
Karena ingin fokus menyelesaikan dan sidang skripsi.

Bu fera pun mengerti, dan menggantikan gue dengan Pak Husni (40th) sebagai supir beliau dan anak-anak.

"Kalo dah lulus, kabarin aku dip,. Hehe, janji aku masih berlaku,." ucap beliau terakhir sambil memberikan gaji gue dan tersenyum melepas gue

Pulang kerumah setelah ujian skripsi dengan suasana gembira di hari sabtu itu.
Terparkir mobil mas dani juga di depan rumah gue.

Papa, mama, mas dani, mbak nisa dan bima menunggu gue di ruang tengah.
Dengan langkah percaya diri gue masuk dan mengangkat kertas hasil ujian gue.

"Assalamualaikum,. A Plus,." ucap gue tertawa senang

"Waalaikumsalam,. Alhamdulillah" balas mereka serempak

Mas dani berlari menghampiri gue, dan memeluk gue bahkan menonjok perut gue

"Adek gue lulus,. Selamat ya dek" ucap mas dani

"Aoooww,. Makasih ya mas,. Lu terbaik, semua karena lu,. Dan ini janji gue" balas gue memberikan kertas hasil uji gue dengan tawa bahagia

Mas dani hanya berkaca-kaca dan tersenyum bangga.
Gue pun lega, bisa membuktikan janji gue ke mas dani.

"Lu kuliah ya, gue biayain sampe selese, tapi gue mau lu buktiin yg terbaik" jawab mas dani dengan mata yg berkaca-kaca

Kata-kata dia saat tahun 2006 ke gue. Dan hari ini gue menjawab semua pinta mas dani ke gue.

Gue menghampiri ortu gue yg duduk di sofa, kemudian gue bersujud di pangkuan mereka seraya mengucap terima kasih atas semua yg mereka korbankan dan cara mereka memperlakukan gue.

Suasana haru tercipta diruangan itu. Terlihat mbak nisa yg menangis sambil dirangkul mas dani.
Kemudian gue menuju mbak nisa.
Dan memeluk nya erat.

"Makasih mbak,. Dah relain mas dani berkorban buat dipo" ucap gue

"Makasih ya dek, sudah jadi yg terbaik" balas mbak nisa menangis haru

Maafkan keluarga gue dan gue yg gampang haru dan meneteskan air mata ya para PEMBACA.
Semua karena kita semua benar-benar berdiri sendiri dan melawan untuk bangkit dari keterpurukan setelah bokap mendapat ujian terbesar nya.
Alhamdulillah selalu ada tangan di bahu kita semua untuk saling menopang dan mendukung.

•SESSION 2 - TAMAT•

Link Session 3,. Page 15
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd