Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tiar Series: Anak magang ikut perjalanan dinas

Bimabet
Episode 2

Tiara Anastasia

Kalo udah mandi, jemput ke kamar Gue ya.

Putradinho

Kenapa gitu?

Tiara Anastasia

Gpp dong.

Putradinho

Gue bolak balik donggg?

Tiara Anastasia

Gpp ya? pliissss

Putradinho

Ok Deh

Tiara Anastasia

Makasih LUVVVV

Begitulah isi pesan antara Putra dan Tiar yang sudah di kamar masing-masing. Putra sebenarnya malas menerima permintaan Tiar untuk menjemputnya ke kamarnya, tapi karena malas berdebat dengan wanita, Putra mengiyakan, memang sudah kebiasaan Putra sejak kecil yang sering merasa tidak enakan sama wanita. Kini Putra tengah bersiap untuk pergi ke kamar Tiar, ia menutup rambutnya dengan kupluk agar tak terlihat karena rambutnya sudah panjang dan ia sedang malas menggunakan pomade, berbaju hitam lengan pendek, celna pendek, dan sandal hotel. Setelah merasa siap, Putra menuju kamar Tiar yang berada diujung.

“Paket untuk Ibu Tiar” Teriak Putra dari balik pintu bernomor 7020. “Paket Buuu.” Teriak Putra lagi. “Bentaarr.” Teriak Tiar dari kamar, tak lama Tiar membuka pintunya. “Kenapa ga pencet bel sih? kan ada bel. Masuk dulu aja.” Tiar heran dengan Putra “Kalo di bel, takutnya didiemin makanya Gue teriak biar cepet dibukain.” Jawab Putra santai sambil berbaring di tempat tidur Tiar. Putra melihat Tiar agak berbeda dari yang tadi, Ia sedikit murung, antara kelelahan atau ada masalah lain. Kemudian ia tersadar. “Eeeehhh kan mau dinner Ti, kenapa Gue malah baring?” Putra baru tersadar akan tujuannya. “Bentar ya.” jawab Tiar singkat. “Gue baru mau mandi.”Lanjut Tiar “Heeehhhhh?” Putra berbaring lemas. Tapi Ia tau, Tiar sedang ada masalah, terlihat matanya yang agak sembab. “Ya udah gpp, asal nanti disuapin.” Kata Putra santai. Tiar kemudian melempar bajunya ke Putra. “Weeeii apaan nih?” karena Putra berbaring, ia tak melihat Tiar melepas tanktopnya. “Hah?” Ketika melihat tempat dimana Tiar berdiri terakhir, Tiar sudah tak ada, ia sudah masuk ke kamar mandi. “Ti, entar jadi nyuapin Gue kan?” teriak Putra dari luar kamar mandi “jangan ngaco Putra!” teriak tiar dari dalam kamar mandi “Aku mati kelaperan nih...” balas Putra “Bodo amat.” Ejek Tiar. Putra agak senang karena bisa membuat Tiar tidak terlalu memikirkan masalahnya, ia kemudian mengambil vape dari kantongnya dan kemudian menghisapnya sembari menunggu Tiar selesai mandi.

20 menit kemudian, Tiar sudah selesai mandi, ia bahkan keramas tadi, ketika membuka pintu kamar mandi terlihat asap yang memenuhi kamarnya “PUTTRRAAAAAA” teriak Tiar “OHHOOOKKKK” Putra yang tekejut terbatuk-batuk “Lu ngapain ngevape di kamar Gue?” tanya Tiar “Nungguin Lu, oh ya tadi gue bisa bikin “O” dari asep loh, mau liat?” tanya Putra pede “Tiar mencubit-cubit tubuh Putra “AAWWW TIIII sorrryyy AAAAAWWWWW” Putra kesakitan ketika sekujur tubuhnya dicubiti Tiar yang masih berbalut handuk. “Kalo Lu mau ngevape, diluar saja.” Kata Tiar sambil masih mencubiti Putra. “Diluar ga bisa ngevape Ti.” Putra mengelusi tangannya yang sakit.

Kini Putra sedang menunggu diluar kamar karena diusir Tiar supaya dia tidak ngevape lagi dan juga Tiar yang berganti baju. “tiar wangi juga ya tadi.” Pikir Putra sambil menunggu sekitar 15 menit “Buset, tiar kayak tomboi begitu, lama juga kalo milih baju sama dandan ya.” Pikir Putra dalam hati. Tak lama pintu kamar terdengar dibuka, Tiar sudah mengenakan kaos lengan panjang tapi belahan agak rendah bewarna biru muda dan celana jeans sedengkul. “Yuk turunnn” Kata Tiar “SUNNGG” Putra belari menuju lift diikuti Tiar dibelakangnya

“selamat malam, Bapak dan Ibu dari kamar nomor berapa?” Tanya staff yang berjaga didepan pintu restoran.

“Malam, nomor 7001 dan 7020 Mas.” Jawab Tiar diakhiri senyum.

“Baik, silahkan menikmati hidangan kami.” Balas staff tersebut yang terlihat mencetang di buku depannya. Putra dan Tiar pun masuk ke restoran yang tidak terlalu ramai itu.

“Staff lain belum ada yang hadir ya?” tanya Putra yang melihat orang-orang di restoran tersebut tapi tidak menemukan sosok yang Ia kenal.

“Paling besok baru pada nyampe. Lagian hari ini Cuma dekor doang, acara lusa.” Jawab Tiar.

“Ooooo, enak ya. Gue mau makan nasi, mau duduk mana?” tanya Putra.

“Situ aja.” Jawab Tiar menunjuk meja yang ujung kanan. “Lu ambil makanan lu aja, Gue abis Lu, soalnya Gue takut Lu mati kelaperan beneran.” Lanjut Tiar.

“Ok, makasih, Gue cepet kok milihnya.” Putra langsung menuju spot nasi dan lauk-lauknya, sementara Tiar menuju tempat duduknya.

“Ti, Gue udah nih.” Putra datang mebawa 3 piring dengan isi yang berbeda. “Makan lu banyak macem ya.” Tiar melihat kearah Putra yang sedang menaruh piring-piringnya di meja. “Udah?” Tanya Tiar. “Udah Ti, Lu pilih aja makanan lu.” Jawab Putra. Tiar bangkit dan memilih makanannya.

“Dagingnya enak Ti, ikannya juga.” Puji Putra, Tiar melihat di 3 piring nasi Putra tidak ada sayur, hanya ada daging dan karbohidrat “Lu makan ga pake sayur?” Tanya Tiar “Ga suka.” Jawab Putra “Kecuali disuapin sama Lu.” Lanjut Putra, Tiar langsung mencubit lengan Putra. “Awww. Sakit.” Putra mengeluh. “Ti, abis makan, Gue berenang ya? Boleh ga?” Putra meminta izin. “Kenapa ga besok? Lagian kalo Lu abis makan terus berenang, ga takut muntah apa?” tanya Tiar “Kayaknya enakan berenang malem-malem Ti.” Jawab Putra. “Ya udah gpp, Lu berenang sendiri ya, Gue mau balik ke kamar.” Balas Tiar. “Ya sama aja boong dong, Gue ga ada temen.” Jawab Putra. “Makanya besok aja, abis dekor gitu, besok kan banner, segala macem pada dateng tuh.” Jawab Tiar. “Ok deh, besok, jangan lupa ya?” Putra menjawab. “Iya ganteng.” Tiar kembali mencubit lengan Putra. “Asiikkk dibilang ganteng sama Tiar. Semangat beut nambah makannya Gue.” “Ih itu mah maunya lu.” Balas Tiar. “Ronde 2, mi ayam.” Putra bangkit dan berjalan menuju meja yang menyediakan mi ayam. “Tuh bocah beneran polos atau gimana sih?, heran gue.” Tiar gemas melihat tingkah Putra, ia terkadang sampai lupa masalanya.



Di Kamar,

“AAAAHHHHHH BOSEEEENNNN” Putra sedikit beteriak sambil berbaring, ia tak menyangka pekerjaannya hari ini sangat sebentar, jika tahu seperti itu, ia lebih memilih untuk datang esok hari. “Main ke kamar Tiar aja kali ya?” pikir Putra sambil bangun. “Abis itu JJM, asyik kali ya? Ok deh.” Pikir Putra, ia mengantongi HP, vape, dan kartu kamar cadangannya, agar kartu kamar utamanya tetap terpasang jadi saat Ia pulang nanti, keadaan kamar tak gelap dan AC nya terus aktif, kemudian menuju kamar Tiar.

“Selamat malam, paket untuk Ibu Tiar.” Teriak Putra, ia kembali melakukan hal yang tadi ia lakukan saat memanggil Tiar untuk makan malam. Tiar membuka pintu kamarnya, nampak di bahunya tak ada tali pakaian yang menutupi tubuhnya, Putra jadi salting, dan ditambah badannya masih terhalang pintu yang dibuka sedikit. “Kenapa Tra?” Tanya Tiar “Ehhhhmmmm cabut yuk? JJM aja, gabut euuuyyyy” Putra menjelaskan, Tiar nampak berpikir sesaat. “Boleh, mumpung baru jam 8, lu tunggu sini aja ya, Gue ganti pakaian bentar.” Tiar izin pada Putra, dan dijawab dengan anggukan saja oleh Putra dan pintu kembali tertutup.

Tiar membuka pintu kamarnya, ia nampak mengenakan hoodie biru dongker dan celana jeans selutut yang tadi ia kenakan saat makan malam “Yuk Tra.” Mereka jalan berdampingan menuju lift. Sepanjang perjalanan, mereka bercanda, bercerita banyak hal dan menikmati malam yang masih cukup ramai di daerah itu, mereka sempat berhenti untuk membeli cemilan untuk di kamar samil jalan-jalan.

“Ahhhh asik juga JJM jalan kaki, nggak pake kendaraan gitu ya.” Kata Putra sambil melahap kebab yang tadi ia beli bersama Tiar “Iya ya, apalagi emang kita ga pernah ke daerah sini, iya ga sih?” balas Tiar “Gue jadi bisa ngelupain dikit masalah gue.” Lanjut Tiar. Putra walaupun cuek, kadang-kadang memang sedikit kepo tentang urusan temannya “Ti, bukan maksud Gue kurang ajar nih, atau kepo gitu, Cuma kalo Lu mau cerita, cerita aja, Ya Gue gatau sih bisa ngasih jalan keluar atau nggak, Cuma seenggaknya Gue bisa jadi pendengar yang baik gitu. Soalnya kata orang-orang bijak nih, Kalo Lu punya masalah, Lu bisa ceritain ke orang, itu bisa ngurangin beban hatinya. Gitu Ti, katanya sih.” Putra menjelaskan. “Lu yakin mau dengerin?” Tanya Tiar “Kalo Lu yakin mau cerita ke Gue mah, Gue dengerin. Gue memang ga deket sama Lu, tapi Gue bisa jadi orang yang Lu percaya buat cerita kok. Gue ga ember kok.” Balas Putra “Ok, Gue ceritain, mumpung lagi ga rame-rame amat disini.” Mereka akhirnya memilih duduk di kursi yang berada di trotoar. Tiar menghela nafas sebentar “Jadi Lu tau kan pacar Gue?” Tanya Tiar, Putra hanya mengangguk sebagai jawaban. “Jadi, beberapa waktu ini Gue males ngeladenin permintaan dia soal sex, soalnya kan kita juga sibuk urusan kantor sama kuliah kan. Dia minta macem-macem, request foto gini lah, gitu lah, minta Gue bikin video bokep, pokoknya macem-macem deh, bahkan ingin ngewe sama Gue mulu.” Putra agak kaget mendengar cerita itu, tapi Ia terus memperhatikan Tiar yang bercerita. Putra jadi sedikit sange saat mendengar cerita Tiar, Ia membayangkan video Tiar sedang masturbasi dan Tiar yang sedang telanjang. “Terus Dia marah-marah, Dia bilang Gue cewek nggak pengertian, ga peka, jual mahal ke pacar sendiri.” Lanjut Tiar “Padahal kan Gue juga perlu istirahat ya? Bahkan tadi dia bilang, Gue samperin ke hotel deh, biar Gue bisa ketemu terus main sama Lu. Gitu Tra, Gila kan?” Tiar menceritakan dengan nada sebal, Putra hanya terus menyimak. “Makanya tadi Gue belum mandi, soalnya Dia marah-marah. Terus Dia ngancem bakal nyebarin foto-foto naked Gue ke temen-temennya.” Nada bicara Tiar jadi sedikit gemetar, Putra merangkul Tiar dan mengelus pundaknya, agar lebih tenang. “Gue nyesel banget nyerahin badan Gue ke Dia Tra.” Tiar menangis di dada Putra. Putra hanya mengelus pundak tiar, ia membuka 1 botol air mineral dingin, dan memberikan padanya “Minum dulu Ti, biar enakan.” Tiar menerima air itu dan meneguknya.”Makasih ya Tra, makasih juga udah mau dengerin curhatan bodoh Gue.” Jawab tiar, Putra hanya tersenyum “Abis ini pasti Lu bakal anggep Gue rendahan gitu.” Tiar menundukkan kepalanya malu. “Hahahahahaha” Putra hanya tertawa, Tiar heran “Kalem aja Ti, kalem.” Jawab Putra sambil menepuk pundak Tiar. “Udah gede Ti, ga salah kita ngesex, Cuma yang Gue pikirin, ini, maaf seribu maaf, Vino tuh orang psikopat atau gimana? Kok mau nyebarin foto pacarnya ke orang-orang coba?” Putra pusing, ia mengambil vape nya dari kantong dan menghembuskan asapnya. “Moga-moga dia ga segila itu sih Tra.” Tiar berharap. “Iya juga, Gue pernah ketemu Vino kan? Yang Gue nemenin Lu dijemput Doi abis nonton sama teman-teman kan?” tanya Putra meyakinkan “Iya Tra, abis itu Lu tahu ga? Didalem mobil, Gue harus nyepong Dia.” Tiar menjawab, Putra sedikit terkejut. “Maniak juga dia.” Putra ceplas-ceplos, Tiar melihat Putra “Ehhh Ti, ga maksud, maaf ya.” Putra jadi salah tingkah. “Gpp kok, Gue ngerti.” Jawab Tiar. “Balik aja yuk?” tawar Putra. Tiar mengangguk, ketika bangun dari tempat duduk, Tiar langsung merangkul tangan kanan Putra. Putra agak terkejut dan Tiar menyadarinya “Gpp ya Tra?” tanya Tiar, Putra tidak menjawab, Ia melangkahkan kakinya menuju ke hotel.

“Lu udah pernah ngesex Tra?” tanya Tiar tiba-tiba. “Lumayan sering sih.” Jawab Putra.

“Sama siapa?”

“Sama temen SMP Gue.” Balas Putra “Cuma Dia sih.” Lanjutnya.

“Kenapa gitu? Kalian pacaran?”

“Gak, waktu itu ga sengaja, jebol, terus dia bilang, kalo Lu mau main, sama Gue aja ya, jangan sama yang lain. Gue sih nurut, gatau Dia Hahahahahaha.” Jawab Putra.

“Lu sayang sama Dia, atau sebaliknya?”

“Gue sama Dia udah deket dari kecil, soalnya Nyokap kita juga best friend banget.” Jawab Putra lagi “mungkin karena udah lama, Dia percaya sama Gue, waktu itu dia penasaran sama sex, dan gamau kalo sampe salah orang, makanya Dia milih Gue. Mungkin ya.” Lanjut Putra. Tiar makin erat merangkul lengan Putra. “Ya cuma gara-gara kita sudah mulai sibuk sendiri-sendiri, jadi sekarang udah jarang begitu.” Putra melanjutkan.

“Biasanya siapa yang ngajak duluan?” Tanya Tiar penasaran.

“Dia.” Jawab Putra singkat “Soalnya Gue ga enak minta duluan begitu.”

“Kan biasanya cowoknya yang selalu minta duluan.”

“Kan biasanya, ini luar biasanya.” Jawab Putra bercanda.

“Tra Tra, ada-ada aja Lu.”

“Kadang-kadang, Dia minta Gue menuhin fantasi Dia begitu, misalnya kayak Lu tadi, di mobil, Gue harus mau diemut sama Dia, Gue harus ngasarin dia. Macem-macem deh. Pikiran Gue nggak nyampe sana.” Lalu Putra melanjutkan “Lu jangan mikir yang jelek-jelek ya Ti soal Gue.” Tangan kirinya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Iya Tra.” Jawab Tiar “Tapi Gue ga nyangka sih, Lu bisa ngesex juga.” Kata Tiar.

“Kenapa gitu? Ngeremehin beut Lu hahahaha.” Putra tertawa.

“Soalnya Gue liat-liat Lu pemalu banget kalo sama cewek, gampang salting, kayak sekarang, terus rada polos.” Jawab Tiar.

“Gue kalo sudah deket sama cewek ini, maksudnya sudah friend banget begitu, Gue ceplas-ceplos Ti.”

“Hhhmm begitu.” Jawab Tiar. “Lu lucu juga ya.”

“Memang kata Nyokap Gue, Gue tuh lucu Ti.” Jawab Putra PD.

“Nyesel Gue muji Lu.”

“Hahahahahaha.”



Di Hotel,

“Ok Gue langsung ke kamar ya Ti, makasih udah nemenin hehehehe.” Jawab Putra. “Iya Gpp, makasih juga udah dengerin cerita Gue.” Balas Tiar yang juga menuju kamarnya. “Lu apa masih disitu?” tanya Tiar yang melihat Putra tak beranjak dari tempatnya. “Nungguin Bidadari masuk kamar dulu.” Jawab Putra. “Aaaahh gombal Lu.” Jawab tiar dan mencubit lengan Putra. “HAHAHAHHAAHA, buruan gih masuk kamar.” Suruh Putra “Iya, Good night.” Jawab Tiar sambil tersenyum “Nite too Bidadari” balas Putra, Tiar tertawa terbahak disitu. ketika hendak masuk ke kamar, Tiar melambai kepada Putra, Putra membalasnya dengan mengangkat tangannya. Tiar sudah masuk ke kamarnya, Putra pun berjalan menuju kamarnya.

Episode 3
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd