Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tiar Series: Anak magang ikut perjalanan dinas

[INFO] Episode 9 rilis nanti malam
Tamu spesial yang disebutakan Vino akhirnya datang, Tiar terkejut dengan sosok tersebut dan langsung mengeksekusi Tiar
faklah, masa putra??? tapi kalo putra ngga yakin langsung ekse sih...
apa jangan jangan temen kantor atau pertemuan dinasnya tiar? hmmmm
 
kasihan si Tiar.....walaupun dia menikmatinya...wkwkwkwk
 
Episode 9

“Ting tong.” Terdengar suara bel kamar dimana Vino dan kawan-kawannya baru saja selesai menggarap Tiar hingga pingsan “Siapa tuh?” tanya Gon, Vino pun bangkit “Tamu spesial kita.” Jawab Vino kalem sambil berjalan untuk membukakan pintu “Selamat malam Pak Hendri.” Sapa Vino sambil menjabat erat tangan tamu tersebut “Selamat malam Nak Vino, apa kabar?” tanya Pak Hendri “Saya sehat Pak, gimana rapat tadi?” tanya Vino “Ya gitu-gitu ajalah Nak. Gimana ceweknya?” Tanya Pak Hendri “Bapak pasti suka, Cuma Dia lagi istirahat, abis kita garap.” Jawab Vino “Masuk dulu Pak.” Ajak Vino, merekapun masuk “Guys, kenalin Pak Hendri, tamu spesial kita.” Vino memperkenalkan Pak Hendri pada teman-temannya. “Selamat malam semua.” Sapa Pak Hendri “Malam Pak.” Balas teman-teman Vino. “Nah itu lonte kita Pak.” Tunjuk Vino ke Tiar yang sedang tertidur pulas, Pak Hendri menyerengitkan dahinya “Kok Saya kayak kenal sama Cewek ini ya?” Tanya Pak Hendri “Bapak pasti kenal, liat lebih deket juga gpp kok Pak.” Balas Vino ramah. Pak Hendri mendekati Tiar yang masih tertidur pulas, Ia merasa pernah melihat wanita ini disuatu tempat. “Hhhmm” Kini Pak hendri sudah berada disebelah Tiar, Ia mencoba berusaha mengingat wanita ini, setelah beberapa saat, Pak Hendri sedikit terkaget “Ini anak magang Saya yang di kantor?!” Tanya Pak Hendri kaget setelah mengetahui siapa Tiar.

Pak Hendri merupakan kepala bagian divisi dimana Tiar dan Putra bekerja. Walau Pak Hendri sudah berusia 50an, tapi wajah Beliau terlihat jauh lebih muda dibanding umurnya, badan Beliau berotot dan juga lumayan tinggi. Pak Hendri dengan Vino memang cukup akrab, Mereka sering berhubungan untuk masalah wanita.

“Betul sekali Pak, Dia Tiara Anastasia, anak magang di Kantor Bapak.” Vino mengkonfirmasi. Pak Hendri terkejut lagi setelah mengetahui kebenaran bahwa Tiar adalah anak magang di kantornya, Ia membelai pipi Tiar “menurut staff, Dia ini anak yang rajin, gesit, dan pintar, Makanya Saya ga percaya Dia jadi mainan Kamu Nak Vino.” Kata Pak Hendri. “Bapak dont judge book by the cover Pak.” Ucap Ojan yang dari tadi diam “Iya ya Nak hahaha.” Kata Pak Hendri salah tingkah “Boleh langsung Saya pakai?” Tanya Pak Hendri lanjut. “Nunggu bangun aja Pak, desahannya mantep.” Sambung Gon. “Masih lama ga ya? Saya takut istri Saya nyariin nih.” Jawab Pak Hendri “Ohhh Bapak bawa Istri?” Tanya Vino. “Iya Nak, tumben Dia mau ikut.” Jawab Pak Hendri “Bentar Pak, Saya bangunin.” Kata Steve sambil membawa suatu alat. “Hei, cantik bangun yukk.” Steve berusaha membangunkan Tiar sambil menepuk-nepuk pipi Tiar. “Heeeii, ayo bangun, ada orang yang mau nyoba memek kamu lagi nih.” Steve masih berusaha membangunkan Tiar, tapi Tiar masih terlelap dan hanya sedikit ngulet “Lonte males.” Kata Steve singkat, Tiba-tiba alat yang dipegang steve sedikit bergetar dan berbunyi “DDRRRTTTT AAAAAAAKKKKKHHHHH” Setruman dari benda itu mebangunkan Tiar secara paksa, Tiar memegangi pinggulnya yang disetrum “Sakitt, kenapa?” tanya Tiar pucat “Lonte itu harus nurut dan layanin tuannya, Lu malah enak-enak tidur, udah bagus video Lu ga di share!” Kata Steve dengan nada tinggi “Aku capek banget.” Pinta Tiar “Cape?” Tanya Steve, Ia mendekati Tiar dan kembali menyetrumkan alat itu ke perut Tiar, Tiar terlonjak dan jatuh ke samping kasur “AAAAKKKHHHH” Teriak Tiar. Steve kemudian menjambak rambut Tiar menariknya sehingga kepalanya berada diatas kasur “Lu itu lonte! Tugasnya ngelayanin kita! Bukan malah enak-enakan tidur! Paham?” hardik Steve, Tiar hanya mengangguk “JAWAB!” Teriak Steve sambil masih menjambak rambut Tiar, membuat wajahnya mengadah keatas “Iya Tuan, paham.” Kata Tiar kesakitan “Oh ya BTW, Lu liat dong siapa yang bakal ngewein Lu.” kata Steve tersenyum, Tiar melihat ke kanannya, Ia terkejut melihat Pak Hendri sudah bottomless “Pak Hendri?” tanya Tiar tak percaya “Hai Nak.” Kata pak Hendri sambil mengocok penisnya “Lu harus layanin Dia, puasin Dia, atau Lu bakal disusahin magangnya paham ya cantik? muach” Steve mengancam lalu mencium pipi Tiar “Ayo jadi lonte yang baik.” Steve sedikit menjauh. Tiar masih sedikit shock dengan yang kejadian yang cepat ini “Ba...paak mau saya layanin?” tanya Tiar “Oh jelas dong, makanya Saya kesini.” Kata Pak Hendri senang “Bapak bisa baring dulu, biar Saya yang kocokin.” Kata Tiar. Pak Hendri melepas kemeja tidurnya lalu berbaring dengan penis yang sudah setengah ekresi.

Kini posisi Tiar berada di paha Pak Hendri “Saya izin kocokin ya Pak.” Izin Tiar, Pak Hnedri hanya mengangguk, Tiar menggunakan tangannya untuk mengocok penis itu supaya lebih tegang lagi. “Ehhmmm tangan kamu halus ya.” Puji Pak Hendri “Terima kasih Pak.” Jawab Tiar. Dengan reflek Tiar menurunkan badannya, Tiar menjilati lubang kencing milik Pak Hendri “Ssssshhhhhh” Pak Hendri mendesah keenakan saat penisnya dijilati Tiar. Tiar langsung mengulum penis milik kepala bagiannya itu dan tangannya juga seseklai mengelus biji zakarnya “AAAAAHHHH enak bangeeettttttt” Desah Pak Hendri menikmati permainan dari mulut dan tangan Tiar. “Gimana Pak rasanya?” tanya Vino yang sedang merokok didekat meja bersama teman-temannya. “Mantep banget Nak.” Kata Pak Hendri. “Eehh susunya abis ya?” tanya Gon, yang lain ikut melihat, ternyata benar cairan dari payudara Tiar sudah tidak keluar. “Steve suntik lagi.” Kata Ojan, Steve pun langsung berjalan ke tasnya dan mengambil suntikan baru dan juga salep perangsang. Tiar yang panik melepaskan mulutnya dari penis Pak Hendri dan memohon “Jangan lagi, please, Gue janji bakal muasin kalian,Gue bakal nurutin permintaan kalian, Gue bakal nikmatin permainan kalian, Gue gabakal pingsan lagi.” Pinta Tiar panik karena takut dengan suntikan dan juga salep perangsang itu. “Gimana Pak Hendri?” tanya Steve “Kita liat aja dulu, kalo Dia ga nepatin janjinya baru kalian atur.” Kata Pak Hendri “Okelah.” Jawab Steve singkat, Ia menaruh alat-alat itu di meja “Terima kasih Pak, Saya janji bakal muasin Bapak.” Tiar berterima kasih, Ia melanjutkan mengulum dan sesekali mengocok penis kepala bagiannya itu.

Pak Hendri yang merasa dirinya akan orgasme, segera meminta untuk merasakan hidangan utama dari tubuh Tiar “Saya mau nyobain memek Kamu, WOT ya.” perintah Pak Hendri. Tiar melepaskan kulumannya “Baik Pak, laksanakan.” Tiar bangun, tangan kanannya memegang penis Pak Hendri dan tangan kirinya membuka lapisan vaginanya, secara perlahan Tiar memasukkan vaginanya ke penis Pak Hendri, Tiar membuat wajah menggoda, Ia menggigit bibir bawahnya, membuat wajahnya senakal mungkin untuk memuaskan Pak Hendri. “AAAAHHHHH” Desah Tiar manja saat seluruh vaginanya berhasil melapisi penis Pak Hendri. Tiar sedikit membungkukkan tubuhnya agar payudaranya dekat dengan wajah Pak Hendri “Bapak mau sekalian nyobain payudara Saya?” tawar Tiar, Pak Hendri langsung mencaplok puting kanan Tiar, sementara payudara kirinya diremas-remas oleh Pak Hendri “AAAAHHHH enakk Pakkk.... Terusiiinnn” Desah Tiar sambil memulai menaik turunkan pinggulnya. “Gila gila, lonte Lu jadi binal banget No.” Ujar Ojan sambil mengelusi penisnya yang mulai tegang lagi “Dia takut disuntik lagi kali hahahaha.” Ejek Gon “Padahal lebih sexy ya?” Lanjut Gon “Gue setuju sama Lu Gon.” Balas Ojan. “Tenang aja, malem masih panjang.” Jawab steve sambil tersenyum jahat, kawan-kawannya pun mengerti maksudnya.

Sementara itu persetubuhan Pak Hendri dengan Tiar masih terus berlangsung, bahkan kini Tiar menggoyang-goyangkan pinggulnya unntuk memeberikan sensasi berbeda pada penis Pak Hendri “Uaaaaahhhh.....goyanganmu sedep nakkkkkk” Desah Pak Hendri yang sudah selesai menyusu di puting Tiar, Ia kini merabai punggung anak magang di kantornya itu “Punggung kamu mulus bangettt....goyangannya mantep abissss” Ceracau Pak Hendri yang blingsatan karena mendapat servis maksimal dari Tiar. Gon yang dari tadi mengocok penisnya ingin bergabung “Pak, mau gangbang aja ga? Saya dah ga kuat. Mau nusuk pantatnya.” Pinta Gon “Iya Pak, saya mau nyemprot di mulutnya.” Lanjut Ojan yang juga sudah mulai terbawa nafsu melihat Tiar yang semakin binal “Aaaahh...aaaahhhh...izininn..mmeree..kaaaahh...yyyaaa..Pak?” Tanya Tiar di sela-sela desahannya “Ya udah Nak, kita gangbang lonte ini.” Pak Hendri menyetujui. Ojan dan Gon pun menghampiri mereka, kini Ojan berdiri diatas Pak Hendri untuk menerima service dari mulut Tiar, sementara Gon membasahi penis dan juga lubang anus Tiar dan siap memasukkan penisnya. Pak Hendri berhenti sebentar untuk membiarkan kedua orang itu melakukan penetrasi. “Gue masukin ya.’ Kata Gon “Iya, tusuk pantat aku.” Jawab Tiar dengan nada manja. Gon memasukkan penisnya sedikit, lalu menariknya lagi, begitu beberapa kali ia ulang, hingga seluruh penisnya masuk “Aaaahhhh...saakkiiittt...eenaaakkkk” Tiar menjawab perlakuan Gon pada anusnya. Gon membiarkan penisnya kembali beradaptasi di anus Tiar. Sementara untuk Ojan, Tiar langsung menjilati seluruh penisnya termasuk buah zakarnya. “Sssshhhh....jilatannya mantep......di sepong dong!” Perintah Ojan, Tiar langsung melahap penis Ojan, begitu juga Gon dan Pak Hendri yang kembali menggenjoti Tiar “Hmmpppphh...oooohhhhhkkk” Desah Tiar yang mulutnya sudah dimasuki oleh penis Ojan. Mereka bertiga menggenjoti lubang Tiar dengan semangat “HHHMMMPPPHHHHHAAAAHHHHHH” tubuh Tiar menegang, seluruh ototnya mengeras menjepit seluruh penis yang mengisi lubangnya “Dia udah nyampe loh.” Ucap Pak Hendri saat penisnya terasa semakin hangat terkena cairan cinta dari vagina Tiar. “Mantep ya Pak?” tanya Ojan “Jelas banget.” Jawab Pak Hendri yang kini kembali menggenjoti Tiar, diikuti Gon dan Ojan.

Gon yang sedang mengisi lubang anus Tiar kini juga memainkan tangannya di kedua payudara Tiar, sementara Ojan membelai rambut Tiar, mereka tak mau menyia-nyiakan semua anggota tubuh Tiar. “Aaahh...Naakkk...Saya mau...keluaarr” Desah Pak Hendri yang hampir mencapai klimaksnya. Tiar melepaskan penis Ojan dari mulutnya “Keluarin didalem aja Pak.” Kata Tiar “Pasti Nakkkk!” Desah Pak Hendri sambil mempercepat genjotannya di vagina Tiar. Tak sampai 5 menit, Pak Hendri akhirnya mencapai klimaksnya “AAAHHHHH.......MANTAAAAAAPPPPP!” Teriak Pak Hendri. “Wah udah keluar aja Pak?” tanya Ojan “Enak banget. Ga boong Saya.” Kata Pak Hendri yang masih ngos-ngosan lalu mencabut penisnya. Ojan langsung melepas penisnya dari mulut Tiar lalu berpindah kebawah tubuh Tiar “Entotin Gue.” Kata Ojan setelah Pak Hendri berpindah. Gon berhenti menggenjot Tiar, agar Tiar bisa memasukkan vaginanya ke penis Ojan. “Blleess. AAHHHHH” Desah Tiar, lalu Ia kembali di sandwich oleh 2 orang itu.

“Nak Vino, Saya balik ke kamar Saya dulu ya. Takut Istri nyariin.” Kata Pak Hendri yang sedang mengenakan celananya lagi. “Gamau ronde 2 Pak?” Tawar Vino “Udah cukup Nak, Saya balik dulu ya.” Pamit Pak Hendri “Sampai ketemu di kantor ya Tiar.” Pamit Pak Hendri yang berjalan ke arah Tiar yang sedang asik digenjot kedua lubang bawahnya “Iyaahh Paaakk.” Desah Tiar, lalu Pak Hendri sempat mencium bibir Tiar yang tentu langsung dibalas Tiar. Pak Hendri meninggalkan kamar yang sedang menjadi saksi bisu Tiar yang sedang dijadikan piala bergilir.

“Kok Lu bisa kenal sama Doi No?” Tanya Rio “Doi tuh deket sama Bokap Gue, pernah suatu ketika, Gue sama Doi ketemu di spa, abis itu kita jadi sering bahas-bahas Cewek, jajan bareng, kadang-kadang Gue dibayarin.” Jelas Vino. Rio hanya mengangguk, begitu juga Steve. “Gue mau main lagi ahh. Lu mau ikut Steve?” ajak Rio, Steve menolak. Rio menuju Tiar yang sedang di gangbang kemudian saat hendak memasukkan penisnya ke dalam mulut Tiar, Tiar berteriak “AAAHHHHHH...........NYAMMPPEEE” Gon dan Ojan berhenti sesaat membiarkan Tiar menikmati orgasmenya. Tapi lidahnya sudah menjilati penis Rio yang sudah berada didepannya “Udah ga sabar ya cantik?” Tanya Rio yang mengelus kepala Tiar “Iya.” Jawab Tiar manja kemudian memasukkan penisnya Rio kedalam mulutnya untuk Ia emut, Rio mendesah nikmat.

“Aaahhh anjir Gue keluaaarrrrrr!” Teriak Ojan yang memuntahkan spermanya didalam vagina Tiar. Setelah penisnya menciut, Ojan meninggalkan Tiar masih disetubuhi oleh Gon dan Rio “No, Steve, Lu berdua pada gamau ngewe lagi sama Tiar?” Tanya Ojan yang berbaring di karpet. “Gue abis mereka main aja, Lu Steve?” Tanya Vino “Gue gampang aja.” Jawab Steve. Mereka kembali menonton Gon dan Rio. “AAAAAHHH Gue mau keluar.” Teriak Gon “Barengin Gon.” Kata Rio “Lonte, telen peju Gue ya.” Lanjut Rio. Tiar semakin cepat memaju mundurkan pinggulnya dan juga emutannya pada penis Rio agar mereka bisa segera mencapai orgasme. “AAAAAAAAAHHHHHHHHH” Desahan panjang keluar dari mulut mereka, Mereka klimaks bertiga. “Glek...glek” Terdengar suara Tiar yang menelan peju Rio. Gon dan Rio meninggalkan Tiar yang setelah mereka tinggalkan Ia tertidur tengkurap kelelahan, walaupun sempat beristirahat, rasanya kurang lama, apalagi Ia dibangunkan dengan cara di setrum oleh Steve. Saat mengingat Steve, Tiar terbelak, Ia bangkit menuju Vino dan Steve yang duduk dekat meja “Vino, Steve kalian gamau ngewein Aku lagi?” tanya Tiar sambil mendesah. Tiar yang melihat penis Vino sudah tegang segera menghampirinya “WOT ya?” Tanya Tiar. Vino mengangguk. Tiar berusaha memasukkan penis tegang Vino kedalam vaginanya “MMMMHHHHH” Desah Tiar saat penis Vino masuk semua kedalam vaginanya “Biar aku yang goyang.” Bisik Tiar di telinga Vino dan Ia menjilat kuping Vino. Tiar langsung menggoyangkan pinggulnya, Ia berusaha membuat Vino cepat keluar dan langsung ke Steve, walau Tiar takut, sex macam apalagi yang akan dilakukan Steve pada dirinya nanti.

10 menit Tiar berada Vino, akhirnya Vino hampir mencapai klimaksnya, Vino menarik kepala Tiar ke wajahnya dan menciumnya, Tiar membalas ciuman ganas Vino dan “Crrttt.....crrtttt.....ccrrttttt” Desahan Vino tertahan oleh ciuman Mereka. Setelah seluruh sperma Vino keluar, Tiar melepas ciumannya “Gimana puas?” Tanya Tiar, Vino hanya mengangguk. Ia bangkit dan menghampiri Steve yang duduk di kursi sebelah Vino “Kamu mau gimana?” Wajah Tiar berada didepan penis Steve. “Kita istirahat aja dulu, baru jam 12.” Jawab Steve santai. Tiar terkaget “Sekarang aja ya? Tanggung nih.” Tawar Tiar. “Gue bilang NANTI!” Kata Steve tegas, Tiar sedikit takut kemudian pamit untuk ke kamar mandi “Baik Tuan, Saya permisi ke kamar mandi dulu.” Tiar merangkak menuju kamar mandi, Ia sudah tak kuat berjalan, lubang vagina dan anusnya terasa sangat ngilu. Sesampainya di kamar mandi, Tiar bersandar dibagian luar bath tub, kakinya di selonjorkan, kepalnya mengadah katas, Ia merenungi nasibnya malam ini, Ia sudah tidak kuat, akhirnya Ia manangis.

Tiar bukanlah wanita yang lemah, Ia sangat dewasa dan juga kuat, ia sering melindungi, memberi saran, dan menjadi sosok Ibu buat sahabat-sahabatnya, hampir tak pernah mengeluh. Namun entah kenapa malam ini dirinya sangat lemah menjadi budak sex Vino dan kawan-kawannya. Tiar menangis dalam diam, Ia takut terdengar Steve dan akan melakukan kekerasan lagi pada dirinya karena dianggap menganggu. Ketika sedang menangis, Tiar teringat sosok Putra. Tiar langsung berhenti menangis, entah mengapa Tiar malah teringat sosok Putra saat Ia sedang menangis, sosok yang kekanak-kanakan, telat mikir, dan tidak terlalu dekat hubungannya dengan dirinya malah menjadi motivasi dirinya untuk menghadapai Vino dan kawan-kawannya. Tiar langsung berusaha bangkit walau kakinya gemetaran, Ia mencuci wajahnya, meghilangkan sisa kesedihan dari wajahnya, mencuci vagina bagian luar dan juga bagian dalam yang sudah berisi sperma, dan Ia keluar dari kamar mandi “Abis ngapain?” tanya Ojan “Abis buang air.” Jawab Tiar

“Lu udah siap buat ngewe sama Gue?” tanya Steve “Iya Sayang.” Jawab Tiar manja. “Lu baring, angkat tangan lu.” Perintah Steve, Tiar langsung merebahkan dirinya di kasur dan mengangkat kedua tangannya, menampakkan ketiaknya yang putih dan terdapat sedikit cupang merah. Steve datang membawa tali, kemudian Ia mengikat kedua tangan Tiar ke ujung tempat tidur, posisi Tiar seperti huruf “Y” terbalik, Tiar hanya pasrah apa yang akan dilakukan Steve pada dirinya. Steve melebarkan kedua kaki Tiar dan memasukkan penisnya, Ia langsung menggenjot Tiar dengan tempo cepat, meremas kasar kedua payudara Tiar dan menjilati ketiak Tiar “Hahahahahaahaa....aaaaahhhhhhhhh..........saakkiiitttt...gellllliiihhhhhh” Tiar tertawa geli disertai desahan nikmat dan juga sakit, semua Ia rasakan menjadi satu saat tubuhnya si eksekusi oleh Steve.

Hampir 20 menit penis Steve menusuk vagina Tiar “Aaaahhh Aku mau keluaarrr lagiiihh” desah Tiar “Gue juggaaa” ujar Steve yang sudah diujung tanduk. “Keluarin barengg!” perintah Steve “Iyaaaaahhhh” dan akhirnya Mereka berdua mencapai klimaks berbarengan. Steve masih dengan kasar meremas payudara Tiar, lalu mencium bibir Tiar, Tiar juga membalasnya, lidah Mereka saling membelit. Setelah merasa penisnya mengecil dan sudah tak memenuhi lubang vagina Tiar, Steve meninggalkan Tiar yang masih terikat “Man, lanjut lagi ga?” ajak Gon “Gas deh.” Ajak Rio yang sudah bangkit siap kembali mengeksekusi Tiar. “Ayo sini, Aku puasin.” Ajak Tiar manja, Mereka pun mendekati Tiar, melepas tali yang mengikat Tiar dan mengekseskusi ketiga lubang yang dimiliki Tiar hingga mereka puas dan entah berapa banyak lubang yang mereka sembur dengan sperma Mereka. Tubuh Tiar menjadi bulan-bulanan Mereka.

Episode 10...
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Well played Tiar...
Getting naughty and slutty makes them bored since there's no challenge after you are "broken" down..
That can get you out from that hell hole quickly...

Alas, you might get busier at the office...
Hopefully Pak hendri only wants you for himself and not to make you his "bonus" for the clients

Excellent upload as always, bro
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd