Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tiga Putri

Bimabet
Sebelas

***​

Anggit terbangun lebih siang dari biasanya, tepatnya jam tujuh pagi. Sebelum bangun ia melihat wajah ansel, teringat kembali kejadian tadi malam. Perasaanya langsung campur aduk

“ihh, malu banget sumpah kemakan omong ini buaya” gumamnya pelan memandang wajah ansel. Sesekali anggit tersenyum kecil.

“tapi jujur nyaman banget sama lo” anggit mengecup bibirnya kecil, dan berlari kecil ke kamar mandi. Tubuhnya terasa sangat lengket, dan ada bercak merah yang sudah mengering di sekitar pahanya.

“tapi gak terlalu sakit, apa yang orang bilang, hmm” Sebelumnya anggit pernah di ceritain sama cece nessa soal rasanya kehilangan perawan. Walau memang terasa agak perih saat buang air kecil.

“Hei bangun. ansellll” tangan anggit menepak-nepak bahunya. Tapi ansel gak bangun.

“Panas? Jangan-jangan demam” anggit kembali mengecek suhu badan ansel dengan tangannya. Terasa lebih panas dari biasanya.

“pagiii” ansel terbangun dengan suara yang lemas.

“Lo demam?” tanya anggit.

“ngak.. Lemes doang kan habis tempur” ucapnya seolah gak ada tenaga.

“gigit ini” pintanya, setelah anggit ambil termometer dari kotak obat.

“ Hmm mau nya gigit lo”

“uhukkkkk~ uhukkk” suaranya kini lebih jelas tapi sekarang batuk sejkaligus pilek jadi satu.

“lo sakit. Siapa suruh gk mandi habis ke ujanan” omelnnya.

“hehe... “

“lo mau kemana?, jangan tinggalkan dakuuu” ucap ansel menjulurkan tangannya.

“Mau ambil pacul.. Buat cari kuburan” gak ada yang berubah dari anggit setelah kejadian tadi malam. Itu membuat ansel benar- benar tak salah memilih anggit.

Dua puluh menit kemudian, anggit kembali membawa minyak angin dan dua bungkus bubur ayan.

“bangun.. Gue kerokin sini” angguk ansel, karena ia juga lumayan sering di kerok kalau masuk angin. Anggit terdiam sejenak melihat punggung ansel yang terdapat beberapa bekas luka selain luka jahit,

“ Ini luka bekas apa? “ Tanya anggit memegang bekas luka di pungung kanan.

“oh.. Itu bekas di sabet sama bambu dulu pas gue jadi kurir” jawabnya

“Ini juga? “ tunjuknya ke bagian yang lain.

“iah semua di punggung gue bekas cambukan, kalau gue gak kerja dengan baik.”

“ Dan juga kondisi gue gampang sakit, jadinya dengan di cambuk biar gue mau kerja” jelasnya. Anggit terdiam mengelus bekas sukanya. Dan bersiap untuk mengerok punggungnya

“pasti gak gampang kan lewatin itu semua?” desis anggit,

“ho.oh”

“gak ada yang biasa gue lakuin karena kondisi fisik gue saat itu”

“tapi walau gitu gue punya kelebihan soal stamina dan ukuran buwung gue”

“buwung?”

“ia buwung alias kontol haha”jawabnya ketawa cekikikan sendri.

“Breettt.. “

“awwhh pelan- pelan sakit tauu. “ anggit sedikit kesal menekan koinnya. Anggit merasakan sikap ansel tak berbuah setelah tadi malam. Ia berharap ansel berubah lebih romantis. Tetapi itu yang membuatmya lebih menyukainya.

***​

“Ya tuhan.. Punnggung gue kayak sosis bakar” komentarnya melihat foto punggungnya.

“untung gak biru” lanjutnya,

“ Kalau biru itu pertanda lo mau mati, biasanya kan memar biru ada penyakit jantung” balas anggit menyeka punggungnya dengan kain.

“masa?”

“wah,

“Dah selesai, dan sekarang makan buburnya”

“plak plak plak” tamparan di pungungnya beberapa kali sebagai penutup kerokan. Anggit mengkerok agak jauh dari luka jahitannya,

“sakit tau,,” anggit tak menanggapinya, walau begitu ansel tau anggit melakukannya dengan tulus. Apa lagi ia mengompres kepala ansel dengan handuk dingin agar panasnya di tubuhnya turun. Ansel kembali tertidur sampai sorenya terbangun.

“bangun uiii, dah sore”

“lemesss” jawabnya, anggit langsung memegang kembali dahi ansel, suhunya sudah normal. apa lagi keringet keluar dari tubuhnya cukup banyak.

“udah gue bikinin air anget, cepet bangun” ucapnya.

“iah, “ansel menggeliatkan badannya sebelum bangun, tubuhnya benar-benar lemas. Tetapi ini lebih baik dari sebelumnya, kerokan memang obat alami untung masuk angit seperti ini.

“beb.. help”

“beb”

“siapa beb, beb?”

“lo lah, udah bebeb gue kan?”

“issh, alay ah, ada apa?” anggit hanya berdiri di samping tembok, pintu yang rusak belum di perbaiki. Di tambah beberapa hari lagi kontrakan kosong.

“gosokin punggung gue dong, lengket banget,”

“heee?” anggit sedikit kaget

“kenapa? Malu?”

“ishh, iah iah, manja banget” desisnya masuk ke dalam, ansel berdiri telanjang bulat membelakanginya,

“jongkok” pinta anggit. Ansel menuritnya menggesok punggungnya dengan handuk, mengusap pelan di bagian jahitannya

“udah,” ansel langsung berdiri memeluk anggit.

“mandi bareng yuk” ajaknya,

“ihh gak ah, gak mau”

“aaahhhhhh~” ansel langsung menyiram air hangat ke atas anggit, yang langsung membuat anggit teriak cukup kencang,

“ihh, gila lo, basah” desisnya lagi, ansel tak menanggapinya, ia memepetkan tubuh anggit di tembok, dan mencium bibirnya.

“emgghhm” anggit sempat terdiam, tak lama membalas lumatannya. Tangan ansel meremas buah dadanya di luar tangtopnya yang basah. Ansel kembali mengguyur tubuhnya beberapa kali sampai benar-benar basah seperti kehujanan.

“hmmm,” di sela-sela lumatan, ansel menarik tangannya agar mengocok penisnya yang sudah cukup tengang, tak ada penolakan dari anggit, ia mengocoknya dengan kedua tangannya.

Dalam sekejap ansel berhasil menelanjangi anggit, tanganya kembali meremas dan memainkan vaginanya,

“dah ih, katanya mandi” anggit mendoorongnya pelan, sedikit grogi anggit mandi bersamaan dengan ansel,

“sini gue sabunin” dengan cepat ansel menyabuni punggungnya, dan berpindah ke depan sambil meremas buah dadanya.

“sssshhh” desah pelan sekaligus geli menjadi satu, apa lagi saat jari-jari ansel memutar-mutar diputingnya membuat tubuh anggit menggeliat.

“jangan sittu emgggh” kini gesekan jari tangan kanan ansel mengelus belahan vaginanya,

“ohhh,, guee mau unggggghhhh” anggit menggigit bibirnya, begitu juga kedua pahanya ia rapatkan, tapi itu tak membuat jari ansel berhenti memainkan vaginanya, dan tak lama tubuhnya bergetar, mendongak ke atas.

“muscchhh” ansel tak menyia-nyiakan langsung melumat bibir pelan sampai nafasnya kembali taratur seperti biasa.

“byurrrrr” ansel membasuh tubuh anggit perlahan sampai sabun di tubuhnya kini sudah bersih, ansel langsung keluar kamar mandi, membiarkan anggit melakukan apa yang belum ia lakukan.

Hawa malam ini ternyata lebih panas, ansel hanya memakai kolor aja tanpa sempak, menunggu anggit yang belum keluar kamar mandi setelah ansel keluar.

“ngapain lo lama banget? Mantrub lagi?”

“BERAAAAKKK, MUleessss~” jawabnya di ikuti suara kentut cukup keras.

Ansel bersandar sambil melihat luka jahinya yang tak terlalu perih sekarang. Anggit keluar menggunakan handuk,

“gak usah pakai baju ajah”

“isssh, maunya lo, nanti gue di perkosa” jawabnya sambil berjongkok mencari pakaian.

“masih jutek banget ih, makin suka deh, “ ledek ansel

“issshh” anggit langsung melempar celana dalam yang di buntal ke arah ansel agar dia diam.

“hahaa, woow tipis sekaliii” tawanya menunjukan celana dalam anggit yang benar – bemar tipis dan juga bolong kecil.

“sini balikin” pintanya.

“ gak mau.. Ambil aja kesini” celana dalamnya langsung ansel pakai di kepalanya. Dari kejauhan anggit menahan ketawanya meliat tinggkah ansel.

Anggit membuka handuknya memakai daster tangtop yang agar besar. Membuat buah dada anggit terlihat rata. Tapi belahan dadanya agar rendah.

“Kenapa gue jadi demen sama tocil gini” gumam ansel bersamaan sengan penisnya yang agak berkedut. Membayangkan apa yang akan terjadi sebentar lagi. Apa lagi anggit tak memakai celana dalam.

“Sini.. “pintanya lagi.

“no no no”

“lo gak pakai lapisan lagi?” tanya ansel saat anggit berjalan kearahnya.

“ngak lah. Napa? Nafsu?”

“iah.. Pengen sedot. “ Jawabnya cekikikan, dengan satu gerakan anggit berhasil mengambil celana dalam di kepala ansel.

“kan punya gue gak gede kayak punya cece nessa atau cewek lainnya” tanyanya tak jadi memakai celana dalamnya.

“Masih muda.. Harus di olah setiap hari biar gede” senyum mesum ansel langsung anggit bisa rasakan senyumnya mesum.

“Masa? Di olahnya? “

“di remas-remas hahahaha” tawa ansel cukup keras. Tetapi anggit mengabaikannya.

“yah bercanda. Gede kecilnya tergantung genetik” lanjutnya saat anggit melangkah ke depant pintu.

“Ckleek” anggit mengunci pintunya dan juga merapatkan gorden. Padahal baru jam tujuh, gak seperti biasa jam sembilan.

“uhmmmm”

“uhhmm.. gue mau ngomong ” ucap anggit ragu-ragu sambil melangkah lagi ke atah ansel yang masih duduk bersandar.

“Apa yang mana? Genetik?”

“bukan”

“terus?”

“yang itu.” anggit mengecilkan suaranya karena ia malu mengucapkannya. Wajahnya langsung memerah seketika.

“ haa gak denger gue” ansel pura-pura gak mendengar. Dia juga gak percaya apa yang anggit ucapin.

“ihh malu gue.. “ lanjutnya menutup wajahnya dan berbalik membelakangi ansel.

“Gue lebih seneng kok kalau lo lebih jujur. Gue pun bakal jujur” uca[ ansel, anggit langsung menoleh ke belakang, dari tatapan malu-malu kini tatapannya terlihat serius ke arah mata ansel.

“Jadi gue boleh tanya apa ajah? “ angguk ansel. Anggit tersenyum kecil duduk di sampingnya.

“mccchh mcch” kecupan beberapa kali, sampai anggit di pangkuan. Kedua tangan anggit merangkul lehernya.

“Gue mau liat itu lo lagi” bisiknya dengan wajah memerah.

“bilang dong,, buka ajah kali, semua yang ada di gue buat lo” balasnya dengan kedua tangan ansel meremas buah dadanya. Anggit pun merangkak ke pahanya, menarik celana kolornya.

“woooo” desisnya agak terkejut melihat penis ansel sudah berdiri tegak.

“gleegg” anggit terdiam melihat penisnya secara dekat. Di tambah ada urat kecil di batangnya. Terkesan sangat perkasa.

“Kenapa?” tanya ansel.

“Uhmm. Masih gak percaya aja. Segede ini masuk ke itu gue.. “ tawanya pelan.

“Masih sakit? “

“emggak, enggak sakit kayak orang-orang bilang kok, masih sedikit perih hehe” senyum lebar anggit terus melihat penis ansel. Ia masih belum percaya penis seperti masuk ke vaginanya pertama kali.

“pegang kayak kemarin, terus kocok naik turun” pinta ansel, anggit pun menuruti menaik turun kedua tanganya yang menggengam penis ansel.

“Coba isep.. Jilat”

“hee?” ragu-ragu bibir anggit mendekati kepala penis ansel, anggit mengendusnya sebentar . anehnya tak ada bau pesing atau sejenisnya.

“Yeahh gitu, jangan kena gigi” anggit melumat kepala penisnya beberapa kali. Lidahnya mengecap beberap kali. Tak ada rasa sama sekali.

“Iahh terus masukkn sampai situ.. Dan emut” pinta ansel lagi, anggi menurutinya menghisap saat setemgah penisnya sudah setengah masuk ke dalam mulutnya.

“Yup.. Gitu gerakin kepala” ansel tersenyum kecil, anggit benar- benar polos soal seperti ini,

“Ohh. Terus hisap kepala penis gue sekuatnya”.

“yeahh.. Kayak makan es krim aja” tak butuh waktu lama, blowjob anggit tak seburuk di awal. Walau gerakannya hanya seperti itu.

“Mau keluar?” tanyanya

“ belum lah. Gini doang mana bisa keluar”

“kalau pakai memek lo baru bisa” bisiknya.

“uhmm jangan di dalam yah, gue gak punya pengaman”. Balasnya terus tak melepas kocokan di penis ansel.

“Mau di dalam ah.. Biar crottt” ledek ansel merebahkan anggit. Giliran ansel yang bermain vaginannya.

“ihh gue belum mau hamil” protesnya.

“lssrrrruupppppl” jilatan langsung di belahan vagina anggit..

“Besok gue cukurin bulunya,biar licin” ucap ansel di sela-sela jilatananya.

“engggh.. Aahh. Emg bisa?” Angguk ansel, memasukan satu jari, sampai sudah terasa lebih basah ansel memasukan jadi dua jari.

“ Uhhh... Nggghh “ desis anggit meremas buah dadanya sendiri dari luar dasternya. Dua jari yang semakin cepat keluar masuk. Di tambah elusan di klirotisnya dengan jempolnya.

“Ohhh gue mauuuu nggghh” tubuhnya kembali menggeliat.. Tak lama anggit lamgsung klimaks.

Dengan sigap ansel melakukannya Seperti kemarin memasukan penisnya perlahan saat anggit sedang klimaks.

“Ouh yeah..” desahnya merasakan penis yang seperti di pijat-pijat sampai penis ansel masuk sepenuhnya. Tapi kali ini tak ada teriakan keras dari anggit.

***​

Hampir lima menit ansel membiarkan anggit menikmati klimaksnya, penisnya masih berdiri tegak di dalam vagina anggit.

Sekarang ansel merubah posisi menjadi duduk bersandar, dan anggkit di pangkuannya, dengan penis yang masih menancap keras.

“masih perih?”

“sedikit kok, uhmm” wajah anggit memerah

“awas lo, lupa” ucapnya merangkul leher ansel, dan kembali saling melumat satu sama lain untuk beberapa menit.

“sekarang giliran lo, naik turunin pinggulnya” bisik ansel memegang pinggang anggit,

“uhm iah,, gini?”

“yeah, gitu, jangan kaku, enjoy ajah” bisiknya lagi, tangannya juga bantu menggerakan pinggulnya.

“engghh.. ssh’ desah anggit mengigit bibirnya, sekarang ansel tau kebiasaan anggit secara gak langsung. Saat anggit sudah mulai horny, dia akan menggigit bibir bawahnya sambil menahan desahnya.

“kerasa sampai bawah pusar ngghh,,, ssgg” racaunya berpenganan ke bahu ansel,

“sekarang maju mundurin kayak gini” pinta ansel mengerakan pinggulnya dengan tangannya,

“good girl”

“plak plak plaakk” sesekali tamparan di bongkahan pantatnya. Membuat sensasi tersendri ke anggit. Yang semakin cepat memaju mundurkan pinggulnya dan sesekali juga menaik turunkan pinggul.

“ohh,, gue mau sampai lagi,, ngghhh” ansel memegang pinggulnya erat-erat, diam-diam ansel menghentakan pinggulnya dari bawah.

“engggghhhhh” erangannya tertahan mencengkram bahunya lagi,

“lo belum mau keluar?” tanya di sela-sela kenikmatan klimaks, anggit sudah tiga kali klimaks sedangkan ansel belum sama sekali. Staminanya memang di atas rata-rata.

“belum dong, tunggu lo puas, baru girilan gue” senyumnya mengelus pipi, sesekali mencium bibirnya.

“kenapa gitu?” tanyanya semakin penasaran.

“udah kebiasaan, hehe, tugas gue kan puasin para wanita,”

“terus walau udah lemes, lo belum keluar?”

“yah.. kadang kocok sendiri, tergantung ceweknya.” Anggit terdiam mendengarnya,

“sama ibu kontrakan keluar?” pertanyaan yang harusnya gak anggit tanyakan keluar begitu saja keluar dari mulutnya.

“lo liatt?” ansel menyeringai mendengar ucapan anggit.

“iah laahh.!!”

“hehe.. keluar sih, di dalem. Itu kan permintaan ibu kontrakan, kalau dia gak minta gue gak lakuin” ansel langsung mencabut penisnya. Yang kini berlumurkan cairan putih, vagina anggit pun juga, cairan putih kental mulai keluar dari vaginanya.

Ansel memposisikan anggit menungging sambil berpegangan ke tembok, perlahan ansel menggesekan kepala penisnya ke vagina anggit sebelum di tekan perlahan.

“ohhhhh, unggmm, pelan-pelan nggghh” pintannya dan desahan menjadi satu.

“uhhmm, sekarang giliran lo keluar, tapi jangan di dalam” lanjutnya, menoleh kearah ansel.

“plaakk plaakk plaakkk” tamparan beberapa kali di bongkahan pantat angit sampai memerah. Pantatnya terasa kencang dan bulat. Sampai akhirnya ansel merasakan tanda-tanda mau klimaks.

“dikit lagi,” lenguh ansel, terus menahan sampai anggit klimaks lagi, habis itu gilirannya klimaks. Dan benar saja diam-diam anggit kembali klimaks.

“ohhnnggggghhhh nggghh” ansel tak memberi anggit isitriahat, jepitan vaginanya semakin menjadi-jadi.

“plooppppppp” ansel mencabut penisnya, tiba-tiba anggit langsung berbalik arah, mengocok penisnya, sekaligus melumatnya.

“ohhhhhhh teruss” ansel menekan dalam-dalam penisnya

“crrototttt crrottttt crottttt”

“bugg bugkk bugggk” anggit memukul-mukul dadanya sekuat tenaga, sampai ansel mencabut penis dari mulutnya.

“haaaaaaa”

“uhhuuk uhhukk uhhuukkkkk” anggit hampir kehabisan nafas, di tambah ia terdesak karena menelan begitu banyak sprema ansel.

“enak?”

“isshh, aneh rasanya hmm.. ketelen banyak lagii,” gumamnya.

“kalau telen itu bisa hamil?” lanjutnya.

“hehe ngak dong,,, yang yang nelen mulut bawah bisa” angguknya seolah paham,

Lampu kontrakan pun di matikan, mereka kembali bercumbu manja di kasur, saling bercerita kecil dengan saling sentuh sama lainnya.\


Bersambung....

#Note, update dikit ya hu..... terima kasih
 
luar biasa ansel..
sudah bikin anggit nyaman..
karena bagaimana pun perempuan itu mencari kenyamanan.. bukan keamanan..
karena kenyamanan susah dicari.. sedangkan keamanan mudah dicari..
tinggal lari ke depan komplek udah ada keamanan..
sedangkan kenyamanan belum tentu ada di pos depan komplek..

:konak: :p
 
Mesra nya mereka ber 2...
Kalo udah Drama kaya gini sih, Ansel dan Anggit wajib happy ending,, berakhir di pelaminan dan hidup bahagia...
Mereka udah hidup susah dari kecil, saling sayang dan saling support juga... Tunggu apa lagi ? Wkwkwk
:Peace: :Peace:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd