Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tiga Putri

Duapuluh Satu



Tepat jam tujuh, kondisi ansel kembali normal, sebelum bangun ia melirik ke kiri dan kenanan, ansel tidur di tengah-tengah tante nessa dan anggit, tapi setelah itu ansel tak ingat sedikit pun, yang jelas tubuhnya terasa hangat.

“ohhhh” tarikan nafasnya yang terasa masih berat, tetapi tak seberat semalam, ansel menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya,

“arrr ararrr” tubuhnya kembali menggigil saat ada angin berhembus ke dalam kamar,

“lo belum sehat,masih demam” ucap anggit masuk membawa baskom berisi air hangat, dan ansel kembali rebahan. Dengan perlahan anggit mengompres kepala ansel yang terasa panas.

“lo kenapa gak bilang punya penyakit asma?” tanyanya dengan wajah yang agak kwahtir.

“kan udah bilang bebebku... fisik gue dari kecil gak baguss”

“ya kenapa gak bilang, kalau asmaa” tanyanya lagi sambil terus mengompres.

“yah, emang kalau kecapean aja kambuh” jawab ansel dengan santai.

“masa?”

“terus selama ini lo sama tante-tante gak capek?”

“itu beda cerita, beb, kalau kerja fisik kayak angkat barang, kalau di ranjang capeknya enak hehehe” jawab ansel tanpa beban sedikit pun, anggit yang tadinya khwatir berubah menjadi gemas mendengar jaawabnnya. Dan pilih langsung keluar kamar.

“tapi tambah cantik juga si anggit kalau kwahtir gitu.” Senyum ansel kembali memejamkan matanya,

Siang pun tiba, tante nessa menjulurkan tangannya ke dahi ansel yang masih tidur, ia mengecek kondisi suhu badannya.

“kebangun ya?” tanyanya pelan,

“iah, dingin tangannya” jawab ansel pelan.

“masih panas badan kamu, terus asma kamu gimana?”

“agak mendingan tante, tapi masih agak berat ajah, tapi biasanya gak di obatin normal lagi” jelasn ansel menarik nafasnya dalam-dalam, terasa masih agak berat memang, tapi lebih baik dari tadi malam.

“asma gitu gak boleh di anggap remeh,”

“nanti tante minta obat yah, biar cepet sembuh” ansel mengangguk pelan,

Dan selama tante nessa pergi, anggit yang menjaga ansel, takut asmanya kembali kambuh. Tapi sepertinya tak ada tanda-tanda kambuh.

“pelan-pelan makannya, “

“iah beb,” satu suapan sendok cukup besar langsung masuk ke dalam mulutnya,

“yang banyak,”

“yeeee.. banyak sih banyak, tapi jangan di sodok terus dong” protes ansel, saat tak membiarkan mulutnya kosong. Dan satu mangkok penuh semua habis tertelan.

“lo tau gak, tadi malam kan gue pelukin lo telanjang,” bisiknya

“haa masa?”

“iah, masa gak sadar sih?” ansel menggelengkan kepalanya, yang ia rasakan hanya hangat aja.

“bawahnya gak?”

“isshh, pea, sakit masih bisa mikir macem-macem,”

“hehe, ya kali gitu pelukan telanjang bulat, kan angett beb” jawab ansel kembali terlentang, tapi kali ini tubuhnya di tutup dengan kain, agar keringat cepat keluar. Dengan begitu biasaya demamnya langsung turun.

“maunya lo, yang ada malah di sodok”

“tapi kan keluar keringet nanti”

“lagi sakit emang bisa berdiri?” tangan anggit langsung masuk ke dalam celananya, terasa penis ansel yang tertidur.

“ya gak lah, lagi drop gini mah,” jawabnya merasakan anggit mengocok perlahan penisnya, tapi tetap saja itu tak berhasil membuat penis ansel berdiri, hanya setengahnya. Anggit hanya tertawa kecil.

“ansel ini tante bawa obatnya” ucap tante nessa membawa sebuah gelas berisi obat dan melihat sekilas anggit menarik tangannya dari dalam selimut,

“apa itu tante ijo-ijo” tanya ansel,

“ohh ini, daun sambiloto, gak pait kok” senyumnya menyediakan air putih hangat,

“gleeggggg” mau tak mau ansel pun menelannya dengan sekali tegukan langsung tertelan semuanya,

“hueeeeee paiittttttt” desis ansel memejamkan mata untuk mengurangi rasa pahit, di susul teguakan air hangat untuk mengurangi rasah pahitnya.

“nanti kamu mandi air hangat,”

“bisa berdiri kan?”

“ngak tante, letoy” jawab ansel.

“maksudnya kamu berdiri ke kamar mandi, bukan itunya” jawabnya pelan menoleh ke belakang, takut ada yang mendengar.

“hehe, bisa kok tante,”

“ya udah sekarang istirahat lagi, kita liat perkembangannya lagi sore” ucap tante nessa menyeka keringat di dahi ansel,

***

Untuk mandi ansel bisa melakukannya, awalnya tak terasa dingin, tetapi setelah berpakaian tubuhnya kembali menggigil, dan semakin malam juga asma ansel kembali kambuh,

“haaaaa,,,,,,” ansel berusaha menarik nafas dalam-dalam,

“ini air jahe, kamu minum yah” pinta tante nessa membawa segelas air jahe, atau bisa di sebut wedang jahe.

“glegggg,” diminumanya perlahan, dan itu cukup membantu meredakan sesak nafas ansel.

“tidur di tengah lagi aja, gak apa-apa kan ma?” ucap anggit, tante nessa mengangguk pelan, membiarkan ansel kembali tidur di tengah-tengah.

“panasnya udah turunan, gak terlalu panas” anggit memegang dahi ansel, merasakan suhu badanya lebih adem daripada tadi. Ansel pun demikian, tubuhnya merasakan lebih baik, walau masih menggigil saat angin berhembus ke tarah tubuhnya.

Dengan lebih berani anggit membuka kembali pakaianya dan memeluk ansel dalam selimutnya, ansel kini menyadarinya memeluk erat dengan tangan kanannya.sesekali melihat matanya dengan tatapan serius. Dan perlahan bibir saling melumat pelan.

tante nessa belum pulas merasakan sesuatu yang aneh, dia mengintipnya perlahan, dan agak terkejut melihat ansel dan anggit berciuman. Yang semakin lama semakin agresif sampai anggit tiduran di atas tubuh ansel.

“ssttt mama nanti bangun” bisik anggit dan tentunya terdengar tante nessa yang pura-pura tidur. Anggit pun melucuti celananya sendiri dan juga ansel, sebelum kembali berpelukan di dalam selimut.

“kalau bisa berdiri masukin aja” ledek anggit diam-diam mengocok penisnya. Yang awalnya hanya menggoda ansel, berharap ansel kembali pulih.

“ihh beneran berdiri” tawanya pelan sambil perlahan menggesekan penisnya ke vaginanya. Dan perlahan penis ansel masuk perlahan.

“nggggh” desah anggit terus menekannya sampai seutuhnya masuk, tante nessa melihat gerakan meliuk-meliuk di dalam selimut membuat libidonya meninggi.

“ohhhhhh” lenguh anggit cukup keras, terus menggerakan pinggulnya depan cepat.

Tante nessa terdiam mendengarnya, membuka kancing baju tidur, dan meremas buah dadanya sendiri, agar tak ketauan ansel tante nessa memasukan tubuhnya ke selimut yang ternyata satu selimut dengan ansel,

“ihhh jangan di gituin, mama bangun loh” bisik anggit lebih terdengar saat tante nessa masuk selimut,

“hihihiiii” ketawa cekikikan anggit saat mendengar ansel meringis nikmat, sampai tangan kirinya bergerak berpegangan yang ternyata tangan tante nessa yang sedang memainkan vagiannya dari luar celana.

Dalam sekejap ansel menoleh kearah kiri, dan tante nessa saling tatapan,

“begini enak gak?” tanya anggit yang di dalam selimut terus memutar-mutar punggulnya tanpa mengetahui di samping ansel ada mamanya yang memperhatikannya.

“enngggh enak kok.. Gitu terus” jawabnya, tangan kiri ansel langsung megantikan tangan tante nessa yang di tarik keluar celana.

“engggghhh” tubuh tante nessa tersentak terkejut saat jari-jari ansel dengan lihai memainkan vaginanya, jari-jari ansel merasakan bulu yang cukup lebat di sekitar vagina tantr nessa.

“Uhhh” desisnya lagi menahan geli menempelkan tubunya ke sisi kiri ansel, dan bersamaan ansel merasakan sesua yang kenyal,

“ssttt” tante nessa memberikan kode agar diam, dan menghentikan aksi tangan kiri ansel. Ansel yang paham mengangguk sambil sesekali melihat ke arah bahu kirinya. Ternyata buah dada tante nessa yang menempel.

“ohhhhh “ desis anggit tertahan di ikuti gerakannya yang berhenti, pertanda anggit klimaks, dan rebahan di atas tubuh ansel,

“lo mau di keluarin?” tanya anggit yang sekarang di sampingnya,

“gak usah, lagian udah mulai tidur lagi” anggit penasaran memegang penis ansel yang mulai kendor, tapi posisi tegak.

“uhm ya udah, gue mau tidur sampe pagi kayak gini” bisiknya memeluknya erat.

“nanti ketauan gak sama mama lo?”

“gak lah, asal lo gak singkap ini selimut” jawabnya tersenyum lebar dan memeluk erat tubuh ansel.

“engghh” pekiknya merapatkan kedua pahanya, saat menyadari tangan ansel mulai memainkan vaginanya lagi. Tante nessa pun keluar dari selimutnya .

“Ohhh sshhhhhh ngghh. “ desisnya tertahan dengan menutup mulutnya, tante nessa bisa melihat dengan jelas kelima jari ansel bergerak memainkan vaginanya bergantian.

Sesekali tante menoleh ke arah ansel yang sedang mengelus kepala anggit. Ansel yang menyadarinya hanya teresenyum ke tante nessa.

Merasa tak ada penolakan, ansel menggerakan kedua jarinya dengan cukup cepat. Membuat tante nessa membuka pahanya lebar-lebar sambil sesekali meremas buah dadanya sendiri.

“Ohhhhhh.... “ sekejap tubuh tante nessa langsung menggeliat, dua jari ansel yang masih di dalam vaginanya terasa seperti tersedot ke dalam. Di ikuti cairan hangat mulai keluar dikit demi sedikit.

Tante nessa terlentang lemas menunjukan kedua buah dadanya yang tersingkap, ansel melihat hal itu mencoba meremas buah dadanya.

“plaakk” dengan cepat tante nessa menepis tangan ansel,

“hehehe, reflek tante, pasti kenyal” ucap ansel pelan, membuat tante nessa sedikit membuang mukanya karena malu.

“jujur jari-jari tangan kamu lihai banget, dugaan tante benar, kamu sering main sama orang selain anggit” ucapnya dengan tatapan serius. Ansel hanya tersenyum

“ansel cuman liat di film kok tante, terus praktekin ke anggit,”

“oh ya?”

“iah, tante, biasanya ansel lakuin sambil jilatin,” tante nessa tau matanya terus menatap buah dadanya,

“kamu mau ini?” tanya tante nessa membusungkan dadanya, terlihat dengan jelas putingnya yang ternyata tak besar seperti tante-tante lainnya. Ansel mengangguk mengiakan, membuat penisnya yang setengah tertidur mulai terbangun sedikit.

“jangan sentuh pakai tangan, “ pinta tante nessa memiringkan tubuhnya sambil menyodorkan buah dadanya ke ansel. Ansel menuruti kemauan tante nessa,

“calpss” bibirnya langsung melumat putingnya pelan, lidahnya langsng berputar-putar,

“ohh” desis tante nessa menyodorkan buah dada satunya,

“tante mau ansel buat klimaks lagi?” bisiknya sambil tante nessa bergantian menggeser buah dadanya ke mulut ansel.

“caranya? Awas aja pakai ittuu” ucapnya.

“pakai jari sama tangan tante”

“terus?”

“tante berlutut di depan wajah ansel” pinta ansel, tetapi tante nessa ragu karena anggit di sampingnya, ansel sepertinya tau apa yang di pikirkan tante nessa.

“gak ganggu anggit tidur kok tante, kepala anggit ada di dada ansel” jelasnya, tante nessa pun menurutinya ia berdiri sambil melepaskan celananya, dan mengangkang di hadapan ansel.

“waww” desis ansel melihat dengan jelas vagina tante nessa yang di selimuti hutan belantara.

“kenapa?” tanyanya

“tante berlutut aja jangan jongkok” pinta ansel,

“gini?” angguk ansel setelah posisi seperti ini tak menganggu anggit yang tertidur pulas.

“tante pegangan aja ke kayu, terus berlutut aja” pinta ansel,

posisi_kupu_kupu.jpg


vagina tante nesssa dan bibir ansel hanya beberapa centi, ansel langsung memainkan dengan dua tanganya,

“ngghh” tubuhnya agak tersendak saat bibir vaginanya di buka, dan ansel melumat bagian dalamnya. Terasa basah karena sisa klimaks tadi,

“ssslllrrrrrrrrpp slrrruuupp” suara lidah ansel menyedot vaginanya, memang agak susah karena bulunya terlalu lebat, terkadang bulunya juga tak sengaja ke gigit ansel,

Tante nessa mendongkan kepalanya sambil berpegangan di kayu pajang, kepala menggeleng-geleng menahan nikmat perlakuan ansel.

“enak tante??” tanya ansel sambil mengelus perutnya dan tak lupa terus menjilati vagiananya, tante nessa menangguk, membiarkan tangan ansel menjalar ke atas tepat buah dadanya.

“uhhhmmmm “ desis tante nessa merasakan kedua putingnya di pilin bersamaan, dan lidah ansel bermain di klitorisnya, ansel juga kagum dengan buah dada tante nessa yang benar-benar kenyal.

“mauu ansell,, ngghh” desis tante nessa memegang kepala ansel yang sedang mengocok vaginanya dengan dua jari sambil kembali melumat klitorisnya.

“ohhhh ansell,, nggghh” desahnya tertahan menarik kedua tangannya agar meremas keras buah dadanya. Tak lama tante nessa menekan pinggulnya dan tubuhnya bergetar lagi. cairan hangat kembali memeleleh membasahi bibir ansel,

“uhhhhh” tante nessa langsung duduk di sampingnya, menarik nafasnya dalam-dalam, ansel hanya tersenyum puas, jujur libidonya tak beraturan, dalam sekejap ia merasakan lelah, dan tak berminta melanjutkan yang lain.

“ansel,, kamu tidur?” tanya tante nessa melihat ansel terpejam, dan benar ansel tertidur.

“lagi sakit aja kayak gini, apa lagi udah sehattt,” ucap pelan tante nessa membuka baju tidurnya, dan kini tubuhnya telanjang bulat masuk ke dalam selimut ansel.

Ansel kembali tidur dengan di apit oleh dua wanita dengan telanjang bulat memeluk tubuhnya dari sisi kanan dan kiri.



Bersambung.....



Note, update tipis ya hu,,,,, selamat menikmati..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd