Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tiga Putri

Dua



Terjebak


Waktu sudah menunjukan Jam sembilan malam, tak ada tanda-tanda pembeli lagi, anggit bersiap-siap untuk merapihkan patung-patung manekin yang berjajar di depan toko.

“aaahh, kenapa ini patung jadi berat” lenguh anggit merasakan tangannya sedikit lemas, padahal berat patungnya tak seberat biasanya.

“Sini gue bantu” ansel tiba-tiba muncul di samping anggit sambil mengangkat patung manekin masuk ke dalam toko.

“issh lo pasti ada maunya kan?’ tanya anggit, ansel berdiri di hadapan anggit dengan senyum merekah.

“udah gue duga” lanjut anggit menyilangkan kedua tangannya. Menatap wajah ansel sebentar.

“hehee tau aja, gue nginap lagi yah disini boleh ya?”

“haaaaaa??”

“please, gue dah gak ada tempat lagi, selain disini” ansel meletekan kedua tangannya di dadanya, hal yang memalukan memohon untuk mengindap disini, tapi tak ada jalan lain untuk kali ini

“hmm, apa jangan-jangan lo orang DPO yahh?” tanya anggit mengerutkan dahinya sambil menatap ansel tajam, anggit sedikit curiga dengannya sekarang.

“bukanlah, bukan itu, gue di usir dari apartement karena gak bisa bayar tahunan lagi”

“masa?”

“berani sumpah gue sekarang, lo sendiri udah denger kan? Gue udah gak ada tempat tujuan sekarang” helaan nafas ansel,

“gue janji, bakalan pindah. Tapi butuh waktu, minimal untuk malam ini yaah,” ucapnya lagi memegang tangan anggit,

“iah iah, hari ini aja gue bantuin,”

“anggap aja terima kasih soal tadi” jawab anggit membuang muka, karena dia tetap menjaga imagenya di depan ansel.

“serius?”

“iahh,” ansel langsung sigap memasukan sisa patung manekin ke dalam toko, Tak sampai hitungan menit semua sudah rapih oleh ansel, sedangkan anggit hanya duduk manis.

“tapi ingat, kalau lo belum bangun, gue bangunin secara paksa lagi!!” ancamnya,

“tenang, bisa di atur.” jawab santai ansel,, anggit pun langsung bersiap menutup tokonya,

“matiin lampunya, jangan di nyalahin sama sekali, paham?” ucap anggit langsung menutup rolling saat suasana tak ada orang.

Ansel sudah ambil posisi rebahan sambil memainkan ponselnya, menunggu kabar dari indra yang menhilang setelah ia telepon. Ansel pun mengirim beberapa pesan singkat ke indra. Tapi tak ada notifikasi pesan itu terkirim.

“sial, ini bakalan lebih susah, di banding jadi pemuas tante-tante sebulanan penuh” gumamnya kembali teringat satu persatu dua belas tante-tante yang udah ansel cicipi.

“tetep aja, paling nikmat tante sinta, ganas, liar, hyper” senyum ansel selesai membanding-bandingkan kedua belas tante-tantenya.

“kedua tante anna, memeknya lebih menjepit, apa kontol gue kegedean yah”

“setelah ini gak akan bisa menikmatin tante tante kaya dehhh”

“haaaaaa~” ansel mulai mau terlelap, tetapi ada seseorang yang membuka rolling dor tokoknya.

“jangan-jangan maling?” ansel langsung bersembunyi,

“gak mungkin itu bocah balik lagi, karena kwahtirin gue” ansel berjalan pelan bersembunyi di sudut toko yang berjajar dengan patung manekin

Tak lama rolling door terbuka, masuk seseorang, tak terlihat jelas karena hanya berbayang-bayang, dari postur tubuhnya itu bukan anggit. Ia langsung masuk kearah tempat kasir dan seperti mencari sesuatu.

“wah beneran ada maling, tapi masa ia cewek malingnya?”

Ansel memutuskan mengambil kain pajang yang ada di salah satu manekin, dia gulung-gulung di buat seperti tali. Sambil berjalan perlahan untuk menyekap orang itu.

“Kenaa lo..” ansel berhasil menyekap mulutnya, dan melilitkan sebisanya.

“nggh ngghh”suaranya benar seorang wanita, ansel tak berniat melakukan kekerasan, terkecuali cowok. Pasti dia langsung hajar di saat itu juga.

“ngggh gngghh” erangan yang keluar terus dari mulutnya, di tambah ia terus berusaha melepaskan diri, ansel langsung di pepetkan ke tembok, dekat kasir.

“sekarang gak bisa lari loo...” tanganya kembali mengambil kain yang lain, mengingatknya bersama tiang besi pakaian.

“dan sekarang, kita lihat siapa orangnya” ansel langsung menutup rolling door toko dan menyalakan lampu toko. Tubuhnya langsung terdiam terpaku menatap cewek itu,

“dia kan..... mampusss gue salah orang” ansel terkejut orang di depannya adalah pemilik toko ini. ansel yakin dia orangnya karena dari postur tubuhnya mengatakan ia.

“heehhe” senyum ansel saat cece nia menatapnya tajam. Ansel berjalan mundur bersiap membuka rolling doornya, tapi sebelum itu ansel berniat untuk membuka ikatan di tangannya, dan habis itu dia bisa kabur.

“nggh ngghh nghh” cece nia terus berusaha memberontak saat ansel membuka ikatan di tangannya,

“maaf ya”ucap ansel tak membuka semua ikatan tangannya, hanya mengendorkan aja, dan bersiap pergi sambil membawa tasnya.

“bltaaaakkkkkk” cece nia melemparkan patung kucing di meja kasir tepat ke arah kepala belakangnya. Hal itu membuat Ansel langsung pingsan di tempat.

***

Ansel mulai tersadar merasakan kepala berputar-putar, di tambah rasa nyeri di kepala belakangnya terkena patung kucing, dan kepala depanya terbentur lantai.

Dengan mata sayu ansel membuka matanya, ia melihat sesosok cewek berdiri di depannya. Dan ia mendongakan kepalannya agar menatap wajahnya.

Bayang-bayang yang buram kini jernih, di depannya adalah cece nia, pemilik toko pakaian ini.

“ggh” ansel emrasakan tanganya tak bsia di gerakan, tangannya terikat di tiang besi, yang dimana dia mengikat cece nia. Tapi bedanya ansel terikat sambil duduk di lantai.

“Lo siapa???” tanyanya dengan bentakan.

“maling teriang maling?? Ha??” tanyanya sambil mendongakan kepala ansel yang menuduk dengan kakinya, ansel tak menjawab karena ia sendiri masih merasakan pusing.

“saya temannya anggit, bukan maling” jawab ansel menggeleng-gelengkan kepala untuk menghilangkan pusingnya. Cece nia sempat terdiam memperhatikan wajahnya.

“ohh.. sejak kapan anggit punya temen cowok kayak lo?” cece nia semakin curiga karena anggit jarang bergaul sama orang semenjak bekerja disini, apa lagi seorang cowok.

“udah lama kok beberapa bulan ini, gak sengaja ketemu” jawab ansel seadanya.

“ohh, “ cece nia memperhatikan wajahnya sambil tersenyum kecil, melihat wajah ansel yang terhitung ganteng juga baginya.

“terus kenapa lo ada di dalam toko gue ha?”

“kebetulan cuman numpang nginap sehari kok, sumpah bukan maling,” kata ansel.

“ohh jangan-jangan lo mau ngentot disini diam-diam sama anggit?” Ucapnya membuat ansel agak terkejut, tak menyangka ucapan to the poin, itu juga membuat dugaan terhadapnya menjadi benar.

“ittu, maaf, hehee”

“Anggit sering cerita ada suara orang ML kalau udah malam disini”

“terus?”


“yah dia ajak kesini, di kost nya gak aman” ansel sedidkit bersalah memakai nama anggit untuk masalah baru ini.

“cih.... gak nyangka bocah kayak gitu ” gumama cece nia menyilangkan kedua tangannya.

“iah lah, kontol gue kan gede, dia aja sampai becek lemes semalam” jawab ansel percaya diri karena memancing-mancing, sekaligus lepas darinya. Cece nia langsung berdiri tepat di hadapan ansel. Kakinya langsung menyentuh selangkangannya.

“yeah gitu” senyum ansel pasti merasakan penisnya yang cukup besar, walau masih posisi setengah tertidur.

“tapi jangan salahin anggit yah, salahin gue aja” ucap ansel berpura-pura meringis kesakitan.

“tergantungg” jawab cece nia sambil berjalan menutup rolling doornya. Yang tadi setengah terbuka.

“tergantung apa?”

“tergantung jawaban lo, yang bikin anggit lemes becek, beneran atau ngak” cece nia, termakan umpang ansel, ia menekan penis ansel cukup kuat. Itu membuat ansel meringis sungguhan karena penisnya secara tak langsung seperti terjepit.

“bisa di buktiin kok, kalau gue bohong, gue bakalan minggat dari sini,”

“cih, enak bener ngomongnya, udah dapat memek gue terus keluar dari sini, tanpa dosa” ucapnya. Membuat ansel tersenyum kecil.

“kalau lo bohong, anggit ikut out dari toko gimana?” ansel melirik tajam kearah cece nia yang juga terseyum.

“wah wah wah jangan bawa-bawa anggit, dia gak ada sangkut pautnya,”

“gak perduli, bisa cari orang lagi kok nanti, walau gajinya pasti tak semurah anggit” senyumya terus menekan penis ansel semain kencang di ikuti ringisan ansel yang merasakan penisnya benar-benar terjepit.

“ah sial,, jadi kacau gini.” ansel sedikit menyesalinya, bukan karena dia gak percaya diri. Tapi kondisi sekarang kurang fit karena habis main habis-habisan dengan tante anna. Apa lagi stamina cewek yang pernah ia setubuhi berbeda-beda.

“lepasin dulu kalau mau”

“noo, nanti lo kabur, sekarang cowok banyak modus, omdo juga” cece nia langsung jongkok membuka resleting celana ansel. Sambil menurunkan celana jeasnya sampai setengah pahanya. Dan kembali meremas cukup kasar penis ansel dari celana dalamnya.

“wooww” desisnya agak terkejut saat menyingkap celana dalam ansel, di saat itu juga penis ansel sudah menegang. Penisnya memang di atas rata-rata kalau sudah menegang, sekitar dua puluh cm, dengan diameter sekitar lima cm.

“kalau gak boleh di bukain ikatannya, sekalian dong singkap sampai lepas” pinta ansel, awalnya cece nia diam, tetapi mengikuti ucapan ansel meenyikap celananya sampai lepas termasuk celana dalamnya.

“wah dari bentuknya udah sering cicipin ya?” tanya ansel, saat tangan cece nia mengocok pelan penisnya,

“ayolah, jagan pura-pura, gue juga sering cicipin kok, anggit yang paling spesial” ucap ansel yang kini memancing cece nia,

“hhmm.. lumayan, tapi gak pernah segede ini” jawabnya tak segalak tadi, diam-diam cece nia langsung melumat penis ansel,

“slrrruupppss” cece nia menggerakan kepalanya, dan sesekali ia menekan kepalanya sampai ansel merasakan kepala penisnya di kerongkongannya.

“aahhh ahhh” desis cece nia kehabisan nafas setelah mencobanya.

“awhh... hampirrr keluar cuman di gituin.. shh” gumam ansel merasakan lumatan yang begitu agresif yang baru pertama kali ia rasakan, dari sekitaran wanita, jarang ada yang melakukan se agresif cece nia, tante santi pun masih di atas dia.

“lo pikir gitu bikin gue klimaks?” ucap ansel berusaha menyudahinya, lama-lama dia juga bakalan klimaks kalau di lumat kepala penisnya terus menerus seperti ini.

“bilang aja gak sabar kan lo, mau memek gue?” cece nia berdiri mengambil sesuautu di laci kasirnya, dan ternyata itu condom. Ia pun langsung memasangka condom dengan mulutnya ke penis ansel..

“lebih enak kalau ikutan di tangan gue lo lepas” pinta ansel,

“mana bisalah, di buktiin aja belom” jawab cece nia melangkah kehadapan ansel, langsung berjongkok sambil memasangkan kepala penisnya tepat di belahan vaginanya.

“nggghhhhh” desisnya pelann.. saat kepala penis ansel mulai masuk, wajahnya sedikit meringis, karena ccece nia belum pernah merasakan penis sukuran seperti ini.

“yeahh, gituu” gumam ansel juga merasakan vaginanya tak jauh beda dengan tante anna,

“aagghhhhh,,, “ jeritnya agak keras, karena ansel meghentakan pinggulnya cukup keras, itu membuat seluruh penisnya masuk ke dalam vagina cece nia

“ihhh, gila lo, “ omelnya, duduk di pangkuan ansel dengan posisi vagina yang tertancap.

“hahaa, habisnya lama banget” tak lama ia membuka jaketnya, menunjukan lekuk tuubuhnya dengan kaos yang ketat.

“gede juga, di olah banyak tangan pasti” ledek ansel saat melihat buah dada cece nia yang besar, dan juga menggiurkan. kemungkinan ukuranya 36b

“isshh, dari sononya memang gede, mau iseep?” tanyanya genit sambil bersiap membuka kaosnya.

“mau lah, susu banyak manfaaatnya” jawab ansel cengengesan. Cece nia membuka kaosnya termasuk branya. Kini cece nia sudah telanjang bulat

“sinii isepp” ansel langsung memajukan kepalanya, tetapi cece nia menarik tubuhnya sampai ansel memeletkan lidah untuk menghisapnya.

“ayoo isepppp masa gak bisa”

“mana bisa kalau di jauhin gitu” protesnya

“usahalah,” senyumnya melihat ansel berusaha memajukan kepalanya lebih jadih. dan akhirnya ansel tak bisa melumat buah dadanya. Yang ada sekarang cece ia mengggerakan pinggul naik turun sambil kedua tangannya berpegangan di bahu ansel.

“shiittt.. gue di kerjainn!!!” gumam ansel, sambil melihat buah dadanya yang naik turun , tanpa bisa meremas maupun melumatnya.

“dalam kan?” balas ledek ansel karena tak dapat susu. Cece nia tak menjawab karena ia menikmati penisnya, sambil meremas buah dadanya sendiri.

“ohhh,,, yaaahh, nikmat banget kontol lo” desisnya menggigit bibir bawahnya.

“ahhh aahh aahhh” desahnya semakin histeris hampir lima menttt melakukan naik turun, bagi ansel posisi ini tak cukup membuat klimaks, terkecuali seperti tadi kepala penisnya di lumat terus menerus.

“bangsaatt aahhh,, “ racaunya langsung rangkul leher ansel, kini wajahnya saling berdekatan, tetap aja ansel tak bisa bergerak, hanya menikmati penisnya yang di obok-obok

“aahhh aahhh mmhhh mhhh” ansel berusaha mencium bibirnya, tapi cece nia mengacuhkannya. dan langsung meletakakan kedua tangannya kembali di bahu ansel, kali ini gerakanya semakin cepat.

“aarrgghhhhhhhhhhhhhhh” lenguhnyaa sambil menekan dalam-dalam pinggulnya,

“ohh shitt” racau ansel saat merasakan penisnya seperti di hisap semakin dalam, sama seperti tante anna waktu itu. Dan ia pun klimaks

“satu kosongg” ucap ansel, cece nia tak menghiraukannya dia masih menikmati klimaksnya.

“jadi gimana?”

“apanya?”

“udah terbukti?” cece nia tak menjawab, dia langsung merangkul leher ansel lagi,

“baru satu, anggit berapa kali klimaks?” tanyanya.

“hmm. Empat,” cece nia langsung terkejut,

“bohong lo,,,”

“ya udah gak percaya, itu klimaks terpaksa sih soalnya gue belum keluar” jawab ansel, berbohong, tetapi soal klimaks empat kali itu tante annna yang ia ceritakan.

“ploppppp” penis ansel terlepas dari vaginanya, cece nia langsung berjongkok di samping ansel untuk membuka ikatan di tangannya.

Setelah terbuka ansel langsung menyergap tubuh cece niasa sampai rebahan di lantai, ansel merentangkan kedua tanganya, langsung melumat bibirnya.

“mmmcchhh mccchh mccchhhh” kali ini ia tak menolaknya dan membalas lumatan ansel,

“mccuhhh mcchhh mccchhhh”, tak lupa lidah mereka juga saling bermain.

Hampir lima menit saling berciuman, ansel meregangkan kedua kaki cece nia, ia bisa melihat dengan jelas vaginanya yang basah tanpa bulu sedikit pun. Dan memang vagina kebanyakan keturunan memang agak putih dan pink.

“anggit di giniin duluu” bisiknya menggesekan kepala penisnya di belahan vaginanya.

“ngghhh” tubuh cece nia menggeliat saat kepala penis ansel masuk, dan kembali di keluarkan beberaoa kali.

“blessssssssss”

“aaaaaaaaaahhhhh” jeritnya cukup kencang, karena terkejut saat ansel langsung memasukan seluruh penisnya ke vaginanya..

“ohh yah,, ya yah “ gumam ansel, menggerakan pinggul terus, kali ini tanganya leluasa bisa meremas buah dadanya yang kenyal, sambil jari=jari memainkan putingnya yang mancung.

“aaaahh pelaan pelaaannn ihssshhhhh” racaunya saat tiba-tiba ansel menggerakan pinggulnya sangat cepat,

“plookkk -plokkk plokkkkkkk” suara benturannya cukup keras, sampai cece nia memejam kan mata sambil memegang kedua tangan ansel,

“”aaahhhhhhhhh.. noooooo” tubuhnya kini kembali bergetar di ikut desahan panjangnya..

“dua kosong” ansel sedikit kwahlahan, karena dia harus menahan klimaksnya sesuai dengan ucapannya,

“plopppp” ansel mencabut penisnya, dan langsung memukul-mukul penisnya di belahan vaginanya

“haaa, haaa “ nafasnya tak beraturan dan masih tergeletak di lantai.

“giliran gue sekarang yahh” bisik ansel langsung memposisikan cece nia berdiri sambil berpegangan di meja kasir,

“plaaakkkk, Plaaakkk , Plaaakk” tamparan beberapa kali di boangkahan pantatnya. Cece nia tak bersuara dan pasrah mengikuti kemauan ansel.

“mau lemes bnaget?” bisik ansel memeluk tubuhnya dari belakang, sambil kedua tanganya memainkan buah dadanya, dan satunya mengelus vagina yang basah.

“noo, jangan, gue udah lemes” lenguhnya, ansel pun tersenyum penuh kemenangan, ia langsug menancapakan penisnya dengan posisi seperti ini.

“ohhhh” desis pelan cece nia sudah pasarah, ansel sedikit menarik pinggulnya agak lebih menungging, dengan masih posisi berdiri

“nggh nggh nggh ngghh” desahnya yang tersumpal oleh bibir ansel, ansel terus menggerakan pinggulnya sekuat tenaga .

“ohhh yah dikit lagii” ansel terus menggerakan pinggulnya dengan cepat, sambil satu kakinya di angkat,

“ohhhhhhhhh yaaaaahhhh” desis ansel menekan dalam-dalam penisnya, tanganya juga tak lepas memainkan kedua buah dadanya.

“gimana, gak bohong kan?” bisik ansel, mencabut penisnya pelan. Cece nia tak menjawab, dia langsung duduk di lantai sambil mengambil nafas lagi, ansel tak tau kalau dia klimaks bersamaan dengannya, andai gak pakai pengaman bahan olahannya pasti jadi di dalam rahimnya.

“jadi gimana? Gue boleh nginap beberapa hari disini?” ansel ikut duduk bersila di samping cece nia yang masih tak bertenaga.

“iah, kalau ada barang ilang anggit yang tanggung jawab”

“kenapa selalu anggit yang tanggung?”

“ya kan anggit cewek lo,” cece nia berdiri langsung mebersihkan vaginanya dan juga merapihkan pakaianya yang tercecer di lantai.

“lo boleh nginap sesuka lo disini semau lo, dan lupain soal kejadian tadi” tatapannya berubah seratus delapan puluh derajat,

“kalau kita ketemu lagi kayak tadi?”

“lo harus buat gue lupa, caranya lakuin kayak tadi” cece nia tersipu malu saat menatap wajah ansel, ia langsung membuang mukanya menjaga imagennya. Ansel tertawa kecil mendengar ucapannya.

“oh ia, stok condom gue jangan di pake buat lo sama anggit, modal sendiri okeh” ucapnya sebelum pergi. Dan bearti cece nia ke dalam toko untuk mencari condomnya.

“haaaaa~” ansel menghempaskan tubuhnya duduk di lantai, pintu rollingdoor pun di tutup cece nia, termasuk menguncinya.

“sial, kualat gue pakai nama anggit buat cari alasan, tapi lumayan juga itu kue apem,” senyum ansel mengingat kejadian tadi,

“satu dua hari gue aman disini, cewek kayak dia tunggu moodnya baik pasti datang lagi ke gue” ucapnya dengan percaya diri.

“gak tua gak muda, idaman juga si joni... hahaha” tawanya melihat penisnya yang mulai tertidur pulas.

Di lain sisi, anggit merasakan kupingnya berdengung saat ia sedangkan asik tertidur pulas,


Bersambung...

#Note, untuk besok ane gak update ya para suhu tercintah.. thanks yang udah luangin waktu buat baca, jangan sungka kritik dan saran.. apa lagi pasti tulisan ane banyak typo nya..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd