Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Time Traveler Agent (Update 30 April 2022)

Lanjutkan hu, makin penasaran apakah bisa ke masa lalu dan masa depan.
Sekalian mo tanya hu, wss itu kayak organisasi intel (ex:mi6) atau organisasi supernatural (ex:mib) ?
thank you hu.
 
Bagian VIII : First Mission

"Good Morning. Hari ini adalah, misi pertama kalian. Karena suatu dan lain hal, mesin ini tidak bisa langsung membawa 3 orang sekaligus dalam misi yang berbeda," ujar Tania El Hariri dihadapan ketiga agen WSS pagi itu.

"Dengan pertimbangan spesifikasi dan skill yang berbeda setiap agen yang diperlukan untuk menjalankan misi, kemudian urgensi pelaksanaan misi, maka rapat pimpinan memutuskan Rey, bakal menjalankan misi pertama," ucap Tania dengan nada dingin, namun tegas.

"Misi pertama ini sebenarnya mudah, hanya memgambil sebuah batu meteor yang kebetulan jatuh di dekat Stadion Lebak Bulus di Jakarta. Nanti koordinat bakal diberikan melalui chip yang khusus ditanam di kornea mata. Tenang saja. Chip tersebut sudah dijamin aman karena terbuat dari selaput kornea mata pendonor yang kita miliki. Dengan chip itu, kamu bisa menggunakan komputer virtual yang hanya bisa kamu gunakan dan litar sendiri, namun bisa berkomunikasi dengan markas," jelas Tania.

"Oh, iya. Berdasarkan catatan sejarah, di Stadion Lebak Bulus Sabtu, 10 April 1993 dan Minggu, 11 April 1993 digelar konser Band Thrash Metal Metallica. Menurut catatan sejarah, terjadi rusuh massa pada konser yang digelar 2 hari itu. Namun kesempatan rusuh itulah yang bisa kamu manfaatkan untuk memgambil pecahan meteorit yang diameternya cuma 5 cm itu. Namun benda tersebut, sangat berguna untuk pengembangan alat komunikasi yang sedang kita teliti," jelas Tania.

"Setelah briefing ini, kamu segera pergi ke laboratorium, untuk dipasangi chip. Mudah saja, pasangannya dan tidak terasa. Karena cuma meneteskan obat tetes mata yang sudah berisi molekul chip komputer kita," jelas Tania.

"Jenis meteorit tersebut akam dijelaskan pada panduan yang bisa kamu akses pada virtual komputer. Kamu diberikan waktu seminggu dalam misi ini. Nantinya bakal disetting, berangkat tanggal 9 April 1993 sehari sebelum konser Metallica. Setelah kepingan meteorit bisa didapatkan, kamu diberikan waktu beberapa hari untuk menetralkan elemen, pada meteorit tersebut dengan campuran kimia dengan cara perendaman beberapa hari sebelum dibawa kembali ke markas. Tujuannya agar kemurnian mineral meteorit bisa terjaga,lantaran sebelumnya temah tercampur tanah di Jakarta. Sementara itu penjelasan saya. Dismiss," ujar Tania.
====

"Congratulation Rey," ujar Raka dan Natasha menyalami rekannya.

Rey kemudian segera memasuki, laboratorium dan teknisi kemudian meneteskan cairan mirip obat tetes mata.

Sesaat kemudian, mata Rey tiba tiba melihat sesuatu.

"Wew. luar biasa, komputer virtual reality yg mantap. Bahkan gak perlu menggunakan keyboard karena otak kita bisa memerintahkan komputer,sesuai keinginan kita," ujar Rey.

Setelah mencoba sejenak komputer tersebut, Rey memgganti kostum dan menuju Time Machine.

Boss Harrry A.K.A Boss 001 mengatakam bahwa nantinya Rey bakal diberikan identitas sebagai Mahasiswa UCLA yang sedang melakukan penelitian sosiologi di Jakarta.

"Kamu nanti bakal dilengkapi dengan berkas seorang mahasiswa Amerika bernama Roberto Ramos, asal Arkansas, berdarah campuran Latino - Irlandia, yang hilang, namun tidak ada yang mencarinya, lantaran ia yatim piatu dan antisosial. Ini berkas dan identitas miliknya yang sudah kita ubah sesuai keperluan. Foto sudah menggunakan wajahmu. Misi ini dianggap sesuai karena kamu juga berdarah campuran. Paling tidak mirip dengan si Roberto," jelas Boss 001.

"Dari Time Machine kamu diturunkan di Honolulu - Hawai, disuatu tempat yang sudah kita persiapkan. Kemudian, kamu beli tiket, berangkat ke Jakarta dengan identitas baru. Jelas," ujar Boss 001.

"Siap. Jelas," sahut Rey singkat.

Rey kemudian memasuki ruangan time machine dan kemudian pintunya ditutup oleh teknisi.

Setelah memasuki time machine, Rey kemudian merasakan kembali betotan elemen dan molekul hasil kerja dari mesin waktu.

Beberapa detik kemudian, ia sudah tiba di tengah hutan di negara kepulauan yang terletak di bagian Samudera Pasifik tersebut.

Segera setelah tiba, pintu time machine terbuka. Sesaat kemudian komputer chip yang tertanam di tangan Rey bereaksi.

Sesuai perintah yang diberikan melalui komputer chip, Rey kemudian menekan sebuah tombol yang terdapat pada bagian pinggir depan mesin waktu. Sebuah laci otomatis terbuka, berisi ransel berisi pakaian serta uang tunai dollar dan rupiah. Dari laci tersebut juga terdapat kartu ATM untuk keperluan operasional selama menjalankan tugas.

Setelah memencet tombol merah yang terdapat pada hologram komputer chip, mesin waktu mendadak menghilang dari pandangan menggunakan teknologi super stealth. Sehingga mesin waktu tersebut tidak mungkin bisa dilihat dan disentuh apapun. Karena teknologi zaman itu belum ditemukan untuk memunculkan mesin yang tersembunyi tersebut.

Setelah berganti pakaian, berupa celana jeans, kaos hitam bergambar band metal dan baju flannel serta sepatu Converse, Rey kemudian bergerak meninggalkan lokasi itu.

"Rey, segera menuju bandara. Pesan tiket dan berangkat ke Jakarta," perintah Tania melalui komputer chip.

Karena ia tiba di bandara sekitar pukul 09.00 waktu setempat , Rey harus menunggu penerbangan yang berangkat sekitar 4 jam lagi.

Tidak ada yang istimewa selama ia menunggu penerbangan. Sesuai waktu penerbangan, ia kemudian memasuki pesawat dan terbang menuju Jakarta.

Sekitar 3 jam penerbangan dan 1 kali transit, Rey kemudian mendarat di Bandara Soekarno - Hatta.

Pasca mendarat Tania kemudian memberi petunjuk bahwa Rey harus mencari rumah kontrakan singkat yang berlokasi dekat Stadion Lebak Bulus. Tujuannya agar ia mudah menuju lokasi konser Metallica yang berakhir rusuh tersebut dengan berjalan kaki saja.

"Ingat, kamu tidak boleh menggunakan Bahasa Indonesia yang lancar. Bahasa Indonesia mu harus seperti logat bahasa Indonesia mu harus terkesan seperti turis. Karena warga setempat senang bila ada turis yang mengerti bahasa asli negaranya," perintah Tania.

"Yup, thanks for your advice, hot lady," ujar Rey nakal.

Di control room WSS Tania cuma bisa tertawa cekikikan.

Setelah memesan taxi warna biru dan bertanya dimana ada rumah kontrakan yang bisa disewa selama 10 hari di kawasan Lebak Bulus Rey kemudian mendapatkan informasi dari driver bahwa ada rumah kontakan yang biasa disewa oleh turis dalam waktu yang tidak lama.

Setelah beberapa jam melintasi jalan Jakarta yang macet, taxi tiba di depan sebuaj rumah yang tidak terlalu megah, namun asri.

Pengemudi kemudian taxi kemudian keluar dan membukakan pintu bagi Rey. Pengemudi tersebut lalu berjalan menuju depan rumah dan mengetuk pintu. Penjaga rumah kontrakan tersebut ternyata seorang pria paruh baya dan pengemudi taxi lalu menyampaikan bahwa ada turis yang bermaksud menyewa rumah selama 10 hari.

Setelah sepakat masalah pembayaran Rey menyerahkan sejumlah rupiah pada penjaga rumah. Kemudian ia juga membayar ongkos taxi dan memberikan tip lumayan besar pada sang pengemudi.

"Wah. Tengkiu Mister. Dalam rangka apa nih kesini," ujar sang pengemudi.

"Menyelesaikan thesis penelitian sekaligus nonton konser Metallica," ujar Rey dengan logat standar expatriat.

"Oh iya. Nanti bisa saya antarkan untuk mencari tiket mister. Bisa dibeli di Ibu Dibyo di Cikini," ujar Rey.

"Oh. Ok. Thanks buddy. Bagaimana bila sekarang saja kamu antarkan saya menuju kesana dan kemudian cari tempat makan," ujar Rey.

"Ok. Mister. Tapi kalo bisa kita singgah dulu ke kantor saya. Biar nanti saya lapor dulu bahwa setoran hari ini sudah cukup. Ntar, kita bisa pakai mobil sewa jam-jaman punya teman saya. Murah kok Mister. Itu termasuk ongkos saya antarkan kesana kemari juga,"ujar pengemudi sambil menyebutkan nominal uangnya.

Rey kemudian memasuki rumah tersebut. Bagian dalamnya cukup asri dan terkesan homy. Penjaga rumah mengatakan rumah tersebut milik seorang mantan pejabat. Lantaran pemiliknya punya rumah lain yang lebih besar, rumah tersebut kemudian tidak ditempati lagi. Tapi dijadikan persewaan homestay.

"Kata pak bos, uangnya bisa saya simpan. Bos memang baik. Mungkin lantaran saya sudah lama kerja dengan beliau. Pesannya sih yang penting rumah tersebut selalu dirawat dan harus bersih. Karena kata pak bos itu adalah rumah masa kecilnya," kata si penjaga rumah.

Rey kemudian memasuki sebuah kamar yang cukup asri. Bagian kamar tersebut terdapat pintu kaca besar yang bisa bisa dimasuki dari bagian taman terbuka di tengah rumah.

"Silakan mister. Di meja bar juga ada wine dan minuman beralkohol fasilitas disini. Silakan dinikmati Oh iya, bila nanti memerlukan bantuan untuk bebersih atau apapun, silakan telpon saya. Nomornya ada tertulis dekat meja telepon. Tapi tidak bisa segera, lantaran rumah saya lumayan jauh," ujar si penjaga rumah.

"It's ok, thanks for your hospitality," ujar Rey sambil menyerahkan uang tip yang disambut dengan wajah berseri oleh si penjaga rumah.

"Wih tamunya royal. Anak orang kaya mungkin di negaranya ini," ujar si penjaga rumah dalam hati sambil menyalami Rey dan menyerahkan kunci homestay.

"Come on buddy," ujar Rey pada pengemudi taxi.

"Ok. Mister. Tidak istirahat dulu yah?"

"Chill. Saya ingin lihat kota Jakarta dan mencari tiket konser Metallica," ujar Rey.

Mobil taxi kemudian berjalan, menuju pool taxi. mengganti mobil dengan mobil sewaan, melanjutkan beli tiket konser kemudia mereka mencari makan.

"Mau makan dimana mister,"

"Saya ingin cari makanan tradisional. Apakah food court tradisional disini,"

"Ohh. Bisa di pinggiran warung makan kaki lima di kawasan Jalan Jaksa. Murah, bersih dan enak. Turis-turis biasanya senang kesana. Bahkan biasanya turis banyak menginap di homstay dikawasan jalan Jaksa itu Mister. Cuma anda yang beda, nginapnya di Lebak Bulus. hehehehe," ujar pengemudi.

Saat makan disebuah warung sate kambing kaki lima, Rey memperhatikan memang banyak para turis yang juga menikmati kuliner dikawasan tersebut.

Walaupun waktu sudah menunjukka ln pukul 22.00 WIB pengunjung warung datang silih berganti. Kemudian Rey melihat ada seorang pengunjung warung yang baru masuk. Seorang perempuan berpenampilan elegan seperti pekerja kantoran, yang diperkirakan berusia 30 tahun. Bodynya terlihat montok dan sexy dengan tinggi badan sekitar 169 cm.

Ia tampak celingukan mencari tempat duduk lantaran kursi pengunjung warung sudah penuh terisi pengunjung.

Melihat hal itu, Rey kemudian menegur perempuan tersebut.

"Excuse me. Bila bersedia anda bisa duduk disini," ujar Rey.

"Oh. Terima kasih. Anda bisa bahasa Indonesia," ujar perempuan itu.

"Yah. walaupun bahasa Indonesia saya tidak terlalu baik,"

"Hmm. Bahasa Indonesia mu cukup bagus. Makasih yah diberikan tempat duduk. Eh tapi nggak ganggu kamu makan, kan?" ujar si perempuan.

"Chill. Dari pada anda makan sambil berdiri. hahaha. Nama saya Roberto Ramos," ujar Rey memperkenalkan nama aliasnya.

"Saya Anita. Eh. maaf sepertinya cara kita bicara agak kaku yah. Kalo kamu di Jakarta, supaya lebih akrab panggil saja Elo - Gue. Elo atau lebih singkat lagi Lo means you and Gue : Me," ujar Anita.

"Hmm. Menarik Elo biasa makan disini ya?" ujar Rey.

"Yah. Sate kambing disini favorit saya dari dulu. Memang warungnya selalu penuh. soalnya rasanya enak. Gue aja rela nunggu pengunjung selesai makan biar bisa makan disini sambil nikmati suasana. Eh ngomong-ngomong Lo dengan guide yah selama di Jakarta," ujar Anita sambil melihat si pengemudi.

"Oh. Dia tadi pengemudi taxi yang mengantarkan dari bamdara menuju homstay di Lebak Bulus. Tapi selesai makan ini yah paling saya diantarkan pulang," ujar Rey.

"Eh, gue bawa mobil. Ntar gue anterin jalan-jalan liat pemandangan malam Jakarta. Mau nongkrong juga hayo," ujar Anita.

"Kalau Gue sih ok aja. Tapi kita baru kenal. Elo tidak takut gue orang jahat atau bagaimana," ujar Rey.

"Hahaha. Santai. Kalo elo orang jahat juga pasti gampang tertangkap. Kan mencari keberadan bule disini lumayan gampang. Polisi pasti bisa bergerak cepat," ujar Anita terkekeh.

"Trus gimana kalo Elo yang jadi penjahatnya," ujar Rey dengan nada menggoda.

"Ciaahhh. Gue gebet juga nih bule," ujar Anita tertawa genit.

Rey kemudian membayarkan uang sewa mobil dan memberikan lagi tip pada si pengemudi sambil mengucapkan terima kasih.

"Tengkiu mister," ujar si pengemudi kegirangan sambil pamit.

"Jarang-jarang dapat anteran bule kaya. Biasanya bule buluk," gumam si pengemudi dalam hati.

Setelah beberapa saat menikmati makanan ditemani Anita, mereka kemudian memutuskan pergi.

"Mau kemana nih. Mau jalan jalan atau nongkrong," ujar Anita.

"Kita ke homestay Gue aja yah. Kalo elo mau soalnya tadi siang baru tiba di Jakarta, trus jalan-jalan melihat kemacetan," kata Rey sambil duduk di jok depan Toyota Starlet milik Anita.

"Boleh. Dimana alamatnya,"

Rey kemudian memperlihatkan kartu nama yang bergambar rumah dan tertulis alamat homestay yang disewanya.

"Hmm. Tumben nginap di Lebak Bulus. Biasnaya turis banyak di Jalan Jaksa," kata Anita.

"Supaya dekat nonton konser Metallica," sahut Rey.

"Ohh, gitu. Gue sih gak ngerti metal. Kalo pop ama jazz sih dikit-dikit tahu. Mungkin oleh elo masih muda yah," ujar Anita melirik genit.

Rey terkekeh.
"Oh iya. Elo baru pulang kerja atau gimana ini. Gak malah ngerepotin yah?

"Tenang. Besok gue libur. Soalnya tadi baru lembur, ngerjain laporan keuangan di kantor. Karena tugasnya mendadak dan sampai malam, kata si bos besok gue dikasih waktu libur sehari. Kebijakan aja sih," kata Anita.

Beberapa saat mobil melintas di jalan di Ibukota Indonesia tersebut, mobil Anita tiba di homestay Rey.

"Itu rumahnya kan Roberto. Hmm, lumayan asri juga. Ada garasinya lagi,"

"Kalo elo bersedia, kita bisa ngobrol malam ini. Yah, gue kan pertama kali ke Jakarta. Jadi masih bingung apa yang menarik disini," kata Rey.

Setelah itu mereka memasuki rumah, Anita terlihat mengagumi dekorasi rumah itu.

"Lumayan bagus juga. Biar rumah tua, tapi gak ada kesan menyeramkan. Mungkin lantaran ada penjaga yang khusus merawat rumah ini. Dan bentuknya juga gak terlalu besar banget," ujar Anita.

"Right. Rumah ini memang dihuni oleh seorang penjaga yang juga selalu merawat dan membersihkan. Elo mau wine," kata Rey.

"Wow. Asik juga rumah ini. Fasilitasnya lengkap. Tapi masa elo sendirian aja sih disini," kata Anita.

"Yah. Kan gue belum ada teman disini,"

"Apa perlu gue temenin. Gue bisa temenin brondong bule ganteng macam elo," ujar Anita genit.

Rey tersenyum. "Shall we dance," ajak Rey sambil menyerahkan gelas berisi wine.

Ia kemudian mengambil piringan hitam bertuliskan Romantic Jazz meletakkannya ke turntable dan musik berkumandang.

"Roberto, kita baru kenal kok, kayaknya gue sudah nyaman banget sih sama elo," kata Anita sambil memeluk tubuh Rey dan berdansa

"Mungkin kita sama-sama kesepian. By the way Elo mau nginap disini," kata Rey.

"All right," sahut Anita.

Usai beberapa lagu mereka berdansa dan dipengaruhi oleh wine serta suasana romantis, mereka kemudian berciuman. Dari kecupan bibir singkat hingga lama-lama kedua insan tersebut melakukan French Kiss. Secara tiba-tiba, Rey mengangkat badan Anita dab membopong tubuh sintal perempuan itu.

"Ohhhh. Roberto, ihhh. Nakal deh," ujar Anita dengan nada manja.

Tubuh sintal tersebut dibopongnya kedalam kamar utama di homestay.

Dengan lembut, diletakkannya tubuh Anita. Suasana terasa sangat romantis, ditingkahi suara musik jazz yang secara samar-samar terdengar mengalun dari ruang tengah.

"Kamu ganteng banget. How lucky I am. Ketemu brondong bule ganteng macam Elo. Abis nyate kambing lagi," ujar Anita sambil terpejam lantaran lehernya dikecup dan dijilati Rey yang kali ini menggunakan nama samaran Roberto.

Anita kemudian melepaskan blazer yang dikenakannya. Demikian juga Rey. Dengan perlahan ia membuka pakaiannya hingga menyisakan celana dalamnya.

"Pheww. How sexy you are," ujar Rey.

Tubuh Anita memang montok berisi hasil dari kegemarannya berlatih aerobik.

Anita melepaskan celana panjang kerjanya dan hanya menggunakan baju kemeja atasan serta celana dalam.

Saat Rey, bermaksud membuka Anita menolaknya.

"Oh maaf. Gue berlebihan atau tidak sopan ya," ujar Rey.

"Nggak sih. Cuma gue malu aja. I haven't shaved my armpits for a few days," ujar Anita.

"Hey. I love hairy armpits, it's so sexy," ujar Rey sambil pelan pelan membuka kemeja Anita.

Wow. Ternyata payudara Anita lumayan besar dan kencang. Dengan wajah memerah malu-malu, ia mengangkat tangannya saat Rey berhasil membuka pengait belakang bra yang dipakainya.

"How sexy you are," Rey sambil menciumi ketiak Anita yang berbulu dan berkeringat.

Walau demikian tubuh perempuan itu beraroma sangat menggairahkan akibat bercampurnya keringat dan parfum yang digunakannya.

"Oooohhhh... Roberto. Kenapa dijilat ketiak gue Kan bau. belum mandi lagi, abis seharian kerja," kata Anita sambil menggelinjang menahan rasa nikmat.

"Emmmphhh. Aroma elo sexy banget. Makes me turn on," ujar Rey sambil menurunkan celana dalamnya dan memperlihatkan kontolnya yang sudah berdiri.

Ahhhh.. Anita terpekik kaget melihat kontol sepanjang 27 cm dengan diameter 6 cm milik Rey yang sudah ngaceng.

"Gila gede banget ini. Kontol tergede yang pernah gue lihat," ujar Anita sambil memegang dan mengocok kontol Rey.

Bersambung
 
Terakhir diubah:
Welkambek mastah, cerita fantasy lama yg oke namun mangkrak akhirnya berlanjut kembali.

Ditunggu segera lanjutannya hu :)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd